• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menumbuhkan Minat Belajar Siswa Dalam Pe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Menumbuhkan Minat Belajar Siswa Dalam Pe"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Menumbuhkan Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Seni Rupa

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) sering kita temui anak yang sulit memahami materi pelajaran yang sedang diajarkan. Banyak faktor yang menyebabkan anak sulit memahami materi, salah satunya adalah strategi/metode belajar mengajar yang digunakan oleh guru. Untuk itu seorang guru harus mengupayakan strategi belajar mengajar yang tepat yang melibatkan siswa secara langsung baik secara fisik maupun pikiran. Upaya lain yang dapat dilakukan untuk membantu siswa memahami materi adalah dengan menggunakan media yang menarik sesuai dengan materi yang sedang dipelajari. Dengan media yang menarik siswa akan termotivasi untuk memperhatikan dan tentunya akan lebih memiliki rasa keberminatan mengikuti KBM.

Tanpa adanya minat untuk belajar, siswa tidak akan bergairah untuk menyerap materi. Sebenarnya minat siswa dapat kita bangkitkan dengan cara memberikan motivasi. Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan tertentu (KBBI, 2001: 756). Motivasi sangat diperlukan oleh siswa karena hal ini berpengaruh terhadap banyak sedikitnya informasi yang dapat diserap siswa pada waktu materi disajikan kepada mereka. Siswa yang termotivasi untuk belajar tentu akan sungguh-sungguh dalam mempelajari materi, sehingga siswa akan berusaha menyerap dengan lebih baik. Motivasi belajar siswa merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan belajarnya. Motivasi merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi seorang anak didik (Djamarah dan Aswan Zain, 2010:148)

Minat dan motivasi dalam belajar mempunyai hubungan yang erat sekali. Seseorang yang menaruh minat yang tinggi pada mata pelajaran tertentu, biasanya cenderung untuk memperhatikan dan termotivasi terhadap mata pelajaran tersebut. Sebaliknya, bila minat dan motivasi belajar rendah maka perhatian siswa terhadap materi yang sedang diajarkan akan sangat berkurang. Jika hal ini terjadi berlarut-larut dan terus-menerus tanpa adanya upaya seorang pendidik untuk membangkitkannya maka bisa jadi siswa tidak akan pernah memahami dan menaruh perhatian terhadap materi pelajaran.

(2)

Berdasarkan uraian yang penulis ungkapkan dalam latar belakang, permasalahan dalam karya tulis ini dapat penulis rumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana cara membangkitkan minat belajar?

2. Adakah hubungan minat belajar dengan upaya pembentukan pribadi siswa yang berkarakter?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan karya tulis ini dapat dikemukakan sebagai berikut.

1. Untuk menggambarkan cara membangkitkan minat belajar.

2. Untuk menggambarkan hubungan minat belajar dengan upaya pembentukan pribadi siswa yang berkarakter.

1.4 Manfaat Penulisan

Penulisan karya tulis ini diharapkan bermanfaat terutama bagi guru dalam upaya pembentukan karakter siswa setelah kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Selain itu, karya tulis ini dapat dijadikan sebagai sumbangan informasi bagi dunia pendidikan terutama yang berkaitan dengan pendidikan karakter.

Menurut The Liang Gie (1994:28), Minat merupakan salah satu faktor pokok untuk meraih sukses dalam studi. Penelitian- penelitian di Amerika Serikat mengenai salah satu sebab utama dari kegagalan studi para mahasiswa menunjukkan bahwa sebabnya ialah kekurangan minat. Secara lebih terinci arti penting minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan studi ialah minat melahirkan perhatian yang serta merta, minat memudahkan terciptanya konsentrasi, minat mencegah gangguan perhatian dari luar, minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan, dan minat memperkecil kebosanan studi dalam dirinya.

(3)

untuk mengulang-ulang tindakan-tindakan yang didasari oleh minat dan minat ini dapat bertahan selama hidupnya.

Dengan demikian, minat belajar merupakan faktor yang sangat penting dalam keberhasilan belajar siswa. Disamping itu minat belajar juga dapat mendukung dan mempengaruhi proses belajar mengajar di sekolah. Namun dalam prakteknya tidak sedikit guru Seni Budaya (Kesenian) menemukan kendala di dalam kelas, karena kurangnya minat siswa dalam pembelajaran Seni Budaya khususnya seni rupa. Jika hal ini terjadi, maka proses belajar mengajar pun akan mengalami hambatan dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan pengalaman penulis, pada saat pembelajaran berlangsung siswa kurang bergairah dalam mengikuti pelajaran. Hanya sebagian kecil saja siswa yang bisa memahami dan mengerjakan tugas dengan semangat. Sebagian besar siswa mengerjakan tugas yang diberikan dengan perasaan terpaksa atau takut. Hal ini menyebabkan tugas yang diberikan hasilnya kurang memuaskan sehingga terkesan asal jadi. Jika mereka ditanya, alasannya mereka tidak mempunyai bakat di bidang seni atau tidak punya bakat menggambar. Dengan kondisi seperti ini, guru perlu mencari upaya bagaimana menumbuhkan minat belajar siswa terutama dalam pembelajaran Seni Rupa.

