1 BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan (Umar Tirtarahardja, 2008:32).
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Pada hakikatnya pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran yang didalamnya terdapat sebuah rangkaian pengalaman yang dialami siswa dalam kegiatan nyata. Dewasa ini dilakukan berbagai upaya perbaikan dan peningkatan mutu, salah satunya adalah pembelajaran yang ditawarkan untuk meningkatkan mutu pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah dasar. IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang berkaitan dengan alam dan lingkungan sekitar siswa (Khalimah, 2010:35).
diamatinya. Sains didefinisikan sebagai Ilmu Pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-gejala alam. Sains juga merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang terdiri dari fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori yang merupakan produk dari proses ilmiah (Usman Samatowa, 2010:19). IPA adalah lebih dari sekedar kumpulan yang dinamakan fakta. IPA merupakan kumpulan pengetahuan dan juga proses. Pembelajaran IPA di sekolah di harapkan memberi berbagai pengalaman pada anak yang mengijinkan mereka melakukan berbagai penelusuran ilmiah yang relevan (Agus. S, 2003:11).
Dari uraian diatas pengertian IPA menurut pemikiran penulis adalah ilmu pengetahuan yang mempunyai obyek, menggunakan metode ilmiah sehingga perlu diajarkan di Sekolah Dasar. Dalam usaha meningkatkan mutu pembelajaran salah satunya dalam pembelajaran IPA, guru dituntut agar menguasai berbagai model pembelajaran yang bervariatif sehingga kualitas pembelajaran terutama pada pembelajaran IPA meningkat.
Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan penulis dengan guru kelas bahwa dalam pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Kutowinangun 11 Salatiga masih berpusat pada pemberian materi dari guru kelas. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Siswa mengalami kesulitan mengikuti pelajaran IPA yang diajarkan oleh guru kelas, kesulitan ini ditunjukkan dengan banyaknya hasil belajar siswa yang kurang dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditentukan. Dari 26 siswa tedapat 5 siswa yang memiliki nilai di atas KKM yaitu diatas nilai 7,00, sementara 21 siswa lainnya mendapat nilai di bawah KKM atau belum mengalami pembelajaran tuntas. Nilai rata-rata kelas 60,47. Dalam kegiatan belajar, masih ada beberapa siswa yang menyepelekan mata pelajaran IPA, hal ini sering terjadi karena siswa beranggapan bahwa belajar IPA tidak dianggap penting dan membosankan.
lebih menyenangkan bagi siswa. Pembelajaran yang dilakukan lebih sering menggunakan pendekatan konvensional, yaitu pendekatan pembelajaran yang lebih banyak berpusat pada guru, komunikasi yang terjadi adalah komunikasi satu arah yaitu dari guru ke siswa. Dalam kegiatan pembelajaran IPA di kelas IV guru menggunakan metode tanya jawab, ceramah dan penugasan yang sudah baik tetapi keaktifan siswa masih kurang. Keaktifan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran membuat siswa sulit untuk mengembangkan diri dan mencari informasi atas masalah yang dihadapinya sendiri. Kondisi pembelajaran yang ada terasa kaku dan membosankan. Siswa hanya mendengarkan guru menjelaskan, siswa hanya berani menjawab saat guru memberi pertanyaan, mengerjakan tugas yang diperintahkan guru dan mencatat materi yang disampaikan oleh guru. Dengan kondisi ini, membuat penulis tergugah untuk melakukan inovasi pembelajaran mata pelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Negeri Kutowinangun 11 Salatiga.
Sebagai langkah perwujudan melaksanakan inovasi pembelajaran IPA di kelas IV, penulis memilih pendekatan Project Based Learning untuk mengembangkan keaktifan dan keberanian siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Bransfor dan Stein (Warsono dan Hariyanto, 2012:153) menyatakan “pembelajaran berbasis proyek sebagai pendekatan pengajaran yang komprehensif yang melibatkan siswa dalam kegiatan penyelidikan yang kooperatif dan berkelanjutan”. Sedangkan John Dewey (Warsono dan Hariyanto, 2012:145) menyatakan:
Pembelajaran Berbasis Proyek atau Project Based Learning itu sediri berakar dari tradisi pragmatisme. Konsep Learning by Doing yakni proses perolehan hasil belajar dengan mengerjakan tindakan-tindakan tertentu sesuai dengan tujuannya, terutama penguasaan anak tentang bagaimana melakukan sesuatu pekerjaanyang terdiri atas serangkaian tingkah laku untuk mencapai suatu tujuan, secara sederhana Project Based Learning didefinisikan sebagai suatu pengajaran yang mencoba megaitkan antara teknologi dengan masalah kehidupan sehari-hari yang akrab dengan siswa, atau dengan suatu proyek sekolah.
melatih daya kreatifitas siswa. Kemampuan siswa dalam berinteraksi dengan teman untuk merancang produk yang akan dihasilkan, dan nantinya akan timbul rasa bangga dan percaya diri yang lebih karena produk yang siswa hasilkan adalah hasil dari kerja keras siswa. Pengembangan kerjasama antar siswa juga akan terealisasi dalam pembelajaran Project Based Learning ini.
Penelitian tindakan kelas dengan menerapkan pendekatan Project Based Learning telah dilakukan oleh Veronica Yasinta Nugraeni (2012:1) dalam skripsinya yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Metematika Bagi Siswa Kelas 4 Melalui Project Based Learning dengan Pendekatan Kontekstual di SD Negeri 01 Gandulan Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Setelah peneliti menggunakan pendekatan kontekstual melalui Project Based Learning pada siklus I mengalami peningkatan hasil belajar pada siswa dilihat dari hasil tes formatif yang diperoleh 5 siswa (23,8%) belum tuntas dan 16 siswa (76,2%) sudah tuntas dengan KKM. Setelah siklus II hasil yang diperoleh 2 siswa (9,5%) belum memenuhi KKM dan 19 siswa (90,5%) siswa sudah memenuhi KKM.
Dengan penerapan pendekatan Project Based Learning dalam penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran, siswa dapat menangkap manfaat dari pembelajaran dengan inovasi yang baru, siswa menjadi lebih percaya diri dan rasa ingin tahu yang besar pada masalah yang akan dihadapi. Pembelajaran yang menuntut siswa aktif dan kreatif untuk menghasilkan suatu produk ini dirasa dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA. Selain itu rasa semangat dan antusias siswa dalam belajar dapat ditimbulkan dengan penerapan pendekatan Project Based Learning.
1.2Identifikasi Masalah
mengidentifikasi bahwa siswa kurang mampu menguasai materi pembelajaran. Berdasarkan pengamatan, rendahnya hasil belajar siswa ini disebabkan antara lain:
1.2.1 Diri Siswa
1. Siswa dituntut dapat menguasai begitu banyak materi ajar. 2. Materi ajar dirasa sulit untuk dikuasai siswa.
3. Kurangnya waktu yang digunakan untuk menyampaikan materi ajar.
4. Belum mampunya siswa untuk mengajukan pertanyaan kepada guru mengenai hal-hal yang belum dipahami.
1.2.2 Diri Guru
1. Guru dituntut tidak hanya mampu dalam menyampaikan materi, namun juga mengerjakan administrasi. Hal ini mempersulit ruang guru untuk focus menyampaikan materi sesuai kebutuhan siswa. 2. Materi ajar yang harus disampaikan terlalu banyak dan sulit
diterima seluruh siswa yang mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.
3. Kurangnya waktu dalam pembelajaran untuk menyampaikan materi secara intensif.
4. Model pembelajaran yang kurang cocok diterapkan dalam suatu materi ajar.
Dalam kerangka pemikiran sederhana, siswa perlu untuk menguasai mata pelajaran IPA sebagai pengantar siswa agar dapat lulus dan melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Mata pelajaran IPA mengajarkan kepada siswa untuk memandang permasalahan yang siswa hadapi bukan dengan teori semata, siswa dituntut untuk memecahkan masalahnya melalui pengamatan langsung di lingkungan sekitar dan berinteraksi dengan orang lain. Kurangnya pemahaman siswa dalam mata pelajaran IPA, akan menjadi suatu ancaman bagi siswa dalam menghadapi tes akhir maupun ujian sekolah, jika nilai siswa kurang dari batas KKM maka siswa tidak akan naik kelas maupun lulus sekolah. Buruknya penguasaan mata pelajaran IPA akan berdampak pada siswa dalam jenjang pendidikan selanjutnya.
Dari permasalahan kompleks inilah, memberi dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan dan memberi solusi atas kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran IPA. Dengan penyelesaian masalah secara rutin diharapkan akan menaikkan hasil belajar siswa. Hasil belajar yang baik akan mencerminkan kesuksesan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa, kesuksesan ini menunjukkan keberhasilan guru dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan. Hasil belajar yang baik juga akan menumbuhkan rasa semangat siswa dalam belajar, siswa terdorong untuk giat belajar dan berkonsentrasi dengan kegiatan belajar mengajar. Selain itu, hasil belajar yang baik akan menjadikan kebanggaan tersendiri untuk orang tua siswa, karena mereka beranggapan bahwa anak-anaknya dapat menyerap materi pelajaran dengan baik.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan sebelumnya,dapat diambil beberapa rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini, antara lain:
1. Apakah pendekatan Project Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV semester II dalam mata pelajaran IPA di SD Negeri Kutowinangun 11 tahun pelajaran 2014/2015?
2. Bagaimana pendekatan Project Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV semester II dalam mata pelajaran IPA di SD Negeri Kutowinangun 11 tahun pelajaran 2014/2015?
1.4Tujuan Penelitian
Tujuan diadakanya penelitian tindakan kelas tentang penerapan pendekatan Project Based Learning dalam mata pelajaran IPA adalah sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 dalam mata pelajaran IPA di SD Negeri Kutowinangun 11 Salatiga.
2. Untuk mendiskripsikan langkah-langkah pendekatan Project Based Learning sesuai sintaks yang terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 dalam mata pelajaran IPA di SD Negeri Kutowinangun 11 Salatiga.
1.5Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, adapun manfaat yang diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis serta manfaat praktis pada masyarakat luas, khususnya di bidang pendidikan:
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa
1. Memudahkan siswa untuk dapat memahami materi ajar karena adanya perancangan produk
2. Siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. 3. Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. b. Bagi Guru
Memeroleh pengalaman dalam menerapkan pendekatan Project Based Learning dalam mata pelajaran IPA.
c. Bagi Kepala Sekolah
Sebagai bahan masukan dalam pembinaan guru-guru untuk memotivasi belajar siswa selama proses kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung
d. Bagi Penulis