• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM MESIN DAN PERALA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN TETAP PRAKTIKUM MESIN DAN PERALA"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM MESIN DAN PERALATAN

Oleh :

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini merupakan salah satu syarat telah menyelesaikan mata kuliah Mesin dan Peralatan pada Semester Genap Tahun 2015/2016 di Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.

Mataram, 19 Juni 2015 Meyetujui,

Co.Asisten Praktikum Mesin dan Peralatan, Praktikan,

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan atas kehadirat allah SWT , karena dengan rahmatNya diberikan kesehatan dan kesempatan untuk menyelesaikan Laporan Tetap Praktikum Mesin dan Peralatan. Sebagai seorang mahasiswa yang mengambil mata kuliah Mesin dan Peralatan tentunya harus dapat memahami mata kuliah ini dan terutama kami tentu saja harus lebih memahami mengenai praktikum ini. Semoga dengan selesainya laporan ini, dapat pula memberikan hasil yang maksimal. Harapan kami, semoga yang sudah dipraktikan dan laporan yang telah kami susun dapat juga memberikan hasil yang terbaik .

Tak lupa ucapan terima kasih kami kepada Coass karena telah berkesempatan untuk memberikan bimbingan agar pengetahuan kami bertambah. dengan segala kerendahan hati kami mengharap kritik dan saran atas laporan yang telah kami susun ini, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT . Akhir kata saya ucapkan terima kasih .

Mataram , 19 Juni 2015

(4)

DAFTAR ISI

ACARA I SISTEM KELISTIKAN PADA TRAKTOR BAB I PENDAHULUAN...1

ACARA II. SISTEM BAHAN BAKAR DAN SISTEM UDARA BAB I PENDAHULUAN...9

ACARA III. SISTEM PENDINGIN DAN PELUMASAN BAB I PENDAHULUAN...20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...21

BAB III METODELOGI PRAKTIKUM...23

(5)

BAB VI PENUTUP...27

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Sistem Pelistrikan...5

2. Motor 4 Tak...13

3. Motor 2 Tak...14

4. Mesin Uap...15

5. Sistem Pendinginan...23

6. Sistem Pelumasan...24

7. Sistem Transmisi...32

(7)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Listrik pada motor bensin digunakan untuk menyalakan campuran udara dan bahan bakar untuk menghasilkan pembakaran di dalam mesin. Selain itu, listrik digunkan untuk menyalakan lampu pada alat-alat dan mesin yang dioperasikan pada malam hari. Listrik memiliki peran yang sangat penting dalam menujang performa suatu alat dan mesin dengan tujuan agar alat dan mesin tersebut nyaman dan aman saat dioperasikan.

Sistem pelistrikan dirangkai sedemikian rupa pada alat-alat dan mesin pertanian agar mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Begitupun pada traktor, sistem pelitrikan dirangkai sedemikian rupa agar mampu menjalankan fungsinya dengan baik pada traktor. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengenalan terhadap sistem kelistrikan pada traktor agar dapat diketahui cara merangkai sistem kelistrikan yang efektif dan efisien.

1.2.Tujuan Praktikum

(8)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Listrik Statis dan Listrik Dinamis

Listrik yang tidak mengalir dinamakan listrik statis, ia tidak menimbulkan arus listrik jika tidak dipicu. Sedangkan listrik yang mengalir dinamakan litrik dinamis, ia akan menimbulkan arus litrik. Arus listrik mengalir dari pole positif ke pole negatif. Listrik yang dipicu akan menimbulkan efek kimia, magnet, dan panas. Pada mesin motor bakar, efek panas yang ditimbulkan listrik digunakan untuk menyalakan campuran udara dan bahan bakar (Midi, 2011).

2.2. Sistem Kelistrikan

Sistem kelistrikan merupakan bagian yang paling penting dalam bidang teknologi. Sistem kelistrikan dalam bidang teknologi berfungsi untuk mengoperasikan alat-alat dan mesin yang membutuhkan listrik untuk beroperasi. Tidak lain tujuan dari penggunaan listrik pada alat-alat dan mesin adalah untuk mempercepat kinierjanya dan mempermudah penggunaannya (Daryanto, 2012).

2.3. Pembakaran pada Motor Bakar

Pembakaran yang diakibatkan oleh loncatan api listrik dari busi pada langkah akhir kompresi nerupakan fungsi dari sistem pengapian pada motor bakar bensin. Arus litrik yang timbul berasal dari coil. Coil terdiri dari dua golongan kawat, yakni kumparan primer dan kumparan skunder (Hardjosentono, 2012).

2.4. Baterai pada Sistem Pelistrikan

(9)

motor, harus dipanaskan dengan memadai untuk penyalaan tepat dan cuaca dingin (Lansly, 2011).

2.5. Fungsi Sistem Kelistrikan pada Traktor

(10)

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum dilaksanakan pada hari Jum’at 29 Mei 2015 bertempat di ruang 3.3 lantai III Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.

3.2. Alat Alat dan Bahan Praktikum

3.2.1. Alat Alat Praktikum

Adapun alat-alat dan bahan yang digunkan pada praktikum ini adalah papan diagram, sistem klistrikan dengan sistem penyalaan baterai, unit sistem penyalaan magneto, generator, generator regulator, starter motor, bateri, altenator.

3.2.2. Bahan Bahan Praktikum

Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah buku gambar, dan perlengkapan alat tulis lainnya.

3.3. Prosedur Kerja

Adapun langkah-langkah kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Disiapkan alat tulis dan buku gambar.

2. Didengarkan penjelasan co. asisten praktikum.

(11)

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

(12)

BAB V PEMBAHASAN

Hampir pada semua jenis alat-alat dan mesin pertanian terdapat suatu sistem, yakni sistem kelistrikan baik pada motor bensin atapun motor disesel. Bedanya pada motor bensin kelistrikan digunkan untuk menyalakan api busi untuk membakar campuran bahan bakar dan udara. Sedangkan pada motor diesel tidak menggunakan listrik untuk membakar campuran bahan bakar dan udara, namun menggunkan tekanan tinggi dan tempartur tinggi akibat pergerakan piston di dalam silinder. Salah satu alat dan mesin pertanian adalah traktor. Sistem kelistrikan pada traktor mempunyai fungsi untuk menghidupkan motor melalui pembakaran campuran udara dan bahan bakar pada mesin bensin melalui percikan api busi dan untuk penerangan saat traktor digunakan pada malam hari. Serta sebagai sumber daya bagi peralatan dan pendukung lainnya.

