• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dea Triana Fauzi 2014 (KONTRIBUSI PERUSAHAAN MNCs SEKTOR PERMINYAKAN TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Dea Triana Fauzi 2014 (KONTRIBUSI PERUSAHAAN MNCs SEKTOR PERMINYAKAN TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 165 KONTRIBUSI PERUSAHAAN MNCs SEKTOR PERMINYAKAN

TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

Oleh Dea Triana Fauzi dan Dewi Astuti Mudji

Mahasiswa dan Dosen Prodi Ilmu Hubungan Internasional FISIP UNPAS Bandung

Abstrak

Sejak Perang Dunia I, minyak sebagai sumber energi yang sangat penting, dan telah menjadi semakin bertambah penting untuk industri dan perang. Bahkan minyak mentah pun telah menjadi salah satu sumber energi dan menjadi barang yang dapat mempengaruhi kebijakan domestik dan luar negeri suatu negara. Begitu pula perjalanannya hingga masa sekarang, minyak tetap menjadi instrumen penting dalam gejolak perekonomian suatu negara disertai dengan munculnya akor-aktor non-state yang ikut berpengaruh dalam peta perpolitikan suatu negara mengenai langkah kebijakan suatu Pemerintah. Di Indonesia, banyaknya perusahaan asing yang masuk, khususnya di sektor migas, menjadi dinamika tersendiri, dalam perekonomian Indonesia. Di satu sisi hal ini fenomena yang tidak dapat ditolak oleh negara-negara berkembang, namun di sisi lain, fenomena ini justru meperburuk perekenomian negara-negara berkembang tersebut.

Kata kunci: minyak, sumber energi, perusahaan asing, perekonomian.

Pendahuluan

Minyak merupakan sumber energi yang sangat penting di dunia.

Minyak mentah dapat digunakan sebagai alat yang dapat mempengaruhi

kebijakan suatu negara baik itu domestik maupun kebijakan luar negerinya.

Sebagai contoh, berbagai kejadian-dunia seperti Perang Dunia I, Perang

Dunia II, serta perang-perang yang terjadi di panggung internasional sangat

membutuhkan minyak mentah (crude oil) sebagai sumber energi yang

menggerakkan persenjataan militer negara-negara di dunia pada saat itu.

Kemudian adanya Embargo negara-negara Arab kepada Amerika Serikat

dan Eropa pada tahun 1970-an semakin membuktikan Sumber Daya Alam

ini merupakan komoditas utama yang dapat menggerakkan politik luar

negeri, keamanan, dan interaksi antar Negara.46

46

(2)

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 166

Minyak bumi juga

merupakan sumber energi utama

untuk industri, transportasi, rumah

tangga dan merupakan sumber

devisa bagi negara. Sebagai

sumber energi, minyak bumi

memiliki banyak sekali manfaat

dalam kehidupan sehari-hari.

Kebutuhan terhadap bahan bakar

ini tiap tahun mengalami

peningkatan.

Indonesia merupakan

negara yang kaya akan sumber

daya alamnya, termasuk di sektor

migas. Namun, potensi minyak

yang dimiliki Indonesia untuk saat

ini memang belum signifikan. Hal

ini juga disertai dengan Jumlah

ketersediaan energy bahan bakar

Indonesia yang mengkhawatirkan,

terutama ketersediaan Bahan

Bakar Minyak (BBM). Hal ini

terkait ketersediaan cadangan

sumber daya minyak Indonesia

sejak tahun 1995 sudah semakin

menipis. Data tahun 2002

menunjukkan cadangan minyak

bumi sekitar 5 miliar barel dan

dengan tingkat produksi minyak

tahun 2007 sekitar 500 juta barel.

Pada tahun 2009 secara

keseluruhan sekitar 950.000 bph,

dan cadangan sisa seluruh

lapangan minyak di Indonesia

tahun 2009 sekitar 5 Milyar barel.47

Hal ini kemudian diperparah

dengan munculnya

perusahan-perusahaan asing di sektor migas

yang masuk ke Indonesia, dan

menjalin kerjasama dengan

Pemerintah Indonesia, namun

nyatanya makin memperburuk

cadangan minyak di Indonesia

yang harusnya dimanfaatkan oleh

pemerintah. Hal ini juga yang

mempengaruhi kebijakan domestik

dan luar negeri pemerintah

indonesia dan berimplikasi

terhadap perekonomian Indonesia.

Kondisi perekonomian

suatu negara sangat menentukan

tingkat kesejahteraan masyarakat

suatu negara, yang berarti bahwa

suatu negara menginginkan

negaranya memiliki suatu

pertumbuhan ekonomi yang tinggi

dan berkesinambungan.

Pertumbuhan ekonomi yang stabil

merupakan salah satu prasyarat

keberhasilan pembangunan suatu

negara, terutama bagi negara

berkembang. Suatu Negara ketika

sudah tidak mampu memenuhi

kebutuhan primer dalam

47

Bataviase, Saudi Aramco

(3)

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 167

negaranya, untuk keperluan

penduduknya maka Negara

tersebut harus memenuhi

kebutuhannya dengan melakukan

kerjasama dengan negara lain.

Dan dalam perkembangannya pola

hubungan tersebut menjadi pola

hubungan antara state-non state,

wlauapun unsur negara lain masih

kental dibelakangnya.

Perusahaan-perusahaan

multinasional dianggap sebagai

ancaman bagi di negara tempat ia

berada. Namun, meskipun

demikian, pemerintah

negara-negara tersebut tetap saja saling

berlomba-lomba (bidding wars)

untuk menarik investor agar mau

menanamkan modalnya di negara

mereka dalam bentuk Foreign

Direct Investment. Kehadiran

Perusahaan Multi Nasional atau

MNC khususnya dalam hal pada

bidang migas, terkadang memang

membawa keuntungan dan

kerugian. Hal inilah yang menjadi

perdebatan antara pihak-pihak

yang pro dan kontra atas

kehadiran Perusahaan

Multinasional di negara mereka.48

48

Anissa Mardiana, Pengaruh Kehadiran Perusahaan Multinasional Dunkin’Donuts di Indonesia, dalam

http://annisamardiana.wordpress.com/2011/01

/25/pengaruh-kehadiran-perusahaan-Pihak yang kontra

berpendapat bahwa Perusahaan

Multinasional dalam praktiknya

membawa lebih banyak kerugian

daripada keuntungan bagi negara

mereka. Salah satu isu yang paling

kontroversial mengenai kehadiran

MNC, terutama di negara-negara

berkembang, adalah isu mengenai

outsourcing. Selain itu, terkadang

kedaulatan nasioal juga

tergadaikan dengan adanya upaya

MNC untuk masuk ke dalam

negara tersebut. Upaya alih

teknologi yang pada mulanya

diisukan sebagai keunggulan dari

masuknya perusahaan

multinasional di negara-negara

berkembang ternyata tidak

terbukti. Di samping itu, masih

banyak lagi reaksi-reaksi negatif

lainnya yang bermunculan akibat

masuknya perusahaan

multinasional di negara-negara

dunia ketiga.49

Oleh karena itu, penulis

mencoba untuk menganalisis

perusahan-perusahaan asing atau

MNC yang berada di Indonesia

serta pengaruhnya terhadap

kebijakan-kebijakan Pemerintah

multinasional-dunkindonuts-di-indonesia/. Diakses pada tanggal 5 Maret 2012.

49

(4)

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 168

yang dalam hal ini berimplikasi

terhadap perekonomian Indonesia.

Tinjauan Teoritis

Globalisasi adalah suatu

proses menjadikan sesuatu (benda

atau perilaku) sebagai ciri dari

setiap individu di dunia ini tanpa

dibatasi oleh wilayah. Sebenarnya,

globalisasi belum memiliki definisi

yang pasti karena mencakup

banyak aspek dan kekomplekan

sifatnya, sehingga bergantung dari

sisi mana orang melihatnya.50

Sebagai bukti, ada yang menyebut

globalisasi di bidang budaya atau

di bidang ekonomi, atau di bidang

informasi dan sebagainya.

Dampak dari adanya globalisasi ini

amat banyak dan beragam. MNC

atau multinational corporationyang

di dalam bahasa Indonesia dikenal

sebagai perusahaan multinasional

adalah salah satunya.

Perusahan Multinasional

atau Multi National Corporation

adalahperusahaan yang memenej

pembangunan produksi atau

meyampaikan layanan di paling

50

Adi Nugroho, Dampak-Dampak Negative Perusahaan Multinasional (MNC) Serta Penanggulangannya, dalam

http://adinugroho5.wordpress.com/2010/11/18 /dampak-dampak-negative-perusahaan-multinasional-mnc-serta-penanggulangannya/. Diakses tanggal 5 maret 2012.

tidak dua negara.Perusahaan ini

sangat besar dan memiliki

anggaran yang melebihi anggaran

banyak negara.Mereka mampu

memiliki pengaruh kuat dalam

hubungan internasional, memiliki

pengaruh ekonomi besar di distrik

perwakilan para politisi, maupun

sumber daya keuangan luas yang

tersedia untuk hubungan

masyarakat dan lobi politik.51MNC

tersebut mempunyaibeberapa

karakteristik, yaitu adalah:52

a) Membentuk afiliasi di luar

negeri.

b) Visi dan strategi mendunia

(global).

c) Kecenderungan memilih

jenis kegiatan bisnis

tertentu.

d) Menempatkan afiliasi di

negara-negara maju.

Dalam perkembangannya,

disamping memberikan manfaat

bagi perekonomian suatu negara

ternyata perusahaan multinasional

juga turut berperan sebagai

penghambat karena dampak

negatif yang

51

Ade Priangani, Bahan Ajar Mata Kuliah Politik Bisnis Internasional Hand Out 3, Hubungan Internasional FISIPUniversitas Pasundan, Bandung. Hlm.2

52

(5)

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 169

ditimbulkannya.Indonesia sebagai

salah satu negara yang berdaulat

yang berusaha memakmurkan

rakyatnya juga tidak bisa menutup

mata terhadap adanya perusahaan

multinasional ini. Apalagi di sektor

migas, dimana minyak merupakan

merupakan sumber energi yang

penting, sehingga

perusahaan-perusahaan asing tersebut datang

ke Indonesia untuk mencari

keuntungan sebesar-besarnya.

Bahwa minyak merupakan

sumber dayaa lam yang sangat

potensial menggerakkan politik

suatu Negara dan menjadi sumber

konflik. Lebih jauhd ijelaskan pula

bahwa politik kontemporer yang

dikarenakan oleh minyak bukan

merupakan hal sederhana yang

menunjukkan kepada actor Negara

tetapi meluas pada ekonomi yaitu

gabungan aktor non negara

(perusahaan raksasa).53 Sehingga

oil politics tersebut mempengaruhi

empat bidang secara luas yaitu :

kebijakan politik luar negeri suatu

negara, lingkungan hidup,

pembangunan dan konflik.54

53

St. Anthony’s International Review Vol. 2 No. 1 May 2006. The International Politics of Oil.Dalamhttp://repository.unhas.ac.id/bitstrea m/handle/123456789/189/SKRIPSI%20perbai kan%20bu%20seni.doc?sequence=2

54

Ibid.

Kedudukan kritis minyak

dalam keseimbangan energy dunia

serta ketidak merataan distribusi

sumber-sumbernya, membuat

minyak tampil sebagai satu jenis

komoditi yang baik secara

ekonomis, politis bahkan stategis

sedemikian pentingnya. Minyak

dunia merupakan sesuatu hal yang

kompleks karena selain tingkat

kebutuhannya yang tinggi, para

pemain di sektor ini termasuk

skala besar baikd itingkat bisnis

(perusahaan minyak raksasa)

maupun kekuatan geopolitik suatu

negara. Hal ini menimbulkan

beberapa model analisa dengan

melihat minyak sebagai dasar

penggerak suatu perpolitikan.

Qystein Noreng dalam

bukunya“Minyak Dalam Politik”

berpendapat: Didalamnya terdapat

politik penentuan harga dan

kendali pengadaannya (baca

:minyak) sering kali menjadi

sumber ketegangan internasional

yang begitu eksplosif. Singkatnya,

minyakmempunyai satu hubungan

fungsional dengan berbagai issue

penting dalam tertib kehidupan

manusia. Sejak hamper semua

negara di dunia menjadi pengimpo

rminyak sekaligus

(6)

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 170 konsumsi dan kebutuhan energi

mereka pada minyak impor, tak

dapat dihindarkan bahwa harga

dan proses pengendaliannya telah

mempengaruhi kemandirian

ekonomi dan kebijaksanaan politik

luar negeri semua Negara

tersebut.55

Faktor-faktor inilah yang

menyebabkan banyaknya

perusahaan asing khususnya di

sektor perminyakan, sangat

mempengaruhi kebijakan domestik

maupun luar negeri suatu negara,

dalam kasus ini adalah Indonesia,

dan secara langsung berimplikasi

terhadap perekonomian Indonesia.

Pembahasan

Pada era 1979, Indonesia

disebut negara boom

minyak,dimana pada saat itu

Indonesia memiliki banyak minyak,

dan juga ditandaidengan pecahnya

revolusi Iran. Pada Januari 1981,

harga minyak mencapai titik

tertinggi pada masanya yakni di

atas US$ 35/barel dan kemudian

merosot. 1982 perekonomian

global mulai mengalami stagnasi

dan memasuki resesi memilukan.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia

55

QysteinNoreng. Op. Cit. Hlm. 33.

terpukul oleh dua kekuatan, yakni

penurunan konsumsi energi

secara global yang berakibat

turunnya permintaan akan minyak

Indonesia dan menyusutnya pasar

dunia bagi komoditas

non-migasnya.56 Selama dekade boom

minyak, Pertamina

mengimplementasikan sistem

pajak minyak yang efektif melalui

sebuah sistem yang di kenal

sebagai “pembagian produksi”

yang menjamin bahwa sebagian

besar keuntungan pendapatan dari

harga tinggi masuk ke Indonesia.

Perusahaan minyak diberi hak

eksploitasi sebagai imbalan atas

kontrak dimana pendapatan dibagi

berdasarkan atas perjanjian

sebelumnya, yakni 15 % untuk

Pertamina dan selebihnya

perusahaan asing.57Inilah yang

menjadi awalnya masuknya

orang-orang asing yang justru lebih

menguntukan terhadap pihak

perusahaan asing dibanding

dengan pertamina yang beralasan

tidak mampu mengelola kilang

minyak yang ada di Indonesia.

56

Radius Pramiru, Pergulatan Indonesia Membangun Ekonomi. (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2004). Hlm. 324

57

Hal Hill, Ekonomi Indonesia Edisi ke 2,

(7)

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 171

Ada banyak hal yang perlu

diperiksa terkait politik energi

nasional, sebuah wilayah gelap

yang menyimpan begitu banyak

rahasia. Di dalamnya tersembunyi

relasi-relasi kepentingan

perusahaan-perusaahan migas

asing, negara-negara kaya,

lembaga-lembaga keuangan

dunia, para broker minyak, dan

pemerintah.Meskipun negeri kita

kaya minyak, kenyataannya

pemodal asing lah yang

menguasai sumur-sumur minyak

yang tersebar dinegeri ini.

Sebanyak 85,4% konsesi

pengelolaan migas nasional

dikuasai perusahan asing. Yang

terbesar dikuasai Exxon Mobil,

Vico, Conoco Philips, Chevron dan

British Petroleum. Keenam

perusahan itu menguasai 90

persen total produksi minyak

Indonesia.

Perusahaan-perusahaan multinasional tersebut

menguasi minyak Indonesia lewat

skenario kontrak bagi hasil atau

production sharing contract (PSC).

Selama ini pemerintah mengklaim

mendapat bagian yang lebih besar

dalam kontrak bagi hasil migas,

yaitu sebesar 85%, sementara

perusahaan swasta (kontraktor

kontrak kerja sama/KKKS) yang

mayoritas perusahaan migas asing

hanya mendapat 15%.58

Dalam hal ini, negara justru

mendapat porsi lebih kecil.

Contohnya pada produksi minyak

tahun 2005. Sebelum dipotong

cost recovery, BP-MIGAS

mencatat angka lifting minyak

2005 adalah 364.376.000 barel.

Dengan harga rata-rata minyak

mentah di tahun itu 60 dollar AS

per barel, total pendapatan dari

lifting minyak 2005 sebesar 21,8

miliar dollar AS. Setelah dipotong

cost recovery untuk KKKS sebesar

4,19 miliar dollar AS, sisa

pendapatan migas yang harus

dibagi hasil 17,61 miliar dollar AS.

Dari bagi hasil di tahun itu,

pemerintah mendapat 10,6 miliar

dollar AS dan KPS 7,04 miliar

dollar AS. Dengan demikian,

sistem bagi hasilnya pemerintah

mendapat 48,62 persen,

sementara KKKS mendapat 51,5

persen.59

Terdapat sejumlah

kontraktor migas asing, seperti

Total, Conoco Philips, ExxonMobil

58

George Hormat, 2008,

KontraktorAsingMinyakBagiHasil,

dalam http://nttzine.com/articles/energi- ecology/79-kontraktor-minyak-asing-bagi-hasil-cost-recovery.html.diakses 07 Maret 2012.

59

(8)

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 172

Oil, Cevron Pacific Indonesia, BP

dan Cynox Oil Company, yang

ditemukan oleh Badan

Pemeriksaan Keuangan (BPK),

membuat negara merugi Rp 27

triliun. Kerugian dihasilkan oleh

penggelembungan biaya produksi

minyak yang ditagihkan sebagai

Cost Recovery.60 Misalnya, salah

satu kontraktor mengklaim biaya

sewa mesin generator ke anak

usahanya sendiri senilai 80 juta

dollar AS per tahun. Dari situ

negara rugi 30 juta dollar AS per

tahun. Dari pemeriksaan atas

Laporan Keuangan Pemerintah

Pusat (LKPP) di Depkeu, sejak

2005 hingga 2007, Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK)

menemukan ada dana sebesar Rp

39,9 triliun yang tidak dibayarkan

perusahaan asing kepada

pemerintah dan diklaim sebagai

cost recovery. Temuan lain berupa

penerimaan migas yang tidak

tercatat dan dibelanjakan tanpa

melalui mekanisme APBN.

Jumlahnya mencapai Rp 120,3

triliun.61

60Cost Revovery

adalah pembebanan biaya produksi yang dikeluarkan kontraktor migas kepada pemerintah. Jadi setelah produksi minyak mulai berjalan, sebagian hasilnya menjadi jatah kontraktor sebagai ganti biaya yang telah dikeluarkan selama eksplotiasi.

61

Ibid.

Melalui skenario bagi hasil

dengan cost recovery-nya, para

pemodal asing itu meraup

keuntungan besar dari lonjakan

harga minyak. Beberapa contohs

eperti Chevron, Exxon Mobil,

British Petroleum dan Total

meraup keuntungan

masing-masing 18,6 miliar dollar AS, 40,6

miliar dollar AS, 31,3 miliar dollar

AS, dan 17,7 miliar dollar AS.

Ironisnya, hal itu terjadi ketika

pada saat yang sama, dan oleh

sebab yang sama, APBN

mengalami defisit, industry dalam

negeri kembang-kempis dan

rakyat harus berhadapan dengan

kenaikan harga BBM dan kenaikan

harga berbagai kebutuhan hidup

sebagai dampakl anjutan.

Simpulan

Masuknya perusahaan

asing ke Indonesia khususnya di

sektor perminyakan ternyata cukup

memberikan dampak terhadap

perekonomian Indonesia.

Kebijakan-kebijakan pemerintah

yang selama ini diterapkan justru

memberikan keleluasaan bagi

perusahaan asing tersebut di

Indonesia. Hal ini dapat dilihat

dengan keuntungan yang sangat

(9)

perusahaan-Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 173

perusahaan asing tersebut

dibanding dengan pendapatan

yang didapat oleh negara untuk

kesejahteraan rakyat.

Disatu sisi Pemerintah juga

tidak dapat menutup mata dan

menolak kehadiran

perusahaan-perusahaan asing tersebut karena

memang keadaan ini merupakan

efek dari berkembangnya

perekonomian dunia yang

cenderung kapitalis. Adanya

ancaman pengucilan dari dunia

internasional apabila Indonesia

melarang masuknya

perusahaan-perusahaan asing ini masuk ke

Indonesia juga menjadikan hal

yang dilematis bagi Indonesia

dalam mengambil kebijakan

tersebut. Selain itu, Perusahaan

asing juga memberikan

dampak-dampak positif terhadap Indonesia

walaupun tidak sebesar dampak

negatif yang di timbulkan oleh

perusahaan asing tersebut.

Oleh karena itu, perlu

diambil sebuah kebijakan yang

terukur dan jelas serta tegas oleh

Pemerintah dalam mengatur

dominasi perusahaan asing atau

MNC tersebut.

Kebijakan-kebijakan tersebut harus dapat

menanggulangi dan

meminimalisasi dampak-dampak

negatif yang ditimbulkan. Ada

beberapa pendekatan yang dapat

dilakukan pemerintah dalam

mengambil kebijakan yang tepat

(10)

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 174 DAFTAR PUSTAKA

Hill, Hal. 2002. Ekonomi Indonesia Edisi ke 2.

Jakarta:PT Raja Grafindo Persada

Noreng, Qystein. 1983.

Minyak Dalam Politik.

Jakarta: CV Rajawali.

Pramiru, Radius. 2004.Pergulatan Indonesia

Membangun Ekonomi.

Jakarta: Elex Media Komputindo.

Bataviase.Saudi Aramco diajak bangun kilang,

dalam

http://repository.unha s.ac.id/bitstream/hand le/123456789/189/SK RIPSI%20perbaikan %20bu%20seni.doc? sequence=2diakses

tanggal 5 Maret 2012

Mardiana, Annisa.Pengaruh Kehadiran

Perusahaan

Multinasional Dunkin’ Donuts di Indonesia,

dalam

http://annisamardiana .wordpress.com/2011

/01/25/pengaruh-

kehadiran- perusahaan- multinasional- dunkindonuts-di-indonesia/. Diakses pada tanggal 5 Maret 2012

Nugroho, Adi. Dampak-Dampak Negative Perusahaan

Multinasional (MNC) Serta

Penanggulangannya, dalam

http://adinugroho5.wo rdpress.com/2010/11/ 18/dampak-dampak- negative-perusahaan- multinasional-mnc-

serta-penanggulangannya/. Diakses tanggal 5 maret 2012

St. Anthony’s International Review Vol. 2 No. 1 May 2006. The

International Politics of Oil. Dalam

Referensi

Dokumen terkait

noise .Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sumiyana berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Fama & French (1992) yang menyatakan bahwa perilaku harga

iv) Betul tuan dah kuat. Tetapi sampai bila tuan boleh jamin tuan dapat kekalkan prestasi tuan? Ibarat enjin kereta makin lama makin merosot prestasi, perlu diservis. Sama juga

Adapun kegiatan penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) untuk kawasan permukiman kumuh ini dimaksudkan untuk menghasilkan dokumen berisi data-data

Data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh melalui jenis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, meliputi kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler bahasa Arab yang

Purwanti, A., 2010, Optimasi Pembuatan Film Dari Kitosan, Tesis, Program Studi Teknik Kimia, Program Pasca Sarjana, Universitas Gadjah Mada.. Putri E.T., 2011, Pemanfaatan

Jumlah sampel dalam penelitian ini 8 0rang sebagai subjek penelitian hasil dari penelitian ini yaitu, Berdasarkan analisa dari observasi, wawancara, dan dokumentasi,Kompetensi

Setelah seluruh sampel telah di sintesa dengan metode mechanical alloying, dilakukan pengujian XRD yang bertujuan untuk mengetahui fasa yang terbentuk

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui penelitian Peningkatan hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode kerja kelompok dan media yang tepat pada