PENGGUNAAN METODE DEMONTRASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMAPUAN SISWA
DALAM TATACARA PENGURUSAN JENAZAH PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas XI SMAN 1 Karangnunggal )
Disusun Dalam Rangka
Meningkatkan Kualitas Hasil Proses Pembelajaran
Disusun Oleh :
Dra. N. NANA ROHLIANA
NIP. 19660205 200604 2 003SMAN 1 KARANGNUNGGAL
TASIKMALAYA- JAWA BARAT
i
LEMBAR PENGESAHAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Kepala SMA Negeri 1 Karangnunggal dengan ini menetapkan PTK dengan judul: “Penggunaan Metode Demontrasi untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Tatacara Pengurusan Jenazah” telah diterbitkan dan disimpan di perpustakaan sekolah pada tahun pelajaran 2018/2019.
Ditetapkan/disahkan
Di : Karangnunggal Tanggal : 15 Mei 2019
Kepala SMAN 1 Karangnunggal,
Drs. Aji Permana, M.Pd NIP. 196704021995121004
ii
SURAT PERNYATAAN KEPALA PERPUSTAKAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Dini Nurbaeti, S.Pd NIP : 19840704 200902 2 007 Jabatan : Kepala Perpustakaan
Unit Kerja : SMA Negeri 1 Karangnunggal Menyatakan bahwa PTKdengan Judul:
"Penggunaan Metode Demontrasi untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Tatacara Pengurusan Jenazah”
Hasil Karya : Dra. N. Nana Rohliana. NIP : 196602052006042003 Pangkat/Gol : Penata Muda Tk. 1/IIId Jabatan : Guru Muda
Unit Kerja : SMAN 1 Karangnunggal
Pada hari ini tanggal : Senin, 20 Mei 2019
Telah disimpan dan dijadikan referensi di perpustakaan SMA Negeri 1 Karangnunggal.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Karangnunggal, 20 Mei 2019 Mengetahui
Kepala
SMA Negeri 1 Karangnunggal
Drs. Aji Permana,M.Pd
NIP. 196704021995121004
Kepala Perpustakaan
SMA Negeri 1 Karangnunggal
Dini Nurbaeti,S.Pd
iii
PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA DINAS PENDIDIKAN
SMAN 1 KARANGNUNGGAL
JL. Raya Karangnunggal – Tasikmalaya 46186Email : [email protected], http://www.sman1karang.co.cc
========================================================================= SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: Dra.N.NANA ROHLIANA
NIP
: 19660205 200604 2 003
Pangkat/Gol
: PENATA.Tk.I / III d
memohon izin kepada Kepala SMAN 1 Karangnunggal untuk
mengadakan Penelitian Tindakan Kelas karya tulis ilmiah di SMAN 1
Karangnunggal pada siswa kelas XI IPS 1 Semester 1 Tahun Pelajaran
2018/2019, dengan judul “Penggunaan Metode Demontrasi Untuk
Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Tata Cara Pengurusan
Jenazah”
Karangnunggal, 8 Januari 2019
Kepala Sekolah
Dra.N.NANA ROHLIANA
NIP. 19660205 200604 2 003
iv
PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA DINAS PENDIDIKAN
SMAN 1 KARANGNUNGGAL
JL. Raya Karangnunggal – Tasikmalaya 46186Email : [email protected], http://www.sman1karang.co.cc =================================================================
SURAT IZIN PENELITIAN Nomor :
Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala SMAN 1 Karangnunggal
Kabupaten Tasikmalaya memberi izin kepada :
Nama
: Dra.N.NANA ROHLIANA
NIP
: 19660205 200604 2 003
Pangkat/Gol
: PENATA Tk.I / III d
untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas Karya Tulis Ilmiah di
SMAN 1 Karangnunggal pada siswa kelas XI IPS 1 Semester 1 Tahun
Pelajaran 2018/2019, dengan judul “Penggunaan Metode Demontrasi
Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Tata Cara Pengurusan
Jenazah”
Karangnunggal, 10 Janwari 2019
Kepala Sekolah
Drs. AJI PERMANA, M.Pd
NIP. 19670402 19512 1 008
v
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahiim.
Puji dan syukur penulis panjatakan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan nikmat-Nya yang tidak terbilang. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada habibana wannabiyyana Muhammad SAW, yang telah menuntun manusia dari jalan kegelapan menuju jalan yang lurus untuk mencapai kebahagian dunia dan akhirat.
Karya ini disusun untuk melaporkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan di SMAN 1 Karangnunggal pada siswa kelas XI IPS 1 tahun ajaran 2018 / 2019.Penelitian ini diberi judul “ Penggunaan Metode Demontrasi untuk Meningkaatkan Kemampuan Siswa Dalam Tata Cara Pengurusan Jenazah di kelas XI IPS 1 SMAN 1 Karangnunggal”.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada kepala sekolah SMAN Karangnunggal dan rekan-rekan guru atas segala dukungannya, dan kepada kedua orangtuaku serta suami dan anak-anak atas segala do’anya. Kepada semua pihak tersebut, semoga amal baik yang telah diberikan dapat diterima oleh Allah SWT. Dan mendapat limpahan rahmat dari-Nya, amiin
Akhir kata penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki kesalahan dan kelemahan yang tertuang agar karya selanjutnya bisa lebih baik lagi
Karangnunggal, 20 Februari 2019
vi DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
SURAT PERNYATAAN KEPALA PERPUSTAKAAN ... ii
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... vii
ABSTRAK ... ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah dan Batasan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Manfaat Hasil Penelitian ... 4
1.5 Anggapan Dasar Hipotesis ... 4
BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Metode Demontrasi ... 6
2.2 Model Mengajar Menggunakan Metode Demontrasi ... 6
2.3 Deskripsi Materi Tatacara Pengurusan Jenazah ... 7
2.4 Anggapan Dasar Hipotesis ... 11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian ... 13
3.2 Prosedur Penelitian ... 13
3.3 Instrumen Penelitian ... 17
3.4 Analisa Data ... 17
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Setting Penelitian ... 18
4.2 Hasil Penelitian ... 18
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 35
DAFTAR PUSTAKA ... 36
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data nilai ulangan pra PTK ... 19
Tabel 2 Data angket pengamatan aktivitas siswa siklus I ... 21
Tabel 3 Prosentasi keaktifan siswa siklus I ... 21
Tabel 4 Data Angket Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I ... 22
Tabel 5 Hasil Ulangan Harian Siklus I ... 23
Tabel 6 Distribusi Hasil Belajar Siklus I ... 24
Tabel 7 Ketuntasan Siswa Sebelum dan Sesudah Remedial I ... 26
Tabel 8 Data Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II ... 28
Tabel 9 Keaktifan Siswa Siklus II ... 28
Tabel 10 Data Pengamatan Aktivitas Guru ... 29
Tabel 11 Hasil Ulangan Harian Siklus II ... 30
Tabel 12 Distribusi Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 31
Tabel 13 Keaktifan Siswa Tiap Siklus ... 32
Tabel 14 Statistik Hasil Belajar Siswa ... 33
Tabel 15 Ketuntasan Siswa dalam Ulangan Harian Sebelum Remedial Tiap Siklus ... 33
viii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 Grafik keaktifan siswa siklus I ... 22
Grafik 2 Grafik distribusi hasil belajar siklus I ... 25
Grafik 3 Grafik ketuntasan siswa sebelum dan sesudah remidial ... 26
Grafik 4 Grafik keaktifan siswa siklus II ... 28
Grafik 5 Grafik distribusi hasil belajar siklus II ... 31
Grafik 6 Grafik hasil belajar siswa pada setiap siklus ... 33
ix ABSTRAK
Penggunaan metode demontrasi untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam tata cara pengurusan jenazah di kelas XI IPS 1 SMAN 1 Karangnunggal, Dra N Nana Rohliana. Kemampuan berpikir kreatif sangat dibutuhkan bagi generasi penerus bangsa ini untuk menghadapi tantangan global di masa yang akan datang. Meningkatnya teknologi dan meledaknya jumlah penduduk yang disertai kurangnya persediaan sumber – sumber alami, sangat menuntut kemampuan adaptasi secara kreatif dan kepiawaian mencari pemecahan imajinatif. Gambaran yang sama tampak dalam dunia pendidikan. Penekanannya lebih pada pemikiran hapalan, mencari satu jawaban yang benar terhadap soal-soal yang diberikan. Proses – proses pembelajaran dalam pengurusan jenazah jarang dilatihkan. Perhatian dan penelitian terhadap praktek pengurusan jenazah masih sangat jarang dilakukan di sekolah. Untuk mengatasi hal tersebut, penulis menerapkan sebuah metode pembelajaran yaitu Metode Demontrasi untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam tata cara pengurusan jenazah. Metode ini memiliki karakteristik yaitu adanya permasalahan atau tantangan dalam memecahkan masalah, membuat pengalaman belajar lebih menarik dan menyenangkan, membangun kemampuan serta dapat menarik siswa untuk mempraktekanya dan hasilnya yang baik. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di sekolah tempat penulis bekerja yaitu SMA NEGERI 1 KARANGNUNGGAL KABUPATEN TASIKMALAYA, Siswa Kelas XI IPS 1 Semester 1 Tahun pelajaran 2018 / 2019, ternyata menunjukan hasil yang cukup baik, Kemampuan siswa dalam tata cara pengurusan jenazah terutama pada indikator mengkapani dan mensolatkan menunjukan peningkatan yang cukup baik, akan tetapi perlu dilatihkan kembali agar lebih baik lagi. Tanggapan siswa mengenai metode pembelajaran yang menyenangkan, akan tetapi kelemahannya yaitu waktu yang kurang efektif.
