• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR Hubungan Dukunan Keluarga Dengan Upaya Penanganan Nyeri Sendi Pada Lansia Di Desa Batubulan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR Hubungan Dukunan Keluarga Dengan Upaya Penanganan Nyeri Sendi Pada Lansia Di Desa Batubulan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Hubungan Dukunan Keluarga Dengan Upaya Penanganan Nyeri Sendi Pada Lansia Di Desa Batubulan”

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis berikan kepada:

1. Prof.Dr.dr.Putu Astawa, Sp.OT(K),M.Kes sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

2. Prof.dr.Ketut Tirtayasa, M.S.,AIF, sebagai ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

3. Ns. Ni Luh Putu Eva Yanti,M.Kep,Sp.Kep.Kom, sebagai pembimbing utama yang telah memberikan bantuan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

4. Ns. Komang Menik Sri Krisnawati,S.Kep, sebagai pembimbing pendamping yang telah memberikan bantuan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

5. Dr. Made Ayu Witriasih. M.Kes, sebagai penguji yang telah memberikan masukan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan lebih baik.

6. Kepala Puskesmas II Sukawati yang telah memberikan ijin melakukan studi pendahuluan di Puskesmas II Sukawati.

7. Kepala Desa Batubulan yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di Desa Batubulan.

8. Kedua orang tua saya atas segala bantuan materi dan dukungan, baik moral maupun spiritual.

9. Teman–teman PSIK A 2012 ETACOSTAVERA atas segala dukungan berupa semangat dan doa.

10. Kadek Citra Ratna Sari Dewi atas segala dukungan berupa semangat dan doa. 11. Teman-teman KKN PPN UNUD desa Yeh Embang yang selalu memberikan

semangat dan dukungannya didalam penyelesaian skripsi ini.

(2)

v

Penulis menerima berbagai saran dan masukan yang membangun untuk perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Denpasar, Juni 2016

(3)

vi ABSTRAK

Lansia biasanya mengalami berbagai kemunduran, salah satunya adalah terjadi gangguan pada sistem musculoskeletal yaitu nyeri sendi. Upaya dalam penanganan nyeri sendi yang dapat dilakukan adalah dengan memeriksakan keluhan nyeri sendi ke fasilitas pelayanan kesehatan agar diagnosa dapat ditegakkan kemudian dapat dilakukan dengan dua strategi yaitu, farmakologis dan non farmakologis. Peran dukungan keluarga sangat penting dalam upaya penanganan nyeri sendi pada lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan upaya penanganan nyeri sendi pada lansia di Desa Batubulan. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional yang dilakukan terhadap 96 sampel yang dipilih secara Purposive Sampling. Pengumpulan data dilakukan hanya satu kali dengan cara memberikan kuisioner. Berdasarkan uji Chi Square didapatkan nilai p=0,000 (α<0,05), artinya ada hubungan antara dukungan keluarga dengan upaya penanganan nyeri sendi pada lansia di Desa Batubulan. Berdasarkan hasil temuan di atas, disarankan bagi keluarga kepada lansianya dalam peningkatan pemberian dukungan emosional, penghargaan dan informasional dalam upaya penanganan nyeri sendi agar derajat kesehatan lansia dapat meningkat.

Kata kunci: Dukungan Keluarga, Lansia, Nyeri sendi. Refrensi : (54 : 2004 – 2014)

(4)

vii ABSTRACT

Elderly sometimes have some degradation, one of which is musculoskeletal problem, especially joint pain. Treatment of joint pain is examine complaints of joint pain to health care facilities to diagnosis and doing two strategies, pharmacological and non-pharmacological. The role of family support is very important in to resolve joint pain in elderly. This study aims to determine the relationship of family support with effort to treatment joint pain in the elderly in the Batubulan village. This study using cross sectional performed on 96 samples were selected by purposive sampling. Data is collected by giving questionnaires. The result of Chi Square test is p value = 0.000 (α <0.05), meaning that there is a relationship between family support with efforts to treatment joint pain in elderly in Batubulan village. Based on the result is recommended for elderly families to improving emotional, appreciation and informational support to treatment joint pain to increased health level of elderly.

Keywords: Elderly, Family Support, Joint Pain. Refrence : (54 : 2004 – 2014)

(5)

viii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN... iv HALAMAN PENGESAHAN ... v KATA PENGANTAR ... vi ABSTRAK ... viii ABSTRACT ... ix DAFTAR ISI ... . x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

DAFTAR SINGKATAN ... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 5 1.3 Tujuan Penelitian ... 6 1.3.1 Tujuan Umum ... 6 1.3.2 Tujuan Khusus ... 6 1.4 Manfaat Penelitian ... 6 1.4.1 Manfaat Praktis ... 6 1.4.2 Manfaat Teoritis ... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lansia ... 7

2.1.1 Definisi Lansia ... 7

2.1.2 Tahapan Penggolongan Lansia ... 7

2.1.3 Karakteristik Lansia ... 8

(6)

ix

2.2 Nyeri Sendi ... 11

2.2.1 Pengertian Nyeri Sendi ... 11

2.2.2 Etiologi ... 11

2.2.3 Patofisiologi ... 12

2.2.4 Manifestasi Klinis ... 13

2.2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Upaya Penanganan Nyeri Sendi ... 13

2.2.6 Penanganan Nyeri Sendi ... 15

2.2.7 Alur Penanganan Nyeri Sendi ... 20

2.3 Dukungan Keluarga ... 21

2.3.1 Definisi Keluarga Dan Dukungan Keluarga ... 21

2.3.2 Fungsi Dan Tugas Keluarga ... 21

2.3.3 Jenis Dukungan Keluarga ... 22

2.3.4 Sumber Dukungan Keluarga ... 25

2.3.5 Faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga ... 25

2.4 Dukungan Keluarga Dengan Penanganan Nyeri Sendi ... 26

BAB 3 KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Konsep ... 27

3.2 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional Variabel ... 28

3.2.1 Variabel Penelitian ... 28

3.2.2 Definisi Operasional ... 29

3.3 Hipotesis ... 30

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 31

4.2 Kerangka Kerja ... 32

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

4.3.1 Tempat Penelitian... 33

4.3.2 Waktu Penelitian ... 33

4.4 Populasi, Teknik Sampling Penelitian dan Penelitian ... 33

4.4.1 Populasi Penelitian ... 33

(7)

x

4.4.3 Teknik Sampling ... 35

4.5 Jenis dan Cara Pengumpulan Data ... 35

4.5.1 Jenis Data yang Dikumpulkan ... 35

4.5.2 Cara Pengumpulan Data ... 35

4.5.3 Instrumen Pengumpulan Data ... 37

4.5.4 Etika Penelitian ... 39

4.6 Pengolahan dan Analisa Data... 41

4.6.1 Pengolahan Data... 41

4.6.2 Analisis Data ... 42

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian ... 44

5.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian ... 44

5.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian ... 45

5.1.3 Hasil Penelitian Sesuai Variabel Penelitian ... 46

5.1.4 Analisis Data ... 47

5.2 Pembahasan ... 48

5.2.1 Dukungan Keluarga ... 48

5.2.2 Upaya Penanganan Nyeri Sendi ... 50

5.2.3 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Upaya Penanganan Nyeri Sendi pada Lansia ... 51

5.3 Keterbatasan Penelitian ... 53

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan ... ... 54

6.2 Saran ... ... 54

DAFTAR PUSTAKA Lampiran

(8)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Alur Penanganan Nyeri Sendi ... 20

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 27

Gambar 4.1 Skema Desain Penelitian ... 31

(9)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian ... 29 Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia lansia di Desa

Batubulan ... 45 Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin lansia

di Desa Batubulan ... 46 Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dukungan keluarga di Desa Batubulan ... 46 Tabel 5.4 Distribusi frekuensi upaya penanganan nyeri sendi pada lansia di

Desa Batubulan ... 47 Tabel 5.5 Analisa data Hubungan Dukungan Keluarga dengan Upaya

(10)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Penelitian Lampiran 2 : Penjelasan Penelitian

Lampiran 3 : Surat Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 4 : Kuisioner Penelitian

