BAB IV ANALISA
IV.1. Aspek Manusia
IV.1.1. Analisa Pelaku dan Aktivitasnya
Analisa ini muncul akibat proses perancangan dari kampus Fakultas Teknik Arsitektur UBiNus yang sudah ada dan ditinjau kembali keadaannya agar menghasilkan suatu program ruang yang baru tanpa mengabaikan pola organisasi dan kebutuhan rung.
Pengguna bangunan ini adalah mahasiswa yang orientasinya adalah mahasiswa Teknik Arsitektur, Dosen sebagai pendidik, Staff sebagai pembantu dalam birokrasi maupun yang berurusan dengan manajemen, dan pengunjung atau pihak luar yang berkaitan dengan kegiatan arsitektural atau pengamat arsitektur, seperti pakar, tamu, atau pihak lainnya yang berurusan dengan Arsitektur (UBiNus).
Pelaku kegiatan
a. Mahasiswa : i. Tahun 1997-2000 : -4%/tahun
ii. Tahun 2000-2003 : 25 %/tahun iii. Tahun 2003-2996 : 7.29%/tahun
Jadi rata-rata kenaikan Jumlah mahasiswa pertahunnya adalah 9.43%/tahun.
b. Tenaga Pengajar : 29 Orang c. Tenaga Non-Pengajar : 5 Orang d. Service : 15 orang e. Pengunjung atau Pihak Luar : 100 Orang
(Asumsi didapat berdasarkan jumlah pengunjung yang datang pada pameran atau kegiatan yang diadakan oleh HIMTA)
Aktivitas yang akan berlangsung di Kampus Jurusan Teknik Arsitektur adalah:
a. Kegiatan Edukasi, adalah kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan arsitektur, seperti misalnya kuliah, seminar, konsultasi, dan kegiatan lainnya yang terikat pada kurikulum (”Tabel Mata Kuliah”-lampian). 0 20 40 60 80 Mahasisw a Masuk Mahasisw a Aktif Mahasisw a Gagal Mahasisw a Lulus 2001 2002 2003 2004 2005 2006
b. Sosialisasi, yang dimaksud dengan sosialisasi adalah diskusi non-formal, berkumpul, kegiatan yang sifatnya tidak ada ikatan kurikulum.
c. Pameran, yang termasuk dalam kegiatan pameran adalah kegiatan yang bersifat promosi atau yang berkaitan dengan penilaian tugas. Kelompok ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
• Kelompok pameran kecil, adalah kegiatan pameran yang diadakan untuk tujuan penilaian atau kegiatan yang bersifat intern. Ruangan tidak disediakan secara khusus melainkan menggunakan ruang-ruang komunal atau bahkan ruang-ruang lain seperti ruang diskusi, selasar, dan ruang lainnya.
• Kelompok pameran tetap
Kegiatan yang sifatnya periodik dan disediakan sebagai area ekspresi bagi mahasiswa dan terbuka pada waktu tertentu. Ruangan yang digunakan adalah ruang komunal, taman dan ruang penerima yang berfungsi ganda.
d. Kegiatan Penunjang, adalah kegiatan yang bersifat pendukung dalam kelangsungan pendidikan arsitektur UBiNus, seperti perpustakaan, amphitheatre, ruang diskusi, kios, dan lainnya.
e. Service, adalah kegiatan yang bertujuan untuk mendukung bagian lain dari bangunan maupun bidang lain yang berkaitan baik itu secara langsung maupun tidak langsung kepada pihak BiNus. Misalnya: pantry, MEE, R.Mesin, Gudang, Toilet, R.Service, dan lainnya.
f. Sarana Penunjang lainnnya, kegiatan seperti datang, parkir, bongkar-muat, dan lainnya harus dapat difasilitasi sebagaimana mestinya. Untuk itu diperlukan sarana pendukung seperti pedestrian, area menurunkan penumpang (angkutan umum), area parkir, dan Loading-Dock.
IV.1.2. Analisa Pola Kegiatan dan Sirkulasi
POLA KEGIATAN SECARA GARIS BESAR
Kegiatan keseluruhan dapat digambarkan sebagai berikut:
SERVICE Berkumpul Diskusi Non-Formal SOSIALISASI EDUKASI DATANG PARKIR MOBIL MOTOR Belajar Teori Diskusi Belajar Praktek PAMERAN Kecil Pameran Tetap PRASARANA LAIN Pedestrian
Halte Bus PARKIR Loading Dock MEE GUDANG TOILET ISTIRAHAT PULANG
Pola kegiatan dan sirkulasi masing-masing pelaku :
Jadi runtutan kegiatannya dapat disingkat sebagai berikut: Tenaga Pengajar SOSIALISAS I EDUKASI DATANG PARKIR Diskusi Belajar Praktek Mencari Literatur Berkumpul Diskusi Non-Formal PAMERAN Kecil Pameran Tetap ISTIRAHAT PULANG HALTE PLAZA KANTIN R. KOMUNAL ……… PEDESTRIAN Mahasiswa DATANG PARKIR HALTE PEDESTRIAN Mengajar Teori Mengajar Praktek Membimbing Diskusi
Pengelola dan Staff Administrasi atau Layanan Kunjungan dalam Perpustakaan
PARKIR HALTE PEDESTRIAN Rapat Kegiatan Pengelolaan / Administrasi ISTIRAHAT PULANG DATANG MENCARI LITERATUR MEMBACA LOBI MEMINJAM Loket Peminjaman Buku Rak Buku R. KONTROL Komputer PEMESANAN PENGAMBILAN PESANAN R. KEPALA R. STAFF GUDANG Loading Dock Bongkar Barang DISKUSI
EDUKASI PAMERAN SOSIALISASI PENUNJANG SERVICE WAKTU KEGIATAN 07:20-17:00 Waktu tertentu Waktu tertentu (jam istirahat) 07:20-17:00 Jam Kerja
Berdasarkan pola kegiatan diatas maka dapat dilihat bahwa kegiatan mahasiswa lebih mengarah pada ruang dalam, akan tetapi dikarenakan tuntutan akan pendidikan arsitektur yang selalu berhubungan dengan dunia luar maka ruang luar seharusnya juga mampu masuk ke dalam ruang dalam dalam bentuk yang dapat diterima, seperti misalnya taman dalam atau penggunaan kaca-kaca besar untuk memasukkan ruang luar kedalam bangunan, atau hal lainnya yang dapat membantu menciptakan ruang luar yang seolah-olah menyatu dengan ruang dalam.
IV.1.3. Analisa Ekonomi dan Pola Kebiasaan Mahasiswa Analisa Ekonomi
Berdasarkan data tabel (1) halaman sebelumnya telah diperkirakan bahwa UBiNus diperkirakan mengalami kenaikan jumlah mahasiswa sebesar 9.43% pertahun, dengan pertambahan kuantitas tersebut, maka hal ini juga berpengaruh pada kebutuhan ruang dan fasilitas kampus. Kuantitas tersebut tentu saja tidak akan mengalami kenaikan secara terus menerus, melainkan akan mengalami titik puncak, yaitu maksimum kapasitas mahasiswa yang dapat ditampung oleh Kampus Jurusan Teknik Arsitektur
UBiNus, yaitu sebesar 500 orang mahasiswa. Hal ini untuk menjaga kestabilan kualitas dari universitas dan pengajaran pendidikan yang berlansung di UBiNus.
Pola Hidup Mahasiswa Arsitektur
Mahasiswa Arsitektur dituntut untuk mengenal bangunan dan lingkungannya. Tujuan mereka mempelajari arsitektur adalah karena dalam pendidikan arsitektur terdapat perbedaan dari segi pembelajaran dan ilmu yang dipelajari. Keunikan itulah yang membuat kebanyakan mahasiswa tertarik untuk belajar di dunia pendidikan arsitektur.
Dalam pendidikan arsitektur ada beberapa hal yang tidak dapat dipisahkan dari kebiasaan mahasiswa, yaitu cara berpikir mereka dan cara mereka mengerjakan tugas. Tugas pada perancangan pertama biasanya dimulai dengan sketsa, dimana yang menjadi objeknya adalah apa yang mereka lihat disekitarnya. Pada tugas perancangan tingkat lanjut, mahasiswa dituntut untuk menganalisa lingkungan dari tapak yang akan dibangun.
Dari gambaran diatas maka dapat dilihat bahwa kebiasaan tersebut membuat program ruang bangunan pun harus menyesuaikan, misalnya dengan penyediaan ruangan untuk mengerjakan tugas (”bengkel arsitektur”) atau bahkan ruang terbuka yang dinaungi oleh atap demi kenyamanan, dan hal lainnya.
IV.1.4. Analisa Organisasi Ruang dan Luasan
Berdasarkan tabel (1) maka didapat ruangan yang difungsikan sesuai dengan kebutuhannya, dimana masing-masing ruang tentu saja memiliki kriteria yang berbeda-beda. Berikut pembagian ruang yang ada selama ini memenuhi kegiatan yang berlangsung padaKampus Fakultas Teknik Arsitektur UBiNus beserta dengan fasilitas yang ada:
EDUKASI 1. Teori
Analisa:
Pelaku: Seluruh mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur
Kapasitas per kelas: 36 orang Jumlah Kelas:
10 jam/ minggu x 12 program studi+kelas teori Studio (2 kelas) = 120/ 36 orang + 2 = 6 kelas Status Ruang: dipakai bersama Kriteria yang dibutuhkan :
• Penataan furniture dan pelengkap, dimana furniture diletakkan untuk memungkinkannya berfokus pada satu pandangan.
60 100
• Penataan sistem akustik yang baik
Tidak bergema, memantul, memendam ,dan dapat mengurangi bising dari luar.
• Pemilihan sistem struktur yang sesuai • Ruangan yang cukup cahaya (200-300 Lux) • Suhu ruang yang nyaman ( 260
C – 270C)
• Tidak saling menghalangi pandangan (dibuat berundak)
Alternatif Penataan Ruang Kelas :
Keuntungan:
• Menghemat space
• Ruangan menjadi fleksibel • Pengaturan ruang lebih mudah Kerugian:
• Proses Belajar kurang efektif • Cenderung sulit untuk mengontrol • Dapat saling mengganggu pandangan • Terlihat kaku 60 100 Alternatif 1 - Linear 60 cm 60 cm 80 cm
Keuntungan:
• Lebih Efektif pada sistem pembelajarannya • Pemusatan akan lebih mudah dan efektif • Tidak saling menghalangi pandangan Kerugian:
• Ruangan menjadi tidak fleksibel • Kurang cocok dengan kondisi tapak
LUAS / kelas = (1 m2 x 36) x 10 = 36 m2 = 35 m2 + 15 m2 (sirkulasi dll)
= 50 m2
2. Perancangan
Kriteria Umum ruang Studio:
• Ruangan yang cukup cahaya (300-500 Lux) • Suhu ruang yang nyaman ( 260
C – 270C) • Kelembapan 4-6%
• Dari segi sirkulasi tidak saling mengganggu
• Cukup ruang untuk mengerjakan, misalnya menggunakan kertas A2 dan sebagainya sehingga tidak saling mengganggu
Alternatif 2 - Sirkular
65 cm 60 cm
• Dilengkapi dengan ruang diskusi kecil, ruang plotter, dan ruang loker.
