1
EKONOMI PERDESAAN
JURNAL EKONOMI PERDESAAN DAN MANAJEMEN
Diterbitkan oleh :
Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Latifah Mubarokiyah
Pelindung : Ketua STIE Latifah Mubarokiyah
Penanggung Jawab : Ir.Prim Kemal Soeparta,MM H.Deddy Gurnadi,ST.,MM
Pimpinan Redaksi : Endang Syarif,S.HI.,MM
Sekretaris : Adi Robit Setiana,SE.,MM
Bendahara : Dra.Hj.Erna Rusmiwati,MM
Dewan Redaksi : Dr.Yoyong Tachyani,Drs.,MSi H.Agus Hary Edi Wibowo,SE.,MM HMA.Wihermana Rustaman,SE.,MSI R.Hozin Abdul Fatah,SE.,MP
Mitra Bestari : Nanang Rusliana,SE.,MM (UNSIL) Muhammad Nurdin,SE.,MP (GALUH) Dr.H. Asep Salahudin, M.Ag (IAILM) Dr.M.Kodir (IAILM)
Redaktur Pelaksana : Wahdan Budi Setiawan,SE.,MM Asep Saeful Falah,SE.,MM
Bambang Kurnia Nugraha,SE.,MM
Penyunting Teknik : Hendi Sobari,SE.,MM
Jajang Nurjaman,S.Kom.,MM
Staf Redaksi : Ridwan Hakiki,SE
Helmi Purnamaningsih,SE
Alamat : LPPM STIE Latifah Mubarokiyah Pondok Pesantren Suryalaya 46159
Telp/Fax. (0265) 453208, e-mail: [email protected] Harga berlangganan Rp. 30.000; per nomor
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat rahmatNya, Jurnal Ekonomi Perdesaan LPPM STIE Latifah
Mubarokiyah Pondok Pesantren Suryalaya dapat diterbitkan.
Jurnal Ekonomi Perdesaan Pada edisi kali ini, ditampilkan tujuh tuIisan
yang meliputi; (i) Usaha Ekonomi Kerakyatan dan Prinsip Sustainable:
Keberhasilan Usaha Kecil Menengah; (ii) Pengaruh Iklan Televisi Dan
Persepsi Konsumen Terhadap Citra Merek Teh Botol Sosro (Survey konsumen
pada mahasiswa Universitas Perjuangan Tasikmalaya angkatan 2015; (iii) Analisis Stres Kerja Dan Konflik Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Instalasi
Bedah Sentral (IBS) RSUP DR. Cipto Mangunkusumo Jakarta; (iv) Pengaruh
service Performance Terhadap Loyalitas Nasabah PT. Prudential Life
Assurance Agency Tasikmalaya; (v) Hubungan Kinerja Dan Kompetensi
Dosen Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa (Survey Pada Mahasiswa
Politeknik Triguna Tasikmalaya Tahun Akademik 2012/2013); (vi) Analisis
Pengelolaan Dana Nasabah Di Baitul Maal Wa Tamwil An Nahl Tasikmalaya;
(vii) Pengaruh Persepsi Masyarakat Terhadap Keberhasilan Program e-KTP di
Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya.
Dengan diterbitkannya jurnal ini, diharapkan dapat memberikan
informasi yang ada kepada masyarakat dan menambah wawasan ilmu
pengetahuan di bidang sosial ekonomi kelautan dan perikanan. Saran dan
masukan dari pembaca sangat diharapkan guna kesempurnaan penerbitan
jurnal di masa mendatang.
Redaksi
3
KATA PENGANTAR
KETUA STIE LATIFAH MUBAROKIYAH
Puji syukur kehadirat Allah SWT. kami ucapkan atas terbitnya Jurnal
Ekonomi Perdesaan LPPM STIE Latifah Mubarokiyah Pondok Pesantren
Suryalaya. Penyusunan beberapa artikel dalam jurnal perdana ini dilandasi
dengan semangat untuk membangun dan sekaligus menerapkan tata
pengelolaan guna mendorong peningkatan Ekonomi Perdesaan masyarakat
Indonesia pada umumnya, sejalan dengan meningkatnya perhatian pemerintah
untuk membangun ekonomi desa.
Tersusunya Jurnal Ekonomi Perdesaan ini, semoga dapat memberikan
manfaat dan memperluas wawasan dalam melaksanakan kegiatan ekonomi
seperti ditetapkan dalam konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Selanjutnya demi peningkatan kualitas Jurnal Ekonomi Perdesaan LPPM STIE
Latifah Mubarokiyah Pondok Pesantren Suryalaya, artikel-artikel yang
konstruktif, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan..
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada segenap jajaran pengelola
Jurnal Ekonomi Perdesaan LPPM STIE Latifah Mubarokiyah Pondok
Pesantren Suryalaya atas dedikasi dan kerjasamanya dalam upaya mewujudkan
penerbitan Jurnal Ekonomi Perdesaan ini.
Tasikmalaya, Desember 2016
Ketua,
H. Iwan R. Prawiranata, SE.,MIB.,MA.,Ph.D
4
DAFTAR ISI
Ekonomi Perdesaan
Jurnal Ekonomi Perdesaan dan Manajemen
Kata Pengantar Redaksi….………
Kata Pengantar Ketua STIE latifah Mubarokiyah……….
Daftar isi……….
Ari Riswanto
Usaha Ekonomi Kerakyatan dan Prinsip Sustainable: Keberhasilan Usaha
Kecil Menengah………..
Depy Muhamad Pauzy
Pengaruh Iklan Televisi Dan Persepsi Konsumen Terhadap Citra Merek Teh Botol Sosro (Survey konsumen pada mahasiswa Universitas Perjuangan
Tasikmalaya angkatan 2015)……….
Gus Andri
Analisis Stres Kerja Dan Konflik Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSUP DR. Cipto Mangunkusumo Jakarta………
HMA. Wihermana Rustaman
Pengaruh service Performance Terhadap Loyalitas Nasabah PT. Prudential Life Assurance Agency Tasikmalaya………..
Kusuma Agdhi Rahwana
Hubungan Kinerja Dan Kompetensi Dosen Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa (Survey Pada Mahasiswa Politeknik Triguna Tasikmalaya
Tahun Akademik 2012/2013)………..
Endang Syarif
Analisis Pengelolaan Dana Nasabah Di Baitul Maal Wa Tamwil An Nahl
Tasikmalaya………..
Iwan Sugianto
Pengaruh Persepsi Masyarakat Terhadap Keberhasilan Program e-KTP di Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya………..
i ii iii
1-12
13-20
21-30
31-47
48-74
75-93
94-106
5
USAHA EKONOMI KERAKYATAN DAN PRINSIF SUSTAINABLE:
KEBERHASILAN USAHA KECIL MENENGAH
Ari Riswanto
SPs Pendidikan Ekonomi - Universitas Pendidikan Indonesia Lecturer STKIP PGRI Sukabumi - Indonesia
ABSTRACT
Business competition increasingly tight and unhealthy, and information technology development requires businesses to enhance creativity and innovation in order to bring new ideas and innovations to meet the various demands of the users of goods and services. Sustainability of a business is something that must be adhered to in order to extend the life of the business unit run. The purpose of this research is suggests that the success of business, especially in the business-based community economy must always uphold the principles of the great one of which is sustainable (sustainable principles). This study uses descriptive study using facts approach field observations and with the support of research - the earlier research-based journals and references as litelatur and analysis on community economic business units located in Sukabumi, Jawabarat. The conclusion from this study is that running any business venture must always be accompanied with high creativity and innovation in order to maximize the potential of that business carried on sustainable
Keywords: Enterprises Economic Democracy, Sustainable, Successful
Entrepreneur
ABSTRAK
6
kreatifitas dan inovasi yang tinggi guna memaksimalkan potensi agar usaha yang dijalankan dapat berkelanjutan.
Kata Kunci :Usaha Ekonomi Kerakyatan,Berkelanjutan, Sukses Berwirausaha
Pendahuluan
Pertumbuhan ekonomi
merupakan salah satu indikator untuk menilai keberhasilan pembangunan suatu negara. Dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan sasaran utama bagi negara yang sedang berkembang. Hal ini di maksudkan untuk mempercepat pencapaian tingkat kesejahteraan hidup yang lebih baik bagi penduduknya. Selain itu dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi juga di maksudkan untuk mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain.
Indonesia telah membuat langkah yang sangat besar dalam meningkatkan kualitas hidup masyatakatnya. Kisaran waktu pada tahun 1960 dan 2015, harapan hidup masyarakat saat lahir meningkat dari rentang usia 49 - 69 tahun, dan angka kematian pada bayi (per 1000 kelahiran) turun dari 148 ke 23. Seperti bijaksana, yang $ 1,90 (2011 daya beli) per tingkat kemiskinan hari telah menurun dari 72% pada tahun 1984 menjadi 16% pada tahun 2010. Hal ini difasilitasi oleh pertumbuhan ekonomi yang kuat yang mengangkat PDB per kapita dari USD 330 pada tahun 1970 menjadi USD 1.853 pada tahun 2014 (konstan 2005 USD). Secara khusus, antara tahun 1984 dan 1996, ekonomi tumbuh rata-rata
sebesar 6,8% per tahun, didorong oleh pertumbuhan yang kuat di sektor industri dan jasa (7,3% dan 7,2% per tahun masing-masing). Sektoral pertanian sehingga tumbuh, meskipun pada kecepatan yang lebih lambat dari 4,7% per tahun, yang memungkinkan jutaan orang untuk keluar kemiskinan di daerah pedesaan (Suryahadi, Hadiwidjaja, & Sumarto, 2012).
Disamping itu, bahwa laju pertumbuhan TFP Indonesia telah melambat sejak 2010. Sementara ekonomi Indonesia sudah terkena pertumbuhan ekonomi dunia, serangkaian penurunan suku bunga berhasil mengimbangi mereka angin kepala dan menjaga ekonomi Indonesia tumbuh sekitar tren. Absen reformasi struktural lebih lanjut untuk menghidupkan kembali pertumbuhan produktivitas, namun, kebijakan moneter yang mendukung adalah
tidak mungkin untuk
mempertahankan panjang - pertumbuhan jangka panjang dan menimbulkan risiko inflasi (Dutu, 2016). Hal lain disebankan karena perkembangan tingkat investasi pada unit usaha menurun.
Secara umum perusahaan mempunyai tujuan atau sasaran yang
sama yaitu keberhasilan
7 Perekonomian di dunia disokong oleh 3 sektor ekonomi yaitu sektor pemerintah, sektor swasta, dan sektor ekonomi kerakyatan. Dari ketiga sektor tersebut, sektor ekonomi kerakyatan menduduki tempat yang sentral dalam usaha pembangunan ekonomi, yakni memegang peranan penting dalam meningkatkan taraf hidup yang lebih baik untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur serta membantu pemerintah di bidang ekonomi.
Tujuan utama usaha ekonomi rakyat adalah meningkatkan kesejahteraan pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. leh karena itu, seperti halnya badan usaha lain, usaha ekonomi rakyat tidak terlepas dari tujuan memperoleh laba. Untuk mencapai tujuan itu usaha ekonomi rakyat menyelenggarakan berbagai usaha yang bermanfaat dan menguntungkan bagi para masyarakat baik sebagai produsen maupun sebagai konsumen. Sebagai badan usaha ekonomi rakyat harus dikelola dengan baik sebagai layaknya bentuk usaha yang lain. Dengan demikian menuntut manajemen untuk dapat menetapkan kebijaksanaan yang tepat dengan informasi yang jelas dan benar.
Selain berbagai organisasi ekonomi, usaha ekonomi rakyat harus mengikuti hukum ekonomi yang rasional serta norma dan kebiasaan yang lazim berlaku di Indonesia, usaha ekonomi rakyat diharapkan dapat berkembang sebagai badan usaha yang sehat dan kuat. Demikian pula peranan usaha ekonomi rakyat dalam perekonomian diharapkan akan
semakin meningkat. Dalam mencapai kesejahteraan dan keuntungan, usaha ekonomi rakyat melaksanakan sejumlah kegiatan usaha dalam melayani masyarakat. Selain itu, untuk mencapai kesejahteraan tersebut usaha ekonomi rakyat mengembangkan sumber daya manusia melalui pelatihan dan pendidikan agar para masyarakat bisa mandiri, semakin profesional dalam mengembangkan bidang usahanya juga dapat membuat keputusan memutuskan apa dan bagaimana untuk menginvestasikan sumber daya mereka yang terbatas (Oura, Zilber, & Lopes, 2016). Dalam kehidupan ekonomi seperti sekarang ini usaha ekonomi rakyat seharusnya memiliki ruang gerak dan kesempatan usaha yang luas yang menyangkut kepentingan kehidupan ekonomi rakyat. Tetapi dalam perkembangan ekonomi yang berjalan demikian cepat, pertumbuhan usaha ekonomi rakyat selama ini belum sepenuhnya menampakkan wujud dan perannya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945. Pada praktiknya upaya yang dilakukan usaha ekonomi rakyat dalam
mendapatkan laba demi
8 masyarakat dalam penambahan modal kerja, kurangnya kerjasama antara pengurus dan penanam modal lainnya yang pada akhirnya kesemua hambatan-hambatan tersebut dapat mempengaruhi stabilitas perolehan laba usaha ekonomi rakyat itu sendiri, oleh karena itu perlu dan penting merancang kegiatan dan manajemen usaha yang memiliki prinsif sustainable (berkemanjutan) dengan mengunakan segenap kemampuannya secara kreatif dan inovatif guna memaksimalkan kinerja dati usaha yang sedang dijalankan, sehingga Kewajiban warga negara yang memiliki perusahaan dan memiliki sumber daya yang sangat besar, hal ini memiliki pengaruh untuk mempromosikan keberlanjutan perusahaan. (Daud & Sentosa, 2012)
Maka untuk menjaga
kelancaran atau stabilitas sebuah usaha ekonomi rakyat, harus lebih memperhatikan kewajiban-kewajiban yang harus dibayar. Utang dalam suatu usaha ekonomi rakyat sangatlah penting untuk diketahui jumlahnya karena menyangkut kewajiban - kewajiban yang harus dipenuhi oleh usaha ekonomi rakyat di masa yang akan datang. Oleh karena itu perlu mengetahui bagaimana karakteristik dari masing – masing utang usaha ekonomi rakyat tersebut. Karena didalam sebuah usaha ekonomi rakyat pasti selalu ada utang yang harus di bayar dalam jangka waktu yang sudah ditentukan. Pada prinsipnya utang akan dicantumkan sebesar nilai tunai dari utang-utang tersebut, tetapi pada umumnya utang jangka pendek akan dicantumkan
dengan jumlah sebesar nilai nominalnya.
Landasan Teori
Usaha Ekonomi Kerakyatan
Usaha ekonomi yang berbasis kerakyatan merupakan tulang punggung keberhasilan pertumbuhan ekonomi sebuah negara, salah satu usaha ekonomi yang bergerak langsung di lapisan masyarakat adalah Usaha Mokro Kecil Menengah (UMKM) atau sering di sebut dengan Micro, Small and Medium Enterprises (M-SME).
9 diatur dalam Undang-Undang ini (Pemerintan RI, 2008)
Meningkatnya minat dalam klasifikasi usaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM) telah
menyebabkan berbagai investigasi
yang bertujuan untuk
mengidentifikasi tipologi perilaku dan kapasitas pengembangan perusahaan-perusahaan ini (Andersén, 2012). klasifikasi M-UKM kuantitatif saat ini didasarkan pada pengukuran yang objektif karakteristik perusahaan. Jenis klasifikasi sering digunakan di sektor publik dan dalam operasi program terfokus pada M-UKM fortifikasi. ukuran kuantitatif yang paling umum digunakan untuk klasifikasi M-UKM adalah ukuran perusahaan, mana nya dihitung baik melalui jumlah karyawannya dan / atau penjualan tahunan. Sebagai contoh, Fondo PYME, salah satu program yang paling penting yang ditujukan untuk mendukung pembangunan M-UKM di Meksiko, menetapkan perbedaan jumlah dukungan sesuai dengan ukuran perusahaan (Mexicana, 2004).
Adapun Dalam perspektif
perkembangan di indonesia, UKM dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok yaitu : 1). Livelihood Activities, merupakan Usaha Kecil Menengah yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai sektor informal. Contohnya adalah pedagang kaki lima dan pedagang asongan; 2). Micro Enterprise, merupakan Usaha Kecil Menengah yang memiliki sifat pengrajin tetapi
belum memiliki sifat kewirausahaan; 3). Small Dynamic Enterprise, merupakan Usaha Kecil Menengah yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor; 4). Fast Moving Enterprise, merupakam Usaha Kecil Menengah yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi Usaha Besar (UB) (Pemerintan RI, 2008).
