• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI

PUSDIKLAT INDUSTRI

POLITEKNIK ATK YOGYAKARTA

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

2015-2019

Nama

: Politeknik ATK Yogyakarta

Alamat : Jln. ATEKA, Bangunharjo, Sewon, Bantul (Kampus I)

Jln. Ringroad Selatan, Panggungharjo, Sewon, Bantul,

Yogyakarta (Kampus II)

Telp/ Fax : (0274) 383727, 383728, 383729 / (0274) 383727

e-mail :

info@atk.ac.id

(2)
(3)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... LANDASAN HUKUM PENYUSUNAN RENSTRA ... BAB I. PENDAHULUAN ... 1.1. Kondisi Umum ... 1.2. Potensi dan Permasalahan ... 1.2.1. Tuntutan Dunia Industri ... 1.2.2. Kompetisi ... 1.2.3. Globalisasi dan MEA ... 1.2.4. Ketersediaan SDM dan Fasilitas ...

1 2 3 4 4 5 5 6 6 7 BAB II. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS ...

2.1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis Pusdiklat Industri ... 2.1.1. Visi Pusdiklat Industri ... 2.1.2. Misi Pusdiklat Industri ... 2.1.3. Tujuan Pusdiklat Industri ... 2.1.4. Sasaran Strategis Pusdiklat Industri ... 2.2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis Politeknik ATK ... 2.2.1. Visi Politeknik ATK Yogyakarta ... 2.2.2. Misi Politeknik ATK Yogyakarta ... 2.2.3. Visi dan Misi Program Studi Pada Politeknik ATK ... 2.2.4. Tujuan Politeknik ATK Yogyakarta ... 2.2.5. Sasaran Strategis Politeknik ATK Yogyakarta ...

8 8 8 9 9 9 12 12 12 12 14 14 BAB III. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI ...

3.1. Arah dan Strategi Kebijakan Pusdiklat Industri ... 3.2. Arah dan Strategi Kebijakan Politeknik ATK Yogyakarta ...

20 21 23 BAB IV. PENUTUP ...

LAMPIRAN

Matrik Rencana Strategis ... Matrik Target dan Kebutuhan Pendanaan Politeknik ATK Yogyakarta ...

27 28 34

(4)

LANDASAN HUKUM PENYUSUNAN RENSTRA

Landasan hukum penyusunan renstra Politeknik ATK Yogyakarta adalah: 1. Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025

3. Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

4. Undang Undang Nomor 3 tahun 2014 tanggal 15 Januari 2014 tentang Perindustrian

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 tanggal 30 Januari 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2015 tanggal 6 Maret 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional 2015 – 2035

7. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional

8. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019

9. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 31.1/M-IND/PER/3/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Perindustrian tahun 2015-2019

10. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 75/M-IND/PER/9/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Perindustrian

11. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 150/M-IND/PER/12/2011 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan

(5)

12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2015 tanggal 23 Juni 2015 tentang Pembangunan Sumber Daya Industri 13. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan

14. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 498/E/O/2014 Tentang Izin Penyelenggaraan Program Program Studi Program Diploma Tiga dalam Rangka Perubahan Bentuk Akademi Teknologi Kulit Menjadi Politeknik ATK yang diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian

15. Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi

16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 50 Tahun 2014 tetang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi

17. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 105/M-IND/PER/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian

18. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 06/M-IND/PER/1/2015 tanggal 7 Januari 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik ATK Yogyakarta

19. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 27/M-IND/PER/2/2015 tanggal 25 Februari 2015 tentang Statuta Politeknik ATK Yogyakarta.

20. Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Nomor; 09/SJ-IND/ PER/10/2012 tentang Reposisi Pengembangan Unit Pendidikan dan Balai Diklat Industri di Lingkungan Kementerian Perindustrian.

(6)

B A B I P E N D A H U L U A N

Berdasarkan Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Nomor; 09/SJ-IND/ PER/10/2012 tentang Reposisi Pengembangan Unit Pendidikan dan Balai Diklat Industri di Lingkungan Kementerian Perindustrian, maka program reposisi Pusdiklat Industri bagi unit pendidikan tinggi di lingkungan Pusdiklat Industri dikenal dengan program 5P1M, yaitu:

1. Peningkatan animo masyarakat 2. Penyerapan lulusan / alumni 3. Peningkatan akreditasi

4. Pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi – Pihak I (First Party) dan Tempat Uji Kompetensi (TUK)

5. Pembentukan unit teaching factory (TeFa) 6. Menciptakan suasana yang kondusif

sehingga mulai tahun 2012 program kerja yang dilaksanakan oleh Politeknik Industri di lingkungan Kementerian Perindustrian, mengacu kepada program reposisi Pusdiklat Industri serta program pengembangan lainnya.

1.1. Kondisi Umum

Politeknik ATK Yogyakarta sebagai institusi pendidikan tinggi vokasi telah berdiri sejak tahun 1958, yaitu pada saat Departemen Perindustrian menyelenggarakan kursus perkulitan yang disebut Kursus C yang merupakan kursus lanjut setingkat Akademi. Tujuan kursus ini semula hanya untuk memenuhi tenaga teknis dalam menunjang kegiatan Balai Penelitian Kulit, disamping untuk memenuhi kebutuhan tenaga teknis industri perkulitan di bawah pengelolaan pemerintah dan swasta yang dikoordinir oleh pemerintah sebagai sarana penyuluhan. Berdasar Surat Keputusan Menteri Perindustrian Rakyat Nomor 489/TU tanggal 15 Januari 1959, Kursus C kemudian

(7)

ditingkatkan statusnya menjadi Sekolah Kulit Tinggi (SKT), menjadi satu dengan Balai Penelitian Kulit.

Reposisi Pengembangan Unit Pendidikan dan Balai Diklat Industri di Lingkungan Kementerian Perindustrian mengamanatkan pula kepada Unit Pendidikan Tinggi Vokasi di lingkungan Kementerian Perindustrian menjadi berbasis pada spesialisasi dan kompetensi. Akademi Teknologi Kulit (ATK) Yogyakarta memiliki spesialisasi dan kompetensi pada bidang teknologi kulit dan produk kulit / alas kaki, sehingga pada tahun ajaran 2013/2014 program studi di ATK Yogyakarta menjadi 2 (dua) program studi, yaitu: Teknologi Pengolahan Kulit (TPK) dan Desain & Teknologi Produk Kulit (DTPK).

Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 498/E/O/2014 tentang Izin Penyelenggaraan Program Program Studi Program Diploma Tiga dalam Rangka Perubahan Bentuk Akademi Teknologi Kulit Menjadi Politeknik ATK yang diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian, maka status Sekolah Tinggi/Akademi diubah menjadi Politeknik. Dengan diubahnya menjadi Politeknik, maka Politeknik ATK melakukan penyempurnaan kurikulum dengan menyelenggarakan 3 (tiga) program studi yaitu: Teknologi Pengolahan Kulit (TPK), Teknologi Pengolahan Produk Kulit (TPPK) dan Teknologi Pengolahan Karet dan Plastik (TPKK).

Agar agenda reposisi dan perubahan bentuk institusi pendidikan ini dapat berkelanjutan, maka disusunlah rencana strategis Politeknik ATK Yogyakarta dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan (2015 – 2019).

1.2. Potensi dan Permasalahan 1.2.1. Tuntutan Dunia Industri

Seiring dengan tumbuhnya dunia industri yang semakin maju maka tuntutan dunia kerja juga terhadap kualitas sumber daya manusia juga semakin ketat. Industri kulit dan produk kulit yang merupakan salah satu industri yang merupakan primadona eksport nasional yang menuntut tersedianya suber daya manusia yang kompeten dan profesional. Sumber daya

(8)

juga dituntut untuk memiliki ketrampilan motorik / skill praktis untuk dapat bersaing. Oleh karena itu Politeknik ATK Yogyakarta dibawah kewenangan Kementerian Perindustrian sesuai tugas pokok dan fungsinya hadir untuk menjawab tuntutan dan tantangan tersebut, dengan menghasilkan lulusan dengan yang profesional dan mempunyai kompetensi unggul yang dibutuhkan sesuai dunia industri / industry need.

1.2.3. Kompetisi

Politeknik ATK Yogyakarta mempunyai komitmen yang tinggi akan biaya studi dalam proses pembelajaran, mengingat bahwa dalam proses pembelajaran praktek, mahasiswa akan banyak menggunakan material – material kulit asli. Komitmen akan hal itu terwujud dalam ketersediaan bahan praktek, baik bahan kulit, bahan pembantu tanpa harus membebani biaya studi. Tersedianya bahan perkuliahan dan bahan praktek yang sudah disediakan oleh pihak kampus membuat mahasiswa leluasa untuk mengeksplorasi kemampuan dan kreatifitasnya tanpa harus terbebani biaya bahan praktek yang tinggi. Dengan kurikulum berbasis kompetensi dan muatan entrepreneurship yang kuat dalam proses belajar mengajar menjadikan setiap lulusan Politeknik ATK Yogyakarta mempunyai bekal yang cukup untuk berkompetisi dan juga mempunyai sikap hidup yang profesional, mandiri dan berakhlak mulia, untuk mejawab tantangan kompetisi global. Politeknik ATK Yogyakarta selalu berkomitmen dan berkontribusi untuk memberikan yang terbaik dalam mencapai kemandirian industri nasional.

1.2.4. Globalisasi dan MEA

Globalisasi adalah suatu proses yang menyeluruh atau mendunia dimana setiap orang tidak terikat oleh negara atau batas-batas wilayah, artinya setiap individu dapat terhubung dan saling bertukar informasi dimanapun dan kapanpun melalui media elektronik maupun cetak. Globalisasi dapat menjadikan suatu negara lebih kecil karena kemudahan komunikasi antarnegara dalam berbagai bidang seperti pertukaran informasi dan perdagangan.

(9)

Indonesia memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau Asean Economic Cummunity (AEC) yang telah dimulai sejak akhir 2015. MEA merupakan agenda integritas negara–negara Asean dalam melakukan kegiatan ekonomi lintas kawasan, hal ini akan menjadikan kawasan di Asia Tenggara menjadi sebuah wilayah kesatuan pasar tunggal dan basis produksi sehingga arus barang maupun jasa, investasi, dan tenaga kerja terdidik menjadi tidak ada hambatan dari suatu negara ke negara lainnya di kawasan tersebut. Politeknik ATK Yogyakarta harus dapat berperan dan berkontribusi bagi bangsa Indonesia, diantaranya dalam menghasilkan SDM lulusan yang berkompeten serta mendukung regulasi-regulasi Kementerian Perindustrian sesuai tugas dan fungsinya.

1.2.5. Ketersediaan SDM dan Fasilitas

Sumber Daya Manusia (SDM) memiliki peranan penting dalam keberhasilan pembangunan suatu bangsa, banyak negara di dunia telah menunjukkan bahwa dengan SDM yang handal dapat menjadi sebuah negara yang disegani. Kualitas pendidikan vokasi yang baik tidak terlepas dari ketersediaan SDM (dosen, tenaga kependidikan dan karyawan) dan fasilitas kampus yang dimiliki seperti infrastuktur, peralatan, buku-buku, dan sebagainya. Dalam hal ini pengukuran kualitas SDM dan fasilitas, pendidikan di Indonesia memiliki panduan yaitu Permendikbud No. 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Perguruan Tinggi.

Sarana dan prasarana atau fasilitas pendidikan merupakan salah satu komponen yang menunjang keberhasilan atau ketercapaian tujuan pendidikan. Segala bentuk permasalahan yang berkaitan dengan sarana dan prasarana hendaknya segera dapat dicarikan solusi. Hal ini dilakukan untuk menciptakan suasana belajar atau perkuliahann yang efisien dan berjalan lancar. Proses pebelajaran dapat dikatakan baik atau buruk tergantung pada kinerja fungsi dari sarana dan prasarana yang tersedia. Polteknik ATK Yogyakarta secara rutin membuat perencanaan dan evaluasi yang matang dan komprehenship terhadap pemenuhan kebutuhan SDM dan fasilitas. Hal ini

(10)

dilakukan untuk dapat menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai perguruan tinggi vokasi dibawah Kementerian Perindustrian RI.

BAB II

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

Berdasarkan kondisi umum, potensi dan permasalahan yang sedang dan akan dihadapi pada waktu yang mendatang, maka disusun visi dan misi Politeknik ATK Yogyakarta yang akan dicapai melalui tahapan pencapaian tujuan dan sasaran strategis. Program dan pengembangan yang telah dan akan dilaksanakan oleh Politeknik ATK Yogyakarta mengacu pada visi, misi dan tujuan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri (Pusdiklat Industri).

2.1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis Pusdiklat Industri 2.1.1. Visi Pusdiklat Industri

Visi Pusdiklat Industri adalah “Menjadi lembaga pendidikan dan pelatihan industri yang unggul, berbasis kompetensi dan berdaya saing pada tahun 2025 ”, yang bercirikan:

1. Menjadi institusi pilihan pertama dan utama penyedia pelatihan industri berbasis kompetensi

2. Menjadi rujukan pengembangan sistem pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi yang mampu menghasilkan tenaga kerja industri yang kompeten dan berkarakter industri

3. Memiliki manajemen pendidikan dan pelatihan industri berkarakter global, yang bercirikan:

a. Berpikir seperti pemimpin pasar

b. Menjadikan nilai–nilai organisasi (commitment; cooperation; creativity; competence; good conduct) sebagai landasan budaya kerja organisasi c. Fokus pada inovasi, kajian dan pengembangan

(11)

4. Berkembangnya komunitas kepakaran industri khususnya dalam bidang; Teknologi Proses Industri, Kimia Analitik Industri, Manufaktur, Tekstil dan Produk Tekstil, Alas Kaki, Agro Industri dan Smelter Industri

2.1.2. Misi Pusdiklat Industri

Misi Pusdiklat Industri adalah “Menjadi pelopor best practice pendidikan vokasi industri dan pelatihan Industri berbasis kompetensi”, yang dilaksanakan dengan:

1. Menjadi pendidikan vokasi industri dan pelatihan industri yang “elite” dalam pengertian terkenal, disegani dan dibutuhkan oleh kalangan industri

2. Memiliki spesialisasi sebagai ikon Politeknik Industri, SMK Industri dan Balai Diklat Industri yang dikenal secara luas oleh masyarakat dan dunia usaha industri

3. Memiliki workshop dan laboratorium yang terintegrasi/terpadu 4. Meningkatkan jenjang pendidikan bagi Politeknik

5. Meningkatkan kapasitas optimal siswa, mahasiswa dan peserta pelatihan, untuk Politeknik sebanyak 1000-1500 orang, SMK 750-1000 orang dan Balai Diklat 100 - 300 orang perbatch

6. Memiliki unit inkubator bisnis yang handal dan terpercaya dalam menghasilkan wirausaha industri.

2.1.3. Tujuan Pusdiklat Industri

Tujuan Pusdiklat Industri Kementerian Perindustrian RI yang akan dicapai dalam 5 (lima) tahun ke depan yaitu “Menjadi role model pendidikan vokasi industri dan pelatihan industri berbasis kompetensi yang menghasilkan SDM Industri yang kompeten dan berdaya saing”. Ukuran keberhasilan pencapaian tujuan tersebut dijelaskan dalam sasaran strategis.

2.1.4. Sasaran Strategis Pusdiklat Industri

Dalam mewujudkan tujuan tersebut, diperlukan upaya-upaya sistematis yang dijabarkan ke dalam sasaran-sasaran strategis yang mengakomodasi;

(12)

perspektif pemangku kepentingan, perspektif proses internal dan perspektif pembelajaran organisasi. Sasaran strategis dan indikator kinerja sasaran strategis Pusdiklat Industri periode tahun 2015 – 2019 adalah sebagai berikut:

Perspektif Pemangku Kepentingan

1. Sasaran Strategis 1: Terwujudnya Pembina Industri yang kompeten, dengan indikator kinerja yaitu; jumlah pembina industri yang memiliki sertifkat kompetensi

2. Sasaran Strategis 2: Terwujudnya tenaga kerja industri kompeten, dengan indikator kinerja sasaran strategis yaitu; jumlah tenaga kerja industri yang memiliki sertifikat kompetensi dan bekerja

3. Sasaran Strategis 3: Terwujudnya konsultan industri yang kompeten, dengan indikator kinerja sasaran strategis yaitu; jumlah konsultan Industri yang memiliki sertifkat kompetensi

4. Sasaran Strategis 4: Terwujudnya wira usaha industri yang kompeten, dengan indikator kinerja sasaran strategis yaitu: jumlah wirausaha industri yang memiliki sertifikat kompetensi.

(13)

1. Sasaran Strategis 1: Tersusunnya arah pembangunan pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi, dengan indikator kinerja sasaran strategis yaitu: Rencana pengembangan pendidikan vokasi industri

2. Sasaran Strategis 2: Tersusunnya arah pembangunan Pelatihan industri berbasis kompetensi, dengan indikator kinerja sasaran strategis yaitu: rencana pengembangan pelatihan industri

3. Sasaran Strategis 3: Terselenggaranya pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi, dengan indikator kinerja sasaran strategis yaitu: Jumlah lulusan pendidikan vokasi industri dan jumlah lulusan yang memiliki sertifikat kompetensi

4. Sasaran Strategis 4: Terselenggaranya pelatihan industri berbasis kompetensi dengan sistem 3 in 1, dengan indikator kinerja sasaran strategis yaitu: Jumlah tenaga kerja industri dapat bekerja dan jumlah tenaga kerja memiliki sertifikat

5. Sasaran Strategis 5: Terfasilitasinya rintisan pengembangan akademi komunitas, dengan indikator kinerja sasaran strategis yaitu: Jumlah program studi Akademi Komunitas Industri

6. Sasaran Strategis 6: Terwujudnya Inkubator bisnis, dengan indikator kinerja sasaran strategis yaitu: jumlah Inkubator bisnis

Perspektif Pembelajaran Organisasi

1. Sasaran strategi 1 : Terwujudnya SDM Pendidikan dan pelatihan yang berintegritas dan kompeten, dengan indikator kinerja sasaran strategis yaitu: Persentase Tenaga Pendidik yang berpendidikan S2 / S3 dan persentase Tenaga Pendidik yang tersertifikasi

2. Sasaran Strategis 2: Sistem Informasi yang Handal, dengan indikator kinerja sasaran strategis yaitu: Jumlah aplikasi sistem informasi pendidikan dan pelatihan yang tersedia dan terintegrasi.

3. Sasaran Strategis 3: Sarana dan Prasarana pendidikan dan pelatihan yang modern dan memadai, dengan indikator kinerja sasaran strategis

(14)

yaitu: indeks standar minimum pelayanan pendidikan vokasi industri dan indeks standar minimum pelayanan pelatihan industri

4. Sasaran Strategis 4: Sistem Perencanaan dan Penganggaran yang Berkualitas, dengan indikator kinerja sasaran strategis yaitu: Tingkat kesesuaian rencana kegiatan dengan dokumen perencanaan.

5. Sasaran Strategis 5: Sistem Tata Kelola Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) yang Transparan dan Akuntabel, dengan indikator kinerja sasaran strategis yaitu: tingkat penyerapan anggaran dan tingkat kualitas laporan keuangan

6. Sasaran Strategis 6: Sistem pengendalian internal yang efektif, dengan indikator kinerja sasaran strategis yaitu: Jumlah satuan kerja (satker) yang melaksanakan sistem pengendalian internal, tingkat ketepatan waktu penyampaian laporan dan Nilai SAKIP

2.2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis Politeknik ATK Yogyakarta

Dengan memperhatikan visi, misi, tujuan dan sasaran strategis yang dimiliki Pusdiklat Industri, maka Politeknik ATK Yogyakarta sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai Perguruan Tinggi vokasi dituntut untuk menghasilkan SDM industri yang berkompeten. Politeknik ATK Yogyakarta, dengan mencermati lingkungan, rencana pengembangan, baik internal dan eksternal, maka disusun visi, misi, tujuan dan sasaran strategis Politeknik ATK Yogyakarta sebagai berikut:

2.1.1. Visi Politeknik ATK

Visi Politeknik ATK Yogyakarta adalah “Menjadi Politeknik yang unggul dalam bidang industri kulit, produk kulit, karet dan plastik yang berstandar global serta berperan dalam pengembangan industri nasional”.

(15)

Misi Politeknik ATK Yogyakarta yang akan dilaksanakan dalam rangka pencapaian visi adalah:

1. Menyelenggarakan pendidikan bertaraf internasional untuk

mengembangkan profesi pendidikan di bidang kulit, produk kulit, karet dan plastik.

2. Menyelenggarakan penelitian terapan bertaraf internasional untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta inovasi di bidang kulit, produk kulit, karet dan plastik.

3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat dan secara aktif

membangun sinergi dengan pelaku industri bidang kulit, produk kulit, karet dan plastik maupun dengan institusi dalam serta luar negeri

2.2.3 Visi dan Misi Program Studi Politeknik Pada ATK Yogyakarta

Sebagai perguruan tinggi vokasi maka aktualisasi pencapaian visi dan pelaksanaan misi institusi Politeknik ATK Yogyakarta sangat berkorelasi dan didukung dengan visi dan misi dari program studi – program studinya.

Program Studi Teknologi Pengolahan Kulit (TPK)

Visi yang dimiliki Program Studi TPK adalah menjadi program studi yang siap bersaing di pasar global dalam bidang teknologi pengolahan kulit.

Misi yang dijalankan Program Studi TPK adalah:

1. Mendidik Sumber Daya Manusia (SDM) profesional dan kompeten di bidang pengolahan kulit yang siap bersaing di pasar global.

2. Melakukan penelitian terapan di bidang pengolahan kulit.

3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat secara aktif, membangun sinergi dengan pelaku industri bidang pengolahan kulit dan institusi di dalam dan di luar negeri.

Program Studi Teknologi Pengolahan Karet dan Plastik (TPKP)

Visi Program Studi TPKP sampai tahun 2020 adalah menjadi program studi yang profesional dibidang pengolahan karet dan plastik, dan sampai

(16)

menjawab tantangan dan permasalahan dalam industri manufaktur baik regional maupun nasional melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Misi Program Studi TPKP adalah:

1. Menyelenggarakan pendidikan vokasi untuk menghasilkan lulusan ahli madya diploma 3 teknologi pengolahan karet dan plastik yang kompeten dan mampu mengikuti perkembangan teknologi secara komprehensif.

2. Memfasilitasi penelitian terapan dan mempublikasikan hasilnya untuk mengembangkan sains dan teknologi bidang karet dan plastik. 3. Berperan secara aktif dalam program Tri Dharma Perguruan Tinggi

melalui pengabdian masyarakat .

Program Studi Teknologi Pengolahan Produk Kulit (TPPK)

Visi Program Studi TPPK adalah menjadi pusat penghasil sumber daya manusia industrial dan wirausaha berstandar kompetensi global dalam bidang teknologi produk kulit dan sepatu/alas kaki.

Misi Program Studi TPPK adalah:

1. Mendidik Sumber Daya Manusia (SDM) profesional dan kompeten di bidang teknologi produk kulit dan sepatu/alas kaki yang siap bersaing di pasar global.

2. Melakukan penelitian terapan di bidang teknologi produk kulit dan sepatu/alas kaki.

3. Memberikan pelayanan teknis, konsultasi dan pendidikan dan pelatihan dibidang teknologi produk kulit dan sepatu/alas kaki.

2.2.4 Tujuan Politeknik ATK Yogyakarta

Untuk mewujudkan visi dan melaksanakan misi di atas, maka Politeknik ATK Yogyakarta dibawah Pusdiklat Industri Kementerian Perindustrian RI menetapkan tujuan yang akan dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang, yaitu;

(17)

kompetensi pada bidang industri kulit, produk kulit, karet dan plastik yang menghasilkan SDM Industri yang kompeten dan berdaya saing”. Ukuran keberhasilan pencapaian tujuan dijabarkan dalam uraian sasaran strategis.

2.2.5 Sasaran Strategis Politeknik ATK Yogyakarta

Aktualisasi nilai-nilai pada tujuan Politeknik ATK Yogyakarta membutuhkan upaya-upaya terintegrasi dan komprehenship yang dijabarkan pada sasaran strategis dalam beberapa aspek perspektif pengembangan / improvement aspects, yaitu; perspektif pengembangan sumber daya manusia (SDM), perspektif pengembangan sarana dan prasarana (sarpras), perspektif pengembangan kurikulum, perspektif pengembangan institusi dan kelembagaan, perspektif pengembangan kerjasama dan pelayanan informasi. Sasaran strategis dan indikator kinerja utama / Key Performace Indicator (KPI) sasaran strategis Politeknik ATK Yogyakarta tahun 2015 – 2019 adalah;

Perspektif Pengembangan Sumber Daya Manusia

Sasaran Strategis 1: Terwujudnya peningkatan kualitas dosen Indikator kinerja :

1. Jumlah dosen yang menempuh pendidikan S2/S3 2. Terbentuknya kelompok keahlian dosen

3. Jumlah dosen yang telah mengikuti pelatihan e-learning

4. Jumlah dosen yang telah mengikuti pelatihan assesor kompetensi 5. Jumlah dosen yang telah mengikuti magang industri

6. Jumlah penelitian dosen yang terpublikasi pada jurnal nasional terakreditasi/ jurnal internasional

7. Jumlah kegiatan yang menghadirkan dosen tamu dan teknisi/pakar dalam negeri /luar negeri

Sasaran Strategis 2: Terwujudnya peningkatan kualitas penelitian dosen Indikator kinerja :

1. Jumlah jurnal ilmiah

2. Jumlah jurnal terakeditasi nasional

(18)

5. Jumlah dosen sebagai pembicara seminar internasional 6. Jumlah kegiatan seminar rutin tiap kelompok eahlian 7. Jumlah kegiatan seminar bulanan tiap program studi 8. Jumlah kegiatan seminar tahunan Politeknik

Sasaran Strategis 3 : Terwujudnya tenaga kependidikan (PLP, Laboran, Teknisi, Tenaga administrasi) yang berkualitas

Indikator kinerja :

1. Jumlah diklat fungsional yang diikuti tenaga kependidikan 2. Jumlah diklat struktural yang diikuti tenaga kependidikan Sasaran Strategis 4: Terwujudnya mahasiswa yang berprestasi Indikator kinerja :

1. Jumlah mahasiswa baru yang diterima 2. Jumlah / rasio penerimaan mahaiswa baru 3. Jumlah kegiatan kompetisi mahasiswa

4. Jumlah mahasiswa yang terlibat dalam penelitian terapan 5. Jumlah mahasiswa yang mendapatkan beasiswa akademik 6. Jumlah mahasiswa yang mendapatkan beasiswa non akademik

7. Jumlah mahasiswa yang mengikuti pertukaran/magang di luar negeri

Perspektif Pengembangan Sarana dan Prasarana

Sasaran Strategis 1: Terwujudnya Kegiatan Perkuliahn yang kondusif Indikator kinerja :

1. Jumlah kelas dengan peralatan berbasis teknologi informasi 2. Jumlah modul mata kuliah yang disusun

3. Jumlah langganan jurnal internasional

4. Jumlah mata kuliah yang dimasukkan dalam program e-learning Sasaran Strategis 2: Terwujudnya kegiatan praktek yang kondusif Indikator kinerja :

1. Jumlah penambahan peralatan praktikum yang sesuai dengan standar yang ditetapkan

(19)

Indikator kinerja :

1. Jumlah penambahan peralatan praktikum yang sesuai dengan standar 2. Jumlah modul praktikum mata kuliah teaching factory yang disusun Sasaran Strategis 4: Terwujudnya inkubator bisnis

Indikator kinerja :

1. Jumlah tenant yang diikubasi

2. Jumlah kegiatan penciptaan wira usaha-wira usaha baru

Sasaran Strategis 5: Terwujudnya Lembaga Sertifikasi Profesi-Pihak 1 (LSP-P1) dan Tempat Uji Kompetensi (TUK)

Indikator kinerja:

1. Jumlah skema sertifikasi yang disusun / dikembangkan 2. Jumlah mahasiswa yang mengikuti uji kompetensi

Perspektif Pengembangan Kurikulum

Sasaran Strategis 1: Terwujudnya tinjauan/evaluasi kurikulum berdasarkan masukan dunia industri

Indikator kinerja :

1. Jumlah kegiatan evaluasi kurikulum berbasis kompetensi 2. Jumlah kegiatan harmonisasi kurikulum terhadap SKKNI

Sasaran Strategis 2: Terwujudnya evaluasi kurikulum berdasarkan kegiatan tracer study dan temu alumni

Indikator kinerja :

1. Jumlah kegiatan pelaksanaan dan pengolahan data tracer study 2. Jumlah kegiatan pelaksanaan dan pengolahan data temu alumni

Perspektif Pengembangan Institusi dan Kelembagaan

Sasaran Strategis 1: Peningkatan Jenjang pendidikan dan pengembangan program studi

Indikator kinerja :

1. Jumlah dokumen pengajuan program studi pada jenjang lebih tinggi 2. Jumlah dokumen pengembangan progam studi

(20)

Indikator kinerja :

1. Akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) 2. Survailence ISO 9001 – 2015

Perspektif Kerjasama dan Pelayanan Informasi

Sasaran Strategis 1: Terwujudnya Politeknik yang bereputasi Indikator kinerja :

1. Jumlah dosen yang mengikuti kegiatan ilmiah berskala nasional/ internasional

2. Jumlah kerja sama yang terjalin dengan industri/ institusi pendidikan dalam negeri dan luar negeri

Sasaran Strategis 2: Terwujudnya promosi yang efektif dalam rangka menjaring mahasiswa

Indikator kinerja :

1. Jumlah sekolah yang dikunjungi dalam melakukan promosi 2. Jumlah pameran pendidikan yang diikuti

(21)

PETA STRATEGI POLITEKNIK ATK YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019

BAB III

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

Mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005 – 2025, pembangunan industri nasional diarahkan untuk mewujudkan industri yang berdaya saing, baik di pasar lokal maupun internasional, terkait dengan pengembangan industri kecil dan menengah, dengan struktur industri yang kuat dan berkeadilan serta mendorong perkembangan ekonomi di luar pulau Jawa. Arah kebijakan dan strategi pembangunan industri nasional, dengan memperhatikan Klasifikasi Baku

(22)

Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) tahun 2009 ditentukan 10 industri prioritas yang akan dikembangkan tahun 2015 - 2019. Kesepuluh industri prioritas tersebut dikelompokkan kedalam 6 (enam) industri andalan, 1 (satu) industri pendukung, dan 3 (tiga) industri hulu dengan rincian:

1. Industri Pangan;

2. Industri Farmasi, Kosmetik dan Alat Kesehatan; 3. Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka; 4. Industri Alat Transportasi;

5. Industri Elektronika dan Telematika (ICT); 6. Industri Pembangkit Energi;

7. Industri Barang Modal, Komponen, dan Bahan Penolong; 8. Industri Hulu Agro;

9. Industri Logam Dasar dan Bahan Galian Bukan Logam; dan 10. Industri Kimia Dasar (Hulu dan Antara).

Arah kebijakan pembangunan industri nasional tahun 2015 – 2019:

1. Memperkuat dan memperdalam struktur Industri nasional untuk mewujudkan industri nasional yang mandiri, berdaya saing, maju, dan berwawasan lingkungan melalui (1) Peningkatkan nilai tambah di dalam negeri melalui pengelolaan sumber daya industri yang berkelanjutan (2) Peningkatkan penguasaan teknologi dan inovasi; dan (3) Perluasan Pasar dalam negeri dan ekspor.

2. Perluasan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja melalui Penumbuhan Populasi Industri untuk menambah populasi industri baik berskala besar, sedang maupun industri kecil.

3. Pengembangan Perwilayahan Industri, Khususnya di luar Pulau Jawa melalui: (1) Pengembangan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri terutama yang berada dalam Wilayah Pengembangan Industri; (2) Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri; (3) Pembangunan Kawasan Industri; (4) Pengembangan Sentra IKM.

(23)

1. Memperkuat dan mengembangkan lembaga pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi struktur Industri melalui (1) Peningkatkan kapasitas dan kualitas sarana dan prasarana (2) Pembentukan Tempat Uji Kompetensi (3) Pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi (4) Pembentukan Teaching Factory (5) Workshop Terintegrasi ; dan (3) Pembentukan Inkubator Bisnis.

2. Memperkuat dan mengembangkan lembaga pelatihan industri berbasis kompetensi struktur Industri melalui (1) Peningkatkan kapasitas dan kualitas sarana dan prasarana (2) Pembentukan Tempat Uji Kompetensi (3) Pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi (4) Pembentukan Teaching Factory (5) workshop terintegrasi dan (6) pembentukan inkubator bisnis

3. Mengembangkan Infrastruktur Kompetensi bidang industri prioritas melalui (1) Penyusunan dan penetapan SKKNI (2) Pendirian LSP & TUK (3) Peningkatan jumlah assessor kompetensi dan Lisensi

4. Mendorong dan memperluas kesempatan berusaha dan kesempatan kerja melalui pelatihan berbasis kompetensi dengan sistem 3 in 1 (pelatihan, sertifikasi, penempatan) untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja sektor industri dan tumbuhnya wirausaha Industri.

5. Mempercepat sistem sertfikasi tenaga kerja industri melalui (1) fasilitasi sertifikasi kompetensi dan (2) penetapan sistem sertifikasi wajib

6. Pendirian dan pengembangan pendidikan vokasi industri pada perwilayahan industri, khususnya di luar pulau Jawa.

3.1 ARAH KEBIJAKAN PUSDIKLAT INDUSTRI

Sejalan dengan arah kebijakan pembangunan SDM industri, Pusdiklat

Industri menetapkan arah kebijakan yang menjadi fokus unit pendidikan vokasi industri 2015 – 2019 sebagai berikut :

1. Mempelopori dan menjadi rujukan pendidikan vokasi industri dan pelatihan industri berbasis kompetensi, kriteria dan langkah pengembangannya:

(24)

a. Kurikulum berbasis kompetensi mengacu kepada SKKNI bidang industri

b. Link and Match dengan kebutuhan dunia usaha industri

c. Menggunakan modul pembelajaran berbasis kompetensi (setiap paket modul terdiri: buku kerja, buku informasi dan buku penilaian) serta sistem pembelajaran Curriculum Based Training / CBT

d. Memiliki teaching factory, LSP dan TUK

e. Menyelenggarakan sertifikasi kompetensi terhadap siswa/mahasiswa dan lulusan

f. Memiliki kerjasama dengan dunia usaha industri dalam rangka penyusunan kurikulum, pemagangan industri, dan penempatan kerja lulusan

g. Lulusannya dapat berkiprah/bersaing secara nasional dan internasional dengan kompetensi yang dimiliki

2. Mengembangan spesialisasi sebagai icon Politeknik/ harus memiliki satu spesialisasi dari program studi yang menjadi fokus (konsentrasi) pengembangan Politeknik/SMK dan menjadi icon / brand Politeknik/SMK di masyarakat dan dunia usaha industri

3. Politeknik sebagai Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Industri yang elite, harus mampu membangun persepsi dan pandangan masyarakat bahwa pendidikan vokasi merupakan pendidikan yang elite dan menjadi pilihan utama.

Untuk menjadi Politeknik/SMK yang “elite” dalam pengertian Politeknik/SMK yang “terkenal”, disegani dan dibutuhkan oleh masyarakat dan dunia usaha industri, harus didukung dengan adanya :

a. Tenaga pengajar yang berkualitas, memiliki jenjang pendidikan minimal S2 dan diutamakan mayoritas S3 untuk Politeknik.

b. Memiliki karya-karya ilmiah (berupa penelitian terapan) yang terkenal dan berskala internasional

(25)

c. Mahasiswa/siswa berprestasi dalam kejuaraan/lomba di tingkat nasional maupun internasional sesuai dengan spesialisasi/skills yang dimiliki

d. Politeknik/SMK memiliki partner dengan sekolah vokasi di luar negeri untuk pengembangan kompetensinya,

e. Politeknik/SMK memiliki banyak kegiatan pertukaran mahasiswa/ siswa dan dosen/guru dengan universitas luar negeri

4. Mengembangan Workshop/Laboratorium yang terintegrasi/terpadu, dengan Konsep ruang pendidikan yang modern :

a. Flexible Concept, mengakomodasi kemudahan dalam pengaturan ulang ruangan apabila diperlukan

b. Multifunctional Space, berfungsi sebagai ruang belajar teori, ruang praktek sekaligus ruang diskusi.

c. Professional Look, Desain dan tampilan ruangan modern dan professional

d. Students take parts in preparation, adanya keterlibatan mahasiswa/siswa dalam persiapan pembelajaran dan praktek

5. Mengembangan prodi dan meningkatan jenjang program pendidikan Politeknik:

a. Pengembangan prodi diarahkan untuk mendukung/memperkuat (strengthening) terhadap icon politeknik dan sesuai dengan kebutuhan industri

b. Peningkatan jenjang program pendidikan secara bertahap; yaitu : D-3 menjadi D-4; dan D4 menjadi S2 (magister) terapan,

c. Kuncinya adalah pada jumlah dosen, untuk Program S2 : minimal 6 dosen tetap dengan kualifikasi S3 yang memenuhi syarat linearitas dan batas usia minimum.

(26)

e. Membangun kolaborasi antara Akademi Komunitas (Akom) dengan Politeknik yang memiliki kesamaam Prodi untuk melanjutkan jenjang pendidikan

6. Meningkatan jumlah mahasiswa/siswa. Jumlah mahasiswa/siswa Politeknik/SMK minimal harus memenuhi kapasitas (daya tampung) optimal sekolah yang dinilai yang layak dari sisi APBN, dengan tetap memperhatikan:

a. Kualitas calon siswa/mahasiswa : rasio penerimaan minimal 1:3 b. Kapasitas kelas 30-40 orang, untuk itu perlu dilengkapi sarana

pembelajaran, ruang kelas, workshop dan laboratorium sesuai target jumlah siswa/mahasiswa

c. Jumlah guru/dosen terhadap jumlah siswa/mahasiswa memenuhi standar rasio yang disyaratkan

d. Menjaga kualitas lulusan: “Seluruh lulusan harus terserap di Industri”

8. Mengembangan Inkubator Bisnis

9. Menyelenggarakan pelatihan industri dengan sistem 3 in 1

10. Mendirikan dan mengembangkan Pendidikan tinggi Vokasi industri disetiap Wilayah Pusat Pengembangan Industri (WPPI)

3.2. ARAH KEBIJAKAN POLITEKNIK ATK YOGYAKARTA

Sejalan dengan arah kebijakan Pusdiklat Industri maka Politeknik ATK menetapkan arah kebijakan yang menjadi fokus program tahun 2015 – 2019:

1. Menjadi rujukan pendidikan vokasi Industri berbasis kompetensi, dengan langkah:

a. Kurikulum berbasis kompetensi mengacu kepada SKKNI bidang industri pengolahan kulit, industri pengolahan produk kulit dan industri pengolahan karet dan plastik. Hal ini akan menyebabkan terjadinya link and match antara output pendidikan vokasi dengan kebutuhan dunia industri, karena penyusunan SKKNI melibatkan 3

(27)

b. Memiliki Teaching Factory, Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak 1 (Firs- Party) dan Tempat Uji Kompetensi

Dalam rangka mewujudkan salah satu pengembangan Politeknik ATK Yogyakarta perlu sebuah program yang mengintegrasikan pembelajaran dengan proses produksi. Dalam mengintegrasikan pembelajaran tersebut diperlukan wahana menumbuhkan dan mengembangkan jiwa wirausaha Dosen, Karyawan dan Mahasiswa. Teaching Factory (pabrik dalam sekolah) merupakan sistem untuk mempersempit kesenjangan / gap antara SDM output Politeknik dengan kebutuhan industri / industry needs. Menggunakan modul pembelajaran berbasis kompetensi (setiap paket modul terdiri dari: buku kerja, buku informasi, dan buku penilaian).

Dalam konteks pengembangan SDM industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki yang kompeten, langkah yang perlu dilakukan oleh Politeknik ATK Yogyakarta diantaranya adalah mempersiapkan pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama (LPSP – P1) dan Tempat Uji Kompetensi (TUK) sebagai lembaga yang akan memberikan pelayanan sertifikasi kompetensi bagi para mahasiswa Politeknik ATK Yogyakarta.

c. Politeknik ATK memiliki kerjasama dengan dunia usaha industri dalam rangka penyusunan kurikulum, pemagangan industri dan penempatan kerja lulusan, temu industri, konsultasi, joint research dll. Hal ini menyebabkan lulusannya dapat berkiprah/bersaing secara nasional dan internasional dengan kompetensi yang dimiliki 2. Politeknik ATK Yogyakarta telah memiliki satu spesialisasi yaitu

teknologi kulit yang menjadi icon Politeknik ATK di masyarakat dan dunia usaha industri

3. Politeknik ATK Yogyakarta mampu membangun persepsi dan pandangan masyarakat bahwa pendidikan vokasi merupakan pendidikan yang elite dan menjadi pilihan utama, indikatornya;

(28)

a. Tenaga Pengajar yang berkualitas, memiliki jenjang pendidikan minimal S2 dan S3.

b. Memiliki karya-karya ilmiah (berupa penelitian terapan) yang telah dipublikasi pada majalah ilmiah berskala nasional dan internasional c. Mahasiswa berprestasi dalam kejuaraan/lomba di tingkat nasional

maupun internasional sesuai dengan spesialisasi/skills yang dimiliki d. Politeknik ATK memiliki partner dengan sekolah vokasi di dalam

negeri dan luar negeri untuk pengembangan kompetensinya,

e. Politeknik ATK Yogyakarta mengembangkan kegiatan pertukaran mahasiswa/siswa dan dosen/guru dengan universitas luar negeri

4. Politeknik ATK Yogyakarta mengembangan terealisasinya workshop/laboratorium yang terintegrasi/terpadu. Keberadaan 3 (tiga) Program Studi, yaitu; Teknologi Pengolahan Kulit, Teknologi Pengolahan Produk Kulit dan Teknologi Pengolahan Karet dan Plastik dapat menghasilkan kolaborasi yang saling melengkapi, sehingga mempercepat terwujudnya workshop / laboratorium yang terintegrasi/terpadu

5. Mengembangan Prodi dan meningkatan jenjang Program Pendidikan: a. Pengembangan Prodi diarahkan untuk mendukung/memperkuat

(strengthening) terhadap icon Politeknik ATK Yogyakarta dan sesuai dengan kebutuhan industri

b. Peningkatan jenjang Program pendidikan secara bertahap; yaitu : D-3 menjadi D-4; dan D4 menjadi S2 (magister) terapan,

c. Membangun sistem pembelajaran menggunakan block system

6. Meningkatan jumlah mahasiswa yang disesuaikan dengan kapasitas (daya tampung) optimal sekolah yang dinilai yang layak, dengan tetap memperhatikan:

a. Kualitas calon mahasiswa deangan rasio penerimaan minimal 1:3 b. Kapasitas kelas 30-40 orang, untuk itu perlu dilengkapi sarana

(29)

jumlah siswa/mahasiswa. Jumlah dosen terhadap jumlah siswa/mahasiswa memenuhi standar rasio yang disyaratkan 1: 20 7. Mengembangan Inkubator Bisnis

Inkubasi adalah proses pembinaan bagi mahasiswa dan usaha kecil dan atau pengembangan produk baru yang dilakukan oleh inkubator bisnis dalam hal penyediaan sarana dan prasarana usaha, pengembangan usaha dan dukungan manajemen serta teknologi. Inkubator adalah lembaga yang bergerak dalam bidang penyediaan fasilitas dan pengembangan usaha, baik manajemen maupun teknologi bagi Usaha Kecil dan Menengah untuk meningkatkan dan mengembangkan kegiatan usahanya dan atau pengembangan produk baru agar dapat berkembang menjadi wirausaha yang tangguh dan atau produk baru yang berdaya saing dalam jangka waktu tertentu. Politeknik ATK Yogyakarta secara rutin mengalokasikan program dan dukungan finasial untk kegiatan inkubasi bisnis dan inkubasi teknologi.

8. Menciptakan Suasana Kondusif, dengan memperhatikan faktor; a. Memposisikan seluruh staf sesuai kapasitas dan kompetensinya. b. Sosialisasi program pengembangan institusi pada seluruh staf c. Keterbukaan Manajemen

d. Pertemuan rutin antara pimpinan dan seluruh staf dan manajemen dengan para mahasiswa

e. Kegiatan pembinaan jasmani dan rohani secara rutin dan bersama seluruh staf dan manajemen setiap minggu.

BAB IV PENUTUP

Rencana strategis Politeknik ATK Yogyakarta tahun 2015 – 2019 merupakan program rencana kerja jangka menengah yang disusun

(30)

2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Penyusunan Renstra dilakukan secara sistematis, komprehensif, integratif dan sinergis dengan menggunakan alat bantu peta strategi dan key performance indicator (KPI) agar penggunaan sumber daya yang tersedia dapat dimanfaatkan secara lebih efisien dan efektif. Rencana strategis Politeknik ATK Yogyakarta akan direview secara berkala setiap tahunnya dan dilakukan penyesuaian terhadap adanya perubahan kebijakan.

Kegiatan-kegiatan tahunan telah disusun dan direncanakan berdasar kondisi pada saat ini, sehingga seiring dengan berjalannya waktu pelaksanaan maka kegiatan-kegiatan tersebut dapat diperkaya sesuai dengan perubahan lingkungan yang ada ketika menyusun Rencana Kinerja (Renkin). Renstra ini diharapkan mampu meningkatkan kinerja dan memberikan kejelasan terhadap tahap-tahap pencapaian visi dan misi Politeknik ATK Yogyakarta secara sistematis dan komprehensip.

(31)

LAMPIRAN I

Matrik Rencana Strategis

Guna mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan untuk tahun 2015-2019, Politeknik ATK Yogyakarta akan melaksanakan program dan kegiatan sesuai dengan arah ke bijakan dan strategi Pusdiklat Industri yaitu;

Target

No Program Kegiatan Indikator

2015 2016 2017 2018 2019

I PENGEMBANGAN SDM

− Peningkatan jenjang pendidikan pasca sarjana yang linier atau pada satu rumpun ilmu yang sama.

Jumlah Dosen yang menempuh pendidikan S2/S3 S2 (10 org) S3 (4 org) S2 (7 org) S3 (3 org) S3

(5 org) S3 (3 org) S3 (3 org)

− Membentuk Kelompok Keahlian (KK) Jumlah terbentuknya Kelompok Keahlian 6 KK 6 KK 6 KK 6 KK 6 KK − Pelatihan e-learning untuk dosen

Jumlah dosen yang telah mengikuti pelatihan e-learning

- 9 Org 9 Org 12 Org 12 Org

− Pelatihan asesor kompetensi

Jumlah dosen yang telah mengikuti pelatihan assesor kompetensi

- 24 Org 24 Org 48 Org 48 Org

− Magang Industri bagi dosen

Jumlah dosen yang telah mengikuti magang industri

- 9 Org 18 Org 24 Org 30 Org 1 Peningkatan Kualitas

Dosen

− Mendorong dan memfasilitasi penelitian

terapan yang dapat dipublikasikan dalam jurnal Nasional terakreditasi dan Internasional.

Jumlah penelitian yang terpublikasi pada jurnal nasional terakreditasi/ jurnal internasional

(32)

Target

No Program Kegiatan Indikator

2015 2016 2017 2018 2019

− Memfasilitasi adanya dosen tamu dari teknisi atau pakar dalam dan luar negeri serta dosen tamu dari perguruan tinggi vokasi luar negeri

Jumlah kegiatan yang menghadirkan dosen tamu dari teknisi/pakar DN/LN

6 (Keg) 6 (Keg) 10 (Keg) 12 (Keg) 15 (Keg)

2 Peningkatan Kualitas

Penelitian − Peningkatan Kualitas Buletin Ilmiah

- Peningkatan Sarana Penelitian

-Jumlah Jurnal Ilmiah - Jumlah Jurnal Terakreditasi Nasional - Terindeks Fokus - Online Submission - Jumlah Seminar Internasional

- Jumlah Seminar Rutin tiap Kelompok Keahlian - Jumlah Seminar bulan

tiap prodi

- Jmlah Seminar Tahunan Politeknik 1 (buah) - - - 2 (keg) 15 (keg) 3 (keg) - (keg) 1 (buah) 1 (buah) - - 3 (keg) 72 (keg) 36 (keg) 1 (keg) 2 (buah) 1 (buah) - 1 (buah) 5 (keg) 108 (keg) 36 (keg) 1 (keg) 2 (buah) 1 (buah) - 2 (buah) 7 (keg) 120 (keg) 36 (keg) 1 (keg) 3 (buah) 2 (buah) 2 (buah) 9 (keg) 144 (keg) 36 (keg) 1 (keg) 3 Tenaga Kependidikan (PLP, Laboran, Teknisi, Tenaga administrasi) - Peningkatan kemampuan melalui diklat fungsional

- Peningkatan kemampuan melalui diklat struktural

Jumlah diklat fungsional yang diikuti tenaga kependidikan

Jumlah diklat struktural yang diikuti tenaga kependidikan 5 (keg) 6 (keg) 5 (Keg) 7 (keg) 6 (Keg) 8 (keg) 7 (Keg) 9 (keg) 9 (Keg) 11 (keg)

(33)

Target

No Program Kegiatan Indikator

2015 2016 2017 2018 2019

− Mahasiwa baru yang mempunyai

kualifiasi/berkualitas

Jumlah mahasiswa baru

Rasio penerimaan mahasiswa baru 422 (Reguler) 30 (TPL) 40 (D1) 1:2,5 330 (Reguler) 30 (TPL) 40 (D1) 1:3 330 (Reguler) 80 (D1) 1:3,5 330 (Reguler) 120 (D1) 1:4 330 (Reguler) 120 (D1) 1:5 − Mendorong dan memfasilitasi mahasiswa untuk berprestasi pada kompetisi dalam berbagai bidang Jumlah kegiatan kompetisi mahasiswa

1 (keg) 6 (Keg) 8 (Keg) 10 (Keg) 12 (Keg)

− Melibatkan mahasiswa dalam penelitian terapan

Jumlah mahasiswa yang terlibat dalam penelitian terapan

7 (org) 10 (org) 12 (org) 13 (org) 15 (org)

− Memberikan beasiswa mahasiswa berprestasi (Akademik)

Jumlah mahasiswa yang mendapatkan beasiswa

24 (org) 24 (org) 27 (org) 27 (org) 30 (org)

− Memberikan beasiswa mahasiswa berprestasi (Non Akademik/Orang Tua Tidak Mampu)

Jumlah mahasiswa yang mendapatkan beasiswa non akademik

- (org) 6 (org) 9 (org) 12(org) 15 (org) 3 Mahasiswa

- Memfasilitasi kegiatan pertukaran mahasiswa dengan perguruan tinggi vokasi luar negeri

Jumlah mahasiswa yang mengikuti

pertukaran/magang di LN

- (org) - (org) 2 (org) 3 (org) 3 (org)

II PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA

− Melengkapi ruang kelas dengan peralatan yang berbasis teknologi informasi

Jumlah kelas dengan peralatan berbasis teknologi informasi

16 (buah) 18 (buah) 20(buah) 20 (buah) 20 (buah) 1 Kegiatan Belajar

Mengajar

− Menyusun modul pembelajaran berbasis kompetensi

Jumlah modul yang disusun

(34)

Target

No Program Kegiatan Indikator

2015 2016 2017 2018 2019

− Melengkapi literature perpustakaan dengan

jurnal ilmiah internasional

Jumlah langganan jurnal

internasional - (jurnal) 2 (jurnal) 3 (jurnal) 5 (jurnal) 6 (jurnal)

− Kegiatan e-learning Jumlah mata kuliah yang dimasukkan dalam program e-learning

4 MK 9 MK 9 MK 12 MK 12 MK

− Melengkapi dengan peralatan yang setara dengan yang ada di industry dengan teknologi mutahir

Jumlah penambahan peralatan praktikum yang sesuai dengan standar yang ditetapkan

2 (paket) 2 (paket) 3 (paket) 4 (paket) 5 (paket) 2 Kegiatan Praktik

− Melengkapi modul praktik berbasis kompetensi

Jumlah modul praktikum

yang disusun 40 (buah) 75 (buah) 84 (buah) 92 (buah) 100 (buah) − Melengkapi peralatan

produksi pada Tefa

Jumlah penambahan alat

produksi pada Tefa 1 (paket) 1 (paket) 2 (paket) 3 (paket) 3 (paket) 3 Teaching Factory

− Membangun kegiatan produksi dengan melibatkan mahasiswa

Jumlah kegiatan produksi

yang melibatkan mahasiswa

5 (Keg) 6 (Keg) 9 (Keg) 12 (Keg) 12 (Keg)

− Memfasilitasi penciptaan wirausaha baru

Jumlah kegiatan penciptaan wira usaha

baru

5 (Keg) 5 (Keg) 5 (Keg) 5 (Keg) 5 (Keg) 4 Inkubator Bisnis

− Penciptaan wirausaha baru

Jumlah wira usaha baru 5 (calon) 5 (org) 10 (org) 15 (org) 20 (org) − Memfasiltasi

penyusunan dan pengembangan skema sertifikasi

Jumlah Skema sertifikasi yang disusun / dikembangkan 10 (penyusu nan) 10 (buah) 15

(buah) 25 (buah) 30 (buah) 5 LSP / Uji Kompetensi

− Memfasilitasi

pelaksanaan uji kompetensi

Jumlah mahasiswa yang mengikuti uji kompetensi

80 (org) (Internal assesmen)

(35)

Target

No Program Kegiatan Indikator

2015 2016 2017 2018 2019

III PENGEMBANGAN KURIKULUM

− Evaluasi Kurikulum berdasarkan masukan dari industri pengguna lulusan

Jumlah kegiatan evaluasi kurikulum berbasis kompetensi

3 (Keg) 3 (Keg) 3 (Keg) 3 (Keg) 3 (Keg) 1 Tinjauan/evaluasi

kurikulum berdasarkan

masukan dunia

Industri − Harmonisasi kurikulum berdasar SKKNI

Jumlah Kegiatan

harmonisasi kunrikulum 1 (Keg) 2 (Keg) 3 (Keg) 3 (Keg) 3 (Keg) − Evaluasi Kurikulum

berdasarkan masukan dari temu alumni

Jumlah kegiatan evaluasi kurikulum berbasis temu alumni

4 (Keg) 4 (Keg) 4 (Keg) 4 (Keg) 4 (Keg) 2 Tinjauan/evaluasi

kurikulum

berdasarkan temu alumni dan data

tracer study − Evaluasi Kurikulum berdasarkan data tracer study

Jumlah kegiatan evaluasi kurikulum berdasar data tracer studi

4 (Keg) 4 (Keg) 6 (Keg) 6 (Keg) 6 (Keg)

IV PENGEMBANGAN INSTITUSI DAN KELEMBAGAAN

Membuka prodi D-IV /

Magister Terapan − Tersedianya dokumen pengajuan prodi pada jenjang yang lebih tinggi - (proses penyusun an naskah akademik) - 1 (D-IV) - 1 (Magister) 1 Peningkatan da Pengembangan Program pendidikan ke arah Vertikal

Membuka prodi baru − Tersedianya dokumen pengajuan pengembangan prodi baru - - - - - (proses menyusun naskah akademik) Melakukan akreditasi

BAN-PT dan ISO 2008-2015 − Akreditasi BAN PT

2 (prodi) 1 (Prodi) 1 (Prodi) 1 (Institusi) 2 (Keg Prodi) 1 (Keg) 2 Penjaminan Mutu Eksternal

Melakukan akreditasi

BAN-PT dan ISO 2008-2015 − SurveilenISO 9001 – 2015

- - - 1

(Surveile n)

(36)

Target

No Program Kegiatan Indikator

2015 2016 2017 2018 2019

V KERJASAMA DAN PELAYANAN INFORASI

− Mendorong dan memfasilitasi dosen untuk berperan aktif dalam kegiatan temu ilmiah berskala nasional maupun internasional

Jumlah dosen yang mengikuti kegiatan ilmiah

berskala nasional/ internasional

3 (org) 2 (org) 3 (org) 5 (org) 5 (org) 1 Reputasi Politeknik

− Menjalin kerjasama dengan industry / institusi pendidikan DN/LN

Jumlah kerja sama yang terjalin dengan industri/ institusi pendidikan DN/LN 12 (MoU DN) - (LN) 15 (MoU DN) 3 (MoU LN) 20 (MoU DN) 4 (MoU LN) 25 (MoU DN) 4 (MoU LN) 30 (MoU DN) 5 (MoU LN) − Promosi ke sekolah lanjutan atas di seluruh Indonesia

Jumlah Sekolah yang dikunjungi dalam melakukan promosi

45 (buah) 50 (buah) 55(buah) 60 (buah) 65 (buah)

− Mengikuti Pameran pendidikan

Jumlah pameran pendidikan yang diikuti

12 (Keg) 15 (Keg) 15 (Keg) 15 (Keg) 15 (Keg) 2 Melakukan promosi

dalam menjaring calon mahasiswa

− Melakukan kegiatan yang melibatkan siswa kelas 3 SLA

Jumlah kegiatan yang melibatkan siswa kelas 3 SLA

- 1 (Keg) 2 (Keg) 3 (Keg) 3 (Keg)

(37)

LAMPIRAN II

Matrik Target dan Kebutuhan Pendanaan Politeknik ATK Yogyakarta

Dalam rangka mencapaia sasaran strategis Politeknik ATK Yogyakarta tahun 2015–2019, dibutuhkan pendanaan bagi program dan kegiatan sebagaimana yang dijabarkan di atas. kebutuhan pendanaan Politeknik ATK untuk tahun 2015–2019 adalah sebagai berikut:

KODE TOTAL ALOKASI 2015-2019 (RP MILIAR)

KL PROG KEG

PROGRAM/

KEGIATAN SASARAN INDIKATOR 2015 2016 2017 2018 2019

2015-2019 19 1 Program Pengembangan SDM Industri dan Dukungan Manajemen

Kementerian Perindustrian

19 1 5277 Peningkatan Kualitas Pendidikan Vokasi Industri 26,553 26,857 48,643 54,752 67,453 224,258 5277.002 SDM Industri Berbasis Spesialisasi

dan Kompetensi Pendidikan Vokasi 5277.003 Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Vokasi Industri yang difasilitasi 5277.004 Laporan Monitoring dan Evaluasi

Program/Kegiatan

5277.005 Dokumen Pendidikan Vokasi Industri Berbasis Kompetensi 5277.006 Sarana dan Prasarana Pendidikan

Vokasi Industri Berbasis Kompetensi yang difasilitasi

Referensi

Dokumen terkait

Setiap SKPD berkewajiban untuk menyusun rencana strategis yang memuat visi, misi, tujuan, trategis, kebijakan, program dan kegiatan pokok pembangunan sesuai dengan tugas dan

Perubahan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Perhubungan Tahun 2014- 2019 memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan, Program dan Kegiatan Pembangunan sesuai

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah dan Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010 Tentang

Bahwa sesuai dengan rencana Strategis 2015 – 2019 yang dijabarkan dalam Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis sesuai dengan tujuan dalam program utama dan kegiatan

Mungkin pendekatan yang umum untuk user support adalah menyediakan bantuan pada level command, user yang membutuhkan bantuan pada command yang khusus dan

Penggunaan ERP menjadikan semua sistem di dalam suatu perusahaan menjadi satu sistem yang terintegrasi dengan satu database, sehingga beberapa departemen menjadi

Analisis grafis dilakukan dengan memetakan atau menggambarkan grafik level kompetensi untuk setiap jabatan dalam satu job family yang sama sehingga akan terlihat perbandingan

Jasa Konsultansi Perencanaan Teknis pembangunan PKD desa Pageruyung, Pustu Rejosari Puskesmas Brangsong II, Pustu Rejosari Puskemsa Kangkung I, Pustu Kalibuntu Wetan Puskesmas Kendal