• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN ANIMASI PERTUNJUKAN WAYANG SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN BUDI PERKERTI DAN MEMPERKENALKAN BUDAYA BANGSA KEPADA ANAK USIA DINI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN ANIMASI PERTUNJUKAN WAYANG SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN BUDI PERKERTI DAN MEMPERKENALKAN BUDAYA BANGSA KEPADA ANAK USIA DINI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

21

PENERAPAN ANIMASI PERTUNJUKAN WAYANG SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN BUDI PERKERTI

DAN MEMPERKENALKAN BUDAYA BANGSA KEPADA ANAK USIA DINI

Eko Purwanto1), Margareta Evi Yuliana2) 1

Teknik Informatika, STMIK Duta Bangsa email: ekopurwanto_stmik@yahoo.co.id

2

Sistem Informasi, STMIK Duta Bangsa email: evi_sompil@yahoo.com

Abstract

Dalam memberikan pendidikan budi pekerti bagi anak-anak dapat diselipkan dalam cerita wayang sehingga penyampaian kepada anak dapat lebih efektif dan efisien. Pertunjukkan wayang terkandung pesan moral yang sangat lengkap biasanya pesan tersebut dibakukan dalam bentuk sanepa, piwulang, dan pituduh yang dikaitkan dalam kehidupan manusia dalam menciptakan kehidupan yang damai. Film animasi merupakan suatu bentuk media yang di dalamnya menyajikan suatu pesan audiovisual maupun gerak yang dapat memberikan kesan impresif bagi penontonnya. Media Film Animasi ini pada umumnya sangat disenangi oleh anak-anak karena mengandung karakter gambar animasi yang menarik. Karakter animasi yang dapat digunakan dalam memperkanalkan budi pekerti kepada anak adalah karakter wayang. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana membuat Animasi Wayang Sebagai Media Pendidikan Budi Pekerti dan Memperkenalkan Budaya Bangsa Kepada Anak Usia Dini sehingga dapat memberikan daya tarik dan minat kepada anak-anak dalam belajar mengenal tokoh pewayangan jawa serta belajar ilmu budi pekerti sehingga dapat memberikan pengertian mengenai arti pentingnya wayang sebagai budaya bangsa. Penelitian ini menggunakan metode pengembangan multimedia dalam membangun animasi wayang. Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner didapatkan data bahwa Responden Sangat Setuju Anak Usia Dini melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) untuk dikenalkan dengan pembelajaran animasi wayang, sebagai upaya untuk memperkenalkan budaya bangsa dan sebagai sarana pembelajaran budi pekerti bagi anak usia dini serta pembelajaran wayang perlu dibuatkan animasi. Analisis dan Perancangan animasi pertunjukkan wayang dilakukan dengan tahapan Concept yaitu penulis melakukan analisis kebutuhan fungsional dan non fungsional, membuat latar belakang cerita serta membuat storyboard. Design yaitu penulis melakukan perancangan struktur navigasi, perancangan diagram transisi serta membuat rancangan interface dari animasi pertunjukkan wayang. Material collecting yaitu penulis melakukan pengumpulan kebutuhan yang meliputi tokoh wayang, icon dan tombol untuk animasi serta musik untuk kebutuhan animasi. Tahap pengujian yang dilakukan terdiri dari pengujian internal dan pengujian external.Pada tahap pengujian internal menggunakan teknik pengujian black box, dan pengujian external yaitu uji kelayakan aplikasi oleh user. Sedangkan pendistribusian animasi menggunakan file .exe dan di-burn pada CD. Hasil evaluasi yang telah dilakukan dapat diperoleh hasil bahwa dari 50 responden 81% diantaranya menyatakan animasi ini memberikan gambaran yang jelas tentang pesan budi pekerti, animasi ini juga mengandung konten yang menarik dan menyenangkan, sehingga animasi layak untuk didistribusikan secara gratis pada masyarakat.

(2)

22

1. PENDAHULUAN

Kebudayaan wayang adalah salah satu contoh ciri khas dari kebudayaan bangsa Indonesia khususnya yang berada di Jawa. Keberadaan wayang sudah mulai menurun khususnya dikalangan pemuda yaitu tidak dikenalnya budaya wayang oleh anak-anak usia sekolah dasar. Tokoh pewayangan maupun cerita tidak dikenal oleh anak-anak usia Sekolah Dasar, yang sebenarnya cerita yang ada dalam pewayangan dapat dijadikan pembelajaran dalam mendidik karakter anak-anak. (Nur Fajrie ,2011).

Wayang merupakan salah satu media yang dapat dijadikan sebagai alat untuk menyampaikan pendidikan budi pekerti luhur yang efektif terutama bagi anak-anak. Pertunjukkan wayang banyak mengandung pesan moral yang cukup baik yang telah dibakukan dalam bentuk sanepa, piwulang, dan pituduh yang dikaitkan dalam kehidupan manusia untuk mencapai kehidupan yang damai. Wayang yang diibaratkan sebagai cerminan falsafah hidup orang Jawa atau wayang merupakan ungkapan filsafat Jawa. Menurut Sutarso (2008) bahwa kandungan dalam cerita wayang dapat dijadikan sebagai tuntunan budi pekerti atau ruh cerita wayang adalah budi pekerti. Yang menjadi tuntunan budi pekerti tidak hanya dalam bentuk ucapan atau ontowacono ataupun pocapan yang disampaikan dalang, akan tetapi ada dalam keseluruhan misi pakem wayang oleh sebab itu keberlangsungan dari wayang sekarang dan mendatang sangat ditentukan oleh muatan nilai budi pekerti di dalamnya.

Media yang digunakan dalam menerapkan nilai-nilai budi pekerti untuk pendidikan anak saat ini sudah cukup banyak, namun dari media yang digunakan dalam pembelajaran anak, film animasi merupakan media yang sesuai sebagai media pembelajaran yang dapat membantu meningkatakan kosakata anak. Film animasi merupakan salah satu media yang dapat memberikan pesan audiovisual dan gerak, sehingga film memberikan

kesan yang impresif bagi penontonnya. Media pembelajaran dengan film animasi ini pada umumnya disenangi oleh anak-anak karena didalam media pembelajaran ini terdapat karakter gambar animasi yang menarik. Salah satu karakter animasi yang dapat digunakan dalam pembelajaran budi pekerti adalah karakter wayang.

II. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Penelitian

Dalam hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Joko Mugiyono tahun 2014 yang berjudul “Aplikasi Pengenalan Tokoh Pewayangan Jawa Berbasis Smartphone Android di KB Mawar Putra Ampel”. Penelitian tersebut menghasilkan Aplikasi yang berisi cuplikan mengenai pengenalan tokoh Wayang Kulit, yaitu terdiri tokoh-tokoh pandawa dan punokawan berdasarkan sifat dan karateristiknya, juga terdapat didalamnya latihan soal yang ditampilkan tidak secara acak. Aplikasi yang telah dibuat oleh peneliti ini menggunakan software eclipse yang berjalan pada sistem operasi android versi 2.3.6 (Gingerbread).

Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Santi Ambar Swastiningtyas tahun 2014 yang berjudul “Perancangan Digital Animasi 2D Pagelaran Wayang Wisanggeni Obong”. Hasil penelitian ini penulis menggambarkan karakter wayang seperti wayang kulit pada umumnya sehingga lebih mudah dipahami bagi penikmat wayang. Cerita yang diangkat dalam penelitian ini adalah berjudul Wisanggeni. Dalam pembuatannya penulis menggunakan software Adobe After Effect untuk animasi dan pergerakan karakternya. Sedangkan untuk penyatuan unit-unitnya pada proses pasca produksi menggunakan Adobe Premiere.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Bayu Aji Nindityo tahun 2011 yang berjudul “Perancangan Film Animasi Narantaka” dengan mengangkat tokoh

(3)

23 wayang Gatotkaca”. Aplikasi yang dihasilkan dari penelitian tersebut adalah menampilkan animasi tokoh wayang dengan aplikasi gambar 3D. Karakter yang ditampilkan dalam animasi ini adalah tokoh Gatotkaca yang sudah sangat terkenal sebagai karakter ksatria berotot kawat bertulag besi. Dalam pembuatannya penulis menggunakan software pengolah gambar 3D yaitu Autodesk 3D Studio Maz versi 9, sedangkan untuk penggabungan gambar menggunakan Adobe premiere, Adobe After Effect dan Discreet Combusion.

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Wayang

Menurut (R.M. Pranoedjoe Poespaningrat, 2008) apabila seseorang menonton pertunjukkan wayang, maka yang diperhatikan bukanlah wayangnya namun pesan moral yang tersirat didalam cerita wayang tersebut. Jika diibaratkan dengan kaca rias, seseorang tidak melihat seberapa tebal kaca rias tesebut, akan tetapi yang dilihat adalah apa yang tampak dalam kaca tersebut. Orang tersebut akan melihat bayangan yang ada di kaca rias tersebut. Oleh karena itu, juka seseorang melihat pertunjukkan wayang bukan wayangnya yang dilihat, namun yang dilihat adalah perumpamaan atau lakon dalam wayang tersebut.

2.2.2 Pertunjukan Wayang

Sejak tahun 1500 SM pertunjukkan wayang-wayang sudah ada di Indonesia yang digunakan sebagai media untuk memuja dan mendatangkan arwah para leluhur. Cerita wayang Ramayana dan Mahabarata oleh Bangsa Hindu digunakan sebagai media untuk menyebarkan agama, sehingga Indonesia dipengaruhi Kepercayaan Hindu melalui pertunjukkan wayang. Sama halnya dengan syiwa yang dijadikan sebagai tokoh tertinggi dan Brahma serta Wisnu dijadikan sebagai anak dari syiwa. Oleh sebab itu konsep Trimurti : Brahma sebagai dewa pencipta, Wisnu pemelihara, Syiwa pengrusak telah disesuaikan. Agama Islam membawa

pengaruh baru bagi Bangsa Indonesia. Penduduk Nusantara yang sudah terbiasa dengan tradisi mistik Hindu-Budha akan relatif lebih mudah mengadopsi Islam sufistik dibandingkan dengan Islam Puritan. Nabi Adam dijadikan sebagai tokoh tertinggi dalam wayang dan buakn syiwa. Pertunjukkan wayang berakhir menjelang subuh, tidak lagi sampai jam enam pagi. Pertunjukkan wayang juga tidak ditutup dengan menarikan sebuah boneka, golekan. Cara seperti ini merupakan suatu konsep untuk menolak berhala, karena golek mirip dengan manusia yang dinilai sangat bertentangan dengan syara’. Oleh sebab itu cerita wayang akan tetap bertemakan kebaikan melawan kebatilan. (R.M. Pranoedjoe Poespaningrat, 2008).

2.2.3 Perananan Wayang Pada

Pendidikan

Beraneka ragam bentuk pertunjukan Wayang seperti Arjuna dan Puntadewa yang memiliki karakter dengan wajah tampan serta wajah menunduk dalam falsafahnya merupakan penggambaran dari pencitraan seorang manusia dengan sikap budi pekerti dan rendah hati.

Wujud Buto atau pengambaran wayang dengan paras yang buruk menggambarkan sebagai orang yang memiliki ambisi, sombong serta tidak mempunyai sifat sabar. Dalam penataan wayang yang berada pada sebelah kanan memiliki maksud bahwa wayang tersebut termasuk wayang golongan baik sedangkan wayang yang ditata pada sisi kiri memiliki maksud wayang tersebut termasuk golongan buruk atau jahat.

Media pembelajaran bagi anak saat ini dalam menyampaian pesan pembelajaran dapat melalui media yang memanfaatakan wayang, sehingga pembelajaran dapat lebih efektif. Pemanfaatan wayang dengan kisah-kisah yang ada dalam pewayangan sebagai media pembelajaran dapat memberikan gambaran mengenai sifat-sifat, karakter dan tingkah laku sosial manusia di dalam

(4)

24 kehidupan bahwa ada sifat yang baik dan ada sifat yang buruk.

Dunia pendidikan, dalam pemanfaatan wayang sebagai media pembelajaran yang dapat memasukkan unsur-unsur yang ada dalam cerita-cerita pewayangan. Sebagai contoh tokoh wayang yaitu Bima atau Bratasena dapat diteladani dalam pembelajaran budi pekerti, k a r e na Bima mempunyai sifat-sifat sangat setia, apabila sudah mempunyai keinginan yang kuat maka siapapun tidak dapat menghentikan keinginannya.

Tokoh Bima dikenal orang Jawa s ebagai tokoh satria pinandhita, profesional religious, pekerja sufistik, dan panglima perang sekaligus guru besar. Bima merupakan gambaran salah satu tokoh wayang yang menjadi teladani untuk kita mengenai karakter dan sifatnya dalam menanamkan budi pekerti kepada anak. Sifat dan watak yang dimiliki oleh tokoh-tokoh dalam pewayangan sangat bermacam-macam seperti tokoh dan watak yang dimiliki olleh manusia (Purwadi, 2013).

2.2.4 Budi Pekerti

Dalam bahasa jawa istilah budi pekerti disebut budi pakerti yang dimaknai sebagai budi berarti pikir, dan pakerti berarti perbuatan sedangkan secara etimologis disebut budi pekerti. Berdasarkan makna kata budi dan pekerti tersebut, Ki Sugeng Subagya (Februari 2010) mengartikan bahwa istilah budi pakerti sebagai suatu tindakan manusia yang dikendalikan oleh pikiran; tindakan yang merupakan realisasi dari isi pikiran; atau tindakan yang dikontrol oleh pikiran.

III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data

Pelaksanaan penelitian ini menggunakan metode antara lain :

a. Metode Literatur

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode literatur mengumpulkan referensi dari buku, jurnal, modul

buku ajar dan artikel ilmiah yang menunjang pembuatan Anima s i Wa yang.

b. Metode Observasi

Metode observasi dengan menyebarkan kuisioner yang dilakukan di beberapa Pendidikan Anak Usia Dini di Sukoharjo dan sekitarnya. Observasi ini digunakan untuk menentukan desain Animasi Wayang. Dalam penyebaran kuisioner yang dilakukan penulis responden yang diambil adalah para guru Pendidikan Anak Usia Dini di Surakarta dan sekitarnya. Penyebaran kuisioner ini dilakukan untuk mengetahui apakah perlu penerapan animasi wayang sebagai media pendidikan budi pekerti dan untuk mengetahui apakah pendidikan anak usia dini sudah menerapkan pengenalan wayang sebagai warisan budaya bangsa.

c. Metode Pengembangan Sistem

Dalam pembuatan aplikasi ini dilakukan dengan menggunakan tahap pengembangan multimedia menurut Luther (Sutopo, 2003: 32), yaitu :

.

Gambar 1 Pengembangan Multimedia Sumber : (Sutopo, 2003:32)

1. Concept

Pada tahap ini penulis menentukan kebutuhan sistem antara lain fungsi pengembangan aplikasi, jenis aplikasi, tujuan pengembangan aplikasi, pengguna, referensi dan jenis software untuk membuat gambar yang

(5)

25 digunakan, jenis audio, latar belakang cerita, interaktif yang digunakan, proses pengembangan, proses distribusi, serta kebutuhan perangkat lunak dan perangkat keras untuk pengembangan aplikasi. Aplikasi ini terdapat dua menu yaitu menu pengenalan tokoh wayang yang berisi informasi masing-masing tokoh pewayangan disertai animasi serta suara dan menu pertunjukan wayang yang terdiri 2 episode cerita.

2. Design

Pada tahap ini penulis menentukan spesifikasi sistem yang meliputi arsitektur sistem atau jalannya sistem yang digambarkan dengan struktur navigasi, naskah cerita yang digunakan, script atau dialog cerita yang akan ditampilkan, dan tampilan multimedia yang digambarkan dengan storyboard 3. Material Collecting

Pada Tahap ini penulis mengumpulkan bahan dalam pembuatan aplikasi ini meliputi cerita budi pekerti, gambar karakter wayang, layout atau background cerita, imagebutton, suara untuk narasi cerita dan background music. Dalam pengolahan materi gambar karakter, desain layout dan desain tombol penulis menggunakan softwareCorelDRAW dan Adobe Photoshop, sedangkan untuk pengolahan materi suara penulis menggunakan Adobe Audition

4. Assembly

Assembly atau perakitan aplikasi adalah tahap dimana semua objek atau bahan multimedia dibuat. Penulis menggunakan softwareAdobe Flash Professional CS6 dalam proses perakitan aplikasi.

5. Testing

Pada tahap ini penulis akan melakukan pengujian sistem. Yang pertama dengan menggunakan Black Box, yaitu pengujian terhadap interface yang melibatkan syarat fungsional untuk mengetahui adanya kesalahan atau tidak. Yakni dengan melaporkan output

yang seharusnya didapat, dan output yang didapatkan. Yang kedua yaitu tahap evaluasi kelayakan sistem atau aplikasi. Hal ini bisa dilakukan dengan validasi ahli atau dengan menggunakan kuisioner yang disebar untuk para orang tua yang mempunyai anak antara usia 6-12 tahun.

6. Distribution

Setelah pengujian selesai dilakukan, maka dalam tahap ini dilakukan pembuatan master file yang akan dibentuk dalam format CD, application package file (.apk), exe, pedoman penggunaan sistem, serta dokumentasi sistem

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengumpulan Data

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi langsung serta menyebarkan kuisioner kepada Guru yang dilakukan dibeberapa Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di wilayah Surakarta dan Sukoharjo.

Berdasarkan hasil penelitian dari penyebaran kuisioner tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Responden Sangat Setuju Anak Usia Dini melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) untuk dikenalkan dengan pembelajaran wayang, dalam upaya untuk memperkenalkan budaya bangsa. 2. Responden Sangat Setuju Pembelajaran Wayang dapat diterapkan sebagai media pembelajaran budi pekerti bagi anak usia dini.

3. Responden Sangat Setuju bahwa perlu diterapkan pembelajaran wayang perlu dibuatkan animasi

4.2 Pembahasan

4.2.1 Konsep (Concept)

Animasi Wayang Cilik Sebagai Media Pendidikan Budi Pekerti Anak-anak ini disajikan dalam bentuk multimedia interaktif yang bertujuan untuk memberikan sarana masyarakat khususnya bagi orang tua dan guru dalam memberikan media pertunjukan wayang kepada anak-anak. Tema budi pekerti di

(6)

26 angkat dalam media ini dalam memperkenalkan tokoh pewayangan melalui pertunjukkan wayang.

Konsep animasi ini secara garis besar dapat dideskripsikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 1 Deskripsi Konsep Aplikasi

Spesifikasi Keterangan

Judul “Penerapan Animasi Pertunjukan Wayang Sebagai Media Pendidikan Budi Pekerti Dan Memperkenalkan Budaya Bangsa Kepada Anak Usia Dini”

Fungsi Dapat digunakan sebagai alternatif media untuk menyaksikan pertunjukan wayang dan untuk mengenalkan tokoh pewayangan kepada anak-anak Jenis Aplikasi Media interaktif

Tujuan Memberikan media alternatif pengenalan dan pertunjukan wayang kepada anak-anak.

User Masyarakat pada

umumnya, terutama Guru dan orang tua yang mempunyai anak usia 2-6 tahun.

Gambar Menggunakan format .jpg dan .png.

Gambar dibuat pada kertas kemudian di pindai dengan scanner dan disimpan dalam bentuk file gambar. Semua gambar dibuat dan diolah menggunakan

CorelDRAW dan Adobe Photoshop CS.

Audio Menggunakan format .mp3 dan .wav.

Background music menggunakan musik gamelan Jawa.Untuk suara narasi cerita, suara

berasal dari rekaman. Animasi

Teks

Animasi pada teks dan gambar dibuat sendiri menggunakan tools yang ada pada Adobe Flash Professional CS6.

Interaktif Menggunakan link berupa tombol, gambar maupun teks. Pada menu pengenalan terdapat 8 tokoh yang bisa dipilih. User dapat memilih 2 judul cerita berbeda yang ditampilkan dalam animasi.

4.2.2 Storyboard

Tabel 2 Storyboard

No. Storyboard Keterangan

1. a. Halaman pembuka berupa loading aplikasi. Untuk menuju halaman selanjutnya dengan menekan tombol Lewati. b. Backsound adalah “Gamelan Rock- Y in Penta – by Meruang Waktu” 2. a. Halaman awal aplikasi, halaman setelah opening. Untuk menuju halaman menu utama dengan menekan

(7)

27 tombol mulai. b. Animasi berupa awan hitam yang bergerak secara horizontal. Dengan backsound “Cublak-cublak suweng instrument indonesia”. 3. a. Halaman menu utama aplikasi. Ada 3 tombol navigasi yaitu pengenalan, pertunjukan dan petunjuk media. b. Animasi berupa awan putih bergerak horizontal. Background langit berawan. 4. a. Halaman pengenalan. Tombol ada di bagian bawah berupa 8 tokoh wayang yang jika di klik akan menampilka n karakter wayang. Terdapat tombol menu untuk kembali ke menu utama. b. Animasi berupa jika kursor diarahkan pada tombol karakter akan bergerak-gerak dan bersuara. c. Untuk backsound menggunaka n “Gamelan Bali Instrumental -Peteng Bulan”. 5. a. Halaman menu pertunjukan, yang terdiri dari tombol “Janji Harus Ditepati” dan “Akibat Suka Berbohong”. b. Ada tombol menu untuk menuju halaman menu utama. c. Untuk backsound menggunaka n “Gamelan Bali Instrumental -Peteng Bulan”. 6. a. Cerita judul Janji Harus Ditepati. b. Menceritak an Petruk

(8)

28 mengajak Gareng untuk bermain ke rumah Mas Semar. c. Animasi berupa tokoh berbincang-bincang sambil menggerak kan tangannya. 7. a. Menceritak an Gareng datang ke rumah Semar seorang diri. b. Animasi berupa tokoh berbincang-bincang sambil menggerak kan tangannya. 8. a. Menceritak an Petruk bertemu Togog di tengah jalan, lalu petruk memilih ikut togog ke rumah Limbuk daripada kerumah mas Semar. b. Animasi berupa tokoh berbincang-bincang sambil menggerak kan tangannya. 9. a. Di lain hari Gareng Petruk dan Semar bertemu. Petruk menyesali perbuatann ya karena tidak menepati janjinya dengan Gareng. Semar sebagi penengah. b. Animasi berupa tokoh berbincang-bincang sambil menggerak kan tangannya. 10. a. Cerita Akibat Suka Berbohong . b. Menceritak an Limbuk kesepian, tidak ada kegiatan apa-apa. c. Animasi berupa tokoh berbicara sambil menggerak kan tangannya.

(9)

29 11. a. Menceritaka n Limbuk bertemu bagong, bercerita kepada Bagong dan memberikan berita bohong bahwa cangik meninggal. b. Animasi berupa tokoh berbincang-bincang sambil menggerakk an tangannya. 12. a. Menceritaka n Bagong memanggil teman-temannya untuk memberi tahu berita dari Limbuk. b. Animasi berupa tokoh berbincang-bincang sambil menggerakk an tangannya. 13. a. Menceritaka n tiba-tiba Cangik datang dan membongka r kebohongan Limbuk. b. Animasi berupa tokoh berbincang-bincang sambil menggerakk an tangannya. 14. a. Menceritaka n Limbuk yang ketahuan berbohong akhirnya ditinggal sendirian oleh teman-temannya, dan tidak mempunyai teman sama sekali. b. Animasi berupa tokoh berbicara sambil menggerakk an tangannya 4.2.3 Desain (Design)

Gambar 2 Struktur Navigasi Animasi Wayang Cilik Sebagai Media Pendidikan

4.2.4 Pembuatan (Assembly)

Pada tahap ini merupakan tahap dimana seluruh objek multimedia akan dibuat. Pembuatan aplikasi berdasarkan storyboard, struktur navigasi dan perancangan tampilan.Pada tahap pembuatan ini penulis menggunakan softwareAdobe Flash Professional CS6.

(10)

30 Gambar 3 Pembuatan Awal Pengenalan

Wayang

Gambar 4 Pembuatan Halaman Pertunjukan

i. Pengujian (Testing)

Gambar 5 Hasil Kuisioner User

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil yang dicapai terkait Penerapan Animasi Pertunjukan Wayang Sebagai Media Pendidikan Budi Pekerti Dan Memperkenalkan Budaya Bangsa Kepada Anak Usia Dini maka dapat disimpulkan bahwa :

a. Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner didapatkan data bahwa Responden Sangat Setuju Anak Usia

Dini melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) untuk dikenalkan dengan pembelajaran wayang, dalam upaya untuk memperkenalkan budaya bangsa dan media pembelajaran budi pekerti bagi anak usia dini serta pembelajaran wayang perlu dibuatkan animasi. b. Analisis dan Perancangan animasi

pertunjukkan wayang dilakukan dengan tahapan Konsep (concept) yaitu penulis melakukan analisis kebutuhan fungsional dan non fungsional, membuat latar belakang cerita serta membuat storyboard. Desain (design) yaitu penulis melakukan perancangan struktur navigasi, perancangan diagram transisi serta membuat rancangan interface dari animasi pertunjukkan wayang. Pengumpulan Kebutuhan (material collecting) yaitu penulis melakukan pengumpulan kebutuhan yang meliputi tokoh wayang, icon dan tombol untuk animasi serta musik untuk kebutuhan animasi. Tahap pengujian yang dilakukan terdiri dari pengujian internal dan pengujian external.Pada tahap pengujian internal menggunakan teknikpengujian black box, dan pengujian external yaitu uji kelayakan aplikasi oleh user. Sedangkan pendistribusian animasi menggunakan file .exe dan di-burn pada CD.

c. Animasi tersebut dibuat menggunakan Adobe Flash Professional CS6 dan bahasa pemrograman Actionscript 3.0. d. Melalui evaluasi yang telah dilakukan

dapat diperoleh hasil bahwa dari 50 responde 81% diantaranya menyatakan animasi ini memberikan gambaran yang jelas tentang pesan budi pekerti, animasi ini juga mengandung konten yang menarik dan menyenangkan, sehingga animasi layak untuk didistribusikan secara gratis pada masyarakat. 81% 16% 3% Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju

(11)

31

DAFTAR PUSTAKA

Bayu Aji .N.2011. “Perancangan Film

Animasi Narantaka dengan

mengangkat tokoh wayang

Gatotkaca”.Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Joko Mugiyono. 2014. “Aplikasi

Pengenalan Tokoh Pewayangan

Jawa Berbasis Smartphone

Android di Kb Putra Ampel”.

Skripsi. Surakarta: STMIK Duta Bangsa Surakarta.

Pranoedjoe Poespaningrat, R.M. 2008. “Nonton Wayang dari Berbagai

Pakeliran”. Yogyakarta.

PT.BP.Kedaulatan Rakyat.

Purwadi. 2013. “Jurnal kebudayaan

Jawa : Pendidikan Budi Pekerti

dalam Seni Pewayangan”.

Yogyakarta : Narasi

Santi Ambar .S.2014. “Perancangan

Digital Animasi 2D Pagelaran

Wayang Wisanggeni Obong”.

Skripsi. Yogyakarta: STMIK Amikom Yogyakarta.

Suyanto M. 2003. “Multimedia Alat

untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing”.Yogyakarta. Andi Offset.

Sutarso, J & Mulyoto, B. 2008. “Wayang

Sebagai Sumber dan Materi

Pembelajaran Pendidikan Budi Pekerti Berbasis Budaya Lokal”.

Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 9, No.1, 1-12

Sutopo, A. H., 2003, Multimedia Interaktif dengan Flash, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Binanto, Iwan. 2010. “Multimedia

Digital Dasar Teori +

Pengembangannya”. Yogyakarta:

Andi Offset.

Gumelar, M. 2011. “2D Animation

Hybrid Technique Book”. Jakarta: PT

Indeks

Suyanto, M. 2003. “Multimedia Alat

untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing”. Yogyakarta: Andi

Gambar

Tabel 1 Deskripsi Konsep Aplikasi  Spesifikasi  Keterangan  Judul  “Penerapan  Animasi
Gambar 2 Struktur Navigasi Animasi  Wayang Cilik Sebagai Media Pendidikan  4.2.4 Pembuatan (Assembly)
Gambar 4 Pembuatan Halaman  Pertunjukan

Referensi

Dokumen terkait

mampu memecahkan masalah ipteks di bidang kimia yang umum dan dalam lingkup sederhana seperti identifikasi, analisis, isolasi, transformasi, dan sintesis mikromolekul

Dosen-dosen pengajar di Universitas Bina Nusantara yang telah memberikan ilmu baik secara langsung maupun tidak langsung yang menjadi pedoman dalam penulisan skripsi ini.. Orang

Freezeouts prusahaan adalah akuisisi yang terjadi antara 2 (dua) atau lebih perusahaan, dimana setelah pihak pengakuisisi menguasai dan mengendalikan perusahaan

Hasil penelitian menunjukkan persepsi mahasiswa S1 dan D3 Tata Busana Jurusan Kesejahteraan Keluarga terhadap kegiatan observasi PLI di dunia

Dalam penyusunan konsep produk dilakukan pembuatan pohon klasifikasi konsep untuk menentukan beberapa alternatif penyelesaian masalah yang terjadi dalam proses perakitan

Perusahaan PT. Hadji Kalla Makassar dalam kenyataannya menerapkan bauran pemasaran dalam meningkatkan penjualannya untuk memperoleh profit yang tinggi tanpa mengabaikan

Klasifikasi komoditas tanaman pangan di Kabupaten Kotawaringin Barat menurut Klassen Typology tada tahun (2010–2014) Kontribusi Laju Pertumbuhan Kontribusi

Salah satu cara yang dilakukan oleh para penguasa dalam memperkenalkan Islam di India adalah melalui penerjemahan teks-teks keislaman dengan jumlah kurang