• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Metode Pembelajaran Bahasa A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pelaksanaan Metode Pembelajaran Bahasa A"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

1

Pelaksanaan Metode Pembelajaran Bahasa Arab di

Madrasah Tsanawiyah Putri As’ad Olak Kemang Kota

Jambi

Sri Sudiarti

Dosen Fakultas ADAB dan Humaniora IAIN STS Jambi

Abstract: The focus of this study lies in the implementation of the method of learning Arabic in Madrasah Tsanawiyah of woman As'ad Olak Kemang. The problem in this research among teachers Arabic qiraah dominant method (reading), do not use lesson plans, education level qualifications are not met, and the unavailability of facilities and infrastructure that can support the Arabic language learning system. This study used a qualitative approach and data collection techniques such as observation, interviews and documentation. Using purposive sampling technique to determine the subject of research. The data analysis technique used is by reducing the data, presentation of data and draw conclusions. Verify the reliability of the results obtained with the technique of triangulation. The results showed that the implementation of the method of learning Arabic in Madrasah Tsanawiyah of woman As'ad Olak Kemang cannot be fulfilled with the maximum for applied learning method is teacher-oriented and lack of competence of teachers, lack of student motivation in learning and infrastructure are less supportive.

Key words: method of learning, Arabic, learning system

A. PENDAHULUAN

Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh setiap orang dan

kelompok masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa pada dasarnya bahasa adalah

alat komunikasi antara individu dengan lingkungannya. Dalam perspektif bahasa

Arab sebagai bahasa budaya, hal ini tidaklah menjadi masalah besar karena pada

umumnya bahasa Arab hanya digunakan oleh mereka yang berkultur komunikasi

dengan menggunakan bahasa tersebut, yakni masyarakat Timur Tengah pada

umumnya. Hanya saja ketika bahasa Arab dipahami sebagai bahasa agama sering

kali menimbulkan masalah yang krusial. Masalah tidak saja pada tataran

bagaimana menggunakan bahasa Arab untuk mengamankan pemaknaan dan

pemahaman agama, tetapi juga bagaimana mengajarkan kemampuan berbahasa

(2)

2

Mempelajari bahasa Arab penting sekali bagi kita kaum muslimin, karena

ucapan kita dalam sholat dengan bahasa Arab. Oleh karena itu negeri Islam

dipentingkan sekali mempelajari bahasa Arab, bukan saja di pesantren-pesantren

melainkan di sekolah-sekolah pun diajarkan juga. Masalah pendidikan merupakan

kepentingan yang memperoleh prioritas utama sejak awal kehidupan manusia.

Bahkan Rasulullah sendiri telah mengisyaratkan bahwa proses belajar mengajar

bagi setiap insan adalah sejak masih dalam kandungan ibunya sampai mendekati

liang kubur.

Madrasah merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional dan

salah satu bentuk satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah. Meskipun demikian, madrasah memiliki ciri khas dan karakteristik

tersendiri, sehingga dalam konteks kurikulum, perlu menampakkan karakteristik

tersebut. Oleh karena itu, kurikulum madrasah perlu dirumuskan dan

dikembangkan sedemikian rupa sehingga di satu sisi memiliki relevansi dengan

perkembangan kebutuhan dan perkembangan masyarakat dalam rangka

mewujudkan tujuan pendidikan nasional, sebagaimana yang diberikan di sekolah,

di sisi lain mencerminkan eksistensi dan jati diri madrasah sebagai suatu

pendidikan Islam yang menjadi bagian integral dari sistem pendidikan nasional.

Kualitas pendidikan sangat terkait dengan mutu tenaga pendidik artinya,

tercapainya tujuan pembelajaran sangat ditentukan oleh kemampuan dan mutu

individu guru sebagai penyampai pesan (bahan ajar) kepada siswa secara umum.

Ada lima variabel pengajaran yang utama, yaitu; 1) tujuan instruksional, 2) isi

ajaran, 3) rancangan instruksional, 4) cara mengajar, dan 5) evaluasi hasil belajar.

Kemampuan yang harus disiapkan oleh guru bahasa Arab adalah:

1. Kemampuan dari sisi bahasa (Lughawi.

2. Kemampuan dari segi budaya (Tsaqofi).

3. Kemampuan dari segi profesionalisme (Mihni).

4. Kemampuan kejiwaan (Nafsi).1

1.Muhammad bin Muhammad Salim, Numuzaj Muqtarah Li Barnamij I’dad Mu’allimii Al

(3)

3

Pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah mempunyai standar

kompetensi. Secara umum standar kompetensi bidang studi bahasa Arab pada

Madrasah Tsanawiyah yaitu: (1) Menyimak, memahami wacana lisan melalui

kegiatan mendengarkan (berbentuk gagasan atau dialog sederhana), (2) Berbicara,

mengungkapkan pikiran, gagasan, perasaan, pengalaman, serta informasi melalui

kegiatan bercerita dan bertanya jawab, (3) Membaca, memahami berbagai ragam

teks tulis dalam bentuk gagasan atau dialog sederhana, baik fiksi dan atau non

fiksi melalui kegiatan membaca, menganalisis dan menemukan pokok pikiran, (4)

Menulis, mengungkapkan pikiran, gagasan, perasaan, baik fiksi dan atau non-fiksi

melalui kegiatan menulis.2 Jadi seorang guru yang berkompeten harus mampu

mengembangkan standar kompetensi tersebut. Intinya bahwa kompetensi ini

wajib dimiliki oleh setiap guru yang mengajar bahasa Arab sebagai bentuk

profesionalisme dan tanggung jawab moral terhadap siswa dan institusi.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa penerapan metode pembelajaran

khususnya bahasa Arab sangat urgen, dan oleh karena itu dibutuhkan tenaga

pendidik yang kompeten dalam arti; profesional, metode pembelajaran yang

diterapkan up to date dan sistematis, sistem evaluasi yang cocok dan alokasi

waktu yang memadai. Tetapi kenyataannya setelah peneliti mengadakan Grand

Tour atau pengamatan awal yang peneliti lakukan di Madrasah Tsanawiyah Putri

Olak Kemang Kota Jambi, ada beberapa permasalahan yang ditemukan

diantaranya:3 Metode pembelajaran yang digunakan bersifat klasikal dan

tradisional,monoton, guru lebih dominan menggunakan bahasa Indonesia dalam

metode kaidah dan terjemah dan keterampilan berbicara( muhadatsah), tidak

tersedianya laboratorium bahasa dan media yang mendukung keterampilan

mendengar( istima‟), jumlah jam pelajaran yang tidak memadai, selain itu juga

tidak mencakup empat kompetensi Pembelajaran bahasa Arab yaitu : Menyima’,

Al- Arabiyyah Lighairi Al-Natiqina Biha, Jami’ah Al- Imam MuhammadIbn Su’ud Al -Islamiyyah Ma’had Al-‘Ulum Al-Islamiyyah Wa –Al’ Arabiyyah bi Indunisiyyah,( Jakarta, 1998), hlm.21-22

2.H. Darsono dkk, Fasih Berbahasa Arab (PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri 2007 ), hlm.4

3

(4)

4

Muhadatsah, Qiroah, dan Kitabah .4 Oleh karena itu, menurut penulis kajian

sangat menarik untuk diteliti untuk melihat bagaimana pelaksanaan metode

pembelajaran bahasa Arab serta mengapa kenyataannya belum sesuai dengan

yang diharapkan. Berdasarkan gejala-gejala umum yang ditemukan pada

Madrasah Tsanawiyah Putri As‟ad Olak Kemang Kota Jambi tersebut di atas, maka yang menjadi fokus penelitian ini diarahkan untuk mengungkapkan secara

deskriptif tentang pelaksanaan metode pembelajaran bahasa Arab di Madrasah

Tsanawiyah Putri As‟ad Olak Kemang Kota Jambi. Dengan kata lain, fokus

penelitian ini adalah menjawab pertanyaan mengapa Pelaksanaan Metode

Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Putri As‟ad Jambi belum

optimal?

B. TINJAUAN MENGENAI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

Adapun yang dimaksud pembelajaran bahasa Arab adalah suatu proses yang

diarahkan untuk membina dan mengembangkan kemampuan siswa dalam

menggunakan bahasa Arab sebagai alat komunikasi dan interaksi sosial, baik

secara lisan maupun tulisan, kegiatan pembelajaran bahasa terutama ditekankan

pada komponen pemahaman dan penggunaan, sedangkan komponen kebahasaan

dimaksudkan hanya sebagai dasar teoritis sebagai penunjang kedua kemampuan

tersebutMenurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP),Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan

dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan

pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat

satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.5

Adapun rambu-rambu yang ditetapkan dalam rumusan KTSP mata

pelajaran bahasa Arab adalah:

(1) Menerapkan pendekatan kompetensi, dengan pola pembelajaran yang dikembangkan menekankan keterpaduan antara tiga lingkungan

4

. R.Z. Wawancara, Olak Kemang tanggal 1 Juni 2012

5

.Badan Standar Pendidikan Nasional Pendidikan, Penyususnan KTSP Kabupaten/kota:

(5)

5

pendidikan yaitu; lingkungan keluarga, madrasah, dan masyarakat.(2) Penerapan konsep-konsep pembelajaran Bahasa Arab di madrasah adalah belajar menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan, bukan untuk mendalami struktur kalimat itu sendiri.(3) Memanfaatkan teknologi komunikasi ini dapat berupa media cetak dan elektronika. (4) KTSP/silabus dan RPP yang sudah disusun hanya sebagai model yang masih dapat dikembangkan atau disederhanakan sesuai dengan kondisi masing-masing.

Mencermati perubahan kurikulum di atas maka dilakukan telaah

metodologi pembelajaran bahasa Arab yang sesuai dengan tuntutannya yang

dilakukan oleh pakar yang berkompeten yang salah satunya adalah menyusun

kembali beberapa buku ajar baik secara total maupun sebahagian. Reformulasi

materi ajar bahasa Arab dilakukan mengingat tema-tema yang ada selama ini yang

hanya seputar kegiatan sehari-hari dan tema keIslaman (aqidah dan ibadah) dirasa

masih kurang memenuhi standar kurikulum dengan memperhatikan kebutuhan

pembelajar .6

Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab

Adapun tujuan tersebut antara lain:

a) Tujuan umum pembelajaran bahasa Arab

Menurut Abu Bakar Muhammad“ Tujuan umum ialah tujuan

dari pelajaran itu sendiri dan yang bertalian dengan bahan pelajaran

tersebut”.7

Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, menjelaskan tujuan (jangka

panjang) pembelajaran bahasa Arab adalah:

1) Memahami Al-Qur‟an dan Al-Hadits sebagai sumber hukum dan

Ajaran Islam.

2) Memahami buku agama dan kebudayaan Islam yang ditulis dengan

bahasa Arab.

3) Supaya pandai berbicara dan mengarang menggunakan bahasa

Arab

6

.http://miftahulanwarma.wordpress.com/2008/11/21/pembelajaran-bahasa-arab-%E2% 80%8Eberbasisi-cross-cultural-understanding/

7.Abu Bakar Muhammad, Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Arab, (Surabaya: Usaha

(6)

6

4) Menggunakan bahasa Arab sebagai alat pembantu keahlian lainnya.

5) Menjadi ahli bahasa yang profesional.8

b) Tujuan khusus pembelajaran bahasa Arab

Adapun tujuan pembelajaran bahasa Arab di Madrasah

Tsanawiyah sesuai dengan standar isi yang ditetapkan pemerintah ,

pelajaran bahasa Arab terdiri dari empat komponen pembelajaran

bahasa pada umumnya, yaitu menyimak (mendengarkan) , berbicara,

membaca , dan menulis. Keempat komponen tersebut dirangkaikan

dalam satutema sehingga mampu memberikan pengalaman yang

bermakna bagi siswa.

Prinsip-prinsip pengajaran bahasa Arab (asing)

Ada tiga prinsip dasar dalam pengajaran bahasa Arab asing, yaitu

prinsip prioritas dalam proses penyajian, prinsip koreksitas dan umpan

balik, prinsip berjenjang:

1. Perspektif metode ideal dalam pembelajaran bahasa Arab

Kesalahan ini akan fatal ketika proses kajian teks-teks keagamaan

yang disebabkan karena kurangnya pemahaman budaya. Selain itu

pembelajaran kultur dari bahasa target juga dapat menarik minat sekaligus

memudahkan pembelajar dalam belajar bahasa Arab yang selama ini

pembelajar merasa kesulitan sekaligus menganggap bahasa Arab tidak

penting.

Penguasaan kemampuan komunikasi yang baik tidak hanya

tertumpu pada penguasaan linguistik semata tetapi mencakup penguasaan

seseorang untuk memilih bentuk bahasa yang sesuai dengan konteks,

sehingga diperlukan pemahaman terhadap budaya penutur yang berlaku di

samping penguasaan yang baik terhadap budayanya sendiri. Usaha ini

8.Tayar yusuf dan Saiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan bahasa Arab, (Jakarta:

(7)

7

yang dinamai pemahaman silang budaya untuk menghindari kekeliruan

dan kesalah pahaman.

Pemahaman silang budaya bermula dari perbandingan beberapa

bahasa dalam rangka melihat sisi-sisi kesamaan dan perbedaan dalam hal

fonetik, morfologi, sintaksis dan semantik .

Ahmad Fuad Effendy dalam bukunya” Metodologi Pengajaran

Bahasa Arab” menjelaskan berbagai metode pembelajaran Bahasa

Arab, diantara metode pembelajaran tersebut antara lain:

a) Metode Gramatika – Terjemahan (Thariqah Al-qowa’id Wal --tarjamah)

b) Metode Langsung (Al-Thariqah Al-Mubasyirah)

c) Metode Membaca (Thariqah al-Qira’ah)

d) Metode Audiolingual (At-Thariqah As-Sam’iah Asy-Syafawiyah)

e) Metode Komunikatif (At-Thariqah Al-Ittishaliyah)

f) Metode Eklektif (At- Thariqah al-intiqaiyyah)

2. Standar Kompetensi Kelulusan Mata Pelajaran Bahasa Arab di

Madrasah Tsanawiyah

standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Arab adalah kompetensi

yang harus dimiliki oleh peserta didik sebagai hasil dari mempelajari

Bahasa Arab. Agar kegiatan pembelajaran Bahasa Arab dapat

terselenggara dengan baik, maka pola pembelajaran yang dikembangkan,

menekankan keterpaduan antara tiga lingkungan pendidikan, yaitu:

lingkungan keluarga, madrasah dan masyarakat.

Untuk itu, ada beberapa konsep penting yanng mendasari

pendekatan ini :

1. Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan

melalui tata bahasa, dan kosa kata.

2. Makna ditentukan oleh lingkup kebahasaan maupun lingkup situasi

(8)

8

3. Makna dapat diwujudkan melalui ungkapan yang berbeda, baik secara

lisan, maupun tulisan.

4. Belajar bahasa asing adalah belajar berkomunikasi dalam bahasa

tersebut sebagai bahasa sasaran, baik secara lisan, maupun tulisan.

5. Motivasi belajar peserta didik merupakan salah satu faktor penting yang

menentukan keberhasilan belajar.

6. Bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna

jika berhubungan dengan kebutuhan, minat, tata nilai dan masa depan

peserta didik.

7. Dalam proses belajar mengajar, peserta didik harus diperlakukan

sebagai subjek utama, bukan sebagai objek, guru sebagai fasilitator.9

3. Upaya Peningkatan Kualitas Guru Dalam Melaksanakan

Pembelajaran

Guru sebagai tenaga profesional, seharusnya selalu berusaha

meningkatkan profesionalisasi di bidangnya dengan cara:

a. Meningkatkan kemampuan merencanakan proses pembelajaran.

b. Meningkatkan kemampuan melaksanakan proses pembelajaran, yaitu

dengan mengubah cara belajar yang hanya terdiri dari aktivitas duduk,

dengar, catat, dan hafalkan ke arah siswa dan guru aktif.

c. Meningkatkan kemampuan menilai proses dan hasil belajar.10

Selain itu juga pendidikan dan pelatihan dapat membantu guru

dalam meningkatkan kinerjanya. Piet A. Sahertian, menjelaskan ada tiga

macam penataran yaitu :

1. Penataran penyegaran.

2. Penataran peningkatan kualifikasi.

3. Penataran penjenjangan.11

9

.Departemen Agama RI, Standar Isi Madrasah Aliyah, ( Dirjen Pendidikan Islam, 2006),

hlm.64

10

.Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, hlm.251

11.Piet A . Sahertian, Profil Pendidik profesional, (Yogyakarta : Penerbit Andi Offset,1999),

(9)

9

4. Kompetensi Guru dan Kemampuan Guru Bahasa Arab

Sementara secara lengkapnya kemampuan guru Bahasa Arab adalah :

a. Kemampuan dari sisi bahasa (lughawi).

b. Kemampuan dari sisi budaya (tsaqafi).

c. Kemampuan dari segi profesional (mihni).

d. Kemampuan kejiwaan (nafsi).12

5. Problematika

Ada dua faktor yang mempengaruhi problematika pembelajaran

bahasa Arab, yaitu:

a) Faktor Linguistik

1) Tata bunyi

Di berbagai madrasah, pasantren, mesjid, bahkan

rumah-rumah penduduk, pembelajaran Al-Qur‟an di iringi oleh tata-bunyi

Bahasa Arab yang disebut makhraj al-huruf, istilah yang biasa

dikenal ilmu tajwid. Ilmu ini hanya menitik beratkan pada kemahiran

membaca Al-Qur‟an bukan untuk tujuan pengembangan kemahiran

Bahasa Arab. Padahal tidak semua aturan tata bunyi dalam tajwid

Al-Qur‟an diperlakukan sama bagi penggunaan Bahasa Arab.

2) Kosa Kata

Faktor yang menguntungkan para pelajar Bahasa Arab dan

guru Bahasa Arab di Indonesia adalah kosa kata atau perbendaharaan

kata. Sudah banyak kata dan istilah Arab yang diserap dan

dimasukkan ke dalam kosa kata bahasa Indonesia. Semakin banyak

kata-kata yang berasal dari kata-kata Arab yang terjadi

perbendaharaan kata bahasa Indonesia (bahasa ibu) semakin mudah

utnuk membina kosa kata dan pengertiannya, serta meletakkan ke

dalam ingatan seseorang. Selain memberi keuntungan, perpindahan

12

.Muhammad bin Muhammad Salim, Numuzaj Muqtarah Li Barnamij I’dad Mu’allimi Al

(10)

10

dan penyebaran kata-kata dari bahasa asing ke dalam bahasa pelajar

dan menimbulkan banyak kerugian. Kerugian tersebut antara lain:

a) Terjadinya penggeseran arti

b) Lafaznya berubah dari bunyi aslinya.

c) Lafaznya tetap, tetapi artinya sudah berubah

3) Tata Kalimat

Ilmu Nahwu bukanlah ilmu yang hanya mempelajari, i’rab

perubahan akhir kata karena berubahnya fungsi kata tersebut dalam

sebuah kalimat; dan bina, yaitu tidak adanya perubahan akhir kata

meskipun kata itu berubah-ubah fungsi dalam kalaimat. I’rab

memang tidak mudah dipahami oleh pelajar bahasa yang berasal dari

Indonesia karena, ia sudah menguasai gramatika bahasa Indonesia, ia

takkan dapat menemukan perbandingannya dalam bahasa Indonesia.

4) Tulisan

Kemahiran menulis Arab dengan kaidah imla’, harus sudah

mulai diperkenalkan sejak usia dini, diajarkan pada tingkat dasar dan

menengah serta dikuasai ditingkat atas.

5) Penerjemahan

Setiap bahasa memiliki kelebihan tersendiri yang berbeda

dengan bahasa lainnya yang ada di dunia ini. Perbedaan inilah yang

memungkinkan terjadinya kesulitan ketika proses penerjemahan

sebuah bahasa ke dalam bahasa lainnya dilakukan.

b) Faktor Nonlinguistik

Faktor Non-linguistik yang sangat mempengaruhi pembelajaran

Bahasa Arab adalah faktor sosial budaya.

Problematika ini sebenarnya bisa diminimalisir, bila setiap umat

Islam mulai dari lingkungan keluarga hingga lingkungan sosial

(11)

11

pengajaran Bahasa Arab bagi anak didik mereka. Pendekatan yang

paling efektif adalah apabila pemancar-pemancar radio (yang muslim)

dan stasiun TV dan lainnya juga menyediakan program siaran yang

berbaru Bahasa Arab sebagai tandingan penetralisir dari hegemoni

budaya barat tersebut.

Penulis menggunakan metode field research, kemudian dalam

mengumpulkan data dan fakta yang berhubungan dengan metode tersebut,

maka penulis menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Madrasah Tsanawiyah Putri

As‟ad Olak Kemang Kota Jambi, berkaitan dengan Kemampuan Guru

dalam melaksanakan Kurikulum Bahasa Arab. Mengingat bahwa

kompetensi guru sangat perlu diperhatikan sehingga secara umum untuk

meningkatkan kualitas pendidikan. Penelitian ini dimaksudkan untuk

memahami berbagai perilaku manusia dari kerangka acuan si pelaku

sendiri, yaitu bagaimana si pelaku memandang dan menafsirkan aktivitas.

Peneliti berusaha memahami dan menggambarkan apa yang dipahami dan

digambarkan oleh subjek penelitian. Penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang dapat diamati.13

Penelitian kualitatif ini tidak dimaksudkan untuk menghasilkan

generalisasi sebagaimana penelitian kuantitatif, yang memberlakukan

berbagai prinsip hasil penelitian secara universal untuk semua kasus.

Penelitian secara mendalam dimaksudkan untuk membentuk suatu model

atau teori berdasarkan keterkaitan antar data yang ditemukan, kemudian

berdasarkan temuan yang dihasilkan, para pengguna penelitian dapat

memanfaatkan hasil penelitian sesuai dengan situasi dan kondisi.

13.Robert C. Bogdan, Participant Observation in Organizational Settings (New York : Syracuse

(12)

12

2. Setting dan Subjek Penelitian

a) Setting Penelitian

Penelitian ini bersifat kasus yang diangkat dari realita dan

fenomena pelaksanaan metode pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah

Tsanawiyah Putri As‟ad Olak Kemang Kota Jambi. Peneliti memilih kelas VIII MTs Putri As‟ad yang akan diteliti. Adapun alasan memilih

madrasah ini karena pengajaran Bahasa Arab belum optimal, selain itu

juga karena masalah ini belum pernah diteliti sebelumnya.

b) Subjek Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang dilakukan yaitu

pelaksaanaan metode pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah

Tsanawiyah Putri As‟ad Olak Kemang Jambi, maka peneliti akan

menentukan subjek penelitian ini, seperti kepala sekolah MTs. Putri

As‟ad Jambi, guru Bahasa Arab, karyawan, dan siswa. Namun tidak menutup kemungkinan untuk memperoleh informasi dari pihak lain

yang ada kaitannya dengan implementasi metode pembelajaran Bahasa

Arab.

dalam prosedur penentuan subjek penelitian ini penulis

melakukannya dengan dengan menggunakan teknik purposive

sampling, yaitu pengambilan subjek penelitian disesuaikan dengan

tujuan penelitian atau unit sampel yang sesuai dengan kriteria-kriteria

yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian.14

Dalam penerapannya penelitian akan menentukan responden

dan informan dengan pertimbangan bahwa orang yang dijadikan

responden dan informan tersebut tidak bisa diganti dengan orang lain

agar informasi yang diterima dapat secara utuh, akurat dan terpercaya.

Melalui teknik purposive sampling ini peneliti menetapkan guru Bahasa

Arab di MTs Putri As‟ad Olak Kemang Jambi sebagai informan kunci

(key informan) dilanjutkan dengan kepala sekolah sebagai pembina

guru, dan siswa.

14.Hadri Nawawi. Metode Penelitian bidang Sosial. (Yogyakarta: Gajah Mada University

(13)

13

C. PELAKSANAAN METODE PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI

MADRASAH TSANAWIYAH PUTRI AS’AD OLAK KEMANG KOTA JAMBI

Berdasarkan data penelitian diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran bahasa

Arab di MTs As‟ad Putri diampu oleh guru berlatar belakang Madrasah Aliyah

Negeri dan sudah mempunyai pengalaman mengajar selama 18 tahun. Dan

sepanjang pengamatan penulis, pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab di MTs

As‟ad Putri Olak Kemang Jambi belum berjalan secara optimal karena masih

terdapat guru yang mengajarkan bahasa Arab bersifat teacher oriented,

pembahasan materi pelajaran monoton pada guru dan bersifat monolog, jarang

sekali melibatkan siswa.

Dari pengamatan penulis ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh guru

bahasa Arab dalam pelaksanaan pembelajaran di Madrsah Tsanawiyah As‟ad

Putri yaitu:

a. Kegiatan awal

Sebelum guru mengadakan pre tes (tes awal ) terlebih dahulu guru

mengisi absensi siswa, setelah itu baru menanyakan materi apa yang sudah

diberikan sebelumnya, setelah itu baru dikaitkan dengan materi yang akan

dipelajari.Selanjutnya memberikan pertanyaan kepada siswi sebagai

pretes.

b. Kegiatan inti

c. Dalam proses pembelajaran guru memakai buku paket bahasa arab.Ada

pun judul bukunya buku pintar bahasa Arab. Kegiatan akhir

Biasanya diakhir pelaksanaan pembelajaran guru bahasa Arab mengajukan

pertanyaan mengenai materi yang sudah dipelajari terkadang juga sering

membuat pertanyaan di papan tulis, kemudian menyuruh siswi untuk mengisi

(14)

14 Metode Pembelajaran Bahasa Arab

Pemilihan metode pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Tsnawiyah

Putri As‟ad Olak Kemang Kota Jambi belum sepenuhnya mengarah pada

pemilihan metode yang dianjurkan dalam KTSP. Berdasarkan pengamatan dan

wawancara penulis dengan guru bahasa Arab terungkaplah bahwa pemilihan

metode pembelajaran tidak mempertimbangkan hal-hal yang seharusnya

diperhatikan seperti, gradasi,seleksi, repetisi, dan presentasi tetapi hanya

berdasarkan kebiasaaan dan tradisi yang konservatif selama mengajar, dengan

alasan sebagaimana diungkapkan” Saya sering memberikan materi pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan metode membaca, karena pada umumnya

siswi masih banyak yang belum bisa mengaji, kalau sudah tidak bisa mengaji

otomatis metode lain susah untuk diterapkan, penyebabnya adalah siswi-siswi

pada umunya merupakan lulusan Sekolah Dasar (SD) yang sama sekali tidak

pernah belajar bahasa Arab.‟”15

Secara ringkas metode pembelajaran bahasa Arab yang sering digunakan

oleh guru bahasa Arab adalah dengan menerapkan metode menulis, membaca

tulisan , kemudian dilanjutkan dengan menterjemahkan , selanjutnnya menghafal

kosa kata.Terkadang dengan metode demontrasi yaitu guru terlebih dahulu

membaca teks , kemudian diikuti oleh siswi, kemudian barulah menterjemahkan

materi.Sedangkan untuk latihan para siswi diberi banyak latihan menerapkan

kaidah-kaidah yang sudah dipelajari. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh aspek

pembelajaran baik itu aspek membaca, menulis dan menterjemah dapat berjalan

secara bersamaan, sementara mendengar dan berbicara tidak tercapai.

Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab

Selain itu juga dalam proses pembelajaran bahwa evaluasi itu sendiri

punya fungsi, tujuan,dan ruang lingkup sebagai berikut: 16

1. Fungsi Evaluasi

15.RZ, Guru bahasa Arab, Wawancara, Olak Kemang, Tanggal,7 Septembewr 2012

16

(15)

15

Adapun fungsi Evaluasi sebagai berikut:

a. Evaluasi berfungsi selektif.

Dengan cara mengadakan evaluasi guru mempunyai cara untuk

mengadakan seleksi terhadap siswanya. Seleksi itu sendiri mempunyai

berbagai tujuan, antara lain:

1) Untuk Memilih siswa yang dapat di terima disekolah tertentu.

2) Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat

berikutnya.

3) Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa.

b. Evaluasi berfungsi diognatik.

Yaitu untuk mengetahui kelebihan ataupun kelemahan yang

dimiliki siswa, sehingga lebih mudah dicari solusinya.

c. Evaluasi berfungsi sebagai perbaikan

d. Memperbaiki proses belajar mengajar.

e. Menumbuhkan motivasi dalam belajar. Bagi siswa yang mendapat hasil

yang rendah, maka hasil evaluasi menjadi cambuk semangat untuk lebih

berhasil dalam belajar.

f. Penentuan tindak lanjut hasil pengembangan dalam suatu sistem

pendidikan.

g. Menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan informasi yang

tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.

2. Tujuan Evaluasi

Adapun tujuan evaluasi yaitu sebagai berikut:

a) Untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian

tujuan instruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak

lanjut. Adapun tindak lanjut evaluasi itu berupa: penempatan pada

tempat yang tepat, diagnosis kesulitan belajar siswa, dan penentuan

kelulusan.

b) Untuk mengetahui seberapa efektif program pembelajaran yang telah

(16)

16

c) Untuk mengetahui seberapa tinggi kinerja masing-masing komponen (

tujuan, materi, metode, maupun proses evaluasi itu sendiri)sebagai

faktor penting yang mendukung kelancaran dalam perencanaan

pembelajaran.

d) Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar peserta didik dalam bidang

studi.

e) Untuk menilai sejauh mana perencanaan pembelajaran dapat

memberikan pengalaman belajar sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

f) Untuk mengetahui sampai sejauh mana proses dapat memberikan

perubahan perilaku secara optimal.

3. Ruang Lingkup Evaluasi

Sesuai dengan tujuan evaluasi yang telah disebutkan dalam suatu

pengembangan pembelajaran, maka ruang lingkup evaluasi menurut

Stufflebeam, diantaranya sebagai berikut: input, out put dan transformasi.

a) Input, yang termasuk kedalam input antara lain:

b) Hasil belajar. Sampai mana hasil belajar atau indeks prestasi peserta

didik dalam pengembangan bidang pembelajaran. Evaluasi hasil belajar

mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran yang

ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau dalam aspek kognitif,

afektif, psikomotorik

c) Inteligensi atau bakat sekolah (scholastic aptitude). Menurut Terman

inteligensi yaitu sebagi kecakapan untuk berpikir secara abstrak.

d) Minat ( intrest). Dari hasil evaluasi dapat diketahui minat dan bakat

masing-masing siswa, dan kecondongan mereka dalam bidang ilmu

pengetahuan. Anak- anak tidak perlu mendapatkan dorongan dari luar,

apabila pekerjaan yang dilakukan cukup menarik minatnya (Wrigstone).

Kenapa pentingnya sebuah minat? Karena sebagai persiapan untuk

memberikan bimbingan kepada anak didik tentang study atau

pembelajaran yang cocok bagi mereka.

e) Hubungan sosial. Dari hasil penyelidikan yang dilakukan oleh ahli

psikologi dan para psikhiatri menunjukkan, bahwa banyak kegagalan

(17)

17

penyesuaian atau hubungan sosial merupakan faktor yang sangat

penting dalam mencapai kesuksesan dalam hal tingkat prestasi siswa.

f) Sikap dan kepribadian.

g) Evaluasi Transformasi. Evaluasi terhadap unsur-unsur transformasi

proses pembelajaran antara lain materi, media, metode dan lain-lain.

Adapun istilah-istilah yang terdapat evaluasi antara lain: Evaluasi sebagai

fungsi sumatif, yaitu bisa mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai dalam

suatu program yang direncanakan. Evaluasi sebagi fungsi formatif, berhubungan

dengan prbaikan bagian-bagian dalam suatu proses agar program yang

direncanakan mencapai hasil yang maksimal. Oleh sebab itu, formatif ini

digunakan selama proses pelaksanaan berlangsung17. Secara garis besar alat

evaluasi digolongkan menjadi dua, yaitu:

1. Tes. Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan secara sistematis dan

objektif untuk mengetahui atau mengukur sesuatu, dengan cara dan cepat

dan tepat.

2. Non tes. Non tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk

mengetahui minat atau sikap siswa dalam pembelajaran.

a) Macam-macam tes:

1. Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaaannya dapat dilakukan

secara objektif. Hal ini dimaksudkan untuk mengatasi

kelemahan-kelemahan dari tes bentuk esai.

2. Tes subjektif adalah tes yang dalam pemeriksaaannya dapat

dilakukan secara subjektif. Tes ini umumnya berbentuk esai (uraian).

b) Bentuk Instrument Evaluasi Tes

1. Tes objektif

a) Pilihan Ganda

b) Benar-salah

c) Menjodohkan

d) Tes isian (melengkapi)

17.http://ziee-lughotuna.blogspot.com/2012/06/evaluasi-pengembangan pembelajaran.

(18)

18

2. Tes subjektif

a. Uraian (esai).

c) Bentuk Instrument Evaluasi Non-tes

1. Kuisioner

2. Daftar cocok (check list)

3. Wawancara

4. Pengamatan (observation).

D. FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT PELAKSANAAN METODE

PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI MADRASAH TSANAWIYAH PUTRI AS’AD OLAK KEMANG KOTA JAMBI

Kompetensi guru adalah pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang

dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat

melakukan perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.

Yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan

penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Yang dimaksud dengan

kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi

secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru,orang tua/wali peserta

didik, dan masyarakat sekitar.”18

Penguasaan materi pembelajaran adalah satu hal yang paling utama,

karena tidaklah mungkin seorang guru bahasa Arab akan bisa mentransfer

kemampuan bahasa Arab nya sementara dia sendiri tidak bisa dan mengerti

bahasa Arab.

(19)

19

E. UPAYA YANG DILAKUKAN DALAM MENINGKATKAN

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN METODE PEMBELAJARAN DI MADRASAH TSANAWIYAH PUTRI AS’AD OLAK KEMANGKOTA JAMBI

Untuk mengoptimalkan pelaksanaan metode pembelajaran di Madrasah

Tsanawiyah Putri As‟ad Olak Kemang Kota Jambi berbagai upaya sudah

dilakukan, antara lain:

1. Upaya yang Dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Komite Sekolah

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan ketua yayasan yang

menjelaskan bahwa” Sistem pembelajaran di yayasan pondok pesantren As‟ad adalah menggabungkan kurikulum Kementrian Agama dengan

kurikulum pondok, tetapi waktu belajar dan materinya berbeda.Pada pagi

belajar kurikulum Kementrian Agama sedangkan pada waktu siang belajar

kurikulum pondok, termasuk belajar kitab kuning,yang materinya

kebanyakan kitab kitab yang bertuliskan arab gundul.19

Selain itu juga peran Komite Sekolah sangatlah penting dalam

kemajuan dan peningkatan kwalitas siswi, karena Komite Sekolah

mempunyai hak memberikan arahan, pengawasan pada tingkat satuan

pendidikan.

Berhubungan dengan hal di atas upaya-upaya yang mesti dilakukan adalah:

a) Adanya dukungan dari pihak sekolah dan guru bidang studi Bahasa Arab

untuk dapat memberikan kesempatan meningkatkan kualitas Sumber Daya

Manusia.

b) pihak sekolah menyediakan kamus bahasa Arab atau buku-buku teks yang

berbahasa Arab serta menyediakan tape recorder yang digunakan untuk

metode istima‟ dalam pembelajaran bahasa Arab.

c) Pihak sekolah juga seharusnya lebih apresiasi terhadap guru –guru yang

berprestasi dengan memberikan reward maupun penghargaan.

(20)

20

d) Kepada wali murid agar lebih mengintensifkan belajar dan memperlancar

membaca Al-Qur‟an terhadap anak-anak dirumah.

e) Selalu memotivasi siswi agar lebih fokus dan menyukai belajar bahasa

Arab.

2. Upaya yang Dilakukan Oleh Guru

Adapun penggunaan metode yang harus dipertimbangkan diantaranya

yaitu:

1) Hendaknya metode yang akan digunakan sesuai dengan karakter siswa,

tingkat perkembangan akalnya, serta kondisi sosial yang melingkupi

kehidupan mereka.

2. Guru memperhatikan kaidah umum dalam menyampaikan pelajaran.

3. Mempertimbangkan perbedaan kemampuan siswa baik aspek kognitif,

afektif maupun psikomotorik.

4. Bisa menciptakan situasi siswa yang kondusif sepanjang tahapan-tahapan

pelajaran,.

5. Menumbuhkan konsentrasi dan motivasi siswa serta membangkitkan sikap

kreatif.

6. Metode yang dipakai bisa menjadikan pembelajaran.

7. Hendaknya metode menganut dasar-dasar pembelajaran

Selain pertimbangan metode pembelajaran yang harus

dipertimbangkan oleh seorang guru prisip-prinsip pengembangan silabus juga

harus diperhatikan. Adapun prinsip-prinsip pengembangan silabus yang telah

ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan Departemen Pendidikan Nasional tentang petunjuk teknis pengembangan silabus mata pelajaran Bahasa Arab sebagai berikut: ilmiah, relevan, sistematis, konsisten, memadai, aktual dan kontekstual, fleksibel dan menyeluruh.20

Berdasarkan pengamatan peneliti ada beberapa upaya konkrit yang

harus dilakukan oleh guru bahasa Arab diantaranya :

(21)

21

1. Meningkatkan kemampuan , profesionalisme, wawasan dan kreatifitas dan kepedulian terhadap perkembangan zaman.

2. Guru bahasa Arab harus berupaya mencari dokumen-dokumen kurikulum bahasa Arab dan berusaha membuat RPP agar sistem dan tujuan pembelajaran lebih terarah.

3. Guru memberi saran kepada siswa supaya mempunyai kamus bahasa Arab.

4. Guru memberikan kosa kata baru di setiap belajar.

5. Guru harus bisa memakai metode yang variatif supaya siswa lebih enjoy dan senang ,karena dengan metode yang konservatif membuat siswa menjadi bosan.

F. Simpulan

Setelah menganalisis uraian dalam tulisan ini, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Dalam pelaksanaan metode pembelajaran bahasa Arab di madrasah Tsanawiyah

Putri As‟ad belum sepenuhnya bisa berjalan baik karena masih adanya guru

dalam mengajar dengan tidak membuat bahkan tidak menggunakan RPP sama

sekali. Metode pembelajaran seharusnya bersifat variatif, tapi kenyataannya

bersifat monoton dan cendrung konservatif. Dalam pembelajaran siswa

seharusnya bersifat aktif dan dialogis agar tercipta suasana yang asyik dan

menyenangkan.

2. Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan metode

pembelajaran bahasa Arab seperti tidak tersedianya laboratorium bahasa

sebagai tindak lanjut dari keterampilan istima’ dalam bahasa Arab.Kurangnya

motivasi siswi yang jelas terlihat bahwa masih adanya siswi yang kurang

menyenangi pelajaran bahasa arab dikarenakan mereka tidak bisa tulis baca

Al-Qur‟an, apalagi bahasa Arab tanpa harokat (baris).

3. Upaya yang dilakukan dalam mengoptimalkan pelaksanaan metode

pembelajaran bahasa Arab diantaranya: Pihak sekolah sudah mengupayakan

belajar tambahan yang merupakan muatan dan materi pondok ,tetapi bisa

(22)

22

BIBLIOGRAFI

Abu Bakar Muhammad. Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Arab. Surabaya: Usaha Nasional. 1981

Badan Standar Pendidikan Nasional Pendidikan. Penyususnan KTSP Kabupaten/kota: panduan penyususnan kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. 2006

Darsono dkk., Fasih Berbahasa Arab. PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. 2007 Departemen Agama RI, Standar Isi Madrasah Aliyah. Dirjen Pendidikan Islam,

2006

Hadri Nawawi. Metode Penelitian bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Cet. Kelima. 1991

Muhammad bin Muhammad Salim, Numuzaj Muqtarah Li Barnamij I’dad

Mu’allimii Al-Lughah Al- ‘Arabiyyah Lighairi Al- Natiqina Biha, di

dalam Al-Muwajjih Fi Ta’lim Al-Lughah Arabiyyah Lighairi Al-Natiqina Biha, Jami‟ah Al- Imam MuhammadIbn Su‟ud Al-Islamiyyah

Ma‟had Al-„Ulum Al-Islamiyyah Wa –Al‟ Arabiyyah bi Indunisiyyah. Jakarta, 1998

Piet A. Sahertian. Profil Pendidik profesional. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.1999

Robert C. Bogdan. Participant Observation in Organizational Settings. New York: Syracuse University Press. 1975

Tayar yusuf dan Saiful Anwar. Metodologi Pengajaran Agama dan bahasa Arab, Jakarta: PT. Raja Grasindo. 1997

Undang-Undang Guru dan Dosen: UU RI No. 14. Jakarta: Asa Mandiri. 2005

WEBSITES

http://miftahulanwarma.wordpress.com/2008/11/21/pembelajaran-bahasa-arab-%E2% 80%8Eberbasisi-cross-cultural-understanding/

http://blog.sunan-ampel.ac.id/muhammadthohir/2011/12/19/desain-instrument-evaluasi-pembelajaran-bahasa-arab/.

Referensi

Dokumen terkait

Pertimbangan lain dalam menggunakan strategi active learning untuk pembelajaran bahasa Arab adalah: Didalam kesehariannya pembelajaran bahasa Arab sangat

Begitu pentingnya pembelajaran bahasa Arab, maka penelitian ini menggunakan judul Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta yang mengajarkan bahasa

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA ARAB SISWA.2012/2013 Universitas

Dalam Pengajaran bahasa Arab saat ini konsep metode pembelajaran Ibn Khaldun selaras dengan teori Behaviorisme Structural, karena bahasa merupakan bagian dari perilaku, dan

4.. Kelebihan pembelajaran bahasa Arab dari faktor lingkungan adalah guru terkadang membentuk lingkungan yang baru dalam proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas yaitu

Bahasa Arab merupakan salah satu mata pelajaran yang ada pada struktur kurikulum 2013, oleh sebab itu penilaian hasil belajar Bahasa Arab harus dikembangkan sesuai dengan konsep

Makalah ini membahas pengembangan evaluasi kurikulum pembelajaran bahasa Arab, meliputi konsep evaluasi, pengembangan evaluasi kurikulum, dan pengembangan evaluasi kurikulum bahasa

Ikut serta dalam kegiatan sekolah seperti kelas bahasa Inggris keluarga..  Dukungan Masyarakat  Buat komunitas belajar bahasa Inggris di lingkungan