1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan masalah penting dalam kehidupan manusia, karena dengan adanya pendidikan berarti akan melahirkan manusia yang kreatif dan mempunyai ide-ide yang cemerlang dalam mengisi masa depan yang lebih maju. Potensi yang ada pada diri manusia akan berkembang menjadi pribadi yang baik, apabila dia ahkan dengan sebaik mungkin kearah yang positif.
Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah dilakukan evaluasi sehingga mendapatkan gambaran yang jelas tentang tinggi rendahnya prestasi belajar siswa yang dicapai dalam menempuh kegiatan belajar di sekolah. Menurut pendapat Wina Sanjaya, (2007:125) prestasi belajar siswa juga dipengaruhi oleh beberapa faktor penting antara lain : (1) materi pelajaran, (2) kondisi siswa, (3) peranan guru (disiplin dalam belajar), (4) kurikulum, (5) media dan evaluasi.
Peningkatan mutu pendidikan terus digalakkan baik ditingkat pusat maupun daerah. Seiring dengan perkembangan kebutuhan masyarakat baik lokal maupun global, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka diadakan pengembangan di bidang pendidikan, yang sekarang kita kenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Kurikulum terus berubah karena potensi siswa, kondisi pendidikan, persaingan global, persaingan pada kemampuan SDM dan persaingan terjadi pada lembaga pendidikan. Oleh karena itu guru dituntut harus mampu: (a) Menggunakan
sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari. (b) Mengenalkan dan menyajikan sumber belajar. (c) Menerangkan peranan berbagai sumber belajar dalam pembelajaran. (d) Menyusun tugas-tugas penggunaan sumber belajar dalam bentuk tingkah laku. (e) Mencari sendiri bahan dari berbagai sumber. (f) Memilih bahan sesuai dengan prinsip dan teori belajar. (g) Menilai keefektifan penggunaan sumber belajar sebagai bagian dari bahan pembelajarannya. (h) Merencanakan kegiatan penggunaan sumber belajar secara efektif.
Di samping kemampuan di atas, guru perlu juga mengetahui proses komunikasi dalam proses belajar, yang bahannya diperoleh dari teori komunikasi dan psikologi pendidikan, baik secara fIsik maupun sifat-sifat yang ditimbulkan oleh faktor lain yang mempengaruhi sumber belajar tersebut, dimana sumber dan bagaimana cara memberikan pelayanannya. Kemampuan tersebut dimaksudkan untuk memberikan gambaran bahwa guru perlu menyadari pentingnya kemampuan khusus yang dikembangkan bila menginginkan proses belajar mencapai sasaran yang optimal. Sajian ini akan mencoba menyoroti dari 3 (tiga) bagian yaitu, (1) sumber belajar, (2) pemanfaatan sumber belajar, dan (3) pengelolaan sumber belajar.
Dalam proses pembelajaran anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Kenyataan ini berlaku untuk semua mata pelajaran yang ada di sekolah-sekolah, dimana tidak bisa untuk mengembangkan kemampuan anak untuk berpikir kritis dan sistematis, karena strategi pembelajaran tidak digunakan secara baik dalam setiap proses pembelajaran didalam kelas.
Pembelajaran geografi merupakan salah satu mata pelajaran yang mempelajari tentang fenomena alam yang cukup memberi tantangan bagi guns dan siswa. Bagi seorang guru, untuk dapat mengajar dengan sempurna harus memahami berbagai langkah, metode dan model pembelajaran. Sedangkan bagi siswa untuk dapat berhasil belajar dengan baik harus mempunyai kemampuan berpikir yang tinggi, dan di dukung oleh peran guru yang mampu membangkitkan semangat belajar bagi tiap karakter siswa.
mampu menggunakan pendekatan dan metode mengajar yang sesuai dengan bahan yang diajarkan.
Pengajaran geografi oleh guru yang berlatar belakang geografi lebih bisa mengembangkan kemampuan, siswa dalam mengenali dan memahami gejala alam dan kehidupan dalam kaitannya dengan keruangan dan kewilayahan serta mengembangkan sikap positif dan rasional dalam menghadapi permasalahan yang timbul sebagai akibat adanya pengaruh manusia terhadap lingkungannya. Disamping itu pembelajaran geografi juga diharapkan dapat meningkatkan ilmu pengetahuan, menanamkan dan mengembangkan keterampilan, sikap dan ilmiah pada siswa serta mencintai dan menghargai kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Pada pembelajaran ini guru yang berlatar belakang geografi menyampaiakn materi pelajaran sebagai salah satu strategi untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan.
Disamping itu guru yang berlatar belakang geografi lebih mengusai materi pelajaran dengan maksud untuk memberikan dorongan kepada siswa agar mengemukakan pendapat, mengajak siswa berpikir dan sebagai bahan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam belajar. Cara guru menyampaikan materi berpengaruh dalam pencapaian hasil belajar dan cara berpikir siswa. Cara bertanya yang berpengaruh positif bagi kegiatan belajar siswa merupakan cara yang tidak mudah, cara memberikan pertanyaan yang penuh arti dan menarik merupakan tugas yang sangat kompleks. Materi dan pertanyaan yang dirumuskan dan digunakan dengan tepat merupakan alat komunikasi yang ampuh antara guru dan siswa.
pertanyaan kepada siswa, Penguasaan materi dan teknik penyampaian harus disertai keinginan dan kemampuan guru untuk mendegarkan dengan baik dari siswa, dilandasi sikap terbuka dan positif terhadap siswa. Aktivitas dan kreativitas guru dalam memotivasi siswa untuk terlibat langsung dan aktif dalarn pembelajaran merupakan salah satu aspek yang menentukan keberhasilan pencapaian tujuan belajar dan lancarnya kegiatan belajar mengajar tersebut, yang mana hal ini akan berpengaruh terhadap hasil belajar.
Keaktifan guru berlatar belakang bidang studi tampak pada teknik penyampaian dan penguasaan suatu materi pelajaran akan lebih mengetahui yang disampaikan kepada siswa, sedangkan guru yang bukan berlatar belakang bidang studinya kurang mengetahui keaktifan siswa terlihat cara merespon materi pelajaran yang disampaikan oleh guru tersebut.
Oleh karena itu penulis ingin inelihat sebuah hasil belajar siswa atau prestasi dari sebuah konsep yang diajarkan dalam mata pelajaran geografi dengan pelajaran lainnya. Untuk itu penulis ingin melakukan suatu penelitian dengan judul “Prestasi Siswa Diajarkan Guru Berlatar Belakang Pendidikan Geografi dengan Bukan Geografi Pada SMA Negeri 1 Peudada”.
2.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui perbedaan prestasi siswa yang diajarkan oleh guru berlatar belakang pendidikan geografi dengan bukan geografi pada SMA Negeril Peudada.
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan dilaksanakan penelitian ini diharapkan :
1. Dapat bermanfaat bagi penulis dalam memperkaya dan memperoleh pengalaman serta keterampilan meneliti dan dapat memperluas wawasan. 2. Sebagai pengalaman yang dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi
siswa dalam belajar geografi dan pelajaran yang lain, dengan harapan siswa dapat lebih aktif.
3. Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih metode mengajar oleh guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
4. Dapat menjadi bahan masukan bagi guru bidang studi geografi terutama di SMA Negeri I Peudada.
1.5 Hipotesis
2.1 Kelebihan Guru Berlatar Belakang Pendidikan Geografi dalam Mengajar Pelajaran Geografi
Guru bidang pelajaran geografi pada dasarnya mempelajari berbagai komponen fisik muka bumi, mahluk hidup (twnbuhan, hewan dan manusia) di atas muka bumi, ditinjau dari persamaan dan perbedaan dalam perspektif keruangan yang terbentuk akibat proses interaksi dan interrelasinya. Untuk mempermudah mempelajarinya, berbagai persoalan keruangan (spatial problems) dirumuskan dalam rangkaian pertanyaan. Fenomena keruangan, atau fenomena geografis, baik tentang aspek fisik maupun aspek non-fisik serta interaksi dan interelasi ke duanya, dalam proses belajar mengajar dapat dimulai dari yang paling sederhana seperti lokasi sekolah.
Sebagaimana bidang ilmu lain, ilmu Geografi juga memiliki alat ukur keruangan seperti jarak antar dua tempat, baik dalam satuan panjang, satuan nilai ekonomi dan satuan waktu, dan satuan luas (biasanya diekspresikan dalam bidang datar) dalam hektar atau km2, hasil perhitungan jumlah obyek, baik berdiri sendiri maupun dalam satuan luas (kepadatan) atau dalam satuan ratio. Di samping disajikan dalam bentuk diagram, tabel atau gambar profil, sarana penyajian informasi geografi paling efektif adalah dalam bentuk peta karena sebuah peta dapat memberikan penjelasan fenomena geografis dalam perspektif keruangan. Berdasarkan pengamatan, guru biasanya mengambil bahan pelajaran, membuat latihan-latihan
maupun penugasan, terutama dari buku teks pelajaran (text book) yang dianjurkan. Dalam sistem pembelajaran tujuan merupakan komponen yang utama, dimana segala aktivitas guru dan siswa, diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Mengajar adalah proses yang bertujuan, dimana keberhasilan suatu strategi pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat ditentukan suatu strategi yang harus digunakan oleh guru. Guru Pelajaran geografi sering menyampaikan materi dengan metode ceramah, tanya jawab. Dalam hal ini Sanjaya (2007:132) menjelaskan bahwa guru bidang studi atau guru spesialisasi suatu pelajaran harus mempertimbangkan enam aspek, yaitu
1. Aktivitas siswa
Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.
2. Individualitas
Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa, walaupun kita mengajar pada sekelompok siswa, namun pada hakikatnya yang ingin kita capai adalah perubahan perilaku setiap siswa. Demikian juga dengan guru, dikatakan guru yang baik dan profesional manakala is menangani anak didiknya yang banyak, seluruhnya berhasil mencapai tujuannya.
Mengajar yang harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh pribadi siswa. Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, akan tetapi juga meliputi pengembangan aspek efektif dan aspek psikomotor. Ada sejumlah prinsip khusus dalam pengelolaan pembelajaran, sebagai berikut
1. Interaktif
Prinsip interaktif mengandung makna bahwa mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan pengetahuan dari guru ke siswa. Mengajar dianggap sebagai proses mengatur lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
2. Inspiratif
Proses pembelajaran adalah proses yang inspiratif yang memungkinkan siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu. Berbagai informasi dan proses pemecahan masalah dalam pembelajaran bukan harga mati, yang bersifat mutlak, akan tetapi merupakan hipotesis yang meransang siswa untuk mau mencoba dan mengujinya.
3. Menyenangkan
bervariasi, dimana dengan menggunakan pola dan model pembelajaran, media, dan sumber belajar yang relevan serta gerakan-gerakan guru bidang studi khusus yang mampu membangkitkan motivasi belajar siswa.
5. Menantang
Proses pembelajaran yang menantang siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir, yaitu merangsang kerja otak secara maksimal. Kemampuan siswa dapat ditumbuhkan dengan cara mengembangkan rasa ingin tahu siswa melalui kegiatan mencoba-coba, berpikir secara intuitif atau berekplorasi. Apapun yang diberikan guru harus dapat merangsang siswa untuk berpikir.
6. Motivasi
Keberhasilan implementasikan suatu strategi pembelajarn akan tergantung pada kepiawaan guru, khususnya guru (bidang studi) dalam menggunakan metode, teknik, taktik pembelajaran. Setiap guru memiliki pengalaman (khususnya bidang studi), pengetahuan, kemampuan, gaya, dan bahkan pandangan yang berbeda dalam mengajar. Guru yang menganggap mengajar hanya sebatas menyampaikan materi pelajaran akan berbeda dengan guru yang menganggap mengajar adalah suatu proses pemberian bantuan kepada peserta didik.
Dalam proses pembelajaran guru bidang studi (khususnya pelajaran geografi) memegang peranan yang sangat penting dimana sebagai teladan bagi siswa yang diajarkan, tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran. Dengan demikian efektivitas proses pembelajaran terletak di pundak guru, dimana keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru. Menurut Sanjaya, (2007:53) “Ada sejumlah aspek yang dapat mempengaruhi kualitas proses pembelajaran dilihat dari faktor guru, yaitu teacher formative experience, teacher training experience, dan teacher properties.
2.2 Belajar dan Pembelajaran 1. Belajar
Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan pelatihan. "Sasaran dari kegiatan belajar ialah perubahan tingkah laku, yang baik menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap, bahkan meliputi segenap aspek pribadi" (Ahmad Sabri, 2005:20).
dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. “Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan”. (Hamalik, 2000:28). Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku. Untuk mengukur apakah seseorang telah belajar, maka diperlukan perbandingan antara perilaku sebelum dan setelah mengalami kegiatan belajar.
Perubahan perilaku karena Belajar bersifat relatif permanen. Lamanya perubahan perilaku yang terjadi pada diri seseorang sukar untuk diukur. Biasanya perubahan perilaku dapat berlangsung selama satu hari, satu minggu, satu bulan, dua bulan bahkan bertahun-tahun (Catharina, 2006:3) Belajar yang efektif dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi aspek fisik, psikis dan sosial, sedangkan faktor eksternal meliputi tingkat kesulitan bahan belajar, tempat belajar, iklim atau cuaca dan suasana lingkungan.
Oleh karena itu “Agar belajar berlangsung efektif pada diri siswa, guru harus menguasai bahan belajar, keterampilan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran secara terpadu”. (Catharina, 2006:14).
2. Pengertian Pembelajaran
untuk berpikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang dipelajari. Dalam kondisi demikian guru berperan sebagai sumber belajar bagi siswa, siswa akan belajar apa yang dikeluar dari mulut guru dalam proses pembelajaran sehari-hari.
Pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya.Tentu saja kebebasan yang dimaksud tidak keluar dari kerangka belajar. Pembelajaran yang bersifaat Humanistik ini mungkin sukar menerapkan secara penuh, mengingat kondisi sosial dan budaya yang tidak menunjang, (Nanang Fatah, 2006:49) Setidaknya guru yang humanis atau siapapun guru tersebut dengan humanistik dapat memberikan layanan belajar yang menyenangkan bagi siswa, sedangkan bahan belajar tetap berasal dari kurikulum yang berlaku, hanya gaya mengajar dengan penuh tekanan dan ancaman dapat dikurangi bahkan dihilangkan.
Tujuan pembelajaran umum adalah tujuan yang hendak dicapai oleh suatu kesatuan kegiatan pembelajaran, maka tujuan pembelajaran umum baru mengemukakan secara umum (belum begitu terinci) apa yang diharapkan dicapai subjek belajar setelah mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan tujuan pembelajaran khusus sudah secara spesifik mengemukakan secara rinci, biasanya berupa pesan-pesan pembelajaran yang menjadi indikator kemampuan hasil belajar yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran umum. 3. Unsur Dinamis dalam Pembelajaran
dan menunjang proses pembelajaran. (Zahara Idris, 2003:78) Unsur-unsur tersebut yaitu:
a. Motivasi dan upaya peningkatannya Motivasi bertujuan agar siswa menjadi lebih terdorong untuk belajar, siswa yang kurang termotivasi akan cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran, siswa biasanya tidak mau mendengarkan penjelasan guru, melamun, mengantuk dan diam. Untuk itu seorang guru harus tanggap terhadap gejala seperti ini dan berusaha dengan segala cara untuk memulihkan kembali motivasi siswa.
b. Bahan pelajaran harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan dalam kurikulum. Untuk itu guru dituntut kecermatan dalam memilih bahan yang diajarkan, bahan pelajaran tersebut harus relevan dan sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan hidup masyarakat sehari-hari. c. Alat bantu pembelajaran merupakan segala sesuatu yang direncanakan
guru, biasanya alat peraga dan media yang ada hubungannya dengan materi yang sedang diajarkan, agar siswa lebih mudah memahami materi tersebut. Untuk itu guru harus dapat memilih dan menyediakan alat bantu yang disediakan denganmempertimbangkan karakteristik siswa dan karakteristik materi yang disiapkan.
d. Kondisi pembelajaran terkait dengan kesiapan siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran, kesiapan tersebut berupa kesiapan secara psikologis dan kesiapan fisik.
"Studi geografi berkenaan dengan (1) permukaan bumi (geosfer), (2) alam lingkungan (atmosfer, litosfer, hidrosfer, biosfer), (3) umat manusia dengan kehidupannya (antroposfer), (4) penyebaran keruangan gejala alam dan kehidupan termasuk persamaan dan perbedaan, (5) analisis hubungan keruangan gejala-gejala geografi dipermukaan bumi". (Tilaar, 2004:67) Pengajaran geografi hakikatnya adalah pengajaran tentang aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan variasi kewilayahannya.
2. Pengajaran Geografi
Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala alam dan kehidupan di muka bumi serta interaksi antara manusia dengan lingkungannya dalam kaitannya dengan hubungan atau susunan keruangan dan kewilayahan. Gejala alam dan kehidupan itu sudah tentu bisa dipandang sebagai hasil dari proses alam yang terjadi di bumi, bisa juga dipandang sebagai kegiatan yang dapat memberi dampak kepada makhluk hidup yang tinggal di atas penmukaan bumi.
terkait dengan bidang geografi. Dalam hal ini Guru Geografi harus mampu mengelola pembelajaran geografi yang sesuai dengan pembelajaran sepanjang hayat. Pelajaran geografi difokuskan pada pemberian pengalaman langsung dengan memanfaatkan dan menerapkan konsep, prinsip dan sains. Dalam kontek ini siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan untuk memaharni perilaku atau gejala alam. Ilmu geografi mempunyai kedudukan yang sangat penting diantara ilmu-ilmu lain karena ilmu geografi sedikit banyak memberikan kontribusi yang penting dan berarti terhadap penkembangan ilmu terapan seperti pertanian, perikanan, dan teknologi. (Mulyasa 2006:130).
2.4 Perencanaan Pembelajaran 1. Silabus
Menurut Mulyasa, (2006:167) “Salah satu perencanaan pembelajaran adalah adanya peluang bagi daerah dan sekolah untuk mengembangkan silabus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing”. Sekolah yang mempunyai kemampuan mandiri dapat menyusun silabus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan setelah mendapat persetujuan dari Dinas Pendidikan setempat (Propinsi, Kabupaten/Kota)
Untuk memberi kemudahan kepada daerah dan sekolah dalam mengembangkan maka dirasakan perlu menyajikan prosedur pengembangan silabus, yang mencakup perencanaan, dan revisi.
a. Perencanaan.
dan referensi, serta mengidentifikasi somber belajar termasuk nara somber yang diperlukan dalam pengembangan silabus.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan penyusunan silabus dapat dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut:
1. merumuskan kompetensi dan tujuan pembelajaran, serta menentukan materi pembelajaran yang memuat kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator hasil belajar
2. menentukan metode dan teknik pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran
3. menentukan alat penilaian berbasis kelas c. Revisi
Draf silabus yang telah dikembangkan perlu diuji kelayakannya melalui analisis kualitas silabus. Berdasarkan hasil uji kelayakan kemudian dilakukan revisi. Revisi ini pada hakekatnya perlu dilakukan secara kontinyu dan berkesinambungan, sejak awal penyusunan draf sampai silabus tersebut dilaksanakan dalam situasi belajar yang sebenarnya. 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran guru harus mencantumkan standar kompetensi yang terdapat kompetensi dasar yang akan disusun dalam rencana program mengajarnya. Di dalam rencana pelaksanaan pembelajaran secara rinci harus dimuat, (a) tujuan pembelajaran, (b) materi pembelajaran, (c) metode pembelajaran, (d) langkah-langkah pembelajaran, (e) media dan sumber belajar, dan (f) penilaian.
Untuk mempertegas dan memperjelas isi yang ada dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, yaitu :
a. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran berisi penguasaan kompetensi yang operasional yang ditargetkan/dicapai dalarn rencana pelaksanaan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk pemyataan yang operasional dari kompetensi dasar. Apabila rumusan kompetensi dasar sudah operasional, rumusan tersebutlah yang dijadikan dasar dalarn merumuskan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat terdiri atas sebuah tujuan atau beberapa tujuan, (Depdiknas, 2006).
b. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran dikembangkan dengan mengacu pada materi pokok yang ada dalam silabus.
c. Metode Pernbelajaran
pelajaran baik secara individual atau secara kelompok,' (Ahmad sabri, 2005:52). Agar tercapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan, seorang guru harus mengetahui berbagai metode. Dengan memiliki pengetahuan mengenai sifat berbagai metode maka seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat mempenganihi belajar. Metode mengajar yang kurang baik dapat terjadi karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru menyajikan dengan tidak jelas/sikap guru terhadap siswa dan terhadap mata pelajaran itu sendiri kurang baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya, akibatnya siswa malas untuk belajar, (Slamet, 2003:65).
Kegiatan pembelajaran biasanya hanya menggunakan metode ceramah saja, siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif dan hanya mencatat saja, guru harus mencoba metode yang baru yang dapatmembantu meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan seefektif mengkin. d. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
menciptakan pra kondisi bagi murid agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar, kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajarinya, (Ahmad sabri, 2005:104).
e. Media dan Sumber Pembelajaran
Media merupakan alat yang digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemajuan audiens (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar mengajar, (Ahmad Sabri, 2005:112).
Guru yang efektif dalam menggunakan media dapat meningkatkan minat siswa dalam proses belajar mengajar dan siswa akan lebih cepat dan mudah memahami dan mengerti terhadap mated pelajaran yang disampaikan oleh guru. Sumber pembelajaran adalah segala sesuatu yang memudahkan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan dalam proses pembelajaran, (Mulyasa, 2006:48).
f. Penilaian
Penilaian pembelajaran adalah proses pembuatan keputusan nilai keberhasilan belajar dan pembelajaran secara kuantitatif, (Ahmad Sabri, 2005:139). Penilaian dapat menggunakan teknik tes tertulis uraian, tes unjuk kerja dan tugas rumah. Evaluasi belajar dan pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai belajar dan pembelajaran yang dilaksanakan dengan melalui kegiatan penilaian atau pengukuran belajar dan pembelajaran, (Ahmad Sabri, 2005:138).
2.5 Pelaksanaan Pembelajaran
Kegiatan awal pembelajaran Kegiatan awal pembelajaran, yaitu kegiatan yang ditempuh pada saat memulai pelaksanaan pembelajaran meliputi :
a. Menanyakan kehadiran siswa
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran yang belum dikuasai
c. Mengajukan pertanyaan mengenai pelajaran yang telah dibahas d. Mengulang pelajaran secara singkat, tetapi mencakup semua bahan.
Kegiatan inti pembelajaran yaitu kegiatan pemberian bahan pelajaran meliputi:
a. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai. b. Menjelaskan pokok materi yang akan dibahas.
c. Membahas pokok materi yang telah dituliskan.
Kegiatan penutup pembelajaran Menjelang akhir suatu jam pelajaran atau pada akhir setiap penggal kegiatan guru harus melakukan kegiatan menutup pelajaran, agar siwa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok-pokok materi pelajaran yang dipelajari.
2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan
Jika ada guru yang mengatakan bahwa dia tidak ingin berhasil dalam mengajar, adalah ungkapan seorang guru yang sudah putus asa dan jauh dari kepribadian seorang guru. Betapa tingginya nilai suatu keberhasilan, sampai-sampai seorang guru berusaha sekuat tenaga dan pikiran mempersiapkan program pengajarannya dengan baik dan sistematik.
Keberhasilan yang dicita-citakan, tetapi kegagalan yang ditemui, disebabkan oleh bernagai faktor sebagai penghambatnya, jika keberhasilan itu menjadi kenyataan, maka berbagai faktor itu juga sebagai pendukungnya. Berbagai faktor yang dirnaksud adalah : (1) tujuan, (2) guru, (3) anak didik, (4) kegiatan pengajaran, (5) alat dan bahan evaluasi, serta (6) suasana evaluasi.
1. Tujuan
(Syaiful B.D, 2003:124) yaitu
1. Secara spesifik menyatakan perilaku yang akan dicapai.
2. Membatasi dalam keadaan mana perubahan perilaku diharapkan dapat terjadi (kondisi perubahan perilaku)
3. Secara spesifik menyatakan kriteria perubahan perilaku dalam arti menggambarkan standar minimal perilaku yang dapat diterima sebagai hasil yang dicapai.
Akhirnya, tujuan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar dalam setiap kali pertemuan kelas.
2. Guru
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Guru adalah orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya. Dengan keilmuan yang dimilikinya, dia dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas. Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar adalah dua aspek yang mempengaruhi kompetensi seorang guru di bidang pendidikan dan pengajaran.
3. Anak Didik
anak yang bermula sikap mereka karena minat yang berlainan.
4. Kegiatan Pengajaran
Pola umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dengan anak didik dengan bahan sebagai perantaranya. Guru yang mengajar. Anak didik yang belajar, maka guru adalah orang yang menciptakan lingkungan belajar bagi kepentingan belajar anak didik. Anak didik adalah orang yang digiring ke dalam lingkungan belajar yang telah diciptakan oleh guru. Gaya mengajar guru berusaha mempengaruhi gaya belajar anak didik, tetapi gaya mengajar guru lebih dominan mempengaruhi gaya belajar anak didik. Gaya-gaya mengajar, menurut (Syaiful B.D, 2003:130) dapat dibedakan kedalam empat macam, yaitu : (1) gaya mengajar klasik, (2) gaya mengajar teknologis, (3) gaya mengajar personalisasi, dan (4) gaya mengajar interaksional.
5. Alat dan Bahan Evaluasi
6. Suasana Evaluasi
Selain faktor tujuan, guru, anak didik, kegiatan pengajaran, serta bahan dan alat evaluasi,- faktor suasana evaluasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar. Sistem silang adalah teknik lain dari kegiatan mengelompokkan anak didik dalam rangka evaluasi. System ini dimaksudkan untuk mendapatkan data hasil evaluasi yang benar-benar objektif.
2.7 Metode Mengajar dan Prinsip-prinsip Belajar
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tereapai secara optimal. Dengan demikian metode dalam rangkaian sestem pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.
Menurut pendapat Wina Sanjaya, (2007:147), metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran yaitu : (1) metode ceramah, (2) metode demontrasi, (3) metode diskusi, (4) metode simulasi.
belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menagkap pengertiannya, (3) belajar harusdapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.
2.8 Mengajar yang Efektif
Mengajar adalah membimbing anak agar mengalami proses belajar. Mengajar yang efektif adalah mengajar yang dapat membawa belajar anak yang efektif pula. Belajar disini adalah suatu ektifitas mencari, menemukan dan melihat pokok masalah. Anak berusaha memecahkan masalah termasuk pendapat bahwa bila seseorang memiliki kemampuan berfikir, dapat menciptakan puisi atau symphony, maka dia telah menghasilkan masalah dan menemukan kesimpulan.
Syarat-syarat untuk melaksanakan mengajar yang efektif (Roestiyah, 2001:37) adalah
1. Guru harus mempergunakan banyak metode waktu mengajar. Variasi metode mengakibatkan penyajian bahan pelajaran lebih menarik perhatian anak. 2. Motivasi, hal ini sangat berperanan pada kemajuan perkembangan anak
selanjutnya melalui proses belajar.
3. Kurikulum yang baik dan seimbang, dimana mampu mengembangkan segala segi kepribadian anak untuk dapat hidup di dalam masyarakat.
4. Guru perlu mempertimbangkan pada perbedaan individual.
5. Guru akan mengajar efektif bila selalu membuat perencanaan sebelum mengajar.
6. Pengaruh yang sugestif perlu diberikan pula kepada anak.
7. Guru harus mampu menciptakan snmsana yang demokratis di sekolah, dimana lingkungan yang saling menghormati, dapat mengerti kebutuhan anak.
1. Penguaasaan bahan pelajaran 2. Cinta kepada apa yang diajarkan 3. Pengalaman pribadi dan pengetahuan 4. Variasi metode
5. Seorang guru harus menyadari bahwa dirinya tidak mungkin menguasai dan mendalami semua bahan pelajaran
6. Bila guru mengajar harus selalu memberikan pengetahuan yang aktual 7. Guru harus berani memberikan pujian
2.9 Iklim Kelas dan Prestasi Belajar
Proses belajar mengajar sangat erat sekali kaitannya dengan lingkungan atau suasana di mana prose situ berlangsung. Meskipun prestasi belajar juga dipengaruhi oleh banyak aspek seperti gaya belajar, fasilitas yang tersedia, penga uh iklim kelas masih sangat penting. Hal ini disebabkan karena peserta didik belajar di ruangan kelas, lingkungan kelas, baik itu lingkungan fisik maupun non fisik, untuk mendukung mereka atau menganggu mereka.
Menurut Hadiyanto, (2004:158) iklim yang kondusif antara lain dapat mendukung : (1) interaksi yang bermanfaat di antara peserta didik, (2) memperjelas pengalaman-pengalaman guru dan peserta didik, (3) menumbuhkan semangat yang memungkinkan kegiatan-kegiatan di kelas berlangsung dengan baik, dan (4) mendukung saling pengertian antara guru dan peserta didik.
2.10 Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil pengukuran serta penilaian hasil usaha belajar. Dalam setiap perbuatan manusia untuk mencapai tujuan selalu diikuti oleh pengukuran dan penilaian, demikian pula halnya dalam proses belajar. Jadi yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar secara umum yang mempengaruhi hasil belajar ditunjukkan oleh skema dibawah ini: skema faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dilihat bahwa ada dua faktor utama yakin (1) faktor dari dalam diri siswa dan (2) faktor lingkungan. Faktor kemampuan yang dimiliki oleh siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Kebiasaan bisa diartikan sebagai hal yang dilakukan berulang-ulang, sehingga dalam melakukan itu tanpa memerlukan pemikiran. Misalnya orang yang terbiasa tidur setelah shalat zhuhur, akan melakukannya setiap hari tanpa begitu memerlukan pemikiran dan konsentrasi yang penuh. Kebiasaan belajar adalah segenap perilaku siswa yang ditujukan secara ajeng dari waktu-kewaktu dalam rangka pelaksanaan studi di sekolah. Perlu diperhatikan bahwa kebiasaan belajar tidaklah sama dengan ketrampilan belajar. Kebiasaan belajar adalah perilaku belajar seseorang dari waktu kewaktu dengan cara yang sama, sedangkan ketrampilan belajar adalah suatu sistem, metode, teknik yang telah dikuasai untuk melakukan studi.
selama beberapa waktu. Karena diulang sepanjang waktu, berbagai perilaku itu begitu terbiasakan sehingga akhirnya terlaksana secara spontan tanpa memerlukan pikiran sadar sebagai tanggapan otomatis terhadap sesuatu proses belajar.
Tentu saja kebiasaan belajar adakalanya merupakan kebiasaan belajar yang baik dan kebiasaan belajar yang buruk. Kebiasaan belajar yang baik akan membantu peserta didik untuk menguasi pelajarannya, menguasai materi dan meraih sukses dalam sekolah. Sedangkan kebiasaan belajar yang buruk akan mempersulit peserta didik untuk memahami pelajarannya dan menghambat kemajuan studi serta menghambat kesuksesan studi di sekolah. Pembentukan kebiasaan belajar bisa dipengaruhi oleh imitasi dan sugesti. Kebiasaan belajar yang baik dapat terbentuk karena lingkungan tempat peserta didik belajar merupakan lingkungan yang sudah terbiasa melakukan aktivitas belajar secara teratur.
Kebiasaan ini bisa terbentuk secara tidak sadar sejak kecil melalui imitasi dari keluarga. Yang kedua Sugesti, Emosi seseorang tergantung pada emosi dan sikap orang banyak. Hal ini sering disebut sebagai herd-instinct atau naluri gerombolan. Diantara cara membentuk kebiasaan belajar adalah dengan cara berbuat suatu aktivitas belajar walaupun mengalami kesulitan secara terus menerus. Ketika kegiatan ini diulang terus menerus maka akan membentuk tipe belajar yang dikehendaki. Maka terbentuklah suatu kebiasaan belajar sehingga merasa seakan--akan kurang tepat jika melakukan kegiatan lain.
mengikuti suatu proses belajar mengajar berkaitan dengan ini Muhibbin, (2005:65) menyebutkan bahwa : “Kebiasaan dapat menghemat waktu dalam mengerjakan sesuatu atau memakai pikiran. Hal ini karena suatu kebiasaan mempunyai sifat spontan yang tidak memerlukan banyak kesengajaan”.
Meningkatkan efisiensi manusia. Dengan kebiasaan belajar yang baik maka sebagian energi yang diperlukan untuk belajar dapat dipergunakan untuk aktivitas yang lain. Membuat seseorang lebih cermat. Contohnya seorang pelajar yang terbiasa membuka kamus akan semakin cermat dalam mencari kata-kata karena sudah terbiasa. Hasil belajar akan lebih maksimal. Dengan kecermatan yang tinggi dan usaha belajar yang teratur dan ringan dan akan meningkatkan hasil belajar.
Menjadikan seseorang menjadi lebih konsisten dalam kegiatannya seharihari. Evaluasi hasil belajar seperti yang dikemukakan diatas hasil belajar pada umumnya diketahui melalui proses evaluasi atau sering disebut sebagai tes. Evaluasi merupakan penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Evaluasi secara umum dibagi menjadi dua yaitu evaluasi tes dan non tes. Penilaian non tes terdiri dari skala sikap, daftar periksa (check list), kuesioner, studi kasus dan portofolio. Skala sikap dan kuesioner sering digunakan untuk mengukur aspek afeksi siswa.
Sedangkan tes perbuatan dikhususkan untuk mengukur psikomotorik contohnya tes praktek sholat.
Muhibbin, (2005:70) menyatakan bahwa syarat tes hasil belajar yang baik harus memenuhi lima syarat. yaitu:
1. Reliabel, artinya sebuah tes harus mempunyai keajegan dalam arti ketika tes diberikan kepada murid maka hasilnya harus sama ketika tes itu diberikan diwaktu yang lain.
2. Valid. Tes bisa mengukur apa yang seharusnya diukur.
3. Obyektif. Hasil skore tidak tergantung pada subyek yang memberi skore. Yang kedua obyektif juga seharusnya dicerminkan ketika memeberikan interprestasi atas skore yang dicapai siswa.
4. Diskriminatif. Tes disusun sedemikian rupa sehingga dapat melacak perbedaan-perbedaan yang sedetail-detailnya.
5. Komprehensif. Suatu tes dikatakan komprehensif bila tes tersebut mencakup segala persoalan yang harus diselidiki. Mudah digunakan (praktis).
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Sesuai dengan judul Penelitian ini, maka yang menjadi lokasi penelitian adalah SMA Negeri I Peudada, Kabupaten Bireuen, sedangkan waktu penelitian – sampai dengan selesai.
3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan Deskriptif Kuantitatif, Muhammad, (2001:120) menjelaskan bahwa: "Metode penelitian deskriptif kuantitatif digunakan untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi saat ini, dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi data, analisis data dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif."
3.3 Populasi dan Sampel
“Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2001:115). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Peudada tahun pelajaran 2009/2010, yang terdiri dari 2 kelas, dengan jumlah siswa 90 orang. Mengingat populasi kurang dari 100 orang, maka seluruhnya dijadikan sebagi'subjek penelitian, sehingga penelitian ini disebut penelitian populasi.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang penulis lakukan dengan dua cara pengumpulan data yaitu :
a. Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap subjek penelitian untuk memperoleh informasi pendukung penelitian. Observasi diharapkan dapat menjadi instrumen klasifikasi terhadap masalah penelitian.
b. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Metode ini dilakukan dengan mengkaji buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Adapun manfaat yang diperoleh oleh peneliti dari kepustakaan ini adalah untuk menggali teori-teori dasar dan konsep yang telah dikemukakan oleh para ahli terlebih dahulu. Mengikuti perkembangan peneliti dalam bidang yang diteliti, memperoleh orientasi atau gambaran yang lebih luas mengenai topik yang dipilih.
c. Dokumentasi dalam penelitian ini adalah pengambilan nilai rapor siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian.
3.5 Teknik Analisa Data
Setelah data penelitian terkumpul semuanya, selanjutnya diolah dengan menggunakan statistik sederhana, yaitu menghitung dari masing-masing dengan rumus sebagai berikut:
(Hadi, 2001-268)
Keterangan : t = RoHo
Mx = mean sampel x My = mean sampel y
SDbm = standar kesalahan perbedaan mean
Untuk memperoleh nilai Mx dan My digunakan rumus : dan
Keterangan :
Fx = Koefisien sampel x Fy = koefisien sampel y n = sampel yang diselidiki
Untuk memperoleh nilai SD2Mx dan SD2My digunakan rumus :
My
n = sampel yang diselidiki, (Hadi, 2001:270)
Untuk memperoleh nilai SD2x dan SD2y digunakan rumus :
x