i
STRATEGI PROGRAM “PANCET KECREK” iNEWS TV DALAM MENGUBAH STIGMA AUDIENCE TERHADAP BERITA KRIMINAL
Studi Deskriptif Kualitatif
SKRIPSI
Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Almamater Wartawan Surabaya” Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan
Program Sajana Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh :
ZALZABILLA NADYA ARDIANI . L NPM : 16 01 0043
HALAMAN JUDUL
KEKHUSUSAN : BROADCASTING
SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI ALMAMATER WARTAWAN SURABAYA
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi Oleh :
Nama : ZALZABILLA NADYA ARDIANI LIPUTO
NPM : 16.01.0043
Kekhususan : BROADCASTING
Judul Skripsi : STRATEGI PROGRAM “PANCET KECREK” iNEWS TV DALAM MENGUBAH STIGMA AUDIENCE TERHADAP BERITA KRIMINAL
Telah diperiksa dan siap untuk diujikan di hadapan tim penguji
Surabaya,12 Juli 2020 Pembimbing
iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI
Skripsi oleh ZALZABILLA NADYA ARDIANI LIPUTO ini telah dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi
Surabaya, 26 Agustus 2020 Mengesahkan.
Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi - Almamater Wartawan Surabaya
Ketua Penguji,
Dra. N.W Ratna Amina, M.Si.
Penguji I,
M. Choliel, S.Kom, M.Si.
Penguji II,
iv
PERNYATAAN ORISINILITAS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang saya tulis :
Judul : _______________________________________________________ __________________________________________________________________ Sub Judul : _______________________________________________________ __________________________________________________________________ Yang saya ajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi S-1 Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi – AWS adalah benar-benar hasil karya penelitian saya sendiri , bukan hasil menjiplak (plagiat) karya orang lain.
Surat pernyataan orisinalitas (keaslian) ini saya buat dengan penuh kesadaran. Saya siap mempertanggungjawabkan dan menerima risiko apapun bila kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar*
__________________________________________________________________ __________________________________________________________________ __________________________________________________________________ __________________________________________________________________
Surabaya,12 Juli 2020 Saya Pembuat Pernyataan
v MOTTO
“ Jangan Katakan Semua Yang Kamu Tahu, Tapi Ketahuilah Semua Yang Kamu Katakan”
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, nikmat, karunia serta hidayah-Nya kepada kami sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga adanya keberkahan untuk digunakan sebagai acuan maupun pedoman bagi pembaca.
Alhamdulillahirabbilallamin, skripsi dengan judul Strategi Program “Pancet Kecrek” iNews Tv Dalam Mengubah Stigma Audience Terhadap Berita Kriminal dapat diselesaikan guna memenuhi standart kelulusan Strata-1 Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi – Almamater Wartawan Surabaya.
Proses dari pengerjaan skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kepada Allah SWT, karena atas kehendak-Nya dalam penulisan ini penulis diberikan kemudaham menghadapi berbagai hambatan dalam proses penulisan.
2. Kepada Orang Tua Agus Budiman & Lijana Reny Endarti, serta Yangti Madi, Om, Tante, dan Deknan yang tidak pernah berhenti memberikan dukungan untuk selalu optimis serta do’a yang selalu dipanjatkan.
3. Bapak Drs. Mas’ud Sukemi,M.si sebagai Dosen Pembimbing dalam penulisan skripsi
4. Bapak Fajar Arifianto Isnugroho & Ibu Suprihatin selaku dosen wali yang telah banyak membantu peneliti dalam perkuliahan selama ini
5. iNews TV Biro Jawa Timur yang telah mengizinkan peneliti untuk melaksanakan penelitian hingga selesai.
6. Bapak Ahmad Willyanto Kepala Biro MNC Jawa Timur, Pak Yasmani Nur Adi selaku Produser Program Pancet Kecrek, Cak Bro dan Cak Bedjo yang telah banyak membantu dan selalu memberikan informasi menyangkut penelitian ini kapan saja.
vii
7. Seluruh jajaran Dosen STIKOSA-AWS, yang memberikan banyak pengetahuan mengenai Ilmu Komunikasi terutama dalam bidang kekhususan Broadcasting. Khususnya Pak Yokhanan dan Bu Pipit.
8. Seluruh Staf STIKOSA-AWS yang membantu kelancaran proses perkuliahan dan skripsi.
9. Seluruh teman-teman diangkatan 2016 terimakasih telah mengajarkan berbagai macam hal-hal unik selama perkuliahan.
10. Untuk teman-teman yang membantu penulis turut serta dalam menghebohkan drama dunia perkuliahan peneliti yaitu Dhoni, Wulan, Cici, Herdiansyah, Ainnur, Egi.
11. Seluruh teman-teman di organisasi AWS TV khususnya Angkatan 2015, 2016, dan 2017 yang telah mengajarkan peneliti berproses dengan baik. 12. Seluruh Pengurus BEM sejak periode 2017-2020 Khususnya seluruh
kabinet BEM Periode 2019-2020, terimakasih atas segala kericuhan yang membuat peneliti banyak belajar.
13. Orang-orang terdekat dan terkasih yang tidak pernah berhenti memberikan dukungan kepada peneliti dalam segala suasana yang tidak bisa disebutkan satu-satu.
Akhir kata, penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran sangat membantu dalam kesalahan penelitian guna menjadi pedoman yang baik bagi penelitian selanjutnya menggunakan judul yang sama. Semoga bermanfaat bagi mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi. Semoga keikhalasan untuk pihak yang turut membantu penulis dalam proses skripsi dibalas kebaikannya oleh Allah SWT dengan keberkahan yang melimpah.
Surabaya,12 Juli 2020
viii ABSTRAK
Skripsi dengan judul Strategi Program “Pancet Kecrek” iNews Tv Dalam Mengubah Stigma Audience Terhadap Berita Kriminal ini bertujuan untuk mengetahui tentang bagaimana strategi program berita kriminal mampu merubah stigma “buruk” audience terhadap perilaku kriminal yang sering terjadi dimasyarakat. Stigma bahwa kekerasan dan kriminal merupakan suatu hal yang menyeramkan, menegangkan dan tabu untuk diperbincangkan diubah dengan kemasan berita yang ringan, informative, edukatif, dan menghibur agar dapat menjadi pembelajaran diberbagai kalangan.
Dari data yang telah didapat, penelitian ini dianalisis menggunakan konsep Compability (Kesesuaian), Habbit Formation (Membangun Kebiasaan Audience), Control Of Audience Flow (Mengontrol Aliran Pemirsa), Conservation of Program Resources (Pemeliharaan Sumber Daya Program), dan Breadth of Appeal (Daya Tarik Program) yang diperkenalkan oleh Sydney W.Head sebagai acuan untuk mengupas strategi programming dari program berita kriminal dalam mengubah stigma audience terhadap berita kriminal. 5 aspek tersebut perlu diperhatikan dalam programming dan telah diterapkan dalam penyajian program berita kriminal Pancet Kecrek milik iNews TV Biro Surabaya.
Kata Kunci :
ix ABSTRACT
Research about Strategy Program "Pancet Kecrek" iNews Tv in changing the Stigma of the Audience against this criminal news, aims to know about how the strategy of criminal news programs is able to change of "bad" stigma in audience, against criminal behavior that often occurs in society. The Stigma of violence and crime is a creepy, thrilling and weird to be talked about changed with lightweight, informative, educative and entertaining news packaging so that it can be a learning in various circles.
From the data that has been obtained, the research was analyzed using the concept of Compability, Habbit Formation, Control Of Audience Flow, Conservation Of Program Resources, and the Breadth Of Appeal. That was introduced by Sydney W. Head as a reference for exploring programming strategies of criminal news programs in changing the stigma of the audience against criminal news. There are 5 aspects that need to be considered in programming and have been applied in the presentation of the Criminal news program that’s called Pancet Kecrek owned by iNews TV Biro Surabaya.
Keywords:
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii
PERNYATAAN ORISINILITAS ... iv MOTTO ... v KATA PENGANTAR ... vi ABSTRAK ... viii ABSTRACT ... ix DAFTAR ISI... x
DAFTAR GAMBAR ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan dan Manfaat... 5
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 5 1.3.2 Manfaat Penelitian ... 6 1.4 Kajian Pustaka ... 6 1.4.1 Komunikasi Massa ... 6 1.4.2 Televisi ... 9 1.4.3 Program Televisi ... 11 1.4.4 Berita Kriminal ... 15
1.4.5 Manajeman Program siaran ... 17
1.4.6 Audience Televisi ... 23 1.4.7 Strategi ... 25 1.4.8 Strategi Programming ... 25 1.5 Kerangka Berfikir ... 29 1.6 Metodologi Penelitian ... 30 1.6.1 Metode Riset ... 30
1.6.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 30
xi
1.6.4 Tekhnik Pengumpulan Data ... 31
1.6.4.1 Observasi ... 32
1.6.4.2 Dokumentasi ... 32
1.6.4.3 Wawancara ... 33
1.6.5 Tekhnik Analisis dan Interpretasi Data ... 34
1.6.6 Pemeriksaan Keabsahan data ... 35
BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN ... 37
2.1 Sejarah iNews ... 37
2.2 Visi Misi iNews ... 38
2.3 Motto dan Logo iNews TV ... 39
2.3.1 Logo iNews ... 39
2.3.2 Identitas Lembaga ... 39
2.4 Segmentasi, Targetting, Positioning ... 40
2.4.1 Segmentasi iNews TV ... 40
2.4.2 Targetting iNews ... 40
2.4.3 Positioning iNews ... 41
2.5 Profil iNews Biro Jawa Timur ... 41
2.5.1 Kerabat Kerja iNews TV Biro Jawa Timur ... 42
2.5.2 Struktur Organisasi iNews ... 44
2.5.3 Deskripsi Program Pancet Kecrek ... 44
BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ... 46
3.1 Profile Subjek Penelitian ... 46
3.2 Analisis Strategi Pemrograman Pancet Kecrek iNews TV ... 47
3.2.1 Strategi Programming Compability (Kesesuaian) ... 50
3.2.2 Strategi Programming Habbit Formation (Kebiasaan Audience) ... 52
3.2.3 Strategi Programming Control of Audience Flow (Mengatur Alur Penonton) ... 53
3.2.4 Strategi Programming Conservation of Program Resource (Pemeliharaan Sumber Daya Program) ... 54
3.2.5 Strategi Programming Breadth of Appeal (Daya Tarik Luas) ... 56
xii BAB IV PENUTUPAN ... 63 4.1 Simpulan ... 63 4.2 Saran ... 64 DAFTAR PUSTAKA ... 65 LAMPIRAN... 67
LAMPIRAN A DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA ... 67
LAMPIRAN B TRANSKRIP WAWANCARA ... 71
LAMPIRAN C SURAT PERNYATAAN INFORMAN ... 86
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Indeks Kualitas Program Berita
Gambar 2.2 Logo iNews
Gambar 2.3 Strktur Organisasi MNC
Gambar 3.1 Program Berita Konvensional
Gambar 3.2 Cak Bro dan Cak Bedjo Menyajikan Berita
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penelitian ini hendak mengkaji bagaimana sebuah program berita kriminal di
televisi mampu membuat masyarakat atau audience yang menontonnya memiliki
pandangan berbeda atau bahkan dapat mengubah stigma audience terhadap berita
kriminal yang selama ini dianggap tabu dan mengerikan, menjadi program yang
informatif dan edukatif.
Kasus kriminal atau mungkin lebih identik dengan kasus kejahatan bukan
merupakan hal yang asing bagi masyarakat, berdasarkan data dari www.bps.go.id
tercatat hampir 300.000 kasus kriminal terjadi di Indonesia pada tahun 2018.
Kasus kriminal meliputi banyak hal seperti, pembunuhan, perampokan, korupsi,
narkoba, pelecehan, penipuan, dan masih banyak lagi. Kasus-kasus kriminal ini
memungkinkan terjadi disekitar kita atau justri terjadi pada diri kita. Oleh karena
itu, untuk mengantisipasi hal tersebut masyarakat memerlukan informasi dan
edukasi terkait kasus kejahatan tersebut.
Peristiwa kriminal ini juga merupakan salah satu “ladang” bagi televisi untuk berlomba menyajikan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakatnya. Bill
Kovach dan Tom Rosenstil juga menyatakan, “News is the part of
communication, that keeps us informed of the changing event, issues, and characters in the world outside”. Berarti berita adalah bagian dari komunikasi
yang memberikan informasi kepada kita mengenai peristiwa, isu dan sesuatu yang
sebuah media massa termasuk televisi (Fachruddin, 2017), hal ini cukup konkret
mengingat hakikatnya fungsi sebuah media massa ialah sebagai pemberi
informasi, edukasi, hiburan, dan sebagai kontrol sosial bagi masyarakat. Program
berita sendiri terbagi dalam 2 kategori yakni berita hardnews (berita berat) dan
Softnews (berita ringan) yang didalamnya masih memiliki beragam sub berita
yang biasa digunakan dalam menyajikan informasi pada masyarakat. Artinya
pengertian dari berita memang satu namun masih terbagi dalam beberapa kategori
lagi sebelum disajikan. Hal ini dilakukan secara tidak langsung agar
kelompok-kelompok berita ini dapat dipilih oleh masyarakat langsung, memang semua berita
atau informasi dibutuhkan oleh semua orang namun tidak menutup kemungkinan
bahwa perseorangan tersebut lebih menyeleksi kelompok-kelompok berita mana
yang ia sukai atau bahkan lebih ia butuhkan.
Seiring berkembangnya kemajuan tekhnologi dalam berbagai aspek,
tekhnologi penyiaran khususnya televisi yang bersifat dinamis serta atraktif kini
harus lebih menambah effort dalam bidang penyajian informasi. Mengingat
perkembangan zaman mulai menggerus pangsa pasar dari audience, munculnya
stasiun dan industri televisi yang lain serta semakin banyaknya media massa
sejenis televisi yang tentu semakin menambah deretan pesaing bagi semua
perusahaan televisi yang ada agar tetap bisa mempertahankan eksistensi
programnya didunia penyiaran.
Banyaknya program berita yang tersaji diseluruh televisi tentu membuat pihak
pemilik televisi harus memutar otak agar program-nya lah yang selalu menjadi
pilihan bagi masyarakat. Belum lagi persaingan dengan media massa yang lain
produser-produser televisi. Salah satu cara yang dipakai hampir seluruh stasiun televisi
ialah membuat atau membagi segmentasi berita yang mereka miliki, hal ini dapat
dibuktikan dengan banyak sekali televisi yang menyajikan program berita khusus
untuk satu jenis berita misalnya berita olahraga, dan bahkan berita kriminal saja.
Program berita kriminal pertama di Indonesia di pelopori oleh RCTI melalui
program Seputar Indonesia pada tahun 1989 saat masa orde baru, program ini
dibuat untuk memecah kebekuan berita bagi masyarakat yang kala itu hanya
menyajikan informasi seputar pemerintahan saja. Sajian program berita khusus
kriminal ini terus berkembang seiring berjalannya waktu sejak kala itu, makin
banyak televisi pesaing yang turut serta menampilkan sajian berita kriminal
dengan tekhnik penyajian yang berbeda-beda.
Peneliti mengambil topik dari salah satu anak perusahaan televisi yang
dinaungi oleh perusahaan media swasta pertama di Indonesia yakni Media
Nusantara Citra atau lebih dikenal dengan sebutan MNC Groups, yang sudah ada
sejak tahun 2003 yaitu iNews, khususnya iNews Jawa Timur. Inews TV Jawa
Timur merupakan stasiun televisi berjaringan pertama di Indonesia yang berdiri
sejak tahun 2008 dengan call sign Sun TV. Lalu kemudian di tahun 2011 namanya
berubah menjadi Sindo TV yang merupakan bagian dari sinergi Sindo Media
bersama Sindo Radio (sebelumnya Trijaya FM) dan sindonews.com di mana
segmentasi Sindo Media lebih mengarah pada news. Pada 6 April 2015, SindoTV
kemudian mengubah namanya menjadi iNews TV.
iNews TV mengudara dengan program-program nasional selama 24 jam di
seluruh jaringannya. 80% iNewsTV berisi berita dan informasi. Sedangkan
siar, 20% diantaranya merupakan program lokal yang sangat beragam dan
diproduksi oleh stasiun tv lokal dengan kualitas televisi nasional yang salah
satunya ialah iNews TV Biro Jawa Timur. Sebagai anak perusahaan terbesar milik
iNews TV, iNews Biro Jawa Timur memiliki bagian jam dari 20% konten lokal
yang disediakan oleh iNews. Setiap hari Senin-Jum’at pada pukul 10.00-11.00
WIB merupakan waktu tayang atau waktu siar program dari anak jaringan iNews
TV yakni iNews TV Biro Jawa Timur.
Sebagai televisi yang meng-klaim bahwa mereka adalah televisi berita dan
informasi tentu iNews memiliki banyak program berita, sama seperti televisi
lainnya iNews juga memiliki strategi pemecahan klasifikasi beritanya. Seperti
halnya salah satu program dari iNews TV yang diproduksi oleh iNews TV Biro
Jawa Timur yaitu Pancet Kecrek. Sebuah program khusus yang menayangkan
berita kriminal tayang setiap hari Senin-Jum’at pada jam 10.30 di iNews.
Selayaknya program ciptaan televisi lokal pada umumnya, program Pancet
Kecrek juga disajikan dengan turut serta membawa budaya dari dari daerahnya
yakni Jawa Timur. Seperti yang kita ketahui pada dasarnya seluruh TV lokal
memiliki satu tambahan misi dalam setiap penyajian programnya yaitu
memberikan edukasi tentang budaya dari daerah televisi berasal, agar dapat turut
serta berperan aktif dalam menjaga dan melestarikan budaya lokal supaya bisa
dikenal luas oleh masyarakat (Djamal & Fachruddin, 2017).
Branding yang telah dibangun oleh iNews sebagai televisi lokal berjaringan
nasional yang lebih men-fokus kan kepada program berita tentu tidak
mungkinmelakukan hal yang sama atau monoton dalam penyajian berita yang
didalam satu episode yang terbagi menjadi 3 segment dengan membahas 1 topik
berita setiap segment-nya dalam durasi 30 Menit.
Berbekal dengan fenomena kejahatan yang seakan mengintai dan menakutkan
bahkan dianggap hal yang tabu untuk diperbincangkan apalagi dalam lingkup
keluarga dan anak-anak membuat peneliti ingin mengkaji lebih dalam terkait
sajian program berita kriminal yang ada di televisi.
Program berita kriminal Pancet Kecrek ini pun menjadi menarik untuk diteliti,
pasalnya peneliti ingin menggali bagaimana strategi programming daripada
program TV lokal yang memiliki jaringan news gathering dan news center
terbesar di Indonesia? Selain itu peneliti juga hendak mengetahui bagaimana
penerapan daripada strategi programming yang dilakukan program ini agar
penyajiannya mampu mengubah stigma audience-nya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang belakang yang telah dituliskan, peneliti ingin
membatasi kajian ini agar terfokus pada Strategi Programming Pancet Kecrek.
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini ialah Bagaimana strategi
programming Pancet Kecrek dalam mengubah stigma audience terhadap berita
kriminal ?
1.3 Tujuan dan Manfaat 1.3.1 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah tersebut, peneliti ingin mendeskripsikan
strategi programming Pancet Kecrek iNews Surabaya dalam mengubah
1.3.2 Manfaat Penelitian • Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi tambahan refrensi dalam
menambah ilmu pengetahuan atau studi mengenai media massa
terutama televisi, terhadap strategi program menarik perhatian
audience.
• Manfaat Praktis
Dapat menjadi pelengkap dari penelitian terdahulu dan juga
sebagai bahan penyusunan dan perbaikan kembali bagi peneliti,
terutama yang memiliki fokus kajian mengenai strategi penyiaran
dan program penyiaran. Serta penelitian ini diharapkan bisa
menjadi acuan untuk industri penyiaran dalam menyusun strategi
program berita yang lebih baik dan tepat pada sasaean.
1.4 Kajian Pustaka
1.4.1 Komunikasi Massa
Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia yang
lahir bersamaan dengan menggunakan alat mekanik yang mampu melipat
gandakan inti-inti pesan komunikasi (Wiriyanto, 2000;1)
Komunikasi massa terbagi menjadi tiga ciri yakni:
• Komunikasi massa diserahkan kepada audience yang relative sangat besar, heterogen, dan anonym
• Pesan-pesan yang disampaikan disebarkan secara umum, sering dijadwalkan guna mampu mencapai sebanyak mungkin anggota
audience secara serempak dan bersifat sementara
• Kegiatan komunikasi memungkinkan orang diseluruh dunia untuk dapat bertukar informasi melalui berbagai media (channel). Semua
kegiatan komunikasi yang diperuntukkan ke massa dengan
menggunakan media komunikasi.
Beberapa alat atau media massa yang ada saat ini ialah Koran, majalah,
tabloid, radio, internet, dan televisi. Sebagai media elektronik, televisi juga
merupakan salah satu media komunikasi massa. Televisi menjadi salah satu
media komunikasi massa yang dapat memberikan informasi, wawasan, serta
hiburan yang diperlukan oleh masyarakat. Ciri – ciri dan karakteristik
komunikasi massa meliputi sifat dan unsur yang tercakup didalamnya
(Suprapto, 2006 : 13). Berikut karakteristik komunikasi massa :
• Sifat Komunikan
Sifat dari komunikan komunikasi massa adalah heterogen, mereka tidak
hanya berada pada tempat yang berbeda beda dan terpencar letaknya tetapi
juga berbeda satu sama lain dalam hal umur, pendidikan, agama, ras, suku,
bangsa, dan sebagainya. Selain itu sifat komunikan merupakan anonim,
yaitu komunikator tidak mengenal komunikan mereka dan komunikator
juga tidak tahu pesan yang sudah disampaikan itu dapat mempengaruhi
• Sifat Komunikator
Media massa adalah lembaga atau organisasi, maka sifat komunikator
pada komunikasi massa, seperti wartawan, sutradara, penyiar radio
ataupun penyiar televisi merupakan komunikator terlembagakan. Pesan
yang disampaikan kepada khalayak adalah hasil kerja bersama. Maka,
berhasil atau tidaknya komunikasi massa ditentukan oleh beberapa faktor
yang terdapat di dalam organisasi media massa.
• Sifat Media Massa
Dalam hal ini sifat media massa ialah serempak dan cepat, jadi
kontak antara komunikator dan komunikan yang sedemikian besar
jumlahnya, media massa dapat membuat khalayak secara serempak
memusatkan perhatian pada pesan yang disampaikan seorang
komunikator. Kemudian sifat lain dari media massa yaitu cepat (rapid),
memungkinkan pesan yang disampaikan kepada banyak orang dalam
waktu yang cepat.
• Sifat Pesan
Pesan media massa bersifat umum karena ditunjuk kepada umum,
maka lingkungan yang dihasilkan menjadi universal, mengenai segala
hal, dan dari berbagai tempat diseluruh dunia. Pesan tersebut dapat
mengenai berita politik, ekonomi, dan kebudayaan. Sifat pesan lainnya
ialah sejenak (transient), hanya untuk sajian seketika. Seperti halnya
dengan seseorang yang mendengarkan radio hanya sekilas dan tidak
Dalam sebuah penelitian komunikasi massa merupakan salah satu
bentuk komunikasi yang sering digunakan. Komunikasi massa adalah studi
ilmiah tentang media massa beserta pesan yang dihasilkan, pembaca atau
pendengar atau penonton yang akan coba diraihnya, dan efeknya terhadao
mereka.
Pool (1973) mendefinisikan komunikasi massa sebagai, “Komunikasi yang berlangsung dalam situasi interposed ketika antara sumber dan penerima
tidak terjadi kontak secara langsung, pesan – pesan komunikasi mengalir
kepada penerima melalui saluran media massa, seperti surat kabar, majalah,
radio film atau televisi. (Morrisan,2008)
Komunikasi massa pada dasarnya mempunyai proses yang melibatkan
komponen yang berinteraksi Adapun fungsi dari komunikasi massa, yaitu :
▪ Menyampaikan Informasi (To Inform) ▪ Mendidik (To Educate)
▪ Menghibur (To Entertain)
▪ Mempengaruhi (To Influence) (Effendi, 1992) 1.4.2 Televisi
Tahun 1962 merupakan tahun pertama kali bagi Indonesia menyiarkan
televisi, dimana saat itu TVRI menyiarkan secara langsung upacara
kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1962 yang kala itu dianggap
sebagai siaran percobaan. Pada 24 Agustus 1962 pukul 14.30 WIB, TVRI
kembali melakukan siaran yang kali ini sudah dianggap resmi dengan
stadion Gelora Bung Karno, di Jakarta. Tahun 1989 pemerintah memberikan
izin operasi kepada kelompok usaha Bimantara umtuk membuka stasiun
televisi swasta yakni RCTI yang menjadi televisi swasta pertama di Indonesia.
Gerakan reformasi pada tahun 1998 memucu perkembangan industri media
massa khususnya media penyiaran elektronik yakni televisi. Seiring dengan itu
kebutuhan masyarakat akan informasi juga semakin bertambah, yang
kemudian diikuti juga oleh kemunculan televisi – televisi swasta lain seperti
SCTV, Trans TV, Metro TV, Global TV, dan masih banyak lagi.
Perkembangan televisi juga sudah mulai naik dengan pesat sejak tahun
1991. Semakin banyak perusahaan televisi bermunculan untung mewadahi
“pasarnya” masing-masing. Salah satu inovasi yang ada ialah terciptanya televisi-televisi lokal yang juga memenuhi kanal-kanal media pertelevisian,
hingga munculah UU Penyiaran No 23 Tahun 2002 yang mengatur bagaimana
penyiaran dimasyarakat Indonesia. Seiring berjalannya waktu, televisi lokal
yang cukup sukar menjangkau “pasar” yang sudah lebih dahulu menikmati siaran televisi nasional perlahan mulai mengikis jumlah daripada televisi lokal
itu sendiri. Keterbatasan pemasukan, stasiun lokal sulit memproduksi sendiri
program yang bisa bersaing dengan tayangan-tayangan dari Jakarta. Padahal
setiap harinya mereka harus bersiaran sekian jam. Akibatnya yang tampil
adalah program-program ‘amatiran’ yang dibuat dengan dana, keterampilan,
fasilitas, dan waktu terbatas. (Armando,2009)
Lalu kemudian terciptalah kebijakan penyiaran yang dirasa dapat
sama-sama menguntungkan media penyiaran kususnya televisi yaitu pertama,
melahirkan sekian jam program setiap hari karna dalam strategi ini televisi
nasional akan bekerjasama dengan berbagai televisi lokal dalam satu gabugan
beberapa perusahaan televisi. Kedua, mereka akan memperoleh jatah share
iklan yang harus dibagi oleh stasiun induk jaringan. Ketiga, karena mereka
tidak mesti bersaing dengan stasiun nasional, mereka bisa menarik pengiklan
dalam ranah lokal.
1.4.3 Program Televisi
Pada dasarnya stasiun televisi menyajikan berbagai jenis program yang
jumlahnya sangat banyak dan beragam. Berbagai jenis program dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu program Informasi (news) dan
Hiburan (entertainment).
Menurut Vane-Gross (1994) menentukan jenis program berarti
menentukan atau memilih daya tarik (appeal) dari suatu program yang
dimaksud dengan daya tarik ialah bagaimana suatu program mampu menarik
audiennya. Tayangan program informasi di televisi banyak memberikan
informasi kepada khalayak untuk memenuhi rasa ingin tahu terhadap suatu
hal. Dalam media penyiaran, tim redaksi televisi harus menyajikan berita
dengan baik dari pendapat narasumber yang relevan secara langsung dan
orsinil.
Program informasi (news) merupakan jenis siaran yang memberikan
tambahan wawasan dan pengetahuan kepada khalayak. Daya tarik dari
program news adalah informasi, yang dijual ke pemirsa. Jadi program
tetapi segala bentuk penyajian informasi termasuk talkshow, seperti
wawancara dengan reporter, orang terkenal, atau dengan siapa saja (Morrisan,
2008:25).
1.4.3.1 Program Faktual
Jenis program yang termasuk kedalam program faktual yakni
program berita, features, dokumentar, program reality show, serta talk
show. Dalam memproduksi program faktual, stasiun media penyiaran
harus menerapkan ketentuan etika jurnalistik dengan mengindahkan
prinsip akurasi, keadilan, ketidakberpihakan, serta prinsip menghormati
narasumber.
1.4.3.2 Program Berita
Program informasi tidak hanya tentang program berita dimana
presenter atau penyiar membacakan berita, tetapi juga segala bentuk
penyajian informasi seperti talk show (perbincangan). Program
informasi dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu berita keras (hard
news) dan berita ringan (soft news).
Hard News
Hard news (berita keras)merupakan berita yang harus disampaikan
langsung kepada masyarakat agar tidak basi atau berita mengenai suatu
peristiwa yang dianggap penting bagi masyarakat baik sebagai individu,
kelompok, maupun organisasi.
Berita keras disajikan dalam suatu program berita yang berdurasi mulai
30 menit, bahkan satu jam. Suatu program berita terdiri dari berbagai jumlah
berita keras atau dapat dikatakan sebagai kumpulan dari berita keras
(Morissan, 2011:219). Berita keras terbagi menjadi beberpa bentuk yaitu :
• Straight News, atau berita langsung merupkan berita singkat (tidak detail) hanya menyajikan informasi terpenting saja yang mencakup
5W+1H (who, what, where, when, why, dan how) terhadap suatu
peristiwa yang diberikan. Berita dalam jenis ini sangat terikat dengan
waktu (deadline) karena informnasinya sangat cepat basi, jadi harus
segera di sampaikan kepada audience.
• Feature, suatu program berita yang menampilkan berita ringan seperti informasi mengenai tempat wisata atau tempat liburan yang menarik.
Jadi feature merupakan berita ringan namun menarik, dalam artian
“menarik” yaitu menyajikan informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman, dan sebagainya. Berita semacam ini dapat
dikatakan sebagai berita soft news karena tidak terikat dengan waktu
penayangan, namun memiliki durasi yang singkat dan masih menjadi
bagian dari program berita, maka feature masuk ke dalam kategori
hard news.
• Infotaiment, kata “infotainment” berasal dari dua kata, yaitu information yang berarti informasi dan entertainment yang berarti
hiburan. Infotainment adalah berita yang menyajikan informasi
Namun infotainment juga salah satu bentuk berita keras karena
memuat informasi yang harus segera ditayangkan.
Soft News
Soft news atau berita ringan adalah segala informasi penting dan
menarik yang disampaikan secara mendalam (in-depth) namun tidak bersifat
harus segera ditayangkan. Berita yang masuk kategori ini ditayangkan pada
satu program tersendiri di luar program berita. Program yang termasuk dalam
kategori soft news adalah : current affair, magazine, dokumenter dan talkshow
atau bincang-bincang. (Morrisan, 2011:221).
• Current Affair, pengertian current affair adalah “persoalan kekinian”.
Current affair adalah program yang menyajikan informasi terkait
dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat
secara lengkap dan mendalam, serta cukup terikat dengan waktu dalam
hal penayangan namun tidak seketat hard news.
