• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN. Tulisan ini berusaha melihat perbedaan adaptasi kebudayaan antara Migran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V KESIMPULAN. Tulisan ini berusaha melihat perbedaan adaptasi kebudayaan antara Migran"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V KESIMPULAN

Tulisan ini berusaha melihat perbedaan adaptasi kebudayaan antara Migran China Asal Indonesia dengan Migran China Asal Vietnam. MK masing-masing secara selektif .melakukan adaptasi kebudayaan. Mereka memilih atau menolak sebagian kebudayaan yang baru terkait ekonomi, tradisi, politik di China maupun kebudayaan dari kelompok MK yang lain. Bagi MK, memiliki hubungan yang baik dengan pemerintah China juga menjadi satu unsur kunci. Kedudukan Migran China Asal Indonesia di HQNC bisa dibilang dominan. Oleh karenanya, mereka berusaha menghindari konflik dengan pemerintah, namun di sisi lain tetap berusaha menjaga kekhususan kebudayaannya serta hubungan dengan negeri perantauan.

Misalnya Migran China Asal Indonesia menjaga kebiasaan mereka waktu di Indonesia dan hubungan antarmanusia dengan keturunan China-Indonesia di luar HQNC. Kadang-kadang Migran China Asal Indonesia bersikap kompromi secara strategi di depan pemerintah dan menjadi reaksi adaptasi kebudayaan. Seperti upaya Migran China Asal Indonesia melalui Festival Hari Kebudayaan Indonesia yang diadakan oleh Guangxi Normal University. Setiap tahun melalui kegiatan ini, mereka berusaha untuk mempropagandakan kebudayaan Indonesia dan membangun hubungan yang bagus dengan pemerintah. Walaupun berusaha untuk menjaga hubungan baik dengan pemerintah, namun dalam ideologi MK hanya mengadaptasi sebagian ideologi politik pemerintah China. Artinya, penting untuk mempertahankan

(2)

sebagian kebudayaan mereka.

Berbeda dengan Migran China Asal Indonesia, bagi Migran China Asal Vietnam berkompromi dengan pemerintah bukan unsur yang kunci. Di dalam lingkungan yang didominasi oleh Migran China Asal Indonesia, mendorong mereka menaruh harapan dan kesempatan untuk berkembang kepada luar negeri. Di dalam intern Migran China Asal Vietnam terbentuk standar nilai yang baru yaitu siapa mempunyai keluarga di luar negeri maka nilainya akan lebih tinggi. Nilai baru ini merupakan reaksi dari adaptasi kebudayaan Migran China Asal Vietnam.

Di dalam kehidupan sehari-hari, adat, agama serta kebiasaan kebudayaan MK bercampur dengan adat di negeri perantauan dan setelah pulang ke China bercampur dengan kebudayaan dari kelompok lain di HQNC. Banyaknya percampuran kebudayaan yang terjadi membuat kebudayaan MK memiliki kompleksitas yang tinggi. Belum lagi upaya untuk mempertahankan kebudayaan unik milik mereka sendiri dalam proses interaksi dan adaptasi yang dilakukan. Di dalam kehidupan Sehari-hari, misalnya penggunaan bahasa, makanan dan pakaian kerapkali muncul penolakan dalam adaptasi. Seperti upaya mempertahankan nilai-nilai tradisional untuk memberikan batasan yang jelas mengenai perbedaan kebudayaan masing-masing MK. Menurut penulis faktor-faktor struktur kekhususan HQNC, hubungan kelompok, kebudayaan kehidupan, ideologi, dan dinamika MK adalah unsur yang mempengaruhi mereka di dalam proses adaptasi untuk memilih atau menolak. Dari sudut pandang MK masalah adaptasi ini bisa dilihat berdasarkan: pertama, dari pihak kebudayaan kehidupan, kelompok MK hidup dan bekerja di satu komunitas yang sama. Hal ini

(3)

membuat proses interaksi dan adaptasi dilakukan untuk menjaga hubungan agar tetap harmonis. Dalam proses ini, MK memilih untuk saling beradaptasi.

