• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bisnis Pariwisata Sap 12

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bisnis Pariwisata Sap 12"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BISNIS PARIWISATA

SAP 12

Kelompok 4:

I Wayan Angga Wiradarma (1506205013)

Ni Putu Eka Cahya Setyawati (1506205015)

I Komang Alan Darma Saputra (1506205067)

Ni Wayan Yulia Krusita (1506205073)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah Bisnis Pariwisata ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.

Kami sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan tugas yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga tugas kami ini ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya tugas yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Jimbaran, 4 November 2016

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI...ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakanng...1 1.2 Rumusan Masalah...1 1.3 Tujuan Penulisan...1 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Pariwisata...1

2.2 Definisi Industri Pariwisata...1

2.3 Sumber-sumber Pariwisata...1

2.4 Jenis-jenis Pariwisata...1

2.6 Rupa Bisnis Pariwisata...1

2.7 Potensi Bisnis Pariwisata...1

2.8 Bisnis Pariwisata dan Manajemen...2

2.9 Prospek Bisnis Pariwisata...2

2.10 Defisini Sistem Kepariwisataan...2

2.11 Dimensi Wilayah dalam Sistem Kepariwisataan...2

2.12 Terminologi Kepariwisataan...2

2.13 Klasifikasi Kepariwisataan...2

2.14 Ekonomi Nasional...3

2.15 Kontribusi Pariwisata terhadap Ekonomi Nasional dan Regional...3

2.16 Pertumbuhan Pariwisata dan Dampaknya terhadap Suatu Perekonomian...3

2.17 Sifat-sifat permintaan Pariwisata...3

2.18 Perilaku Konsumen dalam Pariwisata...3

2.19 Tipe-tipe Variabel yang Mempengaruhi Permintaan Pariwisata...4

2.20 Batasan-batasan dalam Pariwisata...4

2.21 Faktor-faktor pendorong Wisatawan untuk Berwisata...4

2.22 Karakteristik Daerah Tujuan Wisata...5

2.23 Interaksi Sistem Kepariwisataan...5

(4)

2.25 Unsur-unsur Penawaran dalam Bisnis Pariwisata...6 2.26 Jasa Transportasi...6 2.27 Jasa Akomodasi...6 2.28 Jasa atraksi...6 2.29 Jasa Perantara...6 2.30 Jasa Penunjang...7

2.31 Jasa restoran atau rumah makan...7

2.32 Jasa Travel...7

2.33 JASA MICE...7

2.34 Perencanaan Pariwisata dan Pemasaran...7

2.35 Analisis Lingkungan dan Sumber-sumber Pemasaran Pariwisata...8

2.36 Strategi Segmentasi Pemasaran Pariwisata...8

2.37 Strategi sasaran dan memposisikan Pemasaran Pariwisata...8

2.38 Strategi Bauran Pemasaran...9

2.39 Sumber-sumber pendanaan...9

2.40 Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pariwisata...9

2.41 Prinsip-prinsip Investasi...9

2.42 Investasi dalam Kepariwisataan...9

2.43 Studi Feasibility dan Model –model Investasi...10

2.44 Peran langsung pariwisata terhadap peluang kerja...10

2.45 Peluang Kerja...11

2.46 Multiplier effects Pariwisata dan Pasar Tenaga Kerja...11

2.47 Pusat Informasi Pemasaran Pariwisata...11

2.48 Sistem Informasi Pemasaran Pariwisata...12

2.49 Sistem Perencanaan...12

2.50 Sistem Evaluasi Pemasaran...12

(5)

1.1 Definisi Pariwisata

Pariwisata adalah berbagai macam aktivitas yang terjadi apabila seseorang melakukan perjalanan (mencakup segala sesuatu mulai dari perencanaan perjalanan, tinggal untuk sementara waktu, hingga kembali beserta kenangan yang didapat) dengan tujuan-tujuan tertentu akibat adanya daya tarik wisata dari daerah tujuan wisata tersebut yang didukung dengan fasilitas penunjang lainnya.

1.2 Definisi Industri Pariwisata

Industri pariwisata adalah suatu kumpulan berbagai perusahaan yang berkecimpung dalam satu sektor, yaitu sektor pariwisata, yang menawarkan produk sejenis dan/atau saling menunjang satu sama lainnya kepada para wisatawan atau konsumen objek wisata. 1.3 Sumber – sumber Pariwisata

Sumber-sumber pariwisata ada 3 yaitu sebagai berikut: 1. Potensi alam

2. Potensi kebudayaan 3. Potensi manusia 1.4 Jenis – jenis Pariwisata

Jenis-jenis pariwisata ada banyak yaitu seperti, wisata budaya, wisata kesehatan, wisata olahraga, wisata komersial, wisata idustri, wisata politik, wisata konvensi, wisata sosial, wisata pertanian, wisata maritim, wisata cagar alam, wisata buru, wisata pilgrim, wisata bulan madu, dan wisata pertualangan.

1.5 Definisi Dan Tujuan Bisnis Pariwisata

Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan/mengusahakan objek wisata dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait dengan bidang tersebut.

1.6 Rupa Bisnis Pariwisata

Rupa Bisnis Pariwisata ada banyak ada dalam bentuk kesenian, tourism, olahraga, dan rekreasi.

1.7 Potensi Bisnis Pariwisata

Bali merupakan daerah yang sangat potensial bagi para pebisnis untuk mengembangkan ide-idenya.Bisnis di Bali menjadi incaran para pengusaha bisnis mengingat daerah ini sangat ramai dikunjungi oleh para turis baik domestik maupun turis-turis asing. Ada beberapa jenis bisnis di Bali dari aspek pariwisata yang biasanya dipilih oleh para investor yaitu: Bisnis penginapan, bisnis rumah makan, bisnis transportasi, dan bisnis layanan bahasa.

1.8 Bisnis Pariwisata dan Manajemen

Bisnis pariwisata dewasa ini memang memberikan kecerahan bagi pergerakan roda ekonomi nasional.Investasi pada bisnis penyedia jasa traveling, bisnis perhotelan,

(6)

souvenir, transportasi darat, laut dan udara,sampai dunia perbankan pun turut terimbasi bisnis pariwisata ini. setiap pelaku bisnis pariwisata memiliki inovasi manajemen dengan teknik dan keunggulannya masing-masing.Pelaku bisnis pariwisata di Indonesia harus melakukan inovasi yang dapat bersaing dengan negara – negara lain dalam bidang pariwisata.

1.9 Prospek Bisnis Pariwisata

Sektor pariwisata memang cukup menjanjikan untuk turut membantu menaikkan cadangan devisa dan secara pragmatis juga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Prospek industri pariwisata Indonesiadiprediksikan WTO akan semakin cemerlang, dengan perkiraan pada tahun 2010 akan mengalamipertumbuhan hingga 4,2% per tahun. Selain itu sektor industri pariwisata nasional memberikan kontribusinasional bagi program pembangunan.

1.10 Definisi Sistem Kepariwisataan

Sistem kepariwisataan adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang terdiri dari komponen atau elemenyang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Adapun elemen-elemen dalam sistem kepariwisataan terdiri dari objek kepariwisataan, atribut kepariwisataan,hubungan internal, dan lingkungan.

1.11 Dimensi Wilayah dalam Sistem Kepariwisataan

Dimensi wilayah adalah penjelasan mengenai suatu wilayah yang menjadi tujuan wisata seperti wilayah perairan, daratan, pegunungan, dan sebagainya. Dimensi wilayah juga menjelaskan mengenai garis-garis batas suatu perairan atau pulau di suatu wilayah tujuan pariwisata.

1.12 Terminologi Kepariwisataan

Kata “pariwisata” atau dalam bahasa Inggris diistilahkan dengan tourism sering sekali diasosiasikan sebagairangkaian perjalanan (wisata, tours/traveling) seseorang atau sekelompok orang (wisatawan, tourist/s) ke suatutempat untuk berlibur, menikmati keindahan alam dan budaya (sightseeing), bisnis, mengunjungi kawan ataukerabat dan berbagai tujuan lainnya.

1.13 Klasifikasi Kepariwisataan Ada 4 motif kepariwisataan: 1. Motif fisik

2. Motif Budaya 3. Motif Interperonal 4. Motif Status

(7)

Ekonomi Nasional diperuntukkan bagi ekonom dan masyarakat yang menginginkan agar Indonesia menjadi negara yang mandiri sehingga ribuan trilyun rupiah hasil SDA bisa memakmurkan rakyat, tidak tergantung oleh hutang luar negeri atau lembaga IMF (yang mendikte pemerintah RI untuk mengkonversihutang swasta jadi hutang negara/rakyat), tidak mementingkan konglomerat di atas rakyat Indonesia

1.15 Kontribusi Pariwisata Terhadap Ekonomi Nasioanal dan Regional

Sektor pariwisata merupakan sektor yang paling banyak berkontribusi dalam perekonomian regional maupun nasional dan potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah yang paling banyak. Usaha memperbesar pendapatan asli regional maupun nasional, maka program pengembangan dan pemanfaatan sumber daya dan potensi pariwisata daerah maupun di tingkat nasional diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi.

1.16 Pertumbuhan Pariwisata Dan Dampaknya Terhadap Suatu Perekonomian Dampak Pertumbuhan Pariwisata Terhadap Suatu Perekonomian

Pariwisata disambut sebagai industri yang membawa aliran devisa, lapangan pekerjaan dan cara hidup modern. Industri periwisata memberikan keunikan tersendiri dibandingkan dengan sektor ekonomi lain

Dampak pariwisata terhadap perekonomian bisa bersifat positif dan bisa negatif. Secara umum dampak tersebut dapat dikelompokkan (Cohen, 1984) sebagai berikut :

1. Dampak terhadap peneriamaan devisa. 2. Dampak terhadap pendapatan masyarakat. 3. Dampak terhadap peluang kerja. 4. Dampak terhadap harga dan tarif.

5. Dampak terhadap distribusi manfaat dan keuntungan. 6. Dampak terhadap kepemilikan dan pengendalian. 7. Dampak terhadap pembangunan.

8. Dampak terhadap pendapatan pemerintah. 1.17 Sifat- Sifat Permintaan Pariwisata

Faktor-faktor utama dan faktor lain yang mempengaruhi permintaan pariwisata dapat dijelaskan sebagai berikut yaitu harga, pendapatan, sosial budaya, sosial politik, intensitas keluarga, harga barang substitusi dan harga barang komplementer.

1.18 Perilaku Konsumen Dalam Pariwisata

Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.

(8)

Informasi tentang kebutuhan riil wisatawan sangat berhubungan dengan perilaku konsumen, dan merupakan informasi penting bagi pengelola pariwisata dalam melakukan pengembangan pariwisata agar sesuai dengan segmentasi wisatawan. Perilaku konsumen melekat pada tipologi konsumen pariwisata, dan juga adalah gambaran dari gaya hidup wisatawan yang berdampak pada aktivitas wisatawan pada daerah tujuan wisata yang dikunjunginya.

1.19 Tipe-Tipe Variabel Yang Mempengaruhi Permintaan Pariwisata

Dari kedua pendapat di atas, aspek permintaan pariwisata dapat diprediksi dari: a. Jumlah penduduk dari suatu negara asal wisatawan.

b. Pendapatan perkapita dari suatu negara asal wisata. c. Lamanya waktu senggang yang dimiliki.

Berhubungan dengan musim di suatu negara. d. Kemajuan teknologi informasi dan transportasi. e. Sistem pemasaran yang berkembang.

f. Keamanan dunia

g. Sosial dan politik serta aspek lain.

Berhubungan dengan aspek fisik dan non fisik wisatawan. 1.20 Batasan-Batasan Dalam Pariwisata

Ada beberapa faktor yang penting dalam pemberian batasan suatu definisi pariwisata, yaitu:

1. Perjalanan dilakukan sementara waktu

2. Perjalanan itu dilakukan dari satu tempat ke tempat lainnya

3. Perjalanan itu walaupun apa bentuknya, harus dikaitkan dengan pertamasyaan atau rekreasi

4. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah ditempat yang dikunjunginya dan semata-mata sebagai konsumen ditempat tersebut.

1.21 Faktor-Faktor Pendorong Wisatawan Untuk Berwisata

Berbagai faktor pendorong seseorang melakukan perjalanan wisata menurut Ryan, 1991 (dalam Pitana, 2005), sebagai berikut:

1. Escape 2. Relaxation 3. Play

4. Strengthening family bond 5. Prestige

6. Social interaction 7. Romance

8. Educational opportunity 9. Self-fulfilment

(9)

10. Wish-fulfilment

1.22 Karatkeristik Daerah Tujuan Wisata

Adapun karakteristik daerah tujuan wisata adalah sebagai berikut: - Sumber daya

- Fasilitas perjalanan

- Struktur politik dan ekonomi - Geografi dan lingkungan - Infrastruktur

- Aksesibilitas

1.23 Interaksi Sistem Kepariwisataan

Menurut mill dan marison pariwisata terkait erat dengan aktivita perpindahan tempat yang merupakan sebuah sistem dimana bagian-bagian yang ada tidak berdiri sendiri melainkan saling terkait satu sama lain seperti jarring laba-laba. Mill dan Morison mengembangkan sistem pariwisata model jarring laba-laba, dimana ada 4 subsistem yang terkandung didalamnya yaitu:

1. Pasar (Market) 2. Perjalanan (travel) 3. Pemasaran (marketing) 4. Tujuan Wisata (destination) 1.24 Sisi Penawaran Destinasi

Mengkaji permasalahan penawaran dalam pariwisata, ditandai oleh tiga ciri khas utama. Pertama merupakan penawaran jasa-jasa, dengan demikian apa yang ditawarkan itu tidak mungkin ditimbun dalam waktu lama dan harus ditawarkan dimana produk itu berada. Oleh karena itu mustahil untuk mengangkutnya, dan inilah yang membuat perbedaan dengan produk-produk lainnya yang ditawarkan , dalam artii bahwa konsumen harus mendatangi apa yang ditwarkan itu untuk diteliti. Kedua produk yang ditawarkan dalam industri pariwisata ini sifatnya kaku ( rigid ) dalam arti bahwa dalam usaha pengadaan untuk pariwisata, sulit sekali untuk merubah sasaran penggunaan untuk diluar pariwisat. Ketiga, berlakunya hukum substitusi. Karena pariwisata belum menjadi kebutuhan pokok manusia, maka penawaran pariwisata harus bersaing ketat dengan penawaran barang-barang dan jasa yang lain.

(10)

Penawaran pariwisata baik yang menyangkut unsur-unsur alamiah ( natural ) ataupun unsur-unsur buatan manusia ( artifacial ) dengan memperhatikan tiga ciri khas yang dimilikinya membutuhkan suatu sistem penanganan yang realistis. Arti realistis disini adalah bagaimana unsur-unsur penawaran dalam pariwisata tersebut mampu merespon kondisi persaingan dan kecenderungan dalam lingkungan pasar pariwisata. 1.25 Unsur-unsur Penawaran Dalam Bisnis Pariwisata

Yang menjadi unsur-unsur dalam bisnis pariwisata :

1. Sejumlah barang maupun jasa yang ditawaarkan kepada wisatawan dengan harga tertentu.

2. Meliputi semua daerah tujuan wisata yang ditawarkan kepada para wisatawan, baik wisatawan potensial maupun riil.

3. Berupa daya tarik alam, hasil ciptaan manusia, barang dan jasa yang dapat mendorong orang-orang untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata.

1.26 Jasa Transportasi

Trasportasi adalah bidang usaha jasa yang bergerak dalam bidang angkutan baik darat ,laut,maupun udara yang pengelolaannya dapat dilakukan oleh swasta maupun BUMN.

1.27 Jasa Akomodasi

Akomodasi adalah suatu tempat yang di sediakan untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal wisatawan

1.28 Jasa Atraksi

Atraksi yaitu daya tarik wisata baik alam, budaya maupun buatan manusia seperti festival atau pentas seni.

1.29 Jasa Perantara

Jasa Perantara adalah imbalan financial yang diberikan kepada suatu pihak yang berfungsi sebagai perantara (intermediary) yang bertugas mempertemukan penjual dan pembeli dalam transaksi. Untuk menentukan apakah suatu pihak bertindak sebagai wakil penjual (selling agent), wakil pembeli (buying agent) atau perantara (intermediary) harus dilihat fungsi pihak tersebut dalam transaksi perdagangan mewakili kepentingan siapa.

(11)

Jasa Penunjang Pariwisata adalah perusahaan yang menunjang sarana pelengkap dan sarana pokok yang berfungsi untuk membuat wisatawan betah di daerah tujuan wisata.

1.31 Jasa Restoran Atau Rumah Makan

Restoran adalah industri jasa yang bergerak di bidang penyediaan makanan dan minuman yang di kelola secara komersial. Secara umum restoran di bagi menjadi dua yaitu: restoran yang berada di dalam hotel dan di luar hotel.

1.32 Jasa Travel

Jasa Travel adalah jasa usaha yang memberikan penerangan / informasi tentang segala sesuatu yang berhubugan dengan dunia perjalanan,pada umumnya & perjalanan wisata khususnya

1.33 JASA MICE

Mice diartikan sebagai wisata konvensi, dengan batasan : usaha jasa konvensi, perjalanan insentif, dan pameran merupakan usaha dengan kegiatan memberi jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan, cendikiawan dsb) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama.

1.34 Perencanaan Pariwisata Dan Pemasaran

Perencanaan dalam pariwisata sangat diperlukan, karena: terdapatnya fenomena pariwisata makin kompleks dari yang pernah terfikir sebelumnya, keberadaan pariwisata dapat berdampak positif dan juga negatif, industri pariwisata semakin kompetitif dan promosi destinasi wisata makin gencar, pariwisata bisa berakibat buruk pada sumberdaya alam dan budaya, pariwisata mempengaruhi semua orang dalam komunitas tertentu dan semua yang terlibat dalam pariwisata perlu berpartisipasi dalam proses perencanaan pariwisata.

1.35 Analisis Lingkungan Dan Sumber - Sumber Pemasaran Pariwisata

Analisis terhadap sumber-sumber dari suatu destinasi atau organisasi kepariwisataan dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari organisasi tersebut. Dimana kekuatan dan kelemahan tersebut diperoleh dari sumber – sumber pariwisata yang dimilikinya. Analisis lingkungan dan sumber-sumber memberikan dasar bagi bisnis pariwisata atau destinasi untuk memformulasikan misi, sasaran dan tujuan. Sasaran yang realistis akan dapat membantu dalam:

(12)

 Mengetahui apa yang harus dilakukan

 Mengembangkan perencanaan dan strategi yang efektif

 Menseting tujuan dalam meningkatkan kinerja unit bisnis pariwisata secara individu

 Mengevaluasi hasil

1.36 Strategi Segmentasi Pemasaran Pariwisata

Dengan melaksanakan segmentasi pasar, kegiatan pemasaran dapat dilakukan lebih terarah dan sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien dalam rangka memberikan kepuasan bagi konsumen. Selain itu perusahaan dapat melakukan program-program pemasaran yang terpisah untuk memenuhi kebutuhan khas masing-masing segmen.

1.37 Strategi Sasaran Dan Memposisikan Pemasaran Pariwisata 1. Targeting

Target market ialah ”Group that a firm selects to turn into customers as a result of segmentation and targeting”. Setelah pasar dibagi-bagi dalam segmen-segmen, maka perusahaan harus memutuskan suatu strategi target pasar.

2. Positioning

Positioning ialah “Developing a marketing strategy aimed at influencing how a particular market segment perceives a good or service in comparison to the competition”. Penentuan posisi pasar menunjukkan bagaimana suatu produk dapat dibedakan dari para pesaingnya.

1.38 Strategi Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran adalah sebagai seperangkat variabel pemasaran, yang dapat dikendalikan dan dipadukan perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan di dalam pasar sasaran. Dimana bauran pemasaran mencakup segala sesuatu yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka memengaruhi permintaan produknya. Di dalam pariwisata yang notabena sebagian besar menawarkan produk berupa jasa, kegiatan - kegiatan yang dimaksud dalam definisi tersebut adalah keputusan dalam beberapa variabel, yaitu product (produk), price (harga), place (lokasi), promotion (promosi), people (manusia), physical evidence (bentuk fisik), process (proses). 1.39 Sumber- Sumber Pendanaan

Terdapat dua sumber utama pendanaan usaha, yaitu ekuitas dan utang. Ekuitas yaitu pemilik mengiventasikan laba perusahaannya untuk ditempatkan dalam perusahaan guna memperkecil resiko pengembalian dalam tingkat yang rendah,

(13)

sedangkan utang adalah mengandung resiko, pemberi pinjaman pertama kali menarik laba dan harus dibayar sekalipun perusahaan tidak ada laba atau dalam kondisi merugi.

1.40

Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pariwisata

Faktor-faktor yang memepengaruhi pendapatan atau penerimaan pariwisata adalah sebagai berikut :

1. Jumlah obyek wisata yang ada di suatu daerah 2. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah 3. Tingkat hunian hotel

4. Pendapatan perkapita 1.41

Prinsip – Prinsip Investasi

Berinvestasi memerlukan prinsip-prinsip yang perlu dipegang teguh oleh investor. Berbagai penelitian terhadap investor-investor sukses, semua dari mereka selalu memegang teguh prinsipnya. Setidaknya ada tiga prinsip mendasar dalam investasi yang sangat penting untuk menjadi landasan dalam cara berpikir dan bertindak, yaitu capital preservation, mengelola risiko secara aktif, dan membangun model investasi yang disesuaikan.

1.42

Investasi Dalam Kepariwisataan

Pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan investasi dalam pariwisata adalah sebagai berikut:

Pilihan bentuk pariwisata yang dikembangkan

Terdapat konsekuensi biaya yang harus dibayar dari pembangunan “pariwisata massa” yang berorientasi pada kuantitas dan pertumbuhan yang setinggi-tingginya, yaitu seperti: over carrying capacity, degradasi lingkungan, dan kesenjangan antar lapisan masyarakat. Hal ini menyebabkan munculnya bentuk pilihan pengembangan pariwisata yang didasarkan pada semangat konservasi, seperti pemgembangan jenis pariwisata: small scale tourism, green tourism, going ethnic society yang semuanya menuju pada pencarian konsep alternative tourism yang dinilai tepat dengan model pengembangan pariwisata berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, yang memberi prioritas utama pada lingkungan.Perencanaan pendekatan yang dikembangkan

Dorongan untuk mencapai pertumbuhan yang setinggi-tingginya telah meniadakan pilihan lain, bagi perencana, kecuali penggunaan pendekatan centrally imposed blue print plan yang biasanya bercirikan:

(14)

a. Prakarsa biasanya dimulai dari pusat dalam bentuk perencanaan formal

b. Proses penyusunan program bersifat statis c. Mekanisme kelembagaan bersifat top down

d. Fokus perhatiannya menyelesaikan proyek tepat waktu sesuai kebijakan anggaran yang ada.

1.43

Studi Feasibility Dan Model - Model Investasi

Study Feasibility atau studi kelayakan adalah evaluasi proposal yang dirancang untuk menentukan kesulitan dalam melaksanakan tugas yang ditunjuk. Secara umum, studi kelayakan mendahului pengembangan teknis dan pelaksanaan proyek. Dengan kata lain, studi kelayakan adalah evaluasi atau analisis dampak potensial dari sebuah proyek yang diusulkan.

1.44 PERAN LANGSUNG PARIWISATA TERHADAP PELUANG KERJA

Dari perspektif ekonomi, dampak positif pariwisata (kasus: pariwisata Bali-Indonesia)yaitu: (1) mendatangkan devisa bagi negara melalui penukaran mata uang asing di daerahtujuan wisata, (2) pasar potensial bagi produk barang dan jasa masyarakat setempat, (3)meningkatkan pendapatan masyarakat yang kegiatannya terkait langsung atau tidak langsungdengan jasa pariwisata, (4) memperluas penciptaan kesempatan kerja, baik pada sektor-sektoryang terkait langsung seperti perhotelan, restoran, agen perjalanan, maupun pada sektor-sektor yang tidak terkait langsung seperti industri kerajinan, penyediaan produk-produk pertanian, atraksi budaya, bisnis eceran, jasa-jasa lain dan sebagainya, (5) sumber pendapatan asli daerah (PAD), dan (6) merangsang kreativitas seniman, baik seniman pengrajin industri kecil maupun seniman tabuh dan tari yang diperuntukkan konsumsi wisatawan.

1.45 PELUANG KERJA

Kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang menggambarkan ketersediaan pekerjaan untuk diisi oleh para pencari kerja. Namun bisa diartikan juga sebagai permintaan atas tenaga kerja. Tenaga kerja memegang peranan yang sangat penting dalam roda perekonomian suatu negara, karena:

a. Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi. b. Sumber Daya Alam.

c. Kewiraswastaan.

(15)

Multiplier effects adalah suatu kegiatan yang dapat memacu timbulnya kegiatan lain. Berdasarkan teori ini dapat dijelaskan bahwa industri pariwisata akan menggerakkan industri-industri lain sebagai pendukungnya.

Pasar tenaga kerja dapat diartikan sebagai suatu pasar yang mempertemukan penjual dan pembeli tenaga kerja. Sebagai penjual tenaga kerja di dalam pasar ini adalah para pencari kerja (Pemilik Tenaga Kerja), sedangkan sebagai pembelinya adalah orang-orang / lembaga yang memerlukan tenaga kerja. Pasar tenaga kerja diselenggarakan dengan maksud untuk mengkoordinasi pertemuan antara para pencari kerja dan orang-orang atau lembaga-lembaga yang membutuhkan tenaga kerja. Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dari perusahaan, maka pasar tenaga kerja ini dirasakan dapat memberikan jalan keluar bagi perusahaan untuk memenuhinya.

1.47 PUSAT INFORMASI PEMASARAN PARIWISATA

Pusat Informasi Pariwisata dan Perdagangan (PIPP) adalah pusat layanan informasi bagi para pelaku ekonomi, khususnya pelaku perdagangan, selain sebagai pusat layanan informasi tentang pariwisata. Pembangunan pusat informasi ini adalah bentuk realisasi kebijakan pembangunan sarana-prasarana ekonomi pada umumnya, serta sarana-prasarana perdagangan dan pariwisata pada khususnya. Ini adalah penjabaran dari pembangunan sistem perdagangan barang dan jasa unggulan. Selain itu pusat informasi pariwisata ini biasanya dibentuk oleh pemerintah daerah untuk memudahkan masyarakat dan wisatawan mengetahui berbagai potensi dari destinasi pariwisata didaerah tersebut. Tujuan utama dari pusat informasi pariwisata ini adalah memberikan informasi kepada masyarakat dan wisatawan mengenai potensi dari destinasi pariwisata yang ada disuatu daerah agar mereka tertarik untuk berwisata kedaerah tersebut.

1.48 SISTEM INFORMASI PEMASARAN PARIWISATA

Sistem Informasi pemasaran pariwisata adalah suatu sistem dan koordinasi yang harus dilakukan sebagai kebijaksanaan bagi perusahaan-perusahaan kelompok industri pariwisata, baik milik swasta atau pemerintah, dalam ruang lingkup lokal, regional, nasional, atau internasional untuk mencapai kepuasan wisatawan dengan memperoleh keuntungan yang wajar”. Produk industri yang dipasarkan itu tidak berwujud (intangible product), karena itu tidak dapat di pindah kan, dicoba, di tabung atau ditumpuk di gudang dimana hubungan antara penjual dan pembeli berakhir kalau transaksi selesai dilakukan.

1.49 SISTEM PERENCANAAN PARIWISATA

Perencanaan pemasaran merupakan sebuah proses sistematis dalam merancang dan mengkoordinasi keputusan pemasaran.Rencana pemasaran ini memberikan fokus bagi pengumpulan informasi, format bagi penyebarluasan

(16)

informasi, dan struktur bagi pengembangan dan pengkoordinasian respon strategik dan taktikal perusahaan.

1.50 SISTEM EVALUASI PEMASARAN PARIWISATA

Menurut Blue Say dalam tulisannya berjudul: Beginner’s Guide to Marketing Evaluation (London & Partners, 2010), para pelaku usaha seringkali menempatkan evaluasi pada akhir kegiatan pemasaran, padahal sebenarnya lebih masuk akal (makes sense) apabila kegiatan ini dilakukan sejak awal saat seorang pengusaha menentukan sasaran dan hasil yang ingin dicapai dan merencanakan kegiatan pemasaran yang akan dilakukan.

Komponen Yang Perlu Dievaluasi

Terdapat beberapa pandangan atau gagasan mengenai komponen dalam kegiatan pemasaran yang perlu dievaluasi pada tahap awal kegiatan. Jon Vencil menyebutkan terdapat dua komponen utama yang perlu dievaluasi, yaitu:

1. Evaluasi Produk, yaitu evaluasi pada jasa atau barang yang akan dilempar ke pasar. Dengan melakukan evaluasi sebelum produk dan jasa dilempar ke pasar, akan dapat diketahui produk atau jasa mana yang bisa tetap ditawarkan, dihentikan penawarannya, dimodifikasi produk dan jasanya, atau dilakukan pengulangan. 2. Evaluasi Proses, merupakan tindakan evaluasi yang dilakukan pada proses

pemasaran produk dan jasa yaitu penggunaan metode pemasaran seperti iklan dan/ atau promosi. Dari evaluasi di tahap awal ini akan diketahui efisiensi dari setiap metode yang digunakan, diukur dengan perbandingan antara biaya dan hasil yang diperkirakan.

Dasar Pertimbangan Evaluasi

1. Tentukan lebih dahulu apa yang menjadi tujuan utama dilakukannya evaluasi 2. Berilah urutan prioritas komponen pemasaran yang akan dievaluasi sehingga

kegiatan evaluasi akan menjadi lebih efisien.

3. Pastikan adanya pakar dalam bidang evaluasi yang dapat membantu atau memberi pertimbangan pada metode evaluasi yang dilakukan

4. Perhitungkan waktu dan durasi evaluasi yang akan dilakukan.

5. Gunakan sebanyak mungkin saluran yang tersedia. Kemudian pilihlah tempat untuk mengadakan evaluasi yang mudah diakses oleh mereka yang akan mengevaluasi data.

6. Gunakan data hasil evaluasi untuk meningkatkan kualitas kegiatan pemasaran pada periode berikutnya.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

http://pariwisata.kotadenpasar.go.id. Diakses pada tanggal 3 Novemebr 2016

http://www.lib.ui.ac.id/sites/default/files/AGUS-MakalahEvaluation%20of%20marketing %20strategies.pdf. Diakses pada tanggal 2 November 2016

http://mycopypast.blogspot.com/2009/09/pengertian-perencanaan-pemasaran.html. Diakses pada tanggal 2 November 2016

http://d-dan-20.blogspot.com/2010/12/rencana-rencana-pemasaran.html. Diakses pada tanggal 4 November 2016

http://noviantoblogs.blogspot.com/2011/09/analisis-pasar-dan-pemasaran-pariwisata.html. Diakses pada tanggal 4 Novemebr 2016

Mill, Robert Christie, 200, Tourism The Internasional Business. Edisi Bahasa Indonesia, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Peubah amatan yang diamati adalah tinggi bibit kakao, diameter batang bibit kakao, jumlah daun bibit kakao, total luas daun bibit kakao, bobot basah tajuk bibit kakao,

Data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh melalui jenis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, meliputi kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler bahasa Arab yang

Skripsi dengan judul “Hubungan antara Indeks Massa Tubuh dan Volume Ekspirasi Paksa Detik 1 (VEP1) / Kapasitas Vital Paksa (KVP) pada Pasien PPOK Stabil Derajat 2 di Balai

-Pada kondisi pencampuran yang dilakukan, menunjukkari bahwa pencampuran uranium + urea pada suhu 50°C dengan waktu 5 jam memberikan basil yang lebih baik dari

Batay dito, masasabi nating ang pag-aaral ay isang dahilan kung bakit nahahapo ang isang mag-aaral sapagkat ‘di lamang ang mga pangangailangan ng pag-aaral ang nakakabit dito

Hasil proyeksi lima tahun ke depan (2008-2012) menunjukkan bahwa surplus beras rata-rata menjadi 11.844,00 ton/th; (4) faktor yang mempengaruhi produksi beras

Kriteria inklusi adalah pasien RSUPN-CM yang berdasarkan rekam medis dirawat selama tahun 2012 di salah satu dari keempat ruang rawat penyakit dalam tersebut dengan

menulis skripsi dengan judul AKIBAT HUKUM PENGGUNAAN MEREK DAGANG YANG MEMILIKI PERSAMAAN NAMA DENGAN MEREK DAGANG YANG SUDAH TERDAFTAR DITINJAU DARI UU NO 15 TAHUN 2001