• Magazine, adalah program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam atau dengan kata lain magazine adalah feature dengan
durasi yang lebih panjang. Magazine ditayangkan pada program
tersendiri dan terpisah dari program berita.
• Dokumenter, program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik.
• Talk show, program talk show atau perbincangan merupakan program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu
topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara (host).
1.4.4 Berita Kriminal
Secara harafiah kriminologi berasal dari kata ”crime” yang berarti kejahatan atau penjahat. Pengertian harafiah tersebut memberikan kata pada
suatu pengertian yang sempit bahkan dapat juga merumuskan pada pengertian
yang salah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berita kriminal adalah
berita atau laporan mengenai kejahatan. Berita yang termasuk ke dalam berita
kejahatan diantaranya adalah pembunuhan, penipuan, pemerkosaan,
pencopetan, pencurian, perampokan, narkoba, tawuran, penganiayaan dan
sebagainya yang melanggar hukum.
Suatu informasi yang menyajikan suatu berita kriminal yang membahas
suatu kejahatan dan kekerasan didalam lingkup hukum yang ada di Indonesia,
dalam pembuatan atau pencarian data yaitu data yang di tempat kejadian
perkara dan mempunyai fakta dan aktual yang bersinggungan dengan badan
hukum.
Berita kriminal dalam materi berita crimes (kriminal) adalah peristiwa
berita yang pasti akan mendapat tempat bagi pemirsa atau penonton karena
berita-berita ini menyangkut masalah keselamatan manusia. Dalam
dasar manusia, sehingga tidak heran apabila berita tersebut memiliki daya
rangsang tinggi bagi pemirsanya.(Deddy Iskandar 2006)
Berita semacam ini jika disiarkan melaui media televisi akan
berpengaruh lebih kuat dibandingkan melalui media cetak. Hal ini disebabkan
karena informasi yang disampaikan melalui televisi dapat diterima dengan dua
indera sekaligus secara simultan dan bersamaan. Sehingga selain dapat
melihat, pemirsa juga dapat mendengar apa yang diberitakan.
Berita kriminal dapat dikatakan sebagi tipe berita keadaan darurat, yaitu
keadaan yang menciptakan drama dan emosi, gempa bumi, kerusuhan, perang,
kejahatan (kekerasan), kebakaran atau kecelakaan, memperlihatkan bahaya
atau petualangan yang akan menangkap perhatian dan kekhawatiran pemirsa.
Berita kriminal juga dapat diartikan sebagai program berita yang
menayangkan berita-berita berbau kriminalitas, kekerasan atau perbuatan yang
melanggra hukum dan mampu menarik perhatian khalayak untuk mencari tahu
apa yang terjadi.
Berita kriminal dikemas berbagai macam hal seperti hard news,
investigasi, komedi, soft news, pendalaman kasus permasalahan kriminal yang
akan di bahas. Berita kriminal juga di kemas tidak dari sisi pelaku atau korban
kejahatan saja, tetapi bisa di buat dari sisi profil seseorang yang di dunia
kriminal sepertihalnya hansip, polisi, dan lain-lain. Berita kriminal tidak hanya
menampilkan kekerasan tetapi bisa menayangkan suatu perita pesan dan tips
tentang kriminal supaya audiens berhati dalam menangulangi dan mengatasi
emosi dan ingin tahu lebih banyak tahu tentang korban, penyelamatan dan
hasilnya. Bila keadaan darurat tersebut terjadi dekat rumah. Mereka bahkan
akan merasa lebih khawatir karena mereka lebih mungkin kenal dengan
seseorang yang terlibat. Kebutuhan mereka akan informasi lebih besar.
Mereka ingin tahu mengapa kejadian tersebut terjadi dan apa yang telah
dilakukan untuk mencegah terjadinya kejadian serupa.
1.4.5 Manajeman Program siaran
Pada dasarnya manajeman program siaran merupakan perencanaan dalam
mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, perlu adanya
strategi yang tidak hanya berfungsi sebagai peta jalan yang menunjukan arah saja,
melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya (Onong,
2004:28). Menurut Stoner dalam (Morissan, 2013:135) Manajeman didefinisikan
sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan
usaha – usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi
lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan.
Perencanaan Program
Perencanaan program televisi pada dasarnya bertujuan memproduksi
atau membeli program yang akan ditawarkan kepada pasar audien. Pada
umumya tujuan dari suatu program yaitu, untuk menarik dan mendapatkan
sebanyak mungkin audien. Menurut Peter Pringle (1991) dan rekannya: The
television programmer target a general audience and attempt to response to the preferences of those persons who area available to view. Yang berarti
“Pengelola stasiun televisi menargetkan suatu audien umum dan berupaya memberikan respons atas kesukaan/preferensi dari orang – orang yang
tengah menonton”. Dengan demikian, pengelola program stasiun televisi
harus mengarahkan programnya kepada segmen audien tertentu yang
tersedia pada waktu siaran tertentu.
Dalam media televisi, perencanaan program mencakup pekerjaan
mempersiapkan rencana jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.
Perencanaan program diarahkan pada produksi program yaitu program apa
yang akan diproduksi, pemilihan program yang akan dibeli (akuisisi), serta
penjadwalan program untuk menarik minataudienpada waktu terntentu.
Bagian program dalam media televisi harus memperhatikan
kekuatan dan kelemahan stasiun saingan, ketika suatu program akan
ditayangkan pada pukul 04.30 WIB setiap hari Senin – Jum’at. Maka,
pengelola program harus melihat apa yang ditayangkan televisi saingan
pada jam tersebut. Ketersediaan audienpada setiap bagian waktu siaran
menjadi faktor untuk menentukan dan mempertimbangkan secara cermat
pengelolaan program stasiun televisi dalam pemilihan program dan
menentukan waktu penayangan program. Pengelola program televisi juga
harus memperhatikan siapa audienyang menonton televisi pada waktu –
waktu tertentu. Pengelola program televisi harus mengetahui siapa audien
yang menonton televisi pada waktu – waktu tertentu. Pada dasarnya setiap
jam memiliki komposisi audien yang berbeda. Mengetahui siapa audience
televisi pada waktu tertentu sangat penting dalam menentukan program
Perencanaan program pada dasarnya bertujuan untuk memproduksi
atau membeli program yang akan ditawarkan kepada pasar audience.
Strategi pemasaran ditentukan berdasarkan analisis situasi, yaitu suatu studi
terinci mengenai kondisi pasar audience yang dihadapi stasiun penyiaran
beserta kondisi program yang tersedia.
Selain itu, tujuan program adalah untuk menarik dan mendapatkan
sebanyak mungkin audien. Namun, dalam media televisi jumlah audien
yang banyak bukanlah menjadi satu-satunya tujuan lain selain mendapatkan
audien yang besar. Menurut Edwin T For TV, Radio and Cable (1994)
terdapat lima tujuan penanyangan suatu program televisi komersial yaitu :
1. Mendapatkan sebanyak mungkin audien
2. Target audien tertentu
3. Prestise
4. Penghargaan
5. Kepentingan Publik
Pendistribusian program, yaitu bagaimana mengirimkan program
dan kapan waktu siar yang tepat bagi program tersebut. Hal pertama
menyangkut proses pengiriman program dari transmisi hingga diterima
audien melalui pesawat TV dan Radio. hal kedua, mengenai pemilihan
waktu siar yang tepat bagi program. Pemilihan waktu siaran yang tepat
berperan cukup penting dalam membantu keberhasilan pada program yang
Stasiun penyiaran nasional sangat menyadari pentingnya peran
stasiun relai dalam menyebarluaskan siaran atau stasiun lokal afiliasi
dalam sistem penyiaran berjaringan. Keputusan mengenai saluran
(channel) siaran mencakup kegiatan memilih, mengelola, dan memberikan
motivasi kepada stasiun relai atau stasiun afiliasi yang akan membantu
media penyiaran menyebarluaskan programnya kepada audience.
Produksi Program
Kata kunci dalam memproduksi atau membuat program adalah ide
atau gagasan. Dari ide atau gagasan yang dihasilkan, kemudian
diwujudkan melalui produksi. Ide atau gagasan dapat berasal dari mana
saja dan dari siapa saja, terkadang gagasan untuk membuat program dapat
berasal dari media massa seperti, dari siaran radio, surat kabar, dan lain
sabagainya. Dengan demikian, setiap program selalu dimulai dari ide atau
gagasan.
Media penyiaran membutuhkan program untuk mengisi waktu
siarannya dan tidak akan berfungsi apa – apa tanpa tersedia program yang
akan disiarkan. Media penyiaran dikenal oleh khalayak dari berbagai
program yang ditayangkan, rata – rata stasiun televisi melakukan siaran
selama 20 jam dalam satu hari, bahkan beberapa televisi melakukan siaran
selama 24 jam nonstop.
Dalam media penyiaran televisi bagian pemberitaan tidak dapat
bekerja sendiri atau hanya mengandalkan reporter maupun kameramennya
dari beberapa media massa misalnya surat kabar atau kantor berita. Stasiun
televisi juga kerap menggunakan gambar dari video amatin untuk
keperluan produksi berita.
Stasiun televisi bersaing untuk merebut perhatian penonton dalam
setiap program siarannya termasuk program berita. Hampir setiap stasiun
televisi di Indonesia memiliki program berita. Stasiun televisi redaksi
berita dan tim liputan sebagai bagaian dari struktur organisasi stasiun
televisi. Namun, pada bagian pemberitaan memiliki struktur, sifat, dan
pola kerja yang tidak sama dengan unit lainnya. Keberhasilan bagian
pemberitaan stasiun televisi, tak lepas dari peran penting reporter dan juru
kamera yang bertugas dilapangan serta korlip di ruang redaksi yang
mengarahkan. Disisi lain, peran produser dan eksekutif produser juga tak
kalah penting dalam menyusun program.
Eksekusi Program
Strategi penayangan program yang baik sangat ditentukan
bagaimana cara menyusun atau meletakkan berbagai jenis program yang
akan ditayangkan pada suatu periode yang sudah ditentukan. Bagian
program harus bisa menganilisis dan memilah milah setiap bagian waktu
siaran untuk mendapatkan berbagai audien yang diinginkan.
Stasiun televisi harus bisa menentukan audien secara realistis.
Siaran berita sangat penting jika ditayangkan pada, pagi hari, tengah hari,
malam hari, dan tengah malam. Tetapi siaran berita akan menjadi sia – sia
malam. Hal ini dikarenakanprogram berita tidak dapat bersaing dengan
waktu tayang utama acara hiburan, kecuali suatu peristiwa besar yang
sedang berlangsung dan ingin diketahui masyarakat.
Pengawasan dan Evaluasi Program
Pengawasan harus dilakukan berdasarkan hasil kerja atau kinerja
yang dapat diukur agar fungsi pengawasan dapat berjalan dengan efektif.
Misalnya, jumah audien yang menonton pada program stasiun penyiaran
dapat diukur dan diketahui melalui laporan riset rating. Jika audien yang
tertarik dan mengikuti tayangan program yang disirakan lebih rendah,
maka proses pengawasan mencakup kegiatan pengenalan terhadap
masalah dan memberikan pengarahan untuk dilakukan diskusi agar
mendapatkan solusi.
Strategi Penayangan
Pengelola program idealnya akan berupaya agar audiens dapat
terus menerus menonton acara yang disiarkan oleh media penyiaran.
Namun kenyataannya tidak ada media penyiaran yang seluruh acaranya
disukai oleh audien. Suatu media penyiaran mungkin acara populer yang
banyak disukai publik, tetapi bisa jadi lebih banyak acara – acara yang
kurang populer atau mungkin ada acara baru yang sama sekali belum
dikenal (Morissan, 2013: 2015).
Dalam mengelola program siaran, pada bagian program suatu
media penyiaran harus menyadari suatu prinsip dasar siaran bahwa setiap
itu, program siaran harus dapat bersaing dengan waktu makan, membaca
buku dan kegiatan pribadi yang dilakukan audiens di rumah atau dimana
saja.
Pembagian program televisi seringkali ditujukan sesuai dengan
demografis masyarakat tertentu dan sesuai dengan target penonton.
Pembagian waktu pagi, siang, sore, dan malam hari yang ditentukan oleh
Nielsen Audience Measurement berdasarkan data kecenderungan / life
style sampel penonton televisi di Indonesia di bawah ini :
• 02.00 – 04.59 : Early morning • 05.00 – 08.59 : Morning time • 09.00 – 11.59 : Day time • 12.00 – 15.59 : Noon time • 16.00 – 17.59 : Evening time • 18.00 – 18.59 : Early prime time • 19.00 – 20.59 : Central prime time • 21.00 – 22.29 : Late prime time • 22.30 – 23.59 : Night time • 24.00 – 01.59 : Mid night 1.4.6 Audience Televisi
Seperti yang tertera pada kajian sebelumnya, pengelola media tidak bisa membuat sebuah program berdasarkan minat atau seleranya sendiri,
pengelola program mungkin memiliki selera yang sangat bagus tapi belum
Persaingan media penyiaran sejatinya adalah persaingan memperebutkan
perhatian audience, untuk itu pengelola media penyiaran harus memahami
dengan cermat siapa audience mereka dan apa kebutuhannya.
Audience adalah pasar, dan program yang disajikan adalah produk yang
ditawarkan. Hal ini sama halnya dengan prinsip yang ada dalam dunia
marketing sehingga programming televisi sangat erat kaitannya dengan marketing. Khalayak audience umum bersifat heterogen, maka cukup sulit
bagi media dalam mencakup atau melayani semua kebutuhan audience.
Strategi adalah program untuk mencapai tujuan organisasi dalan
pelaksanaan misi. Kata “program” dalam sebuah definisi berarti menyangkut suatu peranan aktif, sadar, dan rasional yang dimainkan oleh
manager dalam perumusan strategi organisasi. Strategi memberikan
pengarahan terpadu bagi organisasi dan berbagai tujuan organisasi dan
memberikan pedoman pemanfaatan sumber daya organisasi yang
digunakan untuk mencapai tujuan. (Morrisan,2009)
Beberapa strategi lainnya menurut Morissan adalah dengan tetap
mempertahankan program – program yang berhasil pada posisinya
sekarang. Audiens umumnya sudah terbiasa dengan jadwal program yang
menjadi kegemarannya, jika suatu program merubah jadwal dapat
1.4.7 Strategi
Strategi berasal dari bahasa Yunani “strategos” yang berarti jendral atau panglima, sehingga strategi diartikan ilmu kepanglimaan (Gulo,
2008). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti kata strategi
yaitu: “Ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu di perang dan damai; Ilmu dan seni
memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh di perang, dikondisi
yang menguntungkan”.
“Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus”. Dengan memahami beberapa definisi dari para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa strategi adalah suatu taktik atau cara
untuk mencapai suatu tujuan dengan mempertimbangkan kelebihan dan
kekurangannya. Selain itu, Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan
(Planning) dan manajemen (Management) untuk mencapai suatu tujuan.
Akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi
sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus
mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya (Effendy, 2013).
1.4.8 Strategi Programming
Ketatnya persaingan industri media, kualitas program menjadi
suatu hal yang dipandang sebagai syarat penting untuk memenangkan
persaingan dalam memperebutkan konsumen atau audien. Oleh karena itu,
pemilik dan
pengelola stasiun televisi mengembangkan dan membuat program acara
mengembangkan kebijakan bersaing dengan menargetkan kelompok
audien tertentu. Dengan orientasi membuat program yang baik agar
memikat audien, aktifitas dalam perencanaan program (programming)
menjadi lebih efisien dan efektif. Orientasi institusional pada televisi dapat
berbeda antara satu dengan yang lain, orientasi ini yang akan
mempengaruhi kebijakan programming masing- masing televisi.
Programming merupakan sebuah proses dalam menyeleksi dan
menjadwalkan program yang dilakukan oleh programmer (Eastman &
Ferguson, 1996).
Aktifitas programming memerlukan strategi dan taktik. Strategi
programming berguna untuk menetapkan apa yang harusnya dilakukan
untuk mencapai visi, misi serta tujuan dari media penyiaran khususnya
dalam hal ini adalah media televisi. Strategi programming yang
diungkapkan oleh Sydney W.Head dalam Susan Eastman Tyler (2012)
meliputi 5 elemen yaitu :
1. Compability (Kesesuaian)
Program acara disusun sesuai keseharian khalayak yang tentu saja
tidak bisa disamakan satu dengan yang lainnya dalam setiap waktu.
Maka dari itu, perlu adanya scheduling yang paten dalam penyusunan
program acara dengan jenis dan isi program yang berbeda untuk
menyesuaikan situasi dan kondisi dari para audience-nya.
2. Habbit Formation (Membangun Kebiasaan)
Kebiasaan audience harus dibangun melalui sebuah program acara.
audience terhadap program tersebut atau lebih akrab dikenal dengan
istilah fanatic yang membuat pemirsa enggan meninggalkan program
yang sedang berlangsung.
3. Control of Audience Flow (Mengatur Alur Penonton)
Mengontrol alur penonton juga bisa ukur dengan cara
mempertahankan audience agar tetap pada channel televisi yang
diminati tanpa berpindah pada channel lain. Upaya ini bisa dilakukan
dengan berbagai macam cara seperti dengan metode countering
(menyajikan program acara berbeda dengan televisi lain) atau metode
blunting (menyajikan program yang serupa atau mirip engan televisi
lain)
4. Conservation of Program Resources (Pemeliharaan Sumber Daya
Program)
Bukan hanya penonton saja yang harus dipelihara, isi atau konten
program juga termasuk dalam aspek penting yang harus diperhatikan
utamanya bagi seorang produser seperti pemilihan konten dan isi
daripada programnya merupakan salah satu contoh dari peng
aplikasian pemeliharaan sumber daya program. Misalnya dalam
mengemas ulang suatu materi dengan menggunakan pendekatan atau
penyajian yang berbeda.
5. Breadth of Appeal (Daya Tarik Luas)
Hal yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah minat dan kesukaan
mengupayakan produksi program televisi yang menarik serta dapat
memenuhi kebutuhan dan ketertarikan dari audience atau pemirsanya.
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil refrensi dari beberapa
pustaka serta menggunakan teori tertentu untuk memperkuat dan
mempertajam analisa. Penelitian dengan judul “Strategi Program Pancet Kecrek iNews TV Dalam Mengubah Stigma Audience Terhadap Berita
Kriminal” dengan menggunakan teori strategi Programming dari Sydney W.Head. Namun sebelumnya pernah ada penelitian yang serupa dengan
fokus pembahasan mengenai strategi program berita.
Skripsi karya Risky Satrio Putro yang berjudul “Proses Produksi
Program Berita Pancet Kecrek Di iNews Tv Surabaya” perspektif
manajeman penyiaran berdasarkan pengamatan tahap produksi dan
mekanisme kerja di lapangan serta analisis dari naskah berita hingga
penayangan dengan menggunakan penelitian deskriptif kualitatif.Berbeda
dengan pembahasan peneliti yang meneliti tentang strategi program Pancet
Kecrek dalam menyajikan beritanya.
Selain karya skripsi diatas, peneliti juga menambah refrensi milik
Fajar Juned Prayudi mahasiswa Broadcasting fakultas ilmu komunikasi
Universitas Mercubuana Jakarta angkatan 2004 yang berjudul “Strategi
Redaksi Program Berita Kriminal Patroli Indosiar” dan skripsi karya Isyana Tungga Dewi Mahasiswi Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah yang berjudul “Strategi Programming MNC TV Dalam Mempertahankan Program Dakwah” juga menjadi refrensi peneliti dalam mengambil judul dan pembahasan.
1.5 Kerangka Berfikir
Program Pancet Kecrek iNews TV
Strategi Programming Dalam
Mengubah Stigma Audience
Terhadap Berita Kriminal
Strategi Programming Sydney W.Head
Analisis Data
Kesimpulan
Member Check
Studi Deskriptif Kualitatif
Habbit Formation Control of Audience Flow Conservation of program resources Breadth of appeal Compability (Kesesuaian)
1.6 Metodologi Penelitian 1.6.1 Metode Riset
Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode
pendekatan deskriptif kualitatif, karena penelitian ini akan memberikan
deskripsi atau gambaran mengenai strategi program berita dalam
mengubah stigma audience pada berita kriminal. Dengan menggunakan
metode kualitatif, data yang dikumpulkan berupa kata – kata, gambar, dan
bukan angka. Semua yang dikumpulkan kemungkinan menjadi kunci
terhadap apa yang sedang diteliti. Dengan demikian laporan peneliti akan
berisi kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut.
Data yang diperoleh dapat berupa atau berasal dari naskah wawancara,
catatan lapangan, dan dokumenstasi, lainnya. `
Menurut Ruslan (2003) penelitian kualitatif bertujuan untuk
mendapatkan pemahaman yang bersifat umum terhadap kenyataan sosial
dan perspektif partisipan. Pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih
dahulu, tetapi diperoleh setelah melakukan analisis terhadap kenyataan
sosial yang menjadi fokus penelitian dan kemudian ditarik suatu
kesimpulan berupa pemahaman umum tentang kenyataan – keyataan
tersebut
1.6.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Tempat Penelitian : iNews Biro Jawa Timur,
Jl. Taman Ais Nasution no 38 Surabaya
1.6.3 Jenis dan Sumber Data
Dalam hal ini sumber data utama yang digunakan dalam penelitian
kualitatif adalah kata – kata dan tindakan, selebihnya ialah data tambahan
seperti dokumen. (Meleong : 2010, 157). Untuk melengkapi sumber data
dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut :
• Data Primer
Untuk mendapatkan data, peneliti menggunakan sumber data
premier yaitu data hasil wawancara mendalam (in depth interview)
dengan Kepala Biro MNC Biro Jatim dan Executif Produser iNews
sekaligus produser program pancet kerek untuk menjadi informan dan
menonton langsung tayangan program Pancet Kecrek.
• Data Sekunder
Untuk data sekunder peneliti dapatkan dari arsip berita melalui
berbagai media internet, buku – buku, dan catatan maupun laporan
produksi program Pancet Kecrek yang berkaitan dengan penelitian ini.
1.6.4 Tekhnik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan (Tanzeh, 2009: 57). Untuk memperoleh
data dan segala informasi yang dibutuhkan, peneliti akan menggunakan teknik
1.6.4.1 Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui
pengalaman dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-
fenomena yang hendak diteliti (Hadi, 1991: 136). Observasi dapat
diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Sugiyono,
2003: 166). Dalam hal ini metode yang dilakukan oleh peneliti
yaitu, dengan dengan cara mengamati langsung program Pancet
Kecrek melalui tayangan di televisi dan kanal youtube iNews
Surabaya.
Peneliti akan melakukan pengamatan secara langsung pada
objek penelitian dan observasi yang dilakukan peneliti bertujuan
untuk mendapatkan data mengenai program berita Pancet Kecrek
yang meliputi materi, format, air personality dan lain sebagainya
yang berkaitan seputar program Pancet Kecrek..
1.6.4.2 Dokumentasi
Menurut Hamidi (2204: 72) metode dokumentasi
merupakan informasi yang berasal dari catatan penting baik dari
lembaga atau organisasi maupun perorangan. Dokumentasi
penelitian ini merupakan pengambilan gambar oleh peneliti untuk
memperkuat hasil penelitian. Menurut Sugiyono (2013: 240)
dokumentasi bisa berbentuk tulisan gambar atau karya – karya
menggunakan teknik dokumentasi dengan mengumpulkan data
berupa berita maupun foto kegiatan yang berhubungan dengan
fenomena laporan penelitian.
1.6.4.3 Wawancara
Wawancara merupakan cara penggalian data melalui dialog
antara peneliti dan responden (Muchlis, 2010: 104). Pengumpulan
data melalui teknik wawancara dapat dilakukan dengan cara
indepth interview, agar informasi yang di dapat dari subjek
penelitian secara jelas dan detail. Dalam hal ini, peneliti telah
menyiapkan instrument penelitian berupa pertayaan tertulis yang
akan dipertanyakan kepada informan sesuai dengan yang
ditentukan.
Saat proses wawancara, peneliti menggunakan telepon
seluler (handphone) untuk merekam percakapan antara peneliti
dengan narasumber atau informan. Adapun yang akan menjadi
informan pada penelitian ini yaitu Produser pelaksana program
Pancet Kecrek terkait dengan strategi program Pancet Kecrek
dalam mengubah stigma audience terhadap berita kriminal.
Selajutnya informan kedua yaitu Kepala Biro yang bertanggung
1.6.5 Tekhnik Analisis dan Interpretasi Data
Data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis berdasarkan teori yang
digunakan dan sesuai dengan kebutuhan yang dirasa sangat penting. Setelah
itu, peneliti memindah data dari hasil wawancara dan dianalisis secara
kualitatif sehingga fenomenan penelitian yang terjadi dilapangan dapat
digambarkan secara jelas.
Menurut Sugiyono (2014) hasil penelitian dikatakan valid apabila terdapat
kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi
pada obyek yang diteliti. Dalam penelitian kualitatif keabsahan data meliputi
uji validitas internal, validitas eksternal reabilitas dan objektifitas.
Jadi peneliti akan melakukan penelitian tentang bagaimana strategi
penayangan program Pancet Kecrek iNews dalam mengubah stigma audience
terhadap berita kriminal dengan menggunakan pisau bedah strategi
programming milik Sydney W. Head. Setelah proses pengumpulan data
melalui metode in depth interview berlangsung, peneliti masih akan
melanjutkan pengujian hasil analisis data yang telah dimiliki agar analisa data
bisa dikatakan akurat dengan cara meminta kesepakatan dengan narasumber.
Pelaksanaan kesepakatan ini bisa juga disebut Member Check, sebuah
model triangulasi data yang pelaksanaannya setelah satu periode pengumpulan
data selesai atau setelah mendapatkan suatu kesimpulan tersebut disepakati
bersama, maka pemberi data diminta untuk menandatangani kesepakatan
untuk dijadikan bukti bahwa peneliti telah melaksanakan Member Check
1.6.6 Pemeriksaan Keabsahan data
Dalam sebuah penelitian harus bisa memilih dan menentukan cara – cara
yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang diperoleh dari
narasumber. Cara pengumpulan data dengan beragam teknik harus benar-
benar sesuai dan tepat untuk menggali data yang diperlukan dalam penelitian
yang dilakukan.
Keabsahan data (trustworthiness) dalam penelitian kualitatif dapat
dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan yang didasarkan pada kriteria
tertentu. Seperti pada kriteria derajat kepercayaan pemeriksaan data yang
dilakukan dengan teknik triangulasi. Proses triangulasi yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah triangulasi sumber dan waktu.
Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber
dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat
triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu (Sugiono,
2014:123). Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengumpulkan data
dari berbagai sumber yang berbeda mengenai permasalahan yang diteliti atau
dikaji kemudian dibandingkan. Sedangkan yang dimaksud dengan triangulasi
waktu yaitu peneliti melakukan wawancara dengan informan diwaktu yang
berbeda.
Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap satu hasil penelitian
kualitatif antara lain dilakukan dengan :
a. Perpanjangan Pengamatan
Dengan melkukan perpanjangan pengamatan, berarti peneliti
mewawancara ulang narasumber yang pernah ditemui atuau baru
ditemui. Hal ini dilakukan bergantung pada kedalaman, keluasan, dan
kepastian data. Dalam perpanjangan pengamaytan untuk menguji
kredibilitas data penelitian difokuskan kepada pengujian terhadap data
yang telah diperoleh sebelumnya.
b. Mengadakan Member Check
Member Check adalah proses pengecekan data yang diperoleh
peneliti kepada pemberi data. Tujuannya adalah mengetahui
seberapa jauh data yang diperoleh sesuai denga pemberi data.
Apabila data yang ditemukan peneliti dengan berbagai
penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data, dan apabila
perbedaannya tajam, maka penelitii harus mengubah temuannya
sesuai dengan apa yang ditemukan oleh pemberi data. Pelaksanaan
Member Check ini dapat dilakukan satu periode pengumpulan data
atau setelah mendapat suatu temuan atau kesimpulan. Setelah
disepakati bersama, maka para pemberi data diminta untuk
menandatangani persetujuannya supaya lebih otentik. Selain itu
juga sebagai bukti bahwa peneliti telah melakukan Member Check.
BAB II
DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
2.1 Sejarah iNews
iNewsTV merupakan televisi lokal terbesar di Indonesia. iNews TV
merupakan anak perusahaan yang dinaungi oleh MNC Group yang merupakan
perusahaan media terbesar di Indonesia. Bersama dengan televisi nasional lain
dalam satu grup, iNews TV pertama kali diluncurkan dengan nama SUN TV pada
tanggal 5 Maret 2008. Siaran perdana SUN TV semula hanya dapat dilihat secara
terestrial di beberapa jaringan televisi lokal di Indonesia serta melalui Indovision,
Oke Vision dan Top TV. Sejak tanggal 26 September 2011, SUN TV mengubah
namanya menjadi SINDOTV yang merupakan perwujudan dari sinergi SINDO
Media, bersama dengan SINDO Radio (Trijaya FM), Koran SINDO serta portal
sindonews.com. Pada tanggal 23 September 2014 secara resmi Menteri
Komunikasi dan Informatika RI memberikan izin stasiun jaringan bagi
SINDOTV. Kemudian pada tanggal 6 April 2015, SINDOTV berubah menjadi
iNewsTV yang merupakan singkatan dari Indonesia News Televisi. iNews Jawa
Timur merupakan televisi nasional yang memiliki jaringan televisi lokal
terbanyak di seluruh Indonesia.
Dengan didukung jaringan yang luas, iNewsTV dipastikan akan
mengangkat dan menonjolkan konten lokal dari masing-masing daerah. iNews
TV sebagai anak dari MNC Groups saat ini juga menerapkan startegi televisi
berjaringan yang digunakan diseluruh anak perushaan MNC Groups. iNews
memiliki peran di bagian pemberitaan yang disajikan oleh anak-anak naungan
Gambar 2.1 Indeks Kualitas Program Berita Sumber : kpi.go.id
2.2 Visi Misi iNews
Sebagai televisi yang memberikan pelayanan penyiaran secara nasional
iNews TV mempunyai Visi dan Misi sebagai berikut :
Visi :
1. Menjadi sebuah televisi nasional dengan konsep lokal berjaringan
yang menayangkan program-program referensi.
2. Memberikan informasi dan inspirasi yang kaya akan ragam konten
lokal, nasional, maupun internasional.
Misi :
1. Menyajikan informasi yang cepat, terpercaya, dan berimbang.
Meningkatkan potensi daerah dengan menyajikan informasi dan
hiburan lokal yang lengkap dan beragam.
2. Memberikan pelajaran dan turut serta dalam menjaga dan
melestarikan budaya nasional.
3. Menggerakkan ekonomi masyarakat melalui berbagai informasi
2.3 Motto dan Logo iNews TV 2.3.1 Logo iNews
Gambar 2.2 Logo iNews Sumber : doc. iNews
2.3.2 Identitas Lembaga
Nama Perusahaan : PT. Media Nusantara Citra Tbk.
Nama Sebutn Saat Ini : iNews TV
Alamat :Gedung Bursa Efek Indonesia Lt. 12
Jl. Tais Nasution No. 21 Surabaya
Nomor Telepon : 031 – 99002702
Fax : 031 – 99002706
Twitter : @officialinewstv
Instagram : @inews_surabaya
Youtube : iNews Surabaya