Kedua, perbedaan kebiasaan di antara kelompok MK di HQNC kerapkali mengakibatkan konflik dan gesekan. Pergesekan perasaan ini bukan hanya dari kehidupan sehari-hari namun juga dari perbedaan taraf ekonomi. Kedua hal ini mempengaruhi proses adaptasi mereka, yang tidak jarang berakhir pada penolakan. Dalam hal ideologi, kelompok MK setelah pulang ke China memiliki pengalaman politik yang berbeda dengan negeri perantauan. Seperti yang terjadi pada kelompok Migran China Asal Indonesia, setelah pulang ke China di China terjadi “revolusi kebudayan”. Peristiwa ini memiliki pengaruh yang sangat dalam bagi ideologi mereka. Migran China Asal Vietnam tidak mengalami peristiwa politik ini, jadi di dalam kebiasaan adat dan agama berbeda jauh. Hanya dalam kebudayaan tradisional mereka memilih menolak untuk beradaptasi.

Dinamika yang terjadi pada MK memperlihatkan upaya mereka untuk mengejar kehidupan yang baru, membangun hubungan yang baru dengan MK di HQNC maupun di luarHQNC, dan membuat identitas saudara yang baru. Berbagai kondisi yang melatarbelakangi proses adaptasi yang dilakukan oleh para MK memunculkan diversitas. Oleh karenanya, MK mempunyai sifat majemuk yang tinggi. Diversitas dan sifat majemuk ini menjadi struktur kekhususan HQNC.

Sifat majemuk dan diversitas muncul dari struktur intern, hubungan kelompok, dan identitas sosial yang berbeda-beda. Hal ini memunculkan adaptasi kebudayaan yang pluralitas dalam kehidupan sosial MK. Oleh karena itu, bisa dianggap komunitas

(4)

HQNC sebagai komunitas pluralistis dengan adaptasi kebudayaan untuk membentuk hubungan interaksi. Unsur kebijakan administrasi, sistem politik ekonomi, dan hubungan komunitas pluralistis juga mempengaruhi adaptasi kebudayaan. Sebaliknya kekhususan, sifat pilihan dan sifat plastis dari adaptasi kebudayaan MK mempengaruhi komunitas pluralistis untuk diproduksi kembali.

Guilin HQNC menjadi komunitas pluralistis dan berhubungan erat dengan adaptasi kebudayaan MK. Pengalaman khusus MK mengakibatkan identitas mereka bersifat plastis. Sifat kompleks dari komunitas yang pluralistis mencerminkan tidak seimbang dan tidak harmonisnya adaptasi kebudayaan MK. Selain itu juga memunculkan diversitas pada identitas mereka. Hal ini tidak bisa dilihat dari sudut pandang dualisme. Kebudayaan MK bersifat kompleks dengan membangun hubungan antarmanusia di luar HQNC dan membentuk kelompok serta kebudayaan yang baru.

Dari sudut pandang adaptasi, hasil penelitian dari saya adalah: pertama, lingkungan kehidupan dan adat MK berubah terus-menerus. Ini membuat kebudayaan mereka semakin kompleks. Identitas diri yang dibangun harus disesuaikan dengan lingkungan. Kerena itu, “identitas” MK menjadi tidak stabil. Kedua, adaptasi kebudayaan MK bersifat tidak stabil dan dinamis. Sifat pilihan dan sifat plastis menjadi ciri khusus adaptasi kebudayaan mereka. Bagi MK di Guilin HQNC, adaptasi kebudayaan adalah proses perubahan ketika individu atau kelompok saling berkontak dan menghadapi lingkungan hidup tertentu. Boleh dibilang itu adalah satu proses mencari sifat ketidaksamaan atau proses kesadaran kebudayaan.

(5)

berkembang secara spiral dan berubah terus-menerus. Fenomena adaptasi kebudayaan MK sebenarnya mempunyai sifat pilihan, sifat palstis, dan berubah terus-menerus. Proses adaptasi kebudayaan MK di Guilin HQNC menandakan adaptasi mereka tidak bisa dilihat dari sudut pandang dualisme. Melainkan harus dilihat dari sudut pandang pelaku. Dari sudut pandang pelaku barulah bisa memperhatikan diversitas kebudayaan dan identitas yang terjadi pada mereka.

Kebudayaan MK bertahan pada ciri khusus dari negeri perantauan walaupun China juga berusaha untuk memperluas kebudayaannya secara terus-menerus. Adaptasi MK bukan terjadi di antara dua praktek sosial. Melainkan berjalan dan berkontak dengan beberapa kelompok dan negara. Perubahan dinamika MK membuat adaptasi kebudayaan lebih bersifat diversitas. Mengakibatkan terbentuknya kebudayaan dan identitas yang lebih kompleks.