Sistem kelistrikan pada traktor pada umumnya terdapat bagian-bagian diantaranya adalah distributor, berfungsi membuka breaker point pada poros engkol dan membagikan arus listrik tegangan tinggi yang dari rotol ke kabel tegangan tinggi untuk masing-masing silinder. Sumber arus, berfungsi sebagai sumber arus, grand, berfungsi sebagai proteksi terhadap instrumen lainnya akibat adanya kebocoran tegangan, sakelar berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan aliran listrik, Kumparan primer berfungsi menempatkan media magnet sedangkan kumparan skunder berfungsi mengubah induksi menjadi tegangan tinggi, coil berfungsi mengubah arus listrik teganagan rendah menjadi tegangan tinggi untuk loncatan api pada busi, kondensator berfungsi mencegah terjadinya loncatan bunga api listrik pada platina, busi berfungsi untuk meloncatkan api listrik pada pembakaran campuran udara dan bahan bakar dan banyak lagi bagian-bagian lainnya.

(13)

komponen-komponen yang membutuhkan arus tersebut. Kemudian dari komponen-komponen-komponen-komponen tersebut dihasilkan arus listrik yang disimpan kembali ke dalam baterai, akumulator dan berbagai jenis penyimpan lainnya.

(14)

BAB VI PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Adapun dari hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelistrikan merupakan alat vital untuk menghidupkan dan mematikan mesin itu sendiri dan alat-alat yang membutuhkan listrik, yang digunakan pada mesin dan peralatan pertanian.

2. Rangkain pelistrikan terdiri dari berbagai macam antara lain: motor starter, kumparan-kumparan dan busi.

3. Traktor dengan motor otto membutuhkan listrik untuk membakar campuran bahan bakar dan udara.

4. Rangkaian plistrikan pada traktor akan sangat berkaitan erat, karena traktor tidak bisa bergerak tanpa pistrikan.

5. Starter merupakan rangkaian yang meliputi baterai penyimpanan (accumulato).

6.2. Saran

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kerja yang dihasilkan oleh traktor didukung oleh sebuah mesin yang menghasilkan energi mekanik untuk kerja traktor. Energi mekanik untuk melakukan kerja dihasilkan oleh mesin otto (bensin), mesin diesel, dan mesin uap. Mesin-mesin tersebut memiliki karakteristik dan cara kerja yang berbeda-beda. Karakteristik dan cara kerja dari mesin-mesn tersebut akan mempengaruhi kapasitas kerja yang akan dihasilkannya. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa teknik pertanian harus mengetahui jenis-jenis mesin motor bakar yang menghasilkan kerja mesin dan peralatan dalam bidang pertanian.

Mesin yang mengubah tenaga panas menjadi tenaga mekanik disebut motor bakar. Motor bakar ada dua macam yaitu ada pembakaran motor dalam dan pembakaran motor luar. Contoh motor pembakaran luar adalah mesin uap dan lain sebagainya sedangkan contoh motor pembakaran dalam adalah motor diesel, motor bensin dan lain sebagainya.

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Motor Bakar

Motor bakar merupakan sebuah pesawat kalor yang mengubah energy panas dari hasil pembakaran bahan bakar dalam dalam silinder menjadi energy mekanik pada poros engkol. Bahan bakar dihisap kedalam silinder kemudian dikompres sehingga tekanan dan temperaturnya meningkat pada tekanan dan temperature tersebut terjadilah proses pembakaran akibat percikan api busi pada motor bensin dan terbakar dengan sendirinya pada motor diesel (Saputro, 2011)

2.2. Mesin Uap

Mesin uap merupakan jenis motor bakar pembakaran luar. Prose pembakaran pada mesin uap terjadi diluar mesin. Panas yang dihasilkan dalam proses pembakaran digunakan untuk membangkitkan uap panas. Uap panas tersebut dibangkitkan didalam boiler atau sering disebut ketel uap yang kemudian menghasilkan energy mekanik. Biasanya mesin uap memerlukan area dan peralatan yang lebih besar (Zayadi, 2012).

2.3. Motor 4 Tak

Motor 4 tak termasuk kedalam motor bakar torak sering dikenla dengan mesin silinder. Motor 4 tak memerlukan 4 kali langkah torak untuk memperoleh 1 kali usaha di ruang pembakaran. Adapun 4 langkah terebut adalah langkah hisap, kompresi, usaha dan buang (Jakam, 2010).

2.4. Motor 2 Tak

(17)

Biasanya tenaga yang dihasilkan oleh mesin 2 tak lebih besar dibandingkan mesin 4 tak (Alink, 2013).

2.5. Mesin Diesel

(18)

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat 29 Mei 2015 bertempat di Laboratorium Teknik dan Konversi Lingkungan Pertanian Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.

3.2. Alat dan Bahan Praktikum

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah prototype, mesin uap dan mesin diesel.

3.3. Prosedur Kerja

Adapun langkah kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Disiapkan alat tulis dan buku gambar.

2. Didengarkan penjelasan co.assisten praktikum.

(19)

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

Keterangan Gambar 2. Motor 4 tak 1. Rantai

2. Roda tranmisi 3. Klep pemasukan 4. Klep pengeluaran 5. Engkol

(20)

Gambar 3. Motor Bakar 2 Tak

Keterangan :

1. Busi 7.Tangkai Piston

2. Kisi-Kisi 8. Pembilasan

(21)

Gambar 4. Mesin uap Keterangan:

(22)

BAB V PEMBAHASAN

Pembakaran atau perubahan energy panas dilakukan diluar konstruksi mesin dinamakan dengan motor pembakaran luar. Sedangkan pembakaran atau perubahan energy panas dilakukan didalam konstruksi mesin dinamakan motor pembakaran dalam. Motor pembakaran dalam konstruksinya lebih sederhana, tidak memerlukan fluida yang banyak dan efisiensinya tinggi, namun bahan bakar yang digunakan tidak beragam dan agak mahal dibandingkan dengan motor bakar pembakaran luar. Motor bakar luar contonya mesin uap, sedangkan motor bakar dalam contohnya motor bakar torak.

Secara umum langkah kerja pada motor bakar ada 4 tahap, yakni hisap, kompresi, usaha dan buang. Motor bakar yang memerlukan 2 langkah kerja untuk memperoleh satu kali usaha pembakaran dinamakan mesin 2 tak. Sedangkan motor bakar yang memerlukan 4 langkah kerja untuk memperoleh 1kali usaha pembakaran dianamakan mesin 4 tak. Pada motor 2 tak ada satu kali poros putaran engkol untuk 1 kali usaha, sedangkan pada motor 4 tak ada 2 kali poros putaran engkol untuk1 kali usaha. Motor 2 tak memeerlukan oli samping sebagai pelumas bahan bakar, sedangkan motor 4 tak tidak memerlukan oli samping pada bahan bakar. Motor 4 tak lebih irit bahan bakar dibandingkan motor 2 tak, karena pada motor 2 tak bahan bakar banyak yang tidak terbakar sempurna pada silinder dalam langkah-langkah kerjanya.

