• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE SIMPLEKS YANG DIREVISI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "METODE SIMPLEKS YANG DIREVISI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

METODE SIMPLEKS YANG DIREVISI 1. Bentuk Standar Dalam Matriks

Maksimumkan atau minimumkan: Z = CX

Batasan: (A,I)X = b

Contoh:

Maksimumkan: Z = 3X1 + 2X2 Batasan: X1 + 2X2≤ 6

2X1 + X2≤ 8 -X1 + X2≤ 1 X2≤ 2 Bentuk standar simpleks:

Maksimumkan: Z = 3X1 + 2X2 + 0X3 – 0X4 + 0X5 + 0X6 Batasan: X1 + 2X2 + X3 = 6

2X1 + X2 + X4 = 8 -X1 + X2 + X5 = 1 X2 + X6 = 2

Bentuk standar matriks:

Maksimumkan:

(

)

⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥

⎦ ⎤

⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢

⎣ ⎡

=

6 5 4 3 2 1

0 0 0 0 2 3

X X X X X X

Z

Batasan:

⎥ ⎥ ⎥ ⎥

⎦ ⎤

⎢ ⎢ ⎢ ⎢

⎣ ⎡

=

⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥

⎦ ⎤

⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢

⎣ ⎡

⎥ ⎥ ⎥ ⎥

⎦ ⎤

⎢ ⎢ ⎢ ⎢

⎣ ⎡

2 1 8 6

1 0 0 0 1 0

0 1 0 0 1 1

0 0 1 0 1 2

0 0 0 1 2 1

6 5 4 3 2 1

X X X X X X

2. Pemecahan Dasar dan Basis

(A,I)X = b memiliki m persamaan dan n variable yang tidak diketahui. Sebuah

(2)

lalu memecahkan m persamaan dengan m variable yang tidak diketahui. Secara

matematis anggaplah:

( )

=

n

j J jX

P X

I A,

Dimana Pj adalah vector kolom ke – j dari (A,I). Dari contoh diatas, dimana kita memiliki m = 4 dan n = 6. Ini berarti basis terdiri dari m = 4 vektor dan n – m = (6 – 4 =

2) variable yang berkaitan, dengan vector sisanya ditetapkan sama dengan nol. Dengan

menganggap X3 = X4 = X5 = X6 = 0, kita menemukan bahwa vector:

⎥ ⎥ ⎥ ⎥

⎦ ⎤

⎢ ⎢ ⎢ ⎢

⎣ ⎡

=

0 0 0 1

3

P

⎥ ⎥ ⎥ ⎥

⎦ ⎤

⎢ ⎢ ⎢ ⎢

⎣ ⎡

=

0 0 1 0

4

P

⎥ ⎥ ⎥ ⎥

⎦ ⎤

⎢ ⎢ ⎢ ⎢

⎣ ⎡

=

0 1 0 0

5

P

⎥ ⎥ ⎥ ⎥

⎦ ⎤

⎢ ⎢ ⎢ ⎢

⎣ ⎡

=

1 0 0 0

6

P

(

)

⎥ ⎥ ⎥ ⎥

⎦ ⎤

⎢ ⎢ ⎢ ⎢

⎣ ⎡

= =

1 0 0 0

0 1 0 0

0 0 1 0

0 0 0 1

, , , 4 5 6 3 P P P

P

B

3. Table Simpleks Dalam Bentuk Matriks Maksimumkan atau minimumkan: Z = CX

Batasan: (A,I)X = b

Bagi vector X kedalam XI dan XII, dimana XII bersesuaian dengan elemen-elemen dari X yang berkaitan dengan basis awal B = I. Bagi C kedalam CI dan CII untuk bersesuaianan dengan XI dan XII. Jadi bentuk standar dapat ditulis sebagai:

Maksimumkan : Z = CX; menjadi: Z – CIXI – CIIXII = 0 Batasan: (A,I)X = b;

Karena XII bersesuaian dengan elemen-elemen dari X yang berkaitan dengan basis awal B = I, sehingga: AXI + IXII = b

⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ = ⎥ ⎥ ⎥

⎦ ⎤

⎢ ⎢ ⎢

⎣ ⎡ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢

⎡ − −

b X

X Z

I A

C C

II I II

I 0

0 1

(3)

(A,I) yang berkaitan dengan XB. Anggaplah CB adalah elemen C yang berkaitan dengan XB, sehingga:

Z = CBXB; sama dengan Z - CBXB = 0, dan BXB = b

⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ = ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢

⎡ −

b X

Z B

C

B

B 0

0 1

sama dengan:

⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢

⎢ ⎣ ⎡ = ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢

⎢ ⎣ ⎡ = ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡

− −

− −

b B

b B C

b B

B C

X

Z B B

B

1 1 1

1 0 0

1

Table simpleks yang bersesuaian dengan XB diperoleh dengan mempertimbangkan:

⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢

⎢ ⎣ ⎡ = ⎥ ⎥ ⎥

⎦ ⎤

⎢ ⎢ ⎢

⎣ ⎡ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢

⎡ − −

⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢

⎢ ⎣ ⎡

− −

− −

b B

B C

X X Z

I A

C C

B B

C B

II I II I

B 0

0 1 0

1

0 1

1 1 1

1

⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢

⎢ ⎣ ⎡ = ⎥ ⎥ ⎥

⎦ ⎤

⎢ ⎢ ⎢

⎣ ⎡

⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢

⎢ ⎣

⎡ − + − +

− −

− −

− −

b B

b B C

X X Z

I B A

B

I B C C A B C

C B

II I B

II B

i

1 1 1

1

1 1

0 1

Ingat: XII bersesuaian dengan elemen-elemen dari X yang berkaitan dengan basis awal B = I, sehingga iterasi simpleks umum dalam bentuk matriks:

Dasar XI XII Pemecahan

Z CBB-1A - CI CBB-1 – CII CBB-1b

XB B-1A B-1 B-1b

4. Langkah-Langkah Metode Simpleks Primal Yang Direvisi.

Langkah 1: Penentuan variable masuk Pj.

Hitung Y = CBB-1 untuk setiap vector non dasar Pj, hitung Zj – Cj = YPj - Cj

Untuk program maksimalisasi (minimalisasi), vector Pj dipilih yang memiliki Zj – Cj paling negative (positif) (tentukan sembarang jika terdapat lebih dari satu yang sama).

(4)

Langkah 2. Penentuan variable keluar Pr. a. Nilai variable dasar saat ini yaitu:

XB = B-1b

b. Koefisien batasan dari variable masuk yaitu: αj

= B-1Pj

variable keluar Pr (baik maksimalisasi maupun minimalisasi) harus berkaitan dengan:

( )

⎥ ⎦ ⎤ ⎢

⎣ ⎡

=min − , 0

1

j k j k

k

b B

α α θ

Langkah 3. Penentuan basis berikutnya.

dimana:

⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥

⎦ ⎤

⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢

⎣ ⎡

− + − −

=

j r j m

j r

j r j

j r j

α α

α α α

α α

ξ

/ / 1

/ /

2 1

M M

Dari contoh berikut, maka langkah-langkah perhitungan metode simpleks primal yang

direvisi adalah sebagai berikut:

Maksimumkan: Z = 3X1 + 2X2 + 0X3 – 0X4 + 0X5 + 0X6 Batasan: X1 + 2X2 + X3 = 6

2X1 + X2 + X4 = 8 -X1 + X2 + X5 = 1 X2 + X6 = 2 Pemecahan Awal:

XB = (X3,X4,X5,X6) CB = (0,0,0,0)

(

P P P P

)

I

B =

⎥ ⎥ ⎥ ⎥

⎦ ⎤

⎢ ⎢ ⎢ ⎢

⎣ ⎡

= =

1 0 0 0

0 1 0 0

0 0 1 0

0 0 0 1

, , , 4 5 6 3

(5)

Iterasi Pertama:

Langkah 1. Perhitungan Zj – Cj untuk non dasar P1 dan P2

(

)

[

0,0,0,0

]

1 0 0 0

0 1 0 0

0 0 1 0

0 0 0 1

0 , 0 , 0 , 0 B C =

Y B -1 =

⎥ ⎥ ⎥ ⎥

⎦ ⎤

⎢ ⎢ ⎢ ⎢

⎣ ⎡

=

Z1 – C1, Z2 – C2 = Y(P1,P2) – (C1,C2)

[

]

[ ]

3,2

1 0

1 1

-1 2

2 1

0,0,0,0 C

Z , C

-Z1 1 2 2

⎥ ⎥ ⎥ ⎥

⎦ ⎤

⎢ ⎢ ⎢ ⎢

⎣ ⎡

=

Z1 – C1, Z2 – C2 = (-3,-2)

Karena P1 memiliki nilai paling negative, maka P1 ditetapkan sebagai vector masuk.

Langkah 2. Penentuan vector keluar dengan diketahui bahwa P1 memasuki basis.

⎥ ⎥ ⎥ ⎥

⎦ ⎤

⎢ ⎢ ⎢ ⎢

⎣ ⎡

− = ⎥ ⎥ ⎥ ⎥

⎦ ⎤

⎢ ⎢ ⎢ ⎢

⎣ ⎡

− ⎥ ⎥ ⎥ ⎥

⎦ ⎤

⎢ ⎢ ⎢ ⎢

⎣ ⎡

= = = =

⎥ ⎥ ⎥ ⎥

⎦ ⎤

⎢ ⎢ ⎢ ⎢

⎣ ⎡

= ⎥ ⎥ ⎥ ⎥

⎦ ⎤

⎢ ⎢ ⎢ ⎢

⎣ ⎡

⎥ ⎥ ⎥ ⎥

⎦ ⎤

⎢ ⎢ ⎢ ⎢

⎣ ⎡

= = = =

− −

0 1 2 1

0 1 2 1

1 0 0 0

0 1 0 0

0 0 1 0

0 0 0 1

2 1 8 6

2 1 8 6

1 0 0 0

0 1 0 0

0 0 1 0

0 0 0 1

1 1 1 1 1

1

P IP P B

b Ib b B XB

α

Perhitungan untuk langkah 1 dan 2 dapat diringkaskan sebagai berikut:

Dasar X1 X2 X3 X4 X5 X6 Pemecahan

Z -3 -2 0 0 0 0 0

X3 1 6

X4 2 8

X5 -1 1

X6 0 2

(6)

Langkah 3. Penentuan inverse basis berikutnya.

Maka basis berikutnya:

Basis baru ini berkaitan dengan vector dasar:

XB = (X3,X1,X5,X6)

Iterasi Kedua:

(7)

Karena P2 memiliki nilai paling negative, maka P2 merupakan vector masuk.

Langkah 2. Penentuan vector keluar dengan diketahui bahwa P2 memasuki basis.

Perhitungan untuk langkah 1 dan 2 dapat diringkaskan sebagai berikut:

Dasar X1 X2 X3 X4 X5 X6 Pemecahan

Langkah 3. Penentuan inverse basis berikutnya.

( )

Maka basis berikutnya:

next

(8)

= (2/3*1+0+0+0), (2/3*-1/2+0+0+0), (0), (0)

= (-1/3*1+0+0+0), (-1/3*-1/2+1*1/2+0+0), (0), (0)

= (-1*1+0+0+0), (-1*-1/2+0+1*1/2+0), (0+0+1+0), (0)

= (-2/3*1+0+0+0), (-2/3*-1/2+0+0+0), (0), (1)

Sehingga: Bnext−1  =   2/3 -1/3 0 0

-1/3 2/3 0 0

-1 1 1 0

-2/3 1/3 0 1    

Basis baru ini berkaitan dengan vector dasar:

XB = X2, X1, X5, X6 CB = (2, 3, 0, 0) Iterasi Ketiga:

Langkah 1. Perhitungan Zj – Cj untuk non dasar P3 dan P4

(

)

⎥ ⎥ ⎥ ⎥

⎦ ⎤

⎢ ⎢ ⎢ ⎢

⎣ ⎡

− − −

=

1 0 3 / 1 3 / 2

0 1 1 1

0 0 3 / 2 3 / 1

0 0 3 / 1 3 / 2

0 , 0 , 3 , 2 B C = Y B -1

-1 BB C =

Y = {(2*2/3 + 3*-1/3 + 0 + 0), (2*-1/3 + 3*2/3 + 0 + 0), (0), (0)}

-1 BB C =

Y = (1/3, 4/3, 0, 0)

Z3 – C3, Z4 – C4 = Y(P3,P4) – (C3,C4)

[

]

[ ]

0,0

0 0

0 0

1 0

0 1

0 0, , 3 / 4 1/3, C

Z , C

-Z3 3 4 4

⎥ ⎥ ⎥ ⎥

⎦ ⎤

⎢ ⎢ ⎢ ⎢

⎣ ⎡

=

Z3 – C3, Z4 – C4 = {(1/3*1 + 0 + 0 + 0), (0 + 4/3*1 + 0 + 0)} – (0, 0) Z3 – C3, Z4 – C4 = (1/3, 4/3) – (0, 0) = (1/3, 4/3)

(9)

Pemecahan Optimal:

⎥ ⎥ ⎥ ⎥

⎦ ⎤

⎢ ⎢ ⎢ ⎢

⎣ ⎡

= ⎥ ⎥ ⎥ ⎥

⎦ ⎤

⎢ ⎢ ⎢ ⎢

⎣ ⎡

+ + +

+ + + −

+ + +

+ + −

+

= ⎥ ⎥ ⎥ ⎥

⎦ ⎤

⎢ ⎢ ⎢ ⎢

⎣ ⎡

⎥ ⎥ ⎥ ⎥

⎦ ⎤

⎢ ⎢ ⎢ ⎢

⎣ ⎡

− − −

= =

⎥ ⎥ ⎥ ⎥

⎦ ⎤

⎢ ⎢ ⎢ ⎢

⎣ ⎡

3 / 2 3

3 / 10

3 / 4

) 2 * 1 0 8 * 3 / 1 6 * 3 / 2 (

) 0 1 * 1 8 * 1 6 * 1 (

) 0 0 8 * 3 / 2 6 * 3 / 1 (

) 0 0 8 * 3 / 1 6 * 3 / 2 (

2 1 8 6

1 0 3 / 1 3 / 2

0 1 1 1

0 0 3 / 2 3 / 1

0 0 3 / 1 3 / 2

1

6 5 1 2

b B

X X X X

[

]

3 2 12 3 / 38 0 0 3 / 10 * 3 3 / 4 * 2

3 / 2 3

3 / 10

3 / 4

) 0 , 0 , 3 , 2

( = + + + = =

⎥ ⎥ ⎥ ⎥

⎦ ⎤

⎢ ⎢ ⎢ ⎢

⎣ ⎡

=

=CBXB

Z

Kesimpulan:

X1 = 10/3 X2 = 4/3 Z = 38/3

REFERENSI

1. Taha, Hamdy A., Riset Operasi – Jilid 1, Jakarta: Binarupa Aksara, 1996

Gambar

Table simpleks yang bersesuaian dengan XB diperoleh dengan mempertimbangkan:

Referensi

Dokumen terkait

Marine Cargo Insurance atau Asuransi Pengangkutan Barang memberikan jaminan kerugian atas muatan atau kargo terhadap risiko-risiko yang dijamin dalam Klausul Institusi Kargo

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh antara variable

Formula V memiliki waktu hancur yang lebih cepat dari pada formula lainnya, hal ini dikarenakan formula V menggunakan bahan penghancur croscarmellose sodium dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi siswa dengan menggunakan strategi permainan bergambar dalam pembelajaran berbicara di Mts Al- Munawaroh

Menurut Reid 1998, Vicioso seorang guru telah mengedarkan soal selidik Gaya Pembelajaran Persepsi PLSP dalam Bahasa Inggeris kepada 193 orang pelajar sekolah menengah di negara

(1) Kepala Sub Bagian Anjab dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan bimbingan, kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis penyusunan Analisa

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah

Selanjutnya untuk memperkuat pelaksanaan Kurikulum 2013 di 1.270 SMA pelaksana Selanjutnya untuk memperkuat pelaksanaan Kurikulum 2013 di 1.270 SMA pelaksana