• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISA. organisasi dan kebutuhan rung. dengan Arsitektur (UBiNus).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISA. organisasi dan kebutuhan rung. dengan Arsitektur (UBiNus)."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV ANALISA

IV.1. Aspek Manusia

IV.1.1. Analisa Pelaku dan Aktivitasnya

Analisa ini muncul akibat proses perancangan dari kampus Fakultas Teknik Arsitektur UBiNus yang sudah ada dan ditinjau kembali keadaannya agar menghasilkan suatu program ruang yang baru tanpa mengabaikan pola organisasi dan kebutuhan rung.

Pengguna bangunan ini adalah mahasiswa yang orientasinya adalah mahasiswa Teknik Arsitektur, Dosen sebagai pendidik, Staff sebagai pembantu dalam birokrasi maupun yang berurusan dengan manajemen, dan pengunjung atau pihak luar yang berkaitan dengan kegiatan arsitektural atau pengamat arsitektur, seperti pakar, tamu, atau pihak lainnya yang berurusan dengan Arsitektur (UBiNus).

Pelaku kegiatan

(2)

a. Mahasiswa : i. Tahun 1997-2000 : -4%/tahun

ii. Tahun 2000-2003 : 25 %/tahun iii. Tahun 2003-2996 : 7.29%/tahun

Jadi rata-rata kenaikan Jumlah mahasiswa pertahunnya adalah 9.43%/tahun.

b. Tenaga Pengajar : 29 Orang c. Tenaga Non-Pengajar : 5 Orang d. Service : 15 orang e. Pengunjung atau Pihak Luar : 100 Orang

(Asumsi didapat berdasarkan jumlah pengunjung yang datang pada pameran atau kegiatan yang diadakan oleh HIMTA)

Aktivitas yang akan berlangsung di Kampus Jurusan Teknik Arsitektur adalah:

a. Kegiatan Edukasi, adalah kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan arsitektur, seperti misalnya kuliah, seminar, konsultasi, dan kegiatan lainnya yang terikat pada kurikulum (”Tabel Mata Kuliah”-lampian). 0 20 40 60 80 Mahasisw a Masuk Mahasisw a Aktif Mahasisw a Gagal Mahasisw a Lulus 2001 2002 2003 2004 2005 2006

(3)

b. Sosialisasi, yang dimaksud dengan sosialisasi adalah diskusi non-formal, berkumpul, kegiatan yang sifatnya tidak ada ikatan kurikulum.

c. Pameran, yang termasuk dalam kegiatan pameran adalah kegiatan yang bersifat promosi atau yang berkaitan dengan penilaian tugas. Kelompok ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

• Kelompok pameran kecil, adalah kegiatan pameran yang diadakan untuk tujuan penilaian atau kegiatan yang bersifat intern. Ruangan tidak disediakan secara khusus melainkan menggunakan ruang-ruang komunal atau bahkan ruang-ruang lain seperti ruang diskusi, selasar, dan ruang lainnya.

• Kelompok pameran tetap

Kegiatan yang sifatnya periodik dan disediakan sebagai area ekspresi bagi mahasiswa dan terbuka pada waktu tertentu. Ruangan yang digunakan adalah ruang komunal, taman dan ruang penerima yang berfungsi ganda.

d. Kegiatan Penunjang, adalah kegiatan yang bersifat pendukung dalam kelangsungan pendidikan arsitektur UBiNus, seperti perpustakaan, amphitheatre, ruang diskusi, kios, dan lainnya.

e. Service, adalah kegiatan yang bertujuan untuk mendukung bagian lain dari bangunan maupun bidang lain yang berkaitan baik itu secara langsung maupun tidak langsung kepada pihak BiNus. Misalnya: pantry, MEE, R.Mesin, Gudang, Toilet, R.Service, dan lainnya.

(4)

f. Sarana Penunjang lainnnya, kegiatan seperti datang, parkir, bongkar-muat, dan lainnya harus dapat difasilitasi sebagaimana mestinya. Untuk itu diperlukan sarana pendukung seperti pedestrian, area menurunkan penumpang (angkutan umum), area parkir, dan Loading-Dock.

IV.1.2. Analisa Pola Kegiatan dan Sirkulasi

POLA KEGIATAN SECARA GARIS BESAR

Kegiatan keseluruhan dapat digambarkan sebagai berikut:

SERVICE Berkumpul Diskusi Non-Formal SOSIALISASI EDUKASI DATANG PARKIR MOBIL MOTOR Belajar Teori Diskusi Belajar Praktek PAMERAN Kecil Pameran Tetap PRASARANA LAIN Pedestrian

Halte Bus PARKIR Loading Dock MEE GUDANG TOILET ISTIRAHAT PULANG

(5)

Pola kegiatan dan sirkulasi masing-masing pelaku :

Jadi runtutan kegiatannya dapat disingkat sebagai berikut: Tenaga Pengajar SOSIALISAS I EDUKASI DATANG PARKIR Diskusi Belajar Praktek Mencari Literatur Berkumpul Diskusi Non-Formal PAMERAN Kecil Pameran Tetap ISTIRAHAT PULANG HALTE PLAZA KANTIN R. KOMUNAL ……… PEDESTRIAN Mahasiswa DATANG PARKIR HALTE PEDESTRIAN Mengajar Teori Mengajar Praktek Membimbing Diskusi

(6)

Pengelola dan Staff Administrasi atau Layanan Kunjungan dalam Perpustakaan

PARKIR HALTE PEDESTRIAN Rapat Kegiatan Pengelolaan / Administrasi ISTIRAHAT PULANG DATANG MENCARI LITERATUR MEMBACA LOBI MEMINJAM Loket Peminjaman Buku Rak Buku R. KONTROL Komputer PEMESANAN PENGAMBILAN PESANAN R. KEPALA R. STAFF GUDANG Loading Dock Bongkar Barang DISKUSI

(7)

EDUKASI PAMERAN SOSIALISASI PENUNJANG SERVICE WAKTU KEGIATAN 07:20-17:00 Waktu tertentu Waktu tertentu (jam istirahat) 07:20-17:00 Jam Kerja

Berdasarkan pola kegiatan diatas maka dapat dilihat bahwa kegiatan mahasiswa lebih mengarah pada ruang dalam, akan tetapi dikarenakan tuntutan akan pendidikan arsitektur yang selalu berhubungan dengan dunia luar maka ruang luar seharusnya juga mampu masuk ke dalam ruang dalam dalam bentuk yang dapat diterima, seperti misalnya taman dalam atau penggunaan kaca-kaca besar untuk memasukkan ruang luar kedalam bangunan, atau hal lainnya yang dapat membantu menciptakan ruang luar yang seolah-olah menyatu dengan ruang dalam.

IV.1.3. Analisa Ekonomi dan Pola Kebiasaan Mahasiswa Analisa Ekonomi

Berdasarkan data tabel (1) halaman sebelumnya telah diperkirakan bahwa UBiNus diperkirakan mengalami kenaikan jumlah mahasiswa sebesar 9.43% pertahun, dengan pertambahan kuantitas tersebut, maka hal ini juga berpengaruh pada kebutuhan ruang dan fasilitas kampus. Kuantitas tersebut tentu saja tidak akan mengalami kenaikan secara terus menerus, melainkan akan mengalami titik puncak, yaitu maksimum kapasitas mahasiswa yang dapat ditampung oleh Kampus Jurusan Teknik Arsitektur

(8)

UBiNus, yaitu sebesar 500 orang mahasiswa. Hal ini untuk menjaga kestabilan kualitas dari universitas dan pengajaran pendidikan yang berlansung di UBiNus.

Pola Hidup Mahasiswa Arsitektur

Mahasiswa Arsitektur dituntut untuk mengenal bangunan dan lingkungannya. Tujuan mereka mempelajari arsitektur adalah karena dalam pendidikan arsitektur terdapat perbedaan dari segi pembelajaran dan ilmu yang dipelajari. Keunikan itulah yang membuat kebanyakan mahasiswa tertarik untuk belajar di dunia pendidikan arsitektur.

Dalam pendidikan arsitektur ada beberapa hal yang tidak dapat dipisahkan dari kebiasaan mahasiswa, yaitu cara berpikir mereka dan cara mereka mengerjakan tugas. Tugas pada perancangan pertama biasanya dimulai dengan sketsa, dimana yang menjadi objeknya adalah apa yang mereka lihat disekitarnya. Pada tugas perancangan tingkat lanjut, mahasiswa dituntut untuk menganalisa lingkungan dari tapak yang akan dibangun.

Dari gambaran diatas maka dapat dilihat bahwa kebiasaan tersebut membuat program ruang bangunan pun harus menyesuaikan, misalnya dengan penyediaan ruangan untuk mengerjakan tugas (”bengkel arsitektur”) atau bahkan ruang terbuka yang dinaungi oleh atap demi kenyamanan, dan hal lainnya.

(9)

IV.1.4. Analisa Organisasi Ruang dan Luasan

Berdasarkan tabel (1) maka didapat ruangan yang difungsikan sesuai dengan kebutuhannya, dimana masing-masing ruang tentu saja memiliki kriteria yang berbeda-beda. Berikut pembagian ruang yang ada selama ini memenuhi kegiatan yang berlangsung padaKampus Fakultas Teknik Arsitektur UBiNus beserta dengan fasilitas yang ada:

EDUKASI 1. Teori

Analisa:

ƒ Pelaku: Seluruh mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur

ƒ Kapasitas per kelas: 36 orang ƒ Jumlah Kelas:

10 jam/ minggu x 12 program studi+kelas teori Studio (2 kelas) = 120/ 36 orang + 2 = 6 kelas ƒ Status Ruang: dipakai bersama Kriteria yang dibutuhkan :

• Penataan furniture dan pelengkap, dimana furniture diletakkan untuk memungkinkannya berfokus pada satu pandangan.

60 100

(10)

• Penataan sistem akustik yang baik

Tidak bergema, memantul, memendam ,dan dapat mengurangi bising dari luar.

• Pemilihan sistem struktur yang sesuai • Ruangan yang cukup cahaya (200-300 Lux) • Suhu ruang yang nyaman ( 260

C – 270C)

• Tidak saling menghalangi pandangan (dibuat berundak)

Alternatif Penataan Ruang Kelas :

Keuntungan:

• Menghemat space

• Ruangan menjadi fleksibel • Pengaturan ruang lebih mudah Kerugian:

• Proses Belajar kurang efektif • Cenderung sulit untuk mengontrol • Dapat saling mengganggu pandangan • Terlihat kaku 60 100 Alternatif 1 - Linear 60 cm 60 cm 80 cm

(11)

Keuntungan:

• Lebih Efektif pada sistem pembelajarannya • Pemusatan akan lebih mudah dan efektif • Tidak saling menghalangi pandangan Kerugian:

• Ruangan menjadi tidak fleksibel • Kurang cocok dengan kondisi tapak

LUAS / kelas = (1 m2 x 36) x 10 = 36 m2 = 35 m2 + 15 m2 (sirkulasi dll)

= 50 m2

2. Perancangan

Kriteria Umum ruang Studio:

• Ruangan yang cukup cahaya (300-500 Lux) • Suhu ruang yang nyaman ( 260

C – 270C) • Kelembapan 4-6%

• Dari segi sirkulasi tidak saling mengganggu

• Cukup ruang untuk mengerjakan, misalnya menggunakan kertas A2 dan sebagainya sehingga tidak saling mengganggu

Alternatif 2 - Sirkular

65 cm 60 cm

(12)

• Dilengkapi dengan ruang diskusi kecil, ruang plotter, dan ruang loker.

a. Perancangan Tingkat I

Pelaku : Mahasiswa tingkat I (Manual)

Jumlah : 62 orang +(62 Orang x 9.43% x 10) = 120 orang Kapasitas/ Kelasmaks. : 6,67% + 120 = 128 orang

Luas ruang studio = (6m2/orgx 128) + 20% == 921.6 m2 Jumlah Studio : 1 kelas

Kegiatan : Merancang bentuk-bentuk dasar dan modifikasinya

Jumlah Pengumpulan Tugas : 2 tugas / semester Ruangan yang dibutuhkan :

– Ruang Studio : 1 kelas 921.6 m2 (Kapasitas 128 orang) – Ruang Diskusi : 14 m2 (Kapasitas 6 Orang) -bergantian – Ruang Penilaian : 22,4 m2

~ 24 m2 (Kapasitas 10 orang)

b. Perancangan Tingkat II

Pelaku : Mahasiswa tingkat II (Manual + 2D)

Jumlah : 62 orang +(62 Orang x 9.43% x 10) = 120 orang Kapasitas/ Kelasmaks. : 15% + 120 = 138 orang

Luas ruang studio = (6m2/orgx 138) + 20% == 993.6 m2 Jumlah Studio : 1 kelas

(13)

Kegiatan : Merancang bentuk-bentuk dasar dan modifikasinya

Jumlah Pengumpulan Tugas : 2 tugas / semester Ruangan yang dibutuhkan :

– Ruang Studio : 1 kelas 993.6 m2 (Kapasitas 138 orang) – Ruang Diskusi : 14 m2 (Kapasitas 6 Orang) -bergantian – Ruang Penilaian : 22,4 m2

~ 24 m2 (Kapasitas 10 orang)

c. Perancangan Tingkat III

Pelaku : Mahasiswa tingkat III (Komputer)

Jumlah maks.studio : 120 orang + 15% (mengulang) = 138 orang Kapasitas/ Kelasmaks. : 138 orang

Luas ruang studio = (6m2/orgx 138) + 20% = 993.6 m2 Jumlah Studio : 1 kelas

Kegiatan : Merancang bentuk-bentuk dasar dan modifikasinya

Jumlah Pengumpulan Tugas : 2 tugas / semester Ruangan yang dibutuhkan :

– Ruang Studio : 1 kelas 993.6 m2 (Kapasitas 138 orang) – Ruang Diskusi : 14 m2 (Kapasitas 6 Orang) -bergantian – Ruang Penilaian : 22,4 m2

(14)

d. Perancangan Akhir

KETENTUAN, sbb. :

KETENTUAN:

• TGA dilaksanakan dengan kurun jam ± 8 Jam • Dilaksanakan selama 5 hari kerja

• Termasuk didalamnya : o Kepala studio TGA o Ruang Studio o Ruang diskusi o Ruang Sidang o Pantry, loker

Perkiraan jumlah mahasiswa berdasarkan perkiraan akan mundur, gagal, atau berhenti ditengah jalan dan juga berdasarkan pada

75 cm 1 60 cm 45 cm 75 cm 100 165 cm 65 165 180

(15)

Jumlah mahasiswa angkatan sebelumnya yang terhitung mengulang. ( ± 20 %)

Pelaku : Mahasiswa tingkat Akhir (Komputerisasi) Perkiraan jumlah mahasiswa yang TGA (maksimum yang dapat ditampung):

62+ (62 x 9.43%/tahun x 10th) = 121 orang

Kapasitas/ Kelasmaks. : 121 Orang + 11.5% = 135 orang

Jumlah Studio : 1 studio

Kegiatan : Mengerjakan Proyek Akhir

Jumlah Pengumpulan Tugas : 1 tugas / semester (Paper, Maket Studi, 3D, dan Maket Akhir)

Kriteria:

ƒ Ruangan yang cukup cahaya (300-500 Lux) ƒ Suhu ruang yang nyaman ( 260

C – 270C) ƒ Kelembapan 4-6%

ƒ Dari segi sirkulasi tidak saling mengganggu

ƒ Cukup ruang untuk mengerjakan, misalnya menggunakan kertas A2 dan sebagainya sehingga tidak saling mengganggu

Ruangan yang dibutuhkan :

– Ruang Studio : 9 kelas @ 36 m2 (Kapasitas 15 orang) – Ruang Diskusi : 9 kelas @ 14 m2 (Kapasitas 6 Orang) – Ruang Penilaian : 9 kelas @ 22,4 m2

(16)

– Gudang Maket :

Perkiraan Jumlah Maket: 2 x 84 orang = 168 buah Perkiraan Besar Maket: (0,4x0,6)m2 = (0,24 m2 x 168) + Sirkulasi (10%)

= 40,32 m2 + 4,03m2 = 44,35 m2 ~ 46 m2 3. Laboratorium

Laboratorium Fisika Bangunan

Pelaku : Mahasiswa Arsitektur Kapasitas/ Kelas : 30 Orang

Jumlah : 1

Kegiatan : Praktek Kriteria:

• Ruangan harus dapat dikondisikan untuk keperluan praktek baik dari segi pencahayaan maupun kondisi udara (alami dan buatan) yang disesuaikan

• Fasilitas yang mendukung dari segi alat dan ruang/space

• Pembagian ruang yang terpisah berdasarkan kepentingan (wind-tunnel, stimulasi cahaya, dan lainnya)

Ruang Stimulasi Cahaya Buatan 30 1 2 m2/orang 120 m2 Ruang Simulasi Bunyi 30 1 2 m2/orang 120 m2 Ruang Pengukuran 30 1 3 m2/orang 200m2

(17)

Ruangan yang dibutuhkan : 1. Ruang stimulasi cahaya

Kondisi Ruang:

ƒ Ruangan dikondisikan untuk pencahayaan buatan ƒ Kapasitas furniture seperlunya

ƒ Penggunaan warna hitam untuk membantu pengkondisian ruang Luas Ruangan = 60 m2, (asumsi bahwa 1 orang adalah 2m2)

2. Ruang stimulasi bunyi

Kondisi Ruang:

o Ruangan dikondisikan untuk stimulasi bunyi o Kapasitas furniture seperlunya

(18)

3. Ruang pengukuran

ƒ Wind-tunnel (stimulasi kekuatana bangunan terhadap angin) ƒ Heliodon (stimulasi pergerakan matahari)

Fungsi:

Simulasi pergerakkan matahari dan bayangan yang terjadi dari suatu

bangunan atau bagian dari bangunan di berbagai posisi di bumi. Dengan demikian dapat diketahui posisi penyinaran matahari, sehingga bayangan yang terjadi dapat diamati sepanjang waktu. ƒ Thermo Humidity Meter (Pengukur Kenyamanan Thermal)

Fungsi: mengukur temperatur udara kering, kelembapan udara relative, dan kecepatan angin.

(19)

ƒ Vane Anemometer

Fungsi: mengukur kecepatan angin diluar ruangan

Laboratorium Teknologi Bangunan dan Bahan Bangunan Pelaku : Mahasiswa Arsitektur

Kapasitas/ Kelas : 30 Orang Jumlah Kelas : 1 kelas

Kegiatan : Praktek

Laboratorium Multimedia dan Fotografi

Pelaku : Mahasiswa Arsitektur Kapasitas/ Kelas : 10 Orang

Jumlah Ruang : 3 ruang, yaitu: ƒ Ruang Kerja/workshop ƒ Ruang fotografi

ƒ Ruang gelap

Teknologi Bangunan 30 1 2,6 m2-3 m2/orang 120 m2 Bahan Bangunan 30 1 2 m2/orang 80 m2

(20)

Luas:

ƒ Ruang Kerja/workshop = 30 m2

(asumsi 1 orang = 2,6-3m, perhitungan ini mengikuti standart space R.Gambar.)

ƒ Ruang Fotografi diasumsikan = ± 20 m2 ƒ Ruang Gelap diasumsikan = ± 20 m2 Service Gudang = 12 m2 Toilet Pria = 44 m2 Toilet Wanita = 110 m2 TOTAL = 164 m2 1. KELOMPOK PENGAJAR Ruang Penerima = 6 m2 Ruang Jurusan Ruang Dosen Dosen Struktural = 90 m2 Dosen Un-Struktural = 75 m2 TOTAL = 165 m2 PENUNJANG Ruang Rapat = 60 m2 Gudang Arsip = 8 m2 TOTAL = 68 m2

(21)

Service Gudang = 6 m2 Toilet (Umum) = 10 m2 Pantry = 6 m2 TOTAL = 22 m2 2. HIMPUNAN Ruang Pengurus = 45 m2 Ruang Rapat = 45 m2 Ruang Arsip = 4 m2 Ruang Sosialisasi = 20 m2 TOTAL = 114 m2

Penunjang dan Service

Klinik Arsitektur = 8 m2

Gudang = 6 m2

Toilet (Umum) = 10 m2

Pantry = 6 m2

(22)

3. PENUNJANG KEGIATAN BANGUNAN

Perpustakaan = 600 m2

Ruang Serba Guna = 400 m2

Ruang Pamer = 200 m2 Ruang Konseling = 51 m2 Toko Buku = 60 m2 Fotokopi = 20 m2 ATM Center = 80 m2 Kantin, caffe = 200 m2 Kios Arsitektur = 180 m2 Gudang = 20 m2 Musholla = 40 m2 Toilet Toilet Pria = 9 m2 Toilet Wanita = 9m2 Toilet Penyandang Cacat = 3.6 m2

SERVICE

Ruang ME = 40 m2

Ruang Building Manajemen = 30 m2 Ruang Kontrol / Keamanan = 30 m2 Ruang Teknisi = 20 m2 Ruang Karyawan + Pantry = 16 m2

(23)

Ruang STP = 40 m2

Reservoir = 60 m2

Ruang Gardu Listrik = 15 m2 Ruang Genset = 32 m2 Ruang Trafo = 24 m2 Ruang Pompa = 40 m2

(24)

IV.2. Aspek Tapak dan Lingkungan IV.2.1. Analisa Tapak

Tinjauan tapak

Tapak atau site terpilih berada di kawasan Jakarta Barat, tepatnya di Jl. Kebon Jeruk Raya. Tapak ini merupakan tapak

yang digunakan sebagai lahan parkir UBiNus. Tapak yang berlokasi di daerah urban dan terletak diantara kawasan

hunian dan daerah komersil ini merupakan daerah yang padat dan sarat dengan kemacetan. Letaknya yang dekat

dengan pusat kota Jakarta, membuat tapak ini mudah dijangkau, baik itu dari arah Utara hingga Selatan.

Dari arah Kebayoran Lama

Dari Arah Kebayoran Lam dan Jakarata Selatan

U

U

U

(25)

Batasan Tapak Terpilih

Sebelah Utara : Daerah Bisnis, Tol Jakarta-Merak dan Jl. Letjen S.Parman

Sebelah Barat : Kawasan Perumahan (Srengseng, Kelapa Dua, dan Lainnya)

Sebelah Timur : Kawasan Niaga, Jakarta Pusat (Slipi, Jl. Asia-Afrika, Pejompongan)

Sebelah Selatan : Kawasan Niaga dan Perumahan (Kebayoran Lama dan Kebayora Baru)

IV.2.2. Analisa Lingkungan

• LAND USE SEKITAR TAPAK

Kawasan ini memiliki beberapa bidang jasa, Kawasan hunian yang berada

di depan tapak adalah kawasan hunian yang dikomersilkan.

Kawasan ini merupakan kawasan niaga yang berbatasan langsung dengan Pasar Slipi yang merupakan pusat perdagangan di Jakarta Barat.

Potensi ini membuat kondisi lahan menjadi ramai dan cenderung padat dengan kendaraan umum

(26)

• Analisa Lingkungan Sekitar

Orientasi Bangunan KRITERIA 1‐1’ 2‐2’ 3‐3’ 4‐4’

Lingkungan yang Menunjang 4  2  2  Bentuk Tapak  2  3  2  Cahaya Matahari  3  2  4  Bising  4  2  3  Best View  3  2  3  TOTAL  16  18  11  14 

Berdasarkan pertimbangan pada tabel maka dapat disimpulkan bahwa Orientasi bangunan akan lebih baik jika

berhadapan dengan kawasan niaga dan hunian (2-2’). Selain karena sebagai penunjuk lokasi keberadaan

kampus UBiNus yang lain juga bertujuan agar lingkungan tersebut dapat membantu kelangsungan kegiatan

(27)

Matahari

Alternatif :

T

B

Timur

ƒ Bukaan yang terbuka ƒ Penggunaan elemen yang dapat memasukkan cahaya ƒ Permainan fasade yang mendukung pemasukkan cahaya BARAT: ƒ Pemberian buffer

ƒ Perletakan daerah service ƒ Penegunaan elemen air

untuk menurunkan suhu ƒ Penggunaan teritisan ƒ Permainan fasade

UTARA: ƒ Daerah Netral

ƒ Mendukung bentuk tapak ƒ Dapat memasukkan cahaya

dengan lebih baik(rata)

SELATAN: ƒ Daerah Netral

ƒ Mendukung bentuk tapak ƒ Dapat memasukkan cahaya

(28)

Bising Kriteria 1 2 3 Sumber bising Persimpangan jalan, jalur padat, dua arah Persimpangan jalan, pengecilan jalur menuju satu arah Jalur utama, Dua arah tanpa pembatas, daerah dengan kepadatan tinggi Waktu kebisingan Sepanjang hari Waktu-waktu tertentu(pagi, sore) Waktu tertentu(jam keluar mahasiswa

dan pulang serta jam istirahat)

1

2 3

1. Daerah 1 memiliki tingkat kebisingan >>> paling tinggi (>60 DB)

2. Daerah 2 memiliki tingkat kebisingan >> menengah (30-60 DB)

3. Daerah 3 memiliki tingkat kebisingan > paling kecil (<30 DB)

(29)

IV.2.3. Analisa Pencapaian dan Sirkulasi Tapak

Sirkulasi dalam tapak mengacu pada pencapaian dan zoning dalam tapak serta skema organisasi hubungan ruang

dalam dan ruang luar.

• Pencapaian Ke Tapak

Kendaraan umum

Dari Kampus Syahdan

Dari Jakarta Selatan Dari Jakarta Pusat

Motor

Kendaraan Pribadi Pejalan kaki

(30)

Analisa Aksesibilitas

Pintu Kepadatan Kemudahan Pencapaian Sirkulasi Lebar Jalan

1 Cukup tinggi, jalan

utama

banyak kendaraan umum Dua arah

dengan pembatas jalan

6m

2 Tinggi, jalan utama Mudah, banyak kendaraan

umum

Dua arah tanpa

pembatas jalan 26m

3 Rendah, kapasitas

mobil sedikit

Kendaraan umum tidak lewat, dapat dicapai dengan

jalan kaki, dekat persimpangan jalan

Satu arah 5m

4

Tinggi, persimpangan yang mengecil menjadi satu arah

Dilewati kendaraan umum Satu arah 6m

5

Tinggi, persimpangan yang mengecil menjadi satu arah

Kendaraan umum tidak lewat, dapat dicapai dengan

jalan kaki, dekat persimpangan jalan Satu arah 6m 1 2 3 4 5

(31)

IV.2.4. Ruang Terbuka-Ruang Hijau dan Zoning Tapak Tata Ruang Luar

Penataan ruang luar pada bangunan perlu dilakukan dengan tujuan untuk mewujudkan kesesuaian yang mendukung

dari kegiatan dan kebutuhan yang terdapat di dalam bangunan.

Pada bangunan Kampus Fakultas Teknik Arsitektur ini pemanfaatan ruang luar direncanakan dalam fungsi-fungsi

sebagai berikut:

• Ruang Luar Aktif : Parkir kendaraan, Plaza, Pameran Outdoor, dan Pedestrian • Ruang Luar Pasif : Taman sebagai penghijauan, Resapan Air Hujan, Sclupture Fungsi Luar yang menjadi pertimbangan penataan ruang luar pada tapak adalah:

(32)

• Sebagai pengikat antar bangunan.

• Ruang luar sebagai parkir, lahan parkir yang letakknya diusahakan tidak saling mengganggu.

Elemen Ruang Luar

a. Elemen Lunak (Soft Material)

Kriteria tanaman yang digunakan adalah sebagai:

• Buffer, untuk menyerap suara bising dan mengurangi polusi dari jalan utama. • Peneduh, untuk menghindari teriknya sinar matahari.

(33)

• Pengarah, dalam suatu jalan (pedestrian atau sirkulasi dalam tapak) • Estetis, untuk tata ruang luar pasif (taman)

b. Elemen Keras (Hard Material)

Penggunaan elemen keras pada ruang luar :

• Jalur kendaraan dan daerah parkir, aspal, beton, paving

• Jalur pedestrian manusia menggunakan material perkerasan dapat berupa batu alam atau con-block • Sclupture atau monumen mini yang mencerminkan ekpresionisme

Ruang Luar ini berfungsi sebagai transisi dari luar tapak ke dalam tapak, serta transisi dari area parkir ke area

Kampus Fakultas Teknik Arsitektur untuk sebuah pemisah yang jelas untuk pengendalian bising dari luar

bangunan sebanyak mungkin.

a. Parkir

(34)

Perhitungan Parkir

*Dalam proyek Kampus Jurusan Teknik Arsitektur ini, diasumsikan bahwa lahan parkir disediakan oleh BiNus (pihak universitas), hal ini dikarenakan BiNus ingin menciptakan lingkungan yang respon terhadap lingkungan yang ada (bukan untuk memperburuk keadaan yang macet dan padat).

ƒ Standart DKI : 1 Mobil = 6 Orang ; Asumsi : 3 orang ƒ Kebutuhan Parkir : 25 m2 / mobil

Kebutuhan Parkir:

ƒ Service:

Standart = 28 m2/ mobil (NAD)

Asumsi jumlah = 3

Luas Parkir = 84 m2

ƒ Mobil = 30 mobil ƒ Motor = 100 motor

TOTAL KEBUTUHAN LUAS PARKIR = 1136.67 m2

ƒ Standart DKI : 1 motor = 1/3 Jumlah Mobil ƒ Kebutuhan Parkir + Sirkulasi : 4 m2

/ motor

ƒ Bis:

Standart = 1 bis/30 orang

Kebutuhan Parkir + sirkulasi = 65 m2

(35)

Jenis Parkir:

b. Plaza dan Pedestrian

Referensi

Dokumen terkait

KJKS BINAMA (Koperasi Jasa Keuangan Syariah BINA NIAGA UTAMA) adalah lembaga keuangan berbadan hukum koperasi yang bergerak dibidang jasa keuangan syariah, yaitu

a) Tanggung jawab pribadi terhadap tugas, yaitu individu yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi kan selalu bertanggung jawab terhadap pekerjaannya dan selalu

Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 Tanggal 01 Juli 2009 Tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum Menyatakan bahwa terdapat beberapa risiko

Nilai learning rate η yang telah didapatkan, yaitu 8x10 -10 selanjutnya digunakan untuk melakukan simulasi dalam menentukan nilai k optimum, yaitu nilai k yang

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul” Pengaruh Efektivitas Audit Internal dan Etika Bisnis Terhadap Total Quality

I G M D.. Teori tersebut menganalisis persaingan atau competition analys. Intinya sebenarnya Porter menilai bahwa perusahaan secara nyata tidak hanya bersaiang

pada mahasiswa PGPAUD nantinya dapat melaksanakan pembelajaran ini dan khusus nya untuk anak usia dini sebagai anak didiknya sehingga mahaiswa calon guru PAUD Sbisa

Dalam memberikan kemudahan serta kenyamanan kepada pelanggan, Pihak perbankan ataupun pihak lainnya melakukan kerjasama bisnis dengan pelaku bisnis online untuk