Lampiran 5 : Anggaran Dana Penelitian Lampiran 6 : Hasil Uji Validitas

Lampiran 7 : Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 8 : Hasil Uji Normalitas

Lampiran 9 : Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Lampiran 10 : Hasil Uji Analisis Univariat

Lampiran 11 : Hasil Analisis Data Lampiran 12 : Master Tabel

Lampiran 13 : Surat dari Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali Lampiran 14 : Surat Keterangan Kelaikan Etik (Ethical Clearance)

Lampiran 15 : Surat Ijin Melakukan Uji Validitas

Lampiran 16 : Surat Ijin Melakukan Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Linmas Kabupaten Gianyar

Lampiran 17 : Surat izin melakukan penelitian dari Kantor Camat Sukawati Lampiran 18 : Surat izin melakukan penelitian dari Desa Batubulan

Lampiran 19 : Surat keaslian melakukan penelitian di Desa Batubulan Lampiran 20 : Lembar Konsultasi

(11)

xiv

DAFTAR SINGKATAN

BPS : Badan Pusat Statistik Dinkes : Dinas Kesehatan

DMARDs : Disease Modifying Antirhematic Drugs GALS : Gait,Arms, Legs, Spine

IASP : International Association for Study of Pain igM : Imunoglobulin M

igG : Imunoglobulin G

Kemenkes RI : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia KNEPK : Komisi Nasional Etika Penelitian Kesehatan Lansia : Lanjut Usia

NSAID : Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat

ROM : Range Of Motion

RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat WHO : World Health Organization

(12)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penuaan merupakan sebuah proses yang terjadi pada manusia secara perlahan sesuai dengan tingkat pertumbuhannya. Proses menua mengakibatkan terjadinya kemunduran secara fisik, psikologis, dan sosial (Utami & Kartinah, 2009). Penuaan bukan merupakan sebuah penyakit melainkan suatu proses yang akan dilalui secara terus menerus menyebabkan perubahan secara kumulatif yang merupakan suatu proses terjadinya penurunan daya tahan tubuh didalam menghadapi rangsangan dari dalam atau luar tubuh sampai akhirnya nanti mengalami sebuah kematian (Nugroho, 2008).

Proyeksi kelompok umur penduduk di dunia dan di Indonesia tahun 2013 menunjukkan jumlah persentase pada penduduk lanjut usia (lansia) sebanyak 8,9% di Indonesia dan 13,4% di dunia (Kemenkes RI 2013). Menurut data BPS Provinsi Bali jumlah lansia tahun 2011 terdapat 371.900 jiwa (9,4%), tahun 2012 terdapat 680.114 (16,9%), dan di tahun 2013 terdapat 988,329 (24,4%) (BPS Provinsi Bali, 2013). Gianyar merupakan Kabupaten di Provinsi Bali yang menduduki peringkat tiga besar yang mengalami peningkatan pada jumlah lansianya dari 46,647 (9,7%) pada tahun 2012 menjadi 49,172 (10,1%) pada tahun 2013 (Dinkes Provinsi Bali, 2013). Data dinas kesehatan kabupaten Gianyar tahun 2014, menunjukkan dari tujuh kecamatan yang ada di Gianyar, Sukawati merupakan kecamatan yang menduduki peringkat dua dengan jumlah lansia sebanyak 23.704 (20,5%). Kecamatan Sukawati membawahi 12 desa, salah satunya adalah Batubulan dengan jumlah lansia paling tinggi yaitu 3.454 (21,2%) di wilayah Sukawati pada tahun 2015 (Puskesmas 2 Sukawati, 2015).

Proses penuaan akan berdampak pada berbagai aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, maupun kesehatan. Ditinjau dari aspek kesehatan, dengan semakin bertambahnya usia maka lansia semakin rentan dengan namanya keluhan fisik, baik karena faktor alamiah maupun penyakit (Kemenkes RI, 2013). Perubahan penampilan fisik bagi lansia merupakan suatu proses normal yang biasanya

(13)

2 dialami seperti berkurangnya ketajaman pada panca indera dan menurunnya daya tahan tubuh sehingga menyebabkan lansia mengalami gangguan pada kesehatannya. Salah satunya adalah terjadi gangguan pada sistem muskuloskeletal. Kondisi ini menyebabkan lansia sering mengalami keluhan seperti nyeri pada persendian yang dapat menjadi ancaman seperti kekakuan pada sendi, keterbatasan gerak sendi, gangguan berjalan, dan gangguan aktivitas keseharian lainnya bagi lansia (Maryam, 2008).

