• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Rokok Terhadap Mukosa Oral

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Rokok Terhadap Mukosa Oral"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh rokok terhadap mukosa oral

Pengaruh rokok terhadap mukosa oral

Merokok sudah merupakan hal yang biasa kita jumpai dimana-mana di dunia. Kebiasaan ini Merokok sudah merupakan hal yang biasa kita jumpai dimana-mana di dunia. Kebiasaan ini sudah begitu luas dilakukan baik dalam lingkungan berpendidikan tinggi maupun berpendidikan sudah begitu luas dilakukan baik dalam lingkungan berpendidikan tinggi maupun berpendidikan rendah. Merokok sudah menjadi masalah yang kompleks yang menyangkut aspek psikologis dan rendah. Merokok sudah menjadi masalah yang kompleks yang menyangkut aspek psikologis dan gejala sosial.

gejala sosial.

Banyak penelitian dilakukan dan malah disadari bahwa merokok mengganggu kesehatan tubuh. Banyak penelitian dilakukan dan malah disadari bahwa merokok mengganggu kesehatan tubuh. Tetapi untuk menghentikan kegiatan ini sangat sulit

Tetapi untuk menghentikan kegiatan ini sangat sulit

Merokok terutama dapat menimbulkan penyakit kardiovaskuler dan kanker, baik kanker Merokok terutama dapat menimbulkan penyakit kardiovaskuler dan kanker, baik kanker paru- paru, oesophagus, laryng, dan rongga mulut.

 paru, oesophagus, laryng, dan rongga mulut.

Kanker di dalam rongga mulut biasanya dimulai dengan adanya iritasi dari produk-produk rokok  Kanker di dalam rongga mulut biasanya dimulai dengan adanya iritasi dari produk-produk rokok  yang dibakar dan diisap. Iritasi ini menimbulkan lesi putih

yang dibakar dan diisap. Iritasi ini menimbulkan lesi putih yang tidak sakit.yang tidak sakit.

Selain itu merokok juga dapat menimbulkan kelainan-kelainan rongga mulut misalnya pada Selain itu merokok juga dapat menimbulkan kelainan-kelainan rongga mulut misalnya pada lidah, gusi, mukosa mulut, gigi dan langit-langit yang berupa stomatitis nikotina dan infeksi lidah, gusi, mukosa mulut, gigi dan langit-langit yang berupa stomatitis nikotina dan infeksi  jamur.

 jamur. As

Asap ap rorokokok k memengngandandunung g komkomponponenen-ko-kompmpononen en dan dan zazat-t-zazat t yayang ng beberbrbahaahaya ya babagi gi tutubuhbuh.. Banyaknya komponen tergantung pada tipe tembakau, temperatur pembakaran, panjang rokok, Banyaknya komponen tergantung pada tipe tembakau, temperatur pembakaran, panjang rokok,  porositas kertas pembungkus, bumbu rokok serta ada tidaknya filter. Sedangkan zat-zat yang  porositas kertas pembungkus, bumbu rokok serta ada tidaknya filter. Sedangkan zat-zat yang  berbahaya berupa gas-gas dan partikel-partikel. Asap rokok yang kita hisap 90% mengandung  berbahaya berupa gas-gas dan partikel-partikel. Asap rokok yang kita hisap 90% mengandung  berbagai gas seperti N2, O2, CO2, 10% sisanya mengandung partikel tertentu seperti ter, Nikotin  berbagai gas seperti N2, O2, CO2, 10% sisanya mengandung partikel tertentu seperti ter, Nikotin dan lain-lain. Partikel dalam asap rokok yang dapat menyebabkan kanker (bersifat karsinogenik) dan lain-lain. Partikel dalam asap rokok yang dapat menyebabkan kanker (bersifat karsinogenik) adalah ter.

adalah ter.

PENGARUH MEROKOK TERHADAP LIDAH PENGARUH MEROKOK TERHADAP LIDAH

Pada perokok berat, merokok menyebabkan rangsangan pada papilafiliformis (tonjolan/juntai Pada perokok berat, merokok menyebabkan rangsangan pada papilafiliformis (tonjolan/juntai  pada lidah bagian atas) sehingga menjadi lebih panjang (hipertropi). Disini hasil pembakaran  pada lidah bagian atas) sehingga menjadi lebih panjang (hipertropi). Disini hasil pembakaran rokok yang berwarna hitam kecoklatan mudah dideposit, sehingga perokok sukar merasakan rasa rokok yang berwarna hitam kecoklatan mudah dideposit, sehingga perokok sukar merasakan rasa  pahit, asin, dan manis, karena

 pahit, asin, dan manis, karena rusaknya ujung sensoris dari alat perasa (tastebuds).rusaknya ujung sensoris dari alat perasa (tastebuds).

PENGARUH MEROKOK TERHADAP GUSI PENGARUH MEROKOK TERHADAP GUSI

Jumlah karang gigi pada perokok cenderung lebih banyak daripada yang bukan perokok. Karang Jumlah karang gigi pada perokok cenderung lebih banyak daripada yang bukan perokok. Karang gigi yang tidak dibersihkan dapat menimbulkan berbagai keluhan seperti gingivitis atau gusi gigi yang tidak dibersihkan dapat menimbulkan berbagai keluhan seperti gingivitis atau gusi   be

  berdardarahrah. . DisDisampamping ing itu itu hashasil il pempembakabakaran ran rokrokok ok dapdapat at menmenyebyebabkabkan an ganggangguaguan n sirsirkulkulasiasi  peredaran darah ke gusi sehingga mudah terjangkit penyakit.

 peredaran darah ke gusi sehingga mudah terjangkit penyakit.

PENEBALAN MUKOSA AKOBAT MEROKOK  PENEBALAN MUKOSA AKOBAT MEROKOK 

Merokok merupakan salah satu faktor penyebab Leukoplakia yaitu suatu bercak putih atau plak  Merokok merupakan salah satu faktor penyebab Leukoplakia yaitu suatu bercak putih atau plak   pada mukosa mulut yang tidak dapat dihapus. Hal ini bisa dijumpai pada usia 30-70 tahun yang  pada mukosa mulut yang tidak dapat dihapus. Hal ini bisa dijumpai pada usia 30-70 tahun yang mayoritas penderitanya pria terutama yang perokok. Menurut penelitian Silverman dari semua mayoritas penderitanya pria terutama yang perokok. Menurut penelitian Silverman dari semua kasus Leukoplakia 95% adalah perokok.

kasus Leukoplakia 95% adalah perokok. Iri

Iritastasi i yanyang g terterus us menmeneruerus s dardari i hashasil il pempembakabakaran ran temtembakabakau u menmenyebyebabkaabkan n penpenebalebalan an padpadaa  jaringan mukosa mulut. Sebelum gejala klinis terlihat, iritasi dari asap tembakau ini menyerang  jaringan mukosa mulut. Sebelum gejala klinis terlihat, iritasi dari asap tembakau ini menyerang

(2)

sel-sel epitel mukosa sehingga aktifitasnya meningkat. Gejala ini baru terlihat bila aktifitas selluler bertambah dan epitel menjadi tebal, terutama tampak pada mukosa bukal (mukosa yang menghadap pipi) dan pada dasar mulut. Perubahan mukosa mulut terlihat sebagai bercak putih. Bercak putih tersebut mungkin disebabkan karena epitel yang tebal jenuh dengan saliva (air  ludah). Para ahli mengatakan bahwa leukoplakia merupakan lesi pra-ganas di dalam mulut. Perubahan leukoplakia menjadi ganas 3-6%.

NODA ATAU STAIN KARENA TEMBAKAU

Gigi dapat berubah warna karena tembakau. Pada mulanya noda ini dianggap disebabkan oleh nikotin, tetapi sebetulnya adalah hasil pembakaran tembakau yang berupa ter. Nikotin sendiri tidak berwarna dan mudah larut. Shafer dan kawan-kawan mengatakan bahwa warna coklat terjadi pada perokok biasa, sedang warna hitam terjadi pada perokok yang menggunakan pipa.  Noda-noda tersebut mudah dibersihkan karena hanya terdapat di dataran luar gigi. Tetapi pada orang yang merokok selama hidupnya, noda tersebut dapat masuk ke lapisan email gigi bagian superficial dan sukar untuk dihilangkan.

Kebiasaan merokok sangat mempengaruhi kesehatan mulut terutama perubahan mukosa (selaput lendir). Kebanyakan, kanker di dalam mulut dimulai dengan perubahan mukosa. Perubahan ini tidak menimbulkan rasa sakit (lesi pra-ganas) sehingga tidak diperhatikan sampai keadaan menjadi lanjut. Oleh karena itu jika terdapat bercak putih, sedini mungkin datang ke dokter gigi. Biasakan memeriksa gigi setiap 6 bulan sekali, meskipun tidak mengalami keluhan. Dan yang  paling penting adalah kemauan yang keras untuk menghilangkan kebiasaan merokok, jika perlu

konsultasi dengan dokter.

Kandungan Rokok 

Bahan utama dari pembuatan rokok adalah tembakau. Asap rokok tembakau mengandung gas dan bahan-bahan kimia yang bersifat racun atau karsinogenik. Banyaknya komponen bahan kimia tergantung pada jenis tembakau, temperatur pemba-karan, panjang rokok, porositas kertas  pembungkus, bumbu rokok serta ada tidaknya filter.

Sedangkan zat-zat yang ber-bahaya berupa gas-gas dan partikel-partikel. Asap rokok yang kita hisap 90 persen me-ngandung berbagai gas seperti N2, O2, CO2, 10 persen sisanya mengandung  partikel tertentu seperti ter, Nikotin dan lain-lain.

Efeknya ke rongga mulut

1. Bau mulut

Merokok dapat menyebabkan timbulnya bau mulut (halitosis). Bau mulut ini tidak dapat diatasi dengan menyikat gigi atau meng-gunakan obat kumur.

(3)

2. Merubah warna gigi (stain)

Stain adalah perubahan warna yang terjadi pada gigi. Gigi yang tadinya berwarna putih, maka akan menjadi lebih kuning. Jika merokok dalam waktu yang lebih lama lagi, mungkin selama  beberapa tahun, maka warna gigi akan berubah menjadi cokelat. Hal ini akan sangat

mengganggu estetik atau penampilan.

3. Pengaruh Merokok Terha-dap Gusi.

Jumlah karang gigi pada perokok cenderung lebih banyak daripada yang bukan perokok. Karang gigi yang tidak diber-sihkan dapat menimbulkan berba-gai keluhan seperti gingivitis atau gusi  berdarah. Disamping itu hasil pembakaran rokok dapat menye-babkan gangguan sirkulasi

pere-daran darah ke gusi sehingga mudah terjangkit penyakit.

4. Pengaruh Merokok Terha-dap Lidah

Pada perokok berat, merokok menyebabkan rangsangan pada papilla filiformis (tonjolan pada lidah bagian atas) sehingga menjadi lebih panjang (hiper-tropi). Disini hasil pembakaran rokok  yang berwarna hitam kecoklatan mudah dideposit, sehingga perokok sukar mera-sakan rasa  pahit, asin, dan manis, karena rusaknya ujung sensoris dari alat perasa (tastebuds).

5. Efek Merokok Terhadap Mukosa Mulut

Rangsangan asap rokok yang lama dapat menyebabkan peru-bahan-perubahan yang bersifat merusak bagian mukosa mulut yang terkena, yang bervariasi dan penebalan menyeluruh bagian epitel mulut (smoker’s keratosis) sampai bercak putih keratotik yang menandai leukoplakia dan kanker mulut. Leukoplakia bervariasi dan lesi putih yang rata/halus sampai lesi yang tebal dan keras. Kira-kira 3 -5 persen kasus yang didiagnosis leukoplakia akan berkembang menjadi kanker. Oral leukoplakia merupakan lesi prekanker. Merokok mempunyai efek karsinogenik   pada mukosa mulut.

6. Merokok Terhadap Bakteri Mulut dan Kebersihan Mulut.

Perubahan variasi potensial reduksi-oksidasi (Eh) di daerah gusi dan rongga mulut merupakan indikasi adanya anaenobiosis.

Merokok dapat menyebabkan penurunan Eh dan ini akan mengakibatkan peningkatan bakteri  plak yang anaerobik. Hipotesis ini telah diuji oleh Kenney et al. pada tahun 1975. Efek 

 penurunan tersebut tam-paknya mendorong pertumbuhan mikroorganisme yang anaerobik. Colman et at. 1976, me-nemukan bahwa Neissena (Gram negatif aerob) lebih sedikit jumlahnya  pada plak, lidah dan palatum dari 5 orang sampel laki-laki muda yang merokok lebih dari 20  batang sigaret sehari bila dibanding dengan 4 orang sampel lainnya yang tidak merokok.

Bastian dan Waite (1978) melaporkan terdapat peningkatan persentase bakteri Gram-positif  terhadap bakteri Gram negatif yang bermakna secara statistik daripada kelompok bukan pero-kok.

(4)

Pindborg et al menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara konsumsi tembakau dan deposisi kalkulus/karang gigi. Analisis selanjutnya dan data yang sama oleh Kowalski menunjukkan  bahwa bukan perokok mem-punyai kalkulus supragingival (karang gigi yang berada diatas gusi)

yang lebih kecil.

Akumulasi plak dalam rongga mulut juga lebih besar pada perokok daripada bukan perokok  Bradtzaeg, Jamison, Sheiham dan Ainamo, semuanya menyim-pulkan bahwa orang-orang yang merokok mempunyai lebih ba-nyak kalkulus, debris, gingivitis dan periodontitis daripada orang-orang yang tidak merokok, tetapi bila perokok dan bukan perokok dengan tingkat kebersihan mulut yang sama dibandingkan maka tidak ditemukan perbedaan yang bermakna secara statistik  antara status periodontal mereka.

7.Menyebabkan penyakit periodontal (periodontitis).

Periodontitis adalah penyakit radang kronis yang terjadi akibat aktivitas plak b akteri, yang diawali oleh timbulnya radang pada gusi dan berlanjut hingga terbentuknya poket/saku gigi, kehilangan perlekatan tulang dan berakhir pada tanggalnya gigi.

Perokok mempunyai resiko yang besar untuk perkembangan penyakit periodontal menjadi lebih  parah dibandingkan dengan bukan perokok. Ini dikaitkan dengan lemahnya mekanisme

 pertahanan tubuh para perokok sehingga lebih rawan terkena penyakit periodontal.

8.Menunda proses penyem-buhan.

Merokok dapat menunda penyembuhan jaringan lunak rongga mulut anda karena rokok 

mengurangi pengiriman oksigen dan nutrisi ke jaringan gusi. Termasuk disini adalah penyem- buhan luka akibat pencabutan gigi.

9. Resiko tinggi terhadap kanker rongga mulut.

Ini adalah resiko yang paling menakutkan dari efek merokok pada gigi dan mulut. Dimana diketahui bahwa para perokok mempunyai resiko 6 kali lebih banyak menderita kanker rongga mulut. Ini dikaitkan dengan bahan kimia yang berjumlah sekitar 4.000 dalam sebatang rokok. Kanker rongga mulut yang biasa dialami oleh para perokok adalah kanker mulut, lidah, bibir, dan tenggorokan. Kebanyakan pasien dengan kanker rongga mulut meninggal dalam waktu 5 tahun. Hal ini karena kanker rongga mulut ditemukan setelah dalam tahap lanjut dan telah  berkembang.

(5)

Referensi

Dokumen terkait

Ibu Iranita Hervi Mahardayani, S.Psi, M.Psi selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus yang telah berkenan memberikan izin dalam menyelesaikan penelitian ini

Pertumbuhan negatif produksi di Kalimantan Selatan tersebut dikarenakan oleh 2 (dua) kelompok industri manufaktur besar dan sedang, yaitu industri makanan (KBLI-10)

Dengan adanya penerapan alternatif perbaikan sistem kerja terpilih yaitu melakukan efisiensi pada proses penyulingan, maka produktivitas IKM akan meningkat

Dalam hal ini keputusannya untuk menjadi organisasi massa jelas terbaca dalam anggaran dasarnya yang baru, yang menyatakan bahwa: (a) Gerwani adalah organisasi untuk

BALAI NIKAH DAN MANASIK HAJI KANTOR URUSAN AGAMA (KUA).. KECAMATAN TELLU SIATINGNGE

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA ESSA PARONGPONG.. Universitas Pendidikan Indonesia

Prioritas dan Arah Kebijakan Spasial Pada Sistem Pusat Pelayanan dan Jaringan Prasarana Wilayah Utama Jawa Timur Tahun 2014. Perwujudan struktur ruang pada system pusat

berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah