LAPORAN SEMINAR LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA
Height Equivalent
Height Equivalent of a Theoritical P
of a Theoritical Plate
late
(HETP)
(HETP)
D-4
D-4
DISUSUN OLEH :
DISUSUN OLEH :
Galuh
Galuh Nur
Nur Prasidhilask
Prasidhilaskmi
mi
(121130330)
(121130330)
Kadek
Kadek Dwi
Dwi Mahayasa
Mahayasa
(121130351)
(121130351)
LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA
LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA
PRODI TEKNIK KIMIA
PRODI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2015
2015
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN SEMINAR
LAPORAN SEMINAR
Height Equivalent
Height Equivalent of a Theoritical P
of a Theoritical Plate
late
(HETP)
(HETP)
D-4
D-4
Disusun Oleh : Disusun Oleh : GaluhGaluh Nur Nur PrasidhilPrasidhilaskmi askmi (121130330)(121130330) Kadek
Kadek Dwi Dwi Mahayasa Mahayasa (121130351)(121130351)
Yogyakarta,
Yogyakarta, Juni Juni 20152015 Disetujui oleh
Disetujui oleh Asisten Pembimbing Asisten Pembimbing
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN SEMINAR
LAPORAN SEMINAR
Height Equivalent
Height Equivalent of a Theoritical P
of a Theoritical Plate
late
(HETP)
(HETP)
D-4
D-4
Disusun Oleh : Disusun Oleh : GaluhGaluh Nur Nur PrasidhilPrasidhilaskmi askmi (121130330)(121130330) Kadek
Kadek Dwi Dwi Mahayasa Mahayasa (121130351)(121130351)
Yogyakarta,
Yogyakarta, Juni Juni 20152015 Disetujui oleh
Disetujui oleh Asisten Pembimbing Asisten Pembimbing
Hardin Kurnia Utami S.T. Hardin Kurnia Utami S.T.
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji
Puji syukur atas syukur atas kehadirat Tuhan kehadirat Tuhan YME, YME, karena karena atas atas karunia-Nyakarunia-Nya makalah
makalah ini ini dapat ddapat diselesaikan iselesaikan dengan dengan baik dbaik dan tepat an tepat pada wpada waktunya. aktunya. MakalahMakalah Praktikum
Praktikum Dasar Dasar Teknik Teknik Kimia Kimia ini ini disusun disusun guna guna memenuhi memenuhi kurikulumkurikulum pendidik
pendidikan an pada pada Jurusan Jurusan Teknik Teknik Kimia, UPN Kimia, UPN “Veteran”“Veteran” Yogyakarta.
Yogyakarta.
Pokok bahasan makalah ini adalah “
Pokok bahasan makalah ini adalah “ Height Height EquivaEquivalent lent of of a a TheoriTheoriticaltical Plate
Plate (HETP)” yang merupakan salah satu dari beberapa acara Praktikum Dasar(HETP)” yang merupakan salah satu dari beberapa acara Praktikum Dasar Teknik Kimia. Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan gambaran yang Teknik Kimia. Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan gambaran yang nyata dari teori yang telah ada. Pada kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan nyata dari teori yang telah ada. Pada kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada :
terima kasih kepada : 1.
1. Orang Tua yang telah mendukung pembuatan makalah Orang Tua yang telah mendukung pembuatan makalah iniini 2.
2. Ir. Danang Jaya M.T., selaku kepala Laboratorium Dasar TeknikIr. Danang Jaya M.T., selaku kepala Laboratorium Dasar Teknik Kimia
Kimia 3.
3. Hardin Kurnia Utami S.T., Hardin Kurnia Utami S.T., selaku asisten selaku asisten pembimbinpembimbingg 4.
4. Staf laboran Laboraturium Dasar Teknik KimiaStaf laboran Laboraturium Dasar Teknik Kimia 5.
5. Rekan – rekan dalam satu plugRekan – rekan dalam satu plug
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya rekan – Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya rekan – rekan
rekan mahasiswa mahasiswa Teknik Teknik Kimia Kimia UPN UPN “Veteran” “Veteran” Yogyakarta. Yogyakarta. Segala Segala kritik kritik dandan saran
saran yang yang bersifat bersifat membangun membangun sangat sangat kami kami harapkan harapkan demi demi sempurnanyasempurnanya makalah ini.
makalah ini.
Yogyakarta,
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB
BAB I I PENDAHULUANPENDAHULUAN I.1
I.1 Latar Latar Belakang Belakang ………... ………... 11 I.2
I.2 Tujuan Tujuan Percobaan Percobaan ………... ………... 11 I.3
I.3 Tinjauan Tinjauan Pustaka Pustaka ……… ……… 11 I.4
I.4 Hipotesis Hipotesis ………. 8………. 8 BAB
BAB II II PELAKSANAAN PERCOBAANPELAKSANAAN PERCOBAAN II.1
II.1 Bahan Bahan ……….. ……….. 99 II.2
II.2 Alat Alat ………. ………. 99 II.3
II.3 Gambar Gambar Alat Alat ………... ………... 1010 II.4
II.4 Cara Cara Kerja Kerja ……….. ……….. 1010 II.5
II.5 Daigram Daigram Alir Alir ……….. ……….. 1212 II.6
II.6 Analisis Analisis Perhitungan Perhitungan ……….. ……….. 1313 II.6.1
II.6.1 Mencari Mencari Densitas Densitas Alkohol Alkohol ………. ………. 1313 II.6.2
II.6.2 Mencari Mencari Kadar Kadar Alkohol Alkohol (Sampel) (Sampel) ………. ………. 1313 II.6.3
II.6.3 Membuat Membuat Grafik Grafik Standar Standar ……… ……… 1313 II.6.4
II.6.4 Mencari Mencari Fraksi Fraksi Mol Mol Distilat Distilat dan dan Residu Residu Sampel Sampel …... …... 1414 II.6.5
II.6.5 Mencari Mencari Sifat Sifat Penguapan Penguapan Rata-rata Rata-rata ((αab) …………..αab) ………….. 1414 II.6.6
II.6.6 Menentukan Menentukan Hetp Hetp ………... ………... 1515 BAB
BAB III III HASIL HASIL PERCOBAAN PERCOBAAN DAN DAN PEMBAHASANPEMBAHASAN III.1
III.1 Hasil Hasil Percobaan Percobaan ……….. ……….. 1616 III.2
III.2 Pembahasan Pembahasan ……… ……… 1717 BAB
BAB IV IV KESIMPULANKESIMPULAN IV.1
IV.1 Kesimpulan Kesimpulan ……… ……… 2121 IV.2
IV.2 Kritik Kritik dan dan Saran Saran ………. ………. 2222 DAFTAR
DAFTAR PUSTAKA PUSTAKA 2323
LAMPIRAN LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Massa Larutan Standar ... 16
Tabel 2. Massa Larutan Distilat dan Residu ... 16
Tabel 3. Menentukan Harga Fraksi Mol Alkohol ... 17
Tabel 4. Fraksi Mol Distilat dan Residu Masing-masing Sampel ... 18
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Rangkaian Alat HETP ... 11 Gambar 2. Hubungan Fraksi Mol Alkohol Dengan Densitas ... 17 Gambar 3. Kurva Kesetimbangan Etanol Air dan Fraksi Mol Uap Etanol
Pada Sampel 1 ... 18 Gambar 4. Kurva Kesetimbangan Etanol Air dan Fraksi Mol Uap Etanol
Pada Sampel 2 ... 19 Gambar 5. Kurva Kesetimbangan Etanol Air dan Fraksi Mol Uap Etanol
DAFTAR LAMBANG
T = suhu,oC
ρ = densitas, gr/ml x = kadar alkohol, % BM = berat molekul, g/mol P° = tekanan uap larutan, psia TD = suhu distilat, oC
TR = suhu residu,oC
αR = sifat penguapan residu
αD = sifat penguapan distilat
αab = sifat penguapan rata-rata
Nmin = jumlah plate minimum
INTISARI
HETP ( High Equivalent of Theoritical Plate) digunakan untuk menghitung tinggi kolom bahan isian dengan terlebih dahulu menentukan jumlah plate teoritisnya. Percobaan HETP dimaksudkan untuk menentukan perbandingan tinggi kolom bahan isian yang ekuivalent dengan satu plate
teoritisnya.
Dalam percobaan ini, bahan yang digunakan sebagai umpan adalah alkohol dan aquadest, sedangkan alat yang digunakan adalah kolom bahan isian dilengkapi dengan labu leher tiga, pemanas dan pendingin.
Mula-mula campuran alkohol-aquadest dalam labu leher tiga
dipanaskan. Setelah suhu konstan, destilat dan residu diambil untuk diamati indeks biasnya. Berdasarkan indeks bias dari grafik indeks bias vs fraksi mol maka mol fraksi destilat dan residu dapat diketahui. Dimana mol fraksi destilat (Xd ) dan mol fraksi residu (Xw) tersebut digunakan untuk menghitung jumlah plate sehingga diperoleh HETP.
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan hasil HETP (cm/plate) pada Metode Mc Cabe Thile dengan perbandingan umpan alkohol dengan aquadest sebanyak 50 ml dan 100 ml sebesar 7,6596, sebanyak 75 ml dan 75 ml sebesar 10, sebanyak 50 ml dan 75 ml sebesar 12,4138. Pada Metode Franske Underwood didapatkan hasil dengan perbandingan umpan alkohol dengan aquades sebanyak 50 ml dan 100 ml sebanyak 8,0761, sebanyak 75 ml dan 75 ml sebesar 10,0372, sebanyak 50 ml dan 75 ml sebesar 12,8331.
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Dalam industri sering dibutuhkan bahan – bahan yang relatif murni terhadap bahan – bahan lainnya, di dalam proses industri maupun hasil industri. Untuk itu diperlukan metode untuk memisahkannya. Cara pemisahan yang digunaka untuk memisahkan suatu bahan dari campurannya
ada beberapa jenis, diantaranya adalah filtrasi, ekstraksi, kristalisasi, destilasi, dan sebagainya.
Untuk bahan yang terdiri dari cairan – cairan, metode destilasi lebih sering digunakan yaitu dengan menggunakan menara pemisah. Baik menggunakan menara dengan bahan isian ataupun menara dengan plate.
Konsep HETP dalam destilasi pada dasarnya digunakan untuk mencari tinggi kolom bahan isian yang equivalent dengan membandingkan suatu efisiensi menara isian terhadap menara plate, kecepatan dan sifat fluida, keadaan operasi pada umumnya oleh variasi keadaan dispersi cairan di permukaan bahan isian.
I.2. Tujuan Percobaan
Menentukan perbandingan tinggi kolom bahan isian yang equivalent terhadap suatu plate teoritis pada destilat alkohol – aquadest pada sistem batch.
I.3. Tinjauan Pustaka
HETP dalam penggunaannya sering digunakan dalam perhitungan menara destilasi dengan bahan isian. Destilasi merupakan suatu cara pemisahan komponen – komponen dari suatu larutan, tergantung dari distribusi bahan - bahan antara fase cair dan fase gas. Berdasarkan konstruksi, menara destilasi digolongkan:
1) Menggunakan plate dengan bubble cup atau perforated 2) Menggunakan packing dengan menara bahan isian
Adapun jenis bahan isian antara lain :
1) Bahan yang tersusun teratur (regular packing) , diantarannya double spiral ring, wood grid .
2) Bahan isian yang tersusun secara acak (random packing), diantaranya rashing ring, ring packing.
3) Pseudo plate column, kontak fase terjadi pada plate seperti misalnya hitted trays, triple trays.
( Treybal, R.E., 1986)
Sifat – sifat bahan yang harus dimiliki bahan isian adalah :
1. Perbandingan luas permukaan bidang basah (bidang kontak) bahan isian per satuan volume bahan isian cukup besar.
2. Susunan bahan isian dalam kolom cukup memberikan rongga kosong, shingga memudahkan aliran fluida, sedangkan penurunan tekanan aliran tidak terlalu besar.