Menurut organisasi kesehatan dunia (World Health Organization), prevalensi penyakit persendian di dunia pada tahun 2010 mencapai 151,4 juta jiwa dan 27,4 juta jiwa berada di Asia Tenggara. Prevalensi penyakit persendian menurut Kemenkes RI (2013), 10 penyakit yang menduduki peringkat terbanyak pada lansia di Indonesia salah satunya adalah penyakit persendian yang berada pada urutan kedua yaitu sebanyak 45% pada umur 55-64 tahun, 51,9% pada umur 65-74 tahun, dan 54,8% pada umur 75+ tahun. Penyakit persendian juga menjadi salah satu penyakit teratas yang diderita lansia di Bali. Rekapitulasi tahun 2012 menempatkan rematik sebagai penyakit yang pertama diderita lansia yaitu jumlahnya mencapai 7.852 dengan persentase 11,81 % yang disusul dengan ISPA sebanyak 6.182 dengan persentase 9,3% (Dinkes Provinsi Bali, 2013). Gianyar merupakan kabupaten yang menduduki tiga besar dengan jumlah lansia yang mengalami keluhan persendian yaitu 765 jiwa (Dinkes Kabupaten Gianyar, 2014). Data Puskesmas II Sukawati yang mewilayahi tujuh desa, penyakit persendian yang dialami lansia menduduki peringkat pertama yaitu 160 jiwa (Puskesmas 2 Sukawati, 2015). Dari hasil wawancara kepada Kepala Puskesmas II Sukawati, menyatakan masih banyak lansia dengan keluhan nyeri sendi yang belum terdata karena lansia tidak mengontrolkan keluhannya ke Puskesmas. Keluhan pada lansia yang berusia 55 tahun keatas 8% diantaranya mengalami keluhan pada sendinya, terutama linu, pegal, dan terkadang terasa sangat nyeri. Bagian yang terkena biasanya adalah persendian pada jari-jari tangan dan kaki, tulang punggung, sendi lutut dan panggul (Nugroho, 2008).

Nyeri sendi merupakan suatu peradangan yang terjadi pada sendi yang ditandai dengan terjadinya pembengkakan sendi, warna kemerahan, panas, nyeri, dan

(14)

3 terjadinya gangguan gerak. Keadaan ini menyebabkan lansia merasa terganggu apabila sendi yang terserang lebih dari satu (Handono dan Richard, 2013). Penyakit pada persendian yang dialami lansia sering diakibatkan oleh degenerasi atau kerusakan yang terjadi pada permukaan sendi tulang. Akibat dari kerusakan tersebut dapat menyebabkan terjadinya gejala nyeri sendi yang dialami lansia (Nugroho, 2008).

Perubahan sendi yang terjdi pada lansia menyebabkan jaringan ikat sekitar sendi, ligamen, dan kartilago terjadi penurunan elastisitas akibat degenerasi, erosi, dan klasifikasi sehingga kehilangan fleksibelitasnya. Beberapa kelainan yang terjadi akibat perubahan sendi yang banyak dialami pada lansia yaitu osteoarthritis, arthritis rheumatoid, dan gout. Kelainan ini dapat menyebabkan ganguan seperti rasa nyeri, bengkak, kekakuan sendi, keterbatasan luas gerak sendi, gangguan berjalan dan aktivitas harian lainnya sehingga penting bagi lansia mengetahui bagaimana penanganan nyeri pada persendian (Handono dan Richard, 2013). Upaya penanganan nyeri pada persendian dapat dilakukan dengan memeriksakan keluhan nyeri sendi ke fasilitas pelayanan kesehatan agar diagnosa dapat ditegakkan kemudian dapat dilakukan dengan dua strategi yaitu, farmakologis dan non farmakologis. Penanganan dengan intervensi farmakologis dapat dilakukan dengan berkolaborasi dengan dokter atau tenaga medis lainnya dengan terlebih dahulu menentukan diagnosa kemudian barulah dapat dilakukan pemberian obat-obat tertentu seperti aspirin, obat-obat anti-inflamasi nonsteroid lainnya, atau steroid sistemik. Upaya penanganan nyeri sendi dengan strategi nonfarmakologis penting dilakukan oleh lansia yang mengalami nyeri. Meskipun terapi dengan nonfarmakologis bukan sebagai intervensi pengganti obat-obatan tetapi intervensi ini dapat mempersingkat episode nyeri dan mempunyai risiko yang sangat rendah dibandingkan strategi farmakologis. Upaya penanganan dengan nonfarmakologis dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan mengistirahatkan sendi yang meradang selama eksaserbasi, kompres panas, distraksi, relaksasi dan berolahraga (Brunner & Sudarth, 2010).

Diperkirakan 85% lansia cenderung untuk mengabaikan nyeri yang dialami dan menahannya dalam waktu yang lama tanpa berobat ke dokter serta tidak

(15)

4 melakukan penanganan nonfarmakologis. Cara lansia berespons terhadap nyeri berbeda dengan cara berespons orang yang berusia lebih muda. Lansia cenderung merespons nyeri dengan menggunakan obat-obat bebas tanpa resep dokter dan pengawasan dari keluarga. Perubahan fisiologis pada lansia membuat pentingnya kewaspadaan dalam pemberian obat bebas bagi lansia. Absorpsi dan metabolisme obat mengalami perubahan pada lansia disebabkan oleh menurunnya fungsi hepar, ginjal, dan gastrointestinal. (Brunner & Sudarth, 2010). Obat yang digunakan pada kasus nyeri sendi pada lansia tidak hanya menggunakan obat modern, tetapi juga menggunakan obat herbal atau jamu tanpa resep dokter. Pengobatan ataupun upaya penanganan penyakit nyeri sendi pada lansia penting untuk diperhatikan. Tanpa pengetahuan yang cukup dalam penggunaan obat akan mengakibatkan kerugian bagi lansia seperti terjadinya keracunan akibat penggunaan obat yang tidak tepat, resistensi obat akibat konsumsi obat tidak sesuai dengan dosis dan resep dokter, efek samping lainnya yang dapat terjadi pada saluran cerna, jantung, ginjal, serta penurunan fungsi organ-organ vital pada lansia, dan juga yang terpenting adalah tertundanya pemberian pengobatan yang tepat (Jati, 2014). Data studi pendahuluan dengan metode wawancara dan observasi yang telah dilaksanakan pada 10 Agustus 2015 sampai 13 Agustus 2015 di desa Batubulan menunjukkan tujuh dari 10 lansia mengalami nyeri sendi. Upaya penanganan nyeri sendi yang dilakukan lansia yang telah diwawancarai yaitu, empat diantaranya melakukan penanganan pada nyeri sendi dengan membeli obat penghilang rasa nyeri di warung tanpa resep dokter. Lansia membeli obat tersebut karena praktis, mampu menghilangkan rasa nyeri dengan cepat, dan tidak merepotkan keluaga. Penanganan nonfarmakologis jarang dilakukan karena obat yang sudah dibeli dapat menghilangkan nyeri yang dialami dengan cepat. Lansia mengatakan jarang mendapatkan perhatian dari keluarganya karena keluarga mempunyai kesibukan masing-masing baik dalam pekerjaan, sekolah, dan mengurusi urusan rumah tangganya. Hasil wawancara juga menunjukkan satu diantaranya yang mengalami nyeri sendi melakukan penanganan nyeri dengan berobat ke dokter yang diantar oleh keluarga, dan dua lansia lainnya melakukan penanganan nonfarmakologis dengan menggunakan minyak hangat untuk meredakan nyeri. Lansia mengatakan nyeri yang dialami merupakan proses dari

(16)

5 penuaan dan hal yang wajar terjadi sehingga lansia tidak ingin merepotkan keluarga dengan keadaan nyeri sendi yang dialami karena keluarga sudah mempunyai kesibukannya masing-masing. Hasil observasi menunjukkan bahwa kurangnya perhatian dari keluarga dalam penanganan nyeri sendi pada lansia. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang berperan untuk mendukung dan menentukan cara asuhan keperawatan pada anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan. Dukungan keluarga penting bagi lansia terutama didalam meningkatkan rasa percaya diri, motivasi untuk menghadapi masalah atau keluhan penyakit terutama didalam upaya penanganan nyeri pada persendian yang sering dialami pada lansia (Tamher & Noorkasiani, 2009). Tugas dari keluarga adalah dapat mengenali masalah kesehatan, dapat mengambil keputusan, merawat, memelihara, serta memfasilitasi anggota keluarga yang sakit. Keluarga juga berfungsi sebagai pendukung diantaranya dengan memberikan dukungan informasi, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan emosional pada lansia dengan nyeri sendi. Dukungan keluarga dapat membuat lansia merasa diperhatikan didalam mengatasi penyakit yang dialaminya. Jadi dengan adanya dukungan keluarga dapat memberikan motivasi kepada lansia didalam penatalaksanaan nyeri sendi agar lansia bisa menjalani hari tuanya dengan lebih baik (Friedman, 2010).

Berdasarkan gambaran tersebut di atas, maka penulis menganggap perlu untuk dilakukan penelitian tentang hubungan dukungan keluarga dengan upaya penanganan nyeri sendi pada lansia di Desa Batubulan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah ada hubungan antara dukungan keluarga dengan upaya penanganan nyeri sendi pada lansia di Desa Batubulan?

(17)

6 1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan upaya penanganan nyeri sendi pada lansia di Desa Batubulan.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi dukungan keluarga pada lansia dengan nyeri sendi di Desa Batubulan.

b. Mengidentifikasi upaya penanganan nyeri sendi pada lansia dengan nyeri sendi di Desa Batubulan.

c. Menganalisis hubungan dukungan keluarga dengan upaya penanganan nyeri sendi pada lansia dengan nyeri sendi di Desa Batubulan.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi keluarga utuk dapat memberikan dukungannya didalam upaya penanganan nyeri sendi pada lansia, sehingga angka kejadian nyeri sendi pada lansia dapat berkurang dan kualitas hidup lansia menjadi lebih baik.

1.4.2 Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi akademis bagi pengembangan teori perawatan lansia terutama dalam upaya penanganan nyeri sendi pada lansia.

b. Sebagai dasar acuan bagi peneliti berikutnya untuk melakukan penelitian dalam skala yang lebih luas yang berkaitan dengan nyeri persendian pada lansia.

Referensi

Dokumen terkait

Jika kedua route yang di-advertised memiliki AD yang sama, maka yang disebut metric dari routing protocol (misalnya jumlah hop atau bandwidth dari sambungan) akan digunakan

Jika uji kadar lemak yang dilakukan pada sampel susu sapi segar kurang dari 3,6% maka dicurigai susu tersebut telah ditambahkan dengan air untuk meningkatkan volume susu

Sedangkan ekstrak etanol kulit buah manggis mengkal memberikan daerah hambat yang efektif terhadap bakteri Salmonella typhi yaitu pada konsentrasi 300 mg/ml dengan

3 sementara (transient poverty) yang disebabkan (1) perubahan siklus ekonomi dari kondisi normal menjadi krisis ekonomi; (2) perubahan yang bersifat musiman seperti

yang lebih jelas mengenai permasalahan yang ada dalam hubungan hukum yang akan.. dibahas dalam

Laporan Tugas Akhir Magang ini disusun sebagai syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan gelar Sarjana Akuntansi pada Fakultas Bisnis Universitas Katolik Widya Mandala

tujuan dari penelitian ini yaitu Membuat biocoal dengan memanfaatkan batubara lignit, sekam padi, dan tempurung kelapa sebagai energi alternatif pengganti bahan bakar dan

Untuk piringan dan cincin yang memiliki massa lebih ringan menggunakan beban yang juga relatif ringan agar putaran benda tidak berlangsung secara cepat sehingga nilai RPM