• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH SEMANTIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH SEMANTIK"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

KATA SEMANTIK/KATA MAKNA

D I S U S U N OLEH KELOMPOK 2 : 1. ADE KARTIKA 2. ADE PURNAMA 3. ANITA FITRIA 4. KIKA MELANI 5. BUCHORI SIHOMBING

6. DWI OKTAVIA LUMBANTORUAN 7. ELLYNA YULISTIAMI

8. ELNI ELISKA TINAMBUNAN

PROGRAM STUDI NERS

FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah tepat pada waktunya dengan judul “Kata Semantik”.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan senantiasa memberkati segala usaha kita.

Medan, Oktober 2016

(3)
(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan Bahasa Indonesia sekarang ini dapat di ibaratkan seperti mobil tua yang mesinnya rewel dan sedang melintasi jalur lalu lintas di jalan bebas hambatan. Betapa tidak, pada satu sisi dunia pendidikan Bahasa Indonesia saat ini dirundung masalah yang besar dan pada sisi lain tantangan menghadapi milenium ketiga semakin besar. Dari aspek kualitas, pendidikan Bahasa Indonesia kita memang sungguh sangat memprihatinkan dibandingkan dengan kualitas pendidikan bangsa lain.

Sejalan dengan berkembangnya zaman perkembangan bahasa pun juga ikut berkembang dan mengalami pergeseran-pergeseran makna. Pergeseran makna bahasa memang tidak dapat dihindari, hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor yang nantinya akan di bahas secara mendalam di dalam pembahasan.

Atas dasar itu, tidak mengherankan dalam beberapa tahun terakhir ini di Indonesia muncul berbagai kata yang memiliki banyak makna baru.Meski demikian makna yang melekat terlebih dahulu tidak serta merta hilang begitu saja.Perubahan makna suatu kata yang terjadi, terkadang hampir tidak disadari oleh pengguna bahasa itu sendiri.Untuk itu perlu bagi kita mengetahui dan memahami ilmu kebahasaan secara utuh.

(5)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan Semantik?

2. Apa saja yang termasuk dalam semantik ? 3. Faktor apa saja yang mempengaruhi semantik ?

D. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah: 1. Mengetahui dan mengerti apa semantik. 2. Mengetahui apa saja yang termasuk semantik.

3. Mengetahui Faktor apa saja yang mempengaruhi semantik.

E. Manfaat

Manfaat penulisan makalah ini antara lain:

1. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis dan pembaca. 2. Memahami tentang semantik.

(6)

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Semantik

Kata semantik sebenarnya merupakan istilah teknis yang mengacu pada studi tentang makna. Semantik dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani ‘ sema’ (kata benda) yang berarti ‘tanda’ atau ‘lambang’. Kata kerjanya adalah ‘semaino’ yang berarti ‘menandai’atau‘melambangkan’. Yang dimaksud tanda atau lambang disini adalah tanda-tanda linguistik (Perancis : signé linguistique).

Menurut Ferdinan de Saussure (1966), tanda lingustik terdiri dari : 1) Komponen yang menggantikan, yang berwujud bunyi bahasa. 2) Komponen yang diartikan atau makna dari komponen pertama.

Kedua komponen ini adalah tanda atau lambang, dan sedangkan yang ditandai ataudilambangkan adaah sesuatu yang berada di luar bahasa, atau yang lazim disebut sebagai referent/ acuan / hal yang ditunjuk.

(7)

Jadi, Ilmu Semantik adalah :

-Ilmu yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya.

-Ilmu tentang makna atau arti.

Pandangan yang bermacam-macam dari para ahli mejadikan para ahli memiliki perbedaan dalam mengartikan semantik.Pengertian semantik yang berbeda-beda tersebut justru diharapkan dapat mngembangkan disiplin ilmu linguistik yang amat luas cakupannya.

1. Charles Morrist

Mengemukakan bahwa semantik menelaah “hubungan-hubungan tanda-tanda dengan objek-objek yang merupakan wadah penerapan tanda-tanda tersebut”.

2. Dr. Mansoer pateda

Semantik adalah subdisiplin linguistik yang membicarakan makna. 3. Abdul Chaer

Semantik adalah ilmu tentang makna atau tentang arti.Yaitu salah satu dari 3 (tiga) tataran analisis bahasa (fonologi, gramatikal dan semantik).

Pandangan semantik kemudian berbeda dengan pandangan sebelumnya, setelah karya de Saussure ini muncul. Perbedaan pandangan tersebut antara lain:

1) Pandangan historis mulai ditinggalkan

2) Perhatian mulai ditinggalkan pada struktur di dalam kosa kata, 3) Semantik mulai dipengaruhi stilistika

(8)

5) Hubungan antara bahasa dan pikira mulai dipelajari, karena bahasa merupakan kekuatan yang menetukan dan mengarahkan pikiran (perhatian perkembangan dari ide ini terhadap SapirWhorf, 1956-Bahasa cermin bangsa).

6) Semantik telah melepaskan diri dari filsafat, tetapi tidak berarti filsafat tidak membantu perkembangan semantik (perhatikan pula akan adanya semantik filosofis yang merupakan cabang logika simbolis.

Pada tahun 1923 muncul buku The Meaning of Meaning karya Ogden & Richards yang menekankan hubungan tiga unsur dasar, yakni ‘thought of reference’ (pikiran) sebagai unsur yang menghadirkan makna tertentu yang memiliki hubungan signifikan dengan referent(acuan). Pikiran memiliki hubungan langsung dengan symbol (lambang). Lambang tidak memiliki hubungan langsung dengan symbol (lambang). Lambang tidak memiliki hubungan yang arbitrer. Sehubungan dengan meaning, para pakar semantik biasa menetukan fakta bahwa asal kata meaning(nomina) dari to mean (verba), di dalamnya banyak mengandung ‘meaning’ yang berbeda-beda. Leech (1974) menyatakan bahwa ahli-ahli semantik sering tidak wajar memikirkan’the meaning of meaning’ yang diperlukan untuk pengantar studi semantik. Mereka sebenarnya cenderung menerangkan semantik dalam hubungannya dengan ilmu lain; para ahli sendiri masih memperdebatkan bahwa makna bahasa tidak dapat dimengerti atau tidak dapat dikembangkan kecuali dalam makna nonlinguistik.

B. Batasan Ilmu Semantik

Istilah Semantik lebih umum digunakan dalam studi ingustik daripada istilah untuk ilmumakna lainnya,seperti Semiotika, semiologi, semasiologi, sememik, dan semik.Ini dikarenakanistilah-istilah yang lainnya itu mempunyai cakupan objek yang cukup luas,yakni mencakupmakna tanda atau lambang pada umumnya. Termasuk tanda lalulintas, morse, tanda matematika,dan juga tanda-tanda yang lain sedangkan batasan cakupan dari semantik adalah makna atau arti yang berkenaan dengan bahasa sebagai alat komunikasi verbal.

(9)

Berlainan dengan tataran analisis bahasa lain, semantik adalah cabang imu linguistik yang memiliki hubungan dengan Imu Sosial, seperti sosiologi dan antropologi. Bahkan juga dengan filsafat dan psikologi.

1. Semantik dan Sosiologi

Semantik berhubungan dengan sosiologi dikarenakan seringnya dijumpai kenyataan bahwa penggunaan kata tertentu untuk mengatakan sesuatu dapat menandai identitaskelompok penuturnya. Contohnya :

 Penggunaan / pemilihan kata ‘cewek’ atau ‘perempuan’, akan dapat menunjukkan identitas kelompok penuturnya.

 Kata ‘cewek’ identik dengan kelompok anak muda, sedangkan kata ‘perempuan’ terkesan lebih sopan, dan identik dengan kelompok orang tua yang mengedepankan kesopanan. 2. Semantik dan Antropologi.

Semantik dianggap berkepentingan dengan antropologi dikarenakan analisis makna padasebuah bahasa, menalui pilihan kata yang dipakai penuturnya, akan dapat menjanjikanklasifikasi praktis tentang kehidupan budaya penuturnya. Contohnya :

 Penggunaan / pemilihan kata ‘ngelih’ atau ‘lesu’ yang sama-sama berarti ‘lapar’ dapat mencerminkan budaya penuturnya.

 Karena kata ‘ngelih’ adalah sebutan untuk ‘lapar’ bagi masyarakat Jogjakarta.Sedangkan kata ‘lesu’ adalah sebutan untuk ‘lapar’ bagi masyarakat daerah Jombang.

D. Analisis Semantik

Dalam analisis semantik, bahasa bersifat unik dan memiliki hubungan yang erat dengan budaya masyarakat penuturnya. Maka, suatu hasil analisis pada suatu bahasa, tidak dapatdigunakan untuk menganalisi bahasa lain.

(10)

 Contohnya penutur bahasa Inggris yang menggunakan kata ‘rice’ pada bahasa Inggrisyang mewakili nasi, beras, gabah dan padi.

 Kata ‘rice’ akan memiliki makna yang berbeda dalam masing-masing konteks yang berbeda. Dapat bermakna nasi, beras, gabah, atau padi.

 Tentu saja penutur bahasa Inggris hanya mengenal ‘rice’ untuk menyebut nasi, beras,gabah, dan padi. Itu dikarenakan mereka tidak memiliki budaya mengolah padi, gabah, beras dannasi, seperti bangsa Indonesia.

 Kesulitan lain dalam menganalisis makna adalah adanya kenyataan bahwa tidak selalu penanda dan referent-nya memiliki hubungan satu lawan satu. Yang artinya, setiap tandalingustik tidak selalu hanya memiliki satu makna.

 Adakalanya, satu tanda lingustik memiliki dua acuan atau lebih. Dan sebaliknya, duatanda lingustik, dapat memiliki satu acuan yang sama.

Hubungan tersebut dapat digambarkan dengan contoh-contoh berikut :  Bisa = racun = dapat

 Buku Kitab = Lembar kertas berjilid

E. Jenis Semantik

Semantik memiliki memiliki objek studi makna dalam keseluruhan semantika bahasa,namun tidak semua tataran bahasa memiliki masalah semantik Leksikon. Tataran tata bahasa atau gramatika dibagi menjadi dua subtataran, yaitu morfologi dan sintaksis.

Morfologi adalah cabang lnguistik yang mempelajari struktur intern kata, serta proses pembentukannya. Satuan dari morfologi yaitu morfem dan kata. Contoh :

(11)

 Ajar = Pe – lajar ( pe dapat membedakan makna )

Sedangkan sintaksis adalah studi mengenai hubungan kata dengan kata dalammembentuk satuan yang lebih besar, yaitu frase, klausa, dan kalimat.Sintaksis memiliki satuanyaitu kata, frase, klausa, dan kalimat. Semantik sintaktikal memiliki tataran bawahan yang disebut :

1) Fungsi gramatikal 2) Kategori gramatikal 3) Peran gramatikal

Contoh analisis semantik sintaktikal

Kata fungsi Si udin menjaga adiknya Di rumah sakit Fungsi subjek predikat objek keterangan kategori nomina Verba nomina nomina peran agen benefaktif patient locative

Satuan dan proses dari morfologi dan sintaktik memiliki makna. Oleh karena itu, padatataran ini ada masalah-masalah semantik yang disebut semantik gramatikal karena objek studinya adalah makna-makna gramatikal dari tataran tersebut.