3. Permukaan bahan isian mudah menjadi basah.
4. Tahan terhadap suhu dan perubahannya, dan tidak mudah berkarat.
5. Bulk Density cukup rendah. 6. Cukup kuat, tidak mudah pecah.
Didalam distilasi ada beberapa cara untuk menentukan jumlah plate teoritis sebagai plate minimum, yaitu dengan cara :
1. Metode Mc Cabe Thile
Rumus diatas didapat dari :
Xa . 1) -ab ( 1 Xa . ab Ya a a
+
=
Rumus tersebut didapat dari: Xb Yb Xa Ya ab
=
a
=
Xb Yb ab Xa Ya a Xa Xb Yb ab Ya
=
a(
)
Xa Xa -1 Ya -1 . ab Ya=
aSyarat – syarat metode Mc Cabe Thile :
a. Apabila sistem campuran yang disuling menghasilkan diagram komposisi uap jenuh dan cair jenuh adalah lurus dan sejajar atau garis operasi mendekati garis lurus atau sejajar.
Syarat ini jarang dijumpai bila besaran – besarannya dalam satuan massa atau jika komposisi dalam satuan fraksi massa dan enthalpi dalam Btu , tetapi lebih mendekati bila satuan dalam mol. Lbm
b. Jika persyaratan (a) dapat dipenuhi, maka Ln/Vn+1 pada
seksi rektifikasi dan Lm/Vm+1 pada seksi striping
bernilai tetap. Keadaan semacam ini dikenal sebagai “Constant molal ever flow and Vaporation ”.
c. Tekanan di seluruh menara dianggap tetap. d. Panas pencampuran ( ∆Hs ) dapat diabaikan. e. Panas latent penguapan ( λ ) rata – rata tetap.
Bila ditinjau dari seksi enriching / rektifikasi : Neraca bahan : Vn+1= Ln+ D
Neraca komponen : Vn+1Yn+1
=
Ln Xn+
DXd d n n Y V L X DX n n 1 1 +=
+
+ d 1 n n 1 n n 1 n X V D X V L Y + + +=
+
n 1 0 L L L=
=
1 n 2 1 V V V = = + Xd V D Xn V L Yn+1=
+
………..…(1) D L V1=
0+
D L V=
+
Xd D L D Xn D L L Yn 1+
+
+
=
+ ………..(2) 1 D L Xd Xn 1 D L D L Yn 1+
+
+
=
+ 1 R Xd Xn 1 R R Yn 1+
+
+
=
+ ………..(3)Persamaan (1), (2) dan (3) disebut persamaan garis operasi atas (GOA) dengan
Slope: 1 R R D L L V L
+
=
+
=
Intercept : 1 R X D L X D V X D d d d+
=
+
=
Bila dilihat dari seksi striping : B V Lm = m+1 + B L Vm+1 = m − b m m 1 m 1 m .Y L .X B.X V + +
=
−
b 1 m m 1 m m 1 m X V B X V L Y + + +=
−
b m X V B X V L Y=
−
………(4)Persamaan (4) disebut persamaan garis operasi bawah (GOB) dengan Slope : V L Intercept : V X . B b
−
Pada refluks total dimana seluruh uap yang terembunkan dalam kondensor dikembalikan kedalam kolom sebagai refluks maka tidak ada hasil distilat ( D=0).
Perbandingan refluks ( Lo/D ) adalah tak terhingga.
2. Metode Fenske Underwood
o o d Pb Pa
=
a
, pada suhu puncak (td)o o
Pb Pa w
=
a
, pada suhu bawah (tw)Dimana : Paº = tekanan uap murni komponen a Pbº = tekann uap murni komponen b Untuk campuran ideal, metode ini didasarkan atas volatilitas relatif αab antar komponen, dengan terlebih dahulu menetapkan αd dan αw.
(
)
(
1-Ya)
Xa Xa 1 Ya ab=
−
a
Dimana : Y = mol fraksi uap X = mol fraksi cairan
Campuran ideal mematuhi hukum Roult dan volatilitas relatifnya ialah tekanan uap komponennya.
Pa = Paº . Xa ; Pa = tekanan parsial a Pb = Pbº .Xb ; Pb = tekanan parsial b
Pt Pa
Pt Pb Yb
=
(
)
(
)
Xb Xb . Pb Xa Xa . Pa Xb Pb Xa Pa Xb Yb Xa Ya ab o o=
=
=
a
o o Pb Pa ab=
a
Untuk sistem biner Yb Ya
dan Xb Xa
dapat diganti dengan :
Ya 1 Ya
−
dan 1 Xa Xa−
sehingga : Xb Xa . Yb Ya Xb Yb Xa Ya ab=
=
a
Xa -1 Xa . Ya 1 Ya ab−
=
a
Xa 1 Xa ab Ya 1 Ya−
a
=
−
untuk plate n + 1 1 n 1 n 1 n 1 n X 1 X ab Y 1 Y + + + +−
a
=
−
Oleh karena itu refluks total distilat (D) = 0 dan L = 1, Yn+1 = Xn
Sehingga : 1 n 1 n n n X 1 X ab X 1 X + +
−
a
=
−
Pada puncak kolom, bila kondensor total Y1 = Xd
1 1 d d X 1 X ab X 1 X
−
a
=
−
………..…(1)untuk n plate berurutan menghasilkan :
2 2 1 1 X 1 X ab X 1 X
−
a
=
−
……..…………(2)jika persamaan (1) dan (2) dikalikan satu sama lain dan suku – suku tengah saling menghapuskan, maka :
(
)
Xn 1 Xn ab Xd 1 Xd n−
a
=
−
Untuk sampai ke hasil bawah yang keluar dari kolom diperlukan N min plate ditambah satu reboiler.
(
)
Xb 1 Xb ab Xd 1 Xd Nmin 1−
a
=
−
+Untuk mendapatkan N min dengan logaritma menghasilkan : 1 ab log Xb Xb -1 . Xd 1 Xd log min N
−
a
−
=
( Treybal R.E., 1986 )Jika perubahan nilai αab dari dasar kolom tidak terlalu menyolok, maka untuk αab digunakan rata – ratanya.
aquadest P alkohol P d o o
=
a
, pada suhu puncak (td)aquadest P alkohol P w o o
=
a
, pada suhu bawah (tw)3. Metode Ponchon – Savorit (Dengan menggunakan diagram entalpi komposisi)
HETP penggunaannya sering untuk perhitungan menara distilasi dengan memakai bahan isian. Dengan menggunakan metode diatas, jumlah plate minimum dapat diketahui, maka harga HETP dapat dihitung :
HETP = Tinggi packing kolom bahan isian Jumlah plate minimum
Manfaat dari HETP adalah untuk menghitung tinggi kolom bahan isian dengan terlebih dahulu menentukan jumlah plate
teoritis.
I.4. Hipotesis
Diperkirakan bahwa semakin besar perbandingan antara volume aquadest dengan volume alkohol, maka tinggi kolom bahan isian yang equivalent terhadap suatu plate teoritis semakin kecil.
1. Semakin besar densitas larutan campuran semakin kecil normalitas alkohol.
2. Semakin besar fraksi mol alkohol semakin kecil densitas larutan campuran.
3. Semakin besar indeks bias semakin kecil densitas larutan campuran. 4. Semakin tinggi fraksi mol alkohol maka semakin kecil Nmin dan
BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN
II.1. Bahan 1. Alkohol 2. Aquadest II.2. Alat 1. Piknometer 2. Erlenmeyer 3. Pipet 4. Corong 5. Gelas ukur 6. Refraktometer 7. Tabung reaksiII.3. Gambar Alat
6
2 5
3 Keterangan
1. Labu leher tiga 2. Termometer
3. Kolom bahan isian 4. Pemanas listrik 5. Kran pengatur 6. Pendingin balik 7. Erlenmeyer 1 7 4
Gambar 1. Rangkaian alat HETP
II.4. Cara Kerja
1. Membuat larutan alkohol – aquadest untuk membuat grafik standart dari fraksi mol vs indeks bias.
2. Memeriksa terlebih dahulu rangkaian alat percobaan.
3. Membuat larutan umpan, yaitu campuran alkohol dan aquadest dengan perbandingan volume tertentu.
4. Memasukkan umpan ke dalam labu leher tiga, diusahakan jangan sampai tumpah.
5. Menghidupkan pendingin balik dan pemanasnya. Mengatur kran pada posisi refluks total.
6. Mencatat secara periodik perubahan suhu residu dan destilat, sehingga dapat diketahui berapa lama dicapai suhu keduanya tetap.
7. Setelah suhu destilat dan residu konstan, mengambil distilat dengan memutar kran refluks, kemudian mengamati indeks biasnya. Setelah cukup, kran dikembalikan ke posisi refluks total. 8. Mematikan pemanas, mengambil residu dan menampungnya
seperti pengambilan destilat. Mengamati indeks biasnya. 9. Menghidupkan pemanas seperti semula.
10. Mengamati indeks bias destilat dan indeks bias residu dengan refraktomer.
II.5. Diagram Alir
a. Pembuatan Diagram Standar
b. Percobaan
Siapkan alat dan bahan
Membuat 3 macam larutan alkohol-aquades sebagai larutan umpan
Memasukan larutan umpan dalam labu leher 3 Menghidupkan pendingin balik
Mengambil destilat dan residu setelah suhu destilat dan residu konstan, kemudian mengukur indek biasnya dengan refraktometer
Ulangi langkah memanaskan larutan umpan dengan per bandingan volume umpan yang berbeda
Mencatat hasil indeks bias dari masing perbandingan larutan campuran Siapkan alat dan bahan
Membuat 9 macam larutan alkohol-aquades pada tabung reaksi dengan perbandingan volume tertentu, kemudian mengukur indeks biasnya
den an refraktometer
II.6. Analisa Perhitungan
1. Mencari densitas alkohol.
Menera piknometer sebagai berikut :
Berat piknometer kosong : A gram Berat piknometer + aquadest : B gram
Berat aquadest : ( B – A ) : C gram
Dari tabel 3-28, p3-75 Perry, didapat harga densitas aquadest (ρ aquadest) pada suhu t tersebut adalah C = V ml
ρ aquadest Menentukan densitas alkohol :
Berat piknometer + alkohol : D gram
Berat alkohol : ( D – A ) : E
gram
Dengan menganggap volume piknometer = volume alkohol, pada suhu yang sama t, maka :
Densitas alkohol : E gram = alkohol gram
V ml ml
2. Mencari kadar alkohol (sampel)
Dengan mengetahui densitas alkohol pada suhu t, maka dari Perry’s Chemical Engineers’ Handbook tabel 3-110, p3-89 akan didapat kadar alkohol : K %.
3. Membuat grafik standart
Untuk membuat grafik standart antara fraksi mol dengan indeks bias diperlukan beberapa campuran dengan berbagai perbandingan untuk menghitung fraksi mol dengan data-data :
Aquadest : M ml Densitas alkohol : ρ alkohol Densitas aquadest : ρ aquadest
Maka : Alkohol = ρ alkohol x L x K % = S gmol. BM alkohol Aquadest = (ρ aquadest x M) + ρ alkohol x L (100% - K%) = R gmol BM aquadest Sehingga fraksi alkohol : X = S = Q mol
S + R
Sehingga dari harga fraksi mol alkohol tersebut dan indeks bias dapat dibuat grafik standart.
4. Mencari fraksi mol destilat dan residu sampel
Dengan mengetahui indeks bias sampel dan dengan menggunakan grafik standart didapat fraksi mol destilat dan residu.
5. Mencari sifat penguapan rata – rata (αab)
Harga αd dan αw dicari dengan menggunakan rumus : αd = Pº alkohol ; P pada suhu td
Pº aquadest
αw = Pº alkohol ; P pada suhu tw Pº aquadest
Pº alkohol dan aquadest dapat dilihat pada fig. 543, p. 583, G.G. Brown, “Unit Operation”.
6. Menentukan HETP
Sebelumnya menghitung jumlah plate minimum (Np min). Jumlah Np min pada percobaan ini diasumsikan sebagai kondisi kondensor dan reboiler total, dengan cara :
1. Metode Mc Cabe Thiele
Metode ini menggunakan grafik antara fraksi mol uap (Y) vs fraksi mol cairan (X). dalam penggambaran kurvanya digunakan diagram kesetimbangan etanol – aquadest yang terdapat pada G.G. Brown, “Unit Operation”, p.582.
2. Metode Fenske Underwood Dengan rumus :
Np min = log [Xd/(1 – Xd)] . [(1 – Xb)/Xb] Log αab
Maka harga HETP :
HETP = Tinggi kolom bahan isian Nmin
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
III.1 Hasil Percobaan
Suhu aquadest : 28°C
Berat labu ukur kosong : 11,4805 gram Berat labu ukur + aquadest : 21,3185 gram Berat aquadest : 9,8380 gram Berat labu ukur + alkohol : 19,3975 gram Berat alkohol : 7,9170 gram Densitas aquadest : 0,996233 g/ml Volume labu ukur : 9,8752 ml Densitas alkohol : 0,8017 g/ml
Kadar alkohol : 96%
Tinggi Bahan Isian : 72 cm BM alkohol (C2H5OH) : 46
Tabel 1. Massa larutan standar
No. Alkohol
(ml)
Aquadest (ml)
Massa Larutan + Labu Ukur (gram) 1. 15 2 19.7697 2. 14 3 19.8883 3. 13 4 20.0465 4. 12 5 20.1708 5. 11 6 20.3322 6. 10 7 20.4268 7. 9 8 20.5321 8. 8 9 20.6609 9. 7 10 20.7301 10. 6 11 21.3052
Tabel 2. Massa larutan distilat dan residu
No. Alkohol Umpan (ml) Aquadest Massa Larutan + Labu UkurDistilat Residu Tr °C Td °C
1. 50 100 19,2634 21,2442 90 63,5
2. 75 75 19,2515 20,9435 85 63,5
III.2 Pembahasan
Tabel 3. Menentukan Harga Fraksi Mol Alkohol
No. Alkohol
(ml)
Aquadest (ml)
Mol
Alkohol Mol Aquadest
Fraksi Mol Alkohol 1 15 2 0,2442 0,1547 0,6123 2 14 3 0,2279 0,2071 0,5240 3 13 4 0,2117 0,2595 0,4492 4 12 5 0,1954 0,3119 0,3851 5 11 6 0,1791 0,3643 0,3296 6 10 7 0,1628 0,4167 0,2809 7 9 8 0,1465 0,4692 0,2380 8 8 9 0,1303 0,5216 0,1998 9 7 10 0,1140 0,5740 0,1657 10 6 11 0,0977 0,6264 0,1349
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan pada acara HETP ( Height Equivalent of Theoritical Plate), didapat grafik standar hubungan antara fraksi
mol alkohol dengan densitas.
Gambar 2. Hubungan fraksi mol alkohol dengan densita s.
y = -0.2716x + 0.992 R² = 0.8824 0.8000 0.8200 0.8400 0.8600 0.8800 0.9000 0.9200 0.9400 0.9600 0.9800 1.0000 0.0000 0.2000 0.4000 0.6000 0.8000 D e n s i t a s ( g r / m l )
Fraksi Mol Alkohol
ydata yhitung
Grafik tersebut menunjukkan semakin besar perbandingan antara volume aquadest dengan volume alkohol, maka densitasnya semakin besar, sehingga fraksi mol alkohol dalam campuran alkohol – aquadest akan semakin besar.
Tabel 4. Fraksi Mol Distilat dan Residu Masing-masing Sampel
No Umpan Fraksi mol alkohol (X)
Alkohol Aquadest Distilat Residu
1 50 100 0,9540 0,0237
2 75 75 0,9637 0,1118
3 50 75 0,8757 0,0736
Semakin banyak volume aquadest dan semakin sedikit volume alkohol dalam larutan umpan menyebabkan suhu residu (Tr ) semakin tinggi dan suhu
distilat semakin rendah. Hal ini disebabkan karena titik didih aquadest lebih tinggi daripada alkohol, maka pada residu, komposisi aquadest yang lebih banyak akan meningkatkan suhu titik didihnya. Namun, hal ini tidak sesuai dengan hasil percobaan yang telah dilakukan. Berdasarkan percobaan ketiga, pada saat volume aquadest tetap dan volume alkohol dikurangi, suhu distilat (Td ) justru turun.
Adanya ketidaksesuaian ini dikarenakan kran refluks yang tidak sepenuhnya menutup.
Gambar 3. Kurva kesetimbangan etanol-air dan fraksi mol uap etanol pada sampel 1 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 F r a k s i M o l U a p ( Y )
Gambar 4. Kurva kesetimbangan etanol-air dan fraksi mol uap etanol pada sampel 2
Gambar 5. Kurva kesetimbangan etanol-air dan fraksi mol uap etanol pada sampel 3 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 F r a k s i M o l U a p ( Y )
Fraksi Mol Cair (X)
Xd Xr 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 F r a k s i M o l U a p ( Y )
Fraksi Mol Cair (X)
Xd Xr
Tabel 5. Hubungan Nmin dengan HETP
No.
N min HETP
Fenske Underwood Mc.Cabe Thiele Fenske Underwood Mc.Cabe Thiele
1. 8,9151 9,4 8,0761 7,6596
2. 7,1733 7,2 10,0372 10
3. 5,6105 5,8 12,8331 12,4138
Perhitungan jumlah plate minimum dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu metode Fenske Underwood dan metode McCabe Thiele. Pada perhitungan dengan kedua metode ini didapatkan hasil yang berbeda. Adanya ketidaksamaan jumlah plate minimum ini dikarenakan pada metode Fenske Underwood, ketelitian pada saat pembacaan grafik untuk mencari Poalkohol dan Po aquadest sangat mempengaruhi perhitungan pada aab dan Nmin. Sedangkan pada metode Mc Cabe Thiele, ketelitian pada saat menggambar plate sangat
BAB IV
KESIMPULAN
IV.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut. a. Dari grafik standar fraksi mol alkohol dengan densitas, semakin besar
fraksi mol alkohol, maka semakin kecil densitasnya. b. Umpan 1 (50 ml alkohol + 100 ml aquadest)
• Fenske Underwood Nmin = 8,9151 HETP = 8,0761 cm • Mc Cabe Thiele Nmin = 9,4 HETP = 7,6596 cm
Umpan 2 (75 ml alkohol + 75 ml aquadest) • Fenske Underwood Nmin = 7,1733 HETP = 10,0372 cm • Mc Cabe Thiele Nmin = 7,2 HETP = 10 cm
Umpan 3 ( 50 ml alkohol + 75 ml aquadest) • Fenske Underwood Nmin = 5,6105 HETP = 12,8331 cm • Mc Cabe Thiele Nmin = 5,8 HETP = 12,4138 cm
IV.2 Kritik dan Saran Kritik
• Rangkaian alat yang tidak terawat
• Praktikum yang tidak dimulai tepat waktu karena laboratorium yang belum dibuka oleh laboran
Saran
• Rangkaian alat dibersihkan secara berkala
DAFTAR PUSTAKA
Brown, G.G, 1978, “Unit Operation”,14th , John Willey&Sons, New York.
