• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komunikasi Antar Pribadi isi. doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Komunikasi Antar Pribadi isi. doc"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I Pendahuluan

1. Latar Belakang

Komunikasi ada di mana-mana: di rumah, ketika anggota keluarga berbincang di meja makan; di kampus, ketika mahasiswa-mahasiswa mendiskusikan hasil tentamen; di kantor, ketika kepala seksi membagi tugas; di mesjid, ketika mubaligh berkhotbah; juga di taman-taman, ketika seorang pecinta mengungkapkan rindu dendamnya. Komunikasi menyentuh segala aspek kehidupan kita. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa 70% waktu bangun kita digunakan untuk berkomunikasi. Komunikasi menentukan kualitas hidup kita.

Dengan komunikasi kita membentuk saling pengertian, menumbuhkan persahabatan, memelihara kasih-sayang, menyebarkan pengetahuan, dan melestarikan peradaban. Akan tetapi, dengan komunikasi kita juga menyuburkan perpecahan, menghidupkan permusuhan, menanamkan kebencian, merintangi kemajuan, dan menghambat pemikiran. Begitu penting, begitu meluas, dan begitu akrab komunikasi dengan diri kita sehingga kita semua merasa tidak perlu lagi mempelajari komunikasi.

2. Rumusan Masalah a. Apa itu Tatap Muka?

b. Bagaimana Komunikasi Tatap Muka dalam konteks lain? c. Apa akibat dari Komunikasi Antar Pribadi?

d. Apa saja Perilaku Pesan Nonverbal?

3. Tujuan Makalah

a. Sebagai acuan dalam proses belajar mengajar.

b. Untuk memenuhi pembuatan tugas mata kuliah Komunikasi Antar Pribadi.

c. Sebagai penambahan wawasan bagi penulis dan pembaca.

(2)

Tatap Muka dalam Komunikasi Antar Pribadi a. Perubahan- perubahan dalam bidang teknologi

Paling tidak dalam dua tahun pertama abad ke-20 ini sudah terjadi suatu kenyataan yang memperlihatkan penemuan-penemuan baru dalam bidang teknologi elektronika. Teknologi elektronika tersebut merupakan teknologi yang paling banyak mengemukakan teknologi komunikasi.

Tidak seorang manusia pun yang tidak terlibat dalam proses komunikasi dalaam era informasi itu. Penemuan-penemuan dalam bidang elektronika komunikasi berdampak sangat luas dalam bidang komunikasi. Usaha-usaha manusia untuk mengubah cara berkomunikasi telah dilakukan sejak lama.

Kata Bride (1983), manusia sesuai dengan bawaannya mampu berkomunikasi. Manusia dapat bertahan hidup sebagai makhluk karena dia mampu mengorganisir, memperbaiki, mengembangkan dan meluaskan cara berkomunikasi yang mempengaruhi evolusi fisikanya. Usaha manusia itu terlihat misalnya dengan mengirimkan pesan yang jelas melalui cara dan lain-lain. Manusia sejak awal kehidupan berusaha memperbaiki kemampuan untuk menerima dan menyebarkan informasi tentang lingkungan, disamping meningkatkan kecepatan, kejelasan dan macam cara pengiriman informasi. Hal ini perlu untuk meningkatkan kewaspadaan akan bahaya yang mengancam agar manusia turut memikirkan bagaimana cara mengatasi bahaya. Mulai dari cara yang paling sederhana yaitu dengan gerakan tubuh, manusia tak henti-hentinya mengembangkan cara penyampaian berita terutama melalui perilaku nonverbal.

Penapat Bride (1983) tersebut dapat dikaitkan dengan kerangka berpikir tentang komunikasi dari Edwar Sapir yang dikutip Sajogyo (1989) sebagai berikut :

(3)

a. Proses komunikasi primer, berlaku tanpa alat, yaitu secara langsung dengan menggunakan bahasa, gerakan yang diberi arti khusus, aba-aba dan sebagainya.

b. Proses komunikasi sekunder, berlaku dengan menggunakan alat agar dapat melipat gandakan jumlah penerima pesan atau amanat, yang berarti pula mengatasi hambatan-hambatan geografis (berupa alat radio, televisi), serta hambatan waktu (berupa alat telepon, radio, dan berupa buku). Dalam hal ini, alat-alat itu merupakan media masa.

Proses komunikasi primer mendasari Pola Komunikasi Tradisional atau Pola Komunikasi Lama, dan proses komunikasi sekunder mendasari Pola Komunikasi Baru atau Pola Komunikasi Modern.

Jaringan komunikasi tradisional

Suatu jaringan komunikasi yang masih dianggap sangap penting oleh masyarakat pedesaan, ciri-cirinya adalah :

a. Hubungan sosial antara para pelakunya berlangsung berhadapan muka.

b. Hubungan sosial yang terjadi sifatnya mendalam dal berlaku pada orang-orang yang berbeda status. Sebagai contoh adalah hubungan patron/klien atau hubungan bapak/pengikut

c. Memberi pesan/amanat dinilai oleh sipenerima pesan dari segi identitasnya (siapa dia) atau segi gengsinya dan bbukan dari isi yang dibawakan pesan itu.

(4)

Ia memberikan contoh, jadwal pekerjaan manusia yang diatur secara ketat oleh komputer mengakibatkan seorang direktur tidak memerlukan seorang sekertaris cantik. Pak direktur tidak lagi membutuhkan sekertasis untuk menulis seluruh jadwal kegiatan harian di papan. Pada saat sekarang seluruh jadwal kegiatan direktur dapat diatur dengan fasilitas telepon, fax e-mail, teleks, jaringan komputer. Semua pertemuan dan informasi dapat dilakukan dengan cepat tanpa berhadapan muka. Semua orang yang menikmatinya kemudian terlena dalam teknologi dan merasa bahwa komunikasi ini pun merupakan komunikasi antar pribadi yang manusiawi meskipun melalui perantara.

Apa yang digambarkan tersebut ada benarnya, karena pada saat sekarang proses komunikasi sekunder melalui media yang dilukiskan dalam contoh di atas mendasari Pola Komunikasi Baru dan Pola Komunikasi Modern, termasuk komunikasi masa.

Selanjutnya Wilson (1989) mengemukakan, kehadiran media masa mempunyai kepentingan tersendiri. Ia dapat meningkatkan komunikasi antar pribadi melalui pesan-pesan yang disebarkannya. Media seolah-olah membesarkan dan mendewasakan anak-anak karena mereka belajar sedikit tentang kehidupan manusia dari media. Media merupakan guru dari media anak-anak mempelajari cara menyampaikan dan menerima informasi.

Kata Silvestri manusia modern seolah-olah hidup dalam sebuah satelit, mereka berada dan berinteraksi dengan lingkungan yang sudah diprogramkan. Melalui satelit yang kecil itu jangka waktu kemarin hari ini dan esok nampak tak berarti. Kehidupan manusia akibat program-program itu selain menjadilebih lancarnamun mengarahkan manusia kedalam suatu kehidupan yang praktis, cepat, hemat, efektif dan efisien.

(5)

belum sampai menghancurkan niat dan keinginan manusia yang merindukan komunikasi antar pribadi melalui tatap muka.

Kita harus mengakui bahwa pembaharuan dalam bidang teknologi komunikasi dari segi positif telah meningkatkan kapasitan berkomunikasi antr manusia yang mampu menembusi batas-batas ruang dan waktu serta status sosial yang telah menjadi penghambat selama kurun waktu berabad-abad.

b. Kontak dalam Komunikasi Antar Pribadi

Tema berikut yang diuraikan dalam pendahuluan ini adalah komunikasi antar pribadi yng manusiawi dimulai dari kontak pertama antar pribadi.

Sementara ahli mempersoalkan apakah komunikasi antar pribadi melalui media yang didukung teknologi komunikasi itu lebih efektif daripada melalui tatap muka? Mereka mengemukakan alasan bahwa baik komunikasi antar pribadi dengan teknologi media maupun dengan tatap muka, kedu-duanya dapat menghasilkan umpan balik langsung yang efektif dan efisien. Jawaban yang netral atas keraguan tersebut adalah komunikasi antar pribadi melalui media dan melalui tatap muka keduanya dimulai dengan membangun kontak antar pribadi.

Mengenai kontak, Soekanto (1989) mengatakan, seatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidakmemenuhi dua syarat, yaitu :

a. Adanya kontak sosial (social contact)

b. Adanya komunikasi.

Secara harfiah kontak dimulai dengan tindakan bersentuhan namun menurut Soekanto kontak cukup dilakukan dengan berbicara dengan pihak lain.

(6)

Tradisi mengajarkan bahwa komunikasi antar pribadi melalui tatap muka mempunyai keuntungan yakni para komunikator dan komunikan dapat melibatkan perilaku nonverbal, ekpresi pasial, jarak fisik, perilaku, para linguistik dengan sempurna. Ekspresi itu sekaligus menggambarkan jarak sosial antar pribadi. Dan kerugian dalam komunikasi antar pribadi melalui media ialah manusia tidak dapat menyatakan ekspresi nonverbal secara sempurna. Dari gambaran tersebut terlihat ada perbadaan kempurnaan pernyataan perilaku pesan nonverbal bberdasarkan pilihan media.

Jadi yang penting adalah :

1) Bagaimana ‘cara’ mengekspresikan perilaku nonverbal sesuai dengan media sehingga kesempurnaan itu sesuai dengan jenis media yang dipilih,

2) Bagaimana komunikator dan komunikan melalui komuikasi yang manusiawi yaitu komunikasi antar pribadi yang memahami situasi lahir dan batin tanpa memandang jenis media.

Kata kunci untuk itu adalah, komunikasi antar pribadi yang berhasil adalah komunikasi yang mampu menjembatani pikiran, perkataan, perbuatan pihak-pihak yang berkomunikasi.

c. Komunikasi dan Kesamaan Makna

Sebagaimana telah diulas bahwa praktik komunikasi antar pribadi merupakan suatu kegiatan rutin yang mengitari dan mengikat kehidupan manusia. Perlu diingat bahwa konsep dasar dan utama efektivitas komunikasi terletak pada keberhasilan komunikator dan komunikan yang membentuk makna yang sama atas pesan yang mereka tukarkan. Kebersamaan dalam makna itu merupakan hasil proses pembagian informasi, melalui tindakan pertukaran, saling mengisi dan melengkapi kekurangan satu dengan yang lain.

(7)

dan reaksi atas pesan-pesan yang ditukar. Yakinlah bahwa tanpa komunikasi maka tidak ada makna yang sama yang akan ditukar oleh peserta komunikasi.

4) Komunikasi dan Pertukaran Pengalaman

Ketika sedang berkomunikasi, kadang-kadang kita tidak sadar bahwa sukses komunikasi disebabkan oleh karena para komunikator dan komunikan berhasil menukar pengalaman mereka masing-masing. Tatkala berkomunikasi, kita melakukan suatu tindakan komunikasi misalnya memberitakan informasi, menukar gagasan dan pengalaman, menghibur, dan mungkin menekan atau mengancam komunikan.

Pada saat seperti itu kita saling mendengrkan keluhan kehidupan pengalaman anak yatim piatu, kekurangan uang, tugas-tugas kuliah yang berat, kemarahan sang profesor, putus cinta dengan sang pacar. Komunikasi antar pribadi, misalnya saling melengkapi informasi dan saling mendekatkan diri. Jadi pembagian pengalaman dalam konteks komunikasi antar pribadi dapat meningkatkan kualitas relasi antar pribadi.

Tatap Muka, Komunikasi Antarpribadi Utama Tatap Muka

(8)
(9)

komunikasi yang dinamis yang dimulai kesan pertama yang menarik perhatian. Adi ketika sang anak memanggil nama Mama dan Papa, maka kesan yang pertama ada di benak si kecil adalah menarik perhatian mata, selain itu juga nama Papa dan Mama menggugah perasaan maupun nuraninya. Karena komunikasi antarpribadi sang anak terus berkembang, maka frekuensi tatap muka akan meningkatkan keterlibatan unsur-unsur psikologis di antara anak dengan orang tua. Pengalaman Komunikasi dan Interaksi Antarmanusia Komunikasi tatap muka antara anda dengan kakak dan adik, dengan paman dan bibi, dengan pak RT dan RW akan menatapkan pengalaman komunikasi antarpribadi. Salah satu dampak dari pengalaman semacam itu adalah anda dipengaruhi untuk memilih beberapa keputusan. Misalnya, pada waktu anda berkomunikasi dengan pak Andi, apakah anda hanya menyampaikan pesan atau anda bertekad hanya mendengarkan dia. Atau ketika anda bertemu dengan Pak Mel, anda memutuskan apakah dalam komunikasi antarpribadi itu anda cuma mengajukan pertanyaan atau anda menunggu pertanyaan dari beliau keputusan anda itu bergantung dari pengalaman anda semasa seperti ceriteria sang anak tersebut. Sebagai contoh, interaksi anatara anak-anak dengan orang tua dalam budaya orang Jawa tertentu berbeda dengan gaya interaksi dalam budaya orang Batak dan Timor.

Komunikasi Tatap Muka dalam Konteks Lain Komunikasi Antarpribadi Perilaku Kerja

(10)

ini adalah, para karyawan dapat belaar dan mengubah diri sendiri, artinya dia tahu tentang kelebihan dan kekurangan dirinya dan membandingkan dengan orang-orang lain dalam satu unit organisasi. Benar bahwa komunikasi antarpribadi dalam organisasi merupakan inti perilaku kerja itu sendiri.

Perubahan Status

Pola Komunikasi Tatap Muka hal yang masih perlu diingat adalah perubahan-perubahan status baik dalam keluarga maupun dalam organisasi turut berpengaruh terhadap pola-pola komunikasi termasuk antarpribadi. Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam suatu struktur tugas dan fungsi akan mempengaruhi pula kebiasaan komunikasi tatap muka. Tingginya kedudukan dalam suatu struktur organisasi cenderung diikuti oleh semakin banyaknya tugas yang harus dikerjakan. Apabila makin banyak tugas maka waktu yang digunakan bekerja akan lebih banyak. Dan para pejabat yang duduk pada struktur atas akan menggunakan media tertentu dalam komunikasi antarpribadi dengan rekan-rekan sekerja dan para bawahan.

Akibat Komunikasi Antar Pribadi

Keistimewaan utama dari komunikasi antarpribadi tatap muka terletak pada umpan balik yang tidak ditunda. Cara umpan balik seperti ini yang membedakannya dengan komunikasi massa.

Fungsi umpa balik komunikasi antarpribadi bagi para peserta komunikasi adalah, setiap komunikator segera mengetahui secara langsung apakah pesan-pesan dan dirinya diterima atau ditolak oleh komunikan. Apabila mereka saling menanggapi pesan dan menerima kehadiran pribadi masing-masing maka telah terjadi komunikasi antarpribadi yang dialogis. Umpan balik berfungsi sebagai unsur pemerkaya, pemerkuat komunikasi antarpribadi sehingga harapan-harapan, minat, keinginan, para komunikator dan komunikan dapat dicapai

Komunikasi Antar Pribadi dan Perilaku Pesan Nonverbal

(11)

merasakan sesuatu dalam konteks komunikasi antar pribadi tatap muka. Itulah awal dari akal manusia untuk menggunakan seluruh kemampuan fisiknya sebagai media pengirim pesan-pesan. Dan dalam komunikasi antar pribadi terutama yag bertatap muka secara langsung, perilaku nonverbal mempunyai fungsi yang sangat penting.

Littlejohn (1978) mengemukakan bahwa dalam berbagai ulasan tentang komunikasi atau isyarat non verbal, kita selalu berhadapan dengan dua pendekatan yakni: (1) pendekatan struktur isyarat-isyarat nonverbal dan (2) pendekatan fungsi-fungsi isyarat nonverbal. Dua katagori pendekatan itu sama sekali tidak bersifat eksklusif karena masih ada unsur-unsur dari masing-masing konsep bercampur menjadi satu.

Apa yang kita maksudkan dengan isyarat non verbal? Harisson dalam littlejohn mengatakan, kita sukar memberikan batasan yang tepat terhadap pengertian isyarat nonverbal. Namun secara garis besar batasan komunikasi nonverbal secara isyarat adalah arah dari suatu gejala penampilan isyarat-isyarat fisik manusia.

Contoh, setiap bentuk tampilan wajah dan gerak gerik tubuh merupakan salah satu cara dan simbol dari status sosial. Demikian pula, tarian, drama, musik, atau sandiwara bisu merupakan simbol status kebudayaan suatu kelompok budaya tertentu.

Pada dasarnya manusia dapat memahami keberadaan orang lain (antara lain0 melalui isyarat-isyarat nonverbal yang diterima. Kita bisa mengatakan bahwa manusia bisa memahami makna pesan bersama melalui penampilan perilaku pesan nonverbal.

Ada banyak langkah untuk mengelompokkan bentuk-bentuk isyarat nonverbal, salah satu langkah yang ditempuh para ahli adalah melalui kategori metode penggunaan. Kategori yang diajukan oleh Eisenberg dan Smith ini merupakan pola pembagian yang paling populer yang masih dikenal hingga saat ini.

(12)

ialah studi yang mempelajari gerakan tubuh dan gerakan-gerakan anggota tubuh. Sedangkan proksemik merupakan studi yang mempelajari posisi tubuh dan jarak tubuh (ruang antartubuh) ketika berkomunikasi tatap muka. Terakhir, paralinguistik dimaksudkan sebagai studi tentang penggunaaan suara dan vokalisasi (pembesaran dan pengecilan volume, nada dan irama). Kategori tersebut perlu diketahui berhubung seluruh pembicaraan tentang komunikasi nonverbal dalam berbagai teori masih berpusat pada kategori itu.

Teori Kinesik dari Birdwhistell

Kita mengenal dua orang antropolog yakni Birdwhistell dan Hall masing-masing dengan objek perhatiannya, Birdwhistell untuk teori kinesik dan Hall untuk teori proksemik dan kemudian ditambah lagi oleh Trager untuk teori paralinguistik. Sejak awal Ray Birdwhistell yang dikenal sebagai seorang ahli kinesik dan neologisme merasa sangat yakin denhgan objek yang dikajinya yakni: gerakan tubuh dan anggota tubuh.

(13)

secara tetap. Yang pasti manusia selalu mnggunakan lebih dari satu saluran untuk komunikasi antar pribadi.

Satu dari sekian temuan Ray yang terpenting adalah hubungan antara aktivitas tubuh dengan bahasa yang dia kemukakan dalam paradigma analogi linguistik kinesik. Kata Ray, orisinalitas studi tentang gerak-gerik tubuh menunjukkan indikasi bahwa struktur kinesik manusia selalu paralel dengan struktur bahasa yang digunakan. Menurut dia, kalau kita bisa memahami struktur kinesik dengan baik maka kita pun akan bisa memahami struktur suatu bahasa. Semua gerakan kinesik, yaitu gerakan tubuh dan anggota tubuh dalam konteks nonverbal merupakan representasi dari kata-kata dalam sturuktur bahasa verbal. Kesimpulan yang diajukan Ray bahwa ada hubungan yang signifikan dan fungsional antar gerakan tubuh dengan berbagai bunyi ucapan dalam bahasa verbal. Akibatnya pemahaman terhadap struktur kinesik emnjadi sangat luas dan mendalam sama seperti kita memahami struktur kalimat dan paragraf dalam tata bahasa verbal. Analogi demikian merupakan perluasan dari analisis struktural linguistik klasik dalam lingkup kinesik. Namun inilah anaogi ray yang menakjubkan banyak ahli bahasa dan psikologi. Ray BirdWhistell dalam karyanya kinesik dan konteks menggarisbawahi tujuh asumsi yang melandasi teori yang dibangunnya itu . tujuh asumsi itu adalah :

(1) Semua kejadian alam mempunyai arti dan makna tertentu, sama dengan setiap gerakan tubuh atau setiap pernyataan manusia tidak mungkin tidak mewakili dan menampilkan makna tertentu)

(2) sama seperti aspek-aspek perilaku manusia yang lain yang telah terpola, maka penampilan tubuh, gerakan tubuh dan anggota tubuh, pernyataan wajah, juga merupakan suatu pola yang mempunyai regularitas sehingga dapat dijadikansebagai objek penelitian yang dapat ditelaah secara sistematis .

(14)

gerakan-gerakan tersebut dapat dijelaskan dari sudut pandang sosial dan budaya. Sistematika gerakan tubuh dan anggota tubuh dipandang sebagai fungsi sistem sosialisasi dan pembudayaan yang berlaku pada kelompok tertentu.

(4) Ada kesamaaan antara aktifitas tubuh dengan aktiftas gelombang suara secara sistematis dua bentuk aktifitas tersebut berpengaruh terhadap pola-pola aktifias tubuh dan suara dari para anggota suatu kelompok sosial dan budaya tertentu.

(5) demikian pula apabila masih ada bentuk-bentu perilaku lain manusia yang belum ditampilkan maka hal itu dapat dijelaskan melakui penelitian yang mendalam tentang fungsi komunikasi dari perilaku tersebut.

(6) makna suatu pesan dapat diperoleh dari fungsi-fungsi perilaku yang ditampilkan manusia, makan tersebut masih bisa dijadikan sebagai objek penyelidikan lanjutan.

(7) sebagian sistem biologis dan pengalam khusus manusia menentukan unsur-unsur ideosinkratik pada sistem kinesik .

Ada satu masalah yang dihadapi oleh para ahli kinesik dan linguistik ialah bagaimana menjelaskan hubungan antara struktur dan hierarki kinesik dengan gejala linguistik yang ditampilkan manusia. Jadi persoalan sederhananya adalah apakah perilaku kinesik, gerakan tubuh dan anggota tubuh yang ditampilkan itu benar-benar mewakili struktur linguistik suatu kelompok manusia karena ada yang berpendapat bahwa kinesik merupakan suatu abstraksi dari gerakan tubuh atau anggota tubuh yang telah dikelompokkan sebagai idioms dari pola komunikasi dan interaksi suatu kelompok sosial tertentu

(15)

atau budaya. Untuk membuktikan itu Ray BirdWhistell telah mengelompokkan beberapa gerakan yang disebut kines . suatu kines merupakan abstraksi perilaku yang diwariskan dari seseorang kepada orang lain dalam suatu kelompok yang sama . ini berarti bahwa setiap kelompok mempunyai aturan dan tatacara pelembagaan pada anggota kelompoknya. Akibatnya kalau ada beberapa kelompok maka setiap kelompok memberikan makna yang berbeda terhadap kines yang sama. Kines-kines yang telah dikelompokkan disebut kinemes yng sekaligus menggambarkan perbedaan penerapan dalam fungsi komunikasi kelompok. Suatu kombinasi yang rumit dari kinemes melalui gerkan tubuh disebut kinemorph. Jumlah kinemes sebuah kelompok berhubungan erat dengan pertukaran kines yang dilakuka para anggota. Sebagai contoh meskipun dalam satu kelompok ditemukan 23 jenis ditentukan oleh konsep kebudayaan suatu masyarakat tertentu. Didalam budaya Amerika Serikat dikenal empat jenis jarak atau ruang antarpribadi, yakni (a) jarak intim, jarak yang diperkenankan bagi komunikasi antarpribadi dari dua orang yang sudah intim dan akrab, yakni < 46 cm, (b) jarak pribadi, adalah jarak yang diperkenankan bagi komunikasi antara dua pribadi yakni 46 cm – 122 cm, (c) jarak kelompok, jarak tubuh atau kedekatan badan yang dimungkinkan dalam suatu komunikasi kelompok yakni 122 cm – 366 cm dan (d) jarak publik adalah jaraknyang diperkenankan kala komunikasi ditujuan kepada sekelompok publik. Yakni > 366 cm.

Setiap kategori tersebut masih dirinci kedalam sub kategori yang memungkinkan ruang antar pribadi menjadi makin kecil dan rapat sesuai dengan derajat kedekatan indiviu yang berkomunikasi menurut aturan kebudayaan tertentu. Sebagai contoh Hall mengemukakan masih ada delapan kemungkinan kategori utama dari proksemik, yakni :

(1) Posture sex factors, adalah jarak antar pria dan wanita pada waktu berhubungan sex melalui posis dasar tidur, berdiri, duduk dan menungging.

(16)

diharuskan atau yang dilarang. Apakah jarak fisik harus sepanjang satu baris, satu depa, berhadap-hadapan atau membelakangi dan lain-lain.

(3) Kinesthetic factors, adalah perilaku proksemik yang memperkenankan kebiasaan menyentuh tubub sebagai bukti tingkat keakraban antarpribadi.

(4) Meraba dan menyentuh, adalah perilaku yang diperkenankan oleh suatu kebudayaan tertentu untuk meraba-raba, menyentuh, memegang, mengusap, menyinggung oranglain dengam tangan. Termasuk didalamnya adalah kebiasaan mengecapi makanan dan minuman. Memperpanjang pegangan membuat tekanan-tekanan pada pegangan, sentuhan mendadak, atau kebetulan menyentuh.

(5) Visual code adalah kebiasaan kontak mata (langsung atau tidak langsung) yang diperkenankan oleh kebudayaan tertentu.

(6) Thermal code adalah kebiasaan untuk mengamati atau menikmati kehangatan antarpribadi.

(7) Olfactory code adalah tatanan jenis dan tingkat kehangatan yang terlihat pada waktu orang bercakap-cakap.

(8) Voice loudness adalah kekuatan suara waktu berbicara dan dihubungkan secara langsung dengan ruang antarpribadi.

Pesan Nonverbal

(17)

memberikan makna yang lain terhadap pesan verbal. Misalnya, ketika seseorang memuji prestasi kawannya dengan mencibirkan bibir. (4) Komplemen— melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal. Misalnya, air muka seseorang menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata; (5) Aksentuasi—menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya. Misalnya, seseorang mengungkapkan betapa jeleknya dia dengan memukul mimbar. Knapp membahas fungsi pesan nonverbal dalam hubungannya dengan pesan verbal.

Dale G. Leathers, penulis Nonverbal Communication System, menyebutkan enam alasan mengapa pesan nonverbal sangat penting; Pertama, faktor-faktor nonverbal sangat menemukan makna dalam komunikasi interpesonal. Ketika kita mengobrol atau berkomunikasi tatap muka, kita banyak menyampaikan gagasan dan pikiran kita lewat pesan-pesan nonverbal. Pada gilirannya orang lain pun lebih banyak “membaca” pikiran kita lewat petunjuk-petunjuk nonverbal.

Kedua, perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan nonverbal ketimbang pesan verbal. Menurut Mahrabian (1967), hanya 7% perasaan kasih sayang dapat dikomunikasikan dengan kata-kata. Selebihnya, 38% dikomunikasikan lewat suara, dan 55% dikomunikasikan melalui ungkapan wajah (senyum, kontak mata, dan sebagainya).

Ketiga, pesan nonverbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari penipuan, distorsi, dan kerancuan. Pesan nonverbal jarang dapat diatur oleh komunikasi secara sadar. Terkadang ada wanita yang mengatakan “tidak”, namun tubuhnya mengatakan “ya”. Dalam situasi tersebut disebut sebagai double binding —ketika pesan nonverbal bertentangan dengan pesan verbal—orang bersandar pada pesan nonverbal pesan.

(18)

Kelima, pesan nonverbal merupakan cara komunikasi yang lebih efisien dibandingkan dengan pesan verbal. Dari segi waktu, pesan verbal sangat tidak efisien. Dalam paparan verbal selalu terdapat redundasi (lebih banyak lamabang dari yang diperlukan), repitisi, ambiguity (kata-kata yang berarti ganda), dan abstraksi. Diperlukan lebih banyak waktu yang mengungkapkan pikiran kita secara verbal dari pada secara nonverbal.

Keenam, pesan nonverbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat. Ada situasi komunikasi yang menuntut kita untuk mengungkapkan gagasan atau emosi secara tidak langsung. Sugesti di sini dimaksudkan menyarankan sesuatu kepada orang lain secara implisit (secara tersirat). Sugesti paling efektif disampaikan melalui pesan-pesan nonverbal.

Klasifikasi Pesan Nonverbal

Belum ada kesepakatan di antara para ahli komunikasi nonverbal tentang pesan nonverbal. Duncan menyebutkan enam jenis pesan nonverbal: (1) Kinesik atau gerak tubuh; (2) Paralinguistik atau suara, (3) Prosemik atau penggunaan ruangan personal dan sosial; (4) Olfaksi atau penciuman, (5) Sensitivitas kulit; dan (6) Faktor artifaktual seperti pakaian dan kosmetik.Scheflen menyebutnya dengan istilah lain: kinestik, sentuhan (tactile), bau-bauan (odorific), teritorial, proksemik, dan artifaktual.Mengikuti Leathers dengan sedikit perubahan, pesan nonverbal terbagi tiga kelompok besar; pesan nonverbal visual yang meliputi kinesik, proksemik, dan artifaktual; pesan nonverbal auditif di sini hanya terdiri atas satu macam saja, yaitu pesan paralinguistik; dan pesan nonverbal nonvisual nonauditif, artinya tidak berupa kata-kata, tidak terlihat, dan tidak terdengar, dan meliputi sentuhan dan penciuman.

Pesan kinesik—yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti—terdiri atas tiga komponan utama: pesan fasial, pesan gestural, dan pesan postural.

(19)

menyimpulkan penelitian-penelitian tentang wajah sebagai berikut: (1) wajah mengomunikasikan penilaian dengan ekspresi senang dan tidak senang, yang menunjukkan apakah komunikator memandang objek penelitiannya baik atau jelek; (2) wajah mengomunikasikan berminat atau tidak berminat keterlibatan dalam lingkungan, (3) wajah mengomunikasikan intensitas keterlibatan dalam situasi, (4) wajah mengomunikasikan tingkat pengendalian individu terhadap pernyataannya sendiri; dan (5) wajah barangkali mengomunikasikan adanya atau kurangnya pengertian.

Pesan gestural menunjukkan gerakan sebagian anggota badan seperti mata dan tangan untuk mengomunikasikan berbagai makna. Menurut Galloway, pesan gestural kita gunakan untuk mengungkapkan: (1) mendiring/membatasi, (2) mnyesuaikan/mempertentangkan, (3) responsif/tak responsif, (4) perasaan positif/negatif, (5) memperhatikan/tidak memperhatikan, (6) melancarkan/tidak reseptif, (7) menyetujui/menolak. Pesan gestural tak responsif menunjukkan gestur yang tidak ada kaitannya dengan pesan yang diresponnya. Pesan gestural negarif mengungkapkan sikap dingin, merendahkan atau menolak. Pesan gestural tak responsif mengabaikan permintaa untuk bertindak.

Pesan postural berkenan dengan keseluruhan anggota badan. Postur ABRI ketika berdiri tegak berbeda dengan pstur murid di hadapan gurunya, atau postur santri di hadapan kiai. Mehrabian menyebutkan tiga makna yang dapat disampaikan postur: immediacy, power, dan responsiveness. Immediacy adalah ungkapan kesukaan atau ketidaksukaan terhadap individu yang lain. Postur yang condong ke arah yang diajak bicara menunjukkan kesukaan dan penilaian positif. Power mengungkapkan status yang tinggi pada diri komunikator. Anda dapat membayangkan postur yang tinggi hati di hadapan anda dan postur orang yang merendah. Individu mengomunikasikan responsiveness bila ia bereaksi secara emosional pada lingkungan, secara positif dan negatif. Bila postur anda tidak berubah, anda mengungkapkan sikap yang tidak responsif.

(20)

rancangan interior. Pesan proksemik dapat mengungkapkan status sosial-ekonomi, keterbukaan, dan keakraban.

Pesan artifaktual diungkapkan melalui penampilan—tubuh, pakaian dan kosmetik. Walaupun bentuk tubuh relatif menetap, orang sering berperilaku dalam hubungan dengan orang lain sesuai dengan persepsinya tentang tubuhnya (body image). Erat kaitannya dengan tubuh ialah upaya kita untuk membentuk citra tubuh dengan pakaian dan kosmetik. Umumnya pakaian kita pergunakan untuk menyampaikan identitas kita, untuk mengungkapkan kepada orang lain “Siapa kita”. Menyampaikan identtas berarti menunjukkan kepada orang lain bagaimana perilaku kita dan bagaimana orang lan sepatutnya memperlakukan kita. Selain itu pakaian digunakan untuk menyampaikan perasaan, status peranan, dan formalitas. Kosmetik, seperti dinyatakan oleh M.S Wetmore Cosmetic Studio di Encino, California, dapat mengungkapkan kesehatan, sikap yang ekspresif dan komunikatif, serta kehangatan..

Pesan paralinguistik adalah pesan nonverbal yang berhubungan dengan cara mengucapan pesan verbal. Satu pesan verbal yang sama dapat menyampaikan arti yang berbeda bila diucapkan dengan cara yang berbeda. Pesan paralinguistik terdiri atas—antara lain—nada, kualitas, suara, volume, kecepatan, dan ritme. Secara keseluruhan, pesan paralinguistik adalah alat yang paling cermat untuk menyampaikan perasaan kita kepada orang lain. Tidak setiap orang memiliki kemampuan yang sama untuk mengungkapkan emosi melalui pesan paralinguistik. Akan tetapi, sebagaimana kemampuan berbahasa dapat ditingkatkan, begitu pula dengan paralinguistik.

Pesan sentuhan dan bau-bauan (tactile and olfactory messages) termasuk pesan nonverbal, nonvisual, dan nonvokal. Penelitian tentang sentuhan dan bau-bauan sebagai pesan komunikatif masih jarang sekali. Dari segi kepekaan manusia kepada sentuhan dan bau-bauan,

(21)
(22)

BAB III Penutup Kesimpulan

Menurut Bride (1983), manusia sesuai dengan bawaannya mampu berkomunikasi. Manusia dapat bertahan hidup sebagai makhluk karena dia mampu mengorganisir, memperbaiki, mengembangkan dan meluaskan cara berkomunikasi yang mempengaruhi evolusi fisikanya. Usaha manusia itu terlihat misalnya dengan mengirimkan pesan yang jelas melalui cara dan lain-lain.

(23)

Daftar Pustaka

Liliweri, Alo. 1997. Komunikasi Antarpribadi. Bandung : PT Citra Aditya Bakti.

Msa Hubeis, Lindawati Kartika dan Ratih Maria Dhewi. 2012. Komunikasi Profesional Perangkat Pengembangan Diri. Kampus IPB Taman Kencana: Bogor.

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH METODE PROCESS GOAL SETTING TERHADAP MOTIVASI OLAHRAGA DAN PENGUASAAN KETERAMPILAN DASAR DROPSHOT CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS PADA ATLET PEMULA PB.. Jakarta:

Berdasarkan kebutuhan itu, 1 massa dapat diterapkan dalam desain, namun karena kendala lahan terhadap lahan gambut, massa diris dan dibagi bagi menjadi 4 unit massa

Berkurangnya kecepatan dan volume limpasan permukaan tentu juga akan menurunkan kemampuan limpasan permukaan untuk menimbulkan erosi, sehingga meskipun nilai erodibilitas tanah

Pembelajaran yang dilakukan perlu melatihkan keterampilan-keterampilan sains sehingga peserta didik terbiasa melakukan hal-halyang berhubungan dengan kegiatan seperti:

Meskipun masih terlalu dini untuk dapat mengevaluasi dampak kenaikan harga bensin dan solar yang terjadi pada bulan Juni 2013, Bank Indonesia menyatakan bahwa dampak inflasi

Pada kondisi yang parah dampak yang ditimbulkan lebih serius yaitu orang yang menderita insomnia lebih mudah mengalami depresi dibandingkan mereka yang bisa tidur dengan

Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the

Tujuan dari sampling atribut ketika digunakan untuk pengujian pengendalian adalah untuk mengevaluasi efektifitas operasi pengendalian internal untuk tujuan