Akhirnya saya akan menggali makna “kembali” bagi MK “Migran Kembali” berarti overseas Chinese atau keturunan China yang pulang ke China. Namun bagi MK, makna “kembali” bukan hanya berarti pulang ke China, tetapi juga termasuk makna di dalam kebudayaan dan identitas. “Kembali” bukan berarti tinggal, namun masih terletak di antara “tinggal” dan “pindah”.

Dilihat berdasarkan pertalian darah, China adalah “kampung halaman” mereka namun dari identitas belum tentu bagi MK merupakan “kampung halaman”. Bahkan bagi MK, China dianggap sebagai tempat “transit”. Itu berarti MK masih mengalami dinamika yang terus berubah. Dari sudut pandang MK, setelah pulang ke China lama waktu yang tinggal di China bukan masalah, yang paling penting adalah bagaimana

(6)

mereka membentuk identitas diri.

Mungkin boleh dibilang setelah MK pulang ke China dan hidup di China, semakin lama kesadaran “Migran Kembali” atas identitasnya semakin lemah. Seperti yang dijelaskan Wang Gangwu: “Mereka juga mengakui banyak MK hanya dianggap sebagi overseas Chinese karena dilihat dari gejala luarnya. Kebanyakan yang lain sudah meninggalkan identitas MK” (Wang Gungwu 1986: 258). Namun, kasus Migran China Asal Indonesia memperlihatkan walaupun keadaan mereka di China sudah stabil, namun mereka tetap mempertahankan ingatan bersama ketika di Indonesia. Hal itu membangkitkan kesadaran mereka sebagai MK.

Bagi Migran China Asal Vietnam, yang hanya tinggal di China sebentar dan melakukan migrasi lagi, identitas “Migran Kembali” hanya sebagai satu tempat transit saja. Di sini makna “sebentar” bukan berarti waktu lama atau tidak. Namun anggapan Migran China Asal Vietnam meskipun tinggal di China tetapi di dalam hatinya ingin migrasi lagi. Selain itu, juga harus memperhatikan orang yang harus menerima identitas “Migran Kembali” dan tidak memiliki pilihan yang lain. Bagi mereka makna “kembali” adalah proses mengatur mentalitas untuk beradaptasi dengan kehidupan di China.

Bagi Migran China Asal Indonesia pemaknaan mengenai kampung halaman berhubungan dengan pengalaman mereka masing-masing setelah pulang ke China. Menurut sebagian Migran China Asal Indonesia yang dikritik dan diganyang ketika revolusi kebudayaan China, hingga sekarang kehidupan mereka masih tidak bagus. Bagi mereka negara perantauan adalah kampung halaman pertama mereka dan China

(7)

adalah kampung halaman kedua mereka. Sebaliknya bagi sebagian Migran China Asal Indonesia, kehidupan mereka di China sampai sekarang sudah bagus. Mereka mempunyai pekerjaan yang stabil di China. Muncul rasa kepemilikan dan anggapan bahwa China sebagai kampung halaman pertama. Migran Kembali di dalam proses adaptasi kebudayaan, sering mengatur kebudayaan dengan kelompok penduduk setempat maupun dengan kelompok migran kembali yang lain. Upaya pengaturan kebudayaan bersama ini dilakukan sebagai upaya beradaptasi dengan kehidupan di China. MK membentuk identitas yang baru, dalam jangka waktu tertentu mereka pulang ke China selama 50 tahun dan hidup di Hua Qiao Nong Chang tanpa mengalamai kesulitan. Oleh karenanya, identitas mereka bagi China di dalam proses adaptasi kebudayaan menjadi semakin kuat.

Referensi

Dokumen terkait

Laporan Pengukuran Redaman Kabel Koaxial VHF ini telah diperiksa oleh koordinator asisten praktikum Antena.. Laboratorium Teknik Telekomunikasi Dan Digital

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Brand position mana yang sangat penting dalam keputusan pemilihan perguruan tinggi swasta serta untuk mengetahui media

dalam berbagai jenis tanah sampai puluhan tahun walaupun tanpa inang (Kistler, 2001). Berbagai cara pengendalian telah dilakukan untuk menekan serangan Foc. Penggunaan

Dalam siklus reproduksi, beberapa basil penelitian pada moluska laut menunjukkan terjadinya fluktuasi pada profil asam amino selama proses pematangan gonad dan fase awal pertumbuhan

Hasil penelitian menunjukkan pemberian pakan beryodium memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada pertambahan berat dan kandungan yodium ikan mas, tetapi tidak memberikan

Dengan melaksanakan program kitar semula, sekolah mewujudkan persekitaran belajar yang kondusif ataupun dikenali sebagai hands-on learning environment di mana murid

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan