~
ISSN 0216 -3128
127
Hidayati, dkk.
PENGARUH
KONDISI
PENCAMPURAN
UREA + URANIUM
P ADA
PEMBUA T AN GEL UO3
5 J- 1...
Hidayati, Bangun Wasito, Nur Wijayadi daD Endang Nawangsih
Puslitbang Teknologi Maju Batan, Yogyakarta
21T~
Ari Handayani
Pusat Penelitian don Pengembangan
Jptek Bahan Batan, Serpong
ABSTRAK
PENGARUH KONDISI PENCAMPURAN UREA + URANIUM PADA PEMBUATAN GEL U03. Gel UO3 telah dibuat dengan mereaksikan larutan uranil nitrat dengan urea + HMTA kemudian diteteskan ke dalam kolom yang berisi media parafin pada suhu 950C. Suhu don lama pencampuran larutan uranil nitrat + urea sangat berpengaruh terhadap hasil kernel yang dihasilkan. Pada penelitian ini suhu don lama pencampuran divariasi yaitu suhu 250C don 50oc serlo lama pencampuran 15 menit don 5 jam. Bola-bola mikro gel U03 yang diperoleh dicuci dengan NH40H 2,5~ kemudian dikeringkan. Gel hasil pf!ngeringan diambil sampel untuk dianalisis sifat-sifat fisisnya dengan alar Surface Area Analiser. Analisis sifat flSisnya mf~liputi kerapatan, luGS muka, jari-jari pori rerata don volume pori totalnya. Bola-bola mikronya diamati dengan mikroskup optik dengan perbesaran 12 kali don morfologi permukaannya diamati dengan alar SEM pada tegangan 20 keV deng.:zn perbesaran 5000 kali. Pada variGSi pencampuran yang dilakukan, menunjukkan bahwa pencampuran uranium -+ urea pada suhu 500C dengan waktu 5 jam memberikan hasil yang lebih baik dari pada variasi yang lain. Pada kondisi tersebut, bola-bola mi.':.ro U 308 mempunyai kerapatan lebih besar. Sedang volume pori total, jari-jari pori rerata don luGS mukanya lebih kecil. Selain itu, morfologi permukaan don distribusi ukuran porinya lebih kecil,
lebih halus don lebih me~rata dibandingkan dengan variasi yang lain. Pada kondisi tersebut, diperoleh bola mikro U308 yang mempunyai kerapa,ran = 7,866 g/cm3, luGS muka = 1,732 m2/g, volume pori total = 2, J 73 cm3/g don jari-jari pori
rerata = 25,089 A
ABSTRACT
THE EFFECT OF MIXED CONDIT/ON UREA + URANIUM ON THE PREPARATION OF GELLED UO3. The gel was prepared by reacting uranyl nitrate and urea + HMTA, they were then dropped into a column containing paraffin oil at temperature of95OC. Temperature and mixing time of uranyl nitrat solution and urea influenced very much to the resulted microspheres. In this research, the temperature and mixing time were varied, i.e. 250C and 500C, and mixing times of 15 minutes and 5 hours. Th,e obtained gels were washed using 2,5% NH40H and then dried. Samples of the dried gels were taken and analyzed their physical properties by Surface Area Analyzer. The physical characterization involved density, surface area, pore radi;us and total pore volume. The microspheres were observed by optical microscope with 12 x magnification and morphology of the surface was observed by SEM with voltage of20 keV and 5000x magnification. On the variation of mixing that have been done showed that mixing of uranium + urea at 500C and 5 hours gave better result than the other variations. Under that condition the obtained U308 microshere having higer density. While the total pore volume, average radii of pore a/lid surface area were smaller. More over the surface morphology and pore size distribution were smaller, smother / more fine and more homogeneous than that of other variations. Under that conditions the obtained microspheres having density of 7.866 g/cm3, surface area of I. 732 m2/g, total pore volume of 2.173 cm3/g and average pore radii of25.089 A.
