• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN PERAWAT DAN HAK PASIEN (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERAN PERAWAT DAN HAK PASIEN (1)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PERAN PERAWAT DAN HAK PASIEN DALAM PEMBERIAN OBAT

Disusun Oleh :

Zellia Putri Hasti Pratiwi (1714401085)

Dosen Pembimbing: El Rahmawati, S.Kp.,M.Kes

PRODI DIII KEPERAWATAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada tuhan yang maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya, Mahasiswa DIII keperawatan mampu menyelesaikan makalah “PERAN PERAWAT DAN HAK PASIEN DALAM PEMBERIAN OBAT” dengan tepat waktu. Banyak rintangan dan hambatan yang saya hadapi dalam penyusunan makalah ini. Namun, berkat bantuan teman-teman serta bimbingan dari dosen pembimbing, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan Mahasiswa. Saya, Mahasiswa Keperawatan juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu El Rahmawati, S.Kp.,M.Kes selaku dosen mata kuliah Farmakologi yang telah membimbing agar dapat menyelesaikan makalah ini dan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, dan doa.

Tidak lupa pula saya mengharap kritik dan saran untuk memperbaiki makalah saya ini, dikarenakan banyak kekurangan dalam mengerjakan makalah ini.

Bandar Lampung, 10 Februari 2018

Penyusun,

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……….. i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 4

1.2 Rumusan masalah ... 4

1.3 Tujuan penulisan... 4

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Peran Perawat Dalam Pemberian Obat……….. 5

2.2 Cara Mencegah Kesalahan Dalam Pemberian Obat……….. 6

2.3 Keamanan Dalam Pemberian Obat Melalui Injeksi………... 7

2.4 Prinsip-Prinsip Dalam Pemberian Obat………. 7

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan... 10

3.2 Saran... 10

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perawat bertanggung jawab dalam pemberian obat-obatan yang aman. Perawat harus mengetahui semua komponen dari perintah pemberian obat dan mempertanyakan perintah tersebut jika tidak lengkap atau jelas atau dosis yang diberikan diluar batas yang direkomendasikan. Walaupun obat menguntungkan klien dalam banyak hal, beberapa obat dapat menimbulkan

Efek samping yang serius atau berpotensi menimbulkan efek yang berbahaya bila kita memberikan obat tersebut tidak sesuai dengan anjuran yang sebenarnya. Secara hukum perawat bertanggung jawab jika mereka memberikan obat yang diresepkan dan dosisnya tidak benar atau obat tersebut merupakan kontraindikasi bagi status kesehatan klien. Sekali obat telah diberikan, perawat bertanggung jawab atas efek obat yang diduga bakal terjadi dan membantu klien untuk menggunakannya dengan benar dan berdasarkan pengetahuan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran perawat dalam proses pemberian obat? 2. Bagaimana cara mencegah kesalahan dalam pemberian obat? 3. Bagaimana keamanan dalam pemberian obat dalam injeksi? 4. Jelaskan prinsip-prinsip pemberian obat pada pasien?

1.3 Tujuan Penulisan

(5)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Peran Perawat dan Hak Pasien Dalam Pemberian Obat

Perawat adalah mata rantai terakhir dalam proses pemberian obat kepada pasien karna perawat yang bertanggung jawab bahwa obat itu diberikan dan memastikan bahwa obat itu benar diminum.

Karena obat dapat menyembuhkan atau merugikan pasien, maka pemberian obat menjadi tugas perawat yang paling penting. Tidak semua pasien tahu tentang obat dan cara kerja obat, ini disebabkan adanya beberapa factor diantaranya gangguan visual, pendengaran, intelektual, atau motorik yang mungkin membuat pasien sukar untuk minum obat. Perawat yang paling tahu tentang kebutuhan dan respon pasien dalam terapi medis dan cara pemberian obat yang tepat. Misalnya, pasien yang sukar menelan, muntah atau tidak dapat minum obat tertentu (bentuk kapsul). Factor yang mungkin membuat pasien sukar minum obat harus diperhatikan.

Dalam menjalankan perannya, perawat menggunakan pendekatan proses keperawatan dengan memperhatikan 6 benar dalam pemberian obat, yaitu: benar pasien, obat, dosis, rute pemberian, waktu dan benar dalam dokumentasi.

Hak pasien dalam pemberian obat yaitu:

1. Hak klien mengetahui alasan pemberian obat.

Hak ini adalah prinsip dari memberikan persetujuan setelah mendapatkan informasi (informed concent).

2. Hak klien untuk menolak pengobatan

(6)

2.2 Cara Mencegah Kesalahan Dalam Pemberian Obat

Supaya dapat tercapainya pemberian obat yang aman, seorang perawat harus melakukan hal-hal yang benar. Yaitu:

a. Baca label obat dengan teliti. Banyak produk tersedia dalam kotak,warna dan bentuk yang sama.

b. Pertanyakan pemberian banyak tablet atau vial untuk dosis tunggal. Kebanyakan dosis terdiri dari satu atau dua tablet atau kapsul atau satu vial dosis tunggal. Interprestasi yang salah terhadap program obat dapat mengakibatkan pemberian dosis tinggi yang berlebihan.

c. Waspada obat-obatan bernama sama. Banyak nama obat yang terdengar sama(misalnya digoxin dan digitoxin).

d. Cermati angka belakang koma. Beberapa obat tersedia dalam jumlah yang merupakan perkalian satu sama lain (contoh: tablet cumadin dalam tablet 2,5 dan 25mg).

e. Pertanyakan peningkatan dosis yang tiba-tiba dan berlebihan. Kebanyakan dosis di programkan secara bertahap supaya dokter dapat memantau efek teraupetik dan responnya.

f. Ketika suatu obat baru atau obat yang tidak lazim di programkan,konsultasikan kepada sumbernya. Jika dokter tidak lazim dengan obat tersebut maka resiko pemberian dosis yang tidak akurat menjadi lebih besar.

g. Jangan beri obat yang di programkan dengan nama pendek atau singkatan yang tidak resmi.Banyak dokter menggunakan nama pendek atau singkatan tidak resmi untuk obat yang sering di programkan.Apabila perawat atau ahli farmasi tidak mengenal singkatan tersebut obat yang diberikan atau dikeluarkan bisa salah.

h. Jangan berupaya menguraikan dan mengartikan tulisan yang tidak dapat di baca.Apabila ragu tanya ke dokter kesempatan terjadinya interprestasi kecuali,perawat mempertanyakan program obat yang sulit di baca.

(7)

j. Sering kali satu atau dua klien memiliki nama akhir yang sama atau mirip label khusus pada buku,obat dapat memberi peringatan tentang peringatan masalah yang potensial. k. Cermati ekuivalen.Saat tergesa-gesa salah baca ekuivalen mudah terjadi.Contoh:di baca

milligram padahal mililiter.

2.3 Keamanan Dalam Pemberian Obat Melalui Injeksi

Pemberian obat secara parenteral merupakan pemberian obat melalui injeksi atau infuse. Sediaan parenteral merupakan sediaan steril. Sediaan ini diberikan melalui beberapa rute pemberian, yaitu Intra Vena (IV), Intra Spinal (IS), Intra Muskular (IM), Subcutaneus (SC), dan Intra Cutaneus (IC). Obat yang diberikan secara parenteral akan di absorbs lebih banyak dan bereaksi lebih cepat dibandingkan dengan obat yang diberikan secara topical atau oral. Perlu juga diketahui bahwa pemberian obat parenteral dapat menyebabkan resiko infeksi. Resiko infeksi dapat terjadi bila perawat tidak memperhatikan dan melakukan tekhnik aseptic dan antiseptic pada saat pemberian obat. Karena pada pemberian obat parenteral, obat diinjeksikan melalui kulit menembus system pertahanan kulit. Komplikasi yang seringv terjadi adalah bila pH osmolalitas dan kepekatan cairan obat yang diinjeksikan tidak sesuai

dengan tempat penusukan sehingga dapat mengakibatkan kerusakan jaringan sekitar tempat injeksi.

Pada umumnya pemberian obat secara parenteral di bagi menjadi 4, yaitu : A. Pemberian Obat Via Jaringan Intra Kutan

B. Pemberian Obat Via Jaringan Subkutan

C. Pemberian Obat Via Intra Vena : Intra Vena Langsung dan tak langsung D. Pemberian Obat Via Intramuskular

2.4 Prinsip-Prinsip Dalam Pemberian Obat

1) Klien yang benar

(8)

setiap klien setiap kali pengobatan diberikan karna beberapa klien akan menjawab dengan nama sembarangan bahkan tidak merespon. Pada keadaan dimana gelang identifikasi hilang, perawat harus memastikan identitas klien sebelum setiap obat diberikan. Perawat juga harus membedakan dua klien dengan nama belakang yang sama.

2) Obat yang benar

Berarti klien menerima obat yang telah diresepkan. Perintah pengobatan mungkin diresepkan oleh seorang dokter atau pemberi asuhan kesehatan yang memiliki izin praktik dengan wewenang dari pemerintah untuk memerintahkan pengobatan. Perawat harus tunduk dengan peraturan institusi mengenai perintah dokter ataupun pemberi asuhan kesehatan.

Komponen dari perintah pengobatan adalah: 1) Tanggal dan saat perintah ditulis 2) Nama obat

3) Dosis obat 4) Rute pemberian 5) Frekuensi pemberian

6) Tanda tangan dokter atau pemberi asuhan kesehatan

Untuk menghindari kesalahan, label obat harus dibaca tiga kali: (1) pada saat melihat botol atau kemasan obat, (2) sebelum menuangkan obat, dan (3) setelah menuang obat.

3) Dosis yang benar

Adalah dosis yang diresepkan untuk klien tertentu. Perawat harus menghitung setiap dosis obat secara akurat, dengan mempertimbangkan variable berikut: tersedianya obat dan dosis obat yang diresepkan (diminta).

Implikasi dalam perawatan termasuk:

1) Hitung dosis obat dnegan benar

(9)

4) Waktu yang benar

Adalah saat dimana obat yang diresepkan harus diberikan. Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari, seperti b.i.d (dua kali sehari), t.i.d (tiga kali sehari), q.i.d (empat kali sehari), atau q6h (setiap 6 jam), sehingga kadar obat dalam plasma dapat dipertahankan.

5) Rute yang benar

Perlu untuk absorpsi yang tepat dan memadai. Rute yang lebih sering oral (melalui mulut), lingual (dibawah lidah untuk absorpsi vena), bukal (antara gusi dan pipi), topical (antara kulit), inhalasi ( semprot aerosol ).

6) Dokumentasi yang benar

(10)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perawat memiliki peran kolaboratif dalam pemberian obat kepada pasien. Dalam memberikan obat, perawat harus memperhatikan 6 prinsip benar yaitu benar obat, pasien, dosis, rute, waktu dan dokumentasi. Bila pasien menolak diberikan obat, atau obat itu tidak dapat dapat diberikan karena alasan tertentu, perawat harus mencatat alasannya dan dilaporkan kepada dokter untuk tindakan selanjutnya. Perawat harus terampil dan tepat saat memberikan obat, tidak sekedar memberikan pil untuk diminum (oral) atau injeksi obat melalui pembuluh darah (parenteral), namun juga mengobservasi respon klien terhadap pemberian obat tersebut.

Selain itu, perawat dituntut untuk memiliki keterampilan teknik dan pertimbangan terhadap perkembangan klien serta memahami dan menghormati hak-hak pasien.

3.2 Saran

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Adame, M.P., Josephson, D.L. and Holland Jr, L.N.2009. Pharmacology for Nurses: A

Pathophysiologic Approach Vol. I. New Jersey : Pearson Prentice Hall. Berman, A., Snyder,S.J., Kozier, B. dan Erb, B.2008. Fundamentals of Nursing.

Concepts, Process and Practice . 8 thEd . New Jersey : Pearson

Prentice Hall

Referensi

Dokumen terkait

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KESELAMATAN PASIEN DENGAN KEPATUHAN.. PELAKSANAAN PRINSIP PEMBERIAN OBAT INJEKSI DI RUMAH SAKIT

10 Pengertian infus adalah sediaan parenteral volume besar merupakan sediaan cair steril yang mengandung obat yang dikemas dalam wadah 100 ml atau lebih dan ditujukan untuk

antibiotik sekaligus tetapi waktu pemberiannya berbeda, untuk antibiotik injeksi diberikan saat pasein rawat inap dengan pemberian parenteral, sedang untuk

c) Semua obat baru, kecuali dinyatakan oleh pemerintah (Depkes RI) tidak membahayakan. d) Semua sediaan parenteral/injeksi/infus intravena. 4) Obat bebas terbatas (daftar

Absorbsi melalui parenteral tidak hanya lebih cepat Absorbsi melalui parenteral tidak hanya lebih cepat daripada pemberian oral, tapi kadar obat dalam darah yang dihasilkan

Sayangnya rumah sakit dalam memberikan tindakan medis baik apakah itu obat oral, infuse atau injeksi tidak pernah menerangkan kepada Prita Mulyasari untuk apa terapi itu

Heparin merupakan satu-satunya antikoagulan yang diberikan secara parenteral dan merupakan obat terpilih bila diperlukan efek yang cepat, misalnya untuk emboli paru

Obat dapat diberikan kepada penderita yang sakit keras atau dalam keadaan koma Lebih mahal dari bentuk sediaan non steril hanya karena ketatnya persyaratan yang harus dipenuhi steril,