• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Beton Bertulang 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Struktur Beton Bertulang 2"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Perencana

Perencanaan an Portal EkivalenPortal Ekivalen

Tampak Atas Bangunan Tampak Atas Bangunan

Tampak Depan Bangunan Tampak Depan Bangunan

6 6..5500 mm 66..5500 mm 66..5500 mm 66..5500 mm    6    6 . .    0    0    0    0   m   m    6    6 . .    0    0    0    0   m   m    6    6 . .    0    0    0    0   m   m    6    6 . .    0    0    0    0   m   m I I IIII IIIIII IIVV VV  A  A B B C C D D E E    3    3 . .    5    5    0    0   m   m    3    3 . .    5    5    0    0   m   m 6 6..5500 mm 66..5500 mm 66..5500 mm 66..5500 mm    3    3 . .    5    5    0    0   m   m    3    3 . .    5    5    0    0   m   m

(2)

     

A.

A. Data-Data Perencanaan :Data-Data Perencanaan : a.

a. Mutu beton (fc’)Mutu beton (fc’) : : 24 24 MpaMpa  b.

 b. Berat Berat volume volume beton beton : : 2400 2400 Kg/mKg/m33 c.

c. Mutu Mutu baja baja (fy) (fy) : : - - Tulangan Tulangan pokok pokok balok balok & & kolom kolom = = 400 400 MpaMpa

--

Tulangan plat Tulangan plat = = 300 300 MpaMpa

--

Tulangan sengkang Tulangan sengkang = = 240 240 MpaMpa

d.

d. Modulus Modulus Elastisitas Elastisitas Baja Baja (E) (E) : : 2x102x1055MPaMPa e.

e. Jarak Jarak antar antar rangka rangka : : 6 6 meter meter (Arah (Arah memanjang memanjang bangunan)bangunan) 6,5 meter (Arah melintang bangunan) 6,5 meter (Arah melintang bangunan) f.

f. Panjang Panjang bangunan bangunan : : 6 6 x x 4 4 meter meter (Arah (Arah memanjang memanjang bangunan)bangunan) 6,5 x 4 meter (Arah melintang bangunan) 6,5 x 4 meter (Arah melintang bangunan) g.

g. Beban Beban hidup hidup : : 250 250 Kg/mKg/m22 ( Fungsi lantai perkotaan ) ( Fungsi lantai perkotaan ) h.

(3)

B. Menentukan Dimensi Elemen - Elemen Struktur Dan Level Beban Hidup Sehingga Bisa Digunakan DDM

Pada metode perencanaan lansung, yang diperoleh adalah pendekatan nilai momen dan geser dengan menggunakan penyederhanaan koefisien-koefisien yang telah disediakan oleh  peraturan, dengan pembatasan sebagai berikut:

1. Minimum ada tiga bentang menerus pada masing-masing arah peninjauan.

2. Panel plat berbentuk persegi dengan rasio antara bentang panjang terhadap lebar diukur dari sumbu tumpuan tidak lebih dari 2 yaitu :





 ...OK!

3. Panjang bentang bersebelahan pada masing-masing arah tidak boleh berbeda lebih dari sepertiga bentang yang lebih panjang.

4. Letak pusat kolom dapat menyimpang maksimum 10% dari bentang pada arah  penyimpangan dari sumbu antara garis pusat kolom yang beraturan.

5. Beban mati yang diperhitungkan hanyalah beban gravitasi saja dan tersebar merata pada seluruh panel. Beban hidup tidak boleh melampaui 3 kali beban mati. Perhitungan Beban yang bekerja pada pelat dengan asumsi awal perhitungan dianggap tebal plat 120 mm.

Berat sendiri plat : 0,12 x 1 x 2400 = 288 Berat sendiri balok : 0,3 x 0,38 x 2400 = 273,6 Berat penutup lantai : 1 x 100 = 100 Berat pasangan batu bata : 3,5 x 250 = 875



  

Fungsi lantai (pertokoan) : 1 x 250 = 250

(4)

  

6. Apabila panel plat ditumpu oleh balok pada keempat sisinya, syarat kekakuan relatif  balok pada dua arah yang saling tegak lurus adalah :

 





 

Pemeriksaan tebal berdasarkan syarat lendutan (di tinjau panel 1) :



          



 

        

 Nilai banding panjang terhadap lebar bentang bersih:  β  =







Perbandingan panjang sisi menerus dengan keliling panel:





    

650 cm 600 cm 600 cm 650 cm 30×50 cm 30×50 cm 30×50 cm 30×50 cm 4 1 2 3 Panel 1

(5)

Berdasarkan SK-SNI T-03-2847-2002 pasal 3.2.5  –  3.3 untuk tebal plat dua arah syarat yang harus dipenuhi yaitu kurang dari h minimum.

Pemeriksaan lendutan menggunakan persamaan :

 















Karena unsur

 dalam persamaan tersebut belum diketahui, sehingga di gunakan  persamaan berikut :

  



  









  

   





   

   

 ...OK! Dan tidak boleh lebih dari :

  



  

 





 









 

120 mm

  

 ...OK!

(6)

Perhitungan

  

Berdasarkan penampang pada hubungan plat dengan balok yang membentuk balok T, maka lokasi titik berat penampang dapat ditentukan :

Sesuai SK SNI T-15-2002-03 pasal 3.6.2 ayat 4, lebar efektif (

 diperhitungkan sebagai  berikut :

        

        

Dengan syarat panjang sayap (flens) tidak lebih dari :

       

Persamaan statis momen terhadap tepi bawah:

   

  

 

  

 



     



 

  

 





 

  

  

 





 

  

   

  

  

 

  

 

(7)

Persamaan statis momen terhadap tepi bawah:

   

  

 

  

 



     



 

  

 





 

  

  

 





 

  

   

  

  

 

  

 

Untuk arah memanjang bangunan :



 



  

  

  



 



Sehingga

  

  





Sehingga

  

  





(8)

Untuk arah melebar bangunan :



 



  

  

  



 



Sehingga

  

  





Sehingga

  

  





Maka





Kemudian diulangi sekali lagi pemeriksaan dengan menggunakan persamaan lendutan dan subsitusikan nilai m yang telah di dapat:



{

  



( )}



     

 





 

(9)

C. Menghitung Pembagian Momen-Momen Rencana Pada Plat Lantai Dan Balok Dengan Metode Perencanaan Langsung (DDM)

Dalam proses perencanaan panel plat lantai, yang dikerjakan pertama kali adalah menentukan momen statis total rencana pada kedua arah peninjauan yang saling tegak lurus. Karena adanya tahanan pada tumpuan, maka momen tersebut didistribusikan untuk dapat

merencanakan penampang rangka portal terhadap momen-momen positf dan negatif. Kemudian momen-momen positif dan negatif rencana tersebut didistibusikan kelajur kolom, lajur tengah dan lajur balok (bila ada). Lebar lajur kolom ditentukan 25 % dari lebar lajur portal untuk masing-masing disebelah kanan dan kiri sumbu kolom, sedangkan lebar lajur tengah adalah sisan ya. Selanjutnya tinggal merencanakan dimensi dan distribusi penulangan pada keduan arah yang saling tegak lurus sesuai dengan peninjauan.

Sesuai SK-SNI T-15-2002-03 pasal 3.6.6 ayat 3.2, distribusi momen statis total terfaktor

 pada bentang interior dikalikan faktor 0.35 untuk momen positif, dan faktor 0.65 untuk momen negatif terfaktor (rencana). Sedangkan ayat 3.3 menentukan distribusikan momen statis total

(10)

1. Perhitungan Momen Statis Total : Beban Rencana adalah :

Beban Mati

Berat plat : 0.12 x 2400 = 288 Berat sendiri balok : 0.38 x 2400 = 912 Berat penutup lantai : 100 = 100 Berat pasangan batu bata 1/2 : 250 = 250



 

  



    

Beban Hidup

Fungsi lantai (pertokoan) : 250 = 250



  

Meninjau kombinasi pembebanan untuk beban gravitasi yaitu: (i)...

   



     

 

     

 

(ii)...

 

  



 



         

  

         

  

Maka diambil quyang paling besar, yaitu pada persamaan “(ii)”

Menurut SK SNI T-15-2002-03 pasal 3.6.6 ayat 7 me ngijinkan modifikasi sampai 10% untuk momen positif dan negatif terfaktor asalkan momen statis total untuk suatu  panel dalam arah yang ditinjau tidak boleh kurang dari jumlah yang diisyaratkan, ialah :

      

   

      

    

(11)

Maka distribusi momennya adalah sebagai berikut:

Untuk Arah Memanjang Bangunan Untuk Arah Melebar Bangunan



     



    



      



 



      



      



      



   



      

Bentang I-II

Bentang II-III = III-IV

Bentang VI-V



     



      



     



 



     



      



      



   



   

Bentang E-D Bentang C-D = B-C Bentang B-A

(12)

2. Perhitungan Nilai 1 Pada Panel Plat Interior

Untuk panel plat interior, lajur kolom harus direncanakan untuk memikul sebagian momen negatif interior (dalam persen) seperti dalam tabel “Distribusi Momen Negatif Interior pada lajur kolom (SK SNI T-15-2002-03 pasal 3.6.6 ayat 4.1) ” berikut ini :

 Nilai 1 pada tabel di atas adalah untuk arah bentang l 1. Untuk plat dua arah yang

ditumpu balok, 1 diambil sebagai nilai banding kekakuan lentur panel plat dengan lebar

yang dibatasi oleh garis tengah panel bersebelahan terhadap kekakuan masing-masing  balok, maka dengan demikian:

 





 dengan catatan dalam tugasini



 =



Untuk arahmemanjangbalok,  





 

Untuk arahmelebarbalok,  





 

Apabila

  

.0 , maka momen rencana dalam balok diantara dukungan harus

direncanakan untuk memikul 85% dari momen lajur kolom. Sedangkan untuk,



  

, maka momen rencana didapat dengan interpolasi

linear antara 85% dan 0%.

3. Perhitungan Nilai 1 Pada Panel Plat Interior

Untuk panel plat eksterior, lajur kolom harus direncanakan untuk dapat memikul sebagian momen negatif eksterior (dalam persen) seperti dalam tabel “Distribusi Momen  Negatif Interior pada lajur kolom (SK SNI T-15-1991-03 pasal 3.6.6 ayat 4.2)” berikut ini :

(13)

Sedangkan,



 





 , adalah nilai banding kekakuan torsi penampang balok tepi

terhadap kekakuan lentur plat dengan lebar sama dengan bentang balok, yang diukur antara sumbu tumpuan. Dimana:

C = Konstanta penampang untuk menentukan kekakuan puntir Ecb = Modulus elastisitas balok beton

Ecs = Modulus elastisitas plat beton

Is = Momen inersia terhadap sumbu titik pusat bruto plat

Lajur kolom harus direncanakan untuk dapat memikul sebagian momen positif (dalam persen) seperti tampak dalam tabel Distribusi Momen Positif Interior pada lajur kolom “(SK SNI T-15-1991-03 pasal 3.6.6 ayat 4.4) ” berikut ini:

Keadaan 1, C = (1- 0,63





 )



 

 + (1- 0,63





 )



 

C = 2067134400



Keadaan 2, C = (1- 0,63





 )



 

 + (1- 0,63





 )



 

C = 2974334400



Maka di ambil nilai C yang terbesar ,yaitu pada keadaan 2.

(14)

Keadaan 1, C = (1- 0,63





)



 

+ (1- 0,63





)



 

C = 2286014400



Keadaan 2, C = (1- 0,63





)



 

+ (1- 0,63





)



 

C = 3149668800



Maka di ambil nilai C yang terbesar ,yaitu pada keadaan 2. C = 3149668800



Elemen penahan torsi tegak lurus terhadap portal yang ditinjau. Sehingga untuk arah memanjang (Portal B-B)

  

   

Sehingga untuk arah melebar (Portal I-I) 

  

   

4. Memberi Momen Tumpuan dan Lapangan Pada Jalur Kolom a) Arah Memanjang Bangunan

Bentang (eksterior)

Me-

 5,6431







 



 1,7213

  





(15)

 





Bentang (interior)

Mi-

 5,6431

 

 



   





Bentang (interior) Mm+

 5,6431

 

 

 



  





Faktor momen dari interpolasi nilai 0.5 0.9231 1

 

100 100 100

1,721258333 84.376



90 77.308 75

Factor momen dari interpolasi nilai 0.5 0.9231 1

(

)  

90 77,308 7,5

(16)

b) Arah Melebar Bangunan Bentang (Eksterior) Me

-

 5,1413

 

 



 1,6825

  



 





Faktor momen dari interpolasi nilai

1 1,0833 2

 

100 100 100 1,682515385 81,492



75 72,5 45 Bentang (interior) Mi -1= 5,1314

 

 

 

 







Faktor momen dari interpolasi nilai

1 1,0833 2

(17)

Bentang (interior) Mm+ 1= 5,1314

 

 

 

 







Bagian momen positif dan negatif terfaktor yang tidak dipikul oleh lajur kolom dianggap  bekerja pada setengah lajur tengah di kedua sisi lajur kolom. Panjang bentang berturutan tidak selalu harus sama, demikian juga lebar lajur kolom. Dengan demikian masing-masing lajur tengah direncanakan mampu menahan jumlah dari dual kali setengah momen lajur tengah. Lajur tengah yang sejajar dan bersebelahan dengan tumpuan dinding tepi direncanakan dengan momen dari setengah lajur tengah yang di dapat dari baris pertama kolom interior.

Untuk rangka portal berbentang banyak apabila tidak semua bentang dibebani secara serempak, akan terasa bahwa metode perencanaan lansung sangat peka terhadap perubahan momen lapangan positif. Apabila beban bekerja secara berselang-seling pada bentang-bentang,  perubahan nilai momen negatif di tumpuan umumnya hanya kecil sedangkan perubahan momen  positif lapangan cukup besar Apabila nilai banding beban hidup terhadap beban mati cukup besar, maka perubahan momen positif tersebut dapat mencapai 50% dari yang diperoleh dengan cara distribusi beban secara merata. Pertambahan momen tersebut dapat mengakibatkan lendutan  berlebihan dan selanjutnya timbul retak pada panel plat interior. Cara mencegah dan menguranginya adalah dengan memperkaku kolom-kolom. Untuk selanjutnya, agar mempermudahkan dalam pengerjaanya, dibuat tabel distribusi momen.

Faktor momen dari interpolasi nilai

1 1,0833 2  

(18)

5. Pemeriksaan tebal plat berdasarkan syarat gaya geser qU = 1960 kg/m2 (tanpa pasangan bata)

qU = 2260 kg/m2 (dengan pasangan bata)

Untuk arah memanjang bangunan,  





Untuk arah melebar bangunan,  





Karena  

> 1.0 pelimpahan geser akibat beban qU dari plat ke balok akan mengikuti

 bentuk bidang trapesium dan segitiga dengan menarik garis sudt 45o dan garis di tengah-tengah  panel arah memanjang. Bagian beban yang lebih besar akan dipikul oleh balok bentang arah

melebar dengan harga terbesar terdapat di muka kolom interior pertama.

Gaya geser rencana untuk setiap meter lebar pada arah melebar, adalah:

 





  





 

 





  





  Tinggi efektif  plat, d = hf - 20 - 0.5 = 96 mm

(19)
(20)
(21)

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan penyimpangan hasil dari teori garis leleh pada arah memanjang terhadap metode perencanaan langsung sebesar 21,561% pada tumpuan, 51,835% pada lapangan untuk

Momen Lentur pada Balok Bordes Tumpuan ... Gaya Geser pada Balok Bordes

dengan tumpuan sendi di ujung yang satu dan rol pada ujung yang lainnya. Pembebanan dilakukan dengan menggunakan beban dua titik di sepertiga bentang yaitu sebesar 750

Pada perencanaan komponen beton bertulang dengan cara beban terfaktor, maka : • Beban yang digunakan adalah beban yang sudah dikalikan dengan suatu faktor.. Keruntuhan type ini

Jika sebuah balok beton (tanpa tulangan) ditumpu oleh tumpuan sederhana (sendi-rol), dan di atas balok tersebut bekerja beban terpusat P serta beban merata q, maka akan timbul

Beban mati terfaktor pada semua bentang dengan beban hidup penuh terfaktor yang bekerja pada bentang yang berselang Komponen struktur beton bertulang yang mengalami lentur harus

Pada umumnya langkah – langkah dalam melakukan struktur beton bertulang dimulai dari permodelan struktur, kemudian dilanjutkan dengan menginputkan beban ke dalam model

Penempatan lubang pada daerah momen lapangan dan tumpuan ternyata mempengaruhi tegangan yang terjadi pada balok, lubang yang ditempatkan ditumpuan memiliki rasio tegangan 0,9742 lebih