al-Nadwah al-‘Alamiyyah fi Ta’lim al-Lughah al-‘Arabiyyah (International Conference on Arabic Languange Teaching)
Vol. 1, No. 1 |73-82 75
Proceeding NATHLA : al-Nadwah al-‘Alamiyyah fi Ta’lim al-Lughah al-
‘Arabiyyah (International Conference on Arabic Languange Teaching) e-ISSN: 2747-1616
Published by: Arabic Education Departement (PBA), the Faculty of Education and Teacher Training (FTIK), State Islamic Institut (IAIN) of Palangka Raya.
Pemanfaatan
E-Learning
dalam Pembelajaran Bahasa ArabDaring
di Madrasah TsanawiyyahYulfatul Laila1, Muhammad Zaenuri2, Winda Rosita3
1,2Institut Agama Islam Negeri Surakarta, Indonesia
2Madrasah Tsanawiyyah Negeri 2 Surakarta, Indonesia E-mail: [email protected]
Abstract
This study aims to describe the Madrasah E-Learning and its use in learning Arabic online at MTsN 2 Surakarta. This research is a descriptive qualitative research with the object of research in Arabic learning at MTsN 2 Surakarta. The results of this study are 1) Madrasah E-Learning featuring 4 features, namely online classes, E-Learning access, sharing Madrasahs, madrasah community forums; 2) Madrasah E-Learning displays the main menu for learning in general, not specifically for language learning; 3) in its utilization, teachers still use other applications such as WA and YouTube for learning interactions with students.
Keywords: E-Learning; Arabic Language
ا صخللم
في تنترنلإا برع ةيبرعلا ةغللا ملعت في همادختساو ةسردملل نيوتركللإا ميلعتلا فصو لىإ ةساردلا هذه فدته
MTsN 2 Surakarta
. في ةيبرعلا ةغللا ملعت في ثحبلا عوضوم عم يفصو يعون ثبح وه ثحبلا اذه
MTsN
2 Surakarta
. :يه ةساردلا هذه جئاتن
1 ل نيوتركللإا ميلعتلا ) مضي يذلا ةسردمل
4 لوصفلا يهو ، تازيم
ةسردلما عمتمج تيادتنمو سرادلما ةكراشمو نيوتركللإا ميلعتلا لىإ لوصولاو تنترنلإا برع ةيساردلا .
2 ) ةسردم
ديدحتلا هجو ىلع ةغللا ملعتل سيلو ، ماع لكشب ملعتلل ةيسيئرلا ةمئاقلا ضرعت نيوتركللإا ميلعتلا
؛ 3 ) ) في
زي لا ، همادختسا ا
لثم ىرخأ تاقيبطت نومدختسي نوملعلما ل و
WAYouTube
لاطلا عم تلاعافتلا ملعتل ب
.
ةيسيئرلا تاملكلا :
ميلعتلا يضاترفلاا
، ةيبرعلا ةغللا
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan E-Learning Madrasah dan pemanfaatannya dalam pembelajaran Bahasa Arab dalam jaringan (Daring) di MTsN 2 Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan objek penelitian pembelajaran Bahasa Arab di MTsN 2 Surakarta.
Adapun hasil penelitian ini yaitu 1) E-Learning Madrasah menampilkan 4 fitur, yaitu Kelas online, Akses E- Learning, Madrasah berbagi, Forum komunitas madrasah; 2) E-Learning Madrasah menampilkan main menu untuk pembelajaran secara umum, bukan spesifik untuk pembelajaran bahasa; 3) dalam pemanfaatannya, guru masih tetap menggunakan aplikasi lain seperti WA dan youtube untuk interaksi pembelajaran dengan siswa.
Kata Kunci: Pembelajaran Online, Covid-1i, Bahasa Arab
al-Nadwah al-‘Alamiyyah fi Ta’lim al-Lughah al-‘Arabiyyah (International Conference on Arabic Languange Teaching)
Vol. 1, No. 1 |73-82 76
PENDAHULUAN
Bahasa Arab merupakan salah satu pelajaran wajib yang diajarkan di madrasah islam di Indonesia. Sebagai pelajaran wajib, Bahasa arab diajarkan di madrasah bertujuan tidak hanya sekedar sebagai Bahasa komunikasi tetapi juga sebagai Bahasa untuk memahami ilmu-ilmu agama (Hamidah, 2019). Sebagaimana disebutkan dalam KMA 183 tahun 2019 bab II, bahwa bahasa arab memiliki dua fungsi, pertama sebagai alat komunikasi dan kedua sebagai sarana mempelajarai ajaran agama islam yang tertuang dalam Al-qur’an dan hadits serta kitab-kitab lainnya (KMA, 2019). Karena pentingnya peranan Bahasa Arab ini maka pembelajaran Bahasa arab harus dilaksanakan sebaik mungkin untuk mencapai tujuan yang dimaksud tersebut.
Adanya pandemic covid-19 saat ini mengakibatkan pembelajaran di sekolah-sekolah tidak dapat dilaksanakan dengan cara tatap muka. Namun begitu, untuk menjamin kualitas pendidikan di Indonesia maka pemerintah tetap mengupayakan berbagai solusi agar tetap adanya pembelajaran. Demikian itu sesuai Permen Diknas no 63 tahun 2009 tentang sistem penjaminan mutu pendidikan(Permendiknas, 2009) dan PP no 66 tahun 2010 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan (PP, 2010). Menghadapi kondisi yang demikian maka Mendikbud menerbitkan Pedoman BDR SE Sesjen kemendikbud Nomor 15 tahun 2020.
Kemenag dalam hal ini merupakan bagian dari pemerintah yang juga menangani pendidikan keagamaan dibawahnya juga memiliki tanggung jawab dalam mengadakan fasilitas yang dapat digunakan unuk proses pembelajaran selama pandemic covid-19. Salah satu usaha yang dikembangakan oleh kementerian agama adalah mengembangkan e-learning, yang disebut dengan E-Learning Madrasah sebagai platform belajar daring untuk madrasah.
Dalam banyak penelitian terdahulu menjelaskan bahwa pemanfaatan teknologi informatika memberi dampak yang positif bagi tercapainya tujuan pembelajaran (Haniah, 2014;
Ilmiani et al., 2020). Abd. Rozak dalam penelitiannya tentang pemanfaatan google classroom menjelaskan bahwa pemanfaatan IT dalam pembelajaran Bahasa Arab sangat membantu bagi dosen dan mahasiswa dalam memahami dengan lebih mendalam. Dengan memanfaatkan IT dalam pembelajaran Bahasa Arab baik mahasiswa maupun dosen dapat melakukan interaksi pembelajaran dimanapun (Rozak & Albantani, 2018). Sedangkan hasil penelitian dari Grant &
Branch dan Papert menjelaskan bahwa peran teknologi dalam pendidikan dan menunjukkan bahwa hal itu dapat meningkatkan kualitas pengajaran, memfasilitasi pembelajaran, dan berfungsi sebagai media yang memungkinkan siswa untuk mengekspresikan diri mereka secara lebih penuh dan dengan cara yang kreatif (Gazali & Saefuloh, 2019).
Namun begitu, karena model pembelajaran dengan menggunakan sarana E-learning merupakan satu hal yang baru bagi siswa dan guru di madrasah tentu akan terjadi banyak dinamika selama proses pembelajaran berlangsung. Selain kecanggihan media sebagai sarana untuk komunikasi antara guru dan siswa selama proses pembelajaran, kompetensi guru dalam mengoperasikan media tersebut dan kesiapan siswa dalam memanfaatkannya tentu tidak kalah penting sebagai faktor tercapainya tujuan pembelajaran. Terlebih pembelajaran Bahasa Arab yang yang tidak mengajarkan pada pengetahuan tetapi juga keterampilan berbahasa yang meliputi keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.
Dari uraian diatas maka penelitian ini bertujuan melihat lebih jauh tentang apa E- Learning Madrasah, dan bagaimana pelaksanaan pembelajaran Bahasa ArabDaring dengan menggunakan e-learning madrasahdi Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Surakarta.
METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Menurut Arikunto penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan apa adanya tentang suatu keadaan. Bodgan & Taylor (1975), Bodgan & Biklen (2007) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan
al-Nadwah al-‘Alamiyyah fi Ta’lim al-Lughah al-‘Arabiyyah (International Conference on Arabic Languange Teaching)
Vol. 1, No. 1 |73-82 77
atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati dalam suatu konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif dan holistik (Hamzah, 2018).
Penelitian ini dilaksanakan di MTsN 2 Surakarta pada bulan Juli dan Agustus 2020.
Objek pada penelitian ini adalah guru Bahasa Arab dan siswa kelas MTsN 2 Surakarta.