Bab II

Pembahasan

2.1 Pengertian Minat

(4)

Dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa minat merupakan rasa suka atau tertarik terhadap suatu hal atau aktivitas seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu kegiatan. Minat dapat juga dikatakan sebagai suatu keinginan atau kemauan yang merupakan dorongan seseorang untuk melakukan suatu hal atau aktivitas tanpa adanya paksaan dari luar dirinya. Minat bisa juga diartikan sebagai kecenderungan jiwa yang relative menetap kepada diri seseorang dan biasanya disertai dengan perasaan senang. Jadi minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Minat tidak dibawa sejak lahir seperti bakat,melainkan diperoleh kemudian.

2.2 Pengertian Belajar

Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang belajar, pada umumnya mereka memberikan penekanan pada unsur perubahan dan pengalaman. Menurut Witherington (dalam Sukmadinata 2007:155) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola respon yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan. Crow and Crow (dalam Sukmadinata 2007:155) mengemukakan bahwa belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru. Sedangkan menurut Hilgar (1962:252) menjelaskan bahwa belajar adalah suatu proses di mana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respon terhadap sesuatu situasi.

Berdasarkan penekanan unsur pengalaman tentang definisi belajar dikemukakan para ahli, antara lain menurut Di Vesta and Thompson (1970:112) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman. Gage and Berliner (1970:256) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang muncul karena pengalaman. Sedangkan menurut Hilgard (1983:630), mengemukakan bahwa belajar dapat dirumuskan sebagai perubahan perilaku yang brelatif permanen yang terjadi karena pengalaman.

(5)

kecakapan, dan pengalaman belajar. Minat siswa untuk belajar mempunyai pengaruh yang besar terhadap keberhasilan belajar, karena minat siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan siswa, bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya. Oleh karena itu, untuk mengatasi siswa yang kurang berminat dalam belajar, guru hendaknya berusaha bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa itu selalu butuh dan ingin terus belajar. Minat belajar sangat mendukung dan mempengaruhi pelaksanan proses belajar mengajar di sekolah yang akhirnya bermuara pada pencapaian tujuan pembelajaran.

2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar

Minat belajar peserta didik sangat menentukan keberhasilannya dalam proses belajar. Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut bersumber pada dirinya dan luar dirinya atau lingkungannya antara lain sebagai berikut :

1. Faktor dalam diri siswa, yang terdiri dari :

a. Aspek jasmaniah, mencakup kondisi fisik atau kesehatan jasmani dari individu siswa. Kondisi fisik yang prima sangat mendukung keberhasilan belajar dan dapat mempengaruhi minat belajar. Namun jika terjadi gangguan kesehatan pada fisik terutama indera penglihatan dan pendengaran, otomatis dapat menyebabkan

berkurangnya minat belajar pada dirinya.

b. Aspek Psikologis (kejiwaan), menurut Sardiman (1994:44) faktor psikologis meliputi perhatian, pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan, berfikir, bakat,dan motif. Pada pembahasan berikut tidak semua faktor psikologis yang dibahas, tetapi hanya sebagian saja yang sangat berhubungan dengan minat belajar.

(6)

Ingatan, secara teoritis akan berfugsi untuk mencamkan atau menerima kesan-kesan dari luar, menyimpan kesan-kesan, dan memproduksi kesan-kesan. Oleh karena itu ingatan merupakan kecakapan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan di dalam belajar. Siswa yang mempunyai daya ingat yang kurang sangat berpengaruh terhadap minatnya untuk belajar.

Bakat adalah kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Hal ini dekat dengan persoalan intelegensi yang merupakan struktur mental yang melahirkan kemampuan untuk memahami sesuatu. Bakat yang dimiliki seseorang akan menunjang keberhasilannya dalam belajar. Jika seseorang tidak mempunyai bakat, akan berpengaruh terhadap minatnya dalam belajar. Pada pembelajaran seni rupa, banyak ditemukan anak yang kurang berminat untuk belajar karena tidak berbakat. Oleh karena itu bakat berpengaruh terhadap minat belajar.

