• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Mengenai Berita 2.1.1 Pengertian Berita

Dari segi Etimologis, berita sering disebut juga dengan warta. Warta berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu “Vrit” atau “Vritta”, yang berarti kejadian atau peristiwa yang telah terjadi. Istilah “berita” dalam bahasa Indonesia berasal dari kata “Vritta” dari bahasa Sansekerta, yang berarti kejadian atau peristiwa yang telah terjadi. Ada beberapa pengertian tentang berita.

Menurut Semi (1995:11) “Berita ialah cerita atau laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang faktual yang baru dan luar biasa sifatnya”. Sejalan dengan hal itu, Oramahi (2012:2) mengemukakan “Berita adalah suatu informasi baru (new) yang mengandung makna penting (significant), memiliki pengaruh terhadap siapapun yang mendengar atau membacanya, dan menarik bagi si pendengar (radio), pemirsa (televisi), dan pembaca (media cetak).

Berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang terkini, yang dipilih oleh wartawan untuk disiarkan, yang dapat menarik perhatian pembaca. Entah karena luar biasa, entah karena pentingnya atau karena akibat yang ditimbulkannya, atau entah karena mencakup segi-segi human interest seperti

humor, emosi, dan ketegangan. Assegaff (Barus 2010:26)

Pendapat lain dikemukakan oleh Maulsby (Barus 2010:26) “Berita adalah suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi yang dapat menarik perhatian para pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut”.

(2)

Barus (2010:12) mengatakan “Berita adalah segala laporan mengenai peristiwa, kejadian, gagasan, fakta yang menarik perhatian dan penting untuk disampaikan atau dimuat dalam media massa agar diketahui atau menjadi kesadaran umum”.

Sumadiria (2005:65) mengatakan “Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media on line internet”.

Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa berita adalah sebuah peristiwa berupa fakta penting yang terjadi yang dikemas sedemikian rupa oleh wartawan sehingga perlu untuk dilaporan kepada masyarakat.

2.1.2 Jenis-jenis Berita

Barus (2010:38) membagi berita ke dalam beberapa jenis berdasarkan tiga hal, yaitu berdasarkan sifat kejadian, berdasarkan jarak geografis, dan berdasarkan persoalan.

1. Berdasarkan sifat kejadian

Berdasarkan sifat kejadiannya, berita dibagi menjadi dua hal pokok yaitu: (a) berita yang dapat diduga, dan (b) berita yang tidak dapat diduga.

2. Berdasarkan jarak geografis

Berdasarkan jarak geografis, berita dibagi menjadi empat, yaitu: (a) berita lokal, (b) berita regional, (c) berita nasional, dan (d) berita internasional. 3. Berdasarkan persoalan

(3)

Berita yang didasarkan pada topik masalah mencakup berbagai bidang yang sangat kompleks, yaitu: (a) politik, (b) ekonomi, (c) hukum dan peradilan, (d) kriminal, (e) kecelakaan, (f) seni dan budaya, (g) ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), (h) olahraga, (i) perang, dan (j) jenis berita lainnya.

2.1.3 Manfaat Berita

Semi (1995:26) mengemukakan beberapa manfaat berita yaitu: 1. Untuk menghibur dan menyenangkan pembaca.

2. Untuk mengajak pembaca agar menjadi anggota masyarakat yang baik dan terlibat dalam aktivitas pembangunan.

3. Memberi pengertian kepada masyarakat atau organisasi yang ada dalam masyarakat agar memiliki pengertian yang lebih baik mengenai suatu problem yang dihadapi.

4. Membuat masyarakat lebih paham tentang sesuatu yang kompleks sehingga pengertian dan toleransi mereka lebih baik.

5. Untuk mengabarkan atau memberi informasi tentang adanya suatu kejadian atau peristiwa.

6. Untuk mendidik masyarakat agar memiliki pengetahuan yang lebih baik mengenai suatu hal.

7. Memberi informasi kepada masyarakat tentang kegiatan pembangunan yang dilaksanakan pemerintah.

8. Untuk memelihara dan memperbaiki moral anggota masyarakat pembaca atau pendengar berita.

(4)

Dari beberapa manfaat yang telah dikemukakan di atas, terlihat bahwa berita berkecenderungan untuk meningkatkan mutu kehidupan masyarakat.

2.1.4 Ciri-ciri Berita yang Baik

Menurut Semi (1995:13) ciri-ciri berita yang baik yaitu:

1. Kejadian itu merupakan suatu fakta; artinya kejadian yang berlangsung dalam imajinasi atau berdasarkan cerita yang tidak jelas kebenarannya tidak layak dan tidak dapat dijadikan berita. Itu berarti bahwa berita tidaklah sebuah karya fiksi yang berlandaskan imajinasi penulis. Penulis berita tidak boleh mereka-reka jumlah korban jiwa dalam suatu kecelakaan. Penulis juga tidak boleh melebih-lebihkan apa yang sebenarnya terjadi. Kalau korban mengalami lecet kecil, jangan diberitakan luka parah.

2. Kejadian itu baru; artinya suatu peristiwa yang terjadi bulan yang lalu tidak mempunyai nilai lagi sebagai berita yang layak disiarkan kecuali berita itu merupakan ulasan dan penggambaran latar belakang. Bila suatu kejadian masih dinilai penting diketahui pembaca atau pendengar dan dirasa masih perlu disiarkan, maka cara yang paling baik adalah memberi ulasan yang lebih luas mengenai kejadian itu.

3. Luar biasa; artinya peristiwa atau kejadian yang jarang terjadi dan mengherankan merupakan bahan berita yang baik. Misalnya, kalau ada orang kuat yang dapat menarik sepuluh buah gerbong kereta api dengan menggunakan giginya merupakan berita yang menarik.

(5)

4. Penting dan ternama; artinya peristiwa itu melibatkan orang penting, ternama, dikenal secara luas, pujaan masyarakat, pejabat penting, ilmuan, artis, politikus, bintang film, dan lain-lain. Selain itu, kalau menyangkut peristiwa hendaknya hal itu tersangkut dengan sesuatu yang penting dan berharga, misalnya hilangnya sebuah arca kuno di sebuah museum, atau hutan lindung yang dirusak orang, sebuah mesjid besar terbakar, suatu bangunan bertingkat yang baru dibangun runtuh dan menimbulkan banyak korban.

5. Skandal dan persengketaan; artinya sesuatu yang berupa persengketaan seperti persengketaan perbatasan negara atau propinsi menarik menjadi berita, apalagi persengketaan itu meruyak menjadi perkelahian atau peperangan. 6. Dalam lingkungan sendiri; artinya suatu kejadian atau peristiwa yang dinilai

penting bila kejadian atau peristiwa itu berada dalama lingkungan sendiri. Bila peristiwa yang serupa terjadi pada tempat yang jauh dari lingkungan pembaca atau pendengar maka berita dinilai kurang penting. Semakin jauh tempat kejadiannya semakin kurang penting. Dalam hubungan ini, tidak berarti bahwa peristiwa yang berada di negara lain tidak dapat dijadikan berita. Tentu saja dapat, asal peristiwa itu dinilai penting.

7. Sesuai dengan selera dan minat konsumen berita; artinya suatu berita yang baik dan patut menjadi berita diputuskan setelah mempertimbangkan kesesuaiannya dengan minat dan selera pembaca atau pendengar berita tersebut. Betapapun sebuah berita dinilai baik dan pantas disiarkan oleh pemberita tidak akan dirasakan baik bila tidak cocok dengan minat berita.

(6)

2.1.5 Unsur Pokok-pokok Berita

Dalam penulisan berita, seseorang mengacu kepada nilai-nilai sebuah berita dan dipadukan dengan unsur-unsur berita. Menurut Romli (2006:10) “Dalam menulis berita, seorang wartawan mengacu kepada nilai-nilai berita untuk kemudian dipadukan dengan unsur-unsur berita sebagai “rumus umum” penulisan berita, agar tercipta sebuah berita yang lengkap”. Unsur-unsur berita itu dikenal dengan 5W+1H, kependekan dari:

1. Apa (what), berarti peristiwa apa yang akan dilaporkan kepada khalayak. 2. Siapa (who), berarti siapa yang menjadi pelaku dalam peristiwa berita itu. 3. Di mana (where), berarti di mana peristiwa itu terjadi.

4. Kapan (when), berarti kapan peristiwa itu terjadi: tahun, bulan, minggu, hari, jam, menit.

5. Mengapa (why), berarti mengapa peristiwa itu sampai terjadi.

6. Bagaimana (how), berarti bagaimana jalannya peristiwa atau bagaimana cara menanggulangi peristiwa tersebut.

Sebuah berita hendaknya memenuhi keenam unsur tersebut. Adapun unsur berita itu dapat dijelaskan:

1. Apa (what)

Menurut Romli (2005:33) bahwa, “Apa (what) adalah memuat apa yang akan dijadikan sebuah berita. Biasanya dalam unsur apa (what) pendeskripsian tentang tema berita. Tema berita merupakan pokok-pokok utama berita yang akan ditulis.

(7)

2. Siapa (who)

Sebuah berita juga harus mempunyai unsur berita dengan mengajukan pertanyaan siapa. Menurut Romli (2005:33) “Kata tanya siapa (who) yang terdapat dalam kejadian berita menggunakan unsur kata tanya siapa (who) yang harus diperhatikan apakah tokoh yang diberikan benar-benar penting sehingga namanya haruslah menjadi subjek dari kalimat awal berita”.

3. Di mana (where)

Menurut Romli (2005:33) “Di mana hal itu atau peristiwa itu terjadi”. Untuk menjawab pertanyaan berita terjadi suatu peristiwa dalam sebuah berita digunakan unsur pertanyaan di mana (where). Pertanyaan ini bertujuan untuk menggambarkan tempat peristiwa itu terjadi.

4. Kapan (When)

Unsur berita selanjutnya adalah kapan (when), unsur yang memuat pertanyaan kapan ini sangat penting sama dengan unsur-unsur berita lainnya. Unsur berita yang menanyakan kapan ini dapat menyatakan kapan terjadinya peristiwa yang dimuat dalam berita. Fungsi dari penggunaan unsur tanya kapan ini bertujuan untuk mengetahui ketetapan waktu dalam menginformasikan suatu peristiwa dalam sebuah berita. Menurut Romli (2005:33) “Unsur yang menanyakan kapan peristiwa itu terjadi”.

5. Mengapa (Why)

Unsur berita mengapa ini berfungsi untuk menjawab mengapa peristiwa itu terjadi dalam berita yang dimuat. Dengan adanya unsur berita yang menggunakan kata tanya mengapa kita bisa mengetahui sebab terjadinya suatu

(8)

peristiwa yang dimuat dalam berita dengan jelas. Menurut Romli (2005:33) “Unsur berita mengapa menjelaskan mengapa hal itu terjadi”.

6. Bagaimana (How)

Bagaimana (how) merupakan unsur berita untuk menjawab pertanyaan bagaimana peristiwa itu terjadi. Menurut Romli (2005:33) “How adalah menanyakan bagaimana itu terjadi”. Unsur bagaimana ini menggambarkan proses dari berlangsungnya sesuatu yang terjadi.

2.2 Media Massa/Media Penyampaian Berita

Secara umum media massa dimengerti sebagai sumber berita dan hiburan. Media massa juga memuat banyak pesan-pesan penting, serta pesan-pesan yang bersifat persuasif untuk membawa pemirsanya kepada pemahaman dan opini yang berbeda mengenai suatu isu.

Menurut Tamburaka (2012:13) “Media massa merupakan sarana penyampaian komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara luas pula”.

Media massa seperti yang dikemukakan oleh Althusser dan Gramsci (Sobur, 2004:30) merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan pendapat atau aspirasi baik itu dari pihak masyarakat maupun dari pihak pemerintah atau negara. Media massa tersebut sebagai wadah untuk menyalurkan informasi yang merupakan perwujudan dari hak asasi manusia dalam kehidaupan bermasyarakat dan bernegara, dalam diri media massa juga terselubung kepentingan-kepentingan yang lain,

(9)

misalnya kepentingan kapitalisme modal dan kepentingan keberlangsungan lapangan pekerjaan bagi karyawan dan sebagainya.

2.3 Radio Sebagai Salah Satu Media Penyampaian Berita

Peran ideal radio sebagai media publik adalah mewadahi sebanyak mungkin kebutuhan dan kepentingan pendengarnya. Ada tiga bentuk kebutuhan, yaitu informasi, pendidikan, dan hiburan. Ada beberapa tingkatan peran sosial yang diemban radio dalam kapasitasnya sebagai media publik.

Pertama, radio sebagai media penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain. Kedua, radio sebagai sarana mobilitas pendapat publik untuk mempengaruhi kebijakan. Ketiga, radio sebagai sarana untuk mempertemukan dua pendapat berbeda/diskusi untuk mencari solusi bersama yang saling menguntungkan. Keempat, radio sebagai sarana untuk mengikat kebersamaan dalam semangat kemanusiaan dan kejujuran. Beberapa fungsi tersebut bisa diemban sekaligus, tetapi ada kalanya hanya satu saja. Yang penting adalah konsistensi dan optimalisasi pada satu peran. (Masduki, 2001:13).

2.3.1 Pengertian Radio

Radio adalah buah perkembangan teknologi yang memungkinkan suara ditransmisikan secara serempak melalui gelombang radio di udara. Radio telah menjadi media komunikasi massa yang powerfull. Dan radio merupakan sebuah media elektronik yang dapat memberikan berbagai informasi dan hiburan. Radio, tepatnya radio siaran merupakan salah satu jenis media massa. Ciri khas utama radio adalah auditif, yakni dikonsumsi telinga atau pendengaran. Jurnalistik radio mampu menyajikan pendapat narasumber secara langsung dan orisinal (audio).

Radio merupakan media auditif (hanya bisa didengar), tetapi murah, merakyat, dan bisa dibawa atau didengarkan dimana-mana. Radio berfungsi sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan, dan hiburan.

(10)

Radio memiliki kekuatan terbesar sebagai media imajinasi, sebab sebagai media yang buta, radio menstimulasi begitu banyak suara, dan berupaya memvisualisasikan suara penyiar ataupun informasi faktual melalui telinga pendengarnya. (Masduki, 2001:9)

2.3.2 Sifat Radio

Radio itu bersifat auditif, maka berita radio harus memenuhi persyaratan lain, yaitu:

1. Lokal-Emosional

Berita menjadi alat komunikasi antara individu pendengar dengan masyarakat sekitarnya. Efektivitas berita tergantung pada aspek kedekatan atau lokalitasnya dengan pendengar secara geografis dan psikologis, serta keterlibatan aktif mereka secara emisional dan interaktif.

2. Personal

Komunikasi berita radio berlangsung seperti seseorang yang sedang bercerita atau membicarakan sesuatu dengan temannya. Prosesnya memberikan kesan bahwa penyiar sedang berbicara dengan pendengar sehingga akrab ditelinga, bukan terkesan membicarakan sesuatu.

3. Selintas

Radio adalah media dengan mobilitas pendengar yang tinggi, ditangkap selintas, dan sekali saja. Karena ia disimak bersamaan dengan kegiatan lain. Tidak ada pendengar yang betah terhadap satu stasiun radio dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, untuk menarik perhatian pendengar, sejak awal berita

(11)

perlu menggunakan lead yang menarik, yang disusun dengan kaidah piramida terbalik.

4. Fokus dan Antidetail

Berita adalah penyiaran suatu ide atau peristiwa. Kemampuan pendengar untuk mengingat suatu rincian laporan sangat terbatas. Oleh karena itu, radio harus meringkas data dan menghindari tuturan kalimat yang bermakna ganda. Karena tidak bisa didokumentasikan, maka di dalam berita radio dikenal istilah pengulangan berita lanjutannya yang harus disampaikan pada rentan waktu tertentu dalam satu hari.

5. Imajinasi

Radio dan terutama berita radio adalah theater of mind. Berita yang disajikan harus dapat mengembangkan imajinasi dramatik pendengar secara tepat atas peristiwa yang terjadi. Pendengar seperti sedang berada di lokasi kejadian atau terlibat dalam persoalan yang diberikan.

6. Fleksibel

Cara penyampaian berita radio sangat bergantung pada kreativitas dan gaya penyiar yang membacakannya. Seluruh pengertian dan makna teks yang disampaikan, tercermin dari intonasi (tinggi, rendah, datar) kekuatan suara penyiar (Masduki, 2001:13).

(12)

2.4 Pembelajaran Mendengarkan di SLTP

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 pada jenjang Sekolah Menengah Pertama kelas VIII semester genap, pada aspek mendengarkan terdapat materi tentang mendengarkan berita. Dalam kurikulum tersebut dijelaskan bahwa pada semester genap kelas VIII terdapat materi pelajaran tentang memahami berita dengan Standar Kompetensi (SK) memahami isi berita dari radio/televisi. Sedangkan Kompetensi Dasar (KD) dari materi tersebut meliputi 2 materi dalam 2 pertemuan. Pada pertemuan pertama menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana) yang didengarkan atau ditonton melalui radio atau televisi. Pertemuan kedua mengemukakan kembali berita yang didengar atau ditonton melalui radio atau televisi. Dalam penelitian ini peneliti memilih KD pada pertemuan pertama yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana) yang didengarkan atau ditonton melalui radio/televisi.

Dalam pembelajaran mendengarkan di tingkat SLTP, kemampuan siswa yang akan dicapai yaitu siswa diharapkan mampu menemukan pernyataan-pernyatan yang merupakan jawaban dari pertanyaan pokok-pokok berita (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana). Berita yang dipilih harus memenuhi kriteria berita yang baik.

Seorang guru mempunyai peranan sangat penting untuk memotivasi siswa agar siswa mampu mendengarkan dengan baik dan benar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Selain menguasai materi pelajaran, guru dituntut untuk terampil dalam menyampaikan materi kepada siswa. Hal itu dapat tercapai bila guru

(13)

sudah mengenal, mengetahui, dan dapat menerapkan berbagai teknik pembelajarannya. Tujuan pembelajaran mendengarkan dapat dikatakan tercapai apabila siswa mampu menemukan pokok-pokok berita yang diperdengarkan dengan baik.

Referensi

Dokumen terkait

Tingkat radioaktivitas air tangki reaktor (ATR) dengan cara pengukuran radioaktivitas gross beta selama periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 dapat

Interests: land systems science; land use; GIS; sustainability; environmental change; landscape ecology Special Issues and Collections in MDPI journals:. Special Issue in Land:

Clustering yang dihasilkan berupa daerah di wilyah Kota Balikpapan sebagai daerah cluster berdasarkan polutan kimia penyebab pencemaran udara dan dampak negatif akibat polutan

Menurut Conolly (2010, p65), Basis Data adalah suatu kumpulan data yang berhubungan secara logik dan gambaran dari data ini didesain untuk memenuhi kebutuhan dari sebuah

Pada minggu ini, secara keseluruhannya, proses pengajaran dan pembelajaran dapat dijalankan dengan baik seperti yang dirancang. Walau bagaimanapun, saya masih

Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang di ajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2.. Semua sumber yang

Selain karakteristik koran yang dapat mempengaruhi kualitas cetak, dalam penelitian ini akan dilihat terlebih dahulu apakah pemilihan kertas dari beberapa suplier

Laporan skripsi dengan judul “Pengelolaan Inventarisasi Laboratorium Pada SMK Wisudha Karya Kudus Berbasis Web” telah dilaksanakan dengan ujuan untuk menghasilkan