ANALISIS JURNAL
“ANALISIS DAMPAK PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI DKI JAKARTA”
DARMA RIKA SWARAMARINDA
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA VOL.2 No.2 (2014) JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
Disusun Oleh
Fena Alviana (8143163957)
D3 SEKRETARI FAKULTAS EKNOMI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara berkembang yang pertumbuhan ekonominya meningkat tidak terlalu signifikan, bahkan cenderung melambat. Negara berkembang atau negara yang sedang berkembang memang identik dengan masalah kemiskinan. Masalah kemiskinan di negara berkembang seperti di Indonesia merupakan salah satu masalah kompleks yang wajib dicarikan solusi agar menciptakan masyarakat yang sejahtera dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu pengentasan masalah kemiskinan bertujuan pula untuk mengurangi angka kejahatan dan kekerasan yang terjadi.
Berbagai macam sebab terjadinya kemiskinan di Indonesia khususnya di DKI Jakarta sebagai pusat ibu kota, yaitu tingginya angka pengangguran sebagai salah satu faktor utamanya. Pengangguran bisa dikatakan sebagai seseorang yang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan, atau siap bekerja tetapi tidak kunjung memperoleh pekerjaan. Peningkatan pengangguran di Indonesia khususnya di DKI Jakarta dikarenakan tingginya jumlah angkatan kerja dibanding dengan tersedianya lapangan pekerjaan yang ada.
Pemerintah mempunyai peran penting dalam mengatasi masalah pengangguran dengan membuat kebijakan-kebijakan demi berkurangnya angka pengangguran di Indonesia. DKI Jakarta sebagai pusat ibu kota, tentu mengharapkan adanya perubahan yang lebih baik dalam hal pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesempatan kerja bagi para tenaga kerja, khususnya tenaga kerja tidak terampil. Kebijakan yang tepat oleh pemerintah Provinsi DKI Jakarta tentunya sangat diharapkan masyarakat Jakarta untuk mengatasi masalah pengangguran yang akan berdampak pada kemiskinan.
KAJIAN TEORI Kemiskinan
kemiskinan sebagai gejala ekonomi dan kemiskinan sebagai gejala sosial. Kemiskinan sebagai gejala ekonomi ialah masyarakat dengan kondisi rendahnya tingkat pendapatan, sedangkan kemiskinan sebagai gejala sosial ialah kurangnya kemauan masyarakat miskin untuk berusaha memperbaiki taraf hidup.
Pengangguran
Pengangguran merupakan suatu masalah yang menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi maksimal. Akibat lainnya dari pengangguran ialah meningkatnya kemiskinan. Menurut Raper dalam Brotherhood (2002) pengangguran adalah penyebab kemiskinan terbesar dan perlu diberantas, tetapi hanya dapat diatasi salah satunya dengan cara menyediakan pekerjaaan dan kesempatan kerja daripada hanya sekedar himbauan atau slogan-slogan saja. Pengangguran merupakan masalah yang harus segara dicarikan solusinya, dikarenakan dampak dari pengangguran itu sangatlah kompleks dan beragam. Salah satunya dampaknya ialah masalah kemiskinan yang menciptakan beragam dampak negatif, misalnya seseorang yang berpenghasilan rendah atau tidak memiliki penghasilan akibat tidak adanya lapangan pekerjaan akan memungkinkan seorang tersebut untuk melakukan kejahatan atau kekerasan yang nantinya akan meresahkan masyarakat.
Kerangka Teori
Ilmu ekonomi adalah suatu telaah mengenai individu-individu dan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang tidak terbatas sebagai konsekuensi adanya kelangkaan.
Dengan adanya kelangkaan berarti tidak semua kebutuhan manusia dapat dipenuhi, sehingga mengharuskan manusia membuat pilihan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ilmu ekonomi dengan tatanan berfikir yang teroganisir memungkinkan individu membuat pilihan-pilihan yang baik. Dalam ilmu ekonomi terdapat 2 teori, yaitu:
1. Teori Ekonomi Mikro
membahas mengenai perilaku ekonomi dalam lingkup kecil, atau hanya sebatas lingkup individu, rumah tangga, perusahaan dan pasar. Pembahasan dalam ekonomi mikro meliputi pemanfaatan sumber daya bagi kehidupan masyarakat, serta perilaku konsumen dan produksi. Selain itu ekonomi mikro juga membahas mengenai keputusan dan perilaku konsumen yang mempengaruhi penawaran terhadap permintaan barang dan jasa.
2. Teori Ekonomi Makro
Ekonomi makro merupakan sebuah studi mengenai ekonomi secara keseluruhan. Jika ekonomi mikro ruang lingkupnya kecil, ekonomi makro memiliki ruang lingkup yang besar atau global. Artinya, ekonomi makro menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak masyarakat, perusahaan, dan pasar.
Ekonomi makro digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk memenuhi target-target kebijaksanaan seperti tingkat perekonomian, tenaga kerja, stabilitas harga, dan pencapaian keseimbangan neraca. Analisis dalam teori ekonomi makro juga memperhatikan perubahan penawaran dan pengeluaran agregat, serta masalah yang kemungkinan akan timbul apabila pengeluaran agregat tidak mencapai tingkat ideal. Idealnya pengeluaran agregat mencapai tingkat yang diperlukan untuk mewujudkan kesempatan kerja penuh tanpa terjadi inflasi.
Dalam teori ekonomi makro dibahas pula langkah-langkah pemerintah dalam mengentaskan masalah pengangguran dan inflasi yang dibedakan menjadi dua bentuk kebijaksanaan, yaitu kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Kebijakan fiskal ialah langkah-langkah pemerintah mengubah struktur dan jumlah pajak serta pengeluarannya dengan maksud untuk mempengaruhi tingkat kegiatan perekonomian. Sedangkan kebijakan moneter ialah langkah pemerintah dalam mempengaruhi jumlah uang yang beredar dalam kondisi perekonomian yang tengah dihadapi.
ANALISA JURNAL
Menurt Darma Rika yaitu, “pada negara-negara berkembang masalah kemiskinan tetap mengalami peningkatan”1. Dari pernyataan tersebut mengandung alasan jika negara berkembang mengalami laju pertumbuhan GDP yang pesat, secara bersamaan negara tersebut juga mengalami pengangguran yang meningkat. Dijelaskan oleh Darma Rika, “Kemiskinan adalah dampak dari adanya pengangguran” 2. Hal ini termuat dalam ekonomi makro, dikarenakan apabila seseorang menganggur atau dengan kata lain tidak mempunyai sumber penghasilan, tentu seorang tersebut tidak bisa memenuhi kebutuhan dirinya.
“Rendahnya permintaan akan tenaga kerja tidak terampil, akan meningkatkan angka pengangguran, dampaknya kemiskinan pun meningkat” 3 begitu penjelasan dari Darma Rika. Kurangnya pendidikan dan pelatihan pada tenaga kerja tidak terampil menyebabkan rendahnya permintaan akan tenaga kerja, hal ini dikaitkan dengan pengaruh negatif antara tingkat pendidikan dengan pengangguran. Hubungan ini menjelaskan apabila tingkat pendidikan menurun, maka angka pengangguran akan meningkat, begitu pula sebaliknya.
Menurut Brotherhood (2002), “menerapkan kebijakan yang sesuai merupakan peran penting dari pemerintah”. Ini sesuai dengan teori makro ekonomi yang didalamnya menjelaskan mengenai langkah-langkah pemerintah dalam mengatasi berbagai macam masalah ekonomi, salah satunya masalah pengangguran. Pemerintah mengatasi masalah pengangguran di Indonesia dengan menerapkan kebijakan fiskal, yaitu dengan merubah struktur dan jumlah pajak pengeluarannya dengan maksud untuk mempengaruhi tingkat kegiatan perekonomian masyarakat. Selain menerapkan kebijakan, pemerintah seharusnya juga mengadakan berbagai macam pelatihan untuk menghasilkan tenaga-tenaga kerja terampil, tentunya dengan terciptanya banyak tenaga kerja terampil akan memudahkan para tenaga kerja untuk mendapatkan
1 Darma Rika. 2014. Analisis Dampak Pengangguran Terhadap Kemiskinan di Jakarta (Jurnal Pendidikan Ekonomi Bisnis http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpeb), (Diakses tanggal 29 April 2017)
2 Darma Rika. 2014. Analisis Dampak Pengangguran Terhadap Kemiskinan di Jakarta (Jurnal Pendidikan Ekonomi Bisnis http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpeb), (Diakses tanggal 29 April 2017)
kesempatan kerja. Menurut Darma Rika, hal lain yang sekiranya perlu dilakukan pemerintah adalah “dengan melakukan investasi dalam penyediaan lapangan pekerjaan” 4.
Tentunya dengan tersedianya jumlah lapangan pekerjaan yang banyak diharapkan tingkat pengangguran pun menurun, tentunya kebijakan ini akan mengurangi masalah kemiskinan.
Kebijakan yang diberlakukan di DKI Jakarta dalam era kepemimpinan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama menurut Okezone.com ialah melarang pengangguran untuk datang ke Jakarta pasca lebaran, kebijakan ini guna untuk mengatasi lonjakan urbanisasi setiap tahunnya. Basuki juga melakukan pemindahan berbagai pabrik ke daerah luar Jakarta. Dengan adanya kebijakan ini diharapkan angka urbanisasi akan berkurang.
Kebijakan lainnya yang dilakukan oleh Basuki ialah merekrut ribuan Pegawai Harian Lepas (PHL) yang bertugas menjaga dan memantau kebersihan lingkungan di setiap kelurahan yang ada di DKI Jakarta. Basuki juga mengadakan berbagai macam pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK) secara gratis untuk warga DKI Jakarta. Tentunya dengan semua kebijakan itu diharapkan masalah pengangguran dan kemiskinan akan berkurang jika sudah terciptanya kebijakan-kebijakan dari pemerintah yang sekiranya tepat untuk diterapkan. Tetapi, sebagai masyarakat sudah seharusnya memiliki kesadaran dan dorongan dari dirinya sendiri untuk ingin maju dan merubah taraf hidupnya menjadi lebih baik. Jika pemerintah dan masyarakat sudah saling berkontribusi untuk mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan, tentunya masyarakat sejahtera dan tingkat perekonomian DKI Jakarta menjadi lebih baik.
KESIMPULAN
Angka pengangguran cenderung meningkat setiap tahunnya dikarenakan tingginya jumlah angkatan kerja dibandingkan dengan jumlah kesempatan kerja. Dengan kata lain pertumbuhan angkatan kerja jauh lebih cepat dibandingkan dengan kesempatan kerja. Tingginya angka pengangguran di Indonesia khususnya di DKI Jakarta berdampak pada masalah kemiskinan yang kian hari makin kompleks.
Pada negara berkembang seperti Indonesia, masalah kemiskinan mungkin tidak lazim lagi dan sudah menjadi masalah biasa bagi masyarakat Indonesia. Tetapi seharusnya masalah kemiskinan tersebut haruslah dipandang secara serius,
Guna mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan, pemerintah menerapkan berbagai kebijakan untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuan pemerintah dalam mengatasi tersebut, ialah guna menunjang pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kegiatan perekonomian masyarakat. Hal ini terkait dalam teori ekonomi makro, dimana pemerintah menerapkan langkah-langkah utama untuk mengatasi berbagai masalah seperti pengangguran dan kemiskinan.
SARAN
Dalam penerapan kebijakan, pemerintah harus meninjau dan memikirkan apakah kebijakan yang dterapkan sesuai dengan kebutuhan rakyat dan berkeadilan. Selain itu pemerintah juga harus lebih sering dalam mengadakan kegiatan pelatihan ketrampilan kerja, seperti contohnya pelatihan memasak, pelatihan komputer, dan pelatihan mengajar. Jikalau perlu, pemerintah bisa mengadakan pelatihan ketrampilan baru agar masyarakat bisa terus meng-explore ilmu ketrampilan yang belum dimilikinya.
DAFTAR PUSTAKA
Darma Rika. 2014. Analisis Dampak Pengangguran Terhadap Kemiskinan di Jakarta (Jurnal Pendidikan Ekonomi Bisnis http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpeb), (Diakses tanggal 29 April 2017)
Sugiarto, Tedy, Brastoro, Rachmat, Said. EKONOMI MIKRO. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000
https://www.slideshare.net/khairanluthfi/hubungan-antara-pengangguran-serta-kemiskinan-terhadap-perekonomian-makro-di-indonesia
https://www.academia.edu/23755337/teori_ekonomi_makro