• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah KORELASI UNSUR UNSUR PENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah KORELASI UNSUR UNSUR PENDIDIKAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

KORELASI UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN

dengan AJARAN ISLAM

Makalah

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Filsafat Pendidikan Islam

Dosen Pengampu: Dr.Fifi Nofiaturrohmah, M. Pd.I, M.Si

Disusun Oleh:

1. Agustina (1510310009)

2. Elviana Lailatul Qomariyah (1510310034)

3. Ahmad Imamuddin (1510310038)

4. Muhammad Abdul Ghofur (1310310078)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH JURUSAN TARBIYAH

(2)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidik dalam islam adalah orang yang mengajarkan ilmu dan pengetahuannya untuk peserta didik. Setiap manusia dapat menjadi pendidik, jika ia mau mengajarkan dan mengamalkan ilmu yang ia punyai. Pendidik harus manusia, karena hanya manusialah yang dapat dididik. Manusia dengan manusia adalah sejenis, jadi manusia pendidik dapat mendidik manusia lain sebagai peserta didik.

Menjadi seorang pendidik bukan hanya sekedar memiliki kecerdasan dan ilmu atau pengetahuan yang diunggulkan, tetapi seorang pendidikharus mempunyai sifat-sifat mulia untuk mendidik peserta didik, seperti sifat dewasa, dalam artian pendidik harus mempunyai sikap yang dewasa dalam menghadapi semua masalah, dewasa juga dapat diartikan bahwa pendidik harus lebih dewasa dari pada peserta didik, mulai dari umur, cara berfikir, sikap, dan lain-lain. Seorang pendidik harus mempunyai sifat tanggung jawab untuk membimbing peserta didik agar mereka mengerti akan mata pelajaran tersebut, dan memberikan contoh sikap yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan kepada peserta didik, menjelaskan pada peserta didik bahwa ini adalah sikap yang baik atau sikap yang buruk. Seorang pendidik juga harus mempunyai sifat bijaksana, tidak memilih atau membeda-bedakan antara peserta didik yang pandai atau pun kurang pandai, pendidik harus bersikap netral dan tidak memihak satu sama lain.

(3)

2 B. Rumusan Maslah

1. Apa pengertian dari pendidikan?

(4)

3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pendidikan dan Pendidik

Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sikdiknas, yakni pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.1

Sedangkan menurut John Dewey Pendidikan adalah The General Theory Of Education. John Dewey tidak membedakan filsafat pendidikan dengan teori pendidikan, sebab itu dia mengatakan pendidikan adalah teori umum pendidikan.

Menurut Hamka pendidikan adalah adalah proses ta’lim dan menyampaikan sebuah misi (Tarbiyah). Tarbiyah mengandung arti yang lebih komprehensif dalam memaknai pendidikan terutama pendidikan Islam baik secar vertikal maupun horizontal. Prosesnya merujuk pada pemeliharaan dan pengembangan seluruh potensi (fitrah) peserta didik baik jasmani maupun rohani. Jadi yang dimaksud pendidikan dalam makalah ini ialah usaha sadar dan terencana untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

Adapun aspek dari pendidikan salah satunya adalah menolong. Mengapa menolong? Bukan mencetak atau mewujudkan? Ya, karena pendidik mengetahui bahwa pada manusia itu ada potensi yang dikembangkan untuk menjadi manusia.

Kata “menolong” mengkiaskan agar pendidik tidak sombong. Bila berhasil maka hasil itu adalah berkat usaha murid itu sendiri dan usaha dari orang lain atau pengaruh lainnya, sebagiannya merupakan hasil dari si

1

(5)

4

pendidik. Kata “menolong” juga mengajarkan kepada pendidik bahwa ia mestilah melakukan pertolongan itu dengan kasih sayang. Tidak ada pertolongan yang kosong dari kasih sayang. Konsekuensinya ialah pendidik tidak akan berhasil menolong bila dalam menolong itu tidak ada kasih sayang kepada yang ditolong. Kata “menolong” juga mengandung pengertian kearah benar.2 Jadi pendidik harus menolong murid dan pertolongannya harus berisi sesuatu yang benar. Dan Al-Qur’a mengaskan “tolong menolonglah kamu dalam hal kebaikan”.3

B. Unsur-unsur Pendidikan

Unsur-unsur pendidikan melibatkan banyak hal yaitu: 1. Pendidik (Orang yang membimbing)

Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohani agar mencapai kedewasaannya, mampu melaksanakan tugasya sebagai makhluk Allah sebagai kholifah di muka bumi, sebagai mahluk sosial dan sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri.4 Oleh karena itu, yang bertanggung jawab atas pendidikan adalah orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran dan latihan, dan masyarakat.

Pendidik merupakan salah satu komponen penting dalam proses pendidikan, dipundaknya terletak tanggung jawab yang besar dalam upaya mengantarkan peserta didik kearah tujuan pendidikan yang dicita-citakan. Secara umum, pendidik adalah mereka yang memliki tanggung jawab mendidik. Mereka adalah manusia dewasa karena hak dan kewajibannya melaksanakan proses pendidikan.

Selain mendidik pendidik/guru mempunyai empat tugas, yaitu:

2

Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012, hlm 37

3

Ibid, hlm 38

4

(6)

5

a. Mengajarkan ilmu pengetahuan agama Islam b. Menanamkan keilmuwan dalam jiwa anak c. Mendidik anak agar taat menjalankan agama d. Mendidik anak agar berbudi pekerti yang baik.

Toto Suharto mengutip dari pendapat Muraini dan Abdul Majid dalam bukunya mengemukakan tiga fungsi pendidik, yaitu:

a. Fungsi Instruksional yang bertugas melaksanakan pengajaran b. Fungsi Edukasional yang bertugas mendidik peserta didik agar

mencapai tujuan pendidikan

c. Fungsi Managerial yang bertugas memimpin dan mengelola pendidikan.5

2. Peserta Didik

Dalam paradigma pendidikan Islam, peserta didik merupakan sesuatu yang yang belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi dasar (fitrah) yang perlu dikembangkan.

Di sini peserta didik adalah makhluk Allah yang terdiri dari aspek jasmani dan ruhani yang belum mencapai kematangan, baik fisik, mental, intelektual, maupun psikologisnya. Oleh karena itu, ia senantiasa memerlukan bimbingan arahan pendidik agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal dan membimbingnya menuju kedewasaan. Potensi dasar yang dimiliki peserta didik tidak akan berkembang secara maksimal tanpa melalui proses pendidikan. Islam memandang “setiap anak dilahirkan dengan dibekali fitrah, kedua orangtuanyalah yang dapat membuat ia menjadi seorang majusi, nasrani atau yahudi”. Dari pandangan ini tampak bahwa islam mengakui bahwa peserta didik selaku manusia memang memiliki fitrah, tetapi bagaimana fitrah ini dapat dikembangkan dengan baik

5

(7)

6

tergantung juga oleh keadaan lingkungan yang melingkupinya. Perpaduan Antara faktor fitrah dan faktor lingkungan dalam konsepsi islam merupakan proses dominan yang dapat memengaruhi pembentukan kepribadian seorang peserta didik.

Peserta didik sebagai subjek pendidikan, menurut Sayyidina Ali Bin Abi Thalib, Jika menginginkan keberhasilan meraih ilmu harus memenuhi enam syarat yaitu :

Ghozali melukiskan tujuan pendidikan sesuai dengan pandangan hidupnya dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya yaitu sesuai dengan filsafatnya, yakni memberi petunjuk akhlak dan pembersihan jiwa dengan maksud dibalik itu membentuk individu-individu yang tertandai dengan sifat-sifat utama dan takwa.7

Al-Qabisi berpendapat juga bahwa tujuan pendidikan adalah untuk meningkatkan kepribadian (syakhsiah) pelajar agar selaras dengan nilai-nilai islam. Lebih spesifik lagi tujuan pendidikan untuk mengembangkan kekuatan akhlak, menimbulkan rsa cinta kepada agama, berpegang teguh kepada ajarannya serta berperilaku yang sesuai dengan ajaran islam.8

Tujuan pendidikan dapat dijumpai pada tujuan hidup manusia agar menjadi orang yang baik dan berguna sesuai dengan kehendak

6

Ibid, hlm 119-120

7

Azyumardi Azra, Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2002, hlm 33

8

(8)

7

Penciptanya, yaitu manusia yang beriman, bertakwa, bekerja keras, hidup yang seimbang, beribadah, tolong-menolong, dan berakhlak mulia.9

4. Materi Pendidikan

Dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah diramu dalam kurikulum yang akan disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan. Materi ini meliputi materi inti maupun muatan lokal.Materi ini bersifat nasional yang mengandung misi pengendalian dan persatuan bangsa.Sedangkan muatan lokal misinya adalah mengembangkan kebhinnekaan kekayaan budaya sesuai dengan kondisi lingkungan. Dengan demikian jiwa dan semangat Bhinneka Tunggal Ika dapat ditumbuhkembangkan.

5. Alat dan Metode

Agar interaksi dapat berlangsung baik dan tercapai tujuan, maka disamping dibutuhkan pemilihan materi pendidikan yang tepat, perlu dipilih metode yang tepat pula. Metode adalah cara menyampaikan materi untuk mencapai tujuan pendidikan.

Adapun yang dimaksud dengan alat pendidikan ialah segala sesuatu yang dipergunaan dalam usah untuk mencapai tujuan dari pendidikan.

Alat-alat pendidikan dapat dikelompokkan menjadi 3 dengan uraian atau klasifikasi sebagai berikut :

Alat pengajaran dibagi menjadi 3:

a. Alat pengajaran klasikal. Seperti: papan tulis, kapur, dan lain-lain.

b. Alat pengajaran individual. Seperti: alat tulis, buku pelajaran, dan lain-lain

9

(9)

8

c. Alat Peraga. Seperti Globe (tiruan bumi) 6. Lingkungan

Lingkungan adalah yang meliputi kondisi dan alam dunia yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan dan perkembangan manusia. Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak didik, namun sangat menentukan yaitu pengaruhnya yang sangat besar terhadap anak didik, sebab bagaimanapun anak tinggal dalam suatu lingkungan yang disadari atau tidak pasti akan mempengaruhi anak. Pada dasarnya lingkungan mencakup beberapa hal, yaitu:

a. Tempat (lingkungan fisik); keadaan iklim, keadaan tanah, keadaan alam.

b. Kebudayaan (lingkungan budaya); dengan warisan budaya tertentu , seni, ekonomi, ilmu pengetahuan, pandangan hidup, keagamaan. c. Kelompok hidup bersama (lingkungan sosial atau masyarakat)

keluarga, kelompok bermain, desa,dan perkumpulan. Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup di dalam lingkungan masyarakat tertentu tempat mengalami pendidikan.

C. Korelasi Unsur Pendidikan dengan Ajaran Islam

Pendidik dalam islam adalah orang yang mengajarkan ilmu dan pengetahuannya untuk peserta didik. Setiap manusia dapat menjadi pendidik, jika ia mau mengajarkan dan mengamalkan ilmu yang ia punyai. Pendidik harus manusia, karena hanya manusialah yang dapat dididik. Manusia dengan manusia adalah sejenis, jadi manusia pendidik dapat mendidik manusia lain sebagai peserta didik.

(10)

9

mempunyai sikap yang dewasa dalam menghadapi semua masalah, dewasa juga dapat diartikan bahwa pendidik harus lebih dewasa daripada peserta didik, mulai dari umur, cara berfikir, sikap, dan lain-lain. Dewasa juga mempunyai arti seseorang yang dapat bertahan hidup sendiri. Pendidik juga harus mempunyai sifat tanggung jawab, seorang pendidik harus mempunyai sifat tanggung jawab untuk membimbing peserta didik agar mereka mengerti akan mata pelajaran tersebut, juga tanggung jawab untuk memberikan nilai-nilai yang baik untuk peserta didik, memberikan contoh sikap yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan kepada peserta didik, menjelaskan pada peserta didik bahwa ini adalah sikap yang baik atau sikap yang buruk. Seorang pendidik juga harus mempunyai sifat bijaksana, tidak memilih atau membeda-bedakan antara peserta didik yang pandai atau pun kurang pandai, pendidik harus bersikap netral dan tidak memihak satu sama lain.

Kedudukan pendidik dalam islam adalah sebagai Bapak Rohani (Spiritual Father), yaitu seorang bapak yang memberikan ilmu, akhlak mulia, kenyamanan, memberi naungan, sebagai tempat curhat, dan lain-lain. Seperti itulah ibaratnya seorang pendidik, yang memberikan ilmu dan pengetahuan untuk peserta didik dan menjadi bapak atau ibu saat peserta didik berada di lingkungan sekolah. Seorang pendidik harus memberikan kenyamanan untuk peserta didik dan menaungi disaat peserta didik merasa katakutan untuk belajar, memberikan semangat disaat peserta didik malas untuk belajar. Pendidik menjadi ayah atau ibu yang kedua bagi peserta didik, pendidik memberikan dorongan dan nasihat ketika peserta didik berada dalam lingkungan pendidikan.

(11)

10

alimun. Tarbiyah dalam Al-Qur’an tidak sekedar upaya pendidikan pada umumnya, tapi tarbiyah juga menyinggung tentang aspek religius, 2)

Ta’lim, mempunyai Sembilan arti, yaitu information (berita), advice (nasehat), instruction (perintah), direction (petunjuk), teaching (pengajaran), training (pelatihan), schooling (pendidikan di sekolah), education (pendidikan), apprenticeship (bekerja sambil belajar). Ta’lim adalah pendidikan dan yang mendidik disebut Mu’alim. Ta’lim lebih condong pda aspek pemberian informasi, karena pengetahuan yang dimiliki akibat dari pemberitahuan. Sehingga dalam istilah ta’lim menempatkan peserta didik pasif, 3) Ta’dib memiliki lima macam arti, yaitu education (pendidikan), discipline (ketertiban), punishment (hukuman), discipline punishment (hukuman deni ketertiban). Ta’dib adalah pendidikan dan yang mendidik disebut Mua’ddib. 4) Tahzib, memiliki sepuluh arti, yaitu expurgation (penghilangan yang jelek), emendation (perbaikan), correction (pembetulan), revision (perbaikan), training (pelatihan), instruction (perintah), education (pendidikan), upbringing (penumbuhan), culture (kebudayaan), refinement (perbaikan). Tahzib lebih menitik beratkan pada aspek perbaikan atau penghilangan sifat buruk berdasarkan masalah moral.10

Peran pendidik dalam islam adalah mencerdaskan peserta didik, jika di dunia ini tidak ada pendidik maka dunia akan hancur karena manusia-manusia bodoh. Orang-orang yang berilmu tidak boleh menyembunyikan ilmu yang dimilikinya untuk dirinya sendiri, melainkan harus memberikan atau mengamalkan ilmu tersebut untuk orang lain yang tidak berilmu sehingga menjadi berilmu dan pandai. Sesuai dengan firman Allah swt dalam QS.al-Mujadalah 11:

اذإو مكل الله حسفي اىحسفاف سلجملا ىف اىحسفت مكل ليق اذإ اىىماء هيذلا اهيأي اوزشوا ليق