2.Faktor dari luar siswa, meliputi :

a. Keluarga, meliputi hubungan antar keluarga, suasana lingkungan rumah, dan

keadaan ekonomi keluarga.

b. Sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, sarana dan prasarana belajar, sumber-sumber belajar, media pembelajaran, hubungan siswa dengan temannya, guru-gurunya dan staf sekolahserta berbagai kegiatan kokurikuler. c. Lingkungan masyarakat, meliputi hubungan dengan teman bergaul, kegiatan dalam masyarakat, dan lingkungan tempat tinggal.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa faktor-faktor dari diri siswa dan dar luar siswa saling berkaitan dalam menumbuhkan minat belajar. Jika faktor-faktor tersebut tidak mendukung mengakibatkan kurang atau hilangnya minat belajar siswa. Kurang atau hilangnya minat belajar siswa disebabkan oleh banyak hal yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Menurut JT. Loekmono (1985:97), faktor-faktor yang menyebabkan kurang atau hilangnya minat belajar sisbwa adalah sebagai berikut :

1. Kelainan jasmaniah pada mata, telinga, kelenjar-kelenjar, yang sangat mempersukar anak di dalam mengikuti pelajaran atau menjalankan tugas di kelas.

2. Pelajaran di kelas kurang merangsang anak. Tingkat kemampuan anak jauh di atas yang diminta di dalam mengikuti pelajaran di kelas, akibatnya anak merasa bosan.

(7)

dimana-mana, yaitu tidak menunjukkan minat atau memberi perhatian kepada segala sesuatu di luar kelas.

4. Perhatian utama dari anak dicurahkan kepada kegiatan-kegiatan di luar kelas, seperti : olah raga, kegiatan di dalam kelas, bekerja yang membutuhkan keterampilan mekanis, atau melakukan kegiatan yang dapat menghasilkan uang.

5. Sikapnya yang seakan-akan tidak mempunyai perhatian atau minat ini sebenarnya hanya suatu sikap pura-pura. Keadaan yang sebenarnya ialah bahwa ia ingin memberi kesan demikian, supaya orang dapat menerima kenyataan bahwa ia tidak berkompetisi/atau tidak mampu berkompetisi dengan orang lain, yang dipandangnya jauh lebih mampu dari ia sendiri. 6. Ada konflik pribadi dengan guru, atau dengan orang tua. Dengan

menunjukkan sikap ini sebenarnya ia hendak menunjukkan sikap melawan mereka; jadi sikap ini merupakan satu jenis senjata untuk melawan.

2.4. Faktor-faktor yang dapat menumbuhkan minat belajar

Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada. Menurut Tanner and Tanner (1975) menyarankan agar para pengajar berusaha membentuk minat-minat baru pada siswa. Hal ini bisa dicapai melalui jalan memberi informasi pada siswa tentang bahan yang akan dismpaikan dengan menghubungkan bahan pelajaran yang lalu, kemudian diuraikan kegunaannya di masa yang akan datang. Roijakters (1980) berpendapat bahwa hal ini biasa dicapai dengan cara menghubungkan bahan pelajaran dengan berita-berita yang sensasional, yang sudah diketahui siswa.

Harry Kitson (dalam The Liang gie 1995:130) mengemukakan bahwa ada dua kaidah tentang minat (the laws of interest), yang berbunyi :

1. Untuk menumbuhkan minat terhadap suatu mata pelajaran, usahakan memperoleh keterangan tentang hal itu

2. Untuk menumbuhkan minat terhadap suatu mata pelajaran, lakukan kegiatan yang menyangkut hal itu.

(8)

berhubungan dengan mata pelajaran itu, misalanya pada mata pelajaran seni rupa usahakan mengikuti apa yang harus dilakukan apakah dengan menggambar atau melukis. Dengan langkah-langkah itu minat siswa terhadap mata pelajaran itu akan tumbuh.

JT. Loekmono (1985:98), mengemukakan bahwa cara-cara untuk menumbuhkan minat belajar pada diri siswa adalah sebagai berikut :

1. Periksalah kondisi jasmani anak, untuk mengetahui apakah segi ini yang menjadi sebab.

2. Gunakan metode yang bervariasi dan media pembelajaran yang menarik sehingga dapat merangsang anak untuk belajar

3. Menolong anak memperoleh kondisi kesehatan mental yang lebih baik.

4. Cek pada orang atau guru-guru lain , apakah sikap dan tingkah laku tersebut hanya terdapat pada pelajaran saudara atau juga ditunjukkan di kelas lain ketika diajar oleh guru-guru lain.

5. Mungkin lingkungan rumah anak kurang mementingkan sekolah dan belajar. Dalam hal ini orang-orang di rumah perlu diyakinkan akan pentingnya belajar bagi anak.

6. Cobalah menemukan sesuatu hal yang dapat menarik perhatian anak, atau tergerak minatnya. Apabila minatnya tergerak, maka minat tersebut dapat dialihkan kepada kegiatan-kegiatan lain di sekolah.

Pendapat lain yang berkaitan dengan upaya menumbuhkan atau meningkatkan minat belajar, dikemukakan oleh Crow and Crow (dalam The Liang Gie 1995:132) yang menyatakan bahwa untuk mendukung tumbuhnya minat belajar yang besar, perlu dibangun oleh motif-motif tertentu dalam batin seseorang siswa. Ada lima motif penting yang dapat mendorong siswa untuk melakukan studi sebaik-baiknya, yaitu :

1. Suatu hasrat keras untuk mendapatkan angka-angka yang lebih baik dalam sekolah.

2. Suatu dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin tahu dalam satu atau lain bidang studi.

3. Hasrat untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi. 4. Hasrat untuk menerima pujian dari orang tua, guru, atau teman. 5. Cita-cita untuk sukses di masa depan dalam suatu bidang khusus.

(9)

Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan dapat dipahami bahwa banyak sekali faktor yang dapat menumbuhkan atau membangkitkan minat belajar bagi siswa. Tinggal bagaimana upaya yang harus kita lakukan sebagai seorang guru dalam memecahkan masalah ini, sehingga siswa terbantu untuk menemukan minatnya dalam mengikuti pembelajaran. Siswa yang memiliki karakter yang berbeda-beda memerlukan penanganan yang berbeda pula, termasuk dalam hal menumbuhkan minat belajarnya. Dengan adanya upaya dari guru dan pihak lain dalam menumbuhkan minat belajar bagi siswa, diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang akhirnya tertuju pada keberhasilan belajar siswa.

Bab III

Penutup

3.1 Kesimpulan

(10)

merangsang minat siswa terhadap belajar sehingga anak menjadi pribadi yang berkarakter.

3.2. Saran

Minat sangat erat hubungannya dengan belajar. Sebagai seorang pendidik guru harus selalu berusaha untuk membangkitkan minat belajar untuk tujuan membentuk peribadi yang berkarakter. Tanpa adanya minat hasil pembelajaran yang diharapkan tidak akan maksimal. Pentingnya peranan minat dalam proses pembelajaran perlu dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada siswa.

Jangan mendidik karakter hanya dengan kata-kata saja. Kita mendapatkan akhlak baik melalui praktek atau kejadian dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua harus membantu anak untuk menumbuhkan perilaku moral yang baik melalui disiplin diri, kebiasaan baik, hormat dan santun, dan membantu orang lain. Fondasi dari pengembangan karakter adalah perilaku- yaitu bagaimana mendorong mereka untuk berperilaku baik.

Minat belajar merupakan salah satu komponen yang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar. Untuk menumbuhkan minat belajar pada diri siswa, terlebih dahulu kita harus memperhatikan apa yang menjadi latar belakang yang menyebabkan berkurang atau bahkan hilangnya minat belajar. Setelah itu baru kita mengambil langkah-langkah apa yang harus kita lakukan untuk menumbuhkan minat belajar pada diri siswa. Dengan demikian upaya untuk menumbuhkan minat belajar sesuai dengan sasarannya.

(11)

Daftar Pustaka

Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Munandar, S.C. Utami. 1985. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Sardiman, AM.1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Djaali, H. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Gie, The Liang. 1995. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Liberty.

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Analisis spektrum pada jaringan INATEWS yang terbentuk akan dilihat pada rentang frekuensi 5 Hz – 10 Hz apakah masih berada dalam batasan Peterson Model

langsung maupun tidak langsung melakukan tindak pidana. Berkaitan dengan kasus yang penulis lakukan penelitian dimana tersangkanya adalah anggota Polri, maka perlu

Semakin tinggi laba atau profit yang diperoleh perusahaan maka akan semakin kecil penggunaan hutang yang digunakan dalam pendanaan perusahaan karena perusahaan

Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibi warga negara asing yang diakui oleh seorang ayah warga negara Indonesia sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan

"manusia adalah makhluk yang tersusun dari berbagai unsur, baik ruh, akal, badan maupun hati. Unsur-unsur ini mempunyai keterkaitan antar satu dengan yang lain. Misalnya,

Pengaruh anil pada setiap temperatur terhadap koefisien absorpsi ortis untuk lapisan tipis a-SiC:H yang dideposisi dengan menggunakan metode PECVO dan OCRMS dapat

Menimbang : bahwa untuk mencapai daya guna dan hasil guna penyaluran distribusi Program Beras Untuk Rumah Tangga Miskin (Raskin) Tahun 2015 perlu menetapkan Keputusan

Seorang anak yang lahir di luar pernikahan sah dari ibu WNA diakui oleh ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuannya dilakukan sebelum anak berusia 16 tahun atau belum menikah..