Pengumpulan data dilaksanakan dengan pengamatan, dokumentasi, dan wawancara. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan teknik triangulasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN E-Learning Madrasah
Secara Epistimologi E-Learning adalah gabungan dari kata Elektronik atau media yang berbentuk aplikasi atau website dan Learning yang berarti pembelajaran. Sehingga dapat difahami bahwa e-learning adalah sistem pembelajaran jarak jauh dengan media elektronik atau internet.
E-Learning Madrasah merupakan platform yang dikembangkan oleh kementerian agama sebagai sarana penunjang untuk pembelajaran daring di Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA), semenjak pandemic covid-19 agar lebih terstruktur, menarik dan interaktif. Aplikasi ini selain support untuk PC (komputer) juga dapat dibuka menggunakan smartphone. Hal ini tentu menjadi satu keunggulan bagi aplikasi ini. Dalam pemanfaatannya, E-Learning Madrasah dapat diakses oleh 6 role, diantaranya operator madrasah (Administrator), guru mata pelajaran, guru bimbingan konseling, wali kelas, siswa dan supervisor (kepala madrasah dan jajarannya).
E-Learning madrasah selain fitur kelas online juga menampilkan berbagai fitur lainnya, seperti Akses E-Learning, Madrasah berbagi, Forum komunitas madrasah. Pada fitur Kelas Online guru dapat menggunakannya untuk proses pembelajaran mulai dari tahap awal hingga akhir. Fitur Kelas Online tidak hanya menyediakan fasilitas interaksi proses pembelajaran saja, tapi juga dilengkapi dengan pembuatan standar kompetensi, RPP, materi pembelajaran, jurnal guru, pengolahan penilaian harian KI-3 dan KI-4, Ujian berbasi Komputer (CBT) hingga pengolahan nilai rapor. Sedangkan pada Akses E-Learning memungkin E-Learning tidak hanya dapat diakses oleh guru dan siswa tapi juga bisa diakses oleh lainnya sebagai bentuk kontrol dan evaluasi. Selain guru dan siswa E-Learning ini dapat diakses oleh operator madrasah, wali kelas, guru BK dan supervisor.
Fitur lainnya adalah Madrasah Berbagi dan Forum Komunitas Madrasah. Fitur Madrasah Berbagi sebagai wadah untuk menampung kreatifitas seluruh madrasah di Indonesia untuk saling berbagi, belajar dan beramal. Sedangkan Forum Komunitas Madrasah sebagai media sosial untuk saling berkomunikasi antara guru dan siswa , saling berkomentar dan berbagi gagasan.Kelebihan dari platform ini adalah dikhususkan untuk Madrasah dan dikembangkan sesuai karakteristik madrasah dan kurikulum yang berlaku. Adanya berbagai fitur tersebut tentu membantu dan memudahkan guru untuk memanfaatkanya selama pembelajaran Daring.
Dalam proses penggunaannya, Madrasah menunjuk salah satu guru atau staf Madrasah sebagai operator dengan menerbitkan surat keputusan (SK). SK yang telah diterbitkan kemudian diunggah untuk dapat mengunduh aplikasi tersebut. Setalah diunggah dan disetejui oleh tim dari Direktorat KSKK Madrasah, operator dapat menggunaknnya untuk mengunduh file aplikasi E- Learning yang kemudian dapat di instal di komputer server milik madrasah. Kemudian operator Madrasah dapat melakukan pengelolaan seperti membuat akun guru, wali kelas, kepala madrasah dan semua siswa.
Pembelajaran Daring
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik, 2004).Tujuan pembelajaran merupakan acuan apa dan bagaiamana suatu materi diajarkan. Dengan adanya tujuan pembelajaran menjadikan proses pembelajaran lebih jelas dan efektif. Untuk mencapai tujuan pembelajaran dibutuhkan profesionalitas seorang guru dalam
al-Nadwah al-‘Alamiyyah fi Ta’lim al-Lughah al-‘Arabiyyah (International Conference on Arabic Languange Teaching)
Vol. 1, No. 1 |73-82 78
memilih materi, strategi dan media yang tepat sesuai dengan karakteristik siswa. Guru yang profesional tentu akan mampu membangun komunikasi yang baik antara guru dan siswa selama proses pembelajaran.
Adanya pandemi covid-19 mengubah sistem pembelajaran yang semula secara luring (luar jaringan) atau tatap muka di dalam kelas menjadi daring (dalam jaringan). Istilah daring merupakan pengganti dari istilah online dalam bahasa inggris. Pembelajaran daring artinya pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan suatu aplikasi yang terhubung dengan jaringan internet. Sebelum pembelajaran daring ini diterapkan di masa pandemi covid-19, model pembelajaran seperti ini sudah diperkenalkan di lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia.
Hanya saja dalam praktik pelaksanaannya tidak dilaksanakan secara penuh, hanya sebagian pertemuan saja dan sebagian pertemuan lainnya tetap dengan tatap muka di kelas, atau sering disebut dengan blended learning.
Pembelajaran Daring mengatalisasi perubahan pedagogis dalam gaya mengajar dan belajar. Ada pergeseran paradigma dari model pembelajaran yang top-downyang pasif menjadi lebih interaktif dan kolaboratif selama proses pembelajaran antara guru dan siswa. Dalam pembelajaran daring, semua aktifitas pembelajaran dilakukan melalui daring, mulai dari pendistribusian materi, penjelasan materi, tanya jawab, dan evaluasi pembelajaran. Beberapa aplikasi yang dapat digunakan dalam pembelajaran daring misalnya moodle, edmudo, google clasroom, google meet dan zoom (Mubarak et al., 2020). Dari beberapa aplikasi yang tersedia dan dapat digunakan secara gratis hanya menyediakan beberapa fitur yang dapat digunakan untuk video conference, namun tidak mendukung untuk melaksanakan evaluasi. Selain aplikasi tersebut adapula guru yang dalam pembelajaran daring menggunakan media sosial yang sudah lazim dimiliki oleh masyarakat, seperti Facebook (Linur & Mubarak, 2020), WhatsApp (Bouhnik &
Deshen, n.d.), Instagram (Audina & Muassomah, 2020), dan youtube (Hamidah & Marsiah, 2020).
Beberapa penelitian terdahulu tentang pembelajaran daring sebelum masa covid, menunjukan pelaksanaan pembelajaran daring dengan memanfaatakan aplikasi-aplikasi diatas memiliki pengaruh yang positif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam penelitian Fuad Saiffudin tentang E-Learning dalam persepsi mahasiswa menjelaskan bahwa penilaian baik Persepsi mahasiswa terhadap e-learning, memberikan peran yang besar dalam pelaksanaan pembelajaran dengan e-learning, yang dapat dilakukan dengan pola blendedlearning sebagai bentuk pembelajaran yang mengkolaborasikan e-learning dengan tatap muka (Saifuddin, 2017).
Persepsi guru dan siswa terhadap model pembelajaran daring ini memiliki peranan yang sangat penting bagi berlangsungnya pembelajaran daring. Apabila persepsi terhadap model daring ini masih negatif, maka baik guru maupun siswa akan susah melakukan adaptasi perubahan model pembelajaran yang semula luring menjadi daring ini. Yang kemudian terjadi adalah adanya fasilitas aplikasi yang disediakan tidak digunakan oleh guru dengan baik. Seperti apa yang disebutkan Firda dalam penelitiannya bahwa Buku Sekolah Elektronik yang terdapat pada Rumah Belajar, guru mengunduh buku ajar dan membagikannya secara manual menggunakan flashdisk kepada peserta didik. Hal ini dilakukan karena terbatasnya pengetahuan guru terhadap aplikasi yang digunakan, yang seharusnya materi dapat dibagikan melalui e-learning tapi dibagikan secara manual melalui flasdisk (Firda, 2019). Maka perlu adanya open minded bagi guru, siswa dan civitas sekolah terhadap perubahan yang terjadi. Dengan berfikiran terbuka maka ada kesediaan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam memanfaatkan aplikasi yang tersedia.
Pembelajaran Bahasa Arab Daring dengan Menggunakan E-Learning Madrasah di MTs.
Bahasa Arab bagi masyarakat Indonesia merupakan bahasa asing. Dalam pembelajarannya tentu berbeda dengan pembelajaran bahasa Ibu, baik dari segi strategi, metode dan materi yang digunakan dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan ada prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam mengajarkan bahasa arab sebagai bahasa asing, mengingat
al-Nadwah al-‘Alamiyyah fi Ta’lim al-Lughah al-‘Arabiyyah (International Conference on Arabic Languange Teaching)
Vol. 1, No. 1 |73-82 79
mengajarkan bahasa Arab bukan sekedar pengetahuan tapi keterampilan, diantaranya yaitu 1) Kemampuan menyimak ( عامتسلإا ةراهم); 2) Kemampuan berbicara (ملاكلا ةراهم); 3. Kemampuan membaca (ةءارقلاةراهم); 4) Kemampuan menulis (ةباتكلاةراهم) (Izzan, 2009).
Tujuan pembelajaran Bahasa Arab bagi penutur Asing setidaknya ada 3 kompetensi yang hendak dicapai oleh siswa, yaitu 1) kompetensi kebahasaan; 2) kompetensi komunikasi; dan 3) kompetensi budaya (Abdurrahaman Al-Fauzan, 1425 H). Tiga kompetensi tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara satu sama lainnya. Penguasaan kebahasaan yang meliputi unsur bunyi, kosakata dan gramatika atau struktur bahasa merupakan kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa. Namun demikian, karena esensi dari bahasa adalah sebagai alat komunikasi maka kompetensi kebahasaan harus di wujudkan dalam kompetensi siswa dalam berkomunikasi. Siswa tidak akan dapat menggunakan bahasa dengan baik dalam berkomunikasi tanpa menguasai kompetensi Budaya. Hal ini karena bahasa adalah satu media untuk menampilkan budaya suatu bangsa. Maka tidak bisa hanya menerjemahkan dari bahasa ibu kebahasa Arab dalam berkomunikasi.
Sedangkan pendapat lain menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran bahasa arab bagi non- Arab yaitu :
1) Memahami bahasa arab lisan secara sadar berkenaan dengan kehidupan sehari-hari.
2) Dapat menggunakan bahasa arab secara lisan sebagai alat komunikasi dan ekspresi jiwa.
3) Dapat memahami teks Arab secara mudah dan berinteraksi dengan teks yang dibaca.
4) Dapat menuliskan kondisi sekitar dan mengekspresikan diri dengan bahasa Arab tulis (Thu'aimah & Al-Naqah, 2006).
Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah diatur dalam KMA no 183 tahun 2019 tentang kurikulum PAI dan Bahasa Arab di Madrasah. Didalam KMA tersebut disebutkan secara umum tujuan pembelajaran bahasa Arab di Madrasah adalah mempersiapkan peserta didik yang memiliki kemampuan menggunakan Bahasa Arab sebagai alat komunikasi global dan alat untuk mendalami agama dari sumber otentik yang pada umumnya menggunakan Bahasa Arab dan melalui proses rantai keilmuan (isnad) yang terus bersambung hingga sumber asalnya yaitu al- Qur'an dan Hadits.Sedang secara rinci pada tingkat MTs pembelajaran bahasa Arab bertujuan untuk :
1) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab, baik lisan maupun tulis, yang mencakup empat kecakapan berbahasa, yakni menyimak (istima'), berbicara (kalam), membaca (qira' ah), dan menulis (kitabah).
2) Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumbersumber ajaran Islam dan sebagai alat komunikasi internasional.
3) Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antara bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian, peserta didik diharapkan memiliki kemampuan bahasa yang mencakup gramatika, wacana, strategi, sosiologis, dan budaya.
Lebih lanjutuntuk mencapai tujuan tersebut, di jelaskan tentang ruang lingkup pembelajaran bahasa Arab di Madrasah. Ruang lingkup pembelajaran bahasa Arab di Madrasah terdiri dari tema-tema yang berupa wacana lisan dan tulisan berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang identitas diri, kehidupan madrasah, kehidupan keluarga, rumah, hobi, profesi, kegiatan keagamaan, dan lingkungan. Fungsi Komunikatif meliputi:
- Mengenalkan diri. Mengenalkan orang lain, asal negara/daerah
- Menunjuk fasilitas umum - Menunjuk peralatan sekolah
- Lokasi tempat tinggal dan nomer rumah
- Aktifitas sehari- hari di rumah - Aktifitas dan waktu
- Berterimakasih dan minta maaf -Membuat pilihan dan argumentasinya - Tujuan sebuah aktifitas
- Deskripsi keutamaan profesi
al-Nadwah al-‘Alamiyyah fi Ta’lim al-Lughah al-‘Arabiyyah (International Conference on Arabic Languange Teaching)
Vol. 1, No. 1 |73-82 80
- Mendoakan orang sakit
- Deskripsi kejadian masa lampau - Mendeskripsikan sebuah peristiwa - Melarang melakukan sesuatu - Memberi instruksi
- Deskripsi pencipta alam semesta - Membuat perbandingan
al-Nadwah al-‘Alamiyyah fi Ta’lim al-Lughah al-‘Arabiyyah (International Conference on Arabic Languange Teaching)
Vol. 1, No. 1 |73-76 81
Selain cakupan ruang lingkup pembelajaran bahasa Arab di atas, hal lain yang tidak kalah penting adalah bagaimana bahasa Arab diajarkan.
Pembelajaran bahasa Arab di Madrasah menggunakan kurikulum 2013, sebagaimaa amanat peraturan menteri agama Republik Indonesia nomor 000912 tahun 2013 tentang kurikulum madrasah 2013 mata pelajaran pendidikan agama islam dan bahasa Arab. Pada kurikulum 2013 pendekatan yang digunakan adalah pendekatan saintifik (al-Madkhal al-Ilmi). Pendekatan adalah sekumpulan asumsi tentang proses belajar mengajar yang dalam bentuk pemikiran aksiomatisyang tak perlu diperdebatkan lagi (Hermawan, 2013). Didalam pembelajaran bahasa arab dengan menggunakan pendekatan saintifik terdapat 5 proses yang harus dilewati, yaitu 1) mengamati (observasing); 2) menanya (questioning); 3) menalar (associating); 4) mencoba (experimenting); 5) mengkomunikasikan(creating networking) (Kemendikbud, 2014).
Implementasi kurikulum 2013 ini dalam pembelajaran bahasa Arab di MTsN 2 Surakarta tergambar pada Rancangan Pertemuan Pembelajaran sbb :
1. Pendahuluan :
1) Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdoa serta memberi motivasi.
2) Guru menyapa siswa dalam menanyakan kabar pada time line kelas.
2. Inti :
1) Guru membagikan materi ke pada Siswa tentang materi نولماعلا يف ةسردملا melalui elearning.
2) Guru membacakan materi qiroah tentang dalam siswa kepada ىف نولماعلا ةسردملاbentuk vidio.
3) Guru meminta siswa untuk mencoba mempraktikkan membaca qiroah tentang . ةسردملا ىف نولماعلا
3. Penutup
1) Guru menyampaikan kepada siswa untuk mengerjakan tugas dengan waktu yang telah ditentukan sesuai dengan yang sudah di pelajari dari awal sampai materi terakhir .
2) Guru menutup pembelajaran dengan berdoa dan salam.
(Dokumentasi RPP Bahasa Arab di kelas VII dengan Ibu Winda)
Pembelajaran yang dilakukan dengan daring tentunya berbeda dengan pembelajaran ketika bertatap muka. Dalam pembelajaran daring, pembelajaran tidak terlaksana semaksimal ketika bertatap muka, walaupun langkah-langkah yang dilakukan ketika pembelajaran daring sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pembelajaran tatap muka.
Langkah awalnya guru membuka pembelajaran melalui E-learning dan juga whatsapp, kemudian para siswa absen di E-learning dan membuka bahan ajar untuk mendownload materi atau melihat video yang telah disiapkan oleh guru pengampu. Para siswa diberi waktu untuk mempelajari materi yang telah disampaikan guru pengampu dan jika ada yang tidak dimengerti bisa ditanyakan di elearning atau di Whatsapp grup, walaupun kebanyakan siswa memilih bertanya melalui grup whatsapp kelas atau memilih untuk bertanya secara pribadi diluar jam kelas jika ada yang belum dipahami terkait dengan materi pembelajaran.
Setiap selesai penyampaian satu sub bab materi, kemudian guru memberikan latihan yang sesuai dengan materi yang telah disampaikan kepada para siswa ketika pembelajaran sudah berakhir. Hal ini dilakukan untuk mengukur pemahaman para siswa terkait materi yang telah disampaikan oleh guru. Pemberian latihan menjadi jalan alternatif untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan. Selama mengerjakan latihan, siswa akan berkomunikasi secara terus menerus dengan guru untuk
al-Nadwah al-‘Alamiyyah fi Ta’lim al-Lughah al-‘Arabiyyah (International Conference on Arabic Languange Teaching)
Vol. 1, No. 1 |75-84 82
menanyakan materi yang mereka belum fahami baik melalui group WA maupun melalui pesan pribadi (Pengamatan dan wawancara dengan guru kelas VII).
Materi-materi yang di upload oleh guru di e-learning madrasah selain berupa tulisan baik berupa PDF atau PPT guru menggunakan video ketika menyampaikan materi, seperti menjelaskan materi teks hiwarmaupun qira’ah. Sebelum membuat bahan ajar tersebut, guru menyiapkan konsep yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
Dari pemaparan ini dapat diketahui bahwa dalam praktiknya pembelajaran bahasa Arab dengan pendekatan saintifik dengan sistem daring tidak dapat terpenuhi semua.
Beberapa hal yang terpenuhi adalah sebagai berikut :
1) Memulai pembelajaran dengan meng-aploud materi di bahan ajar, 2) Menyapa siswa di timeline Elearning,
3) Memintasiswa untuk membuka materi di bahan ajar yang sudah di- upload,
4) Apabila ada yang kurang jelas, siswa dapatbertanya melalui elearning atau whatsapp.
Meskipun guru sudah menggunakan bahan ajar berupa video, antusias siswa mengikuti pembelajaraan masih kurang. Hal ini ditunjukan dari tanggapan yang diberikan siswa terhadap materi yang telah diberikan melalui e learning hanya sedikit.Sedangkan pengkondisian kelas hanya dapat dilakukan dengan monitoring yang sangat terbatas ketika pembelajaran di mulai.Dari fitur monitoring yang terdapat pada e learning madrasah guru dapat mengetahui apa saja yang di lakukan oleh siswa, misalnya mendownload bahan ajar atau hanya sekedar melihat timeline kemudian absen.
Model pembelajaran seperti ini kurang efektif. Pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila mencakup empat hal pokok, yaitu : 1) kualitas pembelajaran, 2) tingkat pembelajaran yang memadai, 3) ganjaran, dan 4) waktu. Pembelajaran berkualitas apabila materi yang disampaikan mudah dipahami, diingat dan dipraktikan oleh siswa.
Pembelajaran kualitas dapat dilihat dari aktifitas pembelajaran yang dirancang dan tindakan- tindakan yang dilakukan pembelajar dan peserta didik, termasuk didalamnya bahan ajar atau pengalaman belajar (kurikulum) serta media yang digunakan (Setyosari, 2014).
Sebagaimana dijelaskan pada temuan diatas, banyak siswa yang merasa kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan. Kesulitan ini dikarenakan terbatasnya komunikasi timbal-balik antara guru dan siswa sehingga siswa kesulitan untuk mengkonfirmasi materi yang belum dipahami. Selain itu, guru juga terbatas dalam memberikan pemahaman pada siswa tentang materi yang ditanyakan. Terbatasnya fitur aplikasi yang tidak mendukung pembelajaran bahasa secara daring menjadi salah satu penyebab pembelajaran ini kurang efektif.
KESIMPULAN
Pembelajaran bahasa arab secara daring menuntut kesiapan semua pihak, baik siswa, guru maupun pemangku lembaga. Canggihnya fasilitas belajar yang tidak dibarengi dengan kesiapan siswa dan guru dalam mengaplikasikannya akan menjadi penghambat dalam mencapai tujuan pembelajaran. Kesiapan yang dimaksud adalah kesiapan diri dalam menghadapi perubahan zaman yang menuntut kreatifitas dalam proses belajar dan mengajar.
E-learning madrasah sebagai satu platform yang dikembangkan oleh kemenerian agama merupakan suatu loncatan dalam pendidikan di madrasah dalam menjawab perkembangan zaman. Setiap hal yang baru tentu perlu adanya penyesuaian-penyesuaian baik dalam manajemen organisasi pembelajaran maupun kompetensi para guru dan siswa yang terlimbat dalam pembelajaran. E-Learning Madrasahdengan 4 fiturnya harus terus dikembangkan sesuai dengan tuntutan zaman 5.0 sehingga pembelajaran bahasa Arab Daring dengan menggunakan e-learning madrasah tidak membutuhkan aplikasi lainnya.
al-Nadwah al-‘Alamiyyah fi Ta’lim al-Lughah al-‘Arabiyyah (International Conference on Arabic Languange Teaching)
Vol. 1, No. 1 |75-84 83
Selain peningkatan kualitas aplikasi , pembelajaran bahasa dengan memanfaatkan E-Learning Madrasah dibutuhkan kreatifitas guru sesuai dengan materi (maharah dan unsur bahasa) dan karakteristik siswa.
REFERENSI
Abdurrahaman Al-Fauzan, d. (1425 H). Durus al-Daurat al-tadribiyah li Mu'allimi al-Lughah al- 'arabiyyah li ghairi al-nathiqina biha. Mu'asasah al-Waqf al-Islami.
Audina, N. A., & Muassomah, M. (2020). Instagram: Alternatif Media dalam Pengembangan Maharah Al-Kitabah. Al-Ta’rib : Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa Arab IAIN Palangka Raya, 8(1), 77–90.
https://doi.org/10.23971/altarib.v8i1.1986
Bouhnik, D., & Deshen, M. (n.d.). WhatsApp Goes to School: Mobile Instant Messaging between Teachers and Students. Journal of Information Technology Education: Research, 13, 217–231.
Firda. (2019). PEMANFAATAN PORTAL/WEB E-LEARNING PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA NEGERI 4 SINGARAJA. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha (JPBSI). Volume 9 Nomor 1, , 13-22.
Gazali, E., & Saefuloh, H. (2019). Kebutuhan Peserta Didik dan Rancang Bangun Media Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah. Arabi : Journal Of Arabic Studies, 87- 99.
Hamalik, O. (2004). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Hamidah, H. (2019). Arabic Language: Between Learning Necessity and Responsibility (ar).
Al-Ta’rib : Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa Arab IAIN Palangka Raya, 7(1), 35–44. https://doi.org/10.23971/altarib.v7i1.1472
Hamidah, H., & Marsiah, M. (2020). Pembelajaran Maharah Al-Istima’ dengan Memanfaatkan Media Youtube: Problematika dan Solusi. Al-Ta’rib : Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa Arab IAIN Palangka Raya, 8(2), 147–160.
https://doi.org/10.23971/altarib.v8i2.2282
Hamzah, A. (2018). Metode Penelitian Kualitatif. Malang: Literasi Nusantara.
Haniah, H. (2014). Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Mengatasi Masalah Belajar Bahasa Arab. Al-Ta’rib : Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa Arab IAIN Palangka Raya, 2(1). https://doi.org/10.23971/altarib.v2i1.588
Hermawan, A. (2013). Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: PT. Rosdakarya.
Ilmiani, A. M., Ahmadi, A., Rahman, N. F., & Rahmah, Y. (2020). Multimedia Interaktif untuk Mengatasi Problematika Pembelajaran Bahasa Arab. Al-Ta’rib : Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa Arab IAIN Palangka Raya, 8(1), 17–32.
https://doi.org/10.23971/altarib.v8i1.1902
Izzan, A. (2009). Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Humaniora.
Kemendikbud. (2014). Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013. di akses pada 20 Oktober
2020 Pukul 14.00:
http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/dokumen/Paparan/Paparan%20Wamendik.p df.
Keputusan Menteri Agama (KMA) no 183 Tahun (2019).
al-Nadwah al-‘Alamiyyah fi Ta’lim al-Lughah al-‘Arabiyyah (International Conference on Arabic Languange Teaching)
Vol. 1, No. 1 |75-84 84
Linur, R., & Mubarak, M. R. (2020). Facebook Sebagai Alternatif Media Pengembangan Mahara Kitabah. Jurnal Naskhi: Jurnal Kajian Pendidikan Dan Bahasa Arab, 2(1), 8–18.
https://doi.org/10.47435/naskhi.v2i1.154
Mubarak, M. R., Wahdah, N., Ilmiani, A. M., & Hamidah, H. (2020). Zoom Cloud Meeting:
Media Alternatif dalam Pembelajaran Maharah Kalam di Tengah Wabah Virus Corona (Covid-19). Arabiyatuna : Jurnal Bahasa Arab, 4(2), 211–226.
https://doi.org/10.29240/jba.v4i2.1445
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) tahun no 63. (2009).
Rozak, A., & Albantani, A. M. (2018). Desain Perkuliahan Bahasa Arab Melalui Google Clasroom. Arabiyat, 83-102.
Saifuddin, M. F. (2017). E-Learning dalam Persepsi Mahasiswa. Varidika Volume 29 No.2, 102-109.
Setyosari, P. ( 2014). Menciptakan Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. JINOTEP : Jurnal Inovasi dan Teknologi, Vol 1, No 1,, 20-30.
Thu'aimah, & Al-Naqah. (2006). Ta'lim al-Lughah Ittishaliyan Baina al-Manahij wa al-Istirajiyat.
Rabath: Isesco.