a. Perancangan Tingkat I
Pelaku : Mahasiswa tingkat I (Manual)
Jumlah : 62 orang +(62 Orang x 9.43% x 10) = 120 orang Kapasitas/ Kelasmaks. : 6,67% + 120 = 128 orang
Luas ruang studio = (6m2/orgx 128) + 20% == 921.6 m2 Jumlah Studio : 1 kelas
Kegiatan : Merancang bentuk-bentuk dasar dan modifikasinya
Jumlah Pengumpulan Tugas : 2 tugas / semester Ruangan yang dibutuhkan :
Ruang Studio : 1 kelas 921.6 m2 (Kapasitas 128 orang) Ruang Diskusi : 14 m2 (Kapasitas 6 Orang) -bergantian Ruang Penilaian : 22,4 m2
~ 24 m2 (Kapasitas 10 orang)
b. Perancangan Tingkat II
Pelaku : Mahasiswa tingkat II (Manual + 2D)
Jumlah : 62 orang +(62 Orang x 9.43% x 10) = 120 orang Kapasitas/ Kelasmaks. : 15% + 120 = 138 orang
Luas ruang studio = (6m2/orgx 138) + 20% == 993.6 m2 Jumlah Studio : 1 kelas
Kegiatan : Merancang bentuk-bentuk dasar dan modifikasinya
Jumlah Pengumpulan Tugas : 2 tugas / semester Ruangan yang dibutuhkan :
Ruang Studio : 1 kelas 993.6 m2 (Kapasitas 138 orang) Ruang Diskusi : 14 m2 (Kapasitas 6 Orang) -bergantian Ruang Penilaian : 22,4 m2
~ 24 m2 (Kapasitas 10 orang)
c. Perancangan Tingkat III
Pelaku : Mahasiswa tingkat III (Komputer)
Jumlah maks.studio : 120 orang + 15% (mengulang) = 138 orang Kapasitas/ Kelasmaks. : 138 orang
Luas ruang studio = (6m2/orgx 138) + 20% = 993.6 m2 Jumlah Studio : 1 kelas
Kegiatan : Merancang bentuk-bentuk dasar dan modifikasinya
Jumlah Pengumpulan Tugas : 2 tugas / semester Ruangan yang dibutuhkan :
Ruang Studio : 1 kelas 993.6 m2 (Kapasitas 138 orang) Ruang Diskusi : 14 m2 (Kapasitas 6 Orang) -bergantian Ruang Penilaian : 22,4 m2
d. Perancangan Akhir
KETENTUAN, sbb. :
KETENTUAN:
• TGA dilaksanakan dengan kurun jam ± 8 Jam • Dilaksanakan selama 5 hari kerja
• Termasuk didalamnya : o Kepala studio TGA o Ruang Studio o Ruang diskusi o Ruang Sidang o Pantry, loker
Perkiraan jumlah mahasiswa berdasarkan perkiraan akan mundur, gagal, atau berhenti ditengah jalan dan juga berdasarkan pada
75 cm 1 60 cm 45 cm 75 cm 100 165 cm 65 165 180
Jumlah mahasiswa angkatan sebelumnya yang terhitung mengulang. ( ± 20 %)
Pelaku : Mahasiswa tingkat Akhir (Komputerisasi) Perkiraan jumlah mahasiswa yang TGA (maksimum yang dapat ditampung):
62+ (62 x 9.43%/tahun x 10th) = 121 orang
Kapasitas/ Kelasmaks. : 121 Orang + 11.5% = 135 orang
Jumlah Studio : 1 studio
Kegiatan : Mengerjakan Proyek Akhir
Jumlah Pengumpulan Tugas : 1 tugas / semester (Paper, Maket Studi, 3D, dan Maket Akhir)
Kriteria:
Ruangan yang cukup cahaya (300-500 Lux) Suhu ruang yang nyaman ( 260
C – 270C) Kelembapan 4-6%
Dari segi sirkulasi tidak saling mengganggu
Cukup ruang untuk mengerjakan, misalnya menggunakan kertas A2 dan sebagainya sehingga tidak saling mengganggu
Ruangan yang dibutuhkan :
Ruang Studio : 9 kelas @ 36 m2 (Kapasitas 15 orang) Ruang Diskusi : 9 kelas @ 14 m2 (Kapasitas 6 Orang) Ruang Penilaian : 9 kelas @ 22,4 m2
Gudang Maket :
Perkiraan Jumlah Maket: 2 x 84 orang = 168 buah Perkiraan Besar Maket: (0,4x0,6)m2 = (0,24 m2 x 168) + Sirkulasi (10%)
= 40,32 m2 + 4,03m2 = 44,35 m2 ~ 46 m2 3. Laboratorium
Laboratorium Fisika Bangunan
Pelaku : Mahasiswa Arsitektur Kapasitas/ Kelas : 30 Orang
Jumlah : 1
Kegiatan : Praktek Kriteria:
• Ruangan harus dapat dikondisikan untuk keperluan praktek baik dari segi pencahayaan maupun kondisi udara (alami dan buatan) yang disesuaikan
• Fasilitas yang mendukung dari segi alat dan ruang/space
• Pembagian ruang yang terpisah berdasarkan kepentingan (wind-tunnel, stimulasi cahaya, dan lainnya)
Ruang Stimulasi Cahaya Buatan 30 1 2 m2/orang 120 m2 Ruang Simulasi Bunyi 30 1 2 m2/orang 120 m2 Ruang Pengukuran 30 1 3 m2/orang 200m2
Ruangan yang dibutuhkan : 1. Ruang stimulasi cahaya
Kondisi Ruang:
Ruangan dikondisikan untuk pencahayaan buatan Kapasitas furniture seperlunya
Penggunaan warna hitam untuk membantu pengkondisian ruang Luas Ruangan = 60 m2, (asumsi bahwa 1 orang adalah 2m2)
2. Ruang stimulasi bunyi
Kondisi Ruang:
o Ruangan dikondisikan untuk stimulasi bunyi o Kapasitas furniture seperlunya
3. Ruang pengukuran
Wind-tunnel (stimulasi kekuatana bangunan terhadap angin) Heliodon (stimulasi pergerakan matahari)
Fungsi:
Simulasi pergerakkan matahari dan bayangan yang terjadi dari suatu
bangunan atau bagian dari bangunan di berbagai posisi di bumi. Dengan demikian dapat diketahui posisi penyinaran matahari, sehingga bayangan yang terjadi dapat diamati sepanjang waktu. Thermo Humidity Meter (Pengukur Kenyamanan Thermal)
Fungsi: mengukur temperatur udara kering, kelembapan udara relative, dan kecepatan angin.
