• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL MATERI PENGELOMPOKKAN MAKHLUK HIDUP PADA SISWA SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL MATERI PENGELOMPOKKAN MAKHLUK HIDUP PADA SISWA SEKOLAH DASAR"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL MATERI PENGELOMPOKKAN MAKHLUK HIDUP PADA

SISWA SEKOLAH DASAR

Mujiasih

Guru SD Negeri 3 Gubug Kabupaten Grobogan Email: mujiasih@gmail.com

Abstract : The research objective of this class action to be achieved in this class action research was to determine whether the use of contextual approach can improve learning outcomes material science grouping living things in Class 3 SD Negeri 3 Gubug Subdistrict Grobogan Gubug Semester Academic Year 2016/2017. Data were collected by observation, interview, and methods dokumentasi.Hasil study showed that, Uses Contextual Approach can improve learning outcomes IPA in Class III SD Negeri 3 Gubug Gubug District of Grobogan in academic year 2016/2017. Learning by using Contextual Approach requires preparation and management of teaching time and class properly in order to achieve effective results in each learning activity in the classroom. Learning science with Contextual Approach to enhance understanding of science concepts to students and make learning more active and interesting and Contextual Approach provide a memorable learning experience for students and student learning outcomes also increased.

Abstrak : Tujuan penelitian tindakan kelas ini yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah un- tuk mengetahui apakah penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi penge- lompokkan makhluk hidup pada siswa kelas 3 SD Negeri 3 Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Se- mester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Metode pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan metode dokumentasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Penggunaan Pendekatan Kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas III SD Negeri 3 Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Tahun Pela- jaran 2016/2017. Pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Kontekstual ini membutuhkan persiapan mengajar dan manajemen waktu dan kelas dengan baik guna mencapai efektivitas hasil pada setiap aktivitas pembelajaran di kelas. Pembelajaran IPA dengan Pendekatan Kontekstual dapat meningkatkan pemahaman kon- sep IPA pada siswa dan membuat pembelajaran lebih aktif dan menarik serta Pendekatan Kontekstual memberi pengalaman belajar yang mengesankan bagi siswa dan hasil belajar siswa juga meningkat.

Kata Kunci: IPA, makluk hidup, pendekatan konstektual

Mengajar bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari perenungan informasi ke da- lam benak siswa. Belajar memerlukan ke- terlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang lang- geng. Pembelajaran yang lebih bermakna haruslah melibatkan siswa secara aktif baik secara fisik dan psikis. Dengan aktifnya siswa diharapkan

pembelajaran memberikan makna/

pengalaman yang membekas pada otak siswa. Seorang siswa dalam belajar IPA dikatakan kurang berhasil apabila perubahan tingkah laku yang terjadi belum mampu menentukan kebijaksanaannya untuk menc- apai suatu hasil yang telah ditetapkan secara tepat dalam waktu yang telah ditentukan. Untuk mencapai suatu hasil belajar yang maksimal, banyak aspek yang mempenga- ruhinya, di antaranya aspek guru, siswa, metode pembelajaran dan lain-lain.

Pengamatan penulis lakukan selama mengajar di SDN 3 Gubug Kecamatan Gubug. Model pembelajaran yang di lakukan oleh guru pada pelajaran IPA di SDN 3 Gubug masih menggunakan model pembe- lajaran yang lama di mana proses belajar mengajar hanya terpaku pada guru, siswa hanya bisa menerima materi yang disam- paikan oleh guru. Sehingga siswa cenderung pasif dan menganggap pelajaran IPA identik dengan hafalan. Hal ini menyebabkan hasil belajar IPA selalu di bawah KKM klasikal. Berdasarkan observasi awal di SD Negeri 3 Gubug Kecamatan Gubug menunjukkan bahwa nilai ketuntasan belajar siswa kelas III pada mata pelajaran IPA menunjukkan hasil yang kurang optimal. Dari 36 siswa yang mencapai nilai ketuntasan minimal (KKM= 65) baru 7 siswa atau sebesar 20% sedangkan siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan berjumlah 29 siswa atau sebesar 80%.

Oleh karena itu penulis mencoba menerapkan model pembelajaran dengan 121

(2)

Mujiasih, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Pendekatan Kontekstual… 122 menggunaan pendekatan kontekstual yang

membawa siswa pada hal-hal nyata yang ada disekitar mereka. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) meru- pakan salah satu model pembelajaran berbasis kompetensi yang dapat digunakan untuk mengefektifkan dan mensukseskan implementasi kurikulum 2004. Ada kecen- derungan dewasa ini untuk kembali kepada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak “me- ngalami” apa yang dipelajarinya, bukan “me- ngetahuinya”. Pembelajaran yang berorien- tasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi “ Mengingat” jan- gka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehi- dupan jangka panjang. Dan itulah yang sering terjadi di sekolah-sekolah kita. Dalam konteks itu siswa perlu mengerti makna belajar, apa manfaatnya,dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Mer- eka sadar bahwa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya kelak. Dengan begitu mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal untuk hid- upnya nanti. Mereka mempelajari apa yang bermanfaat bagi dirinya dan berupaya menggapainnya. Dalam upaya itu, mereka memerlukan guru sebagai pengarah dan pembimbing (Depdikbud, 2002 : 2)

Jika guru mampu mengelola proses pembelajaran dan mampu menciptakan sis- tem pembelajaran yang efektif maka kualitas proses belajar akan tercapai. Tetapi jika guru masih terpaku pada paradigma lama dimana hanya memandang keberhasilan proses belajar mengajar ditentukan nilai akhir saja maka kualitas pembelajaran tidak akan mencapai kemajuan.

Model pembelajaran Kontekstual peserta didik secara langsung ke lapangan untuk menemukan dan mencari materi pel- ajaran sehingga proses pembelajaran sehi- ngga lebih bermakna. Pembelajaran berma- kna menurut Ausubel (Isti Hidayah, dkk dalam teoripembelajaran.blogspot.com) Pros- es pembelajaran yang dapat mengaitkan informasi baru dengan struktur kognitif. Sebaliknya, jika informasi baru tidak dapat

dikaitkan pada konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif maka akan hanya terjadi belajar hafalan, proses belajar hafalan ini merupakan proses penerimaan informasi jangka pendek. Sedangkan proses belajar dengan pengulangan di lapangan dan peserta didik mampu menemukan sesuatu materi yang dikaji, maka penerimaan informasi bersifat jangka panjang.

Dalam pembelajaran kontekstual ini konsep belajar yang membantu para guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata yang mendorong para siswa membuat hubungan antara pen- getahuan yang dimilikinya dengan penerapan teori dalam kehidupan sehari-hari. Peng- etahuan dan ketrampilan siswa diperolehnya dengan mengaitkan ketika belajar Siswa akan turut langsung dalam pengalaman belajar yang akan membuat hasil belajar lebih bermakna (Dirjen Dikdasmen, 2002: 26)

Dari rumusan latar belakang di atas maka peneliti memandang perlu untuk me- ngadakan penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Pengelompokan Mahluk Hidup Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas 3 SDN 3 Gubug Kecamatan Gubug.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas 3 Semester I tahun pelajaran 2016/2017 di SD Negeri 3 Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan dengan jumlah siswa 36 siswa, yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Pemilihan waktu penelitian ini disesuaikan dengan jad- wal dan program semester yang digunakan di sekolah yang bersangkutan. Dalam program semester I mata pelajaran IPA materi KD 1.2 Menggolongkan makhluk hidup secara se- derhana. Penelitian ini menggunakan Pe- nelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk me- ningkatkan kemantapan rasional dari tinda- kan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tinda- kan-tindakan yang dilakukan itu, serta mem- perbaiki kondisi dimana praktek pembelaja-

(3)

123 Volume 3, Nomor 2, Jurnal Pendidikan Indonesia 121 – 124

ran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2000: 3). penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahulu- an yang berupa identifikasi permasalahan. Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga pu- taran dimaksudkan untuk memperbaiki sis- tem pengajaran yang telah dilaksanakan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Setelah peneliti melaksanakan 2 (dua) kali siklus pembelajaran maka terkumpul da- ta- data penelitian. Penilaian terhadap varia- bel output yaitu tentang hasil belajar IPA siswa dari pra siklus sampai siklus II berakhir juga menunjukkan adanya peningkatan ke- tuntasan belajar siswa. Sebelum adanya tin- dakan (pra siklus) hasil belajar siswa baru 20% siswa yang mencapai nilai ketuntasan. Hal ini berarti masih 80% siswa yang belum mencapai nilai Ketuntasan Minimal (KKM).

Kemudian pada siklus I, hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA meningkat menjadi 60%. Hal ini berarti ada 40% siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan mini- mal. Pada siklus II, hasil belajar siswa meningkat menjadi 80% atau hanya 20% siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan minimal. Hal ini berarti bahwa hasil belajar siswa pada siklus II ini sudah mencapai indi- kator kinerja yang telah peneliti tetapkan yai- tu 75%. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel 4.10 dan Grafik 4.3 berikut:

Tabel 1. Perbandingan Ketuntasan Bela- jar Pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

No Kriteria

Presentase Kelulusan Prasikus Siklus 1 Siklus 2

1 Tuntas 33% 61 % 86 %

2 Belum Tuntas

67 % 39 % 14 % Jumlah 100 % 100 % 100 %

Selanjutnya nilai rata-rata kelas juga menunjukkan hasil peningkatan mulai dari pra siklus sampai siklus II. Pada pra siklus nilai rata-rata kelas baru mencapai 58,33. Kemudian pada siklus I naik menjadi 65,28 atau mengalami peningkatan sebesar 6,95. Begitu juga pada siklus II juga mengalami peningkatan bila dibandingkan pada siklus I. Pada siklus II ini nilai rata-rata kelas siswa meningkat menjadi 73,59. Hal ini menunjuk- kan adanya pencapaian indikator kinerja yang telah peneliti tetapkan.

Berdasarkan dari deskripsi dan ana- lisis data yang peneliti sajikan di atas, dapat dilihat beberapa temuan selama penelitian. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru dari pra siklus sampai siklus II terus mengalami peningkatan dari segi kualitas. Sebelum pra siklus, kegiatan pembelajaran masih dilaksanakan secara monoton. Hal ini dapat dilihat dari metode yang digunakannya. Guru masih menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi pelajaran. Aki- batnya siswa lebih banyak menerima pelaja- ran bukan melaksanakan pengalaman belajar. Hal ini menyebabkan pembelajaran kurang menyenangkan dan membosankan bagi siswa. Siswa kurang tertarik dan perhatian terhadap materi yang disampaikan sehingga nilai ketuntasan belajar siswa menjadi ren- dah.

Setelah dilaksanakan tindakan, kuali- tas pembelajaran yang dilaksanakan guru ter- us mengalami peningkatan. Pada siklus I, guru mampu menyajikan pembelajaran lebih baik bila dibanding pra siklus. Siswa sudah merasakan kondisi pembelajaran yang dil- aksanakan guru sudah menyenangkan dan siswa sudah terlatih untuk kerjasama. Aki- batnya keaktifan, inisiatif, konsentrasi dan kerja sama siswa meningkat. Semua pening- katan aktivitas belajar siswa ini berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa dalam

(4)

122

Mujiasih, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Pendekatan Kontekstual…

ranah kognitif yang ditunjukkan oleh meningkatkan hasil tes secara signifikan.

Melalui hasil peneilitian ini menun- jukkan bahwa pembelajaran kontekstual memiliki dampak positif dalam meningkat- kan daya ingat siswa. Hal ini dapat dilihat dari

semakin mantapnya pemahaman dan

penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan guru selama ini (ketuntasan belajar meningkat dari prasiklus hingga si- klus II) yaitu masing-masing 33 %, 61 %, dan 86 %. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. Ber- dasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran kontekstual dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap proses mengingat kembali materi pelajaran yang te- lah diterima selama ini, yaitu dapat ditunjuk- kan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus men- galami peningkatan. Berdasarkan analisis da- ta, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPA dengan pembelajaran

kontekstual yang paling dominan adalah bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa ak- tivitas siswa dapat dikategorikan aktif.

Simpulan

Berdasarkan dari beberapa temuan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa Penggunaan Pendekatan Kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas III SD Negeri 3 Gubug Kecama- tan Gubug Kabupaten Grobogan Tahun Pela- jaran 2016/2017. Pembelajaran dengan men- ggunakan Pendekatan Kontekstual ini membu- tuhkan persiapan mengajar dan manajemen wak- tu dan kelas dengan baik guna mencapai efektivi- tas hasil pada setiap aktivitas pembelajaran di ke- las. Pembelajaran IPA dengan Pendekatan Kontekstual dapat meningkatkan pemahaman konsep IPA pada siswa dan membuat pembelaja- ran lebih aktif dan menarik serta Pendekatan Kontekstual memberi pengalaman belajar yang mengesankan pada siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Bandung : Yrama Widya.

Arikunto, S. 1998. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Dimyati dan http://www.contextual.org.id diakses 10 Juli 2009 http://teoripembelajaran.blogspot.com Mulyani S, Johar Permana.2001.Strategi Belajar Mengajar. Bandung :CV Maulana Soli A, 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti, Depdiknas

Sularmi, 2008. Sains Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 3 SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya

Komalasari, Kokom. 2013. Pembelajaran Kontekstual Konsep Dan Aplikasi. Bandung : Refi- ka Aditama.

Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Permendiknas No. 20 Tahun 2006 Tentang Standar Isi.

Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Depok: Rajawali Press.

Sa’ud, Udin Saefudin. 2008. Inovasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakar- ta: Prenada Media.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenamedia Group.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif: Konsep, Landasan, dan

Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Wisudawati dan Sulistyowati. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA. Yogyakarta: Bumi Aksara

(5)

Gambar

Tabel 1. Perbandingan Ketuntasan Bela-    jar Pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini Jumat tanggal Lima bulan April tahun Dua Ribu Tiga Belas , kami Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Keanekaragaman spesies bactrocera dan parasitoidnya yang Menyerang berbagai jenis buah di pasar bandungan.

dikelola dengan baik akan sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa.. Namun, kenyataannya persiapan guru untuk mengelola

Salah satu fasilitas kredit yang diberikan oleh Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Pahlawan Surabaya adalah kredit briguna karya payroll BRI yang memberikan

 Ada fenomena yang menarik yang dimiliki oleh industri konstruksi, yaitu pertama bahwa jasa industri konstruksi merupakan sebuah industri yang memiliki resiko cukup besar,

Telah dilakukan Penelitian tentang Studi Perbandingan Penambahan Variasi Ragi Tape dan Ragi Roti dalam Pembuatan Bioetanol dari Fermentasi Glukosa Hasil Hidrolisis Selulosa

Pentingnya Sarana dan Motivasi Belajar Serta Kendala Yang Dihadapi Pengajar SMP IT Syarif Hidayatullah Sukorambi ; Hamimah., 080103101014; 2008: 57 halaman dan 14 lembar lampiran

[r]