PEMBELAJARAN
BERBASIS BUDAYA
Pendahuluan
• Pembelajaran Berbasis Budaya adalah
salah satu bentuk perwujudan dari
tahap-tahap pengembangan Pendidikan Multikultural.
• Pendidikan Multikultural bukan merupakan
tujuan akhir, tetapi masih berproses,
• Pada Unit ini Anda diharapkan dapat:
1) Menjelaskan perencanaan pembelajaran berbasis budaya, dan
2) Menerapkan pembelajaran berbasis budaya dalam berbagai bentuk
Perencanaan Pembelajaran
Berbasis Budaya
• Budaya lokal (etnis) dapat digunakan
dalam Pembelajaran Berbasis Budaya agar memudahkan siswa untuk memberi
pemaknaan dan mencapai hasil belajar yang maksimal.
• Model integrasi budaya dalam
pembelajaran dapat memperkaya budaya lokal (etnis), untuk mengukuhkan budaya nasional yang merupakan puncak-puncak budaya lokal dan budaya etnis (Dikti,
• Dalam Pembelajaran Berbasis Budaya,
“budaya diintegrasikan sebagai alat untuk memotivasi peserta didik dalam
mengaplikasikan pengetahuan, bekerja secara kooperatif, dan mengetahui
Petunjuk untuk mengajarkan materi Pendidikan Multikultural:
a. Anda,
guru
, dengan pengetahuan,
sikap, dan ketrampilanya adalah
variabel yang amat penting dalam
mengajarkan materi etnis.
Misalnya: pelajaran tentang isu
rasisme memberikan wawasan
sebaliknya tentang bagaimana
seharusnya bersikap positif
b.Pengetahuan tentang kelompok etnis diperlukan untuk mengajarkan materi etnis secara efektif (baca paling sedikit satu buku utama yang mensurvei
c. Sensitifah dengan sikap, perilaku rasial Anda sendiri dan pernyataan yang Anda buat sekitar kelompok etnis di kelas, mis. “duduk bersimpuh seperti orang Jawa”
sebagai stereotip orang Jawa.
d. Yakinkan bahwa kelas Anda membawa citra positif tentang berbagai kelompok etnis dengan menayangkan majalah
dinding, poster, dsb. yang memperlihatkan perbedaan rasial dan etnis dalam
e. Bersikap sensitif terhadap sikap rasial dan etnis dari siswa Anda dan jangan menerima keyakinan bahwa “anak-anak tidak melihat ras, kelompok kaya/miskin, warna kulit.”
Jangan mencoba mengabaikan perbedaan ras
dan etnis yang Anda lihat; cobalah merespon perbedaan ini secara positif dan sensitif.
f. Bersikap bijaksana dalam pilihan Anda dan dalam menggunakan materi pelajaran.
g. Gunakan buku, flm, videotipe, dan rekaman yang dijual di pasaran atau sumber dari internet untuk pelengkap buku teks dari kelompok etnis yang
menyajikan perspektif kelompok etnis pada siswa Anda.
h. Berikan sentuhan warisan budaya dan etnis Anda sendiri untuk menciptakan iklim berbagi di kelas, membantu
memotivasi siswa mendalami akar budaya etnis dan untuk menghasilkan
i. Sensitifah dengan kemungkinan sifat kontroversial dari sebagian materi studi etnis.
Anda dapat menggunakan buku yang
kurang kontroversial untuk mencapai tujuan yang sama.
j. Sensitifah dengan tahap perkembangan dari siswa Anda jika Anda memilih konsep, materi, dan aktivitas yang berkaitan dengan kelompok etnis.
k. Beberapa siswa kulit berwarna mencapai tujuan karier dan akademik yang tinggi.
Mereka membutuhkan guru yang meyakini
bahwa mereka dapat berhasil dan mau membantu dalam keberhasilan mereka. l. Ingatlah bahwa orang tua dari siswa
m. Gunakan teknik belajar yang kooperatif dan kerja kelompok untuk meningkatkan integrasi ras dan etnis di sekolah dan di kelas.
Jika kelompok belajar itu terintegrasi
secara rasial, siswa mengembangkan lebih banyak teman dari kelompok rasial yang lain, dan hubungan rasial di sekolah
n. Yakinkan bahwa semua kegiatan di sekolah atau kelas terintegrasi secara rasial. Juga yakinkan bahwa berbagai
kelompok etnis dan rasial memiliki status yang sama dalam penampilan dan
Prinsip-prinsip dalam menyeleksi materi pokok bahasan
• Gordon dan Robert mengajukan
sejumlah prinsip yang menjadi dasar dalam menyeleksi materi pokok:
1. mencantumkan hal-hal kultural.
2. merepresentasikan keberagaman dan kesatuan di dalam dan lintas kelompok. 3. Sesuai dengan konteks waktu dan
4. Perspektif multi budaya dimasukkan ke dalam keseluruhan kurikulum.
5. Pokok bahasan tersusun berdasarkan
pengalaman dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa untuk dibawa ke kelas.
Penerapan Pembelajaran
Berbasis Budaya
• Pembelajaran Berbasis Budaya dapat
dibedakan menjadi empat macam, yaitu
belajar tentang budaya, belajar dengan
budaya, belajar melalui budaya, dan belajar berbudaya.
• Belajar tentang budaya menempatkan
• Belajar dengan budaya terjadi pada saat
budaya diperkenalkan kepada siswa sebagai cara atau metode atau media untuk
mempelajari pokok bahasan tertentu, meliputi pemanfaatan beragam bentuk perwujudan budaya.
Misalnya, pengajar menggunakan sempoa untuk mengajar penambahan dan
pengurangan dalam matematika, atau
Contoh Pemanfaatan Budaya dalam
Pembelajaran Kelas IV SD tentang Bunyi dengan Media Gamelan dan Angklung
Proses: Dengan memainkan gamelan dan angklung, siswa mengamati penyebab timbulnya, macam-macam bunyi
berdasarkan sumbernya dan manfaat bunyi dalam kehidupan sehari-hari.
Kelas V tentang Gaya dengan Media:
Busur panah dan Ketapel
Proses: siswa membuat busur panah dengan berbagai lengkungan, kemudian
• Belajar melalui budaya merupakan strategi yang memberikan kesempatan siswa untuk mencapai pemahaman atau makna
konseptual yang diciptakannya dalam suatu mata pelajaran melalui ragam perwujudan budaya.
Misalnya, siswa membuat poster, membuat karangan, lukisan, benda/alat budaya, lagu atau puisi yang melukiskan tentang
• Belajar berbudaya merupakan bentuk
mengejawantahan budaya itu dalam perilaku nyata sehari-hari siswa.
Bentuk dan Nilai-nilai yang dikembangkan dalam Pembelajaran Berbasis Budaya
• Wujud budaya itu dapat berupa:
1. ideal (adat/tata kelakuan) yang abstrak dan terdapat di alam pikiran masyarakat. 2. sistem sosial, sifatnya kongkrit dan dapat
diobservasi.
• Bentuk-bentuk budaya daerah itu dapat
berupa:
a. cerita daerah (misal Malin Kundang, Rara Mendut, asal nama kota Banyuwangi),
b. Tari-tarian (Tari Kancet Papatai / Tari Suku Dayak, Tari Ajojo)
d. Permainan (Benthik, Jamuran, Dakon) e. Seni pertunjukan (Wayang, Ketoprak,
Reog Ponorogo)
f. Kebiasaan/tradisi setempat (selamatan,
bersih desa, tradisi larung sesaji, sekaten) g. Benda-benda dan makna flosofsnya
Nilai-nilai ini memiliki kearifan budaya:
1. Nilai-nilai yang terdapat pada cerita daerah: -Kepatuhan dan penghormatan pada orang tua
(Malin Kundang); Emansipasi wanita (Rara mendut); Kesetiaan seorang istri/wanita (Banyuwangi), dsb.
2. Tari:
Kepahlawan, kelincahan, kegesitan, dan
semangat. (Tari Kancet Pepatay suku Dayak Kenyah, Tari Cakalele, Maluku Utara). -
3. Tembang/Lagu-lagu daerah: Religius
(Ilir-ilir); Kegembiraan (Sluku sluku bathok), dsb. 4. Permainan: Kelenturan, kecermatan,
kegesitan (benthik);
Kebersamaan/kerjasama (jamuran) , dsb. 5. Seni Pertunjukan: Tuntunan (ketoprak dan
wayang kulit, wayang orag)
6. Kebiasaan/tradisi: Religius (sekaten);
7. Benda-benda dan makna flsofsnya: Kepahlawanan dan kekuatan (mandau,
perisai dan baju perang, alat musik Sampe dari Suku Dayak);
Kehormatan, keberanian dan ketuhanan (Rencong Aceh);
Kebersamaan, kerukunan dan harmoni (rumah Gadang);
8. Pakaian: Pakaian adalah kulit sosial
dari kebudayaan kita.
Identitas, status, hierarkhi, gender dan
ekspresi cara hidup (pakaian adat
semua daerah);
Ekspresi cara hidup tertentu (koteka);
Hubungan kekuasaan (pakaian
pengantin /pakaian raja);
TUGAS AKHIR SEMESTER
1. Menyusun RPP (kelompok 3 orang ) untuk kelas V SD: pembelajaran
tentang salah satu budaya daerah di Indonesia dengan strategi “Pendidikan Multikultural melalui Budaya”.
Kumpulkan pada hari TAS.
2. Tes Akhir Semester 1 April 2015.