Vane Anemometer
Fungsi: mengukur kecepatan angin diluar ruangan
Laboratorium Teknologi Bangunan dan Bahan Bangunan Pelaku : Mahasiswa Arsitektur
Kapasitas/ Kelas : 30 Orang Jumlah Kelas : 1 kelas
Kegiatan : Praktek
Laboratorium Multimedia dan Fotografi
Pelaku : Mahasiswa Arsitektur Kapasitas/ Kelas : 10 Orang
Jumlah Ruang : 3 ruang, yaitu: Ruang Kerja/workshop Ruang fotografi
Ruang gelap
Teknologi Bangunan 30 1 2,6 m2-3 m2/orang 120 m2 Bahan Bangunan 30 1 2 m2/orang 80 m2
Luas:
Ruang Kerja/workshop = 30 m2
(asumsi 1 orang = 2,6-3m, perhitungan ini mengikuti standart space R.Gambar.)
Ruang Fotografi diasumsikan = ± 20 m2 Ruang Gelap diasumsikan = ± 20 m2 Service Gudang = 12 m2 Toilet Pria = 44 m2 Toilet Wanita = 110 m2 TOTAL = 164 m2 1. KELOMPOK PENGAJAR Ruang Penerima = 6 m2 Ruang Jurusan Ruang Dosen Dosen Struktural = 90 m2 Dosen Un-Struktural = 75 m2 TOTAL = 165 m2 PENUNJANG Ruang Rapat = 60 m2 Gudang Arsip = 8 m2 TOTAL = 68 m2
Service Gudang = 6 m2 Toilet (Umum) = 10 m2 Pantry = 6 m2 TOTAL = 22 m2 2. HIMPUNAN Ruang Pengurus = 45 m2 Ruang Rapat = 45 m2 Ruang Arsip = 4 m2 Ruang Sosialisasi = 20 m2 TOTAL = 114 m2
Penunjang dan Service
Klinik Arsitektur = 8 m2
Gudang = 6 m2
Toilet (Umum) = 10 m2
Pantry = 6 m2
3. PENUNJANG KEGIATAN BANGUNAN
Perpustakaan = 600 m2
Ruang Serba Guna = 400 m2
Ruang Pamer = 200 m2 Ruang Konseling = 51 m2 Toko Buku = 60 m2 Fotokopi = 20 m2 ATM Center = 80 m2 Kantin, caffe = 200 m2 Kios Arsitektur = 180 m2 Gudang = 20 m2 Musholla = 40 m2 Toilet Toilet Pria = 9 m2 Toilet Wanita = 9m2 Toilet Penyandang Cacat = 3.6 m2
SERVICE
Ruang ME = 40 m2
Ruang Building Manajemen = 30 m2 Ruang Kontrol / Keamanan = 30 m2 Ruang Teknisi = 20 m2 Ruang Karyawan + Pantry = 16 m2
Ruang STP = 40 m2
Reservoir = 60 m2
Ruang Gardu Listrik = 15 m2 Ruang Genset = 32 m2 Ruang Trafo = 24 m2 Ruang Pompa = 40 m2
IV.2. Aspek Tapak dan Lingkungan IV.2.1. Analisa Tapak
Tinjauan tapak
Tapak atau site terpilih berada di kawasan Jakarta Barat, tepatnya di Jl. Kebon Jeruk Raya. Tapak ini merupakan tapak
yang digunakan sebagai lahan parkir UBiNus. Tapak yang berlokasi di daerah urban dan terletak diantara kawasan
hunian dan daerah komersil ini merupakan daerah yang padat dan sarat dengan kemacetan. Letaknya yang dekat
dengan pusat kota Jakarta, membuat tapak ini mudah dijangkau, baik itu dari arah Utara hingga Selatan.
Dari arah Kebayoran Lama
Dari Arah Kebayoran Lam dan Jakarata Selatan
U
U
U
Batasan Tapak Terpilih
Sebelah Utara : Daerah Bisnis, Tol Jakarta-Merak dan Jl. Letjen S.Parman
Sebelah Barat : Kawasan Perumahan (Srengseng, Kelapa Dua, dan Lainnya)
Sebelah Timur : Kawasan Niaga, Jakarta Pusat (Slipi, Jl. Asia-Afrika, Pejompongan)
Sebelah Selatan : Kawasan Niaga dan Perumahan (Kebayoran Lama dan Kebayora Baru)
IV.2.2. Analisa Lingkungan
• LAND USE SEKITAR TAPAK
Kawasan ini memiliki beberapa bidang jasa, Kawasan hunian yang berada
di depan tapak adalah kawasan hunian yang dikomersilkan.
Kawasan ini merupakan kawasan niaga yang berbatasan langsung dengan Pasar Slipi yang merupakan pusat perdagangan di Jakarta Barat.
Potensi ini membuat kondisi lahan menjadi ramai dan cenderung padat dengan kendaraan umum
• Analisa Lingkungan Sekitar
Orientasi Bangunan KRITERIA 1‐1’ 2‐2’ 3‐3’ 4‐4’
Lingkungan yang Menunjang 4 3 2 2 Bentuk Tapak 2 4 3 2 Cahaya Matahari 3 3 2 4 Bising 4 4 2 3 Best View 3 4 2 3 TOTAL 16 18 11 14
Berdasarkan pertimbangan pada tabel maka dapat disimpulkan bahwa Orientasi bangunan akan lebih baik jika
berhadapan dengan kawasan niaga dan hunian (2-2’). Selain karena sebagai penunjuk lokasi keberadaan
kampus UBiNus yang lain juga bertujuan agar lingkungan tersebut dapat membantu kelangsungan kegiatan
Matahari
Alternatif :
T
B
Timur
Bukaan yang terbuka Penggunaan elemen yang dapat memasukkan cahaya Permainan fasade yang mendukung pemasukkan cahaya BARAT: Pemberian buffer
Perletakan daerah service Penegunaan elemen air
untuk menurunkan suhu Penggunaan teritisan Permainan fasade
UTARA: Daerah Netral
Mendukung bentuk tapak Dapat memasukkan cahaya
dengan lebih baik(rata)
SELATAN: Daerah Netral
Mendukung bentuk tapak Dapat memasukkan cahaya
Bising Kriteria 1 2 3 Sumber bising Persimpangan jalan, jalur padat, dua arah Persimpangan jalan, pengecilan jalur menuju satu arah Jalur utama, Dua arah tanpa pembatas, daerah dengan kepadatan tinggi Waktu kebisingan Sepanjang hari Waktu-waktu tertentu(pagi, sore) Waktu tertentu(jam keluar mahasiswa
dan pulang serta jam istirahat)
1
2 3
1. Daerah 1 memiliki tingkat kebisingan >>> paling tinggi (>60 DB)
2. Daerah 2 memiliki tingkat kebisingan >> menengah (30-60 DB)
3. Daerah 3 memiliki tingkat kebisingan > paling kecil (<30 DB)
IV.2.3. Analisa Pencapaian dan Sirkulasi Tapak
Sirkulasi dalam tapak mengacu pada pencapaian dan zoning dalam tapak serta skema organisasi hubungan ruang
dalam dan ruang luar.
• Pencapaian Ke Tapak
Kendaraan umum
Dari Kampus Syahdan
Dari Jakarta Selatan Dari Jakarta Pusat
Motor
Kendaraan Pribadi Pejalan kaki
Analisa Aksesibilitas
Pintu Kepadatan Kemudahan Pencapaian Sirkulasi Lebar Jalan
1 Cukup tinggi, jalan
utama
banyak kendaraan umum Dua arah
dengan pembatas jalan
6m
2 Tinggi, jalan utama Mudah, banyak kendaraan
umum
Dua arah tanpa
pembatas jalan 26m
3 Rendah, kapasitas
mobil sedikit
Kendaraan umum tidak lewat, dapat dicapai dengan
jalan kaki, dekat persimpangan jalan
Satu arah 5m
4
Tinggi, persimpangan yang mengecil menjadi satu arah
Dilewati kendaraan umum Satu arah 6m
5
Tinggi, persimpangan yang mengecil menjadi satu arah
Kendaraan umum tidak lewat, dapat dicapai dengan
jalan kaki, dekat persimpangan jalan Satu arah 6m 1 2 3 4 5
IV.2.4. Ruang Terbuka-Ruang Hijau dan Zoning Tapak Tata Ruang Luar
Penataan ruang luar pada bangunan perlu dilakukan dengan tujuan untuk mewujudkan kesesuaian yang mendukung
dari kegiatan dan kebutuhan yang terdapat di dalam bangunan.
Pada bangunan Kampus Fakultas Teknik Arsitektur ini pemanfaatan ruang luar direncanakan dalam fungsi-fungsi
sebagai berikut:
• Ruang Luar Aktif : Parkir kendaraan, Plaza, Pameran Outdoor, dan Pedestrian • Ruang Luar Pasif : Taman sebagai penghijauan, Resapan Air Hujan, Sclupture Fungsi Luar yang menjadi pertimbangan penataan ruang luar pada tapak adalah:
• Sebagai pengikat antar bangunan.
• Ruang luar sebagai parkir, lahan parkir yang letakknya diusahakan tidak saling mengganggu.
Elemen Ruang Luar
a. Elemen Lunak (Soft Material)
Kriteria tanaman yang digunakan adalah sebagai:
• Buffer, untuk menyerap suara bising dan mengurangi polusi dari jalan utama. • Peneduh, untuk menghindari teriknya sinar matahari.
• Pengarah, dalam suatu jalan (pedestrian atau sirkulasi dalam tapak) • Estetis, untuk tata ruang luar pasif (taman)
b. Elemen Keras (Hard Material)
Penggunaan elemen keras pada ruang luar :
• Jalur kendaraan dan daerah parkir, aspal, beton, paving
• Jalur pedestrian manusia menggunakan material perkerasan dapat berupa batu alam atau con-block • Sclupture atau monumen mini yang mencerminkan ekpresionisme
Ruang Luar ini berfungsi sebagai transisi dari luar tapak ke dalam tapak, serta transisi dari area parkir ke area
Kampus Fakultas Teknik Arsitektur untuk sebuah pemisah yang jelas untuk pengendalian bising dari luar
bangunan sebanyak mungkin.
a. Parkir
Perhitungan Parkir
*Dalam proyek Kampus Jurusan Teknik Arsitektur ini, diasumsikan bahwa lahan parkir disediakan oleh BiNus (pihak universitas), hal ini dikarenakan BiNus ingin menciptakan lingkungan yang respon terhadap lingkungan yang ada (bukan untuk memperburuk keadaan yang macet dan padat).
Standart DKI : 1 Mobil = 6 Orang ; Asumsi : 3 orang Kebutuhan Parkir : 25 m2 / mobil
Kebutuhan Parkir:
Service:
Standart = 28 m2/ mobil (NAD)
Asumsi jumlah = 3
Luas Parkir = 84 m2
Mobil = 30 mobil Motor = 100 motor
TOTAL KEBUTUHAN LUAS PARKIR = 1136.67 m2
Standart DKI : 1 motor = 1/3 Jumlah Mobil Kebutuhan Parkir + Sirkulasi : 4 m2
/ motor
Bis:
Standart = 1 bis/30 orang
Kebutuhan Parkir + sirkulasi = 65 m2
Jenis Parkir:
b. Plaza dan Pedestrian