زيبخ نىلمعت امب اللهو تجرد ملعلا اىتوأ هيذلاو مكىم اىىماء هيذلا الله عفزي اوزشواف

10Abdurrahman Mas’ud, dkk., Paradigma Pendidikan Islam,

(12)

11

"Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Tetapi jika orang-orang yang berilmu yang tidak mengajarkan atau menyampaikan ilmunya kepada orang lain akan mendapatkan ancaman berat, seperti hadis Nabi yang berbunyi “Barang siapa yang diajari sesuatu ilmu lalu dia menyembunyikannya, maka Allah mengekangannya pada hari kiamat dengan kalungan api neraka”

(13)

12 BAB III PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sikdiknas, yakni pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Unsur-unsur pendidikan meliputi: Pendidik (Orang yang membimbing), peserta didik, tujuan pendidikan, materi pendidikan, alat dan metode, lingkungan.

Kedudukan pendidik dalam islam adalah sebagai Bapak Rohani (Spiritual Father), yaitu seorang bapak yang memberikan ilmu, akhlak mulia, kenyamanan, memberi naungan, sebagai tempat curhat, dan lain-lain. Seperti itulah ibaratnya seorang pendidik, yang memberikan ilmu dan pengetahuan untuk peserta didik dan menjadi bapak atau ibu saat peserta didik berada di lingkungan sekolah.

Peran pendidik dalam islam adalah mencerdaskan peserta didik, jika di dunia ini tidak ada pendidik maka dunia akan hancur karena manusia-manusia bodoh. Orang-orang yang berilmu tidak boleh menyembunyikan ilmu yang dimilikinya untuk dirinya sendiri, melainkan harus memberikan atau mengamalkan ilmu tersebut untuk orang lain yang tidak berilmu sehingga menjadi berilmu dan pandai. Sesuai dengan firman Allah swt dalam QS. Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi:"Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah

(14)

13

beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan."

DAFTAR PUSTAKA

UU RI NO. 20 th. 2003, tentang SISDIKNAS, Bandung: CitraUmbara, 2003

Assegaf, Abd. Achmad Aliran Pemikiran Pendidikan Islam: Hadroh Keilmuwan Tokoh

Klasik Sampai Modern, Jakarta: Rajawali Press, 2013

Aziz, Abd, Filsafat Pendidikan Islam, Komplek POLRI Gowok Blok D: Teras, 2009

Azra, Azzumardi, Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru,

Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2002

Mas’ud, Abdurrahman, dkk., Paradigma Pendidikan Islam, Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2001

Nata, Abudin, Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an, Jakarta: Prenadamedia, 2016

Suharto, Toto, Filsafat Pendidikan Islam, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011

Referensi

Dokumen terkait

Dalam melaksanakan semua tahapan tersebut, KPU Kabupaten Gorontalo Utara selalu berpedoman pada peraturan KPU nomor 2 Tahun 2018 tentang Perubahan kedua atas

Pada penentuan vitamin C, kami menimbang 0,5 gram tablet vitacimin yang telah dihaluskan, melarutkannya kedalam 50 ml air sambil mempolang-palingkan labu agar

Makan merupakan rangkaian gerak dalam mencari dan memilih pakannya dan suatu pola yang tetap. Aktivitas harian dari perilaku makan adalah sama disebabkan oleh burung jantan dan

Bapak/ibu dimohon untuk memberikan tanggapan atas pernyataan tersebut dengan memberi tanda check list ( √ ) pada kotak yang disediakan di bawah ini sesuai dengan penilaian

[r]

Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban perawat untuk mengatakan suatu kebenaran, tidak berbohong atau menipu orang lain.. Kejujuran adalah landasan untuk “informed concent” yang

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian pustaka ( library research ). Penelitian ini dilakukan dengan teknik membaca, menelaah,

Kemudian dengan bantuan guru peneliti mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok dan meminta ketua kelompok untuk mengambil Lembar Kerja Kelompok (LKK) pada tiap