Kalau yang menjadi objek penyelidikan adalah semantik leksikon, maka jenis semantiknya adalah :

1. Semantik leksikal

Semantik leksikal menyelidiki makna yang ada padaleksem dari bahasa.Oleh karena itu, makna yang ada dalam leksem disebut makna leksikal.Leksem adalah satuan-bahasa bermakna. Istilah leksem ini dapat dipadankan denganistlah kata, yang lazim digunakan dalam studi

(12)

morfologi dan sintaksis,dan yang lazimdidefiinisikan sebagai satuan gramatik bebas terkecil. Baik kata tunggal maupun kompositum. Contoh :

 Kambing = nama hewan  Hitam = jenis warna

 Kambing hitam = orang yang dipersalahkan

F. Jenis Makna

Jenis makna dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria dan sudut pandang.Berdasarkan jenis semantiknya dapat dibedakan antara makna leksikal dan makna gramatikal.Berdasarkan ada tidaknya referen pada sebuah kata dapat dibedakan adanya makna referensial dan nonreferensial.Berdasarkan ada tidaknya nilai rasa pada sebuah kata dapat dibedakan adanya makna konotatif dan denotatif.Berdasarkan ketepatan maknanya dapat dibedakan adanya makna istilah atau makna umum dan makna khusus.Selain pembagian tersebut, jenis makna dapat pula digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu (a) makna leksikal dan (b) makna kontekstual.

1. Makna Leksikal

Makna leksikal (leksical me3aning, sematic meaning, external meaning) adalah makna kata yang berdiri sendiri baik dalam bentuk dasar maupun dalambentuk kompleks (turunan) dan makna yang ada tetap seperti apa yang dapat kita lihat dalam kamus. Makna leksikal dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu : makna konseptual yang meliputi makna konotatif, makna afektif, makna stilistik, makna kolokatif dan makna idiomatik.

2. Makna Konseptual

Makna konseptual yaitu makna yang sesuai dengan konsepnya makna yang sesuai dengan referennya, dan makna yang bebas asosiasi atau hubungan apa pun. Makna konseptual disebut juga makna denotatif, makna referensial, makna kognitif, atau makna deskriptif.Makna konseptual dianggap sebagai faktor utama dalam setiap komunikasi.

(13)

3. Makna Generik

Makna generik adalah makna konseptual yang luas, umum, yang mencakup beberapa makna konseptual yang khusus atau sempit.Misalnya, sekolah dalam kalimat “Sekolah kami menang.”Bukan saja mencakup gedungnya, melainkan guru-guru, siswa-siswa dan pegawai tata usaha sekolah bersangkutan.

4. Makna Spesifik

Makna spesifik adalah makna konseptual, khas, dan sempit. Misalnya jika berkata “ahli bahasa”, maka yang dimaksud bukan semua ahli, melainkan seseorang yang mengahlikan dirinya dalam bidang bahasa.

5. Makna Asosiatif

Makna asosiatif disebut juga makna kiasan atau pemakaian kata yang tidak sebenarnya.Makna asosiatif adalah makna yang dimilki sebuah kata berkenaan dengan adanya hubungan kata dengan keadaan di luar bahasa.Misalnya kata bunglon berasosiasi dengan makna orang yang tidak berpendirian tetap.

6. Makna Konotatif

Makna konotatif muncul sebagai akibat asosiasi perasaan kita terhadap kata yang diucapkan atau didengar. Makna konotatif adalah makna yang digunakan untuk mengacu bentuk atau makna lain yang terdapat di luar makna leksikalnya.

7. Makna Afektif

Makna afektif merupakan makna yang muncul akibat reaksi pendengar atau pembaca terhadap penggunaan bahasa. Oleh karena itu, makna afektif berhubungan dengan gaya bahasa.

(14)

Makna stilistik berhubungan dengan pemakaian bahasa yang menimbulkan efek terutama kepada pembaca.Makna stilistik lebih dirasakan di dalam sebuah karya sastra. Sebuah karya sastra akan mendapat tempat tersendiri bagi kita karena kata yang digunakan mengandung makna stalistika. Makna stalistika lebih banyak ditampilkan melalui gaya bahasa.

9. Makna Kolokatif

Makna kolokatif adalah makna yang berhubungan dengan penggunaan beberapa kata di dalam lingkungan yang sama. Misalnya kata ikan, gurami, sayur, tomat tentunya kata-kata tersebut akan muncul di lingkungan dapur. Ada tiga keterbatasan kata jika dihubungkan dengan makna kolokatif, yaitu :

 Makna dibatasi oleh unsur yang membentuk kata atau hubungan kata,  Makna dibatasi oleh tingkat kecocokan kata,

 Makna dibatasi oleh kecepatan.

10. Makna Idiomatik

Makna idiomatik adalah makna yang ada dalam idiom, makna yang menyimpang dari makna konseptual dan gramatikal unsur pembentuknya.Dalam bahasa Indonesia ada dua macam bentuk idiom yaitu :

a. Idiom penuh

Idiom penuh adalah idiom yang unsur-unsurnya secara keseluruhan sudah merupakan satu kesatuan dengan satu makna.

(15)

Idiom sebagian adalah idiom yang di dalamnya masih terdapat unsur yang masih memiliki makna leksikal.

11. Makna Kontekstual

Makna kontekstual muncul sebagai akibat hubungan antara ujaran dengan situasi. Makna kontekstual disebut juga makna struktural karena proses dan satuan gramatikal itu selalu berkenaan dengan struktur ketatabahasaan.

12. Makna Gramatikal

Makna grmatikal adalah makna yang muncul sebagai akibat digabungkannya sebuah kata dalam suatu kalimat. Makna gramatikal dapat pula timbul sebagai akibat dari proses gramatikal seperti afiksasi, reduplikasi dan komposisi.

13. Makna Tematikal

Makna tematikal adalah makna yang diungkapkan oleh pembicara atau penulis, baik melalui urutan kata-kata, fokus pembicaraan, maupun penekanan pembicaraan.

14. Realasi makna

Realasi makna adalah hubungan antara makna yang satu dengan makna kata yang lain. Pada dasarnya prinsip relasi makna ada empat jenis, yaitu

a. Prinsip kontiguitas

Prinsip kontiguitas yaitu prinsip yang menjelaskan bahwa beberapa kata dapat memiliki makna sama atau mirip. Prinsip ini dapat menimbulkan adanya relasi makna yang disebut sinonimi.

(16)

b. Prinsip kolementasi

Prinsip komplementasi yaitu prinsip yang menjelaskan bahwa makna kata yang satu berlawanan dengan makna kata yang lain. Prinsip ini dapat menimbulkan adanya relasi makna yang disebut antonimi.

c. Prinsip overlapping

Prinsip overlaping yaitu prinsip yang menjelaskan bahwa satu kata memiliki makna yang berbeda atau kata-kata yang sama bunyinya tetapi mengandung makna berbeda. Prinsip ini dapat menimbulkan adanya relasi makna yang disebut homonimi dan polisemi.

d. Prinsip inklusi.

Prinsip inklusi yaitu prinsip yang menjelaskan bahwa makna satu kata mencakup beberapa makna kata lain. Prinsip ini dapat menimbulkan adanya relasi makna yang disebut hiponimi.

15. Sinonimi

Sinomini adalah nama lain untuk benda atau hal yang sama. Sinonimi yaitu suatu istilah yang mengandung pengertian telaah, keadaan, nama lain.

Contoh: pintar, pandai, cerdik, cerdas, cakap, mati, meninggal, berpulang, mangkat, wafat. Sinonimi tidak mutlak memiliki arti yang sama tetapi mendekati sama atau mirip. Hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya sinonimi adalah penyerapan kata-kata asing, penyerapan kata-kata daerah, makna emotif dan evaluatif. Kata bersinonimi tidak dapat dipertukarkan tempatnya karena dipengaruhi oleh

a. Faktor waktu

b. Faktor tempat atau daerah c. Faktor sosial

(17)

d. Faktor kegiatan e. Faktor nuansa makna

16. Homonimi

Homonimi adalah kata-kata yang sama bunyi dan bentuknya tetapi mengandung makna dan pengertian yang berbeda. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya homonimi adalah : a. Kata-kata yang berhomonimi itu berasal dari bahasa atau dialek yang berlainan

b. Kata-kata yang berhomonimi itu terjadi sebagaimana hasil proses morfologis

Homonimi yang homograf dan homofon adalah sama bunyi sama bentuknya. Contoh:  Bisa = sanggup, dapat

 Bisa = racun ular  Jagal = pedagang kecil

 Jagal = orang yang bertugas menyembelih binatang  Padan = banding

 Padan = batas  Padan = janji  Padan = curang  Padan = layar

Homonimi yang tidak homograf tetapi homofon adalah bentuknya tidak sama tetapi bunyinya sama. Contoh:

(18)

 Bang = bentuk singkatan dari abang  Bank = lembaga yang mengurus uang  Sangsi = ragu

 Sanksi = akibat  Syarat = janji

 Sarat = penuh dan berat

Homonimi yang homograf tidak homofon sama bentuk tetapi tidak bunyinya. Contoh :  Teras = hati kayu atau bagian dalam kayu teras = pegawai utama

 Teras = bidang tanah datar yang miring atau lebih tinggi dari yang lain

17. Antonimi

Antonim adalah nama lain untuk benda lain pula atau kebalikannya.

18. Oposisi kembar

Oposisi kembar yaitu perlawanan kata yang merupakan pasangan atau kembaran yang mencakup dua anggota.

Contoh :

 Laki-laki = perempuan  Kaya = miskin

(19)

 Ayah = ibu

19. Oposisi gradual

Oposisi gradual yaitu penyimpangan dari oposisi kembar antara dua istilah yang berlawanan masih terdapat sejumlah tingkatan antara. Contoh:

 Kaya dan miskin  Besar dan kecil

Pada kata tersebut terdapat tingkatan (gradual) sangat kaya – cukup kaya – kaya – miskin – cukup miskin – sangat miskin, sangat besar – lebih besar – besar – kecil – lebih kecil – sangat kecil.

20. Oposisi majemuk

Oposisi majemuk yaitu oposisi yang mencakup suatu perangkat yang terdiri dari dua kata. Satu kata berlawanan dengan dua kata atau lebih. Contoh:

 Duduk : Berdiri

 Berbaring : Berjongkok

21. Oposisi relasional

Oposisi relasional yaitu oposisi antara dua kata yang mengandung relasi kebalikan, relasi pertentangan yang bersifat saling melengkapi. Contoh :

 Menjual beroposisi membeli  Suami beroposisi istri

(20)

 Utara beroposisi selatan

22. Oposisi hirarkis

Oposisi ini terjadi karena setiap istilah menduduki derajat yang berlainan. Oposisi ini pada hakikatnya sama dengan oposisi majemuk. Kata-kata yang beroposisi hirarkis adalah kata-kata yang berupa nama satuan ukuran (berat, panjang, dan isi), satuan hitungan, nama jenjang kepangkatan dan sebagainya. Contoh :

 Meter beroposisi dengan kilometer  Kuintal beroposisi dengan ton

23. Oposisi inverse

Oposisi ini terdapat pada pasangan kata seperti beberapa – semua, mungkin wajib. Pengujian utama dalam menetapkan oposisi ini adalah apakah kata itu mengikuti kaidah sinonimi yang mencakup :

 Penggantian suatu istilah dengan yang lain

 Mengubah posisi suatu penyangkalan dalam kaitan dengan istilah berlawanan. Contoh: beberapa negara tidak mempunyai pantai = tidak semua negara mempunyai pantai

24. Polisemi

adalah relasi makna suatu kata yang memiliki makna lebih dari satu atau kata yang memiliki makna yang berbeda-beda tetapi masih dalam satu aluran arti.

25. Kata berhomonimi

Adalah kata-kata yang sama bunyi dan bentuknya. Contoh :  Bisa = Dapat

(21)

 Bisa = Racun

26. Polisemi

Adalah relasi makna suatu kata yang memiliki makna lebih dari satu atau kata yang memiliki makna berbeda-beda tetapi masih dalam satu arti.

Contoh: Kepala

a. Bagian tubuh dari leher ke atas

b. Bagian dari suatu yang terletak di sebelah atas atau depan yang merupakan hal yang penting c. Pemimpin atau ketua

Dua cara untuk menentukan bahwa suatu kata tergolong polisemi atau homonimi. Pertama melihat etimologi atau pertalian historisnya. Kata buku misalnya, adalah homonimi yakni

1) Buku yang merupakan kata asli bahasa Indonesia yang berarti ‘tulang sendi’ 2) Buku yang berasal dari bahasa Belanda yang berarti ‘kitab, pustaka’.

Kedua, dengan mengetahui prinsip perluasan makna dari suatu makna dasar.

1) Hiponimi ialah semacam relasi antarkata yang berwujud atas bawah, atau dalam suatu makna terkandung sejumlah komponen yang lain.

2) Hiponimi adalah semacam relasi antarkata yang berwujud atas bawah, atau dalam suatu makna terkandung sejumlah komponen yang lain. Kelas atas mencakup sejumlah komponen yang lebih kecil, sedangkan kelas bawah merupakan komponen yang mencakup dalam kelas atas. Contoh: Januari, Februari, Maret, April hiponimi dari kata bulan. Kelas atas disebut hipernim, contohnya, ikan hipernimnya tongkol, gabus, lele, teri.

(22)
(23)

PENUTUP A. Kesimpulan

Bahasa merupakan alat komunikasi manusia yang tidak terlepas dari arti atau makna pada setiap perkataan yang diucapkan.Semantik merupakan salah satu cabang ilmu yang dipelajari dalam studi linguistik.Dalam semantik kita mengenal yang disebut klasifikasi makna, relasi makna, erubahan makna, analisis makna, dan makna pemakaian bahasa.Semantik adalah subdisiplin linguistik yang membicarakan makna yaitu makna kata dan makna kalimat.

B. Saran

Sebagaimana kita ketahui bahwa ilmu tentang semantik sangatlah kita perlukan dalam kehidupan sehari- hari.Maka dari itu saya sarankan kepada para pembaca semua agar terus mempelajari semantik. Karena semantik mempunyai banyak manfaat, khususnya dalam kegiatan pembelajaran.

(24)

Alwi, hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Balai Pustaka. Chaer, Abdul. 2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya masalah-masalah tersebut, diperlukan suatu cara untuk meningkatkan kemampuan aspal salam campuran yaitu dengan menggunakan bahan tambah. Beberapa bahan yang

M., 2015, Peran Pemuda Relawan Demokrasi Dalam Meningkatkan Partisipasi Politik Masyarakat Pada Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014 Dan Implikasinya Terhadap

Manfaat penelitian secara teoritis adalah mengembangkan ilmu keperawatan anak melalui penyuluhan imunisasi dan menambah referensi penelitian dengan cara mengetahui pengaruh

Kejadian hiperemesis gravidarum lebih sering dialami oleh primigravida daripada multigravida, hal ini berhubungan dengan tingkat stres dan usia ibu saat mengalami

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan nilai kadar oksigen terlarut akibat adanya bangunan bendung serta mengetahui nilai kadar oksigen

Van Parijs (2003, 232) päättää toteamalla, että hyvä yhteiskunta on enemmän kuin vain oikeudenmukainen yhteiskunta, mutta ainoa tapa tehdä siitä parempi on pyrkiä

KARENA SITUASI YANG SEMAKIN GAWAT PADA WAKTU ITU (MENJELANG AGRESI MILITER I), IBUKOTA KERESIDENAN SUMATERA TIMUR PINDAH DARI MEDAN KE TEBING TINGGI, SELANJUTNYA PADA

Pada akhirnya sistem ini menunjukan pendeteksian kanker dengan menggunakan teknik microarray data dapat dilakukan dengan menggunakan algoritma CART sebagai proses