• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penataan Ruang

Studi Kasus : Pembangunan Pabrik Semen Di Kabupaten Rembang (Kawasan

Pegunungan Kendeng Utara)

Disusun Oleh :

Erni 2012-22-015

Priska Erin 2012-22-033

Sahrizal Malki Darmawan 2012-22-002

Randy Fabrian Tansil 2012-22-007

Syauriansyah 2012-22-056

Deny Rizki Junial 2012-22-059

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Fakultas Teknik

Universitas Esa Unggul

(2)

PENDAHULUAN

Dalam Undang-undang Republik Indoneisa Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, kajian lingkungan hidup strategis adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. Artinya, bahwa setiap daerah yang memiliki aktivitas berkaitan secara langsung dengan lingkungan harus dikaji terlebih dahulu oleh instansi dan pihak terkait.

Karst adalah sebuah bentuk permukaan bumi yang pada umumnya dicirikan dengan adanya depresi tertutup (closed depression), drainase permukaan, dan gua. Daerah ini dibentuk terutama oleh pelarutan batuan, kebanyakan batu gamping. Kawasan karst di Indonesia mencakup luas sekitar 15,4 Ha dan tersebar hampir di seluruh Indonesia. Jawa Tengah adalah salah satu wilayah karst yang terdapat di Indonesia.

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, dituliskan bahwa Kawasan Karst merupakan kawasan yang dilindungi karena memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya. Akan tetapi, didalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029 mengatakan hal yang berbeda bahwa, Kawasan pertambangan mineral logam, bukan logam, bebatuan dan batubara terletak di Kawasan Peguungan Kendeng Utara di Kabupaten Grobogan, Kabupaten Blora, Kabupaten Rembang, Kabupaten Pati dan Kabupaten Kudus.

Hal ini terjadi dikarenakan pihak investor lebih diutamakan karena keuntungan yang diberikan daripada melindungi dan melestarikan alam yang dalam jangka panjang akan menimbulkan lebih banyak kendala terhadap lingkungan.

METODOLOGI

A. Pengertian KLHS dan Tata Ruang

(3)

tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.

B. Hubungan KLHS dengan Tata Ruang

KLHS selalu melekat pada kebijakan, rencana, dan program. Aplikasi KLHS di Indonesia berkaitan dengan tata ruang adalah pada sektor rencana. Pada saat penyusunan rencana tata ruang, kajian lingkungan hidup strategis selalu menjadi bahan pertimbangan. Walaupun dalam penyusunan tata ruang telah dipertimbangkan pentingnya aspek keterpaduan dalam penyusunan tata ruang dan aspek lingkungan hidup. Sehingga KLHS menjadi penting dalam penataan ruang untuk mendorong diintegrasikan kepentingan lingkungan hidup dalam perencanaan tata ruang.

C. Metode Analisis KLHS

Di dalam KLHS terdapat 3 metode analisis. Berikut metode analisis KLHS. 1. Metode Cepat (Quick Appraisal)

Metode cepat atau quick appraisal adalah metode kajian yang lebih mengandalkan pengalaman dan pandangan para pakar (professional judgement) dan cenderung bersifat kualitatif. Metode ini dipilih ketika suatu kebijakan, rencana, dan program segera memerlukan pandangan KLHS, tidak tersedia waktu yang cukup untuk melakukan kajian yang lebih detil.

(4)

Metode semi detil adalah kajian yang memanfaatkan data-data yang ada digabungkan dengan pengalaman dan pandangan para ahli. Metode ini merupakan suatu langkah lebih maju daripada metode cepat, dimana pandangan para pakar didasarkan pada data-data dan informasi yang cukup memadai, sehingga keputusannya lebih akurat dan dapat bersifat kuantitatif.

3. Metode Detil

Metode detil adalah kajian yang menggunakan berbagai metode ilmiah yang komprehensif, dan kompleks yang dalam beberapa hal hanya dapat dilakukan oleh para pakar di bidangnya masing-masing. Metode detil ini dilakukan untuk mengkaji beberapa isu spesifik yang dianggap penting dan sangat berisiko apabila diputuskan tanpa kajian ilmiah yang sesuai prosedur.

Dalam pembahasan ini metode analisis yang digunakan adalah metode cepat. Metode ini menggunakan pengalaman dan pandangan para ahli. Selain itu, metode ini tidak membutuhkan waktu yang lama.

PEMBAHASAN

Karst merupakan topografi unik yang terbentuk akibat adanya aliran air pada bebatuan karbonat (biasanya berupa kapur, dolomit atau marmer). Proses geologi ini, terjadi selama ribuan tahun, menghasilkan permukaan yang luar biasa mulai dari pembentukan lubang-lubang vertikal, sungai-sungai dan mata air bawah tanah, hingga gua dan sistem drainase bawah tanah yang kompleks. Sumberdaya karst dapat disebut sebagai sumberdaya yang tidak terbaharui karena memerlukan waktu hingga jutaan tahun untuk membentuk bentang lahan tersebut.

Kondisi permukaan wilayah bertopografi karst pada umumnya kering dan kritis. Namun demikian, dibagian bawah permukaan terdapat potensi sumber air yang sangat berlimpah. Oleh karena itu segala bentuk pemanfaatannya haruslah dilakukan dengan benar dan memperhatikan dengan sungguh-sungguh dampak ekologis yang akan muncul. Kerusakan lingkungan pada bentang lahan karst akan mengakibatkan matinya sumber air bawah tanah yang berlimpah.

(5)

Ruang Wilayah Nasional bahwa Kawasan Karst merupakan kawasan yang dilindungi karena memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya

Salah satu kawasan kawasan Karst yang terdapat di Jawa Tengah adalah Kawasan Pegunungan Kendeng Utara Karst yang terbentang luas dari kabupaten grobogan di bagian Selatan, Rembang, Blora hingga Kabupaten Pati di bagian Utara. Bentang alam karst Pegunungan Kendeng Utara meliputi hamparan bukit-bukit kapus kerucut, ribuan mata air pada rekahan batuan dan sungai-sungai bawah tanah dalam gua serta candid an fosil bersejarah.

Kawasan ini merupakan kawasan imbuhan air atau cekungan air tanah (CAT) terbesar di Kabupaten Rembang yang sering dikenal sebagai Pegunungan Watuputih atau Kawasan Karst Watuputih merupakan Kawasan Cekungan Air Tanah (CAT) Watuputih yang tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Penetapan Cekungan Airtanah dalam lampiran poin 124 dan sebagai kawasan lindung geologi dalam Perda No 14 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Rembang.

PT. Semen Indonesia akhirnya berhasil memperoleh lokasi tambang di Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang. Area Perbukitan kaya akan kapur ini dinilai cocok untuk area penyediaan bahan baku semen. Lokasi penambangan sekitar 5km dari permukiman warga, dengan kontur jalan yang berkelok dan menanjak. Sepanjang jalan dari Desa Tegaldowo menuju lokasi penambangan, tebing di kanan kiri jalan memang bertembok batu kapur warna abu-abu dan putih.

(6)

Pembangunan pabrik semen di Kabupaten Rembang dilihat dari prinsip pembangunan berkelanjutan

 Tinjauan berdasarkan peraturan yang ada

Jika ditinjau dari peraturan peraturan yang ada lokasi penambangan semen ini seharusnya tidak berdiri, karena lokasi penambangan ini berdiri di kawasan pegunungan Kendeng Utara dimana kawasan ini merupakan kawasan karst yang berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral No. 17 tahun 2012 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional kawasan karst merupakan kawasan yang dilindungi.

 Tinjauan Berdasarkan prinsip Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan pabrik semen ini terletak di Area Perbukitan kaya akan kapur dan sebagai area penyediaan bahan baku semen. Dimana dibawah permukaan kapur terdapat potensi sumber mata air yang melimpah dan goa goa yang terdapat stalaktit yang digunakan untuk peririgasian petanian yang ada di sekitar daerah tersebut. Artinya pembagunan pabrik semen ini akan berdampak pada kerusakan lingkungan, pertumbuhan perekonomian pada sektor pertanian. Tidak hanya dari sektor pertanian dan kerusakan alam namun juga dari kearifan lokal akan terancam hilang.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang telah kami lakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. KLHS pada intinya merupakan suatu pendekatan komprehensif dalam mengevaluasi

dampak lingkungan maupun aspek keberlanjutan pembangunan yang dapat timbul sebagai akibat dari suatu kebijakan, rencana, ataupun program pembangunan. KLHS juga memberikan analisis secara sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan, rencana dan program.

(7)

keputusan yang berkualitas, termasuk dari sudut pandang lingkungan hidup dan keberlanjutan pembangunan.

3. Perlu adanya pertimbangan yang kuat dan matang untuk dilakukannya pembangunan pabrik semen di kawasan Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang mengingat kembali bahwa rencana kawasan yang akan dibangun pabrik semen tersebut merupakan kawasan karst yang berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral No. 17 tahun 2012 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional kawasan karst merupakan kawasan yang dilindungi.

4. Rencana pembangunan pabrik semen yang akan dilakukan oleh PT. Semen Indonesia harus dibatalkan dikarenakan dengan terjadinya pembangunan pabrik di wilayah tersebut PT. Semen Indonesia telah melanggar ketentuan undang – undang dan serta dapat mengganggu ekosistem hutan lindung maupun mahluk hidup yang ada disekitar. Walaupun dilihat dari kebutuhan lapangan kerja yang mana bisa dikatakan dapat membantu mengurangi pengangguran dan meningkatkan taraf hidup pendapatan warga Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang tetapi hal ini tidak dijadikan alasan, karena akan berdampak buruk terhadap kerusakan alam dan juga dari kearifan lokal akan terancam hilang.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

 Yoga Chandra Maulana – Jurnal Pengelolaan berkelanjtan Kawasan Karst Citatah – Rajamanda.

 http://geo.fis.unesa.ac.id/web/index.php/en/geomorfologi-karst/133-peran-penting-kawasan-karst

 Peraturan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral No. 17 tahun 2012

 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

 Perda No 14 Tahun 2011 tentang RTRW kabupaten Rembang

 Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

 Asdak, Chay. Kajian Lingkungan Hidup Strategis : Jalan Menuju Pembangunan Berkelanjutan. UGM.

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan dari penelitian ini adalah ada perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah diberikan teknik relaksasi Benson, ada perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan

Hal berikutnya yang dilakukan adalah mendatangi berbagai institusi di dalam dan luar negeri yang terkait dengan pengembangan surfaktan, institusi yang mengembangkan

Sebaliknya penggunaan strain U318 sebagai kultur tunggal dalam produksi urutan memperlihatkan pertumbuhan BAL yang lebih baik dengan kondisi BAL yang lebih stabil dibandingkan

Berdasarkan uraian-uraian pada latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sektor-sektor ekonomi apa saja yang paling strategis dan potensial

Disamping itu juga para pemangku adat membuat aturan bahwa siapa yang melakukan pelanggaran terhadap aturan itu dan dibuang dari adat (diusir dari kampung) yang diatur dalam

Berdasarkan analisis data penelitian ini diperoleh hasil bahwa tingkat literasi membaca di SD Muhammadiyah Bantul Kota, khusus kelas IV A, dari aspek tujuan membaca dan

Hasil observasi setelah mengadakan penelitian siklus II pada tabel dan grafik di atas menunjukkan bahwa kondisi pembelajaran setelah mengadakan penelitian yaitu