Perry, R.H, 1999, “Chemical Engineering Handbook”, 7th. ed, Mc Graw-Hill Inc, New York.
Treyball,R.E.,1986, “Mass Transfer Operation” ,2nd edition,Mc Graw Hill, New York
Tutik Muji, Setyoningrum, 2015, “Operasi Teknik Kimia II”, Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, UPN “Veteran” Yogyakarta
LAMPIRAN JURNAL HETP
Suhu aquadest : 28°C
Berat labu ukur kosong : 11,4805 gram Berat labu ukur + aquadest : 21,3185 gram Berat aquadest : 9,8380 gram Berat labu ukur + alkohol : 19,3975 gram Berat alkohol : 7,9170 gram Densitas aquadest : 0,996233 g/ml Volume labu ukur : 9,8752 ml Densitas alkohol : 0,8017 g/ml
Kadar alkohol : 96%
Tinggi Bahan Isian : 72 cm BM alkohol (C2H5OH) : 46
Tabel 6. Massa Larutan Standar
No. Alkohol
(ml)
Aquadest (ml)
Massa Larutan + Labu Ukur (gram) 1. 15 2 19.7697 2. 14 3 19.8883 3. 13 4 20.0465 4. 12 5 20.1708 5. 11 6 20.3322 6. 10 7 20.4268 7. 9 8 20.5321 8. 8 9 20.6609 9. 7 10 20.7301 10. 6 11 21.3052
Tabel 7. Massa Larutan Distilat dan Residu
No. Umpan (ml) Massa Larutan + Labu Ukur Tr °C Td °C
Alkohol Aquadest Distilat Residu
1. 50 100 19,2634 21,2442 90 63,5
2. 75 75 19,2515 20,9435 85 63,5
3. 50 75 19,3612 21,0543 84 63
Yogyakarta, Mei 2015
Praktikan 1 Praktikan 2 Asisten Pembimbing
LAMPIRAN PERHITUNGAN
1. Mencari densitas alkohol a. Menera labu ukur :
• Suhu aquadest : 28°C • Berat labu ukur kosong : 11,4805 gr • Berat labu ukur + aquadest : 21,3185 gr • Berat aquadest : 9,8380 gr
• Densitas aquadest pada suhu 28°C dapat dilihat pada table 2-28 Perry’s Chemical Engineer’s Handbook, yaitu 0,996233 gr/ml • Volume labu ukur =
berat aquadest
densitas aquadest
=
9
,838 gr
,996233 gr
/ml
= 9,8752 ml b. Menentukan densitas alkohol
• Berat labu ukur + alkohol : 19,3975 gr • Berat alkohol : 7,9170 gr • Volume labu ukur : 9,8752 ml • Densitas alkohol =
berat alkohol
volume labu ukur
=
7
,97 gr
9
,8752 ml
= 0,8017 gr/ml
2. Mencari kadar alkohol
Dengan mengetahui densitas alkohol pada suhu T dari Perry table 2-110 a. Dengan kadar = 94%, pada T = 28oC
25
28
25−3
28−3
=
,
827−
,7984
ρ−
,7984
ρ = 0,8001 gr/ml
b. Dengan kadar = 93%, pada T = 28oC
25−3
28−3
=
,
855−
,8
ρ−
,8
ρ = 0,8029 gr/ml
Dari data yang diperoleh dari hasil interpolasi: Pada k = 94%, ρ = 0,8001 gr/ml
Pada k = 93%, ρ = 0,8029 gr/ml
Sehingga pada ρ = 0,8017 gr/ml akan diperoleh kadar dengan cara interpolasi
94−93
−93
=
,8−
,829
,87−
,829
x = 93,4185 %Jadi, kadar alkohol pada T = 28oC adalah 93,4185% 25 28 30 0,8055 ρ 0,8011 94 x 93 0,8001 0,8017 0,8029
3. Menentukan fraksi mol alkohol Kadar alkohol : 93,4185% Densitas alkohol : 0,8017 gr/ml Densitas aquadest : 0,996233 gr/ml
Data sampel 1
• mol alkohol =
ρ alkohol volume alkohol k%
BM alkohol
=
,87
5 ml
,93485
46
= 0,2442 gmol • mol aquadest = (ρ aq V aq
)+
(ρ al V al
(%−k%
))BM aq
= (
,996233 2
)+
(
,875
(−93
,485
))8
= 0,1547 mol• fraksi mol alkohol =
mol alkohol
mol alkohol+mol aquadest
=
,2442
,2442+
,547
Analog dengan perhitungan yang sama, maka didapat data berikutnya pada tabel berikut.
Tabel 5. Menentukan Harga Fraksi Mol Alkohol
No. Alkohol
(ml)
Aquadest (ml)
Mol
Alkohol Mol Aquadest
Fraksi Mol Alkohol 1 15 2 0,2442 0,1547 0,6123 2 14 3 0,2279 0,2071 0,5240 3 13 4 0,2117 0,2595 0,4492 4 12 5 0,1954 0,3119 0,3851 5 11 6 0,1791 0,3643 0,3296 6 10 7 0,1628 0,4167 0,2809 7 9 8 0,1465 0,4692 0,2380 8 8 9 0,1303 0,5216 0,1998 9 7 10 0,1140 0,5740 0,1657 10 6 11 0,0977 0,6264 0,1349
Dari data diatas, dibuat persamaan regresi linier antara fraksi mol alkohol dengan densitas.
y = ax + b
dimana: y = densitas; x = fraksi mol alkohol; a,b = konstanta Dengan metode Least Square, yaitu:
Ʃy = aƩx + n.b Ʃxy = aƩx2+ bƩx
Tabel 6. Menentukan Persen Kesalahan No. X Y X2 XY 1. 0,6123 0,8394 0,3749 0,5139 2. 0,5240 0,8514 0,2746 0,4461 3. 0,4492 0,8674 0,2018 0,3897 4. 0,3851 0,8800 0,1483 0,3389 5. 0,3296 0,8964 0,1086 0,2954 6. 0,2809 0,9059 0,0789 0,2545 7. 0,2380 0,9166 0,0566 0,2181 8. 0,1998 0,9269 0,0399 0,1858 9. 0,1657 0,9366 0,0174 0,1552 10. 0,1349 0,9949 0,0182 0,1342 Ʃ 3,3195 9,0183 1,3293 2,9139
=Σ
YΣ
X
nΣ
XYΣ
XΣ
X
nΣ
X^2 b =Σ
XΣ
XY Σ
YΣ
X^2Σ
XΣ
X
nΣ
X^2 a = -0,2716 b = 0,9920Sehingga diperoleh persamaan garisnya: y = ax + b y = -0,2716x + 0,9920 Pada data 1, x = 0,6123 • yhitung = -0,2716 (0,6123) + 0,9920 = 0,8257 • % kesalahan =
�
ydata−yhitung
ydata
�x100%
=�
,8394−
,8257
,8394
�100%
= 1,6320Analog dengan perhitungan yang sama, sehingga diperoleh hasi l berikut. Tabel 7. Hubungan antara Ydata dan Yhitung serta Persen Kesalahan
No. Fraksi Mol Alkohol (X) Densitas (Y) Y Hitung % Kesalahan
1. 0,6123 0,8394 0,8257 1,6320 2. 0,5240 0,8514 0,8497 0,2032 3. 0,4492 0,8674 0,8700 0,2940 4. 0,3851 0,8800 0,8874 0,8377 5. 0,3296 0,8964 0,9025 0,6829 6. 0,2809 0,9059 0,9157 1,0765 7. 0,2380 0,9166 0,9273 1,1728 8. 0,1998 0,9269 0,9377 0,8686 9. 0,1657 0,9366 0,9470 1,1046 10. 0,1349 0,9949 0,9553 3,9741
dengan persen kesalahan rata-rata sebesar 1,1846 %
Dari data tersebut, dibuat grafik seperti berikut:
Gambar 3. Hubungan antara densitas dengan fraksi mol
y = -0.2716x + 0.992 R² = 0.8824 0.8000 0.8200 0.8400 0.8600 0.8800 0.9000 0.9200 0.9400 0.9600 0.9800 1.0000 0.0000 0.2000 0.4000 0.6000 0.8000 D e n s i t a s ( g r / m l )
Fraksi Mol Alkohol
ydata yhitung
4. Mencari fraksi mol distilat dan residu sampel a. Mencari densitas distilat
Untuk data pertama
• Berat labu ukur+distilat = 19,2634 gram • Berat labu ukur kosong = 11,4805 gram • Berat distilat = 7,7829 gram • Densitas distilat =
berat distilat
volume labu ukur
=
7
,7829 gram
9
,8752 ml
= 0,7881 gr/ml b. Mencari kadar distilat
Dengan kadar = 99%, pada T = 28oC
25−3
28−3
=
,
788−
,7838
ρ−
,7838
ρ = 0,7855 gr/ml
Dengan kadar = 98%, pada T = 28oC
25−3
28−3
=
,792−
,7868
ρ−
,7868
ρ = 0,7886 gr/ml 25 28 30 0,7881 ρ 0,7838 25 28 30 0,7912 ρ 0,7868Dari data yang diperoleh dari hasil interpolasi: Pada k = 99%, ρ = 0,7855 gr/ml
Pada k = 98%, ρ = 0,7886 gr/ml
Sehingga pada ρ = 0,7881 gr/ml akan diperoleh kadar dengan cara interpolasi
99−98
−98
=
,7855−
,7886
,788−
,7886
x = 98,1475 %Jadi, kadar alkohol pada T = 28oC adalah 98,1475% dan kadar aquadest adalah 1,8525%.
c. Menghitung fraksi mol distilat (Xd)
Mol alkohol =
ρ distilat volume labu ukur kadar alkohol
BM alkohol
=
,788
9
,8752 ml
,985
46 g
/mol
= 0,1661 molMol aquadest =
ρ distilat volume labu ukur kadar aquadest
BM aquadest
=
,788
9
,8752 ml
,85
8 g
/mol
= 0,0080 molFraksi mol distilat =
mol alkohol
mol alkohol+mol aquadest
=
,66 mol
(
,66+
,8
)mol
= 0,9540 99 x 98 0,7855 0,7881 0,7886d. Mencari densitas residu Untuk data pertama
• Berat labu ukur+residu = 21,2442 gram • Berat labu ukur kosong = 11,4805 gram • Berat residu = 9,7637 gram • Densitas residu =
berat residu
volume labu ukur
=
9
,7637 gram
9
,8752 ml
= 0,9887 gr/ml e. Mencari kadar residu
Dengan kadar = 6%, pada T = 28oC
25−3
28−3
=
,
9898−
,9884
ρ−
,9884
ρ = 0,9890 gr/ml
Dengan kadar = 5%, pada T = 28oC
25−3
28−3
=
,9882−
,9867
ρ−
,9867
ρ = 0,9873 gr/ml 25 28 30 0,9898 ρ 0,9884 25 28 30 0,9882 ρ 0,9867Dari data yang diperoleh dari hasil interpolasi: Pada k = 6%, ρ = 0,9890 gr/ml
Pada k = 5%, ρ = 0,9873 gr/ml
Sehingga pada ρ = 0,9887 gr/ml akan diperoleh kadar dengan cara interpolasi
99−98
−98
=
,989−
,9873
,9887−
,9873
x = 5,8449 %Jadi, kadar alkohol pada T = 28oC adalah 5,8449% dan kadar aquadest adalah 94,1551%.
f. Menghitung fraksi mol residu (Xr)
Mol alkohol =
ρ residu volume labu ukur kadar alkohol
BM alkohol
=
,9887
9
,8752 ml
,985
46 g
/mol
= 0,0124 molMol aquadest =
ρ residu volume labu ukur kadar aquadest
BM aquadest
=
,9887
9
,8752 ml
,85
8 g
/mol
= 0,5107 molFraksi mol distilat =
mol alkohol
mol alkohol+mol aquadest
=
,24 mol
(
,24+
,57
)mol
= 0,0237 6 x 5 0,9890 0,9887 0,9873Analog dengan perhitungan diatas, maka diperoleh data sebagai berikut. Tabel 8. Fraksi Mol Distilat dan Residu Masing-masing Sampel
No. Umpan Fraksi Mol Alkohol (X)
Alkohol Aquadest Distilat Residu
1. 50 100 0,9540 0,0237
2. 75 75 0,9637 0,1118
3. 50 75 0,8757 0,0736
5. Mencari sifat penguapan rata-rata (αab)
Dari Fig. 543 ( Brown G.G, p.583)
Tabel 9. Menentukan P° Alkohol dan P° Aquadest
No Suhu (°C) P° Alkohol (psia) P° Aquadest
TD TR TD TR TD TR 1 63,5 90 7 25 3,5 11 2 63,5 85 7 20 3,5 9 3 63 84 6,9 19,5 3,2 8,5 Data 1 • αR =
P alkohol
P aquadest
, pada suhu TR=
25
= 2,2727
• αD =
P alkohol
P aquadest
, pada suhu TD=
7
3
,5
= 2 • αab = (αR. αD)0,5 = (2,2727 . 2) 0,5 = 2,1320Analog dengan perhitungan yang sama, maka diperoleh hasil seperti table berikut:
Tabel 10. Sifat Penguapan
No Suhu (°C) Sifat Penguapan
TD TR αR αD αab
1 63,5 90 2,2727 2 2,1320
2 63,5 85 2,2222 2 2,1082
3 63 84 2,2941 2,1875 2,2402
6. Menentukan Nmin dan HETP
a. Metode Fenske Underwood Data 1 • Nmin =
log
D(R) R(D)log αab
=log
( ,(,) ,(,))log2
,32
= 8,9151 plate • HETP =
=72
8
,95
= 8,0761 cmAnalog dengan perhitungan yang sama, maka diperoleh hasil pada table berikut:
Tabel 11. Nmin dan HETP
No Umpan (ml) Fraksi mol Alkohol Nmin HETP
Alkohol Aquadest XD XR
1 50 100 0,9540 0,0237 8,9151 8,0761
2 75 75 0,9637 0,1118 7,1733 10,0372
3 50 75 0,8757 0,0736 5,5604 12,9486
b. Metode Mc Cabe Thiele
Pada fraksi mol uap cairan didapat dengan rumus: y =
αab
.
Data 1 • αab = 2,1320 • x = 0,1 • y =
2
,32
.
,
+
(2
,32−
)
,
= 0,1915Analog dengan perhitungan yang sama, sehingga diperoleh data :
Umpan 1, αab = 2,1320
Xd = 0,9540
Xr = 0,0237
Tabel 12. Nilai Fraksi Mol Uap – Cairan Umpan 1
x 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
y 0 0.1915 0.3477 0.4775 0.5870 0.6807 0.7618 0.8326 0.8950 0.9505 1
Gambar 4. Kurva kesetimbangan etanol-air dan fraksi mol uap etanol pada sampel 1
Nmin = 9,4 HETP =
72
9
4
= 7,6596 cm 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 F r a k s i M o l U a p ( Y )Data 2 • αab = 2,0917 • x = 0,1 • y =
2
,97
.
,
+
(2
,97−
)
,
= 0,1866Analog dengan perhitungan yang sama, sehingga diperoleh data:
Umpan 2, αab = 2,0917
Xd = 0,9637
Xr = 0,1118
Tabel 13. Nilai Fraksi Mol Uap – Cairan Umpan 2
x 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
y 0 0.1886 0.3434 0.4727 0.5824 0.6765 0.7583 0.8299 0.8932 0.9496 1
Gambar 5. Kurva kesetimbangan etanol air dan fraksi mol uap etanol pada sampel 2
Nmin = 7,2 HETP =
72
7
,2
= 10 cm 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 F r a k s i M o l U a p ( Y )Fraksi Mol Cair (X)
Xd Xr
Data 3 • αab = 2,1129 • x = 0,1 • y =
2
,29
.
,
+
(2
,29−
)
,
= 0,1901Analog dengan perhitungan yang sama, sehingga diperoleh data:
Umpan 3, αab = 2,1129
Xd = 0,8757
Xr = 0,0736
Tabel 14. Nilai Fraksi Mol Uap – Cairan Umpan 3
x 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
y 0 0.1901 0.3456 0.4752 0.5848 0.6788 0.7602 0.8314 0.8942 0.9500 1
Gambar 6. Kurva kesetimbangan etanol air dan fraksi mol uap etanol pada sampel 3
Nmin = 5,8 HETP =
72
5
,8
= 12,4138 cm 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 F r a k s i M o l U a p ( Y )Fraksi Mol Cair (X)
Xd Xr
LAMPIRAN
PERTANYAAN DAN JAWABAN SEMINAR
1. Pada praktikum HETP digunakan refluks. Apa fungsi refluks dan bagaimana jika tidak ada refluks?
• Fungsi refluks yaitu mengembalikan hasil kondensasi ke dalam menara distilasi. Jika tidak ada refluks, maka tidak terjadi kesetimbangan antara cair dan gas, sehingga didapat distilat yang tidak begitu murni
(Previa Widodo / 121130286)
2. Mengapa berat distilat lebih kecil daripada berat residu?
• Titik didih alkohol lebih kecil daripada titik didih aquadest, sehingga alkohol akan lebih dulu menguap. Hal ini menyebabkan pada distilat (hasil bagian atas) lebih banyak terdapat alkohol,
dimana berat alkohol lebih kecil dibanding dengan berat aquadest. (Martin Bima Wicaksana / 121130190)
3. Apa itu distilasi secara batch?
• Distilasi secara batch merupakan proses pemisahan campuran cair-cair berdasarkan titik didihnya yang dilakukan dengan satu kali proses, yaitu memasukkan umpan, menjalankan proses distilasinya,
kemudian mengambil hasilnya. (Aswin Arif Fauzan /121130178)
PERTANYAAN DARI PENGUJI
1. Apakah pada praktikum kadar alkoholnya diencerkan?
• Pada saat pembuatan campuran etanol-air untuk grafik standar, alkohol yang digunakan tidak diencerkan. Namun untuk larutan umpan alkoholnya diencerkan, dimana pada sampel pertama digunakan alkohol sebanyak 50 ml dan ditambahkan aquadest sebanyak 100 ml.