Pengaruh Penyuluhan Kesehatan terhadap Perilaku Hidup Bersih dan
Se-hat (PHBS) ditinjau dari Status Sosial Ekonomi
(Studi Eksperimen Pada Mahasiswa Prodi DIII Keperawatan Poltekkes
Bhakti Mulia Sukoharjo)
Effect On Extension Of Health Behavior And Healthy Living (PHBS) Based
On Status Socio Economic
(Experimental Study On Student Nursing Prodi DIII Poltekkes Bhakti Mulia
Sukoharjo )
Kukuh Raharjo1, Mulyoto 2, Nunuk Suryani 3
Family Medical Magister of Postgraduate Program of UNS [email protected]
Keywords:
Kata Kunci :
I. PENDAHULUAN
Tujuan pembangunan kesehatan Indonesia adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan dan fasilitas kesehatan yang bermutu secara adil dan merata diseluruh wilayah Republik Indonesia dan dapat mewujudkan bangsa yang mandiri maju dan sejahtera.
Sejalan dengan tujuan pembangunan yang berwawasan kesehatan dan kesejahteraan maka pemerintah telah menetapkan pola dasar pembangunan yaitu pembangunan mutu SDM di berbagai sektor serta masih menitik beratkan pada program-program pra-upaya kuratif dan rehabilitatif yang didukung oleh informasi kesehatan secara berkesinambungan sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang berperilaku hidup sehat, lingkungan sehat dan memiliki kemampuan untuk menolong dirinya sendiri serta dapat menjangkau pelayanan kesehatan yang berkualitas di tahun 2015 (Depkes RI, 2011).
Untuk mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat, maka strategi pembangunan kesehatan diarahkan pada misi pembangunan kesehatan yaitu :
1. Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan.
2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan
pelayanan kesehatan yang bermutu, rata dan terjangkau.
4. Memelihara dan meningkatkan
pelayanan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.
Secara nasional hanya 24,9% rumah penduduk di Indonesia yang tergolong rumah sehat. Perilaku merokok dalam rumah ketika bersama anggota rumah tangga lain, cenderung di perdesaan, dengan pendidikan rendah yaitu tidak tamat dan tamat SD. Menurut pekerjaan, prevalensi perokok dalam rumah ketika bersama anggota keluarga lebih banyak yang bekerja sebagai petani/nelayan/buruh diikuti wiraswasta dan yang tidak bekerja, dan cenderung meningkat dengan meningkatnya status ekonomi.(Kemenkes RI, 2012).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 Secara nasional, penduduk yang telah memenuhi kriteria PHBS baik sebesar 32,3%. Padahal rencana strategis (renstra) Kementerian Kesehatan menargetkan pada 2014 rumah tangga yang mempraktekan PHBS harus mencapai 70% (Kemenkes RI, 2012).
Menurut Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 sebesar 38,9% perokok aktif di Indonesia berusia 10 – 24 tahun, penduduk 33,8%, penduduk yang mengkonsumsi bumbu penyedap 77,3%, penduduk yang kurang mengkonsumsi sayur dan buah 85%, perilaku menyikat gigi dengan benar setelah makan pagi dan sebelum tidur malam untuk Indonesia ditemukan 2,3%.
Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu upaya yang strategis untuk menggerakan dan memberdayakan anggota rumah tangga untuk hidup bersih dan sehat. Sehingga masyarakat makin tahu, mau dan mampu untuk menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan.
Pendidikan kesehatan tentang PHBS sangat tepat dilakukan pada anak usia sekolah karena merupakan umur rawan terhadap masalah kesehatan. Usia sekolah sangat peka untuk menanamkan pengertian dan kebiasaan hidup sehat. Sekolah merupakan institusi masyarakat yang terorganisir dengan baik. Anak sekolah merupakan kelompok terbesar dari kelompok usia penduduk. Pendidikan kesehatan melalui anak sekolah sangat efektif untuk merubah perilaku dan kebiasaan hidup sehat umumnya.
Tujuan umum penelitian ini adalah Untuk mengetahui apakah ada pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ditinjau dari status sosial ekonomi di mahasiswa Prodi DIII Keperawatan Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo.
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dengan meminta pertolongan (Effendy, 2003).
Penyuluhan kesehatan sama dengan pendidikan kesehatan masyarakat (Public Health Education), yaitu suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Akhirnya pengetahuan tersebut diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilakunya.
Dengan kata lain, dengan adanya pendidikan tersebut dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku sasaran. Penyuluhan kesehatan juga suatu proses, dimana proses tersebut mempunyai masukan (input) dan keluaran (output) (Notoatmodjo, 2003).
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikan
atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri dalam kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2006). PHBS harus diterapkan dalam setiap kehidupan manusia kapan saja dan dimana saja. PHBS di rumah tangga / keluarga, institusi kesehatan, tempat-tempat umum, sekolah maupun ditempat kerja karena perilaku merupakan sikap dan tindakan yang akan membentuk kebiasaan sehingga melekat dalam diri seseorang.
PHBS merupakan salah satu pilar utama dalam Indonesia sehat dan merupakan salah satu strategi untuk mengurangi beban Negara dan masyarakat terhadap pembiayaan kesehatan.
Status sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat, status sosial ekonomi adalah gambaran tentang keadaan seseorang atau suatu masyarakat yang ditinjau dari segi sosial ekonomi, gambaran itu seperti tingkat pendidikan, pendapatan dan sebagainya. Status ekonomi kemungkinan besar merupakan pembentuk gaya hidup keluarga. Pendapatan keluarga memadai akan menunjang tumbuh kembang anak. Karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik primer maupun sekunder (Soetjiningsih, 2004).
Status ekonomi adalah kedudukan
seseorang atau keluarga di masyarakat berdasarkan pendapatan per bulan. Status ekonomi dapat dilihat dari pendapatan yang disesuaikan dengan harga barang pokok (Kartono, 2006).
Hipotesis dalam penelitian ini adalah : (1) Terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap perilaku hidup hidup bersih dan sehat (PHBS). (2) Status sosial ekonomi dapat mempengaruhi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). (3) Pemberian penyuluhan kesehatan dan status sosial ekonomi dapat mempengaruhi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
II. METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di Prodi DIII
Keperawatan Poltekkes Bhakti Mulia
Sukoharjo, pada bulan Januari 2016. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu (quasi eksperimental) dengan desain post test only control dengan analisis varian dua jalur (Anova Two way).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Prodi DIII Keperawatan Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo sejumlah 212 mahasiswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik pencuplikan random berstrata penelitian ini berjumlah 70 mahasiswa, yang terdiri dari 35 mahasiswa sebagai kelompok perlakuan dan 35 mahasiswa sebagai kelompok kontrol.
Variabel dalam penelitian ini adalah : Variabel bebas : adalah penyuluhan kesehatan tentang PHBS, variabel moderator : adalah status sosial ekonomi, variabel terikat : adalah perilaku hidup bersih dan sehat .
Tehnik pengumpulan data menggunakan kuesioner status sosial ekonomi, dan checklist tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Kuesioner dibuat dalam bentuk pernyataan berdasarkan kisi-kisi Berdasarkan dari tinjauan sejumlah teori, penelitian ini memastikan bahwa variabel-variabel yang diteliti diukur dengan benar sesuai dengan teori yang relevan .
Uji validitas menggunakan Product Moment dari Pearson dan reliabilitas dengan Alpha Cronbach.
Analisis data dalam penelitian ini terdiri
dari dua bagian yaitu analis diskriptif dan analisi infrensial. Ananlisis diskriptif dilakukan dengan menyajikan data melalui tabel distribusi frekuensi, histogram. Analisis infrensial digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunkan uji Anava 2 jalur menggunakan SPSS versi 16. Rumus penelitian ini
Apabila data berbentuk skala ordinal dalam mengukur interaksi penyuluhan dan status sosial ekonomi terhadap perilaku PHBS maka uji yang digunakan adalah Anova dua jalur, apabila f hitung > dari f tabel, maka Ho ditolak artinya ada beda varians diantara kelompok tersebut (Ghozali,2013).
III. HASIL PENELITIAN Deskripsi Data
1. Deskripsi data status sosial ekonomi secara keseluruhan
Tabel 1. Distribusi frekuensi status sosial ekonomi No Status Sosial Ekonomi Frekuensi % 1 Sangat Baik 12 17 2 Baik 58 83 3 Kurang Baik 0 0 4 Tidak Baik 0 0 Total 100
2. Deskripsi data status sosial ekonomi kelompok kontrol
Tabel 2. Distribusi frekuensi status sosial ekonomi kelompok kontrol
No Status Sosial Ekonomi Frekuensi % 1 Sangat Baik 6 17 2 Baik 29 83
3 Kurang Baik 0 0 4 Tidak Baik 0 0
3. Distribusi data status sosial ekonomi kelompok perlakuan
Tabel 3. Distribusi frekuensi status sosial ekonomi kelompok perlakuan
No Status Sosial Ekonomi Frekuensi % 1 Sangat Baik 6 17 2 Baik 29 83 3 Kurang Baik 0 0 4 Tidak Baik 0 0
4. Deskripsi data perilaku PHBS secara keseluruhan No Perilaku PHBS Frekuensi % 1 Tinggi 50 71 2 Sedang 20 29 3 Rendah 0 0 Total 100
5. Deskripsi data perilaku PHBS kelompok kontrol No Perilaku PHBS Frekuensi % 1 Tinggi 15 43 2 Sedang 20 57 3 Rendah 0 0 Jumlah 100
6. Deskripsi data perilaku PHBS kelompok perlakuan No Perilaku PHBS Frekuensi 1 Tinggi 35 2 Sedang 0 3 Rendah 0 Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji Anava 2 jalur. Hasil Anava 2 Jalur dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 7. Tabel Uji Anava 2 Jalur
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:PHBS
Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 11.044a 3 3.681 43.844 .000 Intercept 241.935 1 241.935 2.881E3 .000 SOSEK .471 1 .471 5.615 .021 SULUH 2.696 1 2.696 32.111 .000 SOSEK * SULUH .471 1 .471 5.615 .021 Error 5.542 66 .084 Total 495.000 70 Corrected Total 16.586 69
a. Hasil Uji hipotesis 1 dapat dilihat pada Tabel 7 diatas, menjelaskan bahwa dari hasil uji anova dua jalur pengaruh penyuluhan terhadap perilaku PHBS didapatkan hasil f
sehingga ada pengaruh penyuluhan
terhadap perilaku PHBS pada mahasiswa. b. Untuk Hipotesis 2, berdasarkan data pada
Tabel 7 pengaruh sosial ekonomi terhadap perilaku hidup bersih didapatkan f hitung sehingga ada pengaruh sosial ekonomi terhadap perilaku hidup bersih dan sehat. c. Untuk mengetahui interaksi pemberian
penyuluhan terhadap perilaku hidup bersih ditinjau dari sosial ekonomi dianalisis
menggunakan uji Anova dua Jalur
dilanjutkan uji scheeffer. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai f tabel 5.615 ada pengaruh pemberian penyuluhan terhadap perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan kampus Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo.
IV. PEMBAHASAN
1. Pengaruh penyuluhan terhadap perilaku hidup bersih dan sehat
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa
sehingga dapat diambil kesimpulan terdapat pengaruh pemberian penyuluhan terhadap perilaku hidup bersih dan sehat.
Penyuluhan adalah proses transfer
tekhnologi, edukasi, inovasi, fasilitasi, konsultasi, supervisi, pemantauan dan evaluasi sebagai kegiatan pemberdayaan masyarakat. yang bersangkutan yang merupakan tindakan yang mempunyai rentang yang sangat luas baik yang dapat diamati langsun maupun tidak langsung yang merupakan respon atau reaksi seorang terhadap setimulus rangsangan dari
luar (Arif,2009).
Hasil uji Anova dua jalur didapatkan data f hitung > f tabel sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh pemberian penyuluhan terhadap perilaku hidup bersih dan sehat dilingkungan Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo. Hal ini sesuai dengan teori yang dikatakan oleh Arif,(2009) bahwa penyuluhan bukan hanya sekedar sebagai proses penyebaran informasi dan proses penerangan atau pemberian penjelasan, tetapi bisa juga sebagai proses untuk melakukan perubahan perilaku. Proses perubahan perilaku ini merupakan perwujudan dari pengetahuan, sikap dan ketrampilan seseorang yang dapat diamati oleh orang/ pihak lain, baik secara langsung maupun tidak langsung.
2. Pengaruh status sosial ekonomi terhadap perilaku hidup bersih dan sehat.
Hasil uji hipotesis pengaruh sosial ekonomi terhadap perilaku hidup bersih dan sehat didapatkan data f hitung 0,471 dengan kesimpulan terdapat pengaruh status sosial ekonomi terhadap perilaku hidup bersih dan sehat.
Salah satu faktor yang mempengaruhi status sosial ekonomi seseorang yaitu pendidikan. Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah dalam memperoleh pekerjaan, sehingga semakin banyak pula penghasilan yang diperoleh. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru dikenal.
Pendidikan memainkan peranan penting
dalam mengasah keterampilan seorang
individu yang membuat dia sebagai orang yang siap untuk mencari dan memperoleh pekerjaan,
orang dengan status sosial ekonomi tertinggi dari status sosial ekonomi terendah. Annette Lareau berbicara pada gagasan budidaya terpadu, di mana orang tua kelas menengah mengambil peran aktif dalam pendidikan dan pengembangan anak-anak mereka dengan menggunakan kendali mengorganisir kegiatan dan mendorong rasa hak melalui diskusi. Laureau berpendapat bahwa keluarga dengan pendapatan rendah tidak berpartisipasi dalam gerakan ini, menyebabkan anak-anak mereka memiliki rasa kendala. Sebuah divisi dalam pencapaian pendidikan dengan demikian lahir dari dua perbedaan dalam membesarkan anak. Secara teori, keluarga berpenghasilan rendah memiliki anak yang tidak berhasil ke tingkat anak-anak berpenghasilan menengah, yang merasa berhak, yang argumentatif, dan lebih siap untuk kehidupan dewasa.
Penelitian ini mirip dengan yang dilakukan oleh Ameta, Nur Izah (2013) dengan judul Pengaruh Promosi Kesehatan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Sekolahan Terhadap Pengetahuan PHBS Siswa Kelas IV Dan V Di SD Negeri Ngemplak Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan perilaku hidup bersih dan sehat. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian pre experimental design dengan rancangan one group pretes posttest design yang dilaksanakan pada 12 April 2013 di SD Negeri Ngemplak Surakarta. Hasil: Penelitian ini menunjukkan (1) Pengetahuan meningkat setelah dilakukan promosi kesehatan perilaku hidup bersih dan sehat sejumlah 62 siswa atau 88,57% dari seluruh siswa yang hadir, siswa yang pengetahuannya menurun sebanyak 2 siswa atau 2,8% dan yang tetap 6 siswa atau 8,57% (2) hasil Uji Marginal Homogeneity menunjukkan p = 0,000. Simpulan: Terdapat pengaruh promosi kesehatan perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan sekolah terhadap peningkatan pengetahuan PHBS siswa kelas IV dan V di SD Negeri Ngemplak Surakarta. Siswa yang berpengetahuan baik setelah intervensi lebih banyak dibandingkan sebelumnya.
3. Interaksi antara pemberian penyuluhan dan status soial ekonomi terhadap perilaku bersih dan sehat.
Hasil uji anova menunjukkan taraf
terdapat interaksi positif antara penyuluhan dengan status sosial ekonomi mahasiswa.
Hasil penelitian ini mirip dengan yang dilakukan oleh Gomo (2011) Gambaran Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Sekolah Pada Siswa Kelas Akselerasi Di SMPN 8
Manado. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran PHBS siswa akselerasi di SMPN 8 Manado. Penelitian ini bersifat deskriptif yang dilakukan pada bulan Desember 2011 – Januari 2012. Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa akselerasi A dan B yang berjumlah 56 siswa. Metode pengambilan sampel yang digunakan yaitu total populasi dan jumlah sampelnya 56 siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan siswa akselerasi SMPN 8 Manado terhadap PHBS sekolah adalah baik, dimana 90,4% siswa m engetahui akan PHBS sekolah. Sikap siswa akselerasi SMPN 8 Manado terhadap PHBS sekolah adalah baik, dimana 89% setuju terhadap konsep PHBS sekolah. Tindakan siswa akselerasi SMPN 8 Manado terhadap PHBS sekolah adalah baik, dengan
68% siswa mempraktekan pengetahuan
mereka.
IV. SIMPULAN
Setelah dilakukan analisis uji Anova dua jalur, maka dapat disimpulkan, yaitu :
penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat terhadap perilaku melakukan pola hidup bersih dan sehat dilingkungan kampus Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo yang ditunjukkan dengan hasil nilai f hitung
sehingga ada pengaruh penyuluhan
terhadap perilaku PHBS pada mahasiswa. b. Ada pengaruh sosial ekonomi terhadap
perilaku hidup bersih didapatkan f hitung sehingga ada pengaruh sosial ekonomi terhadap perilaku hidup bersih dan sehat. c. Hasil uji anova menunjukkan taraf
terdapat interaksi positif antara penyuluhan dengan status sosial ekonomi mahasiswa
DAFTAR PUSTAKA
Ameta, Nur Izah. 2013. Pengaruh Promosi
Kesehatan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Sekolahan Terhadap Pengetahuan PHBS Siswa Kelas IV Dan V Di SD Negeri Ngemplak Surakarta. diakses tanggal 24 April 2015.
Arif Rohman. 2009. Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Yogakarta: LaksBang Mediatama. Depdiknas.
Departemen Kesehatan RI. 2006. Panduan
Manajemen PHBS menuju Kota/Kabupaten Sehat. Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan
Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan RI. 2011. Panduan
Pembinaan dan Penilaian PHBS di Sekolah. Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan
Departemen Kesehatan RI
Effendy N. 2003. Dasar-Dasar Keperawatan
Kesehatan Masyarakat. Ed. 2. Jakarta:
EGC.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 update PLS Regresi. Edisi 7. Semarang :
Badan Penerbit Universitas Diponegoro Gomo. 2011. Gambaran Perilaku Hidup Bersih
Dan Sehat (PHBS) Sekolah Pada Siswa Kelas Akselerasi Di SMPN 8 Manado.
diakses tanggal 24 April 2015.
Kartono. 2006. Perilaku Manusia. ISBN. Jakarta.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Laporan Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS). Jakarta: Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2012.
Tahun 2011. Jakarta: Pusat Promosi
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan
Masyarakat Prinsip - Prinsip Dasar. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC