• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Pendinginan Pasif dalam Bangunan P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Studi Pendinginan Pasif dalam Bangunan P"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Studi Pendinginan Pasif dalam Bangunan Pendidikan Bahasa di Kawasan

“Kampung I nggr is” Par e

Syarifah Khairunnisa1, Jusuf Thojib2 dan Nur achmad Sujudwijono A. S.3

1,2,3 Jur usan Ar sit ektur Fakult as Teknik Univer sitas Br awijaya

Alamat Email penulis : ifa.khair unnisa@gmail.com

ABSTRAK

“Kampung Inggr is” Par e mer upakan kampung mandir i dengan usaha di bidang pendidikan sebagai sumber utama penghasilan w ar ga. “Kampung Inggr is” Par e mer upakan kawasan yang ditujuk an pada pengembangan per mukiman yang juga dipakai dalam usaha jasa yakni kur sus bahasa. Pemilihan objek kajian didasar i dengan semakin ber kembangnya kaw asan “Kampung Inggr is” Par e, semakin banyak pula bangunan kelas belajar dibangun. Pembangunan kelas ini ber tujuan untuk memaksimalkan jumlah siswa yang masuk. Namun pembangunan r uang-r uang kelas ter sebut tidak ter encana secar a baik sehingga belum memper hatikan sistem pendinginan pasif yang baik sehingga kenyamanan dalam r uang tidak optimal. Metode penelitian yang digunakan dalam k ajian ini adalah metode penelitian deskr iptif analitik. Pada pengolahan data digunakan metode evaluatif dengan menghadapkan kr iter ia-kr iter ia bidang studi ter hadap data eksisting yang ada sehingga mendapatk an nilai positif dan negatif pada objek studi. Nilai ter sebut yang akan menjadi acuan dalam menganalisis solusi dar i per masalahan yang sesuai kor elasi antar var iabel yang diteliti, sehingga akan mendapatk an r ekomendasi yang sesuai dengan kar ak ter istik ter sebut.

Kata k unci: pendinginan pasif, bangunan pendidik an bahasa

ABSTRACT incoming students. How ever , the constr uction of the classr ooms ar e not w ell planned, so that has not noticed a good passive cooling system yet. The method used in this study is a descr iptive analytic r esear ch methods. In the data pr ocessing method used to expose

evaluative cr iter ia existing field study of the data available so get positive and negative

values on the object of study. This value w ill be a r efer ence in analyzing the solutions of the cor r esponding pr oblem of cor r elation betw een the var iables studied, so it w ill get a r ecommendation in accor dance w ith these char acter istics.

Keywor ds: passive cooling, language education building

1. Pendahuluan

(2)

perkant or an menyebabkan lahan yang tersedia bagi per mukiman semakin menyempit. Di sebuah kampung kecil seper ti Kampung Inggr is yang ber ada di Kecamatan Par e, Kabupaten Kedir i ini, pembangunan kebutuhan r umah tinggal ser ingkali digabungkan dengan kebutuhan sar ana pendidikan atau sar ana penginapan. Hal ini mengakibatkan kepentingan kenyamanan r uang dalam bangunan t idak tercukupi sehingga menjadi kur ang nyaman.

Kampung Inggr is Par e mer upakan kawasan yang ditujukan pada pengembangan permukiman yang juga dipakai dalam usaha jasa yakni kur sus bahasa. Wilayah Kampung Inggr is ter letak di Kecamatan Par e, Kabupat en Kedir i. Kampung Inggr is Par e merupakan kampung kot a yang t elah mandir i dengan adanya usaha kursus bahasa. Penyebaran lokasi kursus bahasa di kawasan Kampung Inggr is Pare cukup luas. Diaw ali dar i ber dir inya Basic English Cour se (BEC) sejak tahun 1970-an. Sedikit demi sedikit kampung ini mulai ber kembang pesat dan terkenal hingga luar Pulau Jawa. Pola per kembangan kaw asan permukiman Kampung Inggr is Par e ini adalah secar a linier dan kombinasi.

Gambar 1. Lokasi Basic English Cour se (BEC) Sumber : w ww .w ikimapia.org, 2013

Objek yang akan dist udi dalam penelitian ini adalah komplek kursus bahasa Basic English Cour se (BEC) . Objek ini dipilih kar ena mer upakan cikal-bakal ber kembangnya Kampung Inggr is ini. Ber diri sejak 15 Juni 1977, t empat kur sus ini terus ber kembang hingga sekar ang. Ber alamat di Jl. Anyelir No. 8 RT/ RW 02/ XII Singgahan - Pelem – Kedir i, Basic English Cour se (BEC) t idak per nah sepi oleh pengunjung dan pelajar .

Gambar 2. Basic English Cour se (BEC)

(3)

Kenyamanan ter mal didefinisikan sebagai suat u kondisi pikir an yang mengekspr esikan kepuasan terhadap lingkungan ter mal (ISO 7730). Kenyamanan ter mal dalam r uang (indoor) ber beda dengan kenyamanan ter mal di luar r uang (outdoor). Kenyamanan r uang ter mal indoor mer upakan dampak yang dit imbulkan oleh pemilihan jenis mater ial bangunan, bentuk dan or ientasi bangunan it u sendir i, bukaan-bukaan luasan bangunan, dan lain-lain. Sedangkan kenyamanan ter mal outdoor timbul dar i pengar uh konfigur asi massa bangunan terhadap t emperatur dalam sebuah kawasan, akhir nya didapat kenyamanan t er mal lingkungan.

Faktor iklim setempatlah yang paling mempengar uhi dalam menentukan tingkat kenyamanan seseorang ber ada di dalam sebuah bangunan atau lingkungan luar . Elemen-elemen iklim yang mempengar uhi atar a lain: var iabel r adiasi matahar i, suhu udar a, angin, cur ah hujan dan kelembaban udar a.

2. Pustaka dan Metode

2.1 Pustaka

2.1.1 Tinjauan Kampung Kot a

Sebuah desa/ kampung adalah tempat t inggal manusia atau masyarakat , lebih besar dar i dusun tetapi lebih kecil dar i kota, dengan populasi mulai dar i beber apa r atus hingga beber apa r ibu (t erkadang puluhan r ibu). Meskipun biasanya hidup di daer ah pedesaan, istilah kaw asan ur ban juga diter apkan untuk lingkungan per kot aan t er tentu. Desa biasanya per manen, dengan tempat t inggal t etap. Selebihnya, rumah-r umah dar i sebuah desa t er letak ber dekatan satu sama lain, t idak tersebar secar a luas. (Wikipedia, 2013)

2.1.2 Tinjauan Umum Kenyamanan Ter mal

Kenyamanan ter mal didefinisikan sebagai suat u kondisi pikir an yang mengekspr esikan kepuasan terhadap lingkungan ter mal (ISO 7730). Kenyamanan ter mal dalam r uang (indoor) ber beda dengan kenyamanan ter mal di luar r uang (outdoor). Kenyamanan r uang ter mal indoor mer upakan dampak yang dit imbulkan oleh pemilihan jenis mater ial bangunan, bentuk dan or ientasi bangunan it u sendir i, bukaan-bukaan luasan bangunan, dan lain-lain. Sedangkan kenyamanan ter mal outdoor timbul dar i pengar uh konfigur asi massa bangunan terhadap t emperatur dalam sebuah kawasan, akhir nya didapat kenyamanan t er mal lingkungan. (Lippsmeier , 1994)

2.1.3 Kenyamanan dalam Bangunan

Dalam kondisi iklim tr opis lembab, kenyamanan yang lebih diut amakan adalah kenyamanan ter mal dalam bangunan. Hal ini disebabkan t ingkat kelembaban yang t inggi akan mengakibatkan kondisi dalam r uangan menjadi t idak nyaman akibat dar i penguapan sedikit dan gerak udar a yang kur ang. Suhu int i manusia adalah ± 37oC, pada bagian

per mukaan suhu bekisar ant ar a 30-35oC. Untuk mengukur kenyamanan ter mal pada

manusia diper lukan sebuah indeks kenyamanan ter mal. Di Indonesia indeks kenyamanan ter mal disebutkan dalam SNI T 03-6572-2001. Standar kenyamanan ter malunt uk daer ah tr opis seper ti Indonesia dapat dibagi menjadi :

Sejuk nyaman, ant ar a temper atur efekt if 20,5 0C ~ 22,8 0C

(4)

Hangat nyaman, antara temperatur efekt if 25,8 0C ~ 27,1 0C

Gambar 3. Standar Efektif Temper at ur (Sumber : Szokolay, 2004)

Kelembaban udar a r elat if yang dianjurkan antar a 40% - 50%, t etapi untuk r uangan yang jumlah orangnya padat, kelembaban udar a relatif masih diperbolehkan ber kisar ant ar a 55% - 60%. Unt uk memper tahankan kondisi nyaman, kecepatan udara tidak boleh lebih besar dar i 0,25 m/ detik dan sebaiknya lebih kecil dar i 0,15 m/ detik.

2.1.4 Tinjauan Umum Pendinginan Pasif

Di daer ah tr opis lembab dengan r ata-r at a suhu udar a tahunan dan kelembaban r elat if tinggi, menunt ut t erciptanya ventilasi silang dalam bangunan untuk mencapai kondisi nyaman pagi penghuninya. Kombinasi suhu udar a dan kelembaban mempunyai pengaruh yang kuat ter hadap kualitas udar a dalam ruangan, dan hal ini menent ukan standar ventilasinya. Besar an dan pola aliran udar a di dalam r uangan t idak hanya tergantung dar i kecepatan udar a luar tetapi juga ditentukan oleh elemen-elemen disain arsit ektur lainnya seper t i posisi dan or ientasi bangunan, bentuk atap, per let akan balkon, disain jendela, susunan r uangan dalam dan per letakan fur nit ur e dan bahkan bentuk disain par tisinya. Sangat lah ber alasan untuk mengatakan bahwa semua var iabel-var iabel disain per umahan saling terkait dan mempunyai pengar uh satu sama lain. Sehingga dalam pengamatan ini dapat dikat akan bahwa karakt er gerakan udar a dalam r uangan (kecepat an udara) dalam usaha menciptakan kenyamanan didaerah tropis tidaklah har us pada kondisi kecepatan udar a yang maksimal. Hal ini ter papar dar i hasil analisis pengar uh disain balkon, bentuk jendela dan penat aan elemen inter ior , yang dapat dijadikan contoh dar i ‘ker jasama yang saling melengkapi’ antara sudut pandang ar sitektur dan aspek per timbangan ter malnya. (Edw ar ds, 2005)

2.1.5 Faktor yang Mempengar uhi Alir an Udar a Melalui Bangunan

Ter dapat beber apa faktor yang dapat mempengaruhi alir an udar a pada bangunan ant ar a lain:

a. Kondisi tapak

b. Or ient asi jendela dan ar ah angin c. Lokasi bukaan jendela

d. Sir ip dinding

e. Over hang dan alir an udar a

(5)

kepala tidak boleh lebih besar dar i 0,25 m/ detik dan sebaiknya lebih kecil dar i 0,15 m/ detik. Kecepat an udar a ini dapat lebih besar dar i 0,25 m/ det ik ter gantung dar i temper atur udar a ker ing r ancangan.

Tabel 1. Kecepatan Udar a dan Kesejukan

(Sumber : SNI 03-6572-2001)

Pengukur an kenyamanan ter mal seseor ang dapat dikelompokkan ber dasarkan 6 (enam) kr iter ia utama, yait u ter dir i dar i 4 (empat) parameter lingkungan: suhu udar a (Ta), suhu r adian ( Tr ), kelembaban ( Pa) , kecepatan udar a (V) dan 2 (dua) parameter per or angan: pakaian (Icl) dan akt ivitas (M). (Pr ianto, 2002)

Gambar 4. Sistem Ventilasi silang pada bangunan (Sumber: ht tps:/ / w ww .google.com/ imghp?hl=id&t ab=w i, 2013)

2.2 Metode

Metode yang digunakan adah metode deskr iptif analit ik dengan car a merumuskan per masalahan yang ada kemudian dikelompokkan dalam beber apa sintesis.

a. Tahap pengumpulan data baik data pr imer maupun sekunder terkait dengan objek kelas

b. Tahap analisis data bangunan objek studi

c. Menyimpulkan hasil analisis dengan hasil ber upa r ekomendasi

3. Hasil dan Pembahasan

3.1 Kompilasi Dat a

Kecamat an Par e ter let ak 25 km sebelah Timur Laut Kota Kedir i, at au 120 km Bar at Daya Kota Sur abaya. Kecamatan Par e berada pada jalur Kedir i -Malang dan jalur Jombang-Kedir i ser ta Jombang-Blitar . Luas w ilayah Kecamatan Par e adalah 47,21 k m2 dan t erdir i dar i

10 desa, 159 Rukun Warga ( RW), dan 480 Rukun Tetangga ( RT) . Desa di Kecamatan Pare ter sebut adalah Sidor ejo, Gedangsewu, Sumber bendo, Dar ungan, Sambirejo, Bendo, Pelem Tulungrejo, Par e, dan Tr etek.

(6)

desa ini mempunyai jarak yang cukup dekat dengan Ibu Kot a Kecamat an Pare (kur ang dar i tiga kilometer ) sehingga kedua desa ini cukup padat penduduk dan mudah diakses.

Gambar 5. Peta Kecamatan Par e (Sumber: RTDRK Kecamat an Par e Kabupat en Kedir i, 2012)

3.1.1 Kondisi Umum Objek Penelit ian (Basic English Cour se)

Kecamat an Par e ter utama Desa Pelem dan Desa Tulungrejo juga dikenal mempunyai pot ensi pengembangan kur sus Bahasa Inggr is. Saat ini lebih banyak ber munculan ber bagai jenis bimbingan belajar ter utama kur sus-kur sus Bahasa Inggr is. Lebih dar i 100 buah lembaga bimbingan belajar menawar kan kur sus Bahasa Inggr is dengan pr ogr am pr ogr am D2, D1 atau shor t cour se untuk mengisi waktu liburan. Dalam hal ini, kota Par e sebagai pusat belajar Bahasa Inggr is yang mur ah, efisien dan efekt if sudah terkenal hingga keluar Pulau Jawa. Sebagai efek sampingnya, di daerah Tulungr ejo sekarang muncul berbagai jenis tempat penginapan dan kost yang menampung par a pelajar dan maupun peker ja.

Basic English Cour se (BEC) mer upakan tempat kursus bahasa Inggr is per tama yang ber dir i sejak tahun 1977. Kompleks bangunan Basic English Cour se ( BEC) merupakan kompleks bangunan pendidikan bahasa inggr is dengan kelas-kelas belajar sebagai fungsi utamanya. Ter dapat empat bangunan ut ama pada kompleks Basic English Cour se (BEC), yaitu r umah Mr . Kalend, bangunan kelas Tr aining Class (CT), bangunan kelas Basic of Tr aining Class (BCT) / Candidat e of Tr aining Class (CTC) , dan aula.

(7)

3.2 Analisis Bangunan Tr aining Class (TC)

3.2.1 Analisis Ruang Kelas 1 dan 2

Gambar 7. Ruang Kelas 1 dan 2 (Sumber : Hasil Analisis, 2014)

Pengar uh or ientasi r uang dihar apkan dapat membant u sistem penghawaan untuk mencapai kenyamanan termal dalam ruang. Dalam r uang Kelas 1 ini or ientasi r uang yang langsung menghadap t imur ke ar ah mat ahar i, membuat r uang ini cukup panas karena tidak ter dapat penyar ing di sekit ar r uang. Selain itu dengan posisi r uang seper t i ini akan membat asi per ger akan angin yang akan masuk ke dalam bangunan. Orientasi r uang juga diper lukan dalam mengatur letak dan posisi bukaan pada dinding.

Posisi r uang kelas yang ber ada tepat di belakang kelas 1 kur ang mengunt ungkan dalam per letakannya. Meskipun ruang kelas 2 berbatasan langsung dengan r uang kelas 1, tet api tidak ter dapat vent ilasi pada dinding pembatas, sehingga ventilasi silang t idak ter jadi. Ser ta posisi ruang kelas membelakangi arah datangnya matahar i, sehingga ruang kelas cender ung gelap dan lembab. Diper lukan per ubahan or ient asi r uang agar ter capai kenyamanan ter mal pada r uang dan kelembaban r uang dapat t er jaga.

Posisi kedua r uang ini tidak menguntungkan baik dalam pencahayaan maupun kenyamanan ter mal. Dengan mer ubah or ient asi r uang ditambah dengan per letakan ventilasi yang baik dihar apkan alir an udar a menuju r uang lebih mer ata, kelembaban ruang ter jaga, mendapatkan pencahayaan yang lebih baik, ser ta pengguna r uang akan mer asa lebih nyaman ber ada di dalam r uang ter sebut .

Gambar 8. Volume Ruang Kelas 1 dan 2 (Sumber : Hasil Analisis, 2014)

(8)

penggunaannya r uang kelas ter sebut menjadi cukup panas mengingat kondisi iklim Kabupaten Kedir i yang cender ung panas. Tidak memungkinkan untuk mengur angi jumlah peser ta dalam ruang, ser ta luas bangunan yang t er batas oleh lahan, maka r ekomendasi unt uk r uang ini dengan menggunakan ventilasi, dan bukaan pada dinding.

Sistem penghawaan di kedua r uang kelas belum ber fungsi secar a opt imal, dikar enakan kur angnya udar a yang dapat keluar -masuk r uangan, ser ta posisi bukaan yang kur ang sesuai. Diper lukan penataan ulang posisi bukaan pada bangunan untuk mengopt imalkan penghaw aan dalam r uang.

Adanya ruang ter buka pada sisi t imur bangunan cukup unt uk member ikan r uang ger ak pada angin, angin yang datang dar i luar kaw asan dapat dit ampung oleh ruang t er buka ini. Dengan ditambah penat aan vegetasi, maka angin yang datang dapat diarahkan menuju bangunan.

Suhu kenyamanan standar dalam r uang adalah 25-27oC, sedangkan r at a-r at a suhu

dalam r uangan lebih dar i 30oC. Suhu yang didapat setelah pengukuran langsung pada

bangunan menunjukkan bahwa suhu dalam ruang cukup tinggi sehingga dapat memunculkan ket idak-nyamanan dalam r uang. Untuk mendapatkan kenyamanan r uang, diper lukan sist em penghawaan yang opt imal. Sistem penghaw aan ini ter masuk penat aan vegetasi r uang luar , penentuan or ientasi r uang, ser ta per letakan posisi dan luas bukaan.

3.2.2 Analisis Ruang Kelas 3 ,4 dan 5

Gambar 9. Ruang Kelas 3, 4 dan 5 (Sumber : Hasil Analisis, 2014)

Or ient asi ruang pada bangunan Tr aining Class ( TC) pada lantai 2 sudah cukup baik, dengan mengar ahkan dengan or ientasi t imur -bar at , cahaya matahar i tidak ter lalu banyak menimpa sisi panjang bangunan, sehingga dinding sisi timur dan bar at t idah t er lalu banyak mener ima sengatan matahar i. Namun dengan fasad yang t er t utup, angin yang datang akan ter hempas dan t idak akan masuk kedalam r uangan. Diper lukan lor ong udara agar angin dapat mengar ah menuju sisi dalam r uang kelas.

(9)

Gambar 10. Volume Ruang Kelas 3, 4 dan 5 (Sumber : Hasil Analisis, 2014)

Ruang k elas 3 dan r uang kelas 4 memiliki luas dan volume yang sama. Sama dengan r uang kelas 1 dan 2, dalam pembangunannya, luas r uang hanya diperkir akan cukup untuk kurang dar i 50 or ang. Padahal dalam penggunaannya r uang kelas t er sebut menjadi cukup panas mengingat kondisi iklim Kabupaten Kedir i yang cenderung panas. Letak r uang kelas yang berada di lant ai 2 memudahkan dalam per letakan ventilasi yang akan ditambahkan pada r uangan. Ruang kelas 5 merupakan r uang kelas t er besar dalam bangunan Tr aining Class (TC) . Selain sebagai r uang kelas, kelas ini juga dipakai saat ter dapat kegiatan-kegiatan diskusi atau hal lainnya.

Ruang kelas 3 dan 4 mempunyai bentuk, or ient asi, dan ventilasi yang saling ber kebalikan. Diantar a ruang-r uang yang lain, kedua r uang ini yang paling t idak nyaman. Dengan kur angnya penghawaan pada didinding, sert a penggunaan glass block, menyebabkan alir an udara yang masuk ke dalam r uang belum cukup optimal. Jika r uang kelas ter isi penuh oleh siswa, akan ter asa lebih panas, ser ta kelembaban udar a semakin meningkat. Untuk mengurangi hal ter sebut, pengopt imalan bukaan akan menjadi hal yang diutamakan dalam pr osesnya. Bangunan r uang kelas 5 ber ada pada lantai 3. Dengan luasnya bangunan, diper lukan sisitem penghawaan yang cukup untuk memenuhi kebut uhan angin dalam bangunan. Adanya balkon pada ruang ini juga telah membantu dalam mengar ahkan angin ke dalam bangunan.

Ruang kelas 3, 4, dan 5 ber ada pada t ingkat dua dan t iga, lingkungan luar kelas ber upa bangunan di sekeliling bangunan kelas Tr aining Class ( TC) . Hembusan angin dir uang kelas ini cukup kuat kar ena tidak ada penghalang atau bangunan ber tingkat yang ada di sekitar tapak. Meskipun begitu, r uang kelas t et ap panas dikar enakan kurangnya penghawaan yang dapat menimbulkan angin masuk ke dalam ruang.

Sama dengan r uang kelas 1 dan 2, suhu kenyamanan standar dalam r uang adalah 25-27oC, sedangkan r ata-r ata suhu dalam ruangan lebih dari 30oC. Suhu yang didapat setelah

pengukur an langsung pada bangunan menunjukkan bahwa suhu dalam r uang cukup t inggi sehingga dapat memunculkan ket idak-nyamanan dalam r uang. Unt uk mendapatkan kenyamanan r uang, diper lukan sistem penghaw aan yang optimal. Sistem penghawaan ini t er masuk penataan veget asi ruang luar , penent uan or ient asi ruang, ser ta per letakan posisi dan luas bukaan.

3.3 Analisis Angin dan Penghawaan Bangunan

(10)

Kabupaten Kedir i ber ada di lembah antar a gunung. Sehingga angin yang ber hembus adalah angin lembah yang cender ung panas. Ber ikut merupakan dat a ar ah angin yang didapat melalui simulasi menggunakan soft war e Autodesk Vasari Beta. Simulasi dilakukan untuk mendapatkan arah angin yang paling besar melalui kawasan.

Gambar 11. Angin pada Kaw asan Pare-Kedir i (Sumber : Hasil Analisis, 2014)

Dar i dat a arah angin dan kecepatan angin, angin paling besar bergerak dar i ar ah utara dan timur laut . Dalam hasil uji simulasi massa bangunan didapatkan ar ah angin dar i sudut 0o, 30o, 45o, 60o, 90o, 120o, 125o, dan150o dar i ar ah utara, t imur laut , t imur , dan

Tenggar a. Sedangkan dar i arah bar at tidak ter lalu banyak angin yang ber hembus. Angin di kaw asan Pare berhembus tidak ter lalu kencang hanya sekit ar 0-4 m/ s.

Gambar 12. Simulasi Arah Angin (Sumber : Hasil Analisis, 2014)

Dar i simulasi yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai ber ikut:

1. Hembusan angin t idak ter lalu kencang pada kawasan ini. Simulasi menunjukkan kecepatan angin hanya sekitar 0,89 m/ s.

2. Kawasan “Kampung Inggr is” Par e mer upakan kaw asan padat bangunan, sehingga angin ter jadi pada t iap kor idor bangunan.

3.4 Rekomendasi Desain

3.4.1 Or ientasi Ruang

(11)

penghawaan bangunan. Maka or ientasi bangunan akan dir ubah untuk memenuhi mengalir dalam bangunan. Kebutuhan ter sebut dipenuhi oleh dimensi inlet dan outlet pada r uang. Dimensi bukaan ini akan menent ukan debit udara yang masuk ke dalam bangunan.

(12)
(13)

Tabel 7. Perhitungan Rasio I nlet dan Outlet Ruang Kelas 3 dan 4

(Sumber: Hasi l Analisis, 2014)

Tabel 8. Perhitungan Rasio I nlet dan Out let Ruang Kelas 5

(Sumber : Hasil Analisis, 2014)

Penghitungan per kiraan peningkatan kenyamanan menggunakan sofwar e Comfor t melalui penghitungan Basic Ter mal Comfor t Model Par amet er s. Tingkat kenyamanan r uang ber dasarkan pada standar kenyamanan dalam bangunan dengan parameter yang telah diukur langsung di lapangan yait u temper atur r uang dan kelembaban ruang. Dalam objek studi yang ber upa ruang kelas temperat ur ser t a kelembaban dalam r uang cukup tinggi, sehingga untuk memper oleh kenyamanan pengguna maka kecepatan angin yang masuk dalam bangunan per lu ditingkatkan.

3.4.3 Posisi Bukaan

Penentuan posisi bukaan, ber dasar pada pola aktivitas pengguna kelas dan ar ah alir an udar a dar i luar . Posisi ket inggian inlet dan outlet juga dibedakan. Posisi inlet dilet akkan pada area dengan kelembaban t inggi. Sedangkan outlet dilet akkan lebih t inggi dar ipada inlet agar udar a panas cepat keluar sehingga sir kulasi udara t er jaga.

(14)

3.4.4 Model Bukaan

Rancangan dar i bukaan dibuat semaksimal mungkin untuk menangkap angin. Jenis bukan yang paling banyak manangkap angin adalah jenis jalousie. Maka alter natif bukaan yang digunakan adalah jenis jalousie. Bukaan jalousi di gunakan pada inlet untuk memaksimalkan alir an udar a pada r uangan. Mat er ial inlet ber upa kayu yang tahan t erhadap cuaca.

Model bukaan ini dipilih karena memiliki bentuk seder hana, kisi-kisi pada jendela member i r uang yang besar ter hadap udar a yang masuk. Dalam per awat annya mudah, dalam kondisi ter tutup masih bisa mengalirkan angin. Selanjut nya diletakkan over hang untuk memaksimalkan alir an udara dalam kaw asan. Selain itu over hang ini juga ber fungsi sebagai shading device pada bukaan. Over hang juga bisa mengalirkan udar a ke dalam ruangan.

Gambar 14. Model Bukaan (Sumber : Hasil Analisis, 2014)

Tabel 9 . Perbandingan Alir an Udara

Lantai Eksisiting Redesain

1

2

3

(15)

4. Kesimpulan

Ber dasar kan hasil kajian yang diper oleh, pendinginan pasif di kaw asan “Kampung Inggr is” Par e belum mengopt imalkan penggunaan penghawaan bangunan secar a pendinginan pasif. Dengan pendinginan pasif t er sebut dihar apkan kenyamanan ter mal r uang kelas dapat ter capai. Maka dalam kajian ini dapat disimpulkan beber apa hal, yaitu:

1. Pada objek studi yang diteliti, penerapan penghaw aan bangunan secara alami kur ang maksimal, sehingga belum ter capai kenyamanan secar a ter mal.

2. Kenyamanan ter mal didapat dengan beber apa macam car a. Antar a lain penat aan r uang yang disesuaikan dengan ar ah angin, sehingga angin yang mengenai bangunan dapat t er salur kan dengan baik menuju r uang-ruang bangunan.

3. Pengopt imalan vent ilasi bangunan sesuai dengan standar 20% dar i luas bangunan diper lukan supaya kenyamanan t er mal dapat t er capai.

Daftar Pustaka

Edw ar ds, Roger . 2005. Handbook of Domest ic Ventilation. Gr eat Britain: Elsevier Lt d.

Lechner , Rober t. 2001. Heating, Cooling, Light ing Metode Desain Unt uk Ar sit ektur. Jakart a: PT. Raja Gr afindo Persada.

Lippsmeier , Geor g. 1994. Bangunan Tr opis. Jakar ta: Pener bit Er langga.

Pr ianto, Edi. 2002. Alter natif Disain Ar sitektur Daer ah Tr opis Lembab dengan Pendekatan Kenyamanan Ter mal. Dimensi Teknik Ar sit ektur Vol. 30, No. 1, Juli 2002: 85 – 94.

RTDRK Kecamatan Par e Kabupaten Kedir i 2011-2030, 2012 SNI 03-6572-2001

Szokolay, Steven V. 2004, Int r oduction to Ar chit ect ur al Science t he Basic of Sustainable Design. Gr eat Br itain: Elsevier Ltd.

Gambar

Gambar 2. Basic English Course (BEC)
Gambar 4. Sistem Ventilasi silang pada bangunan (Sumber: https:/ / www.google.com/ imghp?hl=id&tab=wi, 2013)
Gambar 6. Basic English Course (BEC) Pare
Gambar 7. Ruang Kelas 1 dan 2 (Sumber: Hasil Analisis, 2014)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perbandingan konsumsi glukosa dengan aktivitas spesifik LDH pada jaringan hati tikus kelompok normoksia dan yang diinduksi hipoksia sistemik kronik.. Hubungan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dalam Pasal 15 ayat (1) menjelaskan tentang hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah

Manusia yang t elah mencapai kesadaran berarsit ekt ur secara penuh dapat menghadirkan arsit ekt urnya secara mandiri dal am art i t idak membut uhkan j awaban dan arahan dari

Hovland, sebagai suatu proses di mana seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang-perangsang, biasanya lambang- lambang dalam bentuk kata-kata untuk mengubah tingkah laku

Ayat tersebut memberikan dasar pemikiran bahwa segala sesuatu yang akan diatur harus mengacu pada Undang-Undang Dasar dan Peraturan-peraturan lainnya. Upaya pemerintah

Panitia seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Universitas Negeri Yogyakarta memberikan penghargaan dan. mengucaPkan terima kasih, kePada

a) Bond (obligasi) merupakan janji tertulis dari sebuah perusahaan pemerintah, atau lembaga keuangan lainnya untuk membayar sebanyak nilai nominal pada waktu jatuh

Singapura dengan ketinggian yang lebih curam, mempunyai saluran air tiga kali lebih banyak dari Jakarta, karena itu Jakarta sangat membutuhkan pembangunan saluran air yang lebih