ANALISIS DAMPAK KOMPETENSI TERHADAP MOTIVASI KERJA
PETUGAS PENYULUH LAPANGAN
DI KABUPATEN BATANG
Competency Impact Toward Job Motivation of Government Officer for
Agriculture Information at
Kabupaten Batang Analysis
R. PRAMONO
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor yang berpengaruh terhadap
motivasi kerja. Model penelitian ini diuji menggunakan SEM dengan program AMOS
versi 5. Populasi penelitian ini meliputi Petugas Penyuluh Lapangan di lingkungan
Dinas Pertanian Kabupaten Batang dengan 100 sampel dari 157 total populasi.
Satu hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan pengaruh yang signifikan
dibuktikan dengan besaran CR dengan p < 0,05. Hasil penelitian ini membuktikan
bahwa kompetensi berpengaruh terhadap motivasi kerja (CR=3.427).
Temuan strategis yang didapat dalam penelitian ini terwujud dalam implikasi
manajerial dengan mempertimbangkan berbagai strategi membangun kompetensi
guna meningkatkan motivasi kerja. Penelitian ini juga merekomendasi untuk
meningkatkan penelitian dan evaluasi terhadap masing-masing variabel guna
mencapai peningkatan motivasi kerja.
Kata Kunci: Motivasi Kerja dan Kompetensi.
ABSTRACT
The author focused on examines how to build job motivation. The model is
tested by Structural Equation Modeling Analysis on AMOS version 5 programs.
Population of this thesis are Government Officer for Agriculture Information of Dinas
Pertanian Kabupaten Batang with 100 samples from 157.
One hypotheses tested in this study was supported because its Critical Ratio
tests show significant results with p< 0,05. Result of this research proved that
competency is positively related to job motivation (CR=3.427).
Strategy result can take from this thesis showed at managerial implications
that suggest using some strategies to enhance competency in order to achieve job
motivation. This thesis also recommends us to enhance each research variable and
evaluate them to achieve job motivation.
PENDAHULUAN
Dalam era otonomi daerah, Pemerintah Kabupaten Batang terutama Dinas
Pertanian perlu melakukan peningkatan dalam segala bidang. Salah satunya adalah
meningkatkan kinerja dan kualitas sumber daya manusia. Salah satu wujud nyata
kesiapan dan kemampuan daerah dalam menjalankan otonomi daerah, yaitu bahwa
birokrasi pemerintah mampu mengembangkan tugas-tugas pelayanan yang pada
dasarnya memberikan pengabdan secara maksimal kepada masyarakat. Upaya
penyempurnaan dan pembenahan dalam birokrasi merupakan suatu hal yang pokok
dan fundamental, terutama agar birokrasi mampu melanjutkan cita-cita pendiri
bangsa yaitu menciptakan suatu masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera
melalui tahapan pembangunan yang telah ditetapkan secara sistematis.
Pertanian merupakan bidang yang menjadi mata pencaharian sebagian
besar penduduk di Kabupaten Batang. Salah satu jenis tanaman unggulan di bidang
pertanian yang menjadi andalan penduduk Batang adalah padi.
Produktifitas padi di Kabupaten Batang sebesar 46,31 Kw/Ha. Turunnya luas
panen dari tahun ke tahun menyebabkan turunnya produksi padi di Kabupaten
Batang. Produksi padi pada tahun 2006 yang sebesar 1.929.346 kwintal, sebagian
besar (99,87%) adalah produksi padi sawah.
Tabel Rata-rata Produksi Padi di Kabupaten Batang beberapa tahun terakhir.
Tabel 1
Tabel Rata-rata Produksi Padi
Tahun
Luas Panen (Ha)
Produksi (Kw)
2001
40.239 1.958.9902002
37.256 1.799.5102003
39.950 1.962.6302004
40.049 1.916.6902005
40.076 1.875.820Terjadinya penurunan ini tentunya perlu pengkajian yang luas mengingat
sektor pertanian menjadi salah satu program unggulan wilayah Kabupaten Batang.
Erat hubungannya dalam hal ini adalah petugas penyuluh lapangan yang
mempunyai peran serta secara langsung di lapangan. PPL yang memiliki motivasi
yang rendah diduga berpengaruh langsung terhadap kinerja mereka di lapangan.
Rendahnya motivasi PPL ini perlu mendapatkan perhatian yang serius dari Dinas
Pertanian Kabupaten Rembang. Upaya perbaikan telah dilakukan pula melalui
memberikan dukungan peraturan perundang-undangan, penyederhanaan prosedur
dan kemudahan-kemudahan lainnya, serta pembinaan pegawai secara optimal.
Namun disisi lain, hasil yang telah dicapai belum memadai.
Hal ini tentu saja membawa dampak yang sangat tidak menguntungkan bagi
pemerintah karena pegawai yang mempunyai motivasi yang rendah akan
menghasilkan prestasi kerja dan kinerja yang rendah pula. Kondisi pegawai seperti
ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut karena dengan motivasi yang rendah, pegawai
tidak bisa mencurahkan seluruh jiwa, perasaan dan waktu mereka untuk kemajuan
organisasi yang menaunginya yang pada akhirnya organisasi tersebut akan
kehilangan daya saing. Oleh karena itu sikap pegawai atas kepuasan kerja dan
motivasi pada pekerjaan telah menjadi kepentingan yang mendesak bagi
kepentingan ahli-ahli psikologis industri dan manajemen sumber daya manusia
karena hal itu membawa dampak bagi perilaku pegawai pada perusahaan dan
prestasi kerjanya. (Robbins,1993)
Garavan et al (2001) menjelaskan kompetensi sebagai kemampuan dalam
menjalankan tugas yang diberikan. Kompetensi dikonseptualisasikan pada dua
tingkatan. Pertama, individu yang terwujud dalam pengetahuan, keterampilan dan
sikap. Kedua, organisasional yang tercermin dari database, teknologi, proses dan
prosedur.
Indikator yang membangun kompetensi menurut Thirkell dan Dau (1998)
meliputi (a) penguasaan teknologi; (b) pengetahuan dan (c) kreativitas. Penguasaan
teknologi sangat diperlukan oleh petugas penyuluh lapangan mengingat dalam
sektor pertanian membutuhkan beberapa perangkat berkaitan dengan teknologi
pangan dan tepat guna. Demikian pula dengan pengetahuan, menjadi hal yang
mutlak dimiliki tenaga penyuluh pertanian mengingat begitu kompleksnya
permasalahan yang harus dihadapi dan banyaknya pertanyaan dari petani.
Kreativitas menunjukkan adanya kemampuan petugas penyuluh lapangan dalam
memanfaatkan pengetahuan yang diterima dalam memecahkan permasalahan di
lapangan pekerjaan.
Hasil penelitian. Kovach (2005) dari menunjukkan bahwa urutan penyebab
naiknya motivasi kerja menurut para staf pada tahun 1995 adalah pekerjaan yang
menarik, penghargaan penuh untuk pekerjaan yang dilaksanakan, merasa
dilibatkan, dan upah yang baik. Sementara urutan motivasi kerja menurut persepsi
para manajer adalah upah yang baik, jaminan pekerjaan, promosi jabatan, kondisi
pekerjaan, dan pekerjaan yang menarik.
Kaitan antara kompetensi dan motivasi kerja dikemukakan oleh Lesser et al
(1998). Seseorang dengan kompetensi yang tinggi akan cenderung memiliki
motivasi yang tinggi pula dalam menjalankan pekerjaan. Dengan kompetensi yang
dimiliki, petugas penyuluh lapangan akan lebih termotivasi dalam bekerja
dibandingkan petugas yang berkompetensi kurang.
MATERI DAN METODE
memperkuat teori yang dijadikan sebagai pijakan. Berkaitan dengan hal tersebut,
maka jenis penelitian yang digunakan adalah
“Explanatory research”
atau penelitian
yang bersifat menjelaskan, artinya penelitian ini menekankan pada pengaruh antar
variabel penelitian dengan menguji hipotesis, uraiannya mengandung deskripsi
tetapi fokusnya terletak pada pengaruh antar variabel (Singarimbun, 1992).
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari responden melalui alat bantu
berupa kuesioner yang disebarkan kepada responden penelitian yaitu para Petugas
Penyuluh Lapangan di lingkungan Dinas Pertanian Pemerintah Kabupaten Batang
berupa kuesioner yang mengukur tentang kompetensi dan motivasi kerja.
Penentuan jumlah sampel ditentukan dengan persyaratan yang ditentukan
oleh Hair et al. (1998) bahwa jumlah sampel yang diambil minimal 5 kali dari jumlah
indikator yang dipergunakan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan 7
indikator, sehingga jumlah sampel minimal yang diambil adalah sebesar 7 x 5 = 35.
Ferdinand (2006) menyebutkan bahwa jumlah sampel yang representatif untuk
menggunakan teknik analisis SEM adalah 100 – 200, sehingga sampel yang
digunakan pada penelitian ini sebanyak 100 orang.
Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
Structural Equation Model (SEM) yang memiliki kemampuan menguji suatu
rangkaian hubungan yang kompleks. Software yang digunakan adalah Amos ver 5.0
dan software SPSS 12 untuk keperluan tabulasi data.
Adapun hipotesis dalam penelitian ini menyatakan :
Semakin tinggi tingkat kepuasan kerja, semakin tinggi motivasi kerja
Dari paparan di atas dapat ditunjukkan model penelitian berikut:
Gambar 1
Model Penelitian
Motivasi
Kerja
Kinerja
PPL
Kompetensi
Motivasi
Kerja
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kompetensi
Tiga indikator telah digunakan dalam kajian terhadap kompetensi yaitu
masing-masing mengenai penguasaan teknologi, pengetahuan dan kreativitas
sebagai cerminan dari kompetensi.
Perhitungan angka indeks kompetensi adalah seperti yang disajikan dalam
tabel berikut ini:
Tabel 2
Indeks Kompetensi
INDIKATOR KOMPETENSI
FREKUENSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI KOMPETENSI
INDEKS KOMPETENSI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Penguasaan teknologi 5 5 4 16 23 15 7 7 9 9 57.2
Pengetahuan 2 6 4 11 22 27 4 5 7 12 59.3
Kreativitas 8 3 10 13 20 25 4 6 7 4 52.5
TOTAL 56.3
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa petugas penyuluh lapangan di
Kabupaten Batang memiliki tingkat kompetensi yang sedang. Tabel di atas
menunjukkan bahwa dari rentang nilai indeks sebesar 10-100 rata-rata memiliki
indeks kompetensi sebesar 56.3 yang berarti tingkat kompetensi yang dimiliki
sedang. Pengetahuan sendiri menduduki tempat paling utama diikuti oleh
penguasaan teknologi dan kreativitas.
Tabel 3
Deskripsi Indeks Kompetensi
(Nilai Indeks: 56.3; Sedang)
Indikator Indeks dan interpretasi Temuan Penelitian – Persepsi Responden
Penguasaan
teknologi 57.2 (Sedang)
Saya menguasai peralatan standar petani seperti: Cangkul, Sabit, Power sprayer, Hand sprayer.
Peralatan pertanian yang canggih belum dapat dikuasai
Belum dapat memanfaatkan software khusus agrobisnis
Internet belum dapat dikuasai dengan baik.
Pengetahuan 59.3 (Sedang)
Saya telah mengikuti Kursus RUB Saya telah mengikuti Pelatihan tata guna air
Banyak pertanyaan tentang hama yang belum dapat dijawab PPL mengingat belum pernah diajarkan di kampus. Banyak jenis varian tanaman dan hama yang belum dikuasai
Kreativitas 52.5 (Sedang)
Saya memiliki latar belakang pendidikan spesialis peternakan
Bidang pertanian menjadi andalan saya dalam bekerja
Perkembangan ilmu pertanian yang begitu pesat kurang dapat diserap dengan cepat.
Sumber: diolah dari data primer penelitian ini
Deskripsi Motivasi Kerja
Empat indikator telah digunakan dalam kajian terhadap motivasi kerja yaitu
masing-masing mengenai
Need for achievement, Need for affiliation, Need for
dominance, Need for authonomy
sebagai cerminan dari motivasi kerja.
Tabel 4
Indeks Motivasi Kerja
INDIKATOR MOTIVASI KERJA
FREKUENSI JAWABAN RESPONDEN
MENGENAI MOTIVASI KERJA INDEKS MOTIVASI
KERJA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Need for achievement 7 11 4 7 26 15 10 10 3 7 53.6
Need for affiliation 7 6 3 8 23 22 11 7 9 4 56.1
Need for dominance 6 7 4 12 22 13 13 7 9 7 56.6
Need for authonomy 5 7 7 11 23 17 5 10 11 4 55.5
TOTAL 55.45
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa petugas penyuluh lapangan di
Kabupaten Batang memiliki tingkat motivasi kerja yang sedang. Tabel di atas
menunjukkan bahwa dari rentang nilai indeks sebesar 10-100 rata-rata memiliki
indeks motivasi kerja sebesar 55.45 yang berarti tingkat motivasi kerja yang dimiliki
sedang.
Need for dominance
menduduki tempat paling utama diikuti oleh
Need for
affiliation, Need for authonomy
dan
Need for achievement.
.
Tabel 5
Dorongan utama saya bekerja adalah karena digaji pemerintah
Ada PPL yang rajin mengikuti kegiatan kantor sampai 24 kali dalam setahun
Saya hanya mengikuti kegiatan kantor 7 kali dalam setahun.
12 kali saya ikuti kegiatan kantor.
Ada PPL yang jarang mengikuti kegiatan kantor di luar pekerjaan.
Need for
dominance 56.6 (Sedang)
Penyuluhan merupakan pekerjaan yang tidak membutuhkan bantuan orang lain
Pembuatan laporan adalah kegiatan pribadi para PPL Pendampingan petani membutuhkan ketrampilan pribadi masing-masing PPL
Need for
authonomy 55.5 (Sedang)
Pengalaman kerja yang lama merupakan keunggulan yang dibutuhkan untuk menjadi pemimpin
Semangat tinggi adalah modal saya menjadi pemimpin Terbuka menerima kritik adalah syarat mutlak bagi pemimpin yang jarang dimiliki oleh PPL yang mayoritas orang Jawa.
Sumber: diolah dari data primer penelitian ini
Tabel 6
Standardized Regression Weight
Stand.Estim Estimate S.E. C.R. P
Motivasi_Kerja <--- Kompetensi 0.496 0.627 0.183 3.427 ***
x1 <--- Kompetensi 0.688 1
x2 <--- Kompetensi 0.828 1.223 0.185 6.62 ***
x3 <--- Kompetensi 0.692 1.074 0.187 5.756 ***
x4 <--- Motivasi_Kerja 0.842 1.000
x5 <--- Motivasi_Kerja 0.766 0.939 0.111 8.484 ***
x6 <--- Motivasi_Kerja 0.865 0.997 0.103 9.655 ***
x7 <--- Motivasi_Kerja 0.618 0.756 0.12 6.293 ***
Sumber: diolah dari data primer penelitian ini