• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR AL QUR’AN HADITS SISWA KELAS VII DI MTS AS SYAFI’IYAH GONDANG TAHUN 2017-2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR AL QUR’AN HADITS SISWA KELAS VII DI MTS AS SYAFI’IYAH GONDANG TAHUN 2017-2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1 A.Latar Belakang

Sistem Pendidikan di Indonesia saat ini telah mengalami berbagai perubahan. Usaha pembaharuan yang dilakukan oleh pemerintah dalam bidang pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula meningkatkan kualitas sumber daya manusia, karena diharapkan agar sumber daya manusia mampu mengikuti arus perkembangan jaman yang semakin maju dan dapat menjalankan peranannya dalam berbagai lingkungan hidup secara baik di masa yang akan datang, sesuai tujuan pendidikan Indonesia.

Tujuan pendidikan Indonesia ialah untuk membentuk manusia seutuhnya, dalam arti berkembangnya potensi-potensi individu secara berimbang, optimal, dan terintegrasi,1 sebagaimana dirumuskan pada UU RI Nomor 20 tahun 2003, tentang sistem Pendidikan Nasional merumuskan Dasar, Fungsi, dan Tujuan Pendidikan Nasional (pasal 3):

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

1

(2)

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2

Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, nonformal dan informal di sekolah dan di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi,3

Pendidikan berarti suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja, serta penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh seseorang yang lebih berpengalaman dan lebih memiliki ilmu pengetahuan kepada orang lain sehingga timbul interaksi dari keduanya untuk mencapai kedewasaan yang dicita-citakan dan berlangsung terus menerus.

Sekolah merupakan salah satu lingkungan pendidikan yang bersifat formal.4 Pendidikan didalamnya terdapat sebuah proses belajar. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan kemampuannya serta aspek-aspek lain yang ada pada setiap individu yang belajar.

Proses belajar mengajar merupakan proses interaksi antara dua unsur manusiawi, yakni peserta didik sebagai pihak yang belajar dan pendidik

2

UU RI No. 20 Th. 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Fokus Media, 2006), hlm. 5

3

Binti Maunah, Landasan Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm.5

4

(3)

sebagai pihak yang mengajar, dengan peserta didik sebagai subjek pokoknya. Dialah yang belajar setiap saat.5

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa pendidikan sangat penting dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas, yang di dalamnya merupakan proses belajar seseorang yaitu peserta didik dan seorang guru sebagai pengajar. Oleh karena itu, berhasil tidaknya pendidikan juga bergantung apa yang diberikan atau di ajarkan oleh guru.

Seorang guru yang berkompeten tentu mampu mengemas proses pembelajaran dengan baik juga. Apalagi dengan perkembangan IPTEK yang semakin maju dan modern ini, seorang guru harus bisa memanfaatkan perkembangan tersebut dalam pembelajaran. Sebagaimana firman Alloh SWT dalam surat An-Nahl ayat 125:

Artinya:“serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S An-Nahl:125)6

Ayat tersebut berkaitan dengan cara mengajar yang baik, guru harus bersikap bijaksana dalam menyampaikan bahan ajar kepada murid, guru menggunakan cara yang baik dan tepat dalam menyampaikan ajarannya yang

5

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm.46-47

6

(4)

dapat mengantarkan kepada tujuan yang ingin dicapai, dan guru membina sikap aktif siswa dalam kegiatan pembelajarannya.

Namun, tidak semua guru mampu memanfaatkan perkembangan IPTEK dan masih menggunakan pembelajaran kovensional. Model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran yang biasa digunakan oleh banyak guru atau cara yang tradisional, seperti penggunaan metode ceramah dan tanya jawab.7

Hasil belajar yang dicapai peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diri peserta didik seperti motivasi dan faktor yang datang dari luar atau faktor lingkungan. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di Sekolah ialah kualitas pengajaran.8 Kualitas pengajaran juga dipengaruhi oleh penggunaan Metode, strategi, media, sumber maupun model pembelajaran.

Guru diharapakan mampu menggunakan model pembelajaran yang menarik, tenang, nyaman, sehingga membangkitkan semangat peserta didik untuk menerima materi-materi yang diajarkan dan memberikan pemahaman yang lebih kepada peserta didik mengenai materi yang dipelajari bukan hanya sekedar kognitif saja namun juga bagaimana cara mengambil nilai-nilai yang terkandung dalam materi dan mengamalkannya di kehidupan nyata, begitu

pula pada mata pelajaran Al Qur’an Hadits.

7

M. Hasyim, Jurnal Penerapan Fungsi Guru dalam Proses Pembelajaran. (Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makasar, 2014), hlm. 266

8

Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM,

(5)

Pendidikan Agama Islam memiliki peran yang besar sesuai fungsi dan tujuan pendidikan agama yang tertuang dalam peraturan pemerintah No. 55 tahun 2007 tentang pendidikan agama dan keagamaan pasal 2 ayat 1 dan 2 yaitu:

Pendidikan agama berfungsi membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dan mampu menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan antarumat beragama. Pendidikan agama bertujuan untuk berkembangnya kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan penguasaannya dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.9

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek

Al-Qur’an dan Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqih, dan Tarikh dan Kebudayaan Islam.

Jadi, materi pendidikan agama Islam meliputi pengetahuan tentang agama dan bagaimana membentuk kepribadian siswa agar memiliki keimanan dan ketaqwaan yang kuat dalam kehidupan sehari–harinya dengan menunjukkan akhlak mulia. Guru Pendidikan Agama Islam mempunyai peran yang sangat strategis dalam mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik agar dapat menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam. Guru juga figur utama dalam menanamkan nilai-nilai luhur ajaran agama Islam dalam kerangka pembentukan sikap dan watak, serta perilaku peserta didik melalui berbagai model pembelajaran yang dikembangkan di sekolah.

Peneliti telah mengamati proses pembelajaran PAI khususnya mata

pelajaran Al Qur’an Haditskelas VII di MTs As Syafi’iyah Gondang, pada saat

9

(6)

itu materi yang disampaikan adalah tentang fungsi Al Qur’an dan Hadits, pembelajarannya menggunakan model konvensional dan pemberian tugas untuk mengerjakan soal-soal latihan, peserta didik ada yang diam hanya memperhatikan penjelasan dari guru serta mencatat hal-hal yang dirasa penting bahkan mereka ramai sendiri, dan peserta didik jarang mengajukan pertanyaan, meskipun guru sering memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami.

Peserta didik kesulitan dalam membedakan antara perbedaan fungsi

Al Qur’an dan Hadits, sehingga dalam menyebutkan keistimewaan Al Qur’an

mereka juga masih belum faham benar. Al Qur’an adalah wahyu Allah yang bersifat mukjizat diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril ditulis dalam mushaf-mushaf di mulai dari surat Al Faatihah dan dan diakhiri surat An Naas, dan disampaikan kepada umat manusia secara Mutawatir dan membacanya adalah ibadah. 10Sesungguhnya fungsi Al Qur’an sangat luar biasa, salah satunya adalah sebagai sumber hukum islam yang utama dan sebagai pengontrol dan pengoreksi terhadap ajaran-ajaran masa lalu, yaitu Injil, Zabur, dan Taurat. Oleh karena itu mempelajarinya juga wajib dan merupakan bentuk sebuah ibadah.

Perhatian peserta didik yang kurang dalam menerima materi Al

Qur’an Hadits ini bagi peneliti merupakan masalah yang serius karena

pembelajaran hanya terlewati begitu saja, tanpa kesan, tidak bermakna dan tidak mendapat hasil belajar yang optimal pada diri peserta didik. Hasil belajar

10

(7)

siswa dapat mencapai tingkat yang maksimal ketika dalam proses pembelajaran peserta didik mampu memperhatikan dengan seksama materi yang disampaikan oleh pendidik dan mampu mempraktikannya, sehingga materi yang diperoleh tidak hanya diterima sebagai penunjang nilai yang baik di sekolah tetapi juga mampu di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Peneliti memilih kelas VII di MTs As Syafi’iyah Gondang karena setelah mengamati dalam proses pembelajaran siswa kelas VII memiliki masalah yang lebih serius, lebih sulit dikondisikan dan kurang memperhatikan penjelasan guru dalam KBM, walaupun di kelas VIII dan IX juga demikian namun tidak terlalu. Dalam proses pembelajaran sesuai dengan yang peneliti amati, mereka cenderung ramai sendiri dan bermain sendiri ketika pendidik menjelaskan materi.

Meskipun hal tersebut merupakan sikap yang wajar namun dalam proses belajar mengajar perlu adanya pengendalian, sehingga KBM tetap berjalan secara efektif. Berkaitan dengan itulah, maka diperlukan usaha-usaha untuk mengembangkan model pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dapat memperluas pemahaman peserta didik mengenai ajaran agama Islam yang bermakna dalam kehidupannya, mendorong mereka untuk mengamalkanya, dan sekaligus juga dapat membentuk akhlak dan kepribadiannya.

(8)

Srengat Blitar Pada Materi Pokok Bangun Ruang Sisi Datar Tahun Pelajaran

2011/2012”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang

signifikan pembelajaran Snowball Throwing terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTsN Langkapan Srengat Blitar pada materi pokok bangun ruang sisi datar tahun pelajaran 2011/2012 dengan nilai thitung (4,273272)>ttabel (5%= 1,67295), yang berarti bahwa nilai thitung lebih dari ttabel pada taraf 5%, sedangkan besar pengaruh pembelajaran Snowball Throwing terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTsN Langkapan Srengat Blitar pada materi pokok bangun ruang sisi datar tahun pelajaran 2011/2012 adalah 42,88128%.11

Melihat kondisi tersebut, peneliti berusaha melakukan model pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik dalam penyampaian mata pelajaran Al Qur’an Hadits di MTs As Syafi’iyah Gondang, yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing. Model pembelajaran ini sangat urgen karena membantu guru dalam proses kegiatan pembelajaran sesuai dengan tuntutan profesionalismenya, serta dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan serta kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Model-model pembelajaran yang dikemukakan para pakar pendidikan sebenarnya banyak sekali, namun pada kesempatan ini peneliti memilih model pembelajaran

11

(9)

Snowball Throwing dengan Pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan

menyenangkan untuk mengurangi rasa tidak percaya diri siswa.

Pembelajaran dengan model Snowball Throwing merupakan salah satu modifikasi dari teknik bertanya yang menitik beratkan pada kemampuan merumuskan pertanyaan yang dikemas dalam sebuah permainan yang menarik, melatih peserta didik untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok.12 Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 2 mengajarkan bahwa manusia harus bekerja sama.

ىلىع ْونىواىعى تىو...

...ْناىوْدُعلاو ْثْلاا ىىلىع ْونىواىعى ت ىلاىو ىىوْقى تلاو برلا ى

Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.”13

Melalui model pembelajaran ini diharapkan motivasi belajar siswa akan meningkat, berkesan, bermakna, mengasyikkan, mengurangi salah satu permasalahan serius yang sering terjadi dalam proses belajar yaitu adanya perasaan ragu pada diri siswa untuk menyampaikan permasalahan yang di alami dalam memahami materi pelajaran. Melalui penerapan model pembelajaran Snowball Throwing ini akan membuat peserta didik lebih mampu memahami materi yang disampaikan, memperhatikan dan ikut serta aktif dalam proses pembelajaran, sehingga hasil belajar yang dicapai bisa maksimal.

12

Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset, 2013), hlm. 226

13

(10)

Berdasarkan uraian yang telah diungkapkan diatas, maka peneliti tertarik dan merasa perlu untuk melakukan Penelitian dengan mengambil judul

“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing terhadap

Hasil Belajar Al Qur’an Hadits Siswa Kelas VII di MTs As Syafi’iyah

Gondang Tahun 2017-2018”.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, maka peneliti mengidentifikasi masalah yang timbul dalam kegiatan pembelajaran di MTs As

Syafi’iyah Gondang. Berikut beberapa indentifikasi masalah antara lain yaitu:

1. Kurangnya variasi model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Seorang guru biasanya hanya menggunakan model pembelajaran tradisional atau model pembelajaran konvensional (ceramah) yang hanya terfokuskan pada guru saja.

2. Kurangnya hasil belajar siswa ranah afektif sehingga diperlukan pembenahan atau perbaikan agar mencapai hasil yang baik.

3. Kurangnya hasil belajar siswa ranah kognitif sehingga diperlukan pembenahan atau perbaikan agar mencapai hasil yang baik.

4. Kurangnya hasil belajar siswa ranah psikomotorik sehingga diperlukan pembenahan atau perbaikan agar mencapai hasil yang baik.

(11)

C.Batasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas diperoleh gambaran yang luas, untuk menghindari meluasnya permasalahan, maka penulis memandang perlu memberi batasan masalah supaya penelitian lebih efektif, efisien, dan terarah. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing pada kelas VII di MTs As Syafi’iyah Gondang.

b. Pengaruh penerapan model pembelajaran ini hanya pada mata pelajaran Al

Qur’an Hadits BAB IV Sikap Toleransiku Mewujudkan Perdamaian dengan

Materi Al Kaafirun (109), dan QS. Al Bayyinah (98) tentang toleransi dan membangun kehidupan umat beragama dan hadis riwayat Ahmad, At- Tirmzi, Ibnu Hibban, Al-Hakim, Al- Baihaqi dari Ibnu Umar r.a

لاا

ريخ

هرالج مهيرخ الله دنع نايرلجا يرخ و هبحاصل مهيرخ الله دنع باحص

dan hadist riwayat muslim

dari Anas bin Malik

هسفنل بيح ام هرالج بيح تىح

دبع نمؤي لا هديب ىسقن نيذلاو

c. Hasil Belajar siswa kelas VII di peroleh dari nilai pretest dan posttest. D.Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(12)

2. Adakah pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing terhadap Hasil Belajar ranah Afektif mata pelajaran Al Qur’an Hadits Siswa Kelas VII MTs As Syafi’iyah Gondang?

3. Adakah pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing terhadap Hasil Belajar ranah Psikomotorik mata pelajaran Al Qur’an Hadits Siswa Kelas VII MTs As Syafi’iyah Gondang?

E.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menjelaskan pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing terhadap Hasil Belajar ranah Kognitif mata pelajaran Al Qur’an

Hadits Siswa Kelas VII MTs As Syafi’iyah Gondang.

2. Untuk menjelaskan pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing terhadap Hasil Belajar ranah Afektif mata pelajaran Al Qur’an

Hadits Siswa Kelas VII MTs As Syafi’iyah Gondang.

3. Untuk menjelaskan pengaruh Model Pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing terhadap Hasil Belajar ranah Psikomotorik mata pelajaran Al

(13)

F. Kegunaan Penelititian

Manfaat dari penelitian tentang pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing adalah :

1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berfungsi sebagai kontribusi dan sumbangan ilmiah untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing yang berkaitan dengan hasil belajar siswa kelas VII

MTs As Syafi’iyah Gondang. Selain itu, penelitian ini juga dapat digunakan

sebagai bahan bacaan dan panduan untuk penelitian yang selanjutnya. 2. Secara praktis

a. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas pengajaran di Sekolah dan sebagai pertimbangan dalam memotivasi guru untuk melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien dengan menerapkan model pembelajaran yang inovatif. b. Bagi Guru

(14)

c. Bagi Siswa

Meningkatkan semangat belajar siswa pada mata pelajaran Al

Qur’an Hadits sehingga menjadi mata pelajaran yang menarik bagi siswa,

dapat meningkatkan hasil belajar ranah afektif, kognitif, dan psikomotorik, serta menambah pemahaman pada pembelajaran Al

Qur’an Hadits.

d. Bagi Peneliti lain

Sebagai bukti pengalaman dari ilmu yang telah diperoleh selama pendidikan di perguruan tinggi dan menambah pengetahuan peneliti lain tentang model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing, sehingga nantinya dapat diterapkan dalam proses pembelajaran secara nyata di sekolah baik.

e. Bagi Perguruan Tinggi

Sebagai sumber bahan kajian yang dapat dimanfaatkan bagi peneliti lain dengan studi kasus yang sejenis khususnya jurusan Pendidikan Agama Islam.

G.Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan dalam memahami serta menafsirkan judul penelitian “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing terhadap Hasil Belajar Al Qur’an Hadits Siswa Kelas VII MTs As

Syafi’iyah Gondang Tahun 2017-2018”, maka perlu dijelaskan istilah-istilah

(15)

1. Penegasan Konseptual

a. Model pembelajaran snowball throwing

Model pembelajaran yang menggali potensi kepemimpinan siswa dalam kelompok dan keterampilan membuat-menjawab pertanyaan yang dipadukan melalui suatu permainan membentuk dan melempar bola salju. Lemparan pertanyaan menggunakan kertas berisi pertanyaan yang diremas menjadi sebuah bola kertas lalu dilemparkan kepada siswa lain. Siswa yang mendapat bola kertas lalu membuka dan menjawab pertanyaannya.14

b. Hasil belajar

Hasil Belajar adalah perubahan tingkah laku yang di alami oleh siswa. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang afektif, kognitif, dan psikomotorik. Penilaian ini dapat dilihat melalui keefektifan dan efisiennya dalam mencapai tujuan pengajaran atau pengubahan tingkah laku siswa. Penilaian hasil dan proses belajar saling berkaitan satu sama lain, sebab hasil merupakan akibat dari proses.15

c. Al Qur’an Hadits

Mata pelajaran Al Qur’an Hadits merupakan unsur mata pelajaran

pendidikan agama Islam pada Madrasah Tsanawiyah yang merupakan

kepada peserta didik untuk memahami Al Qur’an dan Hadits sebagai

14

Kokom Kumalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, (Bandung : PT Refika Aditama, 2010), hlm.67

15

(16)

sumber ajaran agama Islam dan mengamalkan isi pandangannya sebagai petunjuk dan landasan dalam kehidupan sehari-hari.16

2. Penegasan Operasional

Penegasan Operasional dalam penelitian ini yaitu:

a. Model Pembelajaran snowball throwing (melempar bola) merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang didesain seperti permainan melempar bola, bertujuan untuk memancing kreatifitas dalam membuat soal sekaligus menguji daya serap materi yang disampaikan oleh ketua kelompok. Siswa harus dikondisikan dalam keadaan santai tetapi tetap terkendali tidak ribut, kisruh atau berbuat onar karena pembelajaran berupa permainan. Model pembelajaran ini dapat membangun kerja sama antar peserta didik, peserta didik menjadi aktif, kreatif, mengasyikkan dan menyenangkan, sehingga tidak mudah bosan dan mampu menerima materi dengan baik.

Model pembelajaran snowball throwing memiliki prosedur pembelajaran yaitu mulai dari menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar , menyajikan informasi, membimbing kelompok bekerja dan belajar, evaluasi, dan memberikan penilaian / penghargaan, yang diawali dengan pembentukan kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar kesiswa lain

16

(17)

yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh. Jadi keberhasilan kooperatif merupakan keberhasilan bersama dalam sebuah kelompok. Setiap anggota kelompok tidak hanya melaksanakan tugas masing-masing tetapi perlu adanya kerjasama. b. Hasil belajar Al Qur’an Hadits yaitu hasil dari pengetahuan, sikap

maupun tingkah laku seseorang dalam proses pembelajaran Al Qur’an Hadits yang berbentuk nilai atau skor yang diperoleh dari hasil tes pada akhir pembelajaran.

Penelitian ini meneliti hasil belajar siswa dalam ranah kognitif, ranah afektif, maupun ranah psikomotorik siswa, sehingga berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran Al

Qur’an Hadits yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau

ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.

(18)

H.Sistematika Pembahasan

Sistematika penelitian ini dibuat bertujuan untuk memudahkan pembahasan terhadap maksud yang terkandung sehingga uraiannya dapat diikuti dan dipahami secara teratur dan sistematis.

Secara garis besar sistematika pembahasan skripsi dibagi menjadi 3 dengan rincian sebagai berikut:

1. Bagian Awal

Terdiri dari: (1) halaman sampul depan, (2) halaman judul, (3) halaman persetujuan, (4) halaman pengesahan, (5) halaman pernyataan keaslian, (6) motto, (7) halaman persembahan, (8) prakata, (9) halaman daftar isi, (10) halaman tabel, (11) halaman daftar gambar, (12) halaman daftar lampiran, (13) halaman abstrak.

2. Bagian Inti (Utama)

BAB I: Pendahuluan yang berisi latar belakang,identifikasi dan pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, dan sistematika pembahasan.

BAB II: Landasan Teori yang terdiri dari deskripsi teori, penelitian terdahulu, hipótesis penelitian, dan kerangka berfikir.

(19)

BAB IV: Hasil penelitian tentang deskripsi data, análisis data dan pengujian hipótesis.

BAB V: Pembahasan, dalam pembahasan dijelaskan temuan-temuan peneliti yang telah dikemukakan pada hasil penelitian.

BAB VI: Penutup yang meliputi kesimpulan dan saran. 3. Bagian Akhir

Referensi

Dokumen terkait

APLIKASI METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) UNTUK SIMULASI AWAL PEMILIHAN MODEL PEMBELAJARAN YANG SESUAI KURIKULUM 2013 PADA SISWA SMP.. APPLICATTION OF SAW ( SIMPLE

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui perubahan variabel fisik-kimia dan sensori Pisang Mas selama di display di Mini Market “MITRA” Semarang, dengan dua kondisi

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) peman- faatan barang bekas sebagai media pembelajaran untuk meningkat-kan kreativitas siswa kelas V SDN 2

juga telah memberi masukan dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini. Ibu Putri Ronitawati, SKM., M.Si., RD, selaku penguji II sidang

Dengan keadaan tersebut di atas, maka perlu diadakan Siklus II sebagai upaya tindak lanjut supaya bisa dicapai hasil yang lebih baik. Pertimbangan utama yang mendasari keputusan

Saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) bagi guru yang akan menggunakan metode sing a song hendaknya berlatihlah menggunakan berbagai jenis alat

The final results showed that the profitability and the size of the company does not affect the disclosure of corporate social responsibility, while the effect on the

Kondisi ideal Motor DC yang akan dicapai, saat arus start diberikan dengan menambahkan empat buah variasi tahanan depan, ditunjukkan dalam gambar 13.. Kondisi ini