1 BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dilihat dari proses perkembangan pendidikan di Indonesia pada umumnya banyak diwarnai grafik yang naik turun. Ini merupakan sebuah romantika yang beragam dan inovasi yang berubah-rubah.
Keberhasilan pengajaran sangat ditentukan manakala pengajaran tersebut mampu mengubah diri peserta didik. Perubahan tersebut dalam arti dapat menumbuhkembangkan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik sehingga peserta didik dapat memperoleh manfaatnya secara langsung dalam perkembangan pribadinya.
Tanggung jawab keberhasilan pengajaran tersebut berada ditangan seorang pendidik. Artinya, seorang guru harus berupaya semaksimal mungkin untuk mengatur proses pembelajaran sedemikian rupa sehingga komponen-komponen yang diperlukan dalam pengajaran tersebut dapat berinteraksi antar sesame komponen.sehingga dalam proses belajar mengajar guru diharuskan mampu memilih metode yang paling tepat.
Bidang Studi Pendidikan Agama Islam merupakan pilihan penulis dalam program tindakan kelas,dengan alasan sebagai berikut : Hasil tes formatif di sebuah sekolah tempat penulis mengajar, SMAN 1 Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya. Materi pembelajaran tata cara pengurusan jenazah mendapat hasil yang sangat rendah dengan rinciannya jumlah siswa 36 orang. 1 siswa mendapat nilai 40, 10 siswa mendapat mendapat nilai 50, 10 siswa mendapat nilai 60 dan 8 siswa mendapat nilai 70, dan 5 orang siswa mendapat nilai 80. 2 orang siswa mendapat nilai 90.
Masalah ini bisa terjadi diakibatkan teknik motifasi dan pembelajaran kurang komunikatif, sehingga siswa kurang memahami kemana arah tujuan yang disampaikan guru. Oleh karena itu guru harus mempunyai kompetensi komunikaif.
Guru sebagai pengajar yang memberikan ilmu pengetahuan sekaligus pendidik yang mengajarkan nilai-nilai, akhlak, moral maupun sosial dan untuk menjalankan peran tersebut seorang guru dituntut untuk memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas yang nantinya akan diajarkan kepada siswa. Seorang guru dalam menyampaikan materi perlu memilih metode mana yang sesuai dengan keadaan kelas atau siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti
2
pelajaran yang diajarkan. Dengan variasi metode dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa (Slameto, 2003: 96).
Metode demontrasi merupakan strategi mengajar yang tepat serta penguasaan keterampilan dasar mengajar merupakan suatu alternatif dalam usaha meningkatkan mutu proses belajar mengajar. Terdapat beberapa macam keterampilan dasar mengajar yang telah dikenal, diantaranya yang menjadi perhatian penulis untuk menerapkan penelitian ini adalah memberikan metode demontrasi agar siswa lebih terarah dan mandiri dalam belajar.
Banyak metode yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar di kelas, namun pemakaian metode yang hanya berfokus pada satu metode saja dapat membawa siswa pada kejenuhan belajar dan kebosanan. Dalam hal ini dapat mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi rendah.
Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Dalam prakteknya kita harus ingat bahwa tidak ada model atau metode pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Pemilihan metode pembelajaran harus memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas media yang tersedia dan kondisi guru itu sendiri.
Dengan data yang penulis dapatkan, maka penulis melakukan refleksi dengan bantuan teman sejawat, penulis menganalisa sebab-sebab ketidak berhasilan penulis dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Akhirnya penulis dapat menemukan faktor penyebabnya, yaitu: dalam penyajian materi pembelajaran tata cara pengurusan jenazah, guru menggunakan metode ceramah, tidak menggunakan alat peraga dan tidak memberi bimbingan secara individu.
Berdasarkan faktor-faktor yang menyimpang dari hasil pembelajaran,maka untuk mengobati kekecewaan ini penulis berusaha melakukan refleksi dan dibantu teman sejawat untuk menganalisis faktor-faktor penyebabnya.
Menindaklanjuti dari masalah tersebut, metode demontrasi diharapkan dapat mengatasinya. Atas dasar pertimbangan pemikiran seperti diatas maka peneliti akan melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penggunaan Metode Demontrasi untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Tatacara Pengurusan Jenazah di Kelas XI IPS 1 SMA N Karangnunggal Tasikmalaya“.
3
1.2 Perumusan Masalah dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah
“Bagaimana meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran tentang tata cara pengurusan jenazah
2. Batasan Masalah
Ruang lingkup masalah penelitian ini penulis batasi menyangkut hal-hal sebagai berikut :
a. Bagaimana aktivitas siswa kelas XI IPS 1 pada saat pembelajaran tatacara pengurusan jenazah menggunakan metode demontrasi ?
b. Bagaimana proses pembelajaran tata cara pengurusan jenazah di Kelas XI IPS 1 dengan menggunakan metode demontrasi ?
c. Bagaimana kemampuan pemahaman siswa kelas XI IPS 1 setelah belajar menggunakan metode demontrasi ?
Cara Pemecahan Masalah
Yang menjadi masalah utama pada penelitian ini adalah bagaimana teknik penggunaan metode demontrasi dalam pembelajaran tata cara pengurusan jenazah. Adapun cara pemecahan masalah ini dengan menerapkan pembelajaran berulang (siklus). Pembelajaran berulang dirancang dalam suatu penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti sebagai guru kelas XI seta berkolaborasi dengan teman sejawat sebagai mitra. Dalam rangka pemecahan masalah, rencana pembelajaran berulang pada PTK ini secara garis besar penulis uraikan sebagai berikut :
1. Menyusun rencana pembelajaran dan alat-alat yang akan digunakan pada penelitian oleh peneliti utama.
2. Menggunakan pengetahuan awal tentang konsep tata cara pengurusan jenazah.
3. Bertitik tolak dari pengetahuan awal akan dilakukan serangkaian pembelajaran berulang (siklus) dengan menggunakan metode demontrasi dala pembelajaran konsep tata cara pengurusan jenazah.
1.3 Tujuan Penelitian
1 Tujuan Penelitian pada hakikatnya merupakan rumusan yang ingin dicapai dari suatu penelitian.
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang efektivitas penggunaan metode demontrasi dalam pembelajaran tata cara pengurusan jenazah untuk meningkatakan kemampuan pemahaman siswa Kelas XI IPS 1 SMAN Karangnunggal.
4
Secara khusus tujuan penelitian adalah untuk mengetahui :
a. Aktivitas siswa kelas XI IPS 1 pada saat pembelajaran tatacara pengurusan jenazah menggunakan metode demontrasi.
b. Proses pembelajaran tatacara pengurusan jenazah dengan metode demontrasi
c. Tingkat kemampuan pemahaman siswa setelah pembelajaran menggunakan metode demontrasi.
1.4 Manfaat Hasil Penelitian 1. Manfaat Teoritis.
Melalui kegiatan penelitian ini, pembelajaran Pendidikan Agam Islam dapat dikembangkan, yaitu pengetahuan metode demontrasi pada pembelajaran tata cara pengurusan jenazah untuk meningkatkan pemahaman siswa secara efektif.
2. Manfaat Praktisi
Manfaat bagi siswa, yaitu dapat meningkatkan hasil belajar, menigkatkan mutu pembelajaran, menumbuhkan motivasi belajar, lebih aktif dalam belajar.
Manfaat bagi guru, yaitu dapat meningkatkan pengetahuan teknik yang tepat dalam menyampaikan materi tata cara pengurusan jenazah.
Manfaat bagi sekolah, yaitu dapat meningkatkan prestasi sekolah dalam pembelajaran PAI dan meningkatkan kinerja sekolah melaui peningkatan profesionalisme guru.
1.5 Anggapan Dasar Hipotesis 1. Anggapan Dasar
Adapun anggapan dasar yang dijadikan titik tolak dalam kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Kemampuan tata cara pengurusan jenazah siswa kelas XI IPS 1 dapat ditingkatkan melalui metode demontrasi yang relevan dengan tingkat pengembanagan intelek anak .
Metode demontrasi mempermudah penyampaian gagasan / ide PAI yang lebih cepat dapat dipahami oleh siswa SMA kelas XI .
2. Hipotesis Tindakan
Menurut S.Nasution (1982:49) hipotesis adalah pernyataan tentative yang merupakan dugaan atau tekanan tentang apa saja yang kita amati dalam usaha untuk memahaminya.
5
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1) Kemampuan siswa pada tata cara pengurusan jenazah meningkat, setelah secara seksama guru merencanakan pembelajaran
menggunakan metode demontrasi.
2) Apabila siswa ikut aktif, maka kemampuan pemahaman siswa dalam tata cara pengurusan jenazah akan meningkat.
6 BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1 Metode Demontrasi
Metode demontrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan suatu kegiatan baik secara langsung maupun melalui media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang disajikan,sehingga materi pembelajaran mudah diserap oleh siswa. Pengertian metode demontrasi menurut Sudirman (1989:178), yaitu : “metode demontrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa atau proses,situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya atau tiruan yang sering disertai dengan penjelasan lisan”.
2.2 Model Mengajar Menggunakan Metode Demontrasi
Metode itu lebih penting peranannya dibandingkan dengan komponen-komponen pendidikan lainnya, karena metode mengajar yang baik dan serasi bagi masing-masing mata pelajaran amat penting dibawakan didalam tiap-tiap situasi penyajian pengalaman di dalam kelas.metode mengajar yang serasi itu penting sekali dalam kegiatan memberikan pengajaran, disebabkan oleh :
a. Kebutuhan dalam proses belajarnya murid-murid diatur dalam suatu bentuk mengajar secara spesialisasi tertentu yang berhasil dalam memberikan pelajaran di ruangan kelas.
b. Arti secara luas (pentingnya) metode itu,yakni menggunakan prinsip-prinsip yang bersifat ilmu jiwa secara sehat dan baik,yang mengatur tekanan-tekanan suara pula buat penyelenggaraan penyampaian pelajaran di dalam ruangan kelas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode guru harus memperhatikan perilaku :
1. Tujuan yang hendak dicapai,tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar.
2. Peserta didik,sebagai subjek belajar memiliki karakteristik yang berbeda. 3. Situasi,situasi yang mempengaruhi, seperti guru lelah karena guru banyak
mengajar di tempat lain.
4. Fasilitas, yaitu kelengkapan penunjang belajar di sekolah.
Metode demontrasi merupakan metode yang sederhana dibandingkan dengan metode-metode yang lainnya.metode demontrasi adalah pertunjukan
7
tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya (Syaiful Sagara, 2003:210).
Kebaikan-Kebaikan Metode Demontrasi :
1. Perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingga dapat diamati secara teliti.Disamping itu,perhatian siswa pun lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar mengajar. 2. Dapat membimbing peserta didik kepada arah berpikir yang sama dalam
satu saluran pikiran yang sama.
3. Ekonomis dalam jam pelajaran di sekolah dan ekonomis dalam waktu yang panjang dapat diperlihatkan melalui demontrasi dengan waktu yang pendek.
4. Tidak memerlukan keterangan yang banyak.
5. Beberapa persoalan yang menimbulkan pertanyaan atau keraguan dapat diperjelas waktu proses demontrasi.
Kelemahan-Kelemahan Metode Demontrasi , diantaranya :
1. Untuk mengadakan demontrasi diperlukan alat-alat yang khusus yang sukar didapatkan.
2. Diperlukan pemusatan perhatian yang sering di abaikan oleh murid-murid.
3. Tidak semua hal dapat di demontrasikan di dalam kelas. 4. Banyak menyita waktu,sedangkan hasilnya minimum.
2.3 Deskripsi Materi Tatacara Pengurusan Jenazah
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada standar kompetensi dan kompetensi dasar SMA kelas XI materi pokok tatacara pengurusan jenazah ,mata pelajaran pendidikan agama islam semester dua Standar Kompetensi : 11. Memahami ketentuan hukum islam tentang
pengurusan jenazah
Kompetensi dasar : 11.2 memperagakan tatacara memandikan dan mengkafani jenazah
Indikator : 11.2.1 mampu memperagakan tatacara memandikan jenazah
11.2.2 mampu memperagakan tatacara mengkafani jenazah
8
Kamus bahasa Indonesia W.J.S. Poerwadarminta (1985:1024) mengatakan bahwa kata tata berarti aturan/pengaturan, sedangkan kata cara berarti jalan/melakukan (1985:186). Tatacara berarti pengaturan untuk melakukan.
Tatacara pengurusan jenazah berarti pengaturan melakukan pengurusan jenazah.Misalnya:memandikan,mengkafani,agar lebih mudah dalam pengurusannya,kita gunakan tatacara pengurusan jenazah.
Tatacara Penyelenggaraan Jenazah
Penyelenggaraan jenazah atau mengurus jenazah adalah termasuk perbuatan ibadah kepada allah SWT ,dan syariat Islam mengajarkan apabila ada yang meninggal atau tertimpa musibah hendaklah kita mengucapkan :
Artinya :”sesungguhnya kita kepunyaan Allah dan sesungguhnya kepada-Nya kita akan kembali.” (QS.AL-Baqarah:156).
Hal yang harus dilakukan terhadap orang yang meninggal yang hukumnya fardhu kifayah, seperti memandikan, mengkafani, menshalatkan, dan menguburkannya.
Cara memandikan ,mengkafani,menshalatkan dan menguburkan jenazah. Apabila seorang muslim meninggal dunia ,maka fardhu kifayah hukumnya bagi orang muslim yang hidup untuk menyelenggarakan 4 perkara, yaitu : memandikan, mengkafani, menshalatkan dan menguburkan jenazah.
1. Praktek cara memandikan jenazah
a. Mayat diletakkan di tempat yang tinggi dengan dibaringkan agar air bekas memandikan tidak tergenang dan kepala mayat lebih tinggi dari pada badannya
b. Seluruh badan jenazah ditutupi dengan kain agar tidak terlihat oleh yang bukan mukhrimnya.
c. Sediakan air secukupnya,sabun mandi,dan teko atau emrat untuk memudahkan menyirami mayat.
d. Lebih baik dimandikan oleh keluarganya kecuali bila tidak bisa diserahkan kepada ahlinya.
e. Yang memandikan harus sama jenis kelaminnya.
f. Air mulai disiramkan kebagian badan mayat sebelah kanan.
g. Kemudian basuh dan gosok-gosok memakai waslap bagian anggota badannya yang biasa di basuh ketika berwudlu.
9
h. Sesudah itu basuh seluruh anggota badannya dengan memakai sabun serta menggosok-gosok sela-sela jarinya dan lekuk-lekuknya hingga bersih.
i. Mewudhlukannya,setelah selsai memandikannya.
j. Sunat hukumnya menyela-nyela rambutnya dan jangan sampai tercabut. k. Setelah selesai memandikan dan mewudhukan jenazah kemudian
mengeringkannya dengan handuk.
l. Keadaan jenazah tetap ditutupi badannya dengan kain yang kering sambil menunggu persiapan kain kapannya.
2. Praktik cara mengkafani jenazah
Adapun cara mengkafani jenazah adalah sebagai berikut :
a. Untuk mayat orang dewasa disediakan kain putih panjangnya kira-kira 12 meter, kemudian kain tersebut dipotong menjadi 6 lembar, panjangnya setinggi jenazah tersebut dilebihkan sedikit dari kepala dan kakinya. b. 6 lembar kain tersebut digunakan untuk membungkusnya 3 lapis,1 lapis
untuk izar,1 lapis untuk baju,1 lapis untuk kerudung dan tali jadi berjumlah 6 lembar.
c. Kemudian hamparkan tikar ,diatas tikar simpan tali kira-kira untuk diatas kepala,dada,pinggul,lutut,dan dibawah kaki,setelah itu baru dihamparkan diatasnya kain kafan sebanyak tiga lapis,kemudian untuk izar 1 lapis ,baju 1 lapis,dan kerudung 1 lapis.
d. Pada kain tersebut diolesi minyak wangi secukupnya,kemudian jenazah tersebut dibaringkan setelah dibaluri kapur barus yang dihaluskan agar terhindar dari bau amis.
e. Mayat yang sudah dibaringkan di atas kain kafan tersebut kemudian ditutupi semua lubangnya,seprti hidung,mulut,kelamin,dubur,pusar,mata dan mukanya dengan kapas.
f. Kemudian dipakaikan baju kurungnya, izarnya,dan kerudungnya, baru dibungkuskan kain kafannya,setelah itu diikatkan tali yang ada dibawahnya, dan terakhir dibungkus dengan tikar yang ada di bawahnya. g. Posisi jenazah dari awal hendaklah kepalanya mengarah kesebelah utara
dan kakinya menjulur kesebelah selatan, setelah selesai baru dimasukkan kedalam keranda.
3. Praktik menyalatkan jenazah
Orang yang akan menyalatkan jenazah ada beberapa syarat dan rukunnya, yaitu :
10 Syarat melakukan shalat jenazah:
a. Suci dari hadas kecil dan hadas besar, b. Suci badan dan pakaian dari najis, c. Menutupi aurat,
d. Menghadap kiblat (baitullah)
e. Jenazahnya sudah dimandikan dan dikafani. Rukun shalat jenazah:
a. Niat menyalatkan jenazah dalam hati, b. Takbir 4 kali dengan takbiratul ikhram,
c. Membaca surat al-fatihah sesudah takbiratul ihram/takbir pertama, d. Membaca shalawat Nabi Muhammad Saw setelah takbir kedua, e. Mendoakan jenazah setelah takbir yang ketiga
f. Mendoakan orang yang ditinggalkan setelah takbir yang keempat, g. Membaca salam.
Cara pelaksanaan shalat jenazah adalah sebagai berikut:
a. Berdiri menghadap kiblat, bila mayatnya laki-laki posisi yang menyalatkan pada kepala jenazah ,dan jika mayatnya perempuan pada pinggangnya. Shalat jenazah dilakukan secara berjamaah atau secara munfaridh.
b. Berniat menyalatkan jenazah disertai dengan membaca takbiratul ihram (takbir pertama)
c. Membaca surat Al-fatihah setelah takbiratul ihram,setelah membaca surat Al-fatihah kemudian membaca takbir kedua.
d. Membaca shalawat Nabi Muhammad SAW.setelah membaca shalawat Nabi Muhammad SAW kemudian takbir ketiga.
e. Membaca doa untuk si mayat, sebagai berikut :
“Ya Allah ampunilah dia,berilah rahmat padanya,berilah maaf kepadanya,muliakanlah kedatangnya,lapangkanlah pintu masuknya dan jadikanlah surge tempat kembalinya.”
f. Kemudian membaca doa sebagai berikut :
“Ya Allah janganlah engkau rugikan kami daripada mendapat ganjarannya dan janganlah engkau beri kami fitnah sepeninggalnya ,dan ampunilah kami dan dia”.
11
Sehabis membaca doa kemudian membaca salam. 4. Praktik menguburkan jenazah
Cara menguburkan jenazah ,yaitu sebagai berikut :
a. Sebelumnya dibuatkan lubang kubur dengan ukuran panjangnya disesuaikan dengan tinggi jenazah dan didalamnya dibuatkan liang lahat, yaitu lubang menyimpan jenazah.
b. Lubang kubur,kedalamannya diusahakan melebihi tinggi jenazah tersebut. Hal itu agar aman dari bau yang tercium dan aman dari binatang buas. c. Ketika jenazah akan dimasukan kedalam lubang kubur, disunatkan
membaca:
Yang artinya “Dengan nama Allah dan atas nama agama Rasulullah”(H.R.Khamsah)
d. Ketika mayat dimasukkan ke lubang kubur ,hendaklah tiga orang sudah berada di dalam lubang kubur untuk menerima mayat dari atas,kemudian mayat tersebut posisi kepalanya di sebelah utara dan diletakan di lubang lahat dengan dimiringkan, menghadap ke arah kiblat,pipi(pelipis)kanannya di sebelah bawah dan dibuka kain pembungkus pelipisnya sehingga mengenai dan menempel tanah.
e. Agar mayat tidak terbalik maka kemiringannya diganjal dengan tanah yang di bulatkan,kemudian lubang lahat tersebut di tutup dengan kayu atau bambu,baru diurug dengan tanah sampai penuh.
f. Tanah diatas kuburannya hendaklah ditinggikan dan kuburannya memakai tanda dengan padung atau batu.
g. Setelah selesai penguburan hendaklah keluarga jenazah dan yang mengantarkan ke kuburan mendoakan jenazah agar diampuni dan diterima iman serta islamnya.
2.4 Anggapan Dasar Hipotesis 2.4.1 Anggapan Dasar
2.4.2 Adapun anggapan dasar yang dijadikan titik tolak dalam kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut :
12
a) Kemampuan tatacara pengurusan jenazah siswa kelas XI IPS 1 dapat ditingkatkan melalui metode demontrasi yang relevan dengan tingkat pengembangan intelek anak.
b) Metode demontrasi mempermudah penyampaian gagasan / ide PAI yang lebih cepat dapat dipahami oleh siswa SMA kelas XI.
2.4.3 Hipotesis Tindakan
Menurut S.Nasution (1982:49) hipotesis adalah pernyataan tentative yang merupakan dugaan atau tekanan tentang apa saja yang kita amati dalam usaha untuk memahaminya.
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1) Kemampuan siswa pada tatacara pengurusan jenazah meningkat,setelah secara seksama guru merencanakan pembelajaran menggunakan metode demontrasi.
2) Apabila siswa ikut aktif,maka kemampuan pemahaman siswa dalam tatacara pengurusan jenazah akan meningkat.
13 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMAN 1 Karangnunggal Tasikmalaya, untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Sebagai subjek penelitian ini adalah kelas XI IPS 1 tahun pelajaran 2018/2019 dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang ,16 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Lokasi sekolah ini berada di pusat kecamatan Karangnunggal sangat strategis mudah dijangkau dari berbagai arah dan potensial untuk dikembangkan menjadi sekolah yang bermutu.
3.2 Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan pelaksanaanya dalam dua siklus secara berkelanjutan dalam 3 bulan. Setiap siklus dilaksanakan dengan menyelesaikan 1 (satu) kompetensi dasar selama 1 (satu) kali pertemuan. Siklus 1 (satu) dilaksanakan pada akhir Awal Pebruari 2019 dan siklus kedua dilaksanakan pada Bulan Maret 2019. Setiap siklus dilaksanakan dengan langkah-langkah perencanaan,perencanaan tindakan,pengamatan (observasi) dan refleksi. Adapun langkah model prosedur penelitian yang digunakan model kemmis dan MC Tangga digambarkan sebagai berikut :
Refleksi Perencanaan
Pengamatan Tindakan I. Siklus satu
1. Perencanaan
Dalam perencanaan ini,persiapan yang dilakukan sebelum tindakan adalah sebagai berikut:
1.1 menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran tentang tatacara pengurusan jenazah.
1.2 Membuat dan mengumpulkan media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar tatacara pengurusan jenazah.
1.3 Membuat lembar kegiatan siswa yang dilengkapi dengan petunjuknya yang akan dilaksanakan dalam belajar menggunakan metode demontrasi.
14
1.4 Menyiapkan format pengamatan dalam proses belajar mengajar baik bagi guru maupun siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan ini,yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
2.1 Guru mengawali dengan mengajukan beberapa pertanyaan ,contohnya :
* Pernahkah kalian mendengar tentang tatacara pengurusan jenazah?
* Pernahkah kalian mengetahui ketentuan syara tentang tatacara pengurusan jenazah?
* Siapakah diantara kalian yang mengerti tentang tatacara pengurusan jenazah?
2.2 guru menunjuk seorang siswa yang sudah pernah mengetahui tatacara pengurusan jenazah untuk memberikan opininya kepada teman-temannya dibawah bimbingan guru.
2.3 Setelah para siswa mendengarkan secara klasikal,guru menunjuk beberapa siswa untuk menerangkannya kembali.
2.4 Guru menjelaskan tentang tatacara pengurusan jenazah. 2.5 Memberikan evaluasi.
2.6 Pengamatan dan kesimpulan secara bersama-sama.
2.7 Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar,guru melakukan pengamatan dan observasi sesuai dengan format yang disediakan. 3. Pengamatan
Pengamatan atau observasi yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan ini adalah dengan menggunakan format pengamatan yang telah disediakan.
Aspek-aspek yang di amati adalah sebagai berikut :
3.1 situasi kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru di kelas.
3.2 Kesan pengamat terhadap penampilan atau kemampuan guru dalam mengelola proses belajar.
3.3 Rincian mengenai penampilan dan kemampuan. 3.4 Perilaku siswa dalam proses belajar.
4. Refleksi
Hasil pengamatan yang diperoleh selama proses belajar mengajar berlangsung di analisa,berdasarkan hasil analisa ini,guru dan kolektor
15
melakukan refleksi diri untuk menentukan keberhasilan penelitian dan merencanakan tindakan berikutnya.tindakan kelas ini berhasil apabila : 4.1 sebagian besar (75% dari siswa) mampu memperagakan tatacara
pengurusan jenazah.
4.2 sebagian besar (75% dari siswa) mampu membedakan tatacara pengurusan jenazah laki-laki dan perempuan.
4.3 Telah tercapainya ketuntasan belajar secara klasikal maupun individual yang akan dilihat dari hasil ulangan harian siswa.
Untuk siklus 2(dua) dalam penelitian tindakan ini ,direncanakan berdasarkan hasil refleksi siklus 1(satu),sehingga masing-masing siklus saling berkaitan. Siklus 2(dua) merupakan modifikasi dari siklus 1(satu) ,hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik sehingga indikator keberhasilan yang telah di tetapkan dapat dicapai. Adapun kekurangan dan kelebihan yang ditemui pada siklus 1(satu) yang dijadikan bahan perencanaan untuk perbaikan pada siklus selanjutnya. II. Siklus 2 (dua)
1. Perencanaan
Dalam perencanaan ini,persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut :
1.1 Mempersiapkan dan melengkapi kekurangan pada pelaksanaan tindakan siklus 1(satu).
1.2 Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran tentang tatacara memandikan,mengkafani,dan menshalatkan jenazah.
1.3 Membuat dan megumpulkan media pembelajaran yang akan digunaka dalam proses belajar mengajar tatacara memandikan,mengkafani,menshalatkan dan menguburkan.
1.4 Membuat lembar kegiatan siswa yang dilengkapi dengan petunjuknya yang akan dilaksanakan dalam belajar menggunakan metode demontrasi.
1.5 Menyiapkan format pengamatan dalam proses belajar mengajar baik bagi guru maupun bagi siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan ini yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
2.1 siswa dibagi menjadi 4 kelompok dengan anggota yang heterogen dari segi prestasi,jenis kelamin,suku,dan lain-lain. Pada tiap-tiap kelompok terdiri dari 9 orang.
16
2.2 Masing-masing kelompok diberi lembar kerja siswa dan media pembelajaran.
2.3 Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelmpok.Anggota kelompok yang sudah memahami materi,diharapkan menjelaskan apa yang sudah dipahaminya kepada anggota kelompok yang lain,sampai anggota kelompok tersebut memahami materi yang dimaksud.
2.4 Guru memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa.pada saat mengerjakan pertanyaan siswa harus bekerja sendiri.
2.5 Guru memberikan evaluasi.
2.6 Pengamatan dan kesimpulan secara bersama-sama.
2.7 Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar,guru kolabolator melakukan pengamatan dan observasi sesuai dengan format yang disediakan.
3. Pengamatan
Pengamatan atau observasi yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan ini, adalah dengan menggunakan format pengamatan yang telah disediakan.
Aspek-aspek yang diamati adalah sebagai berikut :
1. Situasi kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru dikelas.
2. Kesan pengamat terhadap penampilan/kemampuan guru dalam mengelola proses belajar.
3. Rincian mengenai penampilan dan kemampuan. 4. Perilaku siswa dalam proses belajar
4. Refleksi
Hasil pengamatan yang diperoleh selama proses belajar mengajar berlangsung di analisa. Berdasarkan hasil analisa ini,guru dan kolabolator melakukan refleksi diri untuk menentukan keberhasilan penelitian dan merencanakan tindakan berikutnya.tindakan, kelas ini berhasil apabila :
4.1 Sebagian besar (75% dari siswa) mampu memperagakan tatacara memandikan, mengkafani,dan menshalatkan.
4.2 Sebagian besar (75% dari siswa) mampu membedakan tatacara memandikan, mengkafani,dan menshalatkan.
4.3 Lebih dari 80% anggota kelompok aktif dalam tugas kelompoknya. 4.4 Penyelsaian tugas kelompok sesuai dengan waktu yang disediakan. 4.5 Telah tercapainya ketuntasan belajar secara klasikal maupun
17 3.3 Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan pada waktu melaksanakan penelitian dalam mencari dan mengumpulkan data. Tehnik pengumpulan data pada penelitian ini.
3.3.1. Metode observasi yaitu pengamatan langsung oleh guru dengan mengisi format tentang keaktifan siswa dalam pembelajaran pada siklus pertama dan kedua.
3.3.2. Melalui pengamatan kolabolator yaitu teman sejawat peneliti, guru PAI Kelas x bapak Drs. H. Dede Kurnia. M.Pd I dengan mengisi format tentang aktifitas siswa dan guru pada siklus pertamadan kedua.
3.3.3. Melalui tes yaitu metode yang digunakan untuk mengetahui pengetahuan yang dimiliki seseorang melalui pengisian soal-soal dengan batasan-batasan tertentu. Metode tes yang digunakan adalah ulangan harian yang dilakukan pada akhir siklus,sehingga guru memperoleh data yang diperlukan.
3.4 Analisa Data
3.4.1 Pencatatan dilakukan oleh guru yang bersangkutan dan kolabolator terutama yang berhubungan dengan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung melalui lembar observasi dengan memberikan skor sebagai berikut : tidak aktif diberi skor 1, cukup aktif diberi skor 2, dan aktif diberi skor 3.
3.4.2 Data nilai harian siswa diperoleh setelah melakukan ulangan pada akhir proses pembelajaran disetiap siklus.Bagi siswa yang tarap kemampuannya kurang dari 70 sebagai batas criteria ketuntasan minimal diberikan remedial.
3.4.3 Semua hasil pengamatan,pencatatan dan hasil ulangan harian siswa pada siklus pertama dibandingkan dengan hasil siklus kedua.
3.4.4 Semua hasil pengamatan, pencatatan dan hasil ulangan harian siswa pada siklus pertama dibandingkan dengan hasil siklus kedua.
18 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Setting Penelitian
SMA Negeri 1 Karangnunggal Tasikmalaya merupakan sekolah yang terletak di jalan raya karangnunggal Tasikmalaya telepon (0265) 580256. Jumlah guru seluruhnya 55 orang diantaranya 3 orang guru Pendidikan Agama Islam. sedangkan jumlah siswa di SMA Negeri 1 karangnunggal tahun pelajaran 2018/2019 sebanyak 888 orang.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action riseach) dilaksanakan di SMA Karangnunggal Tasikmalaya pada kelas XI IPS 1 semester 1 tahun pelajaran 2018/2019, dengan materi tatacara pengurusan jenazah, pada penelitian ini dilakukan dengan dua orang guru SMA Karangnunggal yaitu guru Pendidikan Agama Islam kelas XI Dra.N.Nana Rohliana sebagai peneliti, guru Pendidikan Agama kelas X yaitu bapak Drs. H. Dede Kurnia, M.PdI sebagai kolabolator.
Sebagai objek dalam penelitian ini adalah kelas XI IPS 1 yang tahun pelajaran 2018/2019 dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang, 16 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Penelitian berlangsung selama kurang lebih dua bulan (pebruari s.d Maret 2019).
4.2 Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis observasi yang dilakukan oleh peneliti bersama kolabolator selama proses pembelajaran berlangsung dan pengisian angket yang diberikan kepada siswa, maka dapat diungkapkan mengenai hal-hal yang meliputi: keaktifan siswa pada saat pembelajaran, aktifitas guru dalam PBM, serta hasil belajar siswa.
Keberhasilan siswa dalam belajar mengacu pada kemampuan siswa dalam mengerjakan latihan-latihan serta mengerjakan soal tes yang berakhir pada pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar, yang dipetakan pada hasil belajar pra PTK dilaksanakan selama PTK dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-masing dari hasil belajar siswa terdiri dari pekerjaan siswa dalam bentuk latihan soal dalam lembar kerja siswa (LKS) dan ulangan harian.
Sebelum PTK dilaksanakan,maka dilakukan terlebih dahulu ulangan harian pra PTK dengan hasil sebagai berikut :
19
Tabel 1. Data Nilai Ulangan Pra PTK
No.Urt. NIS Nama L/P Nilai Ket. 1 111210022 Agung gumilar L 78 T 2 111210023 Ai purnamasari P 73 BT 3 111210024 Alan septiana L 61 BT 4 111210025 Ana marlina P 80 T 5 111210026 Arman armanto L 83 T 6 111210027 Ayi suciati P 60 BT 7 111210037 Ajis santoso L 80 T 8 111210055 Cecep abdul azis L 61 BT 9 111210056 Dede candra L 74 BT 10 111210057 Ega selvi anggraeni P 83 T 11 111210058 Eni sutriani P 61 BT 12 111210066 Fauzi ramdani L 75 BT 13 111210071 Febi mudiawati L 60 BT 14 111210073 Heni nurhaeni P 62 BT 15 111210082 Irma mayasari P 82 T 16 111210083 Irfan septian L 74 BT 17 111210089 Jajang firdaus L 69 BT 18 111210090 Lia puspa lestari P 67 BT 19 111210096 Lusi erpaliana P 60 BT 20 111210097 Nurdiansyah L 58 BT 21 111210104 Nuri kusmini P 61 BT 22 111210105 Pina meliyantina P 57 BT 23 111210114 Ratih siti nurlatifah P 58 BT 24 111210118 Rida rafika P 60 BT 25 111210119 Rizal faisal L 75 BT 26 111210132 Roni ismawan L 77 BT 27 111210142 Seli sintia P 74 BT 28 111210144 Silvi triana P 78 T 29 111210148 Siti sadiyah P 80 T 30 111210150 Sri puji astute P 60 BT 31 111210152 Tessa dwi lestari P 82 T 32 111210154 Wiwin triana P 57 BT 33 111210156 Yeni P 58 BT 34 111210169 Yogi L 75 BT 35 111210172 Indra L 80 T 36 111210173 Adih taufik L 80 T JUMLAH 2513 RATA-RATA 69,8
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa pada materi tatacara pengurusan jenazah sebelum diadakan tindakan pada siklus I adalah 69,8 . Nilai ideal yang mungkin dicapai yaitu 100 dan nilai terendah adalah 10. Dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 78, hal ini menunjukkan secara klasikal siswa kelas XI IPS 1 tahun pelajaran 2018/2019 pada SMA Karangnunggal
20
penguasaan mengidentifikasi tatacara pengurusan jenazah sekitar 69,8 masih tergolong rendah dengan nilai yang bervariasi dan yang tuntas hanya 11 orang siswa. Siklus 1
Seperti telah dipaparkan pada BAB III setiap siklus terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi, sehingga pada pelaksanaan tiap siklus dapat dipaparkan sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan 1
Bahan ajar yang akan dibahas pada siklus 1 ini adalah tatacara pengurusan jenazah, guru dan kolabolator mempersiapkan segala keperluan siklus 1 yang meliputi :
1. Silabus fiqih
2. RPP 1 tentang tatacara pengurusan jenazah 3. Lembar Kerja Siswa ( LKS )
4. Soal ulangan harian 1, remedial dan pengayaan 5. Instrumen penelitian
b. Pelaksanaan Tindakan 1
Pelaksanaan pembelajaran siklus 1 dilaksanakan pada Awal Pebruari 2019 sebanyak satu kali pertemuan 3 x 45 menit. Pada tahap ini peneliti merencanakan pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi, yaitu siswa dibagi menjadi 4 kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 9 orang, guru memberi pengantar materi tatacara pengurusan jenazah, setiap siswa menggunakan lembar kerja siswa, setiap kelompok ditugaskan untuk mempelajari sub materi yang berbeda:
1. kelompok 1 bertugas mempelajari mengidentifikasi tatacara ta’ziah dan ziarah kubur
2. Kelompok 2 bertugas mempelajari tatacara memandikan jenazah 3. Kelompok 3 bertugas mempelajari tatacara mengkafani jenazah 4. Kelompok 4 bertugas mempelajari tatacara menshalatkan jenazah 5. Kelompok 5 bertugas mempelajari tatacara penguburan.
Kemudian anggota kelompok yang lebih mahir dalam materi tersebut dapat menjelaskan kepada yang lainnya sehingga mereka saling membantu satu sama lain untuk mempermudah dan mempercepat memahami tatacara pengurusan jenazah. Kemudian perwakilan kelompok mempresentasikan hasil belajarnya yang disertai dengan tanya jawab. Sementara siswa berdiskusi guru mengamati proses pembelajaran dan memberi pengarahan seperlunya, sementara kolabolator membuat catatan lapangan. Secara rinci pelaksanaan.
21 c. Pengamatan
Pada penelitian tindakan kelas ini yang menjadi pengamat yaitu :
No. Pengamat Tugasnya sebagai
1. Kepala Sekolah Pengamat aktivitas guru pada pelaksanaan kegiatan PTK 2. Guru PAI kelas XI Peneliti, pengamat aktivitas siswa 3. Guru PAI kelas X Kolaboran, pengamat aktivitas guru
dan siswa pada pelaksanaan PTK
Berdasarkan catatan lapangan, pada saat berlangsungnya pembelajaran tidak semua nggota kelompok terlibat aktif diskusi tentang materi yang sedang dipelajari ada diantaranya salah satu kelompok yang anggotanya pasif dalam kerja kelompok. Peneliti menegur dan menyarankan untuk aktif berinteraksi dengan kelompoknya dalam mendiskusikan masalah yang telah diberikan oleh Peneliti. Setiap kelompok yang bersemangat untuk berdiskusi membahas tugas yang diberikan rata-rata 7 orang, sedang anggota lain cukup aktif. Data keaktifan siswa dalam diskusi kelompok tampak pada tabel berikut:
Tabel. 2. Data Angket Pengamatan Aktivitas siswa Sisklus I
No Pernyataan Aktif Cukup Aktif Tidak
Aktif
1. Mendengarkan penjelasan guru √
2. Menjawab pertanyaan guru √
3. Mengamati / mencari tatacara pengurusan
jenazah √
4. Mengajukan pertanyaan dan
mengemukakan gagasan √
5. Bekerjasama dalam kelompok √
6. Berdiskusi √
7. Menyimpulkan bersama-sama √
8. Menyenangi KBM √
Berdasarkan angket pengamatan tersebut dalam tabel secara kuantitatif keaktifan siswa dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini:
Tabel 3. Prosentase Keaktifan Siswa Siklus I
No. Keaktifan Frekuensi Prosentase Frekuensi index
1. Tidak aktif 2 5% 2
2. Cukup aktif 16 39% 32
3. Aktif 18 56% 69
22
Untuk lebih jelas, maka dapat dilihat pada grafik keaktifan siswa di bawah ini:
Grafik 1 Grafik keaktifan siswa siklus I
Dari data di atas bahwa dari 36 orang siswa tidak aktif 5,0%, cukup aktif 39% dan yang tidak aktif 56%, sehingga dapat ditentukan bahwa index keaktifan siswa dalam proses belajar dengan menggunakan metode demontrasi, selama siklus I adalah 103/36= 2,86. Dengan kata lain prosentase keaktifan siswa adalah 97.36%. sehingga tingkat keaktifan siswa termasuk dalam tingkat tinggi.
Pada kegiatan presentasi siswa yang aktif bertanya yaitu :
No. Kegiatan Jumlah siswa
1. Bertanya 3 orang siswa perwakilan dari tiap kelompok
2. Menanggapi 3 orang siswa perwakilan dari tiap kelompok yang belum bertanya
3. Menyimpulkan 1 orang siswa
Pada pelaksanaan tindakan I, nampak terjadi perubahan aktivitas guru lebih baik, setelah menggunakan metode demontrasi. Di bawah ini data angket aktivitas guru pada siklus I
Tabel. 4. Data Angket Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I
No Aspek yang diamati
Penilaian Baik Cukup Baik Kurang Baik 1 Pendahuluan a. Memotivasi siswa √ b. Apersepsi √
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
2 Kegiatan Inti
a. Memberikan penjelasan tentang tatacara pengurusan jenazah √ 0 10 20 30 40 50 60 tidak aktif cukup aktif aktif
23
b. Mengarahkan siswa untuk melaksanakan tugas yang telah ditetapkan dalam proses belajar dengan menggunakan metode demontrasi.
√
c. Mengamati proses belajar siswa dalam mempelajaritatacara pengurusan jenazah dengan menggunakan metode demontrasi.
√
d. Mengajak siswa menganalisa perbedaan antara memandikan, mengkafani, menshalatkan, dan tatacara penguburan.
√
e. Mendorong siswa untuk menjadi tutor sebaya. √ f. Menghargai berbagai pendapat √ g. Mengarahkan siswa menarik kesimpulan √ h. Melakukan penilaian dengan memberi kesempatan
kepada siswa untuk bertanya atau menjawab pertanyaan
√
3 Penutup
a. Menegaskan kesimpulan materi √ b. Memberi tugas/PR pada siswa √
4 Pengelolaan waktu √
5 Penampilan guru √
6 Suasana Kelas √
a. Semangat siswa √
b. Semangat guru √
Pada pelaksanaan tindakan I, peneliti melakukan ulangan harian dengan hasil berikut:
Tabel. 5. Hasil Ulangan Harian Siklus I
No NIS Nama Siswa
Skor tiap soal
∑ 100 % Ketu ntasa n 1 2 3 4 5 50 10 10 20 10 1 111210022 Agung gumilar 15 10 20 30 5 80 80 T 2 111210023 Ai purnamasari 9 8 4 30 5 59 59 BT 3 111210024 Alan septiana 10 10 20 30 5 75 75 T 4 111210025 Ana marlina 25 10 20 30 5 90 90 T 5 111210026 Arman armanto 29 10 20 30 5 94 94 T 6 111210027 Ayi suciati 15 10 20 30 5 80 80 T 7 111210055 Ajis santoso 23 10 20 30 5 88 88 T 8 111210057 Cecep abdul azis 19 10 15 30 5 79 79 T 9 111210058 Dede candra 16 10 20 30 5 81 81 T 10 111210066 Ega selvi anggraeni 15 10 20 30 5 80 80 T 11 111210071 Eni sutriani 15 10 16 30 5 76 76 T 12 111210073 Fauzi ramdani 25 10 20 30 5 90 90 T 13 111210082 Febi mudiawati 9 8 4 30 0 51 51 BT 14 111210083 Heni nurhaeni 21 10 16 30 5 80 80 T 15 111210089 Irma mayasari 8 10 16 30 5 69 69 BT 16 111210090 Irfan septian 25 10 20 30 5 90 90 T 17 111210096 Jajang firdaus 18 4 2 30 5 59 59 BT
24
18 111210097 Lia puspa lestari 13 8 2 30 5 58 58 BT 19 111210104 Lusi erpaliana 11 10 16 30 5 73 73 T 20 111210105 Nurdiansyah 10 8 6 30 0 54 54 BT 21 111210114 Nuri kusmini 25 10 20 30 5 90 90 T 22 111210118 Pina meliyantina 11 10 20 30 5 76 76 T 23 111210119 Ratih siti nurlatifah 21 10 8 30 5 74 74 T 24 111210132 Rida rafika 25 10 20 30 10 95 95 T 25 111210142 Rizal faisal 0 10 14 30 5 59 59 BT 26 111210144 Roni ismawan 19 10 20 30 5 84 84 T 27 111210148 Seli sintia 25 10 20 30 10 95 95 T 28 111210150 Silvi triana 25 10 20 30 5 90 90 T 29 111210152 Siti sadiyah 23 10 20 30 5 88 88 T 30 111210154 Sri puji astute 16 10 20 30 5 81 81 T 31 111210156 Tessa dwi lestari 11 10 20 30 5 76 76 T 32 111210169 Wiwin triana 25 10 20 30 5 90 90 T 33 111210170 Yeni 19 10 6 30 5 73 73 T 34 111210172 Yogi 15 7 20 30 5 77 77 T 35 111210189 Indra 19 10 20 30 5 84 84 T 36 111210203 Adih taufik 15 10 20 30 5 80 80 T Jumlah Skor 635 335 586 1080 180 2816 Jumlah Skor Maksimal 1800 360 360 720 360 3600
% Ketercapaian
35.2 93 84 100 100 80.4 4
Rata-rata 78,2
Keterangan : T = Tuntas / BT = Belum Tuntas
Dari data tabel hasil belajar di atas dapat diketahui bahwa, ketuntasan belajar klasikalnya 80,2% siswa yang belajarnya tuntas 29 siswa dari 36 siswa atau 80.5% Dengan demikian perlu diadakan perbaikan bagi 8 orang siswa. Terutama untuk item soal 1 dan 5
Tabel 6. Distribusi Hasil Belajar Siklus I
No. Interval Nilai Kategori Frekuensi Prosentase
1 10 – 69 Rendah 7 19.51%
2 70 – 79 Sedang 9 24.40%
3 80 – 100 Tinggi 20 56.10%
25
Untuk lebih jelas, maka dapat dilihat pada grafik ditribusi hasil belajar di bawah ini:
Grafik 2 Grafik distribusi hasil belajar siklus I
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dikemukakan bahwa dari 36 siswa terdapat sekitar 7 siswa atau 19.51%, yang penguasaan materinya masuk dalam kategori rendah, 9 siswa atau 24.40% yang mengusasi materi dalam kategori sedang, sedangkan 20 siswa atau 56.10% penguasaan materinya berada pada kategori tinggi. Dalam hal ini perlakuan pada siklus I dapat dikatakan bahwa hasil belajar tatacara pengurusan jenazah berada pada kategori tinggi tetapi ada 7 orang siswa yang perlu perbaikan.
d. Refleksi, Perbaikan dan Pengayaan
Berdasarkan analisa di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan pembelajaran belum sepenuhnya sesuai harapan karena belum semua siswa dapat mencapai KKM yang ditentukan, masih terdapat 7 siswa yang harus mengikuti kegiatan remedial. Walaupun demikian bila dibandingkan dengan data nilai rata-rata pra PTK hasil belajar siswa menunjukkan adanya peningkatan, dari 69,8 menjadi 78,2 atau naik sebesar 15.4
Bagi siswa yang belum mencapai KKM, remedial dilaksanakan dengan pemberian tugas untuk mempelajari kembali soal ulangan harian 1, menganalisa soal yang jawabannya belum benar, berdiskusi dengan teman yang jawabannya sudah benar, dan mencoba kembali mengerjakannya sendiri, kegiatan tersebut diakhiri dengan ulangan remedial dengan soal sejenis. Ulangan remidial 1 dilaksanakan pada Akhir Pebruari 2019, 3 hari setelah hasil ulangan harian 1 dibagikan, hal ini lakukan untuk memberi kesempatan kepada siswa yang belum tuntas agar dapat mempersiapkan diri dengan baik.
Sedangkan untuk siswa yang sudah mencapai KKM diberikan pengayaan, bentuk pelaksanaannnya berupa belajar kelompok untuk menyelesaikan soal - soal yang lebih kompleks. Data ketuntasan siswa sebelum dan sesudah remedial tampak pada tabel berikut:
0 10 20 30 40 50 60 rendah sedang tinggi
26
Tabel 7. Ketuntasan Siswa Sebelum dan Sesudah Remedial I
Ketuntasan
Sudah Tuntas Belum Tuntas Jumlah Prsentse Jumlah Prsentse
Sebelum remedial 29 80.49% 7 19.51%
Sesudah Remedial 36 100% 0 0%
Untuk lebih jelas, maka dapat dilihat pada grafik ketuntasan siswa sebelum dan sesudah remedial di bawah ini:
Grafik 3 Grafik ketuntasan siswa sebelum dan sesudah remedial
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I ditemukan hal-hal berikut: 1. Masih ada siswa ( 5% ) yang belum aktif dalam kegiatan pembelajaran 2. Masih ada siswa ( 19.51% ) yang harus mengikuti kegiatan remedial.
3. Masih ada komponen kinerja guru perlu ditingkatkan terutama dalam pemotivasian, dan perencanaan yang lebih matang dalam tahapan pelaksanaan KBM dengan menggunakan metode demontrasi.
Karena hal-hal tersebut, permasalahan belum terselesaikan dengan baik dan diperlukan tindakan berikutnya dalam siklus II.
Siklus II
Pada siklus kedua ini difokuskan pada komponen-komponen yang harus diperbaiki atau ditingkatkan, sedangkan untuk pelaksanannya tidak jauh beda dengan siklus I dengan berbagai perbaikan.
a. Perencanaan Tidakan II
Pada siklus II Peneliti lebih meningkatkan kegiatan pembelajaran dari yang telah dilakukan pada siklus I yaitu ingin meningkatkan keaktifan siswa kelas XI IPS 1 SMA Karangnunggal Tasikmalaya dalam pembelajaran koopertif metode demontrasi. Adapun langkah perencanaanya adalah sebagai berikut: Penelit i menyajikan materi pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi yang terancang lebih baik dari sebelumnya. Peneliti mengarahkan siswa untuk lebih
0 20 40 60 80 100
Sebelum remedial Sesudah Remedial
Sudah Tuntas Belum Tuntas
27
aktif terlibat dalam rangkaian proses pembelajaran juga memberikan tugas secara berkelompok dan individu, sementara itu kolabolator membuat catatan pribadi, selanjutnya peneliti memberikan tes kepada siswa.
b. Pelaksanaan Tidakan II Siklus II dilaksanakan pada Akhir Maret 2019 sebanyak satu kali
pertemuan, dengan materi tatacara pengurusan jenazah menggunakanmetode demontrasi. Adapun pelaksanaanya sama seperti siklus I tetapi telah mengalami perbaikan-perbaikan dengan lebih menekankan pada peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa. Proses pelaksanaan siklus II seperti tercantum dalam RPP 2. Setelah selesai pertemuan, peneliti berdiskusi dengan kolabolator mengenai jalannya proses pembelajaran, mulai dari aktivitas siswa sesuai dengan yang diharapkan.
c. Pengamatan
Pada penelitian tindakan kelas ini yang menjadi pengamat yaitu :
No. Pengamat Tugasnya sebagai
1 Kepala Sekolah Pengamat aktivitas guru pada pelaksanaan kegiatan PTK 2 Guru PAI kelas
XI
Peneliti, pengamat aktivitas siswa
3 Guru PAI kelas X Kolaboran, pengamat aktivitas guru dan siswa pada pelaksanaan PTK
Berdasarkan catatan lapangan, pada saat berlangsunya proses pembelajaran, setiap siswa kelihatan aktif dalam kelompoknya masing-masing. Hal ini disebabkan karena para siswa ada rasa tanggung jawab sebagai anggota kelompok dan ada rasa ingin tahu, sehingga mereka semangat berdiskusi dan mencari materi dari buku Tentang tatacara pengurusan jenazah dan siswa yang mahir dalam pengurusan jenazah memberi penjelasan –penjelasan kepada yang lain.Yang terpantau oleh Peneliti ketika berkeliling melihat-lihat cara kerja masing-masing kelompok. Peneliti menegur dan meminta siswa yang tidak konsentrasi dan ikut aktif berinteraksi dengan kelompoknya dalam mendiskusikan, mengamati masalah yang telah diberikan oleh Peneliti. Pada saat yang bersamaan kolabolator mencatatat aktivitas guru dan siswa. Data keaktifan siswa tampak pada tabel berikut:
28
Tabel 8. Data Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II
No. Pernyataan Aktif Cukup
Aktif
Tidak Aktif
1 Mendengarkan penjelasan guru √
2 Menjawab pertanyaan guru √
3 Mengamati demonstrasi guru √
4 Mengajukan pertanyaan dan mengemukakan gagasan √ 5 Berdiskusi √ 6 Menyimpulkan bersama-sama √
7 Prilaku yang tidak relevan dengan KBM √ Berdasarkan angket pengamatan di atas, secara kuantitatif keaktifan siswa dapat di lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 9. Keaktifan Siswa Siklus II
No. Keaktifan Frekuensi Prosentase Frekuensi index
1 Tidak aktif 0 0% 0
2 Cukup aktif 7 24.39% 20
3 Aktif 29 75.61% 93
Jumlah 36 100% 113
Untuk lebih jelas, maka dapat dilihat pada grafik keaktifan siswa siklus II di bawah ini:
Grafik 4 Grafik keaktifan siswa siklus II
Dari data di atas bahwa dari 38 orang siswa tidak aktif 0% , cukup aktif 24.39%, dan yang aktif 75.61%, sehingga dapat ditemukan bahwa index keaktifan siswa dalam berdiskusi, selama siklus II adalah Dengan kata lain prosentase keaktifan siswa adalah 113/36 = 2.98. Dengan kata lain prosentase keaktifan siswa adalah 97.24%. Sehingga tingkat keaktifan siswa termasuk ke dalam tingkatan sangat tinggi. Adapun siswa yang aktif presentasi yaitu :
0 20 40 60 80 tidak aktif cukup aktif aktif
29
No. Kegiatan Jumlah siswa
1 Bertanya 3 orang siswa perwakilan dari tiap kelompok
2 Menanggapi 4 orang siswa perwakilan dari tiap kelompok yang belum bertanya
3 Menyimpulkan 1 orang siswa
Keberhasilan belajar siswa tidak hanya ditentukan oleh keaktifan siswa, tetapi ditentukam pula oleh kemampuan guru dalam PBM. Di bawah ini diketahui data aktivitas guru pada siklus II sebagai berikut
Tabel 10. Data Pengamatan Aktivitas Guru
No Aspek yang diamati
Penilaian Baik Cukup Baik Kurang Baik 1 Pendahuluan a. Memotivasi siswa √ b. Apersepsi √
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
2 Kegiatan Inti
a. Memberikan masalah melalui media √ b. Mengarahkan siswa untuk melaksanakan tugas
yang telah ditetapkan dalam proses belajar dengan
menggunakan metode demontrasi. √
c. Mengamati proses belajar siswa dalam mempelajari materi dengan menggunakan metode
demontrasi. √
d. Mengajak siswa menganalisis perbedaan antara
memandikan, mengkafani, menshalatkan √ e. Mendorong siswa untuk mengemukakan atau
menanggapi pendapat temannya. √
f. Menghargai berbagai pendapat √ g. Mengarahkan siswa menarik kesimpulan √ h. Melakukan penilaian dengan memberi
kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau
menjawab pertanyaan √
3 Penutup
a. Menegaskan kesimpulan materi √ b. Memberi tugas/PR pada siswa √
4 Pengelolaan waktu √
5 Penampilan guru √
6 Suasana Kelas √
a. Semangat siswa √
b. Semangat guru √
Untuk mengetahi perubahan hasil belajar siswa pada siklus II, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
30
Tabel 11 Hasil Ulangan Harian Siklus II
No NIS Nama Siswa
Skor tiap soal ∑
% Ktntsn 1 2 3 4 5 100 10 10 30 10 40 1 111210022 Agung gumilar 10 10 30 10 31 91 91 T 2 111210023 Ai purnamasari 10 10 20 10 28 78 78 T 3 111210024 Alan septiana 10 10 30 10 34 94 94 T 4 111210025 Ana marlina 10 5 30 10 31 90 90 T 5 111210026 Arman armanto 10 5 30 10 28 94 94 T 6 111210027 Ayi suciati 10 5 30 10 23 86 86 T 7 111210055 Ajis santoso 10 10 30 10 34 83 83 T 8 111210057 Cecep abdul azis 10 5 19 10 24 78 78 T 9 111210058 Dede candra 10 5 30 7 18 94 94 T 10 111210066 Ega selvi anggraeni 10 5 30 10 23 79 79 T 11 111210071 Eni sutriani 10 5 30 10 32 78 78 T 12 111210073 Fauzi ramdani 10 5 30 10 34 87 87 T 13 111210082 Febi mudiawati 10 5 25 10 28 89 89 T 14 111210083 Heni nurhaeni 10 10 30 10 28 78 78 T 15 111210089 Irma mayasari 10 5 30 10 26 88 88 T 16 111210090 Irfan septian 10 5 30 10 34 81 81 T 17 111210096 Jajang firdaus 10 5 15 10 31 89 89 T 18 111210097 Lia puspa lestari 10 5 30 10 15 78 78 T 19 111210104 Lusi erpaliana 10 5 30 0 34 78 78 T 20 111210105 Nurdiansyah 10 5 30 10 34 79 79 T 21 111210114 Nuri kusmini 10 5 30 10 34 80 80 T 22 111210118 Pina meliyantina 10 5 30 10 20 78 78 T 23 111210119 Ratih siti nurlatifah 10 5 30 10 15 79 79 T 24 111210132 Rida rafika 10 5 30 0 30 78 78 T 25 111210142 Rizal faisal 10 10 30 10 31 91 91 T 26 111210144 Roni ismawan 10 5 30 10 34 89 89 T 27 111210148 Seli sintia 10 5 30 10 21 78 78 T 28 111210150 Silvi triana 10 5 30 10 31 86 86 T 29 111210152 Siti sadiyah 10 8 30 10 37 95 95 T 30 111210154 Sri puji astute 10 5 30 10 28 83 83 T
31
No NIS Nama
Siswa
Skor tiap soal ∑
% Ktntsn 1 2 3 4 5 100 10 10 30 10 40 31 111210156 Tessa dwi lestari 10 5 15 10 30 78 78 T 32 111210169 Wiwin triana 10 5 30 10 24 79 79 T 33 111210170 Yeni 10 10 30 10 34 94 94 T 34 111210172 Yogi 0 5 25 10 34 78 78 T 35 111210189 Indra 10 5 20 0 35 78 78 T 36 111210203 Adih taufik 10 5 20 0 35 78 78 T Jumlah Skor 350 218 994 317 1040 2919 Jumlah Skor Maksimal 360 360 1080 360 1440 3600 % Ketercapaian 97.4% 60.0% 92.6% 88.7% 71.8% 81.1%
Rata-rata 81.1
Dari data tabel hasil belajar pada siklus II dapat diketahui bahwa: ketuntasan belajar klasikalnya yaitu 81,1, semua siswa telah memenuhi ketuntasan belajar atau 100%. Dengan demikian tidak perlu diadakan perbaikan.
Tabel 12 Distribusi Hasil Belajar Siswa Siklus II
No. Interval Nilai Kategori Frekuensi Prosentase
1 10 – 69 Rendah 0 0%
2 69 – 80 Sedang 17 45.78%
3 80 – 100 Tinggi 19 54.22%
Jumlah 36 100%
Untuk lebih jelas, maka dapat dilihat pada grafik distribusi hasil belajar siswa siklus II di bawah ini:
Grafik 5 Grafik distribusi hasil belajar siklus II 0 10 20 30 40 50 60 rendah sedang tinggi
32
Berdasarkan pada tabel di atas dapat dikemukakan bahwa dari 36 siswa teradapat 17 siswa atau 45.78% yang menguasai materi dalam kategori sedan, sedangkan 19 siswa atau 54.22% penguasaan materinya berada pada katagori tinggi. Dalam hal ini perlakuan siklus II dapat dinyatakan bahwa hasil belajar Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan metode demontrasi berada pada kategori tinggi.
d. Refleksi dan Pengayaan
Pada siklus kedua ini dari hasil analisa di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan pembelajaran yang telah dilakuakn sudah sesuai harapan karena semua siswa dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal yaitu lebih dari 73, sehingga tidak ada remedial tetapi lebih difokuskan pada pengayaan materi. Pada siklus I hasil belajar dikategorikan tinggi dengan rata-rata 76.66 dan pada siklus II berada pada kategori lebih tinggi dengan nilai rata 82.3 peningkatan nilai rata-rata sebesar 2.9
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian di atas peneliti membahas dan membandingkan hasil-hasil PTK selama 2 siklus tersebut. Data keaktifan siswa, hasil-hasil ulangan harian akan dibandingkan tiap siklus. Data keaktifitas siswa dalam proses pembelajaran secara keseluruhan dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tabel. 13 Keaktifan Siswa Tiap Siklus
No. Keaktifan Siklus I Siklus II
1 Tidak aktif 2 0
2 Cukup aktif 32 20
3 Sangat aktif 69 93
Index Keaktifan 2.64 2.76
Dari data tersebut, terlihat adanya peningkatan index keaktifan siswa. Dari siklus I ke siklus II terjadi kenaikan sebesar 12 poin atau %. Keatifan siswa di sini merupakan indikator dari motivasi siswa, seperti telah dikemukakan bahwa siswa akan termotivasi dengan melihat siswa merasa senang, aktif dalam proses pembelajaran merasa penasaran. Untuk melihat secara langsung peningkatan hasil belajar kelas XI IPS 1 SMA Karangnunggal Tasikmalaya, dapat dilihat pada tabel berikut: