• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting. Hal tersebut disebabkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. manusia merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting. Hal tersebut disebabkan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dalam jurnal (Puspokusumo, 2011) mengatakan, Komunikasi dalam kehidupan manusia merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting. Hal tersebut disebabkan manusia sebagai makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan sesamanya. Baik itu untuk menyampaikan informasi, perasaan, pikiran, pendapat ataupun sikapnya. Komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, communicatio yang berarti pertukaran.Kata sifatnya adalah communis, yang berarti umum atau bersama-sama.

Public Relations sering kali diasosiasikan hanya dengan banyaknya liputan media massa dan wajah cantik yang menawan, padahal public relations adalah strategi dasar pencitraan sebuah organisasi, di mana setiap langkah harus bisa diukur dan diduplikasi secara sistematis. Perkembangan tren komunikasi juga menjadi kunci utama mengapa public relations perlu menjadi koalisi dominan dalam perusahaan. Karena itu, public relations memanfaatkan media sosial, membangun komunitas, dan membantu tujuan perusahaan untuk terus bertahan dalam dinamika bisnis yang terus berkembang.

Perkembangan disiplin dan praktek Kehumasan/ public relations dianggap sebagai istilah awal menuju komunikasi korporasi, seperti dikemukakan Argenti (2003: 38) yang menyebut “public relations (PR), the predecessor to the corporate communicaton function.” Menurut Argenti, pada era 1960an, para public relations belum menangani penulisan sambutan, laporan tahunan, dan majalah internal perusahaan. Mengingat banyak tugas yang berkaitan dengan media cetak dan televisi

(2)

pada era 1970an, banyak perusahaan merekrut mantan wartawan untuk menangani tugas-tugas tersebut.

Lain dulu lain sekarang, semenjak Amerika Serikat mengalami krisis global dan dunia, khususnya Indonesia terkena imbas dari krisis tersebut. Akibatnya perusahaan yang memiliki citra positif dimata konsumen cenderung bisa terhindar dan selamat pada masa krisis. Walaupun menderita kerugian, jumlah nominalnya jauh lebih kecil dibanding perusahaan yang citranya kurang baik. Penyebabnya karena dimasa krisis masyarakat melakukan pengetatan keuangan, mereka akan lebih selektif dalam mengkonsumsi dan memilih yang secara resiko memang aman. Karena itu mereka umumnya memilih berhubungan dengan perusahaan atau membeli produk-produk yang dipercaya memiliki pelayanan dan kualitas yang baik, contohnya Indomie yang lebih dimilih oleh masyarakat daripada merek mie instan lainnya. Maka bisa diambil kesimpulan bahwa kepercayaan dari masyarakat sangatlah penting, dan dari kepercayaan yang didapat, barulah perusahaan bisa membentuk citra yang diinginkan, dengan begini maka public relations kembali dilirik sebagai solusi dari masalah perusahaan yang sangat ketat menjaga stabilitas keuangannya yaitu bagimana tetap mempertahankan efektivitas campaign suatu brand dengan low budget high impact dengan menghasilkan output dan outcome yang maksimal, apalagi ditambah dengan mewabahnya new media dan jejaring sosial.

Lalu pertanyaanya adalah bagaimana sebuah perusahaan bisa memperoleh citra yang positif di masyarakat? Karena Perusahaan yang mempunyai citra baik dimata konsumen, maka otomatis produk dan jasanya relatif lebih bisa diterima konsumen dari pada perusahaan yang tidak mempunyai citra.

(3)

Seperti yang diungkapkan oleh (Keizer, 2010) dalam jurnalnya, yang menyatakan citra dalam diri publik merupakan hal esensial untuk di perhatikan oleh organisasi. Sejarah memperlihatkan bahwa opini publik mempunyai kekuatan laur biasa dalam segala bidang kehidupan. Pemerintah, parpol, perusahaan,yayasan, bisa dibangun dan tumbuh besar karena citra yang baik dari publik, dan sebaliknya bisa tumbang karena citra yang negatif.

Menurut Frank Jefkins yang dikutip oleh Soleh Soemirat (2004: 114) menyimpulkan secara umum citra diartikan sebagai kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya. Berdasarkan pengertian diatas, citra perusahaan semakin dipandang penting dalam mempengaruhi efektivitas pemasaran. Oleh karena itu sangat layak kalau citra ditetapkan sebagai salah satu aset utama yang dimiliki perusahaan atau organisasi.

Jadi citra perusahaan tidak bisa direkayasa. Artinya citra akan datang dengan sendirinya dari upaya yang kita tempuh sehingga komunikasi dan keterbukaan perusahaan merupakan salah satu faktor utama untuk mendapatkan citra perusahaan yang positif, seperti Aqua yang sudah mendapat kepercayaan masyarakat.

Oleh karena itu upaya membangun cira perusahaan tidak bisa dilakukan secara serampangan pada saat tertentu saja, tetapi merupakan suatu proses yang panjang. Perusahaan yang memiliki citra yang positif pada umumnya berhasil membangun citranya setelah belajar banyak dari pengalaman. Mereka berupaya untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dilakukan pada masa lampau.

Melihat bahwa seorang konsultan public relations lebih mempunyai banyak pengalaman dalam membangun citra perusahaan, maka jasa konsultan public relations

(4)

semakin dilirik oleh perusahaan. Jadi sudah banyak perusahaan yang mulai melirik untuk memakai jasa konsultan public relation untuk membangun citra perusahaannya, seperti PT.Fortune Pramana Rancang yang memberikan jasa konsultan public relations ke perusahaan ban nomor 2 di dunia yaitu Michelin, perawatan rambut yaitu Makarizo, juga perusahaan penerbangan yang baru yaitu CitiLink. Ditambah sekarang perkembangan jasa konsultan public relations di Indonesia semakin berkembang dengan adanya lebih dari 23 jasa konsultan public relation yang terdaftar secara resmi. (web: PR Directory)

Dengan melihat seberapa pentingnya citra tersebut kepada perusahaan dan kinerja jasa konsultan public relations dalam membangunnya, maka penulis akan fokus pada lingkup strategi public relations yang di berikan oleh konsultan public relations dalam membangun citra perusahaan, dalam konteks ini penulis akan membahas citra ban mobil Michelin.

Jadi ada banyak merk ban terkenal dan terpopuler di Indonesia, dan ban dengan merk atau brand terkenal tersebut banyak kita jumpai di Indonesia. Ban yang terkenal sudah tentu akan digandrungi para pecinta mobil, terutama para pemilik mobil mewah, juga kualitas ban terkenal tentunya sudah teruji dan selalu diminati.

Salah satu brand Ban mobil asal Perancis yang terkenal di Indonesia adalah Michelin, sebuah perusahaan yang sudah berdiri sekitar dua puluh tahun lalu di Indonesia dan selalu mengamati perkembangan otomotif di Indonesia. Pada bulan april tahun lalu baru saja melakukan peresmian kantor cabang di Indonesia, ini tentunya sangat baik untuk distribusi ban-ban mobil di Indonesia.

(5)

Tidak ada yang bisa menebak apa yang akan terjadi dalam jangka panjang, apalagi dalam situasi perekonomian yang semakin kompetitif ini. Untuk perusahaan besar seperti Michelin yang sudah merupakan produsen ban terbesar nomor dua dunia asal perancis ini, masih belum berani membuka pabrik di Indonesia dengan melihat perusahaan ban lokal seperti Ban Gt Radial yang sudah terkenal di Indonesia, juga beberapa merk Ban yang sudah duluan diminati para masyarakat Indonesia yaitu: Ban Mobil Dunlop, Ban Mobil Goodyear, Ban Mobil Bridgestone, dan Ban Mobil Accelera.

Pada dasarnya ban dengan merk tertentu memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, juga biasanya selalu di sesuaikan dengan kebutuhan, dan tentunya harus sesuai budget atau dana di kantong. Sekarang ini untuk membeli dan memesan ban mobil bukanlah hal yang sulit, selain bisa ditemukan di distributor dan juga bengkel mobil terpercaya, juga sudah bisa di temui melalui media internet ( online ), yang memudahkan banyak pelanggan untuk memesan atau juga menanyakan langsung daftar harga dan kualitas ban mobil,oli mobil dan kebutuhan mobil.

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka dalam penelitian ini akan dibahas secara lebih mendalam mengenai strategi public relations, citra produk ban Michelin dan bagaimana strategi public relations dapat meningkatkan citra Michelin di benak khalayak.

(6)

1.2 Ruang Lingkup

Untuk memastikan penelitian ini agar lebih terfokus, dan tidak menyimpang dari sasaran pokok penelitian, penulis akan membatasi penelitian hanya pada strategi public relations yang dilakukan PT.Fortune Pramana Rancang selama 3 bulan dari November 2011 hingga Februari 2012, dan citra PT.Michelin Indonesia di benak khalayak luas.

Pengaruh dalam penelitian ini diartikan sebagai daya timbul masyarakat maupun khalayak luas dengan menggunakan jasa konsultan public relations sehingga dapat meningkatkan citra perusahaan.

Dengan berpedoman pada ruang lingkup permasalahan diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini ialah:

1. Bagaimana citra produk ban Michelin saat ini?

2. Bagaimana strategi public relations PT.Fortune Pramana Rancang dalam meningkatkan citra produk ban Michelin?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui citra Michelin saat ini

(7)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Kegunaan Teoritis

Dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong perkembangan ilmu komunikasi khususnya di pencitraan, mengenai penggunaan strategi –strategi public relations dalam membangun citra perusahaan.

2. Kegunaan Praktis

Dapat memberikan masukan yang berguna bagi Michelin mengenai ke-efektifitasan dalam penggunaan jasa public relations untuk membentuk citra yang kuat dan positif untuk produk ban Michelin.

1.5 Metodologi

Metode adalah proses, prinsip-prinsip dan prosedur yang kita gunakan untuk mendekati masalah dan mencari jawaban. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif.

Metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pengumpulan data berupa wawancara mendalam dan observasi dipilih penulis karena untuk mengetahui strategi apa yang disusun dan diterapkan oleh PT.Fortune Pramana Rancang dalam program public relation Michelin untuk meningkatkan citra di hadapan khalayak, yang tidak bisa diwakili dengan statistik, melainkan dengan deskripsi dan wawancara dari pihak-pihak terkait dengan penyusunan strategi dan pelaksanaanya.

(8)

Silalahi (2009: 77) menyatakan bahwa penelitian kualitatif dapat dikonstruksi sebagai satu strategi penelitian yang biasanya menekankan kata-kata daripada kuantifikasi dalam pengumpulan dan analisis data, menekankan pendekatan induktif untuk hubungan antara teori dan penelitian, yang tekanannnya pada penempatan penciptaan teori. Oleh karena itu, penelitian kualitatif didefinisikan sebagai suatu proses penyelidikan untuk memahami masalah sosial berdasarkan pada penciptaan gambaran holistic lengkap yang dibentuk dengan kata-kata, melaporkan pandangan informan secara terperinci, dan disusun dalam sebuah latar ilmiah.

1.5.1 Metode Pengumpulan Data

Jika dilihat dari jenisnya, maka kita dapat membedakan data kualitatif sebagai data primer dan data sekunder.

1.5.1.1 Data Primer

Data primer adalah data yang berasal dari sumber pertama. Data ini tidak terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan obyek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data. (Sarwono, 2006:129)

Menurut Sugiyono (2002: 129), data primer adalah data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data yang terdapat pada penelitian peneliti dikumpulkan melalui wawancara.

(9)

Jadi merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian perorangan, kelompok, dan organisasi, seperti dari hasil wawancara dan observasi.

1.5.1.1.1 Wawancara

Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara terhadap dua orang informan, yakni director business development dan strategic planners. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai strategi-strategi public realtions oleh PT.Fortune Pramana Rancang dalam meningkatkan citra Michelin, baik dari segi perencanaan hingga evaluasi dari strategi-strategi tersebut.

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topic tertentu. (Sugiyono, 2009:72)

Menurut Sugiyono (2002: 130), wawancara mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan kekayaan pribadi.

Dari berbagai penjelasan diatas, penulis dapat menentukan dengan jelas informan yang akan diwawancarai, yakni Director Business Development dan Strategic Planners.

(10)

1.5.1.1.2 Observasi

Menurut Cartwright, dalam buku Metode Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, menyebutkan bahwa observasi sebagai suatu proses melihat, mengamati, dan mencermati serta “merekam” perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu.Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis. (Herdiansyah., 2010: 131)

Kegiatan observasi meliputi melakukan pencatatan secara sistematik kejadian-kejadian, perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan. Pada tahap awal observasi dilakukan secara umum, penulis mengumpulkan data atau informasi sebanyak mungkin. Tahap selanjutnya penulis harus melakukan observasi yang terfokus, yaitu mulai menyempitkan data atau informasi yang diperlukan sehingga peneliti dapat menemukan pola-pola perilaku dan hubungan yang terus menerus terjadi. Jika hal itu sudah ditemukan, maka peneliti dapat menemukan tema-tema yang akan diteliti. (Sarwono. 2006:224)

Jadi observasi memberikan perspektif menyeluruh (holistik) dan gambaran atau deskripsi grafis mengenai kehidupan sosial. Penulis berperan aktif dalam sebuah situasi seperti saat bekerja di suatu organisasi untuk beberapa waktu, dan tidak lagi dianggap sebagai sekadar penonton, dengan demikian akan mampu merekam berbagai peristiwa dan aktifitas dari perspektif orang dalam.

(11)

1.5.1.2 Data Sekunder

Sugiyono (2002: 129) berpendapat bahwa, “narasumber sekunder adalah narasumber yang tidak secara langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau melalui dokumen.”

Menurut Ruslan (2004: 132), data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (dihasilkan oleh pihak lain)atau digunkan oleh lembaga lainnya yang bukan pengelolanya tetapi dapat dimanfaatkan dalam suatu penelitian tertentu.

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa: 1. Studi Kepustakaan

Dengan membaca atau mempelajari buku-buku teks, catatan kuliah atau makalah-makalah untuk memperoleh perbandingan antara teori yang ada dengan kenyataan yang terlihat di lapangan.

2. Data Perusahaan:

a. Laporan kegiatan PT.Fortune Pramana Rancang b. Company Profile PT.Fortune Pramana Rancang

c. Sejumlah media cetak mengenai PT.Fortune Pramana Rancang

d. Arsip dan dokumen lain yang didapat dari PT.Fortune Pramana Rancang 3. Internet

Penulis mendapatkan informasi melalui media internet. Terutama pada website resmi PT.Fortune Pramana Rancang.

(12)

1.5.2 Metode Analisis Data

Metode yang digunakan oleh penulis adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono (2002: 13), “Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata kalimat, skema dan gambar”. Menurut Rakhmat (2002:21), metode deskriptif adalah “melukiskan variable demi variable, satu demi satu metode deskriptif ini digunakan untuk memberikan gambaran atau uraian suatu keadaan secara faktual dan cermat”.

1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini akan diuraikan di dalam 5 bab yang disusun secara kronologis dan sistematis.

Bab 1: Bab pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, ruang lingkup, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi, dan sistematika penulisan.

Bab 2: Berisi penjelasan yang secara spesifik menyangkut tinjauan kepustakaan yang menguraikan landasan teori-teori umum tentang pengertian komunikasi, dan public relation lalu teori khususnya yaitu tentang strategi dan citra.

Bab 3: Menguraikan secara garis besar kerangka analisis obyek yang diteliti, struktur organisasi, penelitian yang berlaku, permasalahan dan alternatif pemecahan masalah.

Bab 4: Membahas tentang data temuan dan analisis data hasil penelitian mengenai pengaruh strategi-strategi public relations PT.Fortune Pramana Rancang dalam membangun citra Michelin.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah intervensi hari tiga sampai 7 (minggu pertama) peneliti melakukan evaluasi kepada responden dengan hasil terjadi penurunan nyeri dengan intensitas kadang

Penerapan bauran pemasaran pada dasarnya adalah suatu rencana yang menyeluruh pada suatu perusahaan jasa pengiriman barang untuk memastikan apa yang telah diberikan pada

(6) Tarif retribusi pelayanan medik dokter spesialis tamu, komponen jasa sarana sesuai dengan jenis dan klasifikasi pelayanan yang diatur dalam Peraturan Daerah tentang

Dapat digunakan untuk meninjak lanjuti penanganan pedagang kaki lima di sekitar kawasan Pantai Kuta khususnya dan Tempat-tempat wisata lainnya di Kabupaten

Dari urian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh peristiwa yang terjadi pada seseorang (locus of control), pengetahuan

Jumlah pendamping kp yang meningkat daya saingnya dalam rangka pemberdayaan masyarakat mendukung peningkatan produksi usaha perikanan

Penelitian ini yang bertujuan untuk menelaah pengaruh dosis biochar dan pupuk kandang ayam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis (Zea mays L. saccharata Sturt.)