MAKALAH
MAKALAH
PUISI ANAK
PUISI ANAK
Disusun untuk Memenuh
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sastra Anaki Tugas Mata Kuliah Sastra Anak Dosen Pengampu:
Dosen Pengampu: Dr. Enny Zubaidah, M.Dr. Enny Zubaidah, M.Pd Pd
Disusun Oleh: Disusun Oleh:
Kelompok 9/ Pendidikan Dasar Kelas C Kelompok 9/ Pendidikan Dasar Kelas C
1.
BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
A.
A. Latar BelakangLatar Belakang
Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang paling menarik Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang paling menarik tetapi pelik. Sebagai salah satu jenis sastra, puisi merupakan pernyataan sastra tetapi pelik. Sebagai salah satu jenis sastra, puisi merupakan pernyataan sastra yang paling utama. Segala unsur seni sastra mengental dalam puisi. Puisi yang paling utama. Segala unsur seni sastra mengental dalam puisi. Puisi mengandung karya estetis yang bermakna, mengekspresikan pemikiran yang mengandung karya estetis yang bermakna, mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, merangsang panca indra dalam susunan yang membangkitkan perasaan, merangsang panca indra dalam susunan yang berirama. Puisi merupakan rekaman dan i
berirama. Puisi merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia nterpretasi pengalaman manusia yangyang digubah dalam wujud yang paling berkesan. Puisi dapat membuat kita tertawa, digubah dalam wujud yang paling berkesan. Puisi dapat membuat kita tertawa, menangis, tersenyum, berfikir, merenung, terharu bahkan emosi dan marah. menangis, tersenyum, berfikir, merenung, terharu bahkan emosi dan marah. Sampai sekarang, puisi selalu mengikat hati dan digemari oleh semua lapisan Sampai sekarang, puisi selalu mengikat hati dan digemari oleh semua lapisan masyarakat karena keindahan dan keunikannya. Oleh karena kemajuan masyarakat karena keindahan dan keunikannya. Oleh karena kemajuan masyarakat dari masa kemasa selalu meningkat, maka corak, sifat dan bentuk masyarakat dari masa kemasa selalu meningkat, maka corak, sifat dan bentuk puisi pun selalu berubah, mengikuti perkembang
puisi pun selalu berubah, mengikuti perkembangan selera, konsep estetika yangan selera, konsep estetika yang selalu berubah dan kemajuan intelektual yang selalu meningkat.
selalu berubah dan kemajuan intelektual yang selalu meningkat. B.
B. Rumusan MasalahRumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas, maka Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas, maka rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut : 1.
1. Apakah hakikat puisi anak ?Apakah hakikat puisi anak ? 2.
2. Bagaimana karakteristik puisi anak ?Bagaimana karakteristik puisi anak ? 3.
3. Apa saja jenis puisi anak ?Apa saja jenis puisi anak ? 4.
4. Apa saja unsur puisi anak ?Apa saja unsur puisi anak ? C.
C. TujuanTujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan di atas, maka tujuan yang Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan di atas, maka tujuan yang dapat dirumuskan dalam pembuatan makalah ini antara lain untuk mengetahui dapat dirumuskan dalam pembuatan makalah ini antara lain untuk mengetahui::
1.
1. Hakikat puisi anakHakikat puisi anak 2.
2. Karakteristik puisi anakKarakteristik puisi anak 3.
3. Jenis puisi anakJenis puisi anak 4.
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Puisi Anak
Puisi anak adalah jenis sastra yang memperhatikan pemilihan aspek-aspek kebahasaan terutama diksi, bentuk, makna untuk memperoleh efek keindahan (Nurgiyantoro, 2013:312). Bahasa dalam puisi mendayagunakan unsur bahasa sehingga mampu memberikan efek menyentuh, mempesona, membangkitkan imajinasi, merangsang, dan suasana tertentu. Pendayagunaan unsur bahasa untuk memperoleh keindahan itu antara lain dapat menggunakan permainan bunyi, dan adanya sarana retorika. Permainan bunyi berupa berbagai bentuk perulangan untu efek persajakan dan irama yang melodis. Sarana retorika pada puisi anak berupa pemilihan kata, ungkapan, permajasan, penyiasatan struktur dan pencitraan.
Menulis puisi pada dasarnya mempunyai tujuan untuk meningkatkan daya pikir imajinasi siswa dan membentuk watak siswa. Pembelajaran menulis puisi merupakan salah satu aspek penting yang harus diajarkan pada para siswa sekolah dasar agar siswa dapat mengenal, memahami, dan
memanfaatkan puisi untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, dan meningkatkan kemampuan terutama dalam kemampuan berbahasa. Cronmiller (2007:1) berpendapat bahwa membaca dan menulis puisi membutuhkan keterlibatan imajinasi secara aktif dan kreatif sehingga perlu diajarkan sejak usia dini sebagai bekal hidup
B. Karakteristik Puisi Anak
Menulis puisi dapat membantu anak mengekspresikan pikirannya menggunakan bahasa yang indah dalam puisi, anak dapat menjadikan puisi sebagai media untuk menuangkan segala hal yang dirasakan, dan dapat mengasah kreativitas anak. Anak harus dapat mengekspresikan sesuatu yang ada pada pikirannya, yang berupa kata-kata yang dirangkai dalam sebuah karya sastra yang mempunyai makna yaitu puisi. Siswa harus dapat memperkaya pengalaman serta pemahaman kosakatanya agar dapat diterapkan di dalam karya sastra.
Karakteristik puisi anak menggunakan kata-kata kias, tetapi bahasanya, lugas, sesuai dengan kehidupan anak yang jujur dan polos. Nurgiyantoro (2013:313) berpendapat bahwa keluasan makna pada puisi anak belum seluas puisi dewasa, daya jangkau imajinasi anak dalam hal pemaknaan puisi masih terbatas. Puisi anak harus tetap memperhatikan kesederhanaan bahasa. Kesederhanaan yang dimaksud adalah dilihat dari unsur diksi, struktur, ungkapan, dan kemaknaan. Puisi anak, dalam hal bahasa maupun makna yang diungkapkan masih polos, lugas, apa adanya. Puisi anak ditulis dengan cara seleksi ketat, penggunaan metafora, dan citraan untuk menggambarkan imajinasi memori, dan emosi. Seleksi bahasa dan dan penggunaan berbagai ungkapan, citraan, serta berbagai penggambaran yang
diungkapkan sebatas daya jangkau anak.
Puisi anak mempunyai karakteristik bahasa yang sederhana baik dalam hal pilihan kata, struktur, maupun pemaknaan. Hal itu sejalan dengan perkembangan tingkat kejiwaan, daya pikir, dan emosi anak. Bentuk metafora yang biasa digunakan anak masih dalam bentuk sederhana. Puisi anak memperhatikan bentuk tipografi yaitu ditulis dalam larik-larik pendek, berganti baris meskipun margin kanan belum penuh sehingga membentuk bait-bait (Nurgiyantoro, 2013:315). Kandungan puisi anak tidak jauh dari dari dunia anak, pengalaman anak, dan bagaimana cara memandang hal-hal yang menurut ukuran orang dewasa tergolong sederhana. Keindahan puisi anak pada makna justru terlihat pada kepolosan dan keluguan bahasa yang
digunakan, artinya lebih banyak menunjuk makna langsung. Menurut Norton (323 – 324) puisi anak – anak mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Puisi anak adalah puisi yang berisi kegembiraan.
2. Mengutamakan bunyi bahasa dan membangkitkan semangat bermain bahasa.
3. Harus berupaya memperbaiki ketajaman imajinasi visual dan kata yang dipergunakan mengmbangkan imajinasi, dan melihat serta mendengar kata-kata dalam cara baru.
4. Menyajikan cerita sederhana dan memperkenalkan tindakan sehari-hari. 5. Ditulis berdasarkan pengalaman anak.
6. Berbentuk informasi sederhana yang membuat anak dapat menafsir dan menangkap sesuatu dari puisi itu.
7. Tema puisi harus menyenangkan anak-anak, menyatakan sesuatu kepada anak, menggelitik egonya, mengingat kebahagiaan, menyentuh kejenakaan dan membangkitkan semangat pribadi anak-anak.
8. Dapat dibaca anak-anak dan mudah dimengerti.
C. Jenis Puisi Anak
Puisi anak dapat dibedakan ke dalam jenis-jenis tertentu. Pembedaan yang sering dipergunakan adalah didasarkan isi kandungan yang ingin disampaikan. Jenis puisi anak menurut Nurgiyantoro (2013:27) dibedakan menjadi puisi naratif, balada, lirik, dan personal. Puisi naratif adalah puisi yang mengandung cerita, atau sebaliknya cerita yang dikisahkan dengan cara
Dalam konteks puisi untuk anak-anak, Huck (1987:406-412) merekomendasikan adanya tujuh tipe/bentuk puisi untuk anak-anak yaitu; (1) balada, (2) puisi naratif, (3) liris (lyrical), (4) limerik, (5) sajak bebas (free
verse), (6) haiku, dan (7) puisi kongret. Sementara Stewig (1980) menambahkan jenis cinquain dan akrostik dalam daftar jenis puisi di atas. Anak-anak ternyata lebih tertarik terhadap gagasan suatu puisi daripada mengetahui berbagai macam tipe/bentuk puisi. Meskipun demikian, guru perlu memperkenalkan kepada anak-anak tentang berbagai macam tipe/bentuk puisi untuk kemudian mencatat reaksi mereka. Pemahaman serta apresiasi terhadap berbagai tipe/bentuk puisi akan tubuh secara beransur-ansur, untuk itu langkah-langkah perkenalan perlu dil akukan sejak dini.
a. Balada
Balada merupakan puisi naratif yang telah diadaptasikan untuk nyanyian atau yang memberikan efek terhadap lagu. Karakteristik balada seringkali menggunakan repetisi, rima, dan ritme yang ditandai serta refrain yang kembali saat balada dinyanyikan. Balada biasanya berkaitan dengan perbuatan heroik dan mencakup kisah pembunuhan, cerita yang tak terbalas, perseteruan serta tragedi. Dikaitkan dengan puisi balada untuk anak-anak salah satu alternatif yang dapat dipilih adalah: (a) menyeleksi puisi-puisi balada yang diciptakan oleh penyair; (b) menyeleksi lagu-lagu balada yang telah ada selama ini; (c) memanfaatkan puisi-puisi balada. Khusus untuk dua butir pertama seleksi didasarkan atas kesesuaiannya dengan kehidupan anak-anak, serta kebermaknaan bagi mereka.
PUISI BALADA SEORANG PELAJAR
Di Pagi hari yang datang Mentari terbangun menyinari bumi
Nuansa mulai hangat terasa Menjadi awal hari yang cerah Seseorang terbangun dari tidurnya Melihat sang cahaya mentari yang terang
Bersegeralah ia bersiap Untuk melakukan kewajibannya
Ia akan pergi ke sekolah
Untuk mencari ilmu yang bermanfaat Dan ia memohon kepada orang tuanya Agar ia di mudahkan untuk menuntut ilmu
Wahai ibu dan bapak Doakanlah anakmu ini
Agar di mudahkan untuk mencari ilmu Supaya kelak anakmu ini menjadi orang berhasil
Wahai anakku
Pergilah engkau menuntut ilmu
Akan ibu doakan supaya engkau menjadi sukses doa ibu akan menyertai engkau
pergilah sang anak ke sekolah menempuh perjalanan yang jauh
tak peduli panas terik matahari yang menyengat takkan menghentikan langkahnya
demi harapannya dan keinginannya takkan mundur 1000 langkah
untuk menjadi orang sukses dan berguna bagi nusa dan bangsa
Balada Kasih Ibu
Cintamu menyinari jiwa bak cerahnya sinar sang mentari
Sayangmu segarkan asa sesegar embun pagi Kasihmu wangi seharum bunga melati
Hadirmu di sisiku takkan tergantikan Cinta, rindu, dan ragaku bahkan adalah milikmu Bagaimana mungkin aku terbang mencari sosok lain tuk
menggantimu
Jasamu padaku takkan mungkin terbalaskan Mengandung, melahirkan dalam derita tak masalah
bagimu
Merawat, mendidik, membesarkan dalam kesusahan tak apa buatmu
Itu semua demi aku anakmu Bu bagaimana aku bisa balas semua ini Semua cinta, kasih, dan sayangmu padaku Gunung emas, lautan permata, seisi dunia bahkan
takkan sanggup membalasnya
Hanya doa mungkin yang bisa kupanjatkan Karena hanya Tuhanlah yang sanggup tuk
membalasnya
Tuhan ampunilah segala dosanya Tuhan sayangilah ia
Tuhan tempatkanlah ia di surgamu nanti
Puisi Balada "Ibu"
Ibu...
Engkau adalah nafas hidupku Engkau yang selalu ada dalam hatiku Engkau adalah wanita yang luar biasa bagi ku
Dalam balutan kelemahan mu Engkau pancarkan berjuta harapan Tersenyum penuh dengan keindahan
Dalam sebuah ketulusan
Oh...ibu aku tak tahu bagaimana jadinya diriku Jika hidupku tanpa kasih sayang mu
Akupun tak habis pikir apa jadinya Jika ku tak dilahirkan dari rahim mu Tetapi sampai sekarang dan sampai kapanpun
Aku akan bersyukur kepada Allah
Karena telah memberikan malaikat dan bidadari Dalam wujud seorang yang hebat seperti mu IBU...
b. Sajak/Puisi Naratif
Puisi naratif merupakan salah satu bentuk puisi (anak-anak) yang menceritakan suatu kejadian khusus atau episode cerita yang panjang. Jenisnya dapat berupa lirik, soneta, atau ditulis dalam bentuk sajak bebas, tetapi persyaratannya harus dipenuhi, yakni harus menceritakan kisah/cerita tertentu yang sebenarnya tidak ada ceritanya. Di Amerika Serikat, puisi naratif klasik yang digemari oleh anak-anak adalah kisah Santa Claus, atau Sinterklas. Tokoh ini digambarkan ke luar malam-malam menjelang natal untuk membagi-bagi hadiah kepada anak-anak. Puisi naratif lain yang disenangi anak-anak (Amerika) usia di bawah tujuh tahun adalah cerita binatang. Anak-anak usia tujuh/delapan tahun menggemari puisi naratif yang mengisahkan raja-raja yang memiliki sifat
MAMA, ADA ORANG MINTA-MINTA DI PINTU PAGAR
Mama, ada orang minta-minta di pintu pagar Kasihan sekali. Matanya buta, jalannya meraba-raba Sherly hanya dapat memberinya sepotong coklat dan Gula-gula. Karena sisa uang jajanku hari ini habis untuk
membeli buku.
Mama, ada orang minta-minta di pintu pagar Kasihan sekali. Tampaknya lapar dan belum makan dari
pagi
Barangkali uang belanja masih tersisa. Sebagaian dapat diberikan padanya
Untuk pembeli sebungkus nasi atau makanan. Mama, orang minta-minta itu telah meninggalkan pintu
pagar.
Dengan uang yang dua puluh lima rupiah, wajahnya kelihatan cerah.
Ia kembali berjalan tersaruk-saruk dituntun oleh tongkatnya menuju rumah tetangga
pemarah, puisi-puisi lucu, pada usia yang lebih lanjut, anak-anak menyukai kisah tragis/kisah sedih dan anak-anak pertengahan (middle – graders) menyukai cerita mengerikan (Huck, 1987:408).
Karena tak ada aral melintang Mereka pun kawin tanpa halangan Mendirikan huma di tengah hutan Sambil bekerja pagi dan petang Ketika Pak Tani kerja di lading Sang istri bertenun dalam kamar Setelah siap selembar kain Sarung sutra halus dan indah Sang istri mohon agar dijual Kepada pedagang yang dari kota Karena kainnya sangat indah Sutra halus tenunan dewi
Pedagang kota sedia membayar Banyaknya uang sepundi emas Demikianlah hidup Pak Tani miskin Mnjadi kaya beristri jelita
Mereka rukun saling setia Nikmati hidup damai bahagia PUTRI BANGAU
Konon dahulu di negeri Jepang
Tersebutlah tentang sebuah dongeng Mengisahkan seekor bangau yang malang
Sayapnya luka tak bisa terbang Seorang Pak Tani setengah baya Menemukannya dekat telaga Bangau dipungut diobatinya
Sehingga sembuh sayap yang luka Sang bangau tak dapat banyak bicara Pada Pak Tani berhati mulia
Dalam hatinya ia berjanji
Suatu waktu akan datang kembali Datanglah saatnyadi suatu pagi Ketika Pak Tani lagi sendiri
Datanglah padanya seorang putri Ingin diterima sebagai istri
LINDUNGILAH AKU
Bila petang sudah datang Aku mulai ancang-ancang
Untuk pergi terbang melayang Menerobos awan hitam, dan Menelusuri gelapnya malam Akulah si kelelawar hitam
Yang tak pernah jemu ataupun bosan Terbang berkeliling mancari buah matang Untuk kujadikan santapan
Tidurku di hari siang
Bergerombol bersama teman-teman Begelantungan di atas dahan
Nun jauh tinggi jangkauan
Namun kehidupanku kini tak lagi tenteram Bahkan selalu terancam
Diburu dan ditembaki senapan
Oleh manusia yang tak punya rasa kasihan Wahai para pemburu
Kasihanilah aku serta keturunanku Jangan terus menerus diburu
Karena akupun ingin hidup seperti kamu
Bebas berkembang biak tiada yang menggangu Seandainya aku punah dari bumiku
Tentunya anak-anak serta cucumu Tak akan pernah ada yang tahu Bagaimana bentuk dn rupaku.
d. Limerik
Puisi limerik merupakan sajak lima baris dengan baris pertama dan keduanya berimaan (rhyming), baris ketiga dan keempat bersifat persetujuan (agreeing), dan baris kelima biasanya berisi pengakhiran (ending). Pada ending biasanya dinyatakan dengan kejutan atau humor. Puisi jenis ini juga ditandai oleh adanya nada humor, keganjilan dan keanehan pengucapan. Anak-anak pada usia tingkat pertengahan sudah dapat menikmati puisi limerik, hal ini disebabkan oleh kemampuan berpikir mereka yang sudah pada tingkat berpikir simbolis dan abstrak.
PAPAKU
YaTuhan…..
Aku mohon Kau melindungi Dan menjaga Papa selalu. Saat aku masih tidur lelap Papa sudah berangkat kerja Mencari nafkah buat kami semua Tengah malam Papa baru pulang Saat aku sudah tertidur pulas
Ya Tuhan…..
Terima kasih Kau beri kami Papa yang baik hati
e. Haiku
Jenis puisi Haiku merupakan salah satu bentuk puisi Jepang kuno yang berkembang sekitar abad ke-13 Masehi. Haiku terdiri atas tujuh belas
suku kata. Baris pertama dan ketiga berisi lima suku kata, dan baris kedua terdiri atas tujuh suku kata. Hampir setiap haiku dapat dipilih menjadi dua bagian yakni, (i) uraian yang berisikan acuan (langsung atau tidak
langsung biasanya pada cuaca); (ii) berisikan pernyataan tentang mood atau suasana hati. Hubungan kedua bagian itu disiratkan, baik kesamaannya maupun perbedaan penceritaannya. Untuk sasaran anak-anak SD kita, bentuk haiku tampaknya belum dikembangkan menjadi bahan apresiasi sastra atau bahan pertimbangan pembinaan keterampilan
menulis kreatif.
Laut apa yang hendak kau tunjukan padaku Laut yang berangin sepoy menguray rambutku
Laut berombak kecil berkejaran sepanjang waktu Laut berombak besar yang menghantam karang
Laut dengan pengunjung yang ramai Atau hanya Laut dengan air tenang?
Hadiah Naik Kelas Sepeda baru
Kudapat dari ibu Warnanya biru
f. Sajak Bebas (Free Verse) dan Akrostik
Sajak bebas tidaklah memiliki rima tetapi untuk bentuk puitiknya bergantung pada ritme. Sehubungan dengan hal tersebut, Panuti Sudjiman (1986:67) menyatakan bahwa sajak bebas merupakan sajak tanpa pola matra dan panjang larik, tak terikat pada konvensi struktur, dan pokok isi disusun berdasarkan irama alamiah. Puisi akrostik merupakan puisi yang sudah dikenal anak terutama siswa jenjang sekolah dasar. Puisi ini merupakan jenis puisi yang sangat mudah dipahami dan ditulis oleh anak terutama karena prosedur penulisannya. Puisi Akrostik ditulis dengan cara mengembangkan larik-larik dalam puisi melalui pengembangan huruf yang tersusun ke bawah membentuk sebuah kata.
BUNGAKU Begitu banyak warnanya Untaiannya sangat indah
Nampak berembun di pagi hari
Gerakannya lembut ketika tersapu angin Aku begitu senang melihatnya.
PERGI
g. Cinquain
Jenis puisi lain yang cukup sederhana adalah puisi cinquain. Jenis puisi ini cocok digunakan sebagai bahan pengajaran puisi di sekolah dasar. Seperti halnya puisi jenis haiku, puisi cinquain juga puisi yang didasarkan pada jumlah suku kata yang diajarkan kepada siswa secara prosedural melalui tahapan-tahapan. Mulai dari bagian awal puisi sampai pada bagian akhir puisi digunakan larik dengan jumlah suku kata tertentu. Puisi ini diawali dengan dua suku kata pada larik pertama, empat suku kata larik kedua, enam suku kata pada larik ketiga, delapan suku kata pada larik keempat dan dua suku kata pada larik terakhir seperti pada puisi Huck (1980) berikut.
Padi
Berwarna hijau
Tumbuh semakin merunduk Kau dibutuhkan untuk makan Tumbuhan penghasil beras
Duri
Tajam menancap
Kucoba untuk mencabut
Sungguh, sangat perih menyayat
Jadi, dapat disimpulkan bahwa puisi dibedakan menurut isi kandungan yang ingin disampaikan. Jenis-jenis puisi anak pada umumnya berisi cerita yang menarik bagi anak berkaitan dengan pengalaman dan dunia anak.
D. Unsur Puisi Anak
Puisi anak terbentuk oleh dua sapek yang saling berkaitan, yaitu sesuatu yang ingin diekspresikan dan sarana pengekspresian. Hal yang ingin diekspresikan dan pengekspresian berkaitan dengan unsur isi dan unsur bentuk yang terdapat pada unsur-unsur pembangun puisi anak. Puisi anak memiliki unsur-unsur pembangun puisi menurut Nurgiyantoro (2013:321-358) sebagai berikut.
a. Bunyi
Aspek bunyi dalam sebuah puisi merupakan penentu keberhasilan puisi sebagai karya seni. Aspek bunyi yang dimaksud adalah persajakan, rima. Sajak atau rima adalah pola perulangan bunyi yang sengaja ditimbulkan dan didayakan untuk mencapai efek keindahan. Aspek bunyi dalam puisi selain berfungsi sebagai persajakan dan pendukung arti, juga sebagai pembangkit suasana tertentu. Suasana yang dapat disampaikan dalam puisi seperti suasana senang, duka, riang-gembira, sedih, dan romantis. Fungsi bunyi dalam puisi anak sebagai peniru bunyi-bunyian sebagai pengkongkretan suara. Keindahan bunyi dalam sebuah puisi terasa intensitassnya setelah puisi itu dibacakan, dan bahkan jika mungkin dilagukan, tidak dilihat secara visual dalam bentuk tulisan.
Persajakan, rima
Pola perulangan bunyi yang sengaja ditimbulkan & didayakan untuk mencapai efek keindahan itulah yang kemudian dikenal sebagai persajakan, sajak, atau rima. Fungsi persajakan, yaitu yang dikenal sebagai daya evokasi: kemampuan untuk membangkitkan bunyi lain secara ekspresif.
Irama
Irama dalam puisi berkaitan dengan gerak, alunan, bunyi yang teratur yang ritmis, dan itu akan terasa jika puisi itu dibaca dan didengarkan. Selain berhubungan dengan alunan bunyi, irama juga berurusan dengan tinggi rendah dan cepat lambat serta variasi
keduanya, bahkan juga dengan tekanan kata. BUNGA MELATI
Bunga mungil bunga melati Tumbuh di taman berumpun-rumpun
Kusiram engkau setiap pagi Supaya segar berdaun rimbun
Bunga kecil indah berseri Kembanglah bertangkai-tangkai
Kucium wangimu harum sekali Kelopak lembut segar terurai
Kupetik engkau pagi dan petang Jadi hiasan di taman kembang Bila datang kumbang bertamu Dia kan lihat putih wajahmu
b. Kata
Kata yang digunakan untuk menyampaikan isi puisi melalui pertimbangan sehingga puisi yang dihasilkan indah dan bermakna. Pemilihan kata akan dapat mendialogkan sesuatu yang ingin disampaikan secara efektif. Pertimbangan pemilihan kata dari aspek bunyi adalah
GURUKU
Sungguh mulia jasamu Mengajar murid mengenal ilmu
Tanpa rasa ragu
Engkau guruku seorang
Mengajarku dengan penuh kasih sayang Perbedaan tidak kau pandang
Kami semua merasa senang
Guruku…
Tanpamu ku tak bisa meraih cita-citaku Aku akan selamanya
Aspek bunyi : ketetapan pemilihan kata dari aspek bunyi dalam
puisi menjanjikan salah satunya adalah nilai kepuitisan dan itu berarti bahwa adanya efek keindahan pada puisi yang bersangkutan. Pemilihn bunyi-bunyi yang terpola secara tepat mnyebabkan puisi menjadi enak dan lancar dibaca, merdu dan mampu membangkitkan sugesti tertentu.
Aspek bentuk : puisi adalah sebentuk ekspresi yang padat dan
indah. Bahasa puisi mesti singkat dan padat. Singkat mengindikasikan sedikitnyan kata-kata yang dipakai, sedang padat menunjukan luasnya gagasan yang ditawarkan.
Aspek makna : puisi hadir untuk mendialogkan dan
menawarkan sesuatu, makna tetapi dengan cara-cara yang literer, bicara lewat nurani, kata hati dan rasa.
Aspek ekspresivitas : merupakan aspek yang menekankan pada
kesan dan efek yang ingin dicapai karena efek itu seolah-olah dapat meyakinkan bahwa sesuatu yang diungkapkan itu benar- benar merupakan lontaran hati secara serta merta.
c. Sarana retorika
Sarana retorika merupakan sarana yang efektif untuk memperindah teks puisi atau kesastraan pada umumnya. Penggunaan sarana retorika dimaksudkan untuk lebih menghidupkan ekspresi. Sarana retorika yang dimaksud adalah meliputi bentuk-bentuk permajasan,citraan, dan penyiasatan struktur. Permajasan berfungsi untuk menambah kemungkinan berbagai dimensi pemaknaan. Citraan untuk mengkongkretkan penuturan, sedangkan penyiasatan struktur untuk lebih menghidupkan pengekspresian.
Permajasan adalah suatu bentuk pengungkapan makna denotasi dan konotasi, makna langsung dan tidak langsung yang ditunjuk, makna tersirat dan tersurat. Permajasan biasa disebut sebagai bahasa kias. Penggunaan majas dalam puisi anak masih sederhana. Permajasan yang biasa digunakan pada puisi anak antara lain adalah majas metafora, majas
personifikasi, dan majas perbandingan atau simile. Majas simile yang berupa perbandingan langsung, yaitu yang secara jelas menunjukkan antara kedua hal yang diperbandingkan. Majas lain yang sering ditemukan pada puisi anak adalah majas personifikasi, yaitu majas yang memperlakukan benda-benda tidak bernyawa seperti manusia sesuai dengan imajinasi anak.
Sarana retorika yang lain adalah citraan. Baik puisi dewasa maupun anak banyak memanfaatkan citraan untuk melukiskan sesuatu agar mudah diimajinasikan oleh pembaca atau pendengar. Imaji dipahami sebagai penggambaran indera secara konkret yang dibangkitkan lewat kata. Citraan dapat dibedakan menjadi beberapa macam sesuai dengan jumlah indera manusia, yaitu citraan penglihatan (visual), citraan pendengaran (auditif), gerakan (kinestetis), rabaan, cecapan, dan penciuman.
Penyiasatan struktur adalah salah satu wujud sarana retorika pada bagian struktur. Penyiasatan struktur yang biasa digunakan dalam puisi dapat berupa bentuk repetisi (pengulangan) dan paralelisme. Bentuk repetisi berupa repetisi kata, frase, kalimat, larik-larik, sebagian atau seluruh bait puisi. Paralelisme merupakan bagian dari repetisi atau pengulangan.
Sarana retorika sengaja dipakai untuk memperindah pengungkapan kebahasaan & memperluas (juga mengongkretkan & memfasilitasi) jangkauan pemaknaan. Sarana retorika meliputi:
Persamaan. (berupa bentuk personifikasi) Pertautan. (berupa bentuk metonimi-sinekdok)
Contoh Puisi
Citraan
Citraan untuk mengongkretkan penuturan yang membantu pembaca untuk melihat, mendengar, merasakan, & menyentuh berbagai pengalaman yang diungkapkan dalam puisi. Citraan dibedakan
menjadi: ILMU Ilmu…
Bukan bagaikan
mengambil sepotong kue
memakannya, kemudian kenyang
tapi
ilmu bagaikan meraih bulan
yang bulat bersinar yang jauh disana
walau sulit meraihnya tapi sangat menyenangkan bila berhasil menghafalnya
Penglihatan (visual) Pendengaran (auditif) Gerakan (kinestik) Rabaan,
cecapaian (taktil termal) Penciuman (olfaktori)
Contoh Puisi oleh Syair-syair Asep
PANCA INDRAKU
Aku melihat bulan Denhan mataku
Aku mendengar kicau burung Dengan telingaku
Aku merasa manisan Dengan lidahku Aku mencium bunga Dengan hidungku Aku meraba patung Dengan kulit tanganku
d. Tema
Puisi anak dibuat untuk mengekspresikan sesuatu yang bisa berupa gagasan, ide, pengalaman, emosi atau hal lain. Menurut Nurgiyantoro (2013:354) menyebutkan bahwa tema yang banyak ditemukan pada puisi anak antara lain adalah masalah keluarga, persahabatan, liburan, rumah, dan tempat-tempat lain. Anak melalui pengamatan selintas, kandungan dalam puisi anak antara lain berkaitan dengan hal-hal yang ada disekitar anak, misalnya orang tua, guru, teman, binatang kesukaan, lingkungan alam,empati terhadap sesama. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa puisi anak memiliki unsur-unsur pembangun yang dapat mendukung penyampaian makna dan keindahan. Unsur-unsur
DERITA ANAK BANGSA
Ia mengayuh sepedanya Ia mengayuh semangatnya Ia mengayuh harapannya Menjual Koran di pagi hari
Panasnya matahari, dinginnya hujan Tak ia rasakan
Ia sampai putus sekolah
Cita-cita tak lagi ia gantungkan Masa depan tak berani ia angankan Hanya ada satu kewajiban
Menjual Koran, mencari makan Seperti inikah nasib anak bangsa?
pembangun puisi anak berupa bunyi, kata, sarana retorika,dan tema. Penulisan puisi yang didasarkan pada unsur-unsur pembangun puisi akan menghasilkan hasil puisi yang baik. Jika penulis puisi itu adalah anak-anak, kandungan isi puisi yang dihasilkanmesti juga tidak jauh dari dunia anak, pengalaman anak, & bagaimana cara anak memandang hal-hal itu semua yang menurut ukuran orang dewasa terrgolong sederhana. Orang dewasa yang menulis puisi anak pun mau tidak mau harus “menyeuaikan diri” dengan dunia dan cara pandang anak agar puisi yang dihasilkan komunikatif bagi pembaca anak. Tema-tema yang banyak ditemukan pada puisi anak misalnya, tema orang tua dan guru, tema binatang dan lingkungan alam, tema religius.
MAMA Oh…mama
Kenapa hatimu mulia Aku ingin memelukmu Aku selalu merindukanmu
Sejak aku masih kecil Aku selalu disayang mama Mama oh mama
BAB III PENUTUP
A. Simpulan
Puisi anak adalah jenis sastra yang memperhatikan pemilihan aspek-aspek kebahasaan terutama diksi, bentuk, makna untuk memperoleh efek keindahan Bahasa dalam puisi mendayagunakan unsur bahasa sehingga mampu memberikan efek menyentuh, mempesona, membangkitkan imajinasi, merangsang, dan suasana tertentu. Puisi anak adalah jenis sastra yang memperhatikan aspek kebahasaan yaitu diksi, makna, dan bentuk sebagai wujud ekspresi diri dengan bahasa yang indah. Bahasa yang digunakan dalam puisi berbeda dengan bahasa yang digunakan sehari-hari, puisi menggunakan bahasa yang ringkas, kata-kata yang digunakan adalah konotatif yang mengandung banyak penafsiran dan pengertian. Kata-kata dalam puisi seolah-olah tercipta suatu yang dirasakan pembaca, didengar, dan dilihat.
Puisi anak – anak mempunyai karakteristik sebagai berikut: puisi anak adalah puisi yang berisi kegembiraan, mengutamakan bunyi bahasa dan membangkitkan semangat bermain bahasa, harus berupaya memperbaiki ketajaman imajinasi visual dan kata yang dipergunakan mengmbangkan imajinasi, dan melihat serta mendengar kata-kata dalam cara baru, menyajikan cerita sederhana dan memperkenalkan tindakan sehari-hari, ditulis berdasarkan pengalaman anak, berbentuk informasi sederhana yang membuat anak dapat menafsir dan menangkap sesuatu dari puisi itu, tema puisi harus menyenangkan anak-anak, menyatakan sesuatu kepada anak, menggelitik egonya, mengingat kebahagiaan, menyentuh kejenakaan dan membangkitkan semangat pribadi anak-anak, dapat dibaca anak-anak dan mudah dimengerti.
Puisi anak dapat dibedakan ke dalam jenis-jenis tertentu yaitu balada, sajak/puisi naratif, liris/lyrical, limerik, haiku , sajak bebas (free verse) dan akrostik, cinquain. Puisi anak terbentuk oleh dua aspek yang saling berkaitan, yaitu sesuatu yang ingin diekspresikan dan sarana pengekspresian. Hal yang ingin diekspresikan dan pengekspresian berkaitan dengan unsur isi dan unsur
bentuk yang terdapat pada unsur-unsur pembangun puisi anak. Unsur-unsur tesebut adalah 1) bunyi yang terdiri dari persajakan, irama, dan seleksi kata, 2) sarana retorika, 3) tema.
B. Saran
Puisi untuk anak-anak sangat bermanfaat untuk pengembangan ide dan kreatifitas dalam menulis ide yang ada pada diri ana, dengan menulis puisi anak dapat mengembangkan kejadian di sekitar anak menjadi sebuah puisi dengan kata-kata yang indah. Sehingga pengenalan puisi pada anak dapat dilakukan sedini mungkin dengan tetap mempertimbangkan perkembangan bahasa anak.
DAFTAR PUSTAKA
Huck, Charlotte S, Susan Hepler, dan Janet Hickman. 1987. Children’s Literature
in The lementary School. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada. University press.
http://renitawidiastuti.blogspot.co.id/2014/12/analisis-puisi-anak.html
http://romakyokaesa-niro.blogspot.co.id/2015/03/contoh-puisi-akrostik-puisi-cinquain.html