(23)

Mesin diesel mengubah energy kimia menjadi energy mekanik dengan menaikkan temperature campuran bahan bakar dan udara didalam silinder. Langkah kerja mesin diesel mirip dengan mesin bensin 4 tak, bedanya hanya pada cara pembakaran. Pada tahap kompresi mesin diesel, bahan bakar dikabutkan oleh injector dengan suhu tinggi dan pada silinder sudah ada campuran gas, sehingga gas tersebut terbakar dengan sendirinya. Sedangkan pada mesin 4 tak, campuran udara dan bensin dibakar dengan percikan api dari busi.

Sistem bahan bakar dan sistem udara dibagi menjadi tiga yaitu motor bakar bensin 2 tak, motor bakar bensin 4 tak dan mesin uap. Motor bakar bensin 2 tak itu sendiri memiliki bagian-bagian diantaranya busi, kisi-kisi, lubang pengeluaran, piston atau torak, ruang kaster, engkol, tangkai piston, pembilasan, lubang pemasukan, poros engkol dan ruang pembakaran. Pada mesin motor bakar 4 tak bagian-bagiannya yaitu rantai, roda transmisi, klep pemasukan, klep pengeluaran, engkol, piston dan busi. Pada mesin uap bagian-bagiannya yaitu cerobong asap, roda transmisi, torak, penampung air, tungku, tempat bahan bakar, ventilasi.

(24)
(25)

BAB VI PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Motor bakar mengubah energy panas menjadi mekanik

2. Motor otto (bensin) terdapat 2 cara pembakaran berdasarkan langkah kerja yakni 2 tak dan 4 tak

3. Cara membakar bahan bakar pada motor bakar ada 2, yakni dengan percikan api dan suhu tinggi.

4. Motor bakar berdasarkan tempat pembakaran ada 2, yakni motor bakar dalam dan motor bakar luar.

5. Motor bensin 4 tak lebih irit bahan bakar daripada motor bensin 2 tak.

6.2. Saran

(26)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Alat atau mesin pertanian umumnya mengunakan motor penggerak untuk menggunakn mesinnya. Mesin tersusun atas alat-alat penyusunnya di dalam yang akan menimbulkan gesekan-gesekan dan mesin mengalami gangguan misalnya: mesin menjadi panas, aus dan menyebabakan cepat rusaknya bahkan bisa terbakar.

Mesin yang sangat erat kaitannya dengan gangguan-gangguan akibat gesekan tersebut membutuhkan sistem kerja dari pendinginan dan pelumasan untuk mengurangi atau mencegah terjadinya panas berlebihan dan mesin kausan. Untuk mencegah kausan sendiri pada bagian yang bergerak diberi minyak pelumas (oli) melalui sistem pelumasan, sedangkan untuk mengurangi panas mesin yang berlebihan dibutuhkan sistem pendinginan. Oleh karena itu dilakukan praktikum ini, agar mengetahui bagian dan cara kerja dari sistem pendinginan dan pelumasan, maka dilakukanlah opraktikum ini.

1.2. Tujuan praktikum

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Proses Pembakaran

Proses suatu pembakaran yang bekerja secara terus menerus akan mengakibatkan mesin dalam kondisi temperature tang sangat tinggi. Temperatur tinggi memungkinkan desain dari mesin menjadi tidak ekonomis, sebagian besar mesin juga berada dilingkungan yang tidak jauh dengan manusia sehingga menurunkan faktor keamanan. Temperatur juga sangat tidak terlalu baik dalam proses kerja mesin. Sistem pendingin akan sangat di butuhkan untuk pendingin mesin yang memiliki temperatur yang sangat barlebihan (Karyanto, 2012).

2.2. Sistem Pembakaran untuk Pendinginan

Pembakaran campuran bahan bakar udara dan di dalam mesin menghasilkan mesin yang bersuhu tinggi. Panas yang di hasilkan ini sebagian di gunakan sebagai tenaga penggerak sebagian hilang terbawa gas buang dan sebagian lagi di serap oleh bagian-bagian mesin itu sendiri. Panas yang diserap oleh bagian mesin itu harus segera di buang untuk menghindari panas yang berlebihan yang dapat pula mengakibatkan mesin menjadi rusak (Fahrurozi, 2014).

(28)
(29)

BAB III

METODELOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan tempat praktikum

Praktikum ini dilaksakan pada hari Jum´at 29 Mei 2015 di Laboratorium Daya dan Mesin Pertanian Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.

3.2. Alat dan Bahan Praktikum 3.2.1. Alat Praktikum

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain, motor dengan pendingin air, motor dengan pendinginan udara, thermoster, poros engkol, batang torak dan piston.

3.2.2. Bahan Praktikum

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain, buku gambar dan alat tulis

3.3. Prosedur kerja

Adapun langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini diantaranya yaitu: 1. Didengarkan penjelasan dari co.asisten praktikum mengenai sistem pendingin dan

sistem pelumas

(30)

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

Gamb ar 5. Sistem Pendinginan

Keterangan:

1. Pintu / Katup Pemasukan Oli 2. Torak / Piston

3. Mesin

4. Tangkai Torak 5. Oli

6. Bak Oli

(31)

Gambar 6. Sistem Pelumasan Keterangan:

(32)

BAB V PEMBAHASAN

Sistem pendingin mempunyai fungsi utama antara lain mendinginkan dan mengontrol temperatur bagian-bagian lain dengan cara mendinginkan minyak pelumasannya bersama-sama dengan pendingin dari mesin, mendinginkan mesin secepat mungkin dan mengatur agar panas mencapai kondisi kecepatan dan temperatur yang tetap dan efisien yaitu tidak lebih panas untuk menjaga kehausan pada ruang mesin itu sendiri serta mengurangi gesekan dan membuang anas mesin agar tidak merusak bagian-bagian mesin yang lainnya.

Sistem pendinginan mesin dibagi menjadi tiga bagian yaitu pendinginan oleh saluran udara, air dan oli mesin (disamping sebagai pelumas, oli mesin juga mendinginkan komponen-komponen mesin yang bergesekan). Khusus untuk sistem pendinginan udara (air cooled engine), panas diambil langsung oleh udara melalui sirip-sirip pendingin. Letak sirip-sirip ini, berada disekitar selinder dan kepala selinder. Dan kontruksi mesin dengan pendingin udara lebih sederhana dari pada kontruksi mesin yang menggunakan pendinginan air.

(33)

Umumnya tabung air yang terletak dibagian atas dan bawa. Tutup radiator berfungsi untuk mencegah mendidihnya air pendingin pada saat mencapai suhu 100°C, dengan tekanan radiator diatas 1 atm. Thermostat umumnya dipasang di dalam saluran jalan keluar air dari mesin ke radiator. Thermostat berfungsi untuk mempercepat tercapainya temperatur kerja mesin dan untuk mempertahankan suhu kerja mesin pada saat bekerja. Pompa air berfungsi mensirkulasi air pendingin pompa ini dipasang didepan blok mesin dan digerakkan oleh proses engkol melalui kipas. Tali kipas berfungsi untuk meneruskan tenaga mesin dari poros engkol untuk menggerakkan bagian-bagian pembantu mesin seperti pompa air, kipas dan alternator. Sirkulasi pendingin oleh mesin diesel dimulai ketika mesin baru akan dihidupkan, suhu air pada radiator berkisar pada suhu ruang yaitu sekitar 23°C. Ketika mesin dinyalakan, air yang berada di dalam blok mesin bersikulasi dengan bantuan water pump melewati selang by-pass tanpa melewati radiator.

Umumnya dalam sistem pendingin, air disirkulasikan ke pipa dari watter jacket dan kemudian di jatuh bebaskan ke dalam bak penyampur: agar air tersebut bersirkulasi, maka diperlukan pompa yang memanfaatkan motor itu sendiri dalam sistem pendingin ini. Di jatuhkan bebas terjadi perpindahan panas dan massa dari air ke udara seperti yang terjadi dalam cooling tower.

(34)

Pompa minyak yang di gunakan pasa mesin-mesin mobil model roda gigi. Saringan oli adalah suatu komponen yang di gunakan untuk menyaring kotoran-kotoran yang terdapat di dalam oli tersebut melumasi bagian-bagian mesin..

Sistem pelumas pada motor 2 tak bak engkol tidak berisis oli pelumas karena di fungsikan sebagai pompa bilas. Guna melumasi bagian poros engkol, batang piston, piston, ring piston dan dinding silinder maka minyak pelumas dicampur dengan campuran bahan bakar yang masuk ke dalam engkol dan silinder. Metode mencampur minyak pelumas ada dua macam yaitu pelumas yang di campur langsung dengan bensin di dalam tangki dan pelumas injeksi oleh pompa pelumas sedangkan sistem pelumas 4 tak tidak memerlukan pompa bilas, sehingga bak engkol digunakan untuk bak transmisi, sehingga poros engkol, batang piston, dinding silinder, piston dan ring piston dilumasi oleh oli yang sama dengan transmisi kopling metode pelumas 4 tak dikelompokan menjadi dua yaitu sistem pelumas kering dan system pelumas basah.

(35)

BAB VI PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pangamatan dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. sistem pendingin bermanfaat untuk membuang kelebihan panas pada silinder, kepala silinder dan torak dengan mempertahankan suhu kerja motor.

2. Sistem pelumasan berfungsi mengerungangi gesekan-gesekan antara mesin yang akan menyebabkan kausan pada mesin.

3. Komponen-komponen sistem pelumas antara lain pintu /katup pemasukan oli, torak (piston, mesin, tangkai torak, bak oil, tuas /sendok oli.

4. Sistem pelumasan pada motor 2 tak terdapat bak engkol yang tidak berisi oli pelumas karena di fungsikan untuk ompa bilas.

5. Sistem pelumas 4 tak tidak memerlukan pompa bilas, sehingga bak engkol digunakan untuk bak transmisi yang poros engkolm batang piston, dinding silinderm piston dan ring piston dilumasi ole3h oli yang sama dengan oli kopling

6.2. Saran

(36)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sistem transmisi merupakan salah satu alat yang digunakan untuk memindahkan dan meneruskan daya dari motor penggerak ke bagian-bagian yang bergerak. Sistem transmisi pada kendaraan berfungsi untuk menerusksn putaran dari mesin ke sistem kopling, dan selanjutnya ke sistem penggerak roda juga berfungsi sebagai pengatur kecepatan kendaraan. Dengan demikian suatu kendaraan tidak akan dapat berjalan tanpa adanya torsi yang terdapat pada sistem transmisi..

Sistem transmisi pada kendaraan berfungsi untuk menerusksn putaran dari mesin ke sistem kopling, dan selanjutnya ke sistem penggerak roda juga berfungsi sebagai pengatur kecepatan kendaraan. Oleh karena itu dilakukan praktikum untuk mengetahui bagian-bagian sistem transmisi dan cara kerjanya.

1.2. Tujuan Praktikum

(37)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian dan Fungsi System Transmisi

Sitem transmisi adalah gigi atau sistem hidrolik yang mentransmisikan daya mekanis dari mesin penggerak untuk mengurangi kecepatan mengurangi mekanisme, dilengkapi dengan beberapa gigi. Fungsi sistem transmisi adalah untuk mengirimkan tenaga dari mesin ke roda belakang traktor, untuk mengurangi kecepatan roda belakang traktor, untuk mengubah rasio kecepatan roda dan putaran mesin agar sesuai dengan kondisi lapangan, untuk mengirimkan daya melalui drive sudut kanan. Adapun bagian utama sistem transmisi adalah kopling (clutch), gigi persneling dan diffrensial ( Daryanto, 2011 ).

2.2. Kopling

(38)

disesuaikan dengan beban. Jika traktor untuk naik pada tanjakan, maka gaya lebih besar, maka kecepatan diperkecil (Anonim (a), 2011).

2.4. Diferensial

Differensial adalah salah satu bagian dari mekanisme pemindahan daya yang bertugas untuk memindahakan tenaga putar dan propeller shaft ke poros roda belakang ( rear axle ) dan memungkinkan adnya perbedaan putaran antara roda kiri dan roda kanan belakang saat berbelok, baik kekiri atau keanan (Anonim (c), 2013).

(39)

BAB III

METODELOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanak pada hari jum’at, 29 Mei 2015 dilaboraturium Daya dan Mesin Pertanian, Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram.

3.2. Alat dan Bahan Praktikum 3.2.1. Alat Praktikum

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah satu set kopling piringan ( disk cluth ), satu set pasangan gigi persneling, satu set gigi diferention. 3.2.2. Bahan Praktikum

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah buku gambar dan alat tulis.

3.3. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. disiapkan alat perlengkapan praktikum

2. didengaran penjelasan dari co. assisten 3. dilakukan prkatikum

(40)

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

Keterangan ;

1. Poros engkol 6. Poros Utama

2. Kopling 7. Poros Penggerak

3. Pedal kopling 8. Kopling Silang 4. Bak verseneling 9. Roda Dinion 5. Tuas verseneling 10 Roda ulir

(41)

BAB V PEMBAHASAN

Sistem transmisi merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan daya serta meneruskan ke bagian-bagian yang membutuhkan, misalnya roda pito, dan sebagainya. Transmisi daya banyak digunakan dalam mesin-mesin pengolahan pertanian.

Untuk memenuhi fungsinya sebagai penerus daya, sistem transmisis pada traktor memepunyai beberapa bagaian utama, yaitu: kopling ( clutch ), berfungsi untuk melepaskan dan menghubungkan putaran poros enginer dengan poros transmisi. Dalam keadaan normal, kopling bekerja dengan baik, pada saat pengemudi menekan pedal kopling, maka tenaga mesin akan terputus karena gaya itu akan mendorong release bearing akan mendorong pegas diafragma dan preasure plate, clutch disc akan terlepas dengan flywhell.

Dewasa ini terdapat banyak jenis kopling diantaranya kopling fluida, kopling sentrifugal dan kopling magnet. Tetapi gaya paling banyak digunakan oleh kendaraan bermotor adalah jenis kopling gesek tipe plat basah dan kopling plat kering. Pada umumnya, teolerak diantara primer reduksi dan transmisi. Ada dua jenis kopling yang digunakan di kendaraan yaitu kopling otomatis dan kopling manual.

(42)

memutar PTO, penariakan, yaitu memutar roda belakang dimana hal ini yang paling banyak diaplikasikan pada tarktor, transmisi daya pada sabuk dan sistem pengendalian hidrolik. Pada sistem pengendalian hidrolik, poros engkol digunakan untuk memutar pompa, menggerakkan penghisap minyak hidrolik, digunakan untuk pengengkaran misalnya pengengkaran implement.

(43)

BAB VI PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem transmisi merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan daya serta meneruskan kebagian-bagian yang membutuhkan.

2. Sistem transmisi berfungsi sebagai penerus daa dari motor penggerka ke bagian-bagian yang bergerak atau sebagai penerus daya dari motor ke bagian-bagian-bagian-bagian lain.

3. Suatu transmisi terdapat gaya yang disebut sebagai torsi yang berfungsi penarik atau menggerakkan kendaraan.

4. Bagian-bagian utama sistem transmisi yaitu: persneling gigi, kopling dan gigi diferensial.

5. Sistem transmisi pada traktor tidak jauh berbeda dengan sistem transmisi pada kendaraan lain.

6.2. Saran

(44)

BAB I sumber tenaga untuk menunjang operasi pertanian yang efektif, baik tenaga, waktu maupun biaya, sehingga dapat meningkatkan kapasitas kerja, mengurangi biaya produksi, meningkatkan hasil pertanian serta mengurangi kelelahan dan kebosanan dalam bekerja.

Perkembangan di pedesaan jarang penduduk yang telah merasakan manfaat penggunaan traktor untuk melakukan pekerjaan pengolahan tanah secara cepat kemudian beralih memilih menggunakan pengolahan tanah dengan traktor lebih menguntungkan dibanding cara lain serta penggunaan traktor di bidang pertanian akan meningkatkan kapasitas lapang, mengurangi biaya produksi, meningkatkan hasil pertanian, dan mengurangi kelelahan dalam bekerja. Pada saat ini traktor merupakan sumber tenaga yang paling besar untuk pengolahan tanah. Oleh karena itu untuk mengetahui bagian-bagian serta cara mengoperasian traktor tangan maka pada praktikum kali ini akan dibahas lebih lanjut mengenai traktor tangan.

1.2. Tujuan Praktikum

(45)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Traktor

Dari asal katanya, traktor berarti alat pengolah, memang fungsi utama traktor ialah untuk mengolah sesuatu, itulah sebabnya semua traktor tentu pada bagian belakangnya dilengkapi dengan sambungan tenggendong alat yang akan dihela tersebut. Traktor adalah kendaraan bermesin yang dirancang untuk menjadi penghela ( Difrodu, 2011).

Pada alat dan mesin pertanian ada yang menggunakan mesin dengan motor bensin dan motor diesel. Salah satu alat dan mesin pertanian yang memanfaatkan motor diesel sebagai penggeraknya adalah pada traktor tangan. Motor diesel adalah suatu motor bakar yang pada langkah pertama menghisap udara murni dari saringan udara, sedangkan pemasukan bahan bakar dilakukan pada akhir langkah kompresi yang mempunyai tekanan tinggi dan menghasilkan suhu yang mampu menyalakan bahan bakar (Daryanto, 2011).

2.2. Pengertian Traktor Tangan

(46)

alat-pengolah tanah, traktor yang digunakan untuk menarik peralatan alat-pengolah tanah, seperti bajak piring, garuk piring (Nawawi, 2010).

Penggunaan traktor sebagai sumber tenaga dalam pengolahan tanah diharapkan dapat mengurangi waktu dan biaya yang diperlukan untuk proses pengolahan tanah, kapasitas kerja menjadi lebih tinggi dan pendapatan petani bertambah, sehingga dapat dilaksanakan usaha intensifikasi dan ekstensifikasi yang sempurna (Hardjosoediro, 1983).

2.4. Jenis Bahan Bakar Traktor dan Daya Motor Traktor

Berdasarkan jenis bahan bakar, traktor yang digunakan adalah traktor tangan dengan tiga jenis, yaitu; traktor tangan berbahan bakar bensin, berbahan bakar solar dan berbahan bakar minyak tanah (kerosin). Sedangkan berdasarkan besarnya daya motor, traktor tangan dapat dibagi tiga jenis yaitu; pertama traktor tangan berukuran kecil, tenaga penggeraknya kurang dari 5 Hp, kedua traktor tangan berukuran sedang, tenaga penggeraknya antara 5-7 Hp, ketiga traktor tangan berukuran besar, tenaga penggeraknya antara 7 – 12 (Febri, 2010).

2.5. Bagian-Bagian Utama Traktor Tangan

Bagian-bagian utama traktor tangan dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu; tenaga penggerak motor, kerangka dan transmisi (penerus tenaga) serta tuas kendali. Jenis tenaga penggerak yang sering dipakai adalah motor diesel, tetapi ada juga yang mengunakan motor bensin atau minyak tanah (kerosin). Dengan menggunakan satu silinder, motor penggerak dipasang pada kerangka dengan empat buah baut pengencang. Tujuannya untuk memperoleh kesetimbangan traktor dan untuk menyesuaikan ukuran V-belt yang digunakan berat kedepan apabila posisi motor diesel digunakan engkol, sedangkan untuk motor bensin dan minyak tanah menggunakan tali starter (Emawati, 2011).

(47)
(48)

BAB III

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah traktor roda dua dan alat tulis.

3.3. Prosedur Kerja

Adapun langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Cara menghidupkan traktor

a. Saluran bahan-bahan dari tangki bahan bakar dibuka.

b. Diperiksa apakah handle dapat digoyang-goyangkan secara bebas kekiri dan kekanan. Sebelum engkol starter diputar ungkit kopling mesin ditekan.

c. Gas diatur pada skala strert. d. Engkol startert diputar ke kanan. e. Gas ditambah sampai skala “rum”

f. Setelah motor hidup, motor didiamkan dalam keadaan icling. 2. Cara menjalankan traktor

a. Dalam keadaan persneling netral, gas dalam keadaan idling, handle kopling pada “rem”.

(49)

c. Apabila gigi persneling itu telah masuk betul gas dibesarkan. Sedikit sampai kira-kira setengah penuh.

d. Secara perlahan-lahan handle kopling pada netral dahulu, gas dibesarkan sedikit sesuai dengan kecepatan dan beban yang dikehendaki handle persneling diungkit sampai skala “jalan”.

3. Cara mematikan traktor a. Gas diperkecil.

b. Handle ditarik dikembalikan ke netral.

c. Setelah traktor berhenti handle persneling dikembalikan dalam kedudukan netral.

(50)

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

Keterangan : 1. Roda 2. Bajakan 3. Kopling 4. Presneling 5. Knalpot

6. Tangki Bahan Bakar 7. Puli

(51)

BAB V PEMBAHASAN

Penggunaan traktor dalam bidang pertanian sangat penting karena memiliki kelebihan antara lain dapat menghemat waktu, menghemat tenaga dan biaya. Namun penggunaan traktor dalam bidang pertanian memerlukan keterampilan sehingga diperoleh hasil pembajakan yang baik. Traktor sangat diperlukan dalam pertanian modern karena dapat meningkatkan kualitas dan waktu hasil pemanenan.

(52)

traktor yang paling umum digunakan. Ukuran roda dapat bervariasi tergantung keperluan dan posisi roda, namun umumnya besar dan lebar untuk mencegah terjadinya pemadatan tanah karena besarnya tekanan roda terhadap tanah. Untuk penggunaan di lahan basah seperti persawahan, roda yang digunakan umumnya roda sangkar ( cage wheel ) untuk memungkinkan terjadinya traksi. Penggunaan jenis roda di atas banyak digunakan dalam traktor pertanian. Seiring dengan perkembangan zaman, penggunaan traktor semakin dibutuhkan oleh para petani untuk mempermudah pekerjaan.

Sedangkan cara menjalankan traktor setelah motor dihidupkan yaitu dalam keadaan persneling netral, gas dalam keadaan idling, handle kopling pada rem, kemudian masukkan gigi/persneling dengan menggunakan tongkat persneling sesuai dengan kecepatan yang dikehendaki. Apabila gigi persneling telah masuk, lalu gas dibesarkan sedikit demi sedikit sampai kira-kira setengah penuh. Setelah itu, kopling dilepaskan atau di on-kan pelan-pelan dan tidak melepas kopling sekaligus karena dapat menimbulkan kecelakaan, lalu gas dibesarkan sedikit sesuai dengan kecepatan dan beban yang dikehendaki, handle persneling diungkit sampai traktor dalam keadaan jalan. Adapun cara menghentikan traktor yaitu dengan menarik tongkat kopling ke belakang, yaitu ke posisi off. Setelah traktor berhenti, gigi persneling dinetralkan kemudian gas diperkecil sampai berhenti.

(53)

digunakan bekerja. Selain faktor-faktor tersebut, faktor lingkungan juga sangat berpengaruh dalam menjalankan traktor, dimana untuk menjalankan traktor harus sesuai dengan tempatnya yaitu di sawah dan tidak mungkin mengemudikan traktor di jalan raya karena dapat mengganggu pengguna jalan raya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat dan setelah mematikan traktor; Gas tidak perlu dinaik-turunkan sebelum dimatikan, Jangan tergesa-gesa dalam mematikan motor, Semua tuas dalam kondisi netral. Mematikan traktor tangan, lepaskan beban motor, kecilkan gas pada posis stasioner sehingga putaran mesin akan pelan selama 2-3 menit, geser tuas gas pada posisi stop sampai motor mati karena tidak ada aliran bahan bakar ke ruang pembakaran dan jangan lupa tutup kran bahan bakar.

Ada beberapa kelebihan yang dimiliki oleh traktor tangan diantaranya, yaitu dapat digunakan pada petak sawah yang kecil dan petak sawah yang berada di tengah sawah milik orang lain. Karena traktor tangan konstruksinya lebih sederhana. Selain itu, traktor tangan juga dapat melintasi sawah yang satu dengan yang lainnya tanpa menyebabkan kerusakan, asalkan sawah tersebut belum ditanami. Oleh karena itu, traktor tangan sangat cocok digunakan pada kondisi lingkungan persawahan yang ada di Indonesia, karena pada umunya sawah-sawah yang ada di beberapa daerah pedesaan di Indonesia mempunyai ukuran yang tidak terlalu luas serta topografi lingkungannya sesuai dengan bentuk dan konstruksi traktor tangan.

(54)

BAB VI PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan hasil praktikum tentang belajar mengemudikan traktor tangan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Traktor tangan merupakan alat pertanian yang banyak digunakan oleh petani

untuk mengolah lahan pertanian, juga traktor sangat diperlukan dalam pertanian modern karena dapat meningkatkan kualitas dan mutu hasil.

2. Traktor tangan dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu tenaga penggerak, kerangka dan transmisi (penerus tenaga) dan tuas kendali/kontrol. Yang berfungsi memindahkan tenaga/putaran dari motor penggerak ke alat lain yang bergerak.

3. Cara menjalankan traktor tangan yaitu setelah motor hidup kemudian masukkan gigi/persneling dengan tongkat persneling sampai kecepatan yang dikehendaki, kemudian kopling dilepas pelan-pelan sampai traktor dalam keadaan jalan.

4. Dalam pengoperasian traktor yang baik dan benar serta menjaga keselamatan kerja sangat dipengaruhi oleh faktor manusia (pengguna), kondisi komponen-komponen mesin penyusun traktor dan faktor lingkungan serta faktor efektifitas penggunaan traktor.

5. Indonesia sendiri adalah daerah yang cocok menggunakan traktor tangan, karena persawahan memiliki kondisi yang cocok sebagai tempat penggunaan traktor tangan sesuai dengan konstruksi traktor tangan yang dirancang secara sederhana.

6.2. Saran

(55)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Padi adalah salah satu komoditas strategis nasional yang dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk Indonesia. Konsumsi beras terus bertambah seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Padi dikenal sebagai sumber karbohidrat terutama pada bagian endoseperm. Padi setelah dipanen harus ditangani dengan sangat baik sebelum penyimpanannya dengan tujuan untuk mengurangi resiko kerusakan padi dilapangan. Salah satu proses penanganan tersebut adalah dengan merontokkan butir-butir padi dari malainya.

Kegiatan ini perlu dilakukan untuk memperkecil volume dan memudahkan penyimpanan padi yang pada umumnya dilakukan dengan cara manual dan dengan seiring berkembangnya teknologi sekarang mulai menggunakan mesin perontok padi (Thresher). Penggunaan mesin perontok padi (thresher) dapat mengurangi besarnya tenaga. Oleh karena itu dalam praktikum ini dilakukan kegiatan perontokan padi dengan menggunakan thresher untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi alat perontok padi tersebut.

1.2. Tujuan Praktikum

(56)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perontok Padi (Thresher)

Kegiatan perontokkan merupakan kegiatan awal pasca panen padi setelah dilakuakan pemotongan. Kelancaran kegiatan ini sangat dipengaruhi oleh keberadaan alat atau mesin perontok (thresher), kinerja thresher, sifat padi yang dirontokkan. Prinsip kerja thresher adalah melepas butir-butir gabahn dari tangkai atau malai padi dan dipisahkan. Pelepasan bulir-bulir ini akibat tarikan, pukulan, gesekan atau kombinasi dari masing-masing. Gigi perontok adalah bagian thresher yang berfungsi melepaskan butir-butir padi tersebut (Manurung, 2012).

2.2. Penanganan Produk Hasil Pertanian

Penanganan bahan hasil pertanian merupakan operasi yang baik dilakukan pada pengolahan hasil pertanian dan industri. Dengan penanganan bahan yang tidak efisien akan mempengaruhi biaya produksi dan akhirnya berpengaruh pada harga produk yang akan dijual. Dengan melakukan efisiensi pada penanganan bahan akan mengurangi biaya produksi sampai 50%. Inefisiensi penanganan bahan menimbulkan biaya produksi yang mahal. Mesin dan peralatan untuk mengolah hasil pertanian atau pangan menjadi produk yang siap diolah atau produk yang siap dikonsumsi ( Sukmawaty dan Margana, 2010).

2.3 Sejarah Tradisi Alat atau Mesin Perontokkan Padi

(57)

padi dapat dijumpai di indonesia, mulai dari yang mempunyai kapasitas kecil, sedang, hingga kapasitas besar (Prarudiyanto, 2010).

2.4. Fungsi Bagian Perontok Padi

Terdapat berbagai macam jenis mesin perontok padi (Thresher), yaitu Pedal Thresher (Thresher Semi Mekanis). Thresher jenis pedal ini mempunyai konstruksi sederhana, dapat dibuat sendiri oleh petani dan cukup dioperasikan oleh satu orang serta mudah dijinjing ketengah lapangan/sawah. Pada umumnya hanya dipakai untuk merontok padi. Thresher jenis pedal ini tidak dikategorikan sebagai ”Mekanis” karena menggunakan mesin penggerak (bensin/diesel). Power Thresher (Thresher Mekanis). Power Thresher ini dapat dipakai untuk merontok biji-bijian (padi, jagung dan kedelai) dan dilengkapi dengan pengayak sehingga biji- bijian yang dihasilkan relatif bersih (Suparyono, 2010).

Thresher memiliki kelebihan dan kekurangan, kelebihan threser yaitu; mobilitas tinggi (menggunakan roda transportasi); (pengumpanan (Input) jerami fleksibel dengan menutup dan membuka pintu input; metode potong pendek (Through In), pengumpanan langsung jerami ke mesin perontok; metode potong panjang (Hold On), pengumpanan jerami dipegang dengan tangan; kecepatan putar kipas penghembus dapat diatur (rpm) dengan cara mengganti diameter puli kipas penghembus. Sedangkan kekurangan dari thresher adalah: biaya awal lebih mahal; biaya perawatan lebih mahal (Anonim (e) , 2011).

2.5. Spesifikasi Alat Perontok Padi

(58)
(59)

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum’at 29 Mei 2015, di Laboratorium Daya dan Mesin Pertanian Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.

3.2. Alat dan Bahan Praktikum

3.2.1. Alat-Alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Power Thresher bertenaga listrik, timbangan analiti, timbangan digital dan stopwatch. 3.2.1. Bahan-Bahan Praktikum

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah padi yang masih bermalai sebanyak 5 kg.

3.3. Prosedur Kerja

Adapun langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Disiapkan alat dan bahan praktikum

2. Ditimbang 0,5 kg, 1kg, 1,5 kg, 2 kg, dan 2,5 kg padi yang masih bermalai. 3. Dihidupkan mesin perontok dan dibiarkan hingga putaran stabil.

(60)

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

4.1. Hasil Pengamatan

Keterangan :

1. Tutup Theresher 6. V-Belt 2. Penyaring 7. Ventilasi

3. Charger 8. Tombol ON/OFF

4. Mesin 9. Tempat Pemasukan Padi 5. Puli

(61)

4.2. Tabel Hasil Pengamatan

0,5 17,75 0,3 0,1245 0,0585 29,3

3 24,91

2

1 20,44 0,65 0,1906 0,0697 22,6

2 19,06

3

1,5 19,97 1 0,3362 0,1075 25,1

6 22,42

4

2 34,06 1,3 0,4053 0,1310 23,7

6 20,27

Total 100,22 3,25 1,0567 0,3667

(62)

EP = Berat gabahBerat bahan awal ×100%

EA1= 0,12450,5 ×100%

= 24,91%

EA2= 0,19061 ×100%

= 19,06%

EA3= 1,50,3362 ×100%

= 22,42%

EA4= 0,40532 ×100%

= 20,27% 4.3.3. Kapasitas Alat (KA)

KA = Rata-rata berat gabahRata-rata waktu

= 25,06 s0,2642 kg

(63)

BAB V PEMBAHASAN

Dahulu para petani belum banyak yang menggunakan thresher dan belum banyak yang mampu menggunakan thresher. Hal ini dipengaruhi jumlah produksi dalam menggunakan thresher serta pengolahan secara manual. Cara-cara manual yang dilakukan petani adalah pelepasan butir padi dengan cara pukulan, gesekan, atau kombinasi dari keduanya. Kerugian penangan secara manual ini adalah lamanya proses perontokan padi. Padi dalam proses yang lama kadang kala bisa rusak diakibatkan oleh faktor lingkungan. Oleh sebab itu, sekarang penggunaan threser telah banyak dilakukan karena lebih efisien.

Penanganan pasca panen padi sangat menentukan kualitas dari padi tersebut, penanganan yang baik akan meghasilkan padi yang baik dan penanganan yang kurang baik akan menghasilkan padi yang kurang baik pula. Penanganan pada padi tersebut diantaraya yaitu perontokkan. Perontokkan merupakan kegiatan pasca panen yang paling awal, artinya setelah padi dipanen maka akan langsung dilakukan perontokkan. Perontokkan ini bertujuan untuk memisahkan padi/gabah dari tangkai atau malainya. Perontokkan padi dapat dilakukan dengan tenaga manusia langsung dan tenaga mesin. Untuk tenaga manusia langsung, padi yang telah dipanen dipukul hingga gabah terlepas dari malai. Sedangkan untuk perontokkan yang menggunakan mesin biasanya dilengkapi dengan motor penggerak, salah satu diantaranya adalah Thresher.

(64)

perontok saja. Berdasarkan hasil perhitungan didapat nilai efisiensi perontok terbesar di berat awal padi 0,5 kg sebesar 29,33% sedangkan untuk nilai efisiensi alat terbesar yang diperoleh di berat awal padi 0,5 kg adalah 24,91%. Nilai efisiensi perontok sangat dipengaruhi oleh berat gabah dan sisa malai padi hasil perontokan. Sedangkan nilai efisiensi alat dipengaruhi oleh berat awal padi dan berat gabah yang diperoleh. Dari nilai rata- rata berat gabah dan rata- rata waktu, diperoleh nilai Kapasitas Alat adalah 0,0105 kg/menit.

Berdasarkan dari hitungan nilai efisien perontokan padi tersebut, efisiensi perontok dipengaruhi oleh kemampuan dalam menjalankan perontok. Ini dilihat pada hasil gabah yang dihasilkan, berapa sisa malai yang diperoleh, serta berapa waktu yang dibutuhkan. Bagus tidaknya sebuah alat dapat diketahui dari besarnya efisiensi alat tersebut semakin besar atau semakin baik dari segi biaya maupun waktu. Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa nilai efisiensi alat dan perontokan mempunyai kualitas yang cukup baik dan dapat membantu petani dalam mengelola dan memproduksi bahan-bahan pertanian nantinya.

(65)

BAB VI PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Cara-cara manual yang dilakukan petani adalah pelepasan butir padi dengan cara pukulan, gesekan, atau kombinasi dari keduanya.

2. Penanganan yang baik akan meghasilkan padi yang baik dan penanganan yang kurang baik akan menghasilkan padi yang kurang baik pula.

3. Prinsip kerja thresher adalah melepas butir-butir gabah dari tangkai atau malai dan dipisahkan. Pelepasan bulir-bulir ini akibat dari tarikan, pukulan, gesekan, atau kombinasi dari masing-masingnya.

4. Semakin besar efisiensi sebuah alat maka semakin besar atau semakin efisiens kerja mesin

5. Faktor faktor yang mempengaruhi efisiensi mesin adalah operator, keadaan alat dan kadar air pada bahan.

6.2. Saran

(66)

DAFTAR PUSTAKA

Alink. 2013. Motor Bakar. http://scribd.com (Diakses pada tanggal 30 Mei 2015)

Anonim (a), 2011. Differensial.http://vendiwanog.blogspot.com

Anonim (b), 2011. Petunjuk Praktikum Mesin dan Peralatan. Fakultas Pertanian Universitas Mataram: Mataram.

Anonim (c), 2014. Penggerak Mula Motor Bakar Torak. http://elearning.gunadarma.ac. id/docmodul/Penggerak Mula Motor Bakar Torak/Bab2sistem Pelumasan. pdf. Diakses pada hari Minggu 31 Mei 2015. Anonim (d), 2015. Traktor Tangan. http://www.scribd.com/doc/22753501/

TRATOR TANGAN. (diakses pada hari minggu, 31 Mei 2015).

Anwar. 2011. Sistem Pendingin Motor Diesel. http://sugi.wordpress.com (Diakses pada tanggal 30 Mei 2015).

Daryanto, 2012. Pengetahuan Komponen Mobil. Bumi Aksara. Jakarta.

Daryanto, 2013. Bagian-BagianMesin. Jakarta: Erlangga

Hardjosentono, 2012. Mesin-Mesin Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.

Jakam. 2010. Motor Bakar. http://scribd.com. (Diakses pada tanggal 31 Mei 2015).

Karyanto, 2012. Bahan Bakar Untuk Mobil. CVBina Aksara: Jakarta Lansley, Trevor. 2011. Instalasi Listrik Dasar. Erlangga. Jakarta.

Maburis, 2011. Poros Differensial. http: //mabruris.blogspot.com. (diakses pada hari rabu 3 juni 2015)

Manurung, 2012. Alat-alat Pengolahan Hasil Padi. Diktat Untuk Pusdikmetan: Jakarta.

(67)

Prarudiyanto, A., Basuki, E., dan Zainuri, 2010. Fisiologi Dan Teknologi Pasca Panen. FAPERTA UNRAM. Mataram.

Purwadi, Tri, 2011. Buku Panduan Praktikum Azas Konversi dan Konversi Energi. FTP UGM. Yogyakarta.

Sakun, 2012. Dasar-Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Pradya Paramita. Jakarta.

Saputro, Kurniawan. 2011. Motor Bakar. http://scribd.com (Diakses pada tanggal 31 Mei 2015).

Smith, 2012. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Sukmawaty dan Margana, 2010. Petunjuk Praktikum Mesin dan Peralatan. Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Mataram.

Suparyono, 2010. Mesin. Free Ensiklopedia. http://www.wikipedia.com. (Diakses tanggal 29 Mei 2015).

Zayadi.2012. Mengenal Mesin Uap. Jakarta: Bumi Aksara.

Gambar

Gambar 1. Sistem Kelistrikkan
Gambar 3. Motor Bakar 2 Tak
Gambar 4. Mesin uap
Gambar 6. Sistem Pelumasan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi sistem pengapian adalah menyediakan percikan bunga api listrik pada busi untuk membakar campuran udara dan bahan bakar di dalam ruang bakar mesin pada akhir langkah

katup, menyetel campuran bahan bakar atau putaran mesin, menyetel kebebasan kopling; pada bagian kelistrikan yaitu memeriksa baterai, memeriksa fungsi kelistrikan (bel, tanda

Penggunaan variasi bahan bakar E 10 berpengaruh terhadap kinerja mesin dengan meningkatkan temperatur bahan bakar pada intake manifold, sehingga campuran udara dan bahan bakar

Pembakaran bahan bakar pada motor bensin dimulai dengan pemasukan campuran udara dan bahan bakar dari karburator menuju ruang bakar lewat katup masuk yang

Injeksi adalah sistem terbaru yang dipakai dalam sepeda motor, sistem injeksi terdapat sensor-sensor elektronik untuk mencampurkan bahan bakar dan udara agar

Busi dipasang pada suatu tempat dalam ruang bakar untuk memberikan bunga api. Bunga api diberikan dalam waktu yang sangat singkat dan menyalakan campuran udara bahan bakar

motor bakar otto sesudah penggunaan blower dengan bahan

Analisis Pengaruh Campuran Bahan Bakar Pertalite Dengan Naphthalene Terhadap Konsumsi Bahan Bakar, Torsi Dan Daya Pada Sepeda Motor 4 Langkah.. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha,