• Tidak ada hasil yang ditemukan

SAP diare

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SAP diare"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Diare

Sub Topik : Penanganan anak diare di rumah Sasaran : Pasien dan Keluarga di Poli Anak Tempat : Poli Anak RSU. Haji Surabaya Waktu : 10.00 WIB

Hari – Tanggal : Senin / 9 November 2015 I. TUJUAN UMUM

Setelah mengikuti penyuluhan, keluarga dapat mengerti dan memahami tentang penanganan diare pada anak di rumah.

II. TUJUAN KHUSUS

Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan :

a. Pasien dan Keluarga dapat mengetahui tentang penanganan diare pada anak di rumah.

b. Pasien dan Keluarga dapat mengetahui penyebab penanganan diare pada anak di rumah.

c. Pasien dan Keluarga dapat mengetahui tanda dan gejala penanganan diare pada anak di rumah.

d. Pasien dan Keluarga dapat mengetahui tentang pertolongan pertama penanganan diare pada anak di rumah.

e. Pasien dan Keluarga dapat mengetahui perawatan diare pada anak di rumah. III. SASARAN

Pasien dan Keluarga pasien yang berada di Poli Anak. IV. MATERI

a. Definisi b. Penyebab

c. Tanda dan Gejala d. Penatalaksanaan

(2)

V. METODE  Ceramah

 Diskusi / Tanya Jawab VI. MEDIA

 Power point  Leaflet VII. EVALUASI

1. Evaluasi struktur

 Peserta hadir di tempat penyuluhan

 Penyelenggaraan penyuluhan di poli anak RSU. Haji Surabaya. 2. Evalusai proses

 Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

 Peserta mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai

 Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar 3. Evaluasi Hasil

 Keluarga mengetahui tentang Definisi diare  Keluarga mengetahui tentang penyebab diare

 Keluarga dapat mengetahui tentang tanda dan gejala diare

 Keluarga mengerti dan mengetahui perawatan dan penanganan diare pada anak di rumah.

 Keluarga mengetahui penatalaksanaan penanganan diare pada anak di rumah. VIII.KEGIATAN PENYULUHAN

No. Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta 1 5 menit Pembukaan :  Mengucapkan salam  Memperkenalkan diri  Menyampaikan tujuan

penyuluhan yang akan dicapai

 Menjawab Salam, Mendengarkan

2 30 menit Penyuluhan :  Pembacaan power point  Memberi penjelasan  Menerangkan materi  Memperhatikan, Mencatat

(3)

3 20 menit Evaluasi :  Memberi pertanyaan  Menjawab pertanyaan  Menjawab pertanyaan  Mengajukan pertanyaan 4 5 menit Penutup :  Menarik kesimpulan  Beri motivasi  Salam penutup

 Memperhatikan, memberi salam penutup

MATERI PENYULUHAN DIARE

I. LATAR BELAKANG

Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi, survey morbiditas yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI tahun 2006 angka kesakitan ini meningkat dibandingkan dengan hasil survei tahun 2000. Jumlah kejadian luar biasa pada tahun 2008 terjadi 49 KLB, dengan jumlah pendwerita 8133 orang, meninggal 239 (CFR 2,94%) sedang tahun 2009 terjadi 24 KLB, dengan jumlah penderita meninggal 5756 orang meninggal 100 (CFR 1,74%).

Kematian balita karena penyakit diare juga masih sangat tinggi di Indonesia, bahkan sejak tahun 2011 terlihat terjadi peningkatan angka kematian balita karena penyakit diare. Hal ini tentunya sangat disayangkan mengingat bahwa pengobatan diare sebenarnya tidak terlalu sulit.

Penggunaan oralit dibeberapa negara sangat menurun termasuk di Indonesia. Berdasarkan hasil survey IDHS hanya 35% dari balita diare diberikan ORALIT. Selama ini masyarakat telah mengenal ORALIT sebagai obat diare yang sudah diperkenalkan di Indonesia sejak tahun 1970-an dan dengan diperbaruhinya tatalaksan diare dengan menggunakan ZINC dan ORALIT sebagai obat diare.

(4)

II. DIARE A. DEFINISI

Berdasarkan definisi dari WHO, salah satu lembaga PBB mendefinisikan bahwa diare adalah suatu kondisi dmana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering dari biasanya (tiga kali atau lebih) dalam satu hari

Penyebab kematian balita yang diare terjadsi karena dehidrasi, terutama pada balita yang kekurangan gizi atau penderita gizi buruk.

Dehidrasi adalah kehilangan cairan tubh yang terjadi akibat diare. Terjadi karwena cairan yang keluar lebih banyak daripada cairan yang masuk.

B. DERAJAT DEHIDRASI DIARE 1. Diare tanpa dehidrasi

Kehilangan cairan < 5% Berat badan penderita diare. Tanda-tandanya:  Balita tetap aktif

 Memiliki keinginan umtuk minum seperti biasa  Mata tidak cekung

 Turgor kembali segera. 2. Diare dehidrasi ringan / sedang

Kehilangan cairan 5-10% Berat badan penderita diare. Tanda-tandanya:

 Gelisah atau rewel  Mata cekung

 Ingin minum terus/ rasa haus meningkat  Turgor kembali lambat.

3. Diare dehidrasi berat

Kehilangan cairan > 10% Berat badan penderita diare. Tanda-tandanya:

(5)

 Mata cekung  Malas minum

 Turgor kembali sangat lambat > 2 detik. C. ETIOLOGI

Penyakit diare disebabkan oleh:

a. Infeksi (kuman-kuman penyakit) seperti bakteri, virus, parasit b. Penurunan daya tahan tubuh

c. Faktor lingkungan dan perilaku. D. MANIFESTASI KLINIK

a. Anak tidak mau minum atau minum susu b. Lesu lunglai atau tidak sadar

c. Berak berdarah d. Muntah berulang e. Demam.

E. PENATALAKSANAAN DIARE

Kematian karena diare dapat dihindari jika diberikan :

Cairan rumah tangga, ORALIT, ZINC, makanan sesuai umur (saat diare dan selama masa penyembuhan) dan mengobati penyakit penyerta.

Bila tejadi diare, segera bawa ke petugas kesehatan atau sarana kesehatan untuk mendapatkan pengobatan yang cepat dan tepat sesuai dengan tatalaksana diare.

ORALIT

Oralit adalah campuran garam elektrolit seperti natrium klorida (NaCl), kalium klorida (KCl), dan trisodium sitrat hidrat, serta glukosa anhidrat. Manfaat ORALIT

(6)

ORALIT diberikan untuk mengganti cairan dan elektrolit dalam tubuh yang terbuang saat diare. Walaupn air sangat penting untuk mencegah dehidrasi , air inum tidak mengandung garam elektrolit yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit dalam tubuh sehingga lebih diutamakan ORALIT. Campuran glukosa dan garam yang terkandung dalam ORALIT dapat diserap dengan baik oleh usus penderita diare.

Sejak tahun 2004, WHO/UNICEF merekomendasikan ORALIT dengan osmolaritas rendah. Berdasarkan penelitian dengan ORALIT osmolaritas rendah diberika kepada penderita diare akan :

a. Mengurangi volume tinja hingga 25 % b. Mengurangi mual muntah hingga 30 %

c. Mengurangi secara bermakna pemberian cairan melalui intravena sampai 33%.

Membuat dan memberikan larutan ORALIT 1. Cara membuat atau mencampur larutan oralit

a. Cuci tangan dengan air dan sabun

b. Sediakan 1 gelas air minum yang telah dimasak/ air teh (200 cc) c. Masukkan satu bungkus ORALIT 200 cc

d. Aduk sampai larut benar

e. Berikan larutan ORALIT kepada balita. 2. Cara memberikan larutan ORALIT

a. Berikan dengan sendok atau gelas

b. Berikan sedikit-sedikit sampai habis, atau hingga anak tidak kelihatan haus

c. Bila muntah, dihentikan sekitar 10 menit, kemudian lanjutkan dengan sabar sesendok setiap 2 atau 3 menit.

d. Walau diare berlanjut, ORALIT tetap diteruskan

e. Bila larutan ORALIT pertama habis, buatkan satu gelas larutan ORALIT berikutnya.

(7)

ZINC

Bukti ZINC baik dan aman untuk pengobatan diare berdasarkan hasil penelitian Departement of child and adolenscent health and development, WHO yaitu :

a. Zinc sebagai obat pada diare b. Zinc dan pengobatan diare akut c. Zinc dan pengobatan diare persisten

d. Zinc sebagai obat pencegah diare akut dan persisten e. Zinc pencegah dan pengobatan diare berdarah f. Zinc an penggunaan antibiotik irasional g. Zinc mengurangi biaya pengobaytan h. Zinc aman diberikan pada anak. Cara pemberian obat ZINC

a. Pastikan semua anak yang menderita diare mendapat obat ZINC selama 10 hari berturut-turut.

b. Larutan tablet dalam 1 sendok air minum atau ASI (tablet mudah larut kira-kira 30 detik, segera berikan ke anak)

c. Bila anak muntah sekitar setegah jam setelah pemberian obat ZINC, ulangi pemberian dengan ara potongan lebih kecil dilarutkan beberapa kali hingga 1 dosis penuh.

d. Bola anak menderita dehidrasi berat dan memerlukan cairan infus, tetap berikan obat ZINC segera setelah anak bisa minum dan makan.

MEMBERI MAKANAN

Memberikan makanan selama diare kepada balita (usia 6 bulan ke atas)penderita diare akan membantu anak tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya berat badan. Sering sekali balita yang terkena diare jika tidak diberikan asupan makanan yang sesuai umur dan bergizi akan menyebabkan anak kurang gizi. Bila anak kurang gizi akan meningkatkan risiko anak terkena diare kembali.

(8)

1. Bagi ibu yang menyusui bayinya, dukung ibu agar tetap menyusui bahkan meningkatkanpemberian ASI selama diare dan selama masa penyembuhan (bayi 0-24 bulan atau lebih).

2. Dukungan ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi berusia 0-6 bulan, jika bayinya sudah diberikan makanan lain atau susu formula berikan konseling kepada ibu agar kembali menyusui eksklusif. Dengan menyusu lebih sering maka produksi ASI akan meningkat dan diberikan kepada bayi untuk mempercepat kesembuhan karena ASI memiliki antibodi yang penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh bayi.

3. Anak usia 6 bulan keatas, tingkatkan pemberian makan:

Makanan pendamping ASI (MP-ASi) sesuai umur pada bayi 6-24 bulan dan sejak balita berusia 1 tahun sudah dapat diberikan makanan keluarga secara bertahap

4. Setelah diare berhenti pemberian makanan ekstra diteruskan selama 2 minggu untuk membantu pemulihan berat badan anak.

Pemberian makan sesuai umur sangat penting saat sakit maupun sehat

1. Anjuran pemberian makan anak usia 0-6 bulan saat sehat maupun sakit termasuk saat diare

 Berikan hanya ASI saja, jangan khawatir ASI saja cukup memenuhi kebutuhan bayi hingga bayi berusia 6 bulan.

 Susui bayi, pagi, siang, malam hari (minimal 8 kali sehari)

 Semakin sering anak disusui, semakin banyak ASI yang keluar jadi susui anak sesering mungkin, pasti anak sehat.

2. Anjuran pemberian makan anak usia 6-9 bulan saat sehat maupun sakit termasuk saat diare

(9)

 Berikan aneka makanan seperti telur, ayam, ikan, tempe, tahu, daging sapi, wortel, bayam, santan, kacang hijau, minyak dan buah-buahan.

 Berikan makanan selingan 2 kali sehari

3. Anjuran pemberian makan anak usia 9-12 bulan saat sehat maupun sakit termasuk saat diare

 Teruskan berikan ASI

 Berikan MP-ASI yang lebih padat contohnya bubur nasi, nasi tim, dan nasi lembek.

4. Anjuran pemberian makan anak usia 12-24 bulan saat sehat maupun sakit termasuk saat diare

 Mulai umur 1 tahun, berikan makanan orang dewasa: nasi, lauk pauk, dan sayur

 Beri makan 3 kali sehari, masing-masing 1/3 piring orang dewasa  Beri makanan selingan 2 kali sehari

 Teruskan berikan ASI atau perasan buah  Ajari makan sendiri

 Beri makanan selingan bergizi 2 kali sehari diantara waktu makan. 5. Balita umur 2 tahun lebih

 Berikan makanan keluarga 3x sehari, sebanyak 1/3-1/2 porsi makan orang dewasa

 Berikan makanan selingan kaya gizi 2x sehari diantara waktu makan.

Anjurkan makan untuk diare resisten

(10)

lama, pagi, siang dan malam

 Jika anak mendapat susu selain ASI :

- Kurangi pemberian susu tersebut dan tingkatkan pemberian ASI - Gantikan setengah bagian susu dengan bubur nasi ditambah

tempe

- Jangan diberi susu kental manis

- Untuk makanan lain, ikuti anjuran pemberian makan sesuai dengan kelompok umur.

CARA PENCEGAHAN DIARE

 Pemberian ASI pada bayi dapat mencegah diare

- Karena ASI terjamin kebersihannya dan sesuai untuk bayi usia 0-24 bulan.

 Siapkan dan berikan makanan pendamping ASI MP-ASI yang sehat dan bersih

 Cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air sampai bersih : - Sebelum makan

- Sebelum menyusui - Setelah buang air besar

- Membersihakn tinja/ kotoran anak  Gunakan air bersih

 Cuci peralatan makan dan minum dengan baik dan benar  Semua anggota keluarga BAB di jamban yang sehat  Buang tinja anak dijamban

 Berikan imunisasi campak untuk meningkatkan kekebalan tubuh agar tidak mudah terkena diare.

Referensi

Dokumen terkait

organisasi yang valid, efektif dan praktis. Penelitian ini merupakan penelitian menggunakan metode penelitian dan pengembangan atau lebih dikenal dengan Research and

Program evaluasi Kesetaraan Paket C merupakan program yang sasaranya untuk penyelenggara program Kesetaraan Paket C tersebut yaitu SKB Kulonprogo. Program evaluasi ini

Pengaruh langsung variabel individu yang dicer- minkan oleh tiga indikator yaitu kemampuan komuni- kasi, kemampuan adaptasi dan keterampilan/pengeta- huan pegawai terhadap

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa serangga yang paling dominan dijumpai berasosiasi pada tanaman cabai, baik pada petak Organik maupun petak Konvensional adalah Ordo

Uli (2009) Analisis Penerapan Akuntansi Pertanggungjawab an Sebagai Alat Penilai Kinerja Manajer Pusat Pendapatan Pada PT Astra International Metode yang digunakan

Laporan Ini Berisi Gambaran Umum Kabupaten, Rencana Pembangunan, Permasalahan Dan Analisa Pada Sub Bidang Pengembangan Permukiman, Safeguard Analisis, Keuangan

lebih kecil menggunakan free transform tool. Hal ini dimaksudkan ketika menekan tombol “KI, KD, dan Indikator” akan muncul tombol dengan ukuran yang lebih kecil. 8) Klik pada posisi

Berdasarkan fakta yang ada dalam melakukan pengenalan kerangka tubuh manusia, agar lebih memperbanyak sumber untuk mendapatkannya dan tidak tergantung pada media yang sudah ada