• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unit 7 PEMBELAJARAN BERBASIS BUDAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Unit 7 PEMBELAJARAN BERBASIS BUDAYA"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN

BERBASIS BUDAYA

(2)

Pendahuluan

Pembelajaran Berbasis Budaya adalah

salah satu bentuk perwujudan dari

tahap-tahap pengembangan Pendidikan Multikultural.

Pendidikan Multikultural bukan merupakan

tujuan akhir, tetapi masih berproses,

(3)

Pada Unit ini Anda diharapkan dapat:

1) Menjelaskan perencanaan pembelajaran berbasis budaya, dan

2) Menerapkan pembelajaran berbasis budaya dalam berbagai bentuk

(4)

Perencanaan Pembelajaran

Berbasis Budaya

Budaya lokal (etnis) dapat digunakan

dalam Pembelajaran Berbasis Budaya agar memudahkan siswa untuk memberi

pemaknaan dan mencapai hasil belajar yang maksimal.

Model integrasi budaya dalam

pembelajaran dapat memperkaya budaya lokal (etnis), untuk mengukuhkan budaya nasional yang merupakan puncak-puncak budaya lokal dan budaya etnis (Dikti,

(5)

Dalam Pembelajaran Berbasis Budaya,

“budaya diintegrasikan sebagai alat untuk memotivasi peserta didik dalam

mengaplikasikan pengetahuan, bekerja secara kooperatif, dan mengetahui

(6)

Petunjuk untuk mengajarkan materi Pendidikan Multikultural:

a. Anda,

guru

, dengan pengetahuan,

sikap, dan ketrampilanya adalah

variabel yang amat penting dalam

mengajarkan materi etnis.

Misalnya: pelajaran tentang isu

rasisme memberikan wawasan

sebaliknya tentang bagaimana

seharusnya bersikap positif

(7)

b.Pengetahuan tentang kelompok etnis diperlukan untuk mengajarkan materi etnis secara efektif (baca paling sedikit satu buku utama yang mensurvei

(8)

c. Sensitifah dengan sikap, perilaku rasial Anda sendiri dan pernyataan yang Anda buat sekitar kelompok etnis di kelas, mis. “duduk bersimpuh seperti orang Jawa”

sebagai stereotip orang Jawa.

d. Yakinkan bahwa kelas Anda membawa citra positif tentang berbagai kelompok etnis dengan menayangkan majalah

dinding, poster, dsb. yang memperlihatkan perbedaan rasial dan etnis dalam

(9)

e. Bersikap sensitif terhadap sikap rasial dan etnis dari siswa Anda dan jangan menerima keyakinan bahwa “anak-anak tidak melihat ras, kelompok kaya/miskin, warna kulit.”

Jangan mencoba mengabaikan perbedaan ras

dan etnis yang Anda lihat; cobalah merespon perbedaan ini secara positif dan sensitif.

f. Bersikap bijaksana dalam pilihan Anda dan dalam menggunakan materi pelajaran.

(10)

g. Gunakan buku, flm, videotipe, dan rekaman yang dijual di pasaran atau sumber dari internet untuk pelengkap buku teks dari kelompok etnis yang

menyajikan perspektif kelompok etnis pada siswa Anda.

h. Berikan sentuhan warisan budaya dan etnis Anda sendiri untuk menciptakan iklim berbagi di kelas, membantu

memotivasi siswa mendalami akar budaya etnis dan untuk menghasilkan

(11)

i. Sensitifah dengan kemungkinan sifat kontroversial dari sebagian materi studi etnis.

Anda dapat menggunakan buku yang

kurang kontroversial untuk mencapai tujuan yang sama.

j. Sensitifah dengan tahap perkembangan dari siswa Anda jika Anda memilih konsep, materi, dan aktivitas yang berkaitan dengan kelompok etnis.

(12)

k. Beberapa siswa kulit berwarna mencapai tujuan karier dan akademik yang tinggi.

Mereka membutuhkan guru yang meyakini

bahwa mereka dapat berhasil dan mau membantu dalam keberhasilan mereka. l. Ingatlah bahwa orang tua dari siswa

(13)

m. Gunakan teknik belajar yang kooperatif dan kerja kelompok untuk meningkatkan integrasi ras dan etnis di sekolah dan di kelas.

 Jika kelompok belajar itu terintegrasi

secara rasial, siswa mengembangkan lebih banyak teman dari kelompok rasial yang lain, dan hubungan rasial di sekolah

(14)

n. Yakinkan bahwa semua kegiatan di sekolah atau kelas terintegrasi secara rasial. Juga yakinkan bahwa berbagai

kelompok etnis dan rasial memiliki status yang sama dalam penampilan dan

(15)

Prinsip-prinsip dalam menyeleksi materi pokok bahasan

• Gordon dan Robert mengajukan

sejumlah prinsip yang menjadi dasar dalam menyeleksi materi pokok:

1. mencantumkan hal-hal kultural.

2. merepresentasikan keberagaman dan kesatuan di dalam dan lintas kelompok. 3. Sesuai dengan konteks waktu dan

(16)

4. Perspektif multi budaya dimasukkan ke dalam keseluruhan kurikulum.

5. Pokok bahasan tersusun berdasarkan

pengalaman dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa untuk dibawa ke kelas.

(17)

Penerapan Pembelajaran

Berbasis Budaya

Pembelajaran Berbasis Budaya dapat

dibedakan menjadi empat macam, yaitu

belajar tentang budaya, belajar dengan

budaya, belajar melalui budaya, dan belajar berbudaya.

Belajar tentang budaya menempatkan

(18)

Belajar dengan budaya terjadi pada saat

budaya diperkenalkan kepada siswa sebagai cara atau metode atau media untuk

mempelajari pokok bahasan tertentu, meliputi pemanfaatan beragam bentuk perwujudan budaya.

Misalnya, pengajar menggunakan sempoa untuk mengajar penambahan dan

pengurangan dalam matematika, atau

(19)

Contoh Pemanfaatan Budaya dalam

Pembelajaran Kelas IV SD tentang Bunyi dengan Media Gamelan dan Angklung

Proses: Dengan memainkan gamelan dan angklung, siswa mengamati penyebab timbulnya, macam-macam bunyi

berdasarkan sumbernya dan manfaat bunyi dalam kehidupan sehari-hari.

Kelas V tentang Gaya dengan Media:

Busur panah dan Ketapel

Proses: siswa membuat busur panah dengan berbagai lengkungan, kemudian

(20)

• Belajar melalui budaya merupakan strategi yang memberikan kesempatan siswa untuk mencapai pemahaman atau makna

konseptual yang diciptakannya dalam suatu mata pelajaran melalui ragam perwujudan budaya.

Misalnya, siswa membuat poster, membuat karangan, lukisan, benda/alat budaya, lagu atau puisi yang melukiskan tentang

(21)

Belajar berbudaya merupakan bentuk

mengejawantahan budaya itu dalam perilaku nyata sehari-hari siswa.

(22)

Bentuk dan Nilai-nilai yang dikembangkan dalam Pembelajaran Berbasis Budaya

Wujud budaya itu dapat berupa:

1. ideal (adat/tata kelakuan) yang abstrak dan terdapat di alam pikiran masyarakat. 2. sistem sosial, sifatnya kongkrit dan dapat

diobservasi.

(23)

Bentuk-bentuk budaya daerah itu dapat

berupa:

a. cerita daerah (misal Malin Kundang, Rara Mendut, asal nama kota Banyuwangi),

b. Tari-tarian (Tari Kancet Papatai / Tari Suku Dayak, Tari Ajojo)

(24)
(25)
(26)

d. Permainan (Benthik, Jamuran, Dakon) e. Seni pertunjukan (Wayang, Ketoprak,

Reog Ponorogo)

f. Kebiasaan/tradisi setempat (selamatan,

bersih desa, tradisi larung sesaji, sekaten) g. Benda-benda dan makna flosofsnya

(27)
(28)
(29)

Nilai-nilai ini memiliki kearifan budaya:

1. Nilai-nilai yang terdapat pada cerita daerah: -Kepatuhan dan penghormatan pada orang tua

(Malin Kundang); Emansipasi wanita (Rara mendut); Kesetiaan seorang istri/wanita (Banyuwangi), dsb.

2. Tari:

Kepahlawan, kelincahan, kegesitan, dan

semangat. (Tari Kancet Pepatay suku Dayak Kenyah, Tari Cakalele, Maluku Utara). -

(30)

3. Tembang/Lagu-lagu daerah: Religius

(Ilir-ilir); Kegembiraan (Sluku sluku bathok), dsb. 4. Permainan: Kelenturan, kecermatan,

kegesitan (benthik);

Kebersamaan/kerjasama (jamuran) , dsb. 5. Seni Pertunjukan: Tuntunan (ketoprak dan

wayang kulit, wayang orag)

6. Kebiasaan/tradisi: Religius (sekaten);

(31)
(32)

7. Benda-benda dan makna flsofsnya: Kepahlawanan dan kekuatan (mandau,

perisai dan baju perang, alat musik Sampe dari Suku Dayak);

Kehormatan, keberanian dan ketuhanan (Rencong Aceh);

Kebersamaan, kerukunan dan harmoni (rumah Gadang);

(33)

8. Pakaian: Pakaian adalah kulit sosial

dari kebudayaan kita.

Identitas, status, hierarkhi, gender dan

ekspresi cara hidup (pakaian adat

semua daerah);

Ekspresi cara hidup tertentu (koteka);

Hubungan kekuasaan (pakaian

pengantin /pakaian raja);

(34)
(35)

TUGAS AKHIR SEMESTER

1. Menyusun RPP (kelompok 3 orang ) untuk kelas V SD: pembelajaran

tentang salah satu budaya daerah di Indonesia dengan strategi “Pendidikan Multikultural melalui Budaya”.

Kumpulkan pada hari TAS.

2. Tes Akhir Semester 1 April 2015.

Referensi

Dokumen terkait

Enam genotipe bawang merah yang dicoba menunjukkan perbedaan pada variabel tinggi tanaman, bobot basah seluruh bagian tanaman, bobot kering lokal tanaman per rumpun,

Sistem informasi manajemen (SIM) (bahasa Inggris: management information system, MIS ) adalah sistem perencanaan bagian dari pengendalian internal suatu bisnis

Transfer energi : energi dapat dipindahkan dari suatu benda kebenda lain atau dari sistem ke sistem lain, misal kita memasak air, energi dari api pindah ke air

Seorang pelaku usaha harus memiliki skill (kemampuan) untuk berwirausaha karena tanpa skill (kemampuan) seorang pelaku usaha tidak akan mungkin bisa

Manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah disaat pengembangannya, sistem GPRS ini dapat menjadi salah satu alternatif pilihan dalam penerapan sistem

Hasil penelitian kepada 20 orang responden mahasiswa, produk meja kursi konvensional sudah jarang digunakan dalam menggunakan laptop, dengan alasan bentuk yang

menggunakan pola yang beragam, teknik yang di gunakan oleh para hacker, misalnya teknik steganography, tunneling , log filealtering , dan masih banyak lagi [9] Manfaat yang

Oleh karena itu, dibutuhkannya perancangan pusat pelatihan atlet bulutangkis agar fasilitas-fasilitas penunjang dapat dimaksimalkan baik secara fungsi maupun secara