PENDAHULUAN
P embuatan ke.mel UO2 yang digunakan untuk elemen bakar pada reaktor suhu tinggi ( HTR =
High Temperature Reactor) bisa dilakukan melalui proses kimia basah yang biasa dinamakan proses sol-gel. Proses kimia basah / gelasi bisa
diklasi-fikasikan menjadi gelasi internal .:Ian eksternal. Kedua proses tersebut mempunyai kelebihan maupun kekurangan. Proses gelasi kimia internal mempunyai keuntungan pengendapan homogen tanpa trasfer massa serta butiran dengan diameter kecil, sedang dan besar mudah disiapkan sesuai
dengan keinginan kita. Butiran gel yang besar tidak dapat disiapkan dengan gelasi kimia eksternal. Sedangkan kerugian dari gelasi internal adalah larutan induk sensitif terhadap suhu dan mempunyai umur yang pendek serta gelasi terjadi dalam keadaan panas.
Pada penelitian ini pembuatan kernel ua2 dilakukan deng_an metode gelasi il1ternal. Proses yang dilakukan adalah modifikasi dari proses KEMA dan HKF A, seperti yang telah dilakukan oleh Wardaya,dkk dengan diagram alir pada Gambar 1. Seperti pada diagram alir tersebut, larutan uranil nitrat yang telah dicampur dengan
Prosiding Pertemuan dan Presentasl IImlah Penelitian Oasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta. 7 -8 Agustus 2001
128
ISSN 0216 -3128Hidayati, dkk.
urea dan HMT A pada suhu O°C didispersikan ke
dalam kolom yang berisi minyak parafin 95°C dan
dipadatkan dengan reaksi pengendapan secara
kimia. Partikel gel tersebut kemudian diproses
menjadi mikrobutir keramik sesuai dengan yang
dikehendaki
terutama
dengan
perlakuan
termal.
Untuk memperoleh basil kernel yang baik
dengan densitas tinggi, pengendapan
harus selalu
menjadi gel yang baik. Struktur gel I mikrobutir
partikel harus dijaga selama pengeringan melalui
penyusutan yang seragam(I,2).
Oleh karena itu
pengeringan harus dilakukan secara bertahap.
Akumulasi uap dan pemanasan
yang mendadak
selama proses pengeringan
harus dihindari karena
dapat merusak butiran. Masih banyak faktor yang
sangat mempengaruhi keberhasilan pembuatan
kernel UO2, termasuk
penyiapan
larutan
umpan.
Lar. Uranil nitrat
Urea
,I, Pendinginan (OOC) dan p<:ncampuran~
HMTA---~===]===
Gela5:i internal dalam J)arafin 95°CNH40H
'J I~~~:~J- NH40H
~ge
Qal
Jadi nitritnya hams dihilangkan sebelum pem-bentukan tetesan.
Bila reaksi antara urea daD nitrit adalah mempakan salah satu sumber daTi pecahnya butiran,
masalahnya dapat dicegah dengan memsak nitrit
dengan urea sebelum mencampur dengan HMT Adan didispersikan ke dalam medium organik.
Penambahan urea ke dalam lamtan umpan uranil nitrat dengan perbandingan mol yang tepat disertaipengadukan pada suhu sekitar SO°C, akan
me-nurunkan kandungan nitrit sehingga lebih kecil daTi I ppm(4). Penambahan urea ke dalam lamtan umpan mempunyai keuntungan tambahan mencegah kristalisasi uranil nitrat pada suhu O°C.Selama proses pencampuran, suhu lamtan hams dijaga rendah. Botts, J.L. mengata"kan bahwa lamtan umpan pada suhu -SaC mempunyai umur 24 jam(3). Umurnya bisa lebih pendek pada suhu yang lebih tinggi. Bila suhunya >soC, selama pencampuran akan terjadi pengendapan prematur hila umpannya kemudian didinginkan. Untuk mencegah adanya gelasi prematur, ada 2 langkah yang bisa dilakukan, yaitu(3) :
I.Mempertahankan suhu lamtan umpan pada -SaC sid O°C untuk menumnkan kecepatan dekom-posisiHMTA.
-2.Menambah urea ke dalam lamtan kompleks ion uranil daD melindunginya daTi HMT A yang terdekomposisi secara lambat.
Jadi tujuan utama penambahan urea adalah untuk membentuk kompleks dengan ion uranil dan mencegah gelasLprematur daTi uranium. Kompleks
urea mempengamhi kecepatan pengendapan
uranium oleh NH40H.lan sifat-sifat endapannya(4). Kanijs menyatakan bahwa urea menaikkan kecepatan dekomposisi HMTA(4).Pada penelitian ini dipelajari pengamh suhu daD waktu pencampuran urea + uranium terhadap sifat fisis bola-bola mikro gel U03 dan U308' Pada penelitian terdahulu, pencampuran dan pelarutan urea ke dalam lamtan umpan dilakukan selama sekitar S-IS men it daD pada suhu kamar. Pengamatan sifat fisis gel kering maupun hasil kalsinasi dilakukan dengan alat Surface Area Analizer, sedang pengamatan bola-bola mikronya dengan mikroskop optik daD SEM.
kernel U02
Gambar 1. Diagram a/ir proses so/-ge/(5)
Penyiapan larutan umpan yang dilakukan dengan melarutkan U30s dalam larutan asam nitrat, larutan akan mengandung nitrite yang bisa bereaksi secara kuantitatif dengan urea menghasilkan produk gas nitrogen daD karbon dioksida. Oemikian juga, hila larutan uranil nitrat dicampur dengan urea + HMT A daD cairan te:rsebut didispersikan dalam bentuk tetesan ke dalam medium organik, gas-gas basil reaksi menyebablkan tetesan terse but pecah.TATA KERJA:
Bahan-bahan kimia yang diperlukan :
Larutan uranil nitrat, asam nitrat pekat, asam sulfat pekat, asam fosfat pekat, natrium hodroksida titrisol, amonium hidroksida, kalium bikromat titrisol, urea, HMT A, minyak parafin, asam amido sulfonat, barium difenil sulfonat, dan air bebas mineral (ABM).
Prosidlng Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001
ISSN 0216 -3128
129
Hidayati,
dkk.
Perala tan yang digunakan :
Seperangkat alat untuk pembuatan gel (kolom gelasi yang dilengkapi dengan kompor listrik, termostat, penampung umpan clan pompa udara), peralatan gelas, kompor listrik, tungku pengering, tungku kalsinasi, seperangkat alat Surface Area Analizer, mikroskop optik, clan Scanning Electron Microscope (SEM).
Prosedur percobaan :
002 adalah kalsinasi, reduksi, dan sintering.
Pacta penelitian ini, untuk mempelajari pengaruh kondisi pencampuran urea + uranium terhadap sifat-sifat fisis bola mikro gel 003 dan 0308 dilakukan variasi terhadap suhu dan waktu pencampuran. Berdasar pustaka, suhu dan waktu pencampuran urea + uranium yang terbaik adalah 50°C selama 24 jam. Dalam percobaan ulang, ternyata umpan uranil nitrat akan mengendap setelah pencampuran dengan urea selama 8 jam. Oleh karena itu, pacta penelitian ini dicoba pacta suhu 25°C dan 50°C serta waktu 15 menit dan 5 jam.
Adapun bola-bola mikro gel 003 hasil variasi tersebut dilihat dengan mikroskop optik dengan perbesaran 12 kali dapat dilihat dalam Gambar 2.
Gambar 2. Bola -bola mikro gel UOj dilihat
dengan mikroskop optik dengan
perbesaran 12 kali dengan variasi
suhu dan waktu pencampuran urea+
uranium.. (a). T=250C, 15 menit. (b).
T=250C, 5 jam (c). T=50oC. 15 menit.
(d). T=500C. 5 jam
1. Dibuat larutan umpan untuk gelasi internal: a. 50 gram U)Og dilarutkan dalam HNO) 5,6 N
pada suhu 80°C sehingga diperoleh larutan uranil nitrat.
b. Larutan uranil nitrat basil pelarutan diuapkan sampai hampir kering berkali-kali kemudian ditambah ABM hingga larutan mempunyai konsentrasi uranium sekitar 2,2 M dan keasaman sekitar 1,0N.
c. Larutan ditambah urea dengan perbandingan mol urea / U = 2,2
d. Larutan didingullkan pada suhu O°C kemudian ditambah HMT A dengan perbandingan mol
HMTA/U=2,3. .
2. Reaksi antara urc:a + uranil nitrat pada no. 1 c divariasi pada suhu 25°C dan50°C dengan waktu pencampuran selama 15 menit dan 5 jam.
3. Pembuatan gel UO) dilakukan dengan meneteskan umpan gelasi yang diperoleh dari no.l ke dalam kolom yang berisi minyak parafin pada suhu 95°C.
4. Gel yang diperoleh direndam dalam NH.OH 2,5 N selama > 12 jam kemudian dicuci
dengan cairan serupa sebanyak 5 kali.
5. Gel tersebut masing-masing dikeringkan secara bertahap yaitu pada suhu 50°, 70° kemudian pada suhu 100°C.
6. Gel hasil pengeringan masing-masing diambil sebagian untuk dianalisis sifat-sifat fisisnya dengan alat Surface Area Analyzer, Mikroskope Optik dan struktur mikronya
dengan alat SEM pada tegangan 20 keY.. 7. Gel hasil pengeringan tersebut dikalsinasi pada
suhu 800°C di dalam tungku kalsinasi kemudian dianalisis sifat-sifat fisisnya maupun struktur
m ikronya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari Gambar 2 terlihat bahwa pada semua variasi, gel UO] yang telah dikeringkan pada 100°C berbentuk bulat dan mempunyai ukuran antara 1660 sid 2080 ~m. Bola-bola mikro gel UO] tersebut kemudian dikalsinasi pada suhu 800°C sehingga berbentuk senyawa U]08. Ukuran dari bola-bola mikro U]08 tersebut adalah antara 1160 sid 1580 ~m. Apabila dihitung dari perubahan beramya, penyusutalLdari gel UO] basah menjadi U]08 rata-rata adalah sekitar 72,03%. Penyusutan tersebut adalah hampir sesuai dengan yang diperoleh Haas,B.A. bahwa penyusutan UO] basah
menjadi-U]08 hasil kalsinasi adalah sekitar 75%(]).
Adapun hasil analisis sifat fisis gel UO] dan bola mikro U]08 dengan alat Surface Area Analizer ada pada Tabell dan 2 sbb. :
Hasil gel ua,1 yang diperoleh dari kolom gelasi berwarna jingga transparan, setelah melalui perlakuan perendaman, pencucian dan pengeringan berubah warnanya menjadi agak kuning dan agak buram. Proses selanjutnya untuk memperoleh kernel
Prosiding Pertemuan dan Presentasl IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nuklir P3TM-BA T AN Y ogy akarta, 7 -8 Agustus 2001
Tabell. Hasil analisis sifat fisis gel va 3 dengan alat Surface Area Analizer
Tabel2. Hasil analisis sifat fisis bola mikro U3O8 dengan alat Surface Area Analizer
Dari Tabel I dan 2 terlihat bahwa luas muka maupun volume pori totalnya yang paling kecil adalah pada reaksi ant~lfa urea + uranium pada suhu
50°C dan waktu 5 jam. Hal ini sesuai dengan
gambar morfologi pemlukaan dari U30, pada variasi tersebut memberikan morfologi permukaan serta pori-pori yang lebih kl~cil dan lebih halus / lembut dari pada variasi yang lain, seperti pada Gambar 3. Hal ini mungkin disebabkan karena pada variasi tersebut, seperti yang telah dijelaskan pada latarinaka pada saat pembentukan
gel nitritnya sudah
tidak ada ( hanya sedikit sekali ) yang menguap
dan keluar dari bola-bola mikro gel V03sehingga
.memberikan morfologi permukaan
dengan ukurlln pori yang lebih halus (lebih kecil)
dan lebih merata dari pada variasi yang lain.
Gambar 3. Bola-bola mikro UjOS dilihat dengan
SEM deng"an
perbesaran 5000 kali
de-ngan variasi suhu don waktu
pencam-puran urea + uranium.. (a). T 250C. 15
men
it. (b). T 250C, 5 jam (c). T=500C,
15menit.
(d). T=500C, 5 jam
Gambar 4. Distribusi ukuran pori bola-bola mikro
UjOS pada variasi pencampuran urea
+ uranium yaitu pada T=50oC, 5 jam
Data tersebut didukung juga ole" gambar grafik distribusi ukuran pori pada varia~i kondisi pencampuran urea + uranium pada suhu 50°C, selama 5 jam seperti pada Gambar 4. Adapun gambar grafik distribusi ukuran pori pad a kondisi pencampuran urea + uranium yang lain ada pada belakang teori, bahwa apabila reaksi pencampuranantara urea + uranium sudah mencukupi (baik), dalam hal ini semua nitrit yang terbentuk telah hilang pad a saat pencampuran awal urea + uranium,
Prosiding PertElmuan dan Presentasilimiah Penelitlan Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologl Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001
,
Hidayati, dkk. ISSN 0216 -3128
131
lampiran Gambar 5, 6 daD 7. Dari Gambar 4 sId 7
tersebut memberikan informasi distribusi ukuran
pori pada semua variasi pencampuran urea +
uranium secara keseluruhan menunjukkan bahwa
ukuran pori yang kecil pada permukaan gel
mempunyai jumlah yang lebih banyak, sedangkan
ukuran pori yang besar jumlahnya lebih sedikit.
Namun pada variasi peillcampuran
urea + uranium
pada suhu 50°C sela-ma 5 jam mempunyai
jumlah
pori kecil yang lebih baJllyak
dari pada variasi yang
lain. Hal ini hampir sesuai
dengan Gambar 3 bahwa
pada kondisi tersebut, morfologi permukaan gel
mempunyai pori-pori yang lebih merata daD lebih
kecil darii pada variasi yang lain.
4. Haas,B.A., et aI, Consolidited Fuel Recycle
Program -Refabrication, "Chemical Flowsheet
Conditions for Preparing Urania", ORNL-
TM-~,
1979
5. Wardaya,dkk.,
LAMPIRAN
.0.0 ;;:; "0'~
.
'VM
u';' ",.
I
"0
.-:> e 0 PoKESIMPULAN :
.,..
Dari penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
-Pada pembuatan gel VO3, suhu clan waktu pen--campuran urea + uranium sangat berpengaruh
terhadap basil bola-bola mikro gel VO3 maupun V3O. yang dihasilkan.
-Pada kondisi pencampuran yang dilakukan, menunjukkari bahwa pencampuran uranium + urea pada suhu 50°C dengan waktu 5 jam memberikan basil yang lebih baik dari pada kondisi yang lain. Pada kondisi tersebut, bola-bola mikro V3O. nrlempunyai kerapatan lebih besar. Sedang volume pori total, jari-jari pori rerata clan luas mukanya lebih kecil. Selain itu, morfologi permukaan dan distribusi ukuran porinya lebih kecil, lebih halus clan lebih merata dibandingkan dengan variasi yang lain. Pada kondisi terse but, diperoleh bola mikro V3O. yang mempunyai kerapatan = 7,866 g/m3
luas muka = 1,732: m2/g, volume pori total = 2,173 cm3/g clan jari-jari pori rerata =
25,089 A.
~
M ..-, 1"--
Pore Radiua (Ang)m.M
---
-Gambar 5. Distribusi ukuran pori bola-bola mikro
UjOS pada variasi pencampuran urea
+ uranium yaitu pada suhu kamar, 15
menit
DAFTARPUSTAKA:
...llno ",..
""" ",... ,,".. ",-
".-Pore R.diua (Ang)
Gambar 6. Distribusi ukuran pori bo/a--bo/a
mikro
UjOS pada variasipencampuran urea
+ uranium yaitu pada suhu komar,
5jam
1.,. Bishay,A.F., et ai, Effect of Washing Conditions On The Thermal Decomposition Behavior of Gelled VO) Mocrosphere, Journal of Thermal Analysis. vol. 32, 1987, 1415-1427
6 Bishay,A.F., et ai, Kinetics of Thermal Decomposition of Gelled VO) Mocrosphere, Journal of Thermal Analysis, vol. 32, 1987,
1877-1881
3. Beatty,R.L., et ai, Gel-Sphere-Pac Fuel for Thermal Reactors -Assessment of Fabrication Technology and Irradiation Performance, ORNL- TM-5469, 19jf9
Proslding PertemlLJan dan Presentasillmiah Penelitlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta. 7 -8 Agustus 2001 ..
132
ISSN 0216 -3128 Hidayati, dkk.
-sifat-sifat kimianya telah dipelajari oleh peneliti
lain.
-Mengenai mengendapnya
larutan umpan pada
pencampuran
> 5 jam memang berhububungan
dengan Ksp nya, namun sebenarnya
~al ini tidak
perlu dipelajari karena dengan logilCa bisa kita
pikirkan hila larutan dipanasi pada suhu 500Cj,
dalam waktu yang agak lama, larutan sebagian
akan menguap sehingga konsentrasi uranium
dalam larutan semakin petal dan pada kondisi
asam
yang rendah larutan akan mengendap.
-Pencampuran urea dengan uranium memang
merupakan reaksi kimia, tetapi dalam hal ini
yang paling penting adalah pada kondisi
pencampuran
urea dengan uranium (yang telah
dioptimasi oleh orang lain) pada suhu 500C,
tujuannya terutama untuk menghilangkan nitrit
(hasil reaksi pelarutan UjO8 dalam asam nitrat
pada suhu 800C) yang ada dalam larutan
umpan. Adanya nitrit tersebut hila tidak
dihilangkan bisa r::enyebabkan
hasil gel UOj
maupun bola-bola mikro UjO8 yang dihasilkan
pecah/ rusak karena nitrit yang ada akan
menguap
dalam bola-bola gel UOj
pada saat
proses gelasi maupun pada saat pengeringan
yang memberikan
andi! pembentukan
pori-pori
pada bola-bola gel UOj. Apabila jl.lmlah nitrit
yang menguap terlalu banyak makG pori-pori
yang terbentuk akan semakin banyak sehingga
kerapatan (densitas)
nya akan semakin menurun
dan bisa menyebabkan
keretakan
(pecah).
.."
,-
.-~
.
.
..,
u ~i
0 :>~
0'"
,-.--
"'_""""1I.IW"""'"-..'
pore R.diul (Ans)
Gambar 7. D;str;bus; ukuran pori bola-bola m;kro
U30S pa(io var;as; pencampuran urea
+ uran;uln ya;tu pada T=500C. 15
men;t
TANYAJAWAB
Endang Sosiantini
----Mohon
dijelaskan
pengaruh
urea
(mekanismenya)
-Kenapa yang dilihat sifat fisisnya bukan reaksi
kimia.
I. Kecepatan
reaks:i
(kesetimbangan)
2. Kesetimbangan
reaksi
3. Kesempumaan
reaksi
4. Hubungan pengendapan
dengan Ksp tidak
dengan sifat-sifat fisis hasil akhir .
Dwiretnani
-Apakah tujuan daTi penelitian ini, sebenamya hanya membandingkan basil yang diperoleh pada 2 kondisi tertentu ataukah mencari kondisi optimum.
-Untuk mencari kondisi optimum mestinya dibuat interval tertentu sehinga bisa dibandingkan tidak hanya dua titik.
Hidayati
-Tujuan
dari penelitian ini adalah
mem-bandingkan hasil yang diperoleh pada
dua kondisi tertentu, karena kondisi yang
lain telah dilakukan oleh orang lain
(telah dilakukan optimasi oleh orang
lain). Jadi saya bukan mencari kondisi
optimum, tetapi mencari kondisi yang
sesuai untuk bisa dilakukan yaitu kondisi
pencampuran yang mendekati hasil
optimasi orang lain.
Hidayati
-Pengaruh
urea (fungsi penambahan urea)
antara lain adalah :
-membentuk komplek
dengan ion uranil.
-mencegah gelasi prematur
-kompleks
urea mempengaruhi kecepatan
pengendapan U oleh NH40H (pada soot
gelasi, NH40H dari dekomposisi HMTA)
sehingga
gelasi prematur bisa dicegah.
reaksinya adalah sbb :
YO2(N°3h
+ 2 NH2CONH2
~
~
[UO2(NH2CONHJJ2+
+ 2 NO;
Da/am hat ini, sengaja yang komi /ihat ada/ah
sifat fisisnya karena memang
komi ingin me/ihat
sifat-sifat fisis tersebut secara mendalam
karena
Prosldlng Pert,emuan dan Presentasl IImlah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 7.8 Agustus 2001