Organisasiyang menaungi UMKM di indonesia salah satunya adalah AKUMINDO (Asosiasi UMKM Indonesia. Organisasi ini memiliki Visi Menjadikan UMKM sebagai variabel signifikan dalam pertumbuhan perekonomian di Indonesia dan memiliki beberapa misi diantaranya: 1). Menjadikan UMKM sebMelakukan fasilitasi penataan hubungan yang baik antar pengusaha UMKM dan seluruh komponen yang terkait peningkatan kemampuan dan kapasitas pengusaha UMKM di Indonesia pada titik yang memadai untuk menjadikan UMKM sebagai variabel signifikan dalam perekonomian; 2). Melakukan fasilitasi yang dapat menciptakan proses bisnis UMKM yang efisien dan ekonomis dalam menyediakan layanan prima kepada pengguna jasa UMKMagai variabel signifikan dalam pertumbuhan perekonomian di Indonesia
10 Penataan Hubungan Antar Pengusaha UMKM (Fasilitasi Layanan Mediasi Persaingan Sehat antar Pengusaha UMKM, Fasilitasi Layanan Pengumpulan Modal Bergulir); 2).Penataan Hubunan Antara
Pengusaha UMKM dengan
Pemerintah (Fasilitasi Dukungan Terhadap Kebijakan Pemerintah, Fasilitasi Advokasi Kebijakan); 3). Penataan Hubungan Antara
Pengusaha UMKM dengan
Pengusaha Non-UMKM (Fasilitas Kemitraan, Fasilitasi Layanan Mediasi Persaingan Sehat Antar Strata Pengusaha, Fasilitasi Layanan Akses Kepada Dunia Perbankan); 4). Penataan Hubungan Antara
Pengusaha UMKM dengan
Masyarakat Pengguna Jasa Usaha UMKM (Kerja sama dengan MUI atau lainnya untuk memberikan sertifikasi “halalan dan thoyyibah”, Kerja sama dengan instansi pemerintah terkait untuk memberikan sertifikasi jaminan bahwa makanan yang dijual tidak mengandung unsur berbahaya bagi konsumen atas inisiatif pengusaha UMKM yang dilakukan secara berkelompok dan kontinyu, Kerja sama dengan instansi pemerntah terkait untuk memberikan sertifikasi jaminan akan aman untuk digunakan oleh anak-anak).
Penelitianyang Relevan
beberapa penelitian sebelumnya yang terkait langsung dengan penelitian yang dilakukan oleh Petrini, 2010 dengan judul Integrating Sustainability into Business Practices : Learning from Brazilian Firms. Bahwa
Mengintegrasikan elemen yang ada dalam internal unit usaha dengan cara yang konsisten dan inovatif.
Dalam Journal & Vol, 2011 Sustainability and Triple Bottom Line Reporting – What is it all about ? Aimee Jackson College of Business University of Louisiana – Monroe Katherine Boswell , PhD, CIA Assistant Professor of Accounting College of Business bahwa Perusahaan perlu melihat kualitatif dan kuantitatif mempengaruhi mereka mengalami dan sumber daya lokal, nasional, internasional. Selain itu unit bisnis harus memahami bahwa mereka memegang prinsip-prinsip tertentu yang dikembangkan oleh kekuatan internal dan eksternal yang ada dalan unit usaha tersebut.
Menurut Fontaine & Rd, 2013 Corporate Social Responsibility and Sustainability : The New Bottom Line ? National Louis University bahwa Memahami apa penyebab penting karyawan biasanya prioritas pertama karena banyak manfaat bisnis yang saling terkait yang dapat diturunkan dari peningkatan keterlibatan karyawan (yaitu lebih loyalitas, meningkatkan perekrutan, peningkatan retensi, produktivitas yang lebih tinggi, dan sebagainya).
11 Ahmad et.al (2013) dengan judul Green Event Management and Initiatives for Sustainable Business Growth Menyimpulkan Dalam menjalankan usaha maka harus mementingkan aspek lingkungan
seperti 1) senentiasan
mengefisiensikan energy; 2) Mengolah Limbah industri dan tidak mencemarkan lingkungan, 3) Memaksimalkan dengan prinsif efektif dan efisien terkait dengan penggunaan sumber daya air, 4) melakukan Eco-Procurement, 5) Senantiasan membina komunikasi yang sehat dengan lingkunan sekitar dan pihak terkait, 6) Melakukan usaha bisnis yang mendukung Pembangunan Berkelanjutan.
Hasil penelitian Bahadur & Waqqas, 2013 dengan judul Corporate Social Responsibility for a Sustainable Business Menyimpulkan
bahwa perusahaan perlu
memperhatikan "suara pelanggan" dan suara stakeholder mereka. "Keterlibatan pemangku kepentingan patokan juga akan menentukan bagaimana mereka mendefinisikan istilah, Memiliki perusahaan sepenuhnya merangkul tantangan lingkungan dan manusia karena sepenuhnya bagian dari strategi dan evaluasi perusahaan. Implikasinya membantu organisasi untuk bertindak secara bertanggung jawab terhadap praktek-praktek bisnis yang berkelanjutan. Organisasi dan untuk memahami dan menerapkannya dalam proses bisnis. organisasi tidak hanya harus dipertimbangkan dalam hal perspektif ekonomis bisnis tetapi dua aspek penting lainnya sosial dan
lingkungan harus dimasukkan dalam bisnis.
Penelitian dalam (International & On, 2010) dengan judul Sustainable Business Strategies and PESTEL Framework . Menyimpulkan bahwa bahwa bisnis harus senantuiasa diantisipasi terkait penggunaan teknologi, yang memiliki aspek positif dan dampak langsung pada keberlanjutan terutama dalam mengurangi tapak karbon organisasi.
Penelitian Langen, (2011) Strategies for Sustainable Business Models for Open Educational Resources l sis ( SNA ) in Online Courses bahwa Menekankan pentingnya keselarasan dalam strategi / tujuan dari bagian yang terlibat dalam unit usaha, keadilan sebagai distribusi melalui rantai pasokan harus dimaksimalkan dengan kepemimpinan dalam jaringan
12 dapat membantu untuk membawa perspektif baru
Metode Penelitian
Penelitian ini mengkaji bagaimana kesuksesan ussaha ekonomi kerakyatan yang memegang teguh prinsif Sustainable (berkelanjutan).Penelitian ini mengguna-kan metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan fakta lapangan hasil observasi dan dengan dukungan atas penelitian-penelitian sebelumnya berbasis jurnal dan referensi sebagai litelatur dan analisis pada unit usaha ekonomi kerakyatan yang berada di Sukabumi, Jawabarat, Indonesia. dan yang menjadi objek penelitian observasi sebegai lokasi penelitian adalah unit usaha “Cimut Cake’s” yang berlkasi di Kota Sukabumi dan telah mengembangkan usahanya ke kota terdekat.
Penelitian ini dilakukan kajian secara kualitatif. Penelitian Kualitatif secara khusus penting dalam ilmu perilaku yang memiliki tujuan untuk menemukan mendasari motif perilaku manusia tersebut. Melalui penelitian tersebut kita dapat menganalisis berbagai faktor yang memotivasi orang untuk berperilaku dalam cara tertentu atau yang membuat orang-orang seperti atau tidak suka hal tertentu. Ini dapat dinyatakan, bagaimanapun, bahwa untuk menerapkan penelitian kualitatif. (Kothari, 2004).
Hasil Dan Pembahasan
Cimut Cake’s adalah salah satu unit usaha di Kota Sukabumi yang didirikan pada tahun 2010 dan bergerak dalam bidang pembuatan dan penjualan kue. Pendiri usaha kue tersebut adalah ibu Dini Anggraeni, S.Pd.I, seorang guru Sekolah Dasar bersertifikasi yang berusaha mengembangkan usahanya dibidang kuliner dan jenis usaha kue. Adapun product yang dihasilkan dari unit usaha ini adalah berbagai macam kue seperti, kue ulang tahun, kue pengantin, kue bolu, kue kering dan lain sebagainya. Unit Usaha ini didirikan pada awalnya sebagai upaya berlatih kewirausahaan dan mengisi waktu luang dan hingga sekarang telah memiliki 2 toko tambahan di luar kota sukabumi. Cimut Cake’s yang selanjutnya di singkat “CK” telah mendapat bantuan KUR (Kredit Usaha Rakyat) dari Bank BRI sebagai bantuan tambahan modal dan menambah aset usaha, Periode pertama diberikan pada tahun 2011, 2013, 2014 dan pada tahun 2015 di top up dan diberikan pinjaman lunak kembali sebesar 5 kali lipat jumlahnya dari pinjaman semula. Unit usaha ini memiliki pelanggan yang spesial karena selain kue yang dipertahankan dari rasanya yang khas dan enak, “CK” memperluas informasi penjualannya melalui jejering media sosial, facebook, Whatsapp, Line dan Webs / Bloger.
13 menambah lokasi unit usaha di luar kota (kota cianjur – khususnya daerah Cikalong dan Cariu), dengan menggunakan strategi tersebut maka omset usaha dapat menikat dengan pesat. Modal awal saat didirikannya usaha ini sebesar 6 juta rupiah yang di pergunakan langsung untuk pemenuhan aset usaha serta bahan baku pembuatan kue. Adapun pada saat pendirian usaha tersebut jumlah pegawai yang bekerja adalah 2 orang pegawai yang diantaranya adalah seorang mahasiswi yang masih kuliah semester 5. Dengan kegigihan dari pegawai dan juga pendiri usaha ini pada akhirnya sampai dengan saat ini cabang di luar kota dapat berjalan dengan lancar dan memenuhi kebutuhan kue di kota cianjur dan sekitarnya, walaupun saat awal marketing yang di gunakan adalah metode door to door artinya mendatangi konsumen.
Saat ini dengan kekuatan 2 Toko dan juga lokasi pembuatan kue pertama (Rumah pemilik usaha), dengan dibantu oleh masing-masing 4 pegawai setiap toko. usaha ini dapat berjalan dengan lancar walau belum masuk kategori maksimal, dan yang unik dalam usaha yang dijalankan oleh team work berjumlah 4 orang dan masing-masing team memiliki keahlian yang sama dalam membuat kue dengan bahan dan menu racikan yang sama, karena usaha ini diproduksi di tempat produksi (toko) masing-masing.
Dari hasil temuan peneliti dilapangan membuktikan bahwa dengan memegang beberapa prinsif yang kokoh terkait dengan
pengembangan usaha diantaranya Creativity, Invation, Sustainable, dan juga Persistent serta Responsible, usaha apapun yang sedang digeluti dan dikembangkan akan memiliki arah kemajuan yang sangat jelas dan terarah, sehingga pihak-pihak yag sedianya akan membantu kesuksesan pengembangan usaha akan lebih bersemangat dan memiliki kepercayaan kepada usaha tersebut baik secara individual maupun secara lebih luas.
Simpulan
Adapun kesimpulan dari kajian ini adalah bahwa menjalankan usaha bisnis apapun harus senantiasa disertai dengan kreatifitas dan inovasi yang tinggi dengan keberanian yang maksimal menembus batas keraguan tanpa mengabaikan lingkungan sekitar baik alam ataupun pelanggan (konsumen) dan juga pihak berwajib ataupun lembaga keuangan, yang dapat mendukung perkembangan usaha yang berkelanjutan.
Saran
Berbicara terkait dengan usaha/ bisnis maka banyak hal yang dapat dilakukan seperti hasil diskusi dengan salah satu pembisnis kuliner yang focus pada usaha kue kering yang namanya tidak mau disebutkan. Beberapa hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Buatlah kemasan yang kecil 2. Lakukan inovasi akan produk
yang dihasilkan
14 4. Lakukan survey pasar untuk
melihat trend yang sedan bagus 5. Inovasi akan nama produk dan
lebel yang ditawarkan
Sesuai dengan teori yang diungkapkan diatas terkait dengan unit usaha “CK” ada beberapa yang dapat menjadi rekomendasi dari hasil pengkajian para peneliti sebelumnya terkait dengan usaha yang berfocus
pada perkembangan yang
berkelanjutan, adapun hal yang seharusnya dilakukan oleh “CK” adalah sebagai berikut:
1. Walau produk yang dihasilkan “CK” sudah cukup banyak, akan tetapi perlu adanya peningkatan kreatifitas guna memunculkan inovasi-inonasi yang ada dalam usaha yang sedang dijalankan, hal ini bisa dilakukan dengan cara bergabung dengan komunitas usaha kue dan mengikuti training dan pelatihan yang membantu mamaksimalkan informasi dan skill yang sedang trend dengan menggunakan alat yang terbaru.
2. Lakukan survey pada pelanggan yang dapat menjadikan feed back sebagai bahan evaluasi akan bisnis yang sedang dijalani, hal ini sangat berguna bagi perkembangan unit usaha “CK” baik terkait kualitas produk dan juga aspek marketing.
3. Kompakkan dan ikat para karyawan dengan visi dan misi yang jelas, agar aset yang sangat berguna ini akan memberikan kontribusi yang maksimal dalam mengembangkan usaha “CK”, perhatikan kesejahteraanya dan
berikan motivasi yang positif pada seluruh karyawan.
4. Sadari bahwa kompetitir adalah sarana untuk kita berusaha lebih baik, gunakan cara bersaing yang
sportif dengan cara
memaksimalkan prestasi yang kreatif dan inovatif.
5. Walau sudah menggunakan
bahan yang maksimal
kualitasnya, tidak ada salahnya unit usaha “CK” mamiliki bahan substitusi gunak mengatasi kelangkaan akan bahan baku yang sangat penting.
6. Lakukan dan tegakkan prinsif membangun usaha kreatif yang ramah lingkungan dan tidak mencemari masyarakat sekitar. 7. Gunakan teknologi yang
sekarang dalam menjalankan usaha bisnis “CK”, seperti: kasir menggunakan sistem (agar pelaporan keuangan jelas dan terperinci), promosi dan marketing dimaksimalkan lagi menggunakan jejaring internet dan media sosial.
8. Maksimalkan akses yang telah dimiliki baik ke pihak kreditor ataupun pemerintah terkait guna membantu pengembanga usaha kreatif dan inovatif “CK”
Daftar Pustaka
Ahmad, N. L., Edura, W., Rashid, W., Razak, N. A., Nizam, A., & Yusof, M. (2013). Green Event Management and Initiatives for Sustainable Business Growth, 4(5).
15 Andersén, J. (2012). A
resource-based taxonomy of
manufacturing MSMEs.
International Journal of Entrepreneurial Behavior & Research, 18(1), 98 – 122. http://doi.org/10.1108/09574090 910954864
Bahadur, W., & Waqqas, O. (2013). Corporate Social Responsibility for a Sustainable Business, 2(4), 92–97.
http://doi.org/10.11634/2168258 51302389
Daud, I. B., & Sentosa, I. (2012). Sustainable Development and Multinational Business, 1(3), 50– 56.
Dutu, R. (2016). Why has economic growth slowed down in Indonesia? An investigation into the Indonesian business cycle using an estimated DSGE model. Journal of Asian Economics, 45, 46–55.
http://doi.org/10.1016/j.asieco.20 16.06.003
Fontaine, M., & Rd, W. (2013). Corporate Social Responsibility and Sustainability : The New Bottom Line ? National Louis University, 4(4), 110–119.
Governance, C., & Iss, V. (2013). A value mapping tool for sustainable business modelling, 13, 482–497.
Henderson, R. (2015). Making the Business Case for Environmental Sustainability.
International, G., & On, J. (2010). Sustainable Business Strategies and PESTEL Framework, 1(1), 73–80.
Journal, I., & Vol, T. (2011). Sustainability and Triple Bottom Line Reporting – What is it all about ? Aimee Jackson College of Business University of Louisiana – Monroe Katherine Boswell , PhD , CIA Assistant Professor of Accounting College of Business University of Louisiana – Monro, 1(3), 55–59. Kothari, C. (2004). Research
methodology: methods and techniques. New Age International. http://doi.org/http:/
/196.29.172.66:8080/jspui/bitstre am/123456789/2574/1/Research %20Methodology.pdf
Kuhlman, T., & Farrington, J. (2010). What is Sustainability?, 3436– 3448.
http://doi.org/10.3390/su2113436 Langen, F. H. T. De. (2011). Strategies for Sustainable Business Models for Open Educational Resources l sis ( SNA ) in OnlineCourses, (2011). Mexicana, D. N. O. (2004).
Secretaria de economia, 13–26. Oura, M. M., Zilber, S. N., & Lopes,
E. L. (2016). Innovation capacity, international experience and export performance of SMEs in Brazil. International Business Review, 25(4), 921–932. http://doi.org/10.1016/j.ibusrev.2 015.12.002
Pemerintan RI. (2008). UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah. UU No. 20 Tahun 2008. Jakarta: Pemerintah RI.
16
Practices : Learning from
Brazilian Firms, (July 2009), 362–378.
Suryahadi, A., Hadiwidjaja, G., & Sumarto, S. (2012). Economic growth and poverty reduction in Indonesia before and after the asian financial crisis. Bulletin of Indonesian Economic Studies, 48(2),209–227. http://doi.org/10. 1080/00074918.2012.694155 Symons, C. (2014). Building a Social
Case for Business Sustainability Building a Social Case for Business Sustainability, 16(2). Teece, D. J. (2010). Business Models
, Business Strategy and Innovation. Long Range Planning, 43(2-3), 172–194.
17
PENGARUH IKLAN TELEVISI DAN PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP CITRA MEREK TEH BOTOL SOSRO
(Survey Konsumen pada Mahasiswa Universitas Perjuangan Tasikmalaya Angkatan 2015)
Depy Muhamad Pauzy
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh iklan tv dan persepsi konsumen secara simultan terhadap citra merek Teh Botol Sosro (survey konsumen pada mahasiswa Universitas Perjuangan Tasikmalaya angkatan 2015).
Jumlah sampel sebanyak 100 orang yang dipilih secara acak yang terdiri atas unsur mahasiswa reguler. Data dikumpulkan melalui kuesioner model skala Likert. Instrumen penelitian tentang iklan tv, persepsi konsumen dan citra merek yang diperoleh dengan kuesioner terlebih dahulu diujicobakan untuk memperoleh alat ukur yang valid dan reliabel. Analisis data menggunakan regresi ganda..
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara iklan tv dan persepsi konsumen secara bersama-sama terhadap citra merek Teh Botol Sosro.
Kata Kunci : iklan tv, persepsi konsumen, dan citra merek
Pendahuluan
Strategi pemasaran merupakan salah satu hal yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan dalam usaha mengembangkan bisnisnya agar produk yang dibuat dapat diterima dengan baik oleh konsumen. Setiap perusahaan harus bisa membuat program dan strategi pemasarannya dengan baik, terutama dalam hal komunikasi pemasaran. Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mempromosikan produknya. Salah satu sarana promosi adalah periklanan. Iklan sering digunakan sebagai media promosi produk yang dapat menjangkau banyak target
secara cepat dan mudah. Iklan yang baik adalah iklan yang menampilkan diferensiasi dan positioning produk (Mahmud Machfoedz, 2010 : 140). Media periklanan bisa melalui media cetak dan media elektronik. Media elektronik yang dapat digunakan salah satunya adalah televisi.
18 setiap individu terhadap suatu objek akan berbeda satu sama lain. Produk yang dibeli oleh konsumen tergantung dari pengalaman dan kebiasaan konsumen terhadap merek. Merek sudah diyakini sebagai identitas dari produk atau perusahaan. Merek tidak hanya sekedar nama, tetapi juga cerminan perusahaan, itulah yang dinamakan citra merek.
Citra merek memiliki pengaruh yang besar terhadap kelangsungan hidup perusahaan (Ujang Sumarwan, 2003 : 89). Iklan televisi, dan persepsi konsumen, keduanya adalah hal yang tidak dapat dipisahkan. Iklan televisi membuat produk yang dijual oleh perusahaan dapat dikenal luas oleh seluruh lapisan masyarakat, menjangkau ke berbagai tempat tidak hanya ruang lingkup lokal, regional atau nasional tetapi juga internasional sehingga menimbulkan citra merek yang bagus, sedangkan persepsi konsumen juga tidak kalah memberikan efek yang besar terhadap citra merek perusahaan. TEH BOTOL SOSRO merupakan salah satu produk minuman teh kemasan yang diproduksi oleh PT. SINAR SOSRO. TEH BOTOL SOSRO selalu melakukan promosi melalui iklan televisi dengan tampilan yang berbeda dibanding produk lainnya sehingga membuat TEH BOTOL SOSRO begitu dikenal luas oleh masyarakat.
Nama besar TEH BOTOL SOSRO sudah tidak perlu diragukan lagi. Ketika mengutarakan “Apapun makanannya,,” maka konsumen akan lugas menjawab “Minumnya TEH BOTOL SOSRO”. Bukankah itu
merupakan bukti bahwa TEH BOTOL SOSRO begitu tertanam kuat di benak konsumen. Banyak faktor yang dapat membentuk citra dari suatu merek, diantaranya iklan televisi, dan persepsi konsumen yang berkembang di masyarakat. Akan tetapi pengaruh iklan televisi, dan persepsi konsumen terhadap citra merek TEH BOTOL SOSRO belum diketahui. Hasil penelitian dapat menjadi pedoman perusahaan dalam mengambil keputusan apakah tetap mempertahankan bentuk iklan televisi dan apakah persepsi konsumen yang muncul bersifat positif atau negatif serta memelihara citra merek dan meningkatkan popularitas dari merek produk atau meninjau kembali, memperbaiki citra dan popularitas tersebut.
Metode Penelitian
19 Dan di uji regresi berganda menggunakan program SPSS 21.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 646 orang mahasiswa. Untuk itu daam pengambilan sampelnya menggunakan teknik proporsional random sampling, dengan alasan : (1) populasi setiap kelas tidak sama, (2) agar karakteristik populasi terwakili secara seimbang, dan (3) kecil kemungkinan kekeliruan dalam menggeneralisasi simpulan penelitian. Dalam
penentuan jumlah sampel
menggunakan tabel Isaac dan Michael dalam Sugiyono ( 2011 : 131), sehingga diperoleh sampel sebesar 100 orang mahasiswa.
Untuk memperoleh data variabel yang diteliti digunakan kuesioner. Kuesioner digunakan untuk memperoleh data tentang iklan tv, persepsi konsumen dan citra merek yang diukur berdasarkan kecenderungan mahasiswa dengan menggunakan model tipe skala Likert yang berbentuk politomi dengan kemungkinan jawaban yang berjenjang dengan skor 1 sampai dengan lima, baik positif maupun negatif.
Landasan Teori Pemasaran
Kegiatan pemasaran dimulai dari suatu kenyataan bahwa manusia merupakan makhluk yang memilki kebutuhan dan keinginan yang harus dipenuhi. Menurut William J. Stanton dalam Basu Swastha (2003:10), memberikan pengertian bahwa : “Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang
ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.”
Promosi
Promosi merupakan suatu bagian yang penting dalam suatu perusahaan. Menurut Handi Chandra (2008 : 95) : “Promosi adalah penawaran manfaat tambahan kepada konsumen dengan harga tetap.”
Agar kegiatan promosi dapat berhasil secara efektif dan efisien maka perusahaan dapat menggunakan bauran promosi (promotion mix).
Bauran Promosi
Menurut Basu Swastha (2003 : 239), pengertian bauran promosi : “Kombinasi strategi yang paling baik dari variabel – variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi lainnya yang kesesuaiannya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjual”.
Iklan
Menurut Kotler (2007 : 244) :
“Iklan adalah segala bentuk
presentasi nonpribadi dan promosi gagasan, barang atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar.”
Iklan merupakan cara yang berbiaya efektif guna menyebarkan pesan, baik untuk membangun preferensi mereka atau untuk mendidik orang lain.
Fungsi Iklan
20 pesan sederhana yang memungkinkan penerima memahami produk yang diinformasikan, fungsinya, dan hubungannya dengan setiap produk sejenis yang lain. Menurut Mahmud Machfoedz (2010 : 140), fungsi periklanan, yakni berkomunikasi dengan khalayak tertentu yang terdiri dari konsumen baik individu maupun perusahaan. Lebih dari itu, dimanapun konsumen berada, tujuan utama periklanan ialah untuk membangun kesadaran tentang keberadaan suatu produk atau perusahaan. Mahmud Machfoedz (2010 : 140) juga memberikan fungsi lain dari iklan meliputi fungsi pemasaran, fungsi komunikasi, fungsi ekonomis, dan fungsi sosial.
Tujuan Iklan
Tujuan iklan dapat digolongkan menurut apakah sasarannya untuk menginformasikan, membujuk, mengingatkan, atau memperkuat. Menurut Kotler (2007 : 245), terdapat macam – macam tujuan dalam sebuah iklan yang dimaksudkan untuk tahap – tahap yang berbeda dalam hirarki efek, yaitu : “Informatif, Persuasif, Pengingat, Penguatan”.
Iklan Televisi
Perusahaan menggunakan jasa berbagai media untuk menyampaikan rencana pesan atau informasi kepada audience sasaran. Diantara media yang ada, terdapat empat klasifikasi media yaitu media elektronik, media cetak, media luar ruang, dan media lain (Mahmud Machfoedz, 2010 : 146). Media elektronik umumnya banyak digunakan oleh perusahaan
untuk mengiklankan produknya, dan sarana televisi menjadi yang paling favourite.
Persepsi Konsumen
Menurut Schiffman dan kanukk (2000) : “persepsi adalah cara orang memandang dunia ini. Dari definisi umum yang dapat dilihat bahwa persepsi seseorang berbeda dari yang lainnya. Cara memandang dunia sudah pasti dipengaruhi oleh sesuatu dari dalam maupun luar orang itu.”
Citra
Citra merupakan hasil evaluasi dalam diri seseorang berdasarkan pengertian dan pemahaman terhadap rangsangan yang telah diolah, diorganisasikan dan disimpan dalam benaknya. (David A. Garvin, 2010:1).
Merek
Menurut Kotler (2007 : 332) : “merek adalah produk atau jasa penambah dimensi yang dengan cara tertentu mendiferensiasikannya dari produk atau jasa lain yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama.”
Citra Merek
Citra merek merupakan hasil dari penilaian, pandangan atau penyeleksian konsumen terhadap suatu merek. Hal ini berdasarkan pada hasil pertimbangan atau
penyeleksian dengan
21 tersebut. Menurut Kotler (2007 : 346) : “Citra merek adalah kumpulan yang memegang kepercayaan tentang fakta merek yang diketahui sebagai citra merek.”
Pengaruh Iklan Televisidan
Persepsi Konsumen terhadap Citra Merek
Menurut Edith G. Smith dalam Journal of current issues and research in advertising Vol. 27 (Fall
2007) mengatakan “terdapat
pengaruh secara langsung yang positif dan signifikan antara tayangan iklan televisi terhadap citra merek berbagai produk”
Wahyu Arfianto dalam disertasinya yang tertuang ke dalam jurnal mengenai “The analysis of factors who have influence to effectivity on television media advertisement” mengatakan bahwa kualitas pesan, daya tarik iklan, dan frekuensi penayangan berpengaruh secara positif dan signifikan sebesar 55% terhadap efektivitas iklan baik secara parsial maupun simultan dimana nantinya akan merangsang munculnya tanggapan yang positif di benak penonton yang melihatnya.
Penelitian lain dikemukakan oleh Eva A. Van Reijmersdal dan Peter C. Neijens dalam European Journal of Marketing Vol. 24, issues 5 menyatakan bahwa studi-studi menunjukkan bahwa integrasi merek ke dalam isi editorial dari sebuah iklan televisi memiliki dampak yang signifikan terhadap citra merek dimana image itu akan melekat kuat di hati konsumen.
Jika anggapan dan persepsi yang terkumpul itu baik dan sudah tercipta di benak konsumen, maka sudah pasti akan mengangkat citra merek perusahaan (Rozie, 2011 :1). Citra merek seperti sebuah harga mati dimana perusahaan jika ingin terus bertahan di tengah ketatnya persaingan,maka haruslah perusahaan memilikinya.
Hasil Dan Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian pengujian pengaruh iklan tv dan persepsi konsumen ditunjukan oleh hasil analisis uji-t terhadap citra merek. Hasil analisis Uji t pada variabel iklan tv menunjukan bahwa sebesar 0,000. Artinya, variabel iklan tv sangat berpengaruh signifikan terhadap citra merek TEH BOTOL SOSRO. Sedangkan hasil analisis Uji signifikansi pada variabel persepsi konsumen menunjukan 0,031. Artinya, Variabel persepsi konsumen berpengaruh signifikan terhadap citra merek TEH BOTOL SOSRO.
Pada Analisis pengujian variabel iklan tv dan persepsi konsumen secara simultan menghasilkan sebesar 37.322, dan lebih besar dari sebesar 2.441 pada taraf signifikansi 5%. Artinya secara simultan variabel iklan tv dan persepsi konsumen berpengaruh signifikan terhadap citra merek.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat simpulankan sebagai berikut :
22 (2,441) maka hipotesis nol ditolak. Dapat disimpulkan bahwa model baik digunakan untuk menunjukkan pengaruh iklan tv dan persepsi konsumen terhadap citra merek. Berdasarkan tabel 4.3 terdapat pengaruh secara simultan antara iklan tv dan persepsi terhadap citra merek TEH BOTOL SOSRO
2. Pengujian pengaruh iklan tv dan persepsi konsumen ditunjukan oleh hasil analisis uji-t terhadap citra merek. Hasil analisis Uji t pada variabel iklan tv menunjukan bahwa sebesar 0,000. Artinya, variabel iklan tv sangat berpengaruh signifikan terhadap citra merek TEH BOTOL SOSRO. Sedangkan hasil analisis Uji signifikansi pada variabel persepsi konsumen menunjukan 0,031. Artinya, Variabel persepsi konsumen berpengaruh signifikan terhadap citra merek TEH BOTOL SOSRO.
3. Hasil analisis Kuesioner pada variabel iklan tv menunjukan rata-rata total skor sebesar 494 dengan rata-rata skor 3.82 dan tingkat interpelasi setuju. Hal ini menunjukan bahwa iklan tv diterima oleh responden. Secara umum responden menanggapi bahwa responden setuju dengan iklan tv yang ditayangkan. Hal ini yang menyebabkan variabel iklan tv berpengaruh signifikan terhadap citra merek. Hasil pengujian kuesioner pada variabel persepsi konsumen
dijelaskan bahwa rata-rata total skor yang didapat adalah 458 dengan rata-rata skor 3.54 pada tingkat interpretasi Setuju, Artinya, responden menyatakan setuju terhadap indikator pernyataan-pernyataan yang diajukan. Hal ini yang menyebabkan variabel persepsi
konsumen berpengaruh
signifikan terhadap citra merek`
Saran
Berdasarkan data dan simpulan yang telah diperoleh dalam penelitian ini, maka penulis memberikan beberapa saran yang sekiranya dapat bermanfaat sebagai masukan bagi pihak yang berkepentingan. Adapun saran yang dapat diberikan diambil dari poin terendah dari indikator tiap variabel adalah sebagai berikut:
1. PT. SINAR SOSRO disarankan membuat sebuah inovasi tentang produk TEH BOTOL SOSRO sehingga persepsi konsumen dapat tumbuh pada masyarakat. 2. Untuk penelitian selanjutnya
disarankan untuk mencari variabel lain selain variabel iklan televisi dan persepsi konsumen yang dapat mempengaruhi citra merek.
Daftar Pustaka
23 Aaker, David A. 1996. Building
Strong Brands. New York :
The McGraw – Hill
Companies Inc., Edisi Bahasa Indonesia. Yogyakarta : Andi. Adhizal Kandary. 07 Agustus 2010.
Iklan Televisi.
http://id.shvoong.com/writing-
and-speaking/2033884-
pengertian-iklan/#ixzz1qKCAXUKT Anthie. 25 November 2010. Persepsi
Konsumen Terhadap Suatu Produk. http://anthie-beauty.blogspot.com
Anwar, Syaiful. 2007. Pengaruh Tayangan Iklan Televisi terhadap Citra Merek dan
Dampaknya kepada
Keputusan Pembelian Soft Drink Fanta.
http://karyailmiah.um.ac.id/in dex.php/manajemen/article/vi ew/4097. 27 September 2013. 09:20 PM.
Avery, Rosemary. 1998. Persuasive Communication.
http://www.trsitate.edu/facult y/herbig/imc06.htm
Basu Swastha dan Irawan. 2003. Manajemen Pemasaran Moderen. Yogyakarta: Liberty.
Danibrata, Aulia. 2008. Pengaruh Perluasan Merek terhadap Citra Merek. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol.10, No. 1, April 2008, 37-46.
Edy Chandra. Menentukan Kriteria Iklan Yang Baik. e-chandra.blogspot.com. 27 November 2008.
Farbey, AD. 1997. How to produce successful Advertising Marketing in Action Series. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Fishbein, M., and Ajzen, I. 1975. Belief, attitude, intention and behavior: an introduction to theory and research, Reading, MA; Addison-Wesley; in Travimof, David and Duran, Anne. 1998, Some tests of the distinction between attitude and perceived behavioral control, The British of Journal of Social Psychology, 37 (3), 1-14.
Harun Al Rasyid. 1994. Metode penelitian, cetakan pertama. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Husein Umar. 2002. Metode Riset Bisnis, edisi pertama. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Ilham Zoebazary. 2010. Iklan Televisi dan Proses Pembuatannya. http://id.shvoong.com/humani
ties/film-and-theater- studies/2276130-pengertian-
iklan-televisi/#ixzz1qKEMMZ3K Iqbal Hasan. 2002. Pokok – pokok
Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Bogor : Ghalia Indonesia.
Knapp, Duane E. 2000. The Brand Mindset. English : The McGraw – Hill Companies Inc., Edisi Bahasa Indonesia. Yogyakarta : Andi.
Kotler. 2007. Manajemen
24 Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang.
La Ferle, Carrie., and Marina Choi, Sejung. 2005. Publishing Models and Article Dates Explained. Journal of Current Issues and Research in Advertising. Vol. 27, No. 2 (Fall 2005).
http://www.tandfonline.com/doi/a bs/10.1080/089117609027659 40#.UkQu3n_9XZl 26 September 2013, 07:50 PM
Mahmud Machfoedz. 2010.
Komunikasi Pemasaran Modern. Yogyakarta: Cakra Ilmu.
Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi. 2003. Metode Penelitian Survey. Jakarta : LP3ES.
Meenaghan, Tony and Shipley, David. 1999. Media Effect in Commercial Sponsorship. European Journal Marketing. Vol. 33. Issue 3-4. 26 September 2013. 08:15 PM. Ohanian, Roobina. 1991. The Impact
of Celebrity Spokesperson’s Perceived Image on Consumers Intention to Purchase. Journal of Advertising Research, (February/March), 46-54. Prasetya, Fanny Eka. 2010. “Analisis
Pengaruh Corporate Social Responsibility “Lifebuoy Berbagi Sehat” Terhadap Loyalitas Konsumen dan Citra
Perusahaan Unilever
Indonesia (Studi Kasus di Kota Bogor).
http://repository.ipb.ac.id/han dle/123456789/62556
Rozie. 28 Mei 2011. Persepsi Konsumen.
http://rozie/persepsi-konsumen.html
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman. 2009. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam penelitian. Bandung : CV. Pustaka Setia.
Schiffman & Kanuk. 2004. Perilaku Konsumen (edisi 7). Jakarta: Prentice Hall.
Sudjana. 2000. Statistik untuk Ekonomi dan Niaga, Jilid II. Bandung : Taritu.
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis, edisi pertama. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Sukartaatmadja, Iswandi dan Suryanadi, Andri. No. 2 Vol. 11. 2011. “Pengaruh Promosi Melalui Media Brosur Terhadap Citra Merek ( Studi Kasus pada PT. Bogor Raya Development ).
25
ANALISIS STRES KERJA DAN KONFLIK KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI INSTALASI BEDAH SENTRAL (IBS)
RSUP DR. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA
oleh Gus Andri
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
ABSTRACT
The purpose of this study was to analyze the stress of work and conflict of work to employee performance Installation of Central Surgical Hospital Dr. Cipto Mangunkusumo.
The method used is quantitative method. In this study, the population was an employee of the Central Surgical Hospital Installations Dr. Cipto Mangunkusumo totaling 73 people as well as a sample in this study with a total sampling technique. Based on these results it appears that stress of work variables significantly influence employee performance with a value of 1.244 regression with a significance level of 0.000 or <0.05. While the conflict of work variable significant effect on employee performance with a value of 0,349 regression with a significance level of 0.000 or <0.05. At the t test for stress of work variables seen that t > t table (14.979> 1.666). Where the effect of stress of work on performance amounted to 1,244, or 124.4%, with a probability of 0.000 or <0.05. Then to variable conflict of work seen that t > t table (5.211> 1.666), where the influence of conflict of work on the performance of 0,349 or 3.49% with a probability of 0.000 or <0.05. In the F test seen that F count> F table (285.577> 3.133) with a significance level of 0.000 or <0.05 consequently H0 and H1 accepted which means that stress of work variables and conflict of work jointly significant effect on employee performance.
The coefficient of determination (adjusted R2) of 0.888 means that 88.8% of employee performance is affected by stress of work and conflict of work and 11.2% influenced by other variables.
Keywork: Stress of work, Conflict of work , and Performance
Pendahuluan
Kekayaan yang paling utama bagi setiap bangsa adalah sumber daya manusia. Keberadaan sumber daya manusia di dalam suatu instansi memegang peranan yang penting. Keberhasilan suatu instansi sangat
26 manusia yang handal. Salah satu aspek penting yang menentukan kinerja pegawai adalah sejauh mana pegawai itu mampu melakukan pekerjaan baik dari segi kualitas dan kuantitas maupun waktu dalam menyelesaikan pekerjaan.
Stres merupakan keadaan yang wajar karena terbentuk pada diri manusia sebagai responden merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari dari diri manusia. Disalah satu pihak beban kerja disatuan unit instansi semakin bertambah, keadaan ini akan menuntut energi pegawai yang lebih besar dari keadaan yang sebelumnya.
Menurut Hasibuan (2013:204), stres kerja dapat timbul sebagai akibat tekanan atau ketegangan yang bersumber dari ketidakselarasan antara seseorang dengan lingkungannya. Dengan kata lain, apabila sarana dan tuntunan tugas tidak selaras dengan kebutuhan dan kemampuan seseorang, ia akan mengalami stres kerja. Menurut Robbins (2008:374), berbagai hal yang dapat menjadi sumber stres yang berasal dari pekerjaan (instansi) beraneka ragam seperti : beban tugas yang terlalu berat, desakan waktu dan lain-lain. Situasi di luar lingkungan pekerjaan (individu) juga dapat menjadi sumber stres. Berbagai masalah yang dihadapi seseorang, seperti masalah-masalah keluarga adalah contoh sumber stres.
RSUP Dr. Cipto
Mangunkusumo Jakarta terdiri dari 1 dewan pengawas, 4 dewan direksi, 11 bidang bagian rumah sakit, 39 instalasi, dan 21 KSM. Dalam penelitian ini Penulis mengambil salah
satu instalasi yang ada di RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta yaitu pada Instalasi Bedah Sentral. Banyaknya tindakan medik operatif yang terjadwal di Instalasi Bedah Sentral rata-rata + 15 pasien perhari akan dapat menimbulkan stres kerja terutama pada pegawai di Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Dilihat dari situasi yang terjadi saat ini, pegawai tidak dapat melaksanakan tindakan medik operatif sesuai dengan jumlah calon operasi yang telah terjadwal. Hal ini disebabkan karena adanya stres kerja pada pegawai di Instalasi Bedah Sentral.
Selain stres kerja, konflik kerja juga turut mempengaruhi kinerja pegawai pada Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Menurut Afzalur Rahim (2011:16) Konflik kerja adalah ketidak sesuaian antara dua atau lebih anggota atau kelompok dalam suatu organisasi karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi.
Berdasarkan fenomena
pengamatan yang dilakukan, bahwak konflik kerja yang dominan terjadi adalah konflik antara rekan kerja (conflict teamwork) yaitu kurang adanya rasa saling mendukung dalam mengerjakan pekerjaan sebagai team, di samping itu adanya ketidak pedulian terhadap lingkungan sekitar di Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta.
27 meningkatkan pengetahuan dan keahlian pegawainya melalui
pendidikan seperti tabel berikut :
Tabel 1
Data Pegawai Instalasi Bedah Sental
RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pada Tahun 2010-2014
Kelompok No Pendidikan Th 2010
Th 2011
Th 2012
Th 2013
Th
2014 (%) Medis
(84,91%)
1 Spesialis
Kebidanan 1 1 1 1 1 1,37
2 S2 Kep 0 0 0 0 0 0
3 S1 Kep 1 5 6 7 7 9,58
4 S1 Kes 1 1 2 1 1 1,37
5 D.IV Ans 1 1 2 2 2 2.73
6 D.III Kep 47 43 53 52 51 69,86
Non Medis (15,0)
7 D.III
Analis 0 0 0 0 1 1,37
8 SPK 8 8 7 4 2 2,73
9 SLTA 8 8 8 8 8 10,95
10 SMP 0 0 1 0 0 0
Jumlah 67 67 80 75 73 100
Sumber:Adminstrasi Instalasi Bedah Sentral (2014)
Dari data di atas dapat disimpulkan dari beberapa orang pegawai di Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr.Cipto Mangukusumo yang mengalami stres kerja dan konflik kerja hal ini disebabkan karena adanya beban kerja yang berlebih, tidak bisa bekerja sama dengan tim, tidak peduli dengan lingkungan dan kejenuhan dalam bekerja yang dapat berpengaruh terhadap kinerja.
Landasan Teori Stres Kerja
Menurut Robbins (2008:373), stres merupakan kondisi dinamik yang di dalamya pegawai menghadapi peluang, kendala, tuntutan yang terkait dengan apa yang sangat dinginkannya. Menurut Siagian (2008:300), stres merupakan kondisi ketegangan yang
berpengaruh terhadap emosi, jalan pikiran dan kondisi fisik seseorang. Mangkunegara (2008: 157),
mengatakan stres merupakan suatu perasaan tertekan yang dialami pegawai dalam menghadapi pekerjaan.
Berdasarkan pengertian para ahli tersebut dapat saya simpulkan bahwa stres kerja merupakan suatu kondisi yang merefleksikan rasa tertekan, tegang, yang mempengaruhi emosi dan proses berfikir seorang pegawai untuk mengerjakan pekerjaannya sehingga menghambat tujuan organisasi.
28 memadai, konflik antar pribadi dengan pimpinan atau kelompok kerja, balas jasa yang terlalu rendah dan masalah-masalah lainnya.
Stres kerja dikategorikan menjadi dua (Mulyadi , 2003) yaitu; pertama, eustress, yaitu hasil respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif dan konstruktif (membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu dan organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan adaptasi dan tingkat performance yang tinggi dan kedua, distress, yaitu hasil dari respon yang bersifat tidak sehat, negatif dan desktruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan juga organisasi seperti penyakit kardiovaskuler dan tingkat ketidakhadiran yang tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan dan kematian.
Adapun indikator-indikator stres kerja (Robbins, 2008), dapat dibagi dalam tiga aspek yaitu : pertama, psikologis (cepat tersinggung, tidak komunikatif, banyak melamun dan lelah mental. kedua, indkator pada fisik (meningkatnya detak jantung dan tekanan darah, mudah lelah secara fisik, pusing kepala dan problem tidur (imsomnia). ketiga, indikator pada prilaku (menunda atau menghindari pekerjaan, perilaku sabotase dan lain sebagainya)
Konflik Kerja
Menurut Hartatik (2014:289), konflik adalah proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh pada pihak-pihak
yang terlibat, baik pengaruh positif maupun negatif. Menurut Wirawan (2010:5), mendefenisikan konflik adalah proses pertentangan yang diekspresikan di antara dua pihak atau lebih yang saling tergantung mengenai objek konflik, menggunakan pola perilaku dan interaksi konflik yang menghasilkan keluaran konflik. Hasibuan (2008:199), mengatakan konflik adalah persaingan kurang sehat berdasarkan ambisi dan sikap emosional dalam memperoleh
kemenangan. Konflik akan
menimbulkan ketegangan,
konfrontasi, perkelahian, dan frustasi jika tidak dapat diselesaikan.
Berdasarkan pengertian para ahli di atas, dapat saya simpulkan bahwa konflik kerja adalah ketidak sesuaian pertentangan antara dua orang atau lebih di dalam instansi karena adanya perbedaan pendapat, nilai-nilai, tujuan, serta kompetisi untuk memperebutkan posisi dan kekuasaan menurut sudut pandang masing-masing untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut Hartatik (2014:295), ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya konflik pertama, sumber daya yang langka, kedua, perbedaan dalam tujuan, ketiga, saling keter-gantungan dalam menjalankan pekerjaan dan keempat, perbedaan dalam nilai persepsi.
29 mungkin dipenuhi sekaligus. kedua, konflik interpersonal adalah pertentangan antara seseorang dengan orang lain, karena perbedaan kepentingan atau keinginan. Ketiga, konflik antar individu dalam kelompok. Keempat, konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama. Kelima, konflik antar organisasi.
Kinerja
Menurut Hasibuan (2008:94), kinerja merupakan hasil kerja yang
dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta ketepatan waktu. Dessler (2000:41), kinerja merupakan prestasi kerja, yaitu perbandingan antara hasil kerja dengan standar yang ditetapkan. Mangkunegara (2002:22), kinerja adalah hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab yang diberikan.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat saya simpulkan bahwa kinerja adalah kemampuan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan, baik dari segi kuantitas maupun kualitas, dimana suatu target kerja dapat diselesaikan pada waktu yang tepat atau tidak melampui batas waktu yang disediakan sehingga tujuannya akan sesuai dengan moral maupun etika instansi yang nantinya akan berdampak terhadap remunerasi pegawai. Dengan demikian kinerja pegawai dapat memberikan kontribusi bagi instansi tersebut.
Menurut Terry (2006), faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja
seorang pegawai dalam
melaksanakan aktivitas kerja adalah; pertama, partnership, adanya suatu pengakuan organisasi terhadap pegawai sebagai bagian dari yang ikut berpartisipasi dalam keadaan mencapai tujuan. kedua, produktivitas, yaitu adanya suatu imbalan yang diberikan organisasi berdasarkan produktivitas kerja pegawai. Ketiga, pemuasan kebutuhan, adanya
penekanan pada pemenuhan
kebutuhan yang diberikan kepada pegawai.
Menurut Hasibuan (2006:94), mengungkapkan bahwa kinerja merupakan gabungan tiga faktor penting, yaitu kemampuan dan minat seorang pekerja, kemampuan dan penerimaan atas penjelasan delegasi tugas dan peran serta tingkat motivasi pegawai. Apabila kinerja tiap pegawai baik, maka diharapkan kinerja organisasi akan baik pula.
30 Ketiga, kinerja operasional merupakan kinerja operasional yang berkaitan dengan efektifitas penggunaan setiap sumber daya yang digunakan organisasi.
Adapun indikator untuk mengukur kinerja Pegawai (Hasibuan, 2008) adalah pertama, kuantitas kerja yang merupakan jumlah yang dihasilkan seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan. Kedua, kualitas pekerjaan yang diukur atas persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan karyawan. Ketiga, tanggung jawab dalam bekerja
merupakan wewenang dalam
melaksanakan tugas. Keempat, keahlian yang dipunyai dalam bekerja. Kelima, ketepatan waktu dalam bekerja dan menyelesaikan pekerjaan.
Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013:79), yaitu penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Metode penelitian ini untuk mengetahui pengaruh stres kerja dan konflik kerja terhadap kinerja pegawai di Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo Jakarta, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.
Adapun variabel yang diteliti terdiri dari variabel bebas (independent variable), stres kerja (X1) dan konflik kerja (X2).serta variabel terikat (dependent variable),
kinerja (Y), sedangkan populasi dan sampel adalah seluruh pegawai medis dan non medis di Instalasi Bedah
Sentral RSUP Dr.Cipto
Mangunkusumo Jakarta yaitu berjumlah 73 orang pegawai yang sekaligus dijadikan sebagai sampel penelitian dengan teknik total sampling. Data yang digunakan adalah data kualitatif dan data kuantitatif, sebagai sumber data diperoleh dari data primer merupakan data yang tidak dipubklikasikan yang diperoleh langsung dari tempat penelitian dalam bentuk baku dan masih membutuhkan pengolahan lebih lanjut. Data ini berisikan antara lain jawaban atas pernyataan angket yang disebarkan kepada seluruh responden dan data sekunder yaitu data yang telah dipublikasikan dan bersumber dari Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo Jakarta, serta jurnal penelitian. Selanjutnya pengumpulan data melalui survey lapangan, wawancara dan penyebaran kuesioner, sedangkan analisis data regresi linear berganda
Pembahasan
Berdasarkan perhitungan
melalui komputer dengan
menggunakan program SPSS
diperoleh hasil regresi sebagai berikut: Tabel 2
Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
31 Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda yang diringkas pada tabel diatas, maka berikut ini dikemukakan persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :
Persamaan regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Konstanta (a)
Nilai konstanta yang diperoleh sebesar -2,558 menunjukkan bahwa jika karyawan stres dalam bekerja dan terjadi konflik, maka kinerja pegawai pada Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo Jakarta menurun sebesar -2,558. Dapat diartikan stres kerja, konflik kerja dan kinerja pegawai Instalasi Bedah Sentral memang sudah menurun. Maka dari itu stres kerja dan konflik kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Stres dan konflik yang dimaksud disini ialah stres dan konflik yang membangun dalam arti positif. Sehingga akan meningkatkan kinerja pegawai Instalasi Sentral RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo Jakarta.
2. Koefisien regresi X1 (stres kerja) = 1,244, artinya dengan berkurangnya satu satuan variabel stres kerja maka akan meningkatkan kinerja pegawai Instalasi Bedah Sentral sebesar 1,244 atau 124,4%.
3. Koefisien regresi X2 (konflik kerja) = 0,349, artinya dengan berkurangnya satu satuan variabel konflik kerja maka akan meningkatkan kinerja pegawai Instalasi Bedah Sentral sebesar 0,349 atau 34,9%.
Uji t (t-test)
Uji t (t-test) ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh secara parsial (individu) variabel – variabel bebas (stres kerja dan konflik kerja) terhadap variabel terikat (kinerja) atau menguji signifikansi konstanta dan variabel terikat. Hasil perhitungan uji t dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3
Hasil Perhitungan Uji t
Sumber : Olahan Data Primer, 2015 Pengujian dilakukan dengan menggunakan df = n-k = 73-3 = 70 dengan (α) 5%.
Deskripsi dari uji t masing – masing variabel sebagai berikut :
1. Hipotesis 1 (H1)
Dari analisis data atau hasil regresi diperoleh probabilitas 0,000 jika dibandingkan dengan α 5% maka probabilitas kecil dari pada α (0,000 < 0,05) atau dapat juga dilihat dari uji t dimana t hitung > t tabel (14,979 > 1,666). Dengan demikian kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil analisis ini adalah H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Instalasi Bedah
Sentral RSUP Dr.Cipto
Mangunkusumo Jakarta. Dimana pengaruh stres kerja terhadap kinerja pegawai sebesar 1,244 atau 124,4% pada tingkat
Coefficientsa
-2.558 2.456 -1.042 .301
1.244 .083 .757 14.979 .000
.349 .067 .263 5.211 .000