Jatisi, Vol. 2 No. 1 September 2015 41
Rancang Bangun Aplikasi Berbasis Web untuk
Inventarisasi Benda Seni Budaya Palembang
Shinta Puspasari*1, Dien Novita2, Mgs. Deny Ramadhan3
1Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indo Global Mandiri, Palembang 2Program Studi Sistem Informasi, STMIK GI MDP, Palembang
3Cyber Art Creative Studio, Palembang
e-mail: *1shinta@uigm.ac.id, 2dien@mdp.ac.id, 3deny.phl@gmail.com
Abstrak
Tulisan ini memaparkan rancang bangun aplikasi berbasis web untuk inventarisasi benda seni budaya Pelambang lewat dokumentasi citra digital. Metodologi penelitian meliputi metodologi pengambangan aplikasi cepat (Rapid Application Development) terdiri dari tahap permodelan, implementasi, dan pengujian aplikasi. Inventarisasi benda seni budaya benda dilakukan lewat penelusuran data primer dan sekunder melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi pada Dinas Pariwisata dan kebudayaan Kota Palembang serta Pelaku seni di Dewan Kesenian Palembang. Proses pengumpulan data berhasil menginventaris 150 budaya berwujud benda. Hasil implementasi perancangan aplikasi diperoleh sebuah website yang dapat diakses oleh pengguna dengan berbagai tingkatan hak akses. Aplikasi yang dibangun diharapkan dapat memudahkan penyebaran informasi benda seni budaya yang ada dan berkembang di kota Palembang dan mendokumentasi citra digital benda seni budaya tersebut sehingga dapat diakses secara global.
Kata kunci— Perancangan, Website, Inventarisasi, Budaya, Palembang
Abstract
This paper describes the design of web-based applications for Palembang inventory of objects of art and culture through digital image documentation. The research methodology includes Rapid Application Development methodology which consists of modelling, implementation, and testing of applications. Inventory of art of cultural objects made through primary and secondary data searches through interviews, observation, and documentation to the Department of Tourism and culture of Palembang City and at the Arts Council of Palembang. The data collection contains 150 intangible cultural objects. The Results of the implementation of application design acquired a site www. PalembangCulture.com which can be accessed by users with different levels of access rights. Applications is expected to facilitate the dissemination of information objects of art and culture that exist and thrive in the city of Palembang and document digital images of objects of art and culture so that they can be accessed globally.
JCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
1. PENDAHULUAN
eragaman warisan budaya dan nilai-nilai kearifan lokal yang berkembang secara turun-temurun merupakan kekayaan suatu bangsa yang dimiliki Indonesia. Nilai-nilai tersebut dapat dilihat dari tradisi berbagai suku yang tersebar di berbagai provinsi dan kota di Indonesia. Salah satunya adalah kota Palembang. Sebagai bangsa majemuk, Indonesia dikenal sebagai masyarakat multikultural, masyarakat yang anggotanya memiliki latar belakang dengan beragam etnis, suku, agama, budaya. Kemajemukan dan multikulturalitas memiliki konsekuensi permasalahan silang budaya yang sampai saat ini belum memiliki identitas kebudayaan yang jelas. Identitas budaya seringkali mengakibatkan ketegangan dan dapat berakibat konflik antar bangsa dikarenakan belum adanya dokumentasi dan inventarisasi budaya dan seni yang efektif khususnya untuk Kota Palembang.
Palembang merupakan salah satu kota yang bersejarah sebagai salah satu kota yang menjadi pusat kerajaan Sriwijaya. Palembang yang menjadi pusat kerajaan Sriwijaya mengalami puncak masa kejayaannya dibawah raja Balaputera Dewa, dimana pada abad ke-7 dan 8 kerajaan Sriwijaya menguasai selat Malaka, Sunda, semenanjung Malaka dan tanah genting sebagai pusat perdagangan [1,2,3]. Kebesaran kerajaan Sriwijaya dan Palembang Darussalam dengan ragam warisan budaya dan seni menuntut dokumentasi dan inventarisasi guna pelestarian dan pengakuan kepemilikan sehingga tidak diakui atau diambil oleh bangsa lain mengingat luasnya wilayah kekuasaan kerajaan Sriwijaya di masa lalu. Sebagai contoh budaya mengenakan kain Songket di acara-acara tradisional di Palembang. Songket sendiri bukan hanya ada di Palembang tapi beberapa daerah lain bahkan negara tetangga. Namun, terdapat keunikan yang menjadi ciri khas Songket Palembang sehingga perlu diidentifikasi dan didokumentasikan sejarah lengkap nya sebagai identitas budaya dan seni Palembang sebelum diakui kepemilikannya oleh bangsa lain. Keunikan nilai budaya dan seni di kota Palembang menjadi salah satu kekayaan menjadi jati diri yang menjadi kebanggaan dan harus dilestarikan.
Menurut Prof. Dr. Daoed Joesoef (Mantan menteri Pendidikan dan Kebudayaan), “kebudayaan sebaiknya tidak dibiarkan berjalan, tumbuh dan berkembang tanpa perhatian dan bimbingan, lebih-lebih bila ia diharap akan berperan di dalam pertumbuhan manusia secara individual dan perkembangan masyarakat di mana manusia tersebut berdiam”. Telah diteliti sebelumnya dan diketahui bahwa budaya nasional mempengaruhi hubungan antara strategi dan sistem kendali manajemen [4]. Pemerintah dan masyarakat memiliki tanggung jawab dalam memajukan kebudayaan.
Diperlukan keterlibatan masyarakat dalam membentuk ketahanan budaya khususnya budaya lokal kota Palembang. Pemerintah yang diwakili oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah merumuskan Visi pembangunan bidang kebudayaan yaitu “Memperkukuh kebudayaan Indonesia yang multikultur, bermartabat, dan menjadi kebanggaan masyarakat dan dunia” [5]. Visi pembangunan kebudayaan diprioritaskan pada Peningkatan Kesadaran dan Pemahaman Jati Diri dan Karakter Bangsa; Peningkatan Apresiasi Masyarakat Terhadap Keragaman, serta Kreatifitas Nilai Budaya, tradisi, kepercayaan,sejarah, Seni, dan Film; Peningkatan Kualitas Pengelolaan, Pelindungan, Pengembangan, dan Pemanfaatan Warisan Budaya; Peningkatan Internalisasi dan Diplomasi Budaya; Pengembangan Sumberdaya Budaya; Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebudayaan. Bahkan, pada era global sekarang, transformasi itu berjalan dengan sangat cepat yang kemudian mengantarkan masyarakat Indonesia pada masyarakat berbasis pengetahuan tanpa menghilangkan jati diri bangsa .
Jatisi, Vol. 2 No. 1 September 2015 43
budaya palembang. Aldy et.al [7] sebelumnya telah membuat media informasi seni dan budaya Palembang berbasi web. Namun perancangan dan analisis kebutuhan aplikasi masih belum efektif menginventarisasi seni dan budaya di Palembang. Validitas data yang digunakan juga diragukan. Minimnya dokumentasi menjadi salah satu kelemahan. Konten website juga belum sepenuhnya relevan dengan seni budaya Palembang. Perbaikan teknik dalam metodologi penelitian dilakukan dalam penelitian antara lain teknik pengumpulan data data primer dan sekunder dari sumber terpercaya. Data yang didapat kemudian diolah dan dianalisa yang hasilnya digunakan untuk perancangan dan implementasi aplikasi berbasis web untuk invetarisasi benda seni budaya Palembang.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini membahas rancang bangun aplikasi berbasis web untuk inventarisasi benda seni budaya Palembang. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Ditinjau dari sudut Bahasa Indonesia, kata kebudayaan berasal dari kata Sansekerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan : hal – hal yang bersangkutan dengan akal. Ada sarjana yang mengupas kata budaya sebagai suatu perkembangan dari majemuk budi–daya, yang berarti daya dari budi. Karena itu mereka membedakan budaya dari kebudayaan. Demikianlah budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, rasa, dan karsa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, rasa, dan karsa tersebut [8]. Identifikasi dan invetarisasi benda seni budaya dilakukan dengan metode-metode penelitian. Langkah-langkah penelitian diilustrasikan seperti pada Gambar 1,
Gambar 1 Langkah-langkah Penelitian
JCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
menggunakan metode pengumpulan data primer dan sekunder sehingga disiapkan instrumen yang sesuai dengan data tersebut. Tahapan proses melakukan pengolahan terhadap data yang berhasil dikumpulkan. Tahapan ini dapat disebut juga tahapan pengembangan sistem. Pada tahapan ini diterapkan metodologi pengembangan cepat (Rapid Application Development/ RAD). Metodology RAD didasarkan pada prinsip-prinsip yang sama atau pengembangan sistem jangka pendek yang memerlukan adaptasi cepat dari pengembang terhadap perubahan dalam bentuk apapun [9]. Langkah-langkah yang dilakukan pada tahapan ini antara lain melakukan analisis dan permodelan bisnis dan proses yang dimodelkan dengan menggunakan diagram
usecase dan aktifitas. Permodelan data yang menghasikan rancangan struktur tabel dan antar muka sesuai dengan data dan kebutuhan yang diperlukan untuk inventarisasi seni budaya. Hasil perancangan aplikasi diimplementasikan dalam bahasa pemrograman web yaitu PHP. PHP singkatan dari PHP: Hypertext Preprocessor yaitu bahasa pemograman web server-side yang bersifat open source. PHP merupakan script yang terintregrasi dengan HTML dan berada pada server ( server side HTML embedded scripting). PHP adalah script yang digunakan untuk membuat halaman website yang dinamis. Dinamis berarti halaman yang akan ditampilkan dibuat saat halaman itu diminta oleh client. Mekanisme ini menyebabkan informasi yang diterima client selalu yang terbaru/up to date. Semua script PHP dieksekusi pada server dimana
script tersebut berjalan [10,11]. Implementasi menghasilkan sebuah aplikasi yang akan diujikan diakhir tahapan proses. Pada akhir penelitian didapatkan output berupa kesimpulan hasil proses perancangan dan implementasi aplikasi web yang dibangun.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pengumpulan Data
Data diambil dari sumber primer dan sekunder. Sumber primer menghasilkan data primer yang dikumpulkan dengan metode wawancara dan observasi ke lokasi keberadaan benda seni budaya. Data sekunder yang diperoleh dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palembang dan UPTD Museum Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang berupa buku-buku, Video CD, dan dokumen berkenaan dengan benda seni budaya palembang.
3.1.1 Wawancara
Wawancara dilakukan guna mendapatkan informasi lebih lanjut berdasarkan data awal hasil studi pustaka dan melakukan verifikasi serta validasi data. Wawancara dilakukan pada sejumlah pihak yang berwenang dan berkompeten dibidang seni budaya Palembang, yaitu:
1. Sekretaris Kepala Dinas Pariwisata dan kebudayaan Kota Palembang
2. Kabid. Pengembangan Budaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Palembang 3. Pakar budaya Palembang, Kepala Museum Sultan Mahmud Badaruddin II
4. Pelaku seni, Ketua Dewan Kesenian Palembang
Instrumen wawancara disiapkan untuk masing-masing interviewee sesuai dengan tugas pokok dan peran mereka masing-masing. Berdasarkan wawancara diketahui bahwa aplikasi inventarisasi seni budaya Palembang belum ada dan diperlukan bagi dinas untuk mendukung tugas dan fungsi institusi serta kebutuhan fungsionalitas apa saja yang perlu ada dalam aplikasi.
3.1.2 Observasi
Jatisi, Vol. 2 No. 1 September 2015 45
Hasil akhir pengumpulan data diperoleh 147 benda budaya dan 3 kesenian Palembang berikut deskripsinya. Unsur budaya dikelompokkan menjadi Peralatan dan Teknologi dan Kesenian. Peralatan dan Teknologi sendiri dikategorisasikan menjadi, Senjata, Pakaian, Rumah, Alat Produksi, Wadah, Alat Ttransportasi, dan Lainnya. Tabel 1 menyajikan sampel data yang berhasil dikumpulkan,
Tabel 1 Sampel data benda budaya
Nama Benda Unsur
Budaya
Kategori Deskripsi
Songket Peralatan dan
Teknologi
Pakaian Kain songket berwarna hijau dan merah ini adalah selendang songket yang terbuat dari benang emas
3.2 Diagram Usecase
Diagram usecase digunakan untuk memodelkan fungsionalitas aplikasi. Aplikasi dirancang untuk dapat menginventarisasi benda seni budaya dalam format citra digital dan teks. Aktor atau pengguna sistem memiliki hak akses yang berbeda dan dikategorikan menjadi tiga hak akses, yaitu sebagai admin, publik, dan kepala bidang. Pengguna publik memiliki hak akses dengan tingkatan terendah dimana hanya memiliki akses terbatas pada kelola data video dan foto, serta akun pengguna. Kepala Bidang memiliki hak akses tertinggi dimana pengguna dapat mengakses semua fitur dalam aplikasi dan berhak untuk memvalidasi setiap pengelolaan data budaya. Diagram usecase yang secara umum dimodelkan seperti pada Gambar 3, dan masing-masing usecase dijelaskan dalam Tabel 2.
JCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
Tabel 2 Glosarium Usecase
Nama Usecase Spesifikasi Aktor
Kelola Kesenian Mengelola data kesenian Admin
Kelola Cagar Budaya Mengelola data cagar budaya Admin Kelola Alat &Teknologi Mengelola data Alat dan Teknologi Admin Kelola Pengguna Mengelola pengguna beserta hak akses Admin
Kelola Foto Mengelola data foto Admin
Kelola Video Mengelola data Video Admin
Ubah Mengubah data Pengguna
Tambah Menambah data Pengguna
Validasi Memvalidasi data KaBid, KaSi
Format data yang dapat didokumentasikan yaitu citra digital dalam format .jpg, .bmp, .png, .gif. Sedangkan deskripsi benda disimpan dalam format .txt. Untuk citra dinamis, aplikasi mampu menyimpan data dalam format video denga kapasitas maksimum hingga 5 Mb per data.
3.3 Diagram Aktifitas
Diagram aktifitas dirancang untuk menggambarkan langkah-langkah aliran kerja aplikasi. Gambar 3 adalah diagram aktifitas pada laman utama aplikasi berbasis web yang akan dibangun. Proses diawali dengan aktifitas menampilkan laman beranda website yang didalamnya terdapat sejumlah menu untuk pengelolaaan kesenian, cagar budaya, dan peralatan&teknologi. Masing-masing menu memiliki subaktifitas lagi. Aktifitas login dilakukan terlebih dahulu ketika pengguna ingin melakukan aktifitas kelola kesenian, cagar budaya, peralatan&teknologi, dan pengguna. Login terlebih dahulu memverifikasi pengguna aplikasi selanjutnya menampilkan laman sesuai aktifitas yang dipilih dan sesuai hak akses pengguna yang sudah terdaftar. Pengguna dapat melakukan proses kelola akun masing-masing pengguna dengan melakukan update data maupun ubah password.
Gambar 3 Diagram Aktifitas Laman Utama
Jatisi, Vol. 2 No. 1 September 2015 47
Aktifitas kelola laman budaya terdiri dari sub aktivitas kelola foto dan video untuk masing-masing benda budaya yang didalamnya memuat aktifitas tambah, ubah, dan atau hapus data foto dan video benda budaya sesuai kategori yang dipilih pengguna atau aktor.
3.4 Relasi Antar Tabel
Gambar 4 adalah diagram relasi antar tabel yang dirancang sesuai kebutuhan aplikasi berbasis web yang dapat mengelola pengguna dan data benda budaya yang disimpan dalam format teks dan gambar statis (foto) dan dinamis (video).
Gambar 4 Relasi antar tabel
3.5 Tampilan Antar Muka
Antar muka aplikasi diimplementasikan sesuai dengan hasil perancangan yang menghasilkan tampilan beberapa laman utama.
3.5.1 Laman Beranda
JCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
Gambar 5 Antarmuka Beranda
3.5.2 Laman Kesenian
Jatisi, Vol. 2 No. 1 September 2015 49
Gambar 6 Antarmuka Kesenian
Jika pengguna memilih salah satu jenis kesenian, misalnya Tari Gending Sriwijaya, maka akan muncul antarmuka seperti Gambar 7,
Gambar 7 Antarmuka Kesenian Tari Gending Sriwijaya
Laman ini menyajikan informasi mengenai kesenian tersebut berikut foto dan video terkait. Terdapat menu tambah data foto atau video pada laman tersebut.
3.5.3 Laman Cagar Budaya
JCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
Gambar 8 Antarmuka Cagar Budaya
Laman ini menyajikan informasi mengenai cagar budaya tersebut berikut foto dan video terkait. Terdapat menu tambah data foto atau video pada laman tersebut seperti pada Gambar 9,
Jatisi, Vol. 2 No. 1 September 2015 51
Tampilan antamuka yang sama juga diimplementasikan untuk laman peralatan dan teknologi.
3.5.4 Laman Tambah Data
Laman Tambah Data akan muncul dengan melakukan login terlebih dahulu sebagai admin. Tambah data dapat berupa data kategori, Post, berita, pengguna. Antarmuka laman tambah data masing-masing diilustrasikan seperti pada Gambar 10,
(a)
(b)
Gambar 10 (a) (b) Antarmuka Tambah Kategori
JCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
atau kepala seksi/dinas yang berwenang. Antar muka untuk fungsi tambah tersebut diilustrasikan seperti pada Gambar 11,
(a)
(b)
Gambar 11 Antarmuka Tambah Data (a) Foto (b) Video
3.5.5 Laman Ubah Data
Antarmuka berikut akan muncul dengan melakukan login terlebih dahulu sebagai admin. Tambah data dapat berupa data kategori, Post, berita seperti pada Gambar 12,
Jatisi, Vol. 2 No. 1 September 2015 53
3.5.6 Laman Registrasi Pengguna
Registrasi diperlukan ketika pengguna umum ingin menambahkan foto atau video baru untuk suatu kategori budaya. Antarmuka seperti pada Gambar 13 akan muncul untuk registrasi pengguna baru dan proses approvement pengguna dilakukan oleh admin.
(a)
(b)
Gambar 13 (a) (b) Antarmuka registrasi pengguna oleh admin
3.5.7 Laman Validasi
Laman validasi digunakan seperti Gambar 14 untuk memvalidasi setiap data baru yang diunggah oleh pengguna umum. Penanggung jawab proses ini adalah kepala dinas kebudayaan dan pariwisata atau kepala seksi terkait budaya. Validasi bisa dilakukan dengan memilih
approved atau unapproved.
JCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
3. 6 Hasil Pengujian
Pengujian blackbox dilakukan terhadap setiap fitur dan antarmuka aplikasi. Secara keseluruhan fitur dalam aplikasi yang diujikan berhasil melakukan fungsinya sesuai skenario. Data pada Tabel 3 adalah sampel hasil pengujian untuk laman kesenian,
Tabel 3 Hasil Pengujian Laman Beranda
No. Skenario Luaran yang diharapkan Validasi
1. User mengklik pilihan pada menu utama
Aplikasi menampilkan laman sesuai pilihan menu
sesuai
2. User mengklik pilihan Informasi pada panel Sejarah atau Berita
Aplikasi menampilkan laman sesuai pilihan panel
sesuai
3. User menggeser gambar pada
header image di bagian atas web
Penelitian ini merancang dan membangun aplikasi berbasis web untuk inventarisasi benda seni budaya Palembang. Metodologi penelitian yang menerapkan beberapa metode terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. Tahapan tersebut diawali proses identifikasi data yang dilanjutkan dengan pengumpulan dan pengolahan data, dapat ditarik kesimpulan antara lain:
1. Penelitian ini berhasil mendeskripsikan dan mendokumentasi sebanyak 150 budaya, terdiri dari 147 berwujud benda dan 3 tak berwujud benda berupa kesenian tari dan teater.
2. Aplikasi berbasis web yang berhasil dibuat untuk penyebaran informasi budaya berwujud benda di kota Palembang efektif diakses oleh pengguna lewat internet secara global.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kepada Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi untuk dukungan dana penelitian, serta kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palembang.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Vebri A.L., Isnayanti S. “ Tari Gending Sriwijaya”. Dewan Kesenian Palembang. 2012.
[2] Vebri Al Lintani. “ Gelar-gelar Adat Kebangsawanan Palembang”. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Kota Palembang. 2014.
Jatisi, Vol. 2 No. 1 September 2015 55
[4] Tubagus I., Lily S.W., Meutia, Munawar M. “ Strategy. Interactive Control System and National Culture : A Case Study of Batik Industry in Indonesia”. Procedia - Social and Behavioral Sciences Vol. 65 Pages 33–38, 3 December 2012,
[5] Direktorat Jendral Kebudayaan. Rencana Strategis 2010-2014.
[6] Agus Salim & Zainal A. Hasibuan. “Eculture: Kerangka TIK untuk Pelestarian Kebudayaan Nasional”. Jurnal Informatika &Komputasi Vol.6 (1) April 2012. ISSN 1412-0232. STMIK Indonesia.
[7] Aldy Kurnia Pratama, Deni, Komariansyah, “Media Informasi Seni dan Budaya Palembang berbasis Web”. STMIK Palcomtech. Palembang.
[8] Koentjaraningrat. “Pengantar Ilmu Antropologi”. Aksara Baru. Jakarta. 1983.
[9] Roger S. Pressman. “Software Engineering A Practitioner’s Approach Fifth Edition”. McGraw Hill. New York. 2001.
[10] Yuhefizar, Mooduto HA, dan Rahmat Hidayat. “Cara Mudah Membangun Website Interaktif Menggunakan Content Management System Joomla”. Jakarta: PT. ElexMedia Komputindo. 2006.