• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PROGRAM PANCET KECREK inews TV DALAM MENGUBAH STIGMA AUDIENCE TERHADAP BERITA KRIMINAL. Studi Deskriptif Kualitatif SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PROGRAM PANCET KECREK inews TV DALAM MENGUBAH STIGMA AUDIENCE TERHADAP BERITA KRIMINAL. Studi Deskriptif Kualitatif SKRIPSI"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

i

STRATEGI PROGRAM “PANCET KECREK” iNEWS TV DALAM MENGUBAH STIGMA AUDIENCE TERHADAP BERITA KRIMINAL

Studi Deskriptif Kualitatif

SKRIPSI

Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Almamater Wartawan Surabaya” Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan

Program Sajana Ilmu Komunikasi

Disusun Oleh :

ZALZABILLA NADYA ARDIANI . L NPM : 16 01 0043

HALAMAN JUDUL

KEKHUSUSAN : BROADCASTING

SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI ALMAMATER WARTAWAN SURABAYA

(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi Oleh :

Nama : ZALZABILLA NADYA ARDIANI LIPUTO

NPM : 16.01.0043

Kekhususan : BROADCASTING

Judul Skripsi : STRATEGI PROGRAM “PANCET KECREK” iNEWS TV DALAM MENGUBAH STIGMA AUDIENCE TERHADAP BERITA KRIMINAL

Telah diperiksa dan siap untuk diujikan di hadapan tim penguji

Surabaya,12 Juli 2020 Pembimbing

(3)

iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi oleh ZALZABILLA NADYA ARDIANI LIPUTO ini telah dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi

Surabaya, 26 Agustus 2020 Mengesahkan.

Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi - Almamater Wartawan Surabaya

Ketua Penguji,

Dra. N.W Ratna Amina, M.Si.

Penguji I,

M. Choliel, S.Kom, M.Si.

Penguji II,

(4)

iv

PERNYATAAN ORISINILITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang saya tulis :

Judul : _______________________________________________________ __________________________________________________________________ Sub Judul : _______________________________________________________ __________________________________________________________________ Yang saya ajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi S-1 Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi – AWS adalah benar-benar hasil karya penelitian saya sendiri , bukan hasil menjiplak (plagiat) karya orang lain.

Surat pernyataan orisinalitas (keaslian) ini saya buat dengan penuh kesadaran. Saya siap mempertanggungjawabkan dan menerima risiko apapun bila kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar*

__________________________________________________________________ __________________________________________________________________ __________________________________________________________________ __________________________________________________________________

Surabaya,12 Juli 2020 Saya Pembuat Pernyataan

(5)

v MOTTO

“ Jangan Katakan Semua Yang Kamu Tahu, Tapi Ketahuilah Semua Yang Kamu Katakan”

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, nikmat, karunia serta hidayah-Nya kepada kami sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga adanya keberkahan untuk digunakan sebagai acuan maupun pedoman bagi pembaca.

Alhamdulillahirabbilallamin, skripsi dengan judul Strategi Program “Pancet Kecrek” iNews Tv Dalam Mengubah Stigma Audience Terhadap Berita Kriminal dapat diselesaikan guna memenuhi standart kelulusan Strata-1 Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi – Almamater Wartawan Surabaya.

Proses dari pengerjaan skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kepada Allah SWT, karena atas kehendak-Nya dalam penulisan ini penulis diberikan kemudaham menghadapi berbagai hambatan dalam proses penulisan.

2. Kepada Orang Tua Agus Budiman & Lijana Reny Endarti, serta Yangti Madi, Om, Tante, dan Deknan yang tidak pernah berhenti memberikan dukungan untuk selalu optimis serta do’a yang selalu dipanjatkan.

3. Bapak Drs. Mas’ud Sukemi,M.si sebagai Dosen Pembimbing dalam penulisan skripsi

4. Bapak Fajar Arifianto Isnugroho & Ibu Suprihatin selaku dosen wali yang telah banyak membantu peneliti dalam perkuliahan selama ini

5. iNews TV Biro Jawa Timur yang telah mengizinkan peneliti untuk melaksanakan penelitian hingga selesai.

6. Bapak Ahmad Willyanto Kepala Biro MNC Jawa Timur, Pak Yasmani Nur Adi selaku Produser Program Pancet Kecrek, Cak Bro dan Cak Bedjo yang telah banyak membantu dan selalu memberikan informasi menyangkut penelitian ini kapan saja.

(7)

vii

7. Seluruh jajaran Dosen STIKOSA-AWS, yang memberikan banyak pengetahuan mengenai Ilmu Komunikasi terutama dalam bidang kekhususan Broadcasting. Khususnya Pak Yokhanan dan Bu Pipit.

8. Seluruh Staf STIKOSA-AWS yang membantu kelancaran proses perkuliahan dan skripsi.

9. Seluruh teman-teman diangkatan 2016 terimakasih telah mengajarkan berbagai macam hal-hal unik selama perkuliahan.

10. Untuk teman-teman yang membantu penulis turut serta dalam menghebohkan drama dunia perkuliahan peneliti yaitu Dhoni, Wulan, Cici, Herdiansyah, Ainnur, Egi.

11. Seluruh teman-teman di organisasi AWS TV khususnya Angkatan 2015, 2016, dan 2017 yang telah mengajarkan peneliti berproses dengan baik. 12. Seluruh Pengurus BEM sejak periode 2017-2020 Khususnya seluruh

kabinet BEM Periode 2019-2020, terimakasih atas segala kericuhan yang membuat peneliti banyak belajar.

13. Orang-orang terdekat dan terkasih yang tidak pernah berhenti memberikan dukungan kepada peneliti dalam segala suasana yang tidak bisa disebutkan satu-satu.

Akhir kata, penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran sangat membantu dalam kesalahan penelitian guna menjadi pedoman yang baik bagi penelitian selanjutnya menggunakan judul yang sama. Semoga bermanfaat bagi mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi. Semoga keikhalasan untuk pihak yang turut membantu penulis dalam proses skripsi dibalas kebaikannya oleh Allah SWT dengan keberkahan yang melimpah.

Surabaya,12 Juli 2020

(8)

viii ABSTRAK

Skripsi dengan judul Strategi Program “Pancet Kecrek” iNews Tv Dalam Mengubah Stigma Audience Terhadap Berita Kriminal ini bertujuan untuk mengetahui tentang bagaimana strategi program berita kriminal mampu merubah stigma “buruk” audience terhadap perilaku kriminal yang sering terjadi dimasyarakat. Stigma bahwa kekerasan dan kriminal merupakan suatu hal yang menyeramkan, menegangkan dan tabu untuk diperbincangkan diubah dengan kemasan berita yang ringan, informative, edukatif, dan menghibur agar dapat menjadi pembelajaran diberbagai kalangan.

Dari data yang telah didapat, penelitian ini dianalisis menggunakan konsep Compability (Kesesuaian), Habbit Formation (Membangun Kebiasaan Audience), Control Of Audience Flow (Mengontrol Aliran Pemirsa), Conservation of Program Resources (Pemeliharaan Sumber Daya Program), dan Breadth of Appeal (Daya Tarik Program) yang diperkenalkan oleh Sydney W.Head sebagai acuan untuk mengupas strategi programming dari program berita kriminal dalam mengubah stigma audience terhadap berita kriminal. 5 aspek tersebut perlu diperhatikan dalam programming dan telah diterapkan dalam penyajian program berita kriminal Pancet Kecrek milik iNews TV Biro Surabaya.

Kata Kunci :

(9)

ix ABSTRACT

Research about Strategy Program "Pancet Kecrek" iNews Tv in changing the Stigma of the Audience against this criminal news, aims to know about how the strategy of criminal news programs is able to change of "bad" stigma in audience, against criminal behavior that often occurs in society. The Stigma of violence and crime is a creepy, thrilling and weird to be talked about changed with lightweight, informative, educative and entertaining news packaging so that it can be a learning in various circles.

From the data that has been obtained, the research was analyzed using the concept of Compability, Habbit Formation, Control Of Audience Flow, Conservation Of Program Resources, and the Breadth Of Appeal. That was introduced by Sydney W. Head as a reference for exploring programming strategies of criminal news programs in changing the stigma of the audience against criminal news. There are 5 aspects that need to be considered in programming and have been applied in the presentation of the Criminal news program that’s called Pancet Kecrek owned by iNews TV Biro Surabaya.

Keywords:

(10)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN ORISINILITAS ... iv MOTTO ... v KATA PENGANTAR ... vi ABSTRAK ... viii ABSTRACT ... ix DAFTAR ISI... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan dan Manfaat... 5

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 5 1.3.2 Manfaat Penelitian ... 6 1.4 Kajian Pustaka ... 6 1.4.1 Komunikasi Massa ... 6 1.4.2 Televisi ... 9 1.4.3 Program Televisi ... 11 1.4.4 Berita Kriminal ... 15

1.4.5 Manajeman Program siaran ... 17

1.4.6 Audience Televisi ... 23 1.4.7 Strategi ... 25 1.4.8 Strategi Programming ... 25 1.5 Kerangka Berfikir ... 29 1.6 Metodologi Penelitian ... 30 1.6.1 Metode Riset ... 30

1.6.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 30

(11)

xi

1.6.4 Tekhnik Pengumpulan Data ... 31

1.6.4.1 Observasi ... 32

1.6.4.2 Dokumentasi ... 32

1.6.4.3 Wawancara ... 33

1.6.5 Tekhnik Analisis dan Interpretasi Data ... 34

1.6.6 Pemeriksaan Keabsahan data ... 35

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN ... 37

2.1 Sejarah iNews ... 37

2.2 Visi Misi iNews ... 38

2.3 Motto dan Logo iNews TV ... 39

2.3.1 Logo iNews ... 39

2.3.2 Identitas Lembaga ... 39

2.4 Segmentasi, Targetting, Positioning ... 40

2.4.1 Segmentasi iNews TV ... 40

2.4.2 Targetting iNews ... 40

2.4.3 Positioning iNews ... 41

2.5 Profil iNews Biro Jawa Timur ... 41

2.5.1 Kerabat Kerja iNews TV Biro Jawa Timur ... 42

2.5.2 Struktur Organisasi iNews ... 44

2.5.3 Deskripsi Program Pancet Kecrek ... 44

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ... 46

3.1 Profile Subjek Penelitian ... 46

3.2 Analisis Strategi Pemrograman Pancet Kecrek iNews TV ... 47

3.2.1 Strategi Programming Compability (Kesesuaian) ... 50

3.2.2 Strategi Programming Habbit Formation (Kebiasaan Audience) ... 52

3.2.3 Strategi Programming Control of Audience Flow (Mengatur Alur Penonton) ... 53

3.2.4 Strategi Programming Conservation of Program Resource (Pemeliharaan Sumber Daya Program) ... 54

3.2.5 Strategi Programming Breadth of Appeal (Daya Tarik Luas) ... 56

(12)

xii BAB IV PENUTUPAN ... 63 4.1 Simpulan ... 63 4.2 Saran ... 64 DAFTAR PUSTAKA ... 65 LAMPIRAN... 67

LAMPIRAN A DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA ... 67

LAMPIRAN B TRANSKRIP WAWANCARA ... 71

LAMPIRAN C SURAT PERNYATAAN INFORMAN ... 86

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Indeks Kualitas Program Berita

Gambar 2.2 Logo iNews

Gambar 2.3 Strktur Organisasi MNC

Gambar 3.1 Program Berita Konvensional

Gambar 3.2 Cak Bro dan Cak Bedjo Menyajikan Berita

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penelitian ini hendak mengkaji bagaimana sebuah program berita kriminal di

televisi mampu membuat masyarakat atau audience yang menontonnya memiliki

pandangan berbeda atau bahkan dapat mengubah stigma audience terhadap berita

kriminal yang selama ini dianggap tabu dan mengerikan, menjadi program yang

informatif dan edukatif.

Kasus kriminal atau mungkin lebih identik dengan kasus kejahatan bukan

merupakan hal yang asing bagi masyarakat, berdasarkan data dari www.bps.go.id

tercatat hampir 300.000 kasus kriminal terjadi di Indonesia pada tahun 2018.

Kasus kriminal meliputi banyak hal seperti, pembunuhan, perampokan, korupsi,

narkoba, pelecehan, penipuan, dan masih banyak lagi. Kasus-kasus kriminal ini

memungkinkan terjadi disekitar kita atau justri terjadi pada diri kita. Oleh karena

itu, untuk mengantisipasi hal tersebut masyarakat memerlukan informasi dan

edukasi terkait kasus kejahatan tersebut.

Peristiwa kriminal ini juga merupakan salah satu “ladang” bagi televisi untuk berlomba menyajikan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakatnya. Bill

Kovach dan Tom Rosenstil juga menyatakan, “News is the part of

communication, that keeps us informed of the changing event, issues, and characters in the world outside”. Berarti berita adalah bagian dari komunikasi

yang memberikan informasi kepada kita mengenai peristiwa, isu dan sesuatu yang

(15)

sebuah media massa termasuk televisi (Fachruddin, 2017), hal ini cukup konkret

mengingat hakikatnya fungsi sebuah media massa ialah sebagai pemberi

informasi, edukasi, hiburan, dan sebagai kontrol sosial bagi masyarakat. Program

berita sendiri terbagi dalam 2 kategori yakni berita hardnews (berita berat) dan

Softnews (berita ringan) yang didalamnya masih memiliki beragam sub berita

yang biasa digunakan dalam menyajikan informasi pada masyarakat. Artinya

pengertian dari berita memang satu namun masih terbagi dalam beberapa kategori

lagi sebelum disajikan. Hal ini dilakukan secara tidak langsung agar

kelompok-kelompok berita ini dapat dipilih oleh masyarakat langsung, memang semua berita

atau informasi dibutuhkan oleh semua orang namun tidak menutup kemungkinan

bahwa perseorangan tersebut lebih menyeleksi kelompok-kelompok berita mana

yang ia sukai atau bahkan lebih ia butuhkan.

Seiring berkembangnya kemajuan tekhnologi dalam berbagai aspek,

tekhnologi penyiaran khususnya televisi yang bersifat dinamis serta atraktif kini

harus lebih menambah effort dalam bidang penyajian informasi. Mengingat

perkembangan zaman mulai menggerus pangsa pasar dari audience, munculnya

stasiun dan industri televisi yang lain serta semakin banyaknya media massa

sejenis televisi yang tentu semakin menambah deretan pesaing bagi semua

perusahaan televisi yang ada agar tetap bisa mempertahankan eksistensi

programnya didunia penyiaran.

Banyaknya program berita yang tersaji diseluruh televisi tentu membuat pihak

pemilik televisi harus memutar otak agar program-nya lah yang selalu menjadi

pilihan bagi masyarakat. Belum lagi persaingan dengan media massa yang lain

(16)

produser-produser televisi. Salah satu cara yang dipakai hampir seluruh stasiun televisi

ialah membuat atau membagi segmentasi berita yang mereka miliki, hal ini dapat

dibuktikan dengan banyak sekali televisi yang menyajikan program berita khusus

untuk satu jenis berita misalnya berita olahraga, dan bahkan berita kriminal saja.

Program berita kriminal pertama di Indonesia di pelopori oleh RCTI melalui

program Seputar Indonesia pada tahun 1989 saat masa orde baru, program ini

dibuat untuk memecah kebekuan berita bagi masyarakat yang kala itu hanya

menyajikan informasi seputar pemerintahan saja. Sajian program berita khusus

kriminal ini terus berkembang seiring berjalannya waktu sejak kala itu, makin

banyak televisi pesaing yang turut serta menampilkan sajian berita kriminal

dengan tekhnik penyajian yang berbeda-beda.

Peneliti mengambil topik dari salah satu anak perusahaan televisi yang

dinaungi oleh perusahaan media swasta pertama di Indonesia yakni Media

Nusantara Citra atau lebih dikenal dengan sebutan MNC Groups, yang sudah ada

sejak tahun 2003 yaitu iNews, khususnya iNews Jawa Timur. Inews TV Jawa

Timur merupakan stasiun televisi berjaringan pertama di Indonesia yang berdiri

sejak tahun 2008 dengan call sign Sun TV. Lalu kemudian di tahun 2011 namanya

berubah menjadi Sindo TV yang merupakan bagian dari sinergi Sindo Media

bersama Sindo Radio (sebelumnya Trijaya FM) dan sindonews.com di mana

segmentasi Sindo Media lebih mengarah pada news. Pada 6 April 2015, SindoTV

kemudian mengubah namanya menjadi iNews TV.

iNews TV mengudara dengan program-program nasional selama 24 jam di

seluruh jaringannya. 80% iNewsTV berisi berita dan informasi. Sedangkan

(17)

siar, 20% diantaranya merupakan program lokal yang sangat beragam dan

diproduksi oleh stasiun tv lokal dengan kualitas televisi nasional yang salah

satunya ialah iNews TV Biro Jawa Timur. Sebagai anak perusahaan terbesar milik

iNews TV, iNews Biro Jawa Timur memiliki bagian jam dari 20% konten lokal

yang disediakan oleh iNews. Setiap hari Senin-Jum’at pada pukul 10.00-11.00

WIB merupakan waktu tayang atau waktu siar program dari anak jaringan iNews

TV yakni iNews TV Biro Jawa Timur.

Sebagai televisi yang meng-klaim bahwa mereka adalah televisi berita dan

informasi tentu iNews memiliki banyak program berita, sama seperti televisi

lainnya iNews juga memiliki strategi pemecahan klasifikasi beritanya. Seperti

halnya salah satu program dari iNews TV yang diproduksi oleh iNews TV Biro

Jawa Timur yaitu Pancet Kecrek. Sebuah program khusus yang menayangkan

berita kriminal tayang setiap hari Senin-Jum’at pada jam 10.30 di iNews.

Selayaknya program ciptaan televisi lokal pada umumnya, program Pancet

Kecrek juga disajikan dengan turut serta membawa budaya dari dari daerahnya

yakni Jawa Timur. Seperti yang kita ketahui pada dasarnya seluruh TV lokal

memiliki satu tambahan misi dalam setiap penyajian programnya yaitu

memberikan edukasi tentang budaya dari daerah televisi berasal, agar dapat turut

serta berperan aktif dalam menjaga dan melestarikan budaya lokal supaya bisa

dikenal luas oleh masyarakat (Djamal & Fachruddin, 2017).

Branding yang telah dibangun oleh iNews sebagai televisi lokal berjaringan

nasional yang lebih men-fokus kan kepada program berita tentu tidak

mungkinmelakukan hal yang sama atau monoton dalam penyajian berita yang

(18)

didalam satu episode yang terbagi menjadi 3 segment dengan membahas 1 topik

berita setiap segment-nya dalam durasi 30 Menit.

Berbekal dengan fenomena kejahatan yang seakan mengintai dan menakutkan

bahkan dianggap hal yang tabu untuk diperbincangkan apalagi dalam lingkup

keluarga dan anak-anak membuat peneliti ingin mengkaji lebih dalam terkait

sajian program berita kriminal yang ada di televisi.

Program berita kriminal Pancet Kecrek ini pun menjadi menarik untuk diteliti,

pasalnya peneliti ingin menggali bagaimana strategi programming daripada

program TV lokal yang memiliki jaringan news gathering dan news center

terbesar di Indonesia? Selain itu peneliti juga hendak mengetahui bagaimana

penerapan daripada strategi programming yang dilakukan program ini agar

penyajiannya mampu mengubah stigma audience-nya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang belakang yang telah dituliskan, peneliti ingin

membatasi kajian ini agar terfokus pada Strategi Programming Pancet Kecrek.

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini ialah Bagaimana strategi

programming Pancet Kecrek dalam mengubah stigma audience terhadap berita

kriminal ?

1.3 Tujuan dan Manfaat 1.3.1 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah tersebut, peneliti ingin mendeskripsikan

strategi programming Pancet Kecrek iNews Surabaya dalam mengubah

(19)

1.3.2 Manfaat Penelitian • Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi tambahan refrensi dalam

menambah ilmu pengetahuan atau studi mengenai media massa

terutama televisi, terhadap strategi program menarik perhatian

audience.

• Manfaat Praktis

Dapat menjadi pelengkap dari penelitian terdahulu dan juga

sebagai bahan penyusunan dan perbaikan kembali bagi peneliti,

terutama yang memiliki fokus kajian mengenai strategi penyiaran

dan program penyiaran. Serta penelitian ini diharapkan bisa

menjadi acuan untuk industri penyiaran dalam menyusun strategi

program berita yang lebih baik dan tepat pada sasaean.

1.4 Kajian Pustaka

1.4.1 Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia yang

lahir bersamaan dengan menggunakan alat mekanik yang mampu melipat

gandakan inti-inti pesan komunikasi (Wiriyanto, 2000;1)

Komunikasi massa terbagi menjadi tiga ciri yakni:

• Komunikasi massa diserahkan kepada audience yang relative sangat besar, heterogen, dan anonym

(20)

• Pesan-pesan yang disampaikan disebarkan secara umum, sering dijadwalkan guna mampu mencapai sebanyak mungkin anggota

audience secara serempak dan bersifat sementara

• Kegiatan komunikasi memungkinkan orang diseluruh dunia untuk dapat bertukar informasi melalui berbagai media (channel). Semua

kegiatan komunikasi yang diperuntukkan ke massa dengan

menggunakan media komunikasi.

Beberapa alat atau media massa yang ada saat ini ialah Koran, majalah,

tabloid, radio, internet, dan televisi. Sebagai media elektronik, televisi juga

merupakan salah satu media komunikasi massa. Televisi menjadi salah satu

media komunikasi massa yang dapat memberikan informasi, wawasan, serta

hiburan yang diperlukan oleh masyarakat. Ciri – ciri dan karakteristik

komunikasi massa meliputi sifat dan unsur yang tercakup didalamnya

(Suprapto, 2006 : 13). Berikut karakteristik komunikasi massa :

• Sifat Komunikan

Sifat dari komunikan komunikasi massa adalah heterogen, mereka tidak

hanya berada pada tempat yang berbeda beda dan terpencar letaknya tetapi

juga berbeda satu sama lain dalam hal umur, pendidikan, agama, ras, suku,

bangsa, dan sebagainya. Selain itu sifat komunikan merupakan anonim,

yaitu komunikator tidak mengenal komunikan mereka dan komunikator

juga tidak tahu pesan yang sudah disampaikan itu dapat mempengaruhi

(21)

• Sifat Komunikator

Media massa adalah lembaga atau organisasi, maka sifat komunikator

pada komunikasi massa, seperti wartawan, sutradara, penyiar radio

ataupun penyiar televisi merupakan komunikator terlembagakan. Pesan

yang disampaikan kepada khalayak adalah hasil kerja bersama. Maka,

berhasil atau tidaknya komunikasi massa ditentukan oleh beberapa faktor

yang terdapat di dalam organisasi media massa.

• Sifat Media Massa

Dalam hal ini sifat media massa ialah serempak dan cepat, jadi

kontak antara komunikator dan komunikan yang sedemikian besar

jumlahnya, media massa dapat membuat khalayak secara serempak

memusatkan perhatian pada pesan yang disampaikan seorang

komunikator. Kemudian sifat lain dari media massa yaitu cepat (rapid),

memungkinkan pesan yang disampaikan kepada banyak orang dalam

waktu yang cepat.

• Sifat Pesan

Pesan media massa bersifat umum karena ditunjuk kepada umum,

maka lingkungan yang dihasilkan menjadi universal, mengenai segala

hal, dan dari berbagai tempat diseluruh dunia. Pesan tersebut dapat

mengenai berita politik, ekonomi, dan kebudayaan. Sifat pesan lainnya

ialah sejenak (transient), hanya untuk sajian seketika. Seperti halnya

dengan seseorang yang mendengarkan radio hanya sekilas dan tidak

(22)

Dalam sebuah penelitian komunikasi massa merupakan salah satu

bentuk komunikasi yang sering digunakan. Komunikasi massa adalah studi

ilmiah tentang media massa beserta pesan yang dihasilkan, pembaca atau

pendengar atau penonton yang akan coba diraihnya, dan efeknya terhadao

mereka.

Pool (1973) mendefinisikan komunikasi massa sebagai, “Komunikasi yang berlangsung dalam situasi interposed ketika antara sumber dan penerima

tidak terjadi kontak secara langsung, pesan – pesan komunikasi mengalir

kepada penerima melalui saluran media massa, seperti surat kabar, majalah,

radio film atau televisi. (Morrisan,2008)

Komunikasi massa pada dasarnya mempunyai proses yang melibatkan

komponen yang berinteraksi Adapun fungsi dari komunikasi massa, yaitu :

▪ Menyampaikan Informasi (To Inform) ▪ Mendidik (To Educate)

▪ Menghibur (To Entertain)

▪ Mempengaruhi (To Influence) (Effendi, 1992) 1.4.2 Televisi

Tahun 1962 merupakan tahun pertama kali bagi Indonesia menyiarkan

televisi, dimana saat itu TVRI menyiarkan secara langsung upacara

kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1962 yang kala itu dianggap

sebagai siaran percobaan. Pada 24 Agustus 1962 pukul 14.30 WIB, TVRI

kembali melakukan siaran yang kali ini sudah dianggap resmi dengan

(23)

stadion Gelora Bung Karno, di Jakarta. Tahun 1989 pemerintah memberikan

izin operasi kepada kelompok usaha Bimantara umtuk membuka stasiun

televisi swasta yakni RCTI yang menjadi televisi swasta pertama di Indonesia.

Gerakan reformasi pada tahun 1998 memucu perkembangan industri media

massa khususnya media penyiaran elektronik yakni televisi. Seiring dengan itu

kebutuhan masyarakat akan informasi juga semakin bertambah, yang

kemudian diikuti juga oleh kemunculan televisi – televisi swasta lain seperti

SCTV, Trans TV, Metro TV, Global TV, dan masih banyak lagi.

Perkembangan televisi juga sudah mulai naik dengan pesat sejak tahun

1991. Semakin banyak perusahaan televisi bermunculan untung mewadahi

“pasarnya” masing-masing. Salah satu inovasi yang ada ialah terciptanya televisi-televisi lokal yang juga memenuhi kanal-kanal media pertelevisian,

hingga munculah UU Penyiaran No 23 Tahun 2002 yang mengatur bagaimana

penyiaran dimasyarakat Indonesia. Seiring berjalannya waktu, televisi lokal

yang cukup sukar menjangkau “pasar” yang sudah lebih dahulu menikmati siaran televisi nasional perlahan mulai mengikis jumlah daripada televisi lokal

itu sendiri. Keterbatasan pemasukan, stasiun lokal sulit memproduksi sendiri

program yang bisa bersaing dengan tayangan-tayangan dari Jakarta. Padahal

setiap harinya mereka harus bersiaran sekian jam. Akibatnya yang tampil

adalah program-program ‘amatiran’ yang dibuat dengan dana, keterampilan,

fasilitas, dan waktu terbatas. (Armando,2009)

Lalu kemudian terciptalah kebijakan penyiaran yang dirasa dapat

sama-sama menguntungkan media penyiaran kususnya televisi yaitu pertama,

(24)

melahirkan sekian jam program setiap hari karna dalam strategi ini televisi

nasional akan bekerjasama dengan berbagai televisi lokal dalam satu gabugan

beberapa perusahaan televisi. Kedua, mereka akan memperoleh jatah share

iklan yang harus dibagi oleh stasiun induk jaringan. Ketiga, karena mereka

tidak mesti bersaing dengan stasiun nasional, mereka bisa menarik pengiklan

dalam ranah lokal.

1.4.3 Program Televisi

Pada dasarnya stasiun televisi menyajikan berbagai jenis program yang

jumlahnya sangat banyak dan beragam. Berbagai jenis program dapat

dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu program Informasi (news) dan

Hiburan (entertainment).

Menurut Vane-Gross (1994) menentukan jenis program berarti

menentukan atau memilih daya tarik (appeal) dari suatu program yang

dimaksud dengan daya tarik ialah bagaimana suatu program mampu menarik

audiennya. Tayangan program informasi di televisi banyak memberikan

informasi kepada khalayak untuk memenuhi rasa ingin tahu terhadap suatu

hal. Dalam media penyiaran, tim redaksi televisi harus menyajikan berita

dengan baik dari pendapat narasumber yang relevan secara langsung dan

orsinil.

Program informasi (news) merupakan jenis siaran yang memberikan

tambahan wawasan dan pengetahuan kepada khalayak. Daya tarik dari

program news adalah informasi, yang dijual ke pemirsa. Jadi program

(25)

tetapi segala bentuk penyajian informasi termasuk talkshow, seperti

wawancara dengan reporter, orang terkenal, atau dengan siapa saja (Morrisan,

2008:25).

1.4.3.1 Program Faktual

Jenis program yang termasuk kedalam program faktual yakni

program berita, features, dokumentar, program reality show, serta talk

show. Dalam memproduksi program faktual, stasiun media penyiaran

harus menerapkan ketentuan etika jurnalistik dengan mengindahkan

prinsip akurasi, keadilan, ketidakberpihakan, serta prinsip menghormati

narasumber.

1.4.3.2 Program Berita

Program informasi tidak hanya tentang program berita dimana

presenter atau penyiar membacakan berita, tetapi juga segala bentuk

penyajian informasi seperti talk show (perbincangan). Program

informasi dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu berita keras (hard

news) dan berita ringan (soft news).

Hard News

Hard news (berita keras)merupakan berita yang harus disampaikan

langsung kepada masyarakat agar tidak basi atau berita mengenai suatu

peristiwa yang dianggap penting bagi masyarakat baik sebagai individu,

kelompok, maupun organisasi.

Berita keras disajikan dalam suatu program berita yang berdurasi mulai

(26)

30 menit, bahkan satu jam. Suatu program berita terdiri dari berbagai jumlah

berita keras atau dapat dikatakan sebagai kumpulan dari berita keras

(Morissan, 2011:219). Berita keras terbagi menjadi beberpa bentuk yaitu :

• Straight News, atau berita langsung merupkan berita singkat (tidak detail) hanya menyajikan informasi terpenting saja yang mencakup

5W+1H (who, what, where, when, why, dan how) terhadap suatu

peristiwa yang diberikan. Berita dalam jenis ini sangat terikat dengan

waktu (deadline) karena informnasinya sangat cepat basi, jadi harus

segera di sampaikan kepada audience.

• Feature, suatu program berita yang menampilkan berita ringan seperti informasi mengenai tempat wisata atau tempat liburan yang menarik.

Jadi feature merupakan berita ringan namun menarik, dalam artian

“menarik” yaitu menyajikan informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman, dan sebagainya. Berita semacam ini dapat

dikatakan sebagai berita soft news karena tidak terikat dengan waktu

penayangan, namun memiliki durasi yang singkat dan masih menjadi

bagian dari program berita, maka feature masuk ke dalam kategori

hard news.

• Infotaiment, kata “infotainment” berasal dari dua kata, yaitu information yang berarti informasi dan entertainment yang berarti

hiburan. Infotainment adalah berita yang menyajikan informasi

(27)

Namun infotainment juga salah satu bentuk berita keras karena

memuat informasi yang harus segera ditayangkan.

Soft News

Soft news atau berita ringan adalah segala informasi penting dan

menarik yang disampaikan secara mendalam (in-depth) namun tidak bersifat

harus segera ditayangkan. Berita yang masuk kategori ini ditayangkan pada

satu program tersendiri di luar program berita. Program yang termasuk dalam

kategori soft news adalah : current affair, magazine, dokumenter dan talkshow

atau bincang-bincang. (Morrisan, 2011:221).

• Current Affair, pengertian current affair adalah “persoalan kekinian”.

Current affair adalah program yang menyajikan informasi terkait

dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat

secara lengkap dan mendalam, serta cukup terikat dengan waktu dalam

hal penayangan namun tidak seketat hard news.

• Magazine, adalah program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam atau dengan kata lain magazine adalah feature dengan

durasi yang lebih panjang. Magazine ditayangkan pada program

tersendiri dan terpisah dari program berita.

• Dokumenter, program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik.

(28)

• Talk show, program talk show atau perbincangan merupakan program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu

topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara (host).

1.4.4 Berita Kriminal

Secara harafiah kriminologi berasal dari kata ”crime” yang berarti kejahatan atau penjahat. Pengertian harafiah tersebut memberikan kata pada

suatu pengertian yang sempit bahkan dapat juga merumuskan pada pengertian

yang salah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berita kriminal adalah

berita atau laporan mengenai kejahatan. Berita yang termasuk ke dalam berita

kejahatan diantaranya adalah pembunuhan, penipuan, pemerkosaan,

pencopetan, pencurian, perampokan, narkoba, tawuran, penganiayaan dan

sebagainya yang melanggar hukum.

Suatu informasi yang menyajikan suatu berita kriminal yang membahas

suatu kejahatan dan kekerasan didalam lingkup hukum yang ada di Indonesia,

dalam pembuatan atau pencarian data yaitu data yang di tempat kejadian

perkara dan mempunyai fakta dan aktual yang bersinggungan dengan badan

hukum.

Berita kriminal dalam materi berita crimes (kriminal) adalah peristiwa

berita yang pasti akan mendapat tempat bagi pemirsa atau penonton karena

berita-berita ini menyangkut masalah keselamatan manusia. Dalam

(29)

dasar manusia, sehingga tidak heran apabila berita tersebut memiliki daya

rangsang tinggi bagi pemirsanya.(Deddy Iskandar 2006)

Berita semacam ini jika disiarkan melaui media televisi akan

berpengaruh lebih kuat dibandingkan melalui media cetak. Hal ini disebabkan

karena informasi yang disampaikan melalui televisi dapat diterima dengan dua

indera sekaligus secara simultan dan bersamaan. Sehingga selain dapat

melihat, pemirsa juga dapat mendengar apa yang diberitakan.

Berita kriminal dapat dikatakan sebagi tipe berita keadaan darurat, yaitu

keadaan yang menciptakan drama dan emosi, gempa bumi, kerusuhan, perang,

kejahatan (kekerasan), kebakaran atau kecelakaan, memperlihatkan bahaya

atau petualangan yang akan menangkap perhatian dan kekhawatiran pemirsa.

Berita kriminal juga dapat diartikan sebagai program berita yang

menayangkan berita-berita berbau kriminalitas, kekerasan atau perbuatan yang

melanggra hukum dan mampu menarik perhatian khalayak untuk mencari tahu

apa yang terjadi.

Berita kriminal dikemas berbagai macam hal seperti hard news,

investigasi, komedi, soft news, pendalaman kasus permasalahan kriminal yang

akan di bahas. Berita kriminal juga di kemas tidak dari sisi pelaku atau korban

kejahatan saja, tetapi bisa di buat dari sisi profil seseorang yang di dunia

kriminal sepertihalnya hansip, polisi, dan lain-lain. Berita kriminal tidak hanya

menampilkan kekerasan tetapi bisa menayangkan suatu perita pesan dan tips

tentang kriminal supaya audiens berhati dalam menangulangi dan mengatasi

(30)

emosi dan ingin tahu lebih banyak tahu tentang korban, penyelamatan dan

hasilnya. Bila keadaan darurat tersebut terjadi dekat rumah. Mereka bahkan

akan merasa lebih khawatir karena mereka lebih mungkin kenal dengan

seseorang yang terlibat. Kebutuhan mereka akan informasi lebih besar.

Mereka ingin tahu mengapa kejadian tersebut terjadi dan apa yang telah

dilakukan untuk mencegah terjadinya kejadian serupa.

1.4.5 Manajeman Program siaran

Pada dasarnya manajeman program siaran merupakan perencanaan dalam

mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, perlu adanya

strategi yang tidak hanya berfungsi sebagai peta jalan yang menunjukan arah saja,

melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya (Onong,

2004:28). Menurut Stoner dalam (Morissan, 2013:135) Manajeman didefinisikan

sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan

usaha – usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi

lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan.

Perencanaan Program

Perencanaan program televisi pada dasarnya bertujuan memproduksi

atau membeli program yang akan ditawarkan kepada pasar audien. Pada

umumya tujuan dari suatu program yaitu, untuk menarik dan mendapatkan

sebanyak mungkin audien. Menurut Peter Pringle (1991) dan rekannya: The

television programmer target a general audience and attempt to response to the preferences of those persons who area available to view. Yang berarti

(31)

“Pengelola stasiun televisi menargetkan suatu audien umum dan berupaya memberikan respons atas kesukaan/preferensi dari orang – orang yang

tengah menonton”. Dengan demikian, pengelola program stasiun televisi

harus mengarahkan programnya kepada segmen audien tertentu yang

tersedia pada waktu siaran tertentu.

Dalam media televisi, perencanaan program mencakup pekerjaan

mempersiapkan rencana jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.

Perencanaan program diarahkan pada produksi program yaitu program apa

yang akan diproduksi, pemilihan program yang akan dibeli (akuisisi), serta

penjadwalan program untuk menarik minataudienpada waktu terntentu.

Bagian program dalam media televisi harus memperhatikan

kekuatan dan kelemahan stasiun saingan, ketika suatu program akan

ditayangkan pada pukul 04.30 WIB setiap hari Senin – Jum’at. Maka,

pengelola program harus melihat apa yang ditayangkan televisi saingan

pada jam tersebut. Ketersediaan audienpada setiap bagian waktu siaran

menjadi faktor untuk menentukan dan mempertimbangkan secara cermat

pengelolaan program stasiun televisi dalam pemilihan program dan

menentukan waktu penayangan program. Pengelola program televisi juga

harus memperhatikan siapa audienyang menonton televisi pada waktu –

waktu tertentu. Pengelola program televisi harus mengetahui siapa audien

yang menonton televisi pada waktu – waktu tertentu. Pada dasarnya setiap

jam memiliki komposisi audien yang berbeda. Mengetahui siapa audience

televisi pada waktu tertentu sangat penting dalam menentukan program

(32)

Perencanaan program pada dasarnya bertujuan untuk memproduksi

atau membeli program yang akan ditawarkan kepada pasar audience.

Strategi pemasaran ditentukan berdasarkan analisis situasi, yaitu suatu studi

terinci mengenai kondisi pasar audience yang dihadapi stasiun penyiaran

beserta kondisi program yang tersedia.

Selain itu, tujuan program adalah untuk menarik dan mendapatkan

sebanyak mungkin audien. Namun, dalam media televisi jumlah audien

yang banyak bukanlah menjadi satu-satunya tujuan lain selain mendapatkan

audien yang besar. Menurut Edwin T For TV, Radio and Cable (1994)

terdapat lima tujuan penanyangan suatu program televisi komersial yaitu :

1. Mendapatkan sebanyak mungkin audien

2. Target audien tertentu

3. Prestise

4. Penghargaan

5. Kepentingan Publik

Pendistribusian program, yaitu bagaimana mengirimkan program

dan kapan waktu siar yang tepat bagi program tersebut. Hal pertama

menyangkut proses pengiriman program dari transmisi hingga diterima

audien melalui pesawat TV dan Radio. hal kedua, mengenai pemilihan

waktu siar yang tepat bagi program. Pemilihan waktu siaran yang tepat

berperan cukup penting dalam membantu keberhasilan pada program yang

(33)

Stasiun penyiaran nasional sangat menyadari pentingnya peran

stasiun relai dalam menyebarluaskan siaran atau stasiun lokal afiliasi

dalam sistem penyiaran berjaringan. Keputusan mengenai saluran

(channel) siaran mencakup kegiatan memilih, mengelola, dan memberikan

motivasi kepada stasiun relai atau stasiun afiliasi yang akan membantu

media penyiaran menyebarluaskan programnya kepada audience.

Produksi Program

Kata kunci dalam memproduksi atau membuat program adalah ide

atau gagasan. Dari ide atau gagasan yang dihasilkan, kemudian

diwujudkan melalui produksi. Ide atau gagasan dapat berasal dari mana

saja dan dari siapa saja, terkadang gagasan untuk membuat program dapat

berasal dari media massa seperti, dari siaran radio, surat kabar, dan lain

sabagainya. Dengan demikian, setiap program selalu dimulai dari ide atau

gagasan.

Media penyiaran membutuhkan program untuk mengisi waktu

siarannya dan tidak akan berfungsi apa – apa tanpa tersedia program yang

akan disiarkan. Media penyiaran dikenal oleh khalayak dari berbagai

program yang ditayangkan, rata – rata stasiun televisi melakukan siaran

selama 20 jam dalam satu hari, bahkan beberapa televisi melakukan siaran

selama 24 jam nonstop.

Dalam media penyiaran televisi bagian pemberitaan tidak dapat

bekerja sendiri atau hanya mengandalkan reporter maupun kameramennya

(34)

dari beberapa media massa misalnya surat kabar atau kantor berita. Stasiun

televisi juga kerap menggunakan gambar dari video amatin untuk

keperluan produksi berita.

Stasiun televisi bersaing untuk merebut perhatian penonton dalam

setiap program siarannya termasuk program berita. Hampir setiap stasiun

televisi di Indonesia memiliki program berita. Stasiun televisi redaksi

berita dan tim liputan sebagai bagaian dari struktur organisasi stasiun

televisi. Namun, pada bagian pemberitaan memiliki struktur, sifat, dan

pola kerja yang tidak sama dengan unit lainnya. Keberhasilan bagian

pemberitaan stasiun televisi, tak lepas dari peran penting reporter dan juru

kamera yang bertugas dilapangan serta korlip di ruang redaksi yang

mengarahkan. Disisi lain, peran produser dan eksekutif produser juga tak

kalah penting dalam menyusun program.

Eksekusi Program

Strategi penayangan program yang baik sangat ditentukan

bagaimana cara menyusun atau meletakkan berbagai jenis program yang

akan ditayangkan pada suatu periode yang sudah ditentukan. Bagian

program harus bisa menganilisis dan memilah milah setiap bagian waktu

siaran untuk mendapatkan berbagai audien yang diinginkan.

Stasiun televisi harus bisa menentukan audien secara realistis.

Siaran berita sangat penting jika ditayangkan pada, pagi hari, tengah hari,

malam hari, dan tengah malam. Tetapi siaran berita akan menjadi sia – sia

(35)

malam. Hal ini dikarenakanprogram berita tidak dapat bersaing dengan

waktu tayang utama acara hiburan, kecuali suatu peristiwa besar yang

sedang berlangsung dan ingin diketahui masyarakat.

Pengawasan dan Evaluasi Program

Pengawasan harus dilakukan berdasarkan hasil kerja atau kinerja

yang dapat diukur agar fungsi pengawasan dapat berjalan dengan efektif.

Misalnya, jumah audien yang menonton pada program stasiun penyiaran

dapat diukur dan diketahui melalui laporan riset rating. Jika audien yang

tertarik dan mengikuti tayangan program yang disirakan lebih rendah,

maka proses pengawasan mencakup kegiatan pengenalan terhadap

masalah dan memberikan pengarahan untuk dilakukan diskusi agar

mendapatkan solusi.

Strategi Penayangan

Pengelola program idealnya akan berupaya agar audiens dapat

terus menerus menonton acara yang disiarkan oleh media penyiaran.

Namun kenyataannya tidak ada media penyiaran yang seluruh acaranya

disukai oleh audien. Suatu media penyiaran mungkin acara populer yang

banyak disukai publik, tetapi bisa jadi lebih banyak acara – acara yang

kurang populer atau mungkin ada acara baru yang sama sekali belum

dikenal (Morissan, 2013: 2015).

Dalam mengelola program siaran, pada bagian program suatu

media penyiaran harus menyadari suatu prinsip dasar siaran bahwa setiap

(36)

itu, program siaran harus dapat bersaing dengan waktu makan, membaca

buku dan kegiatan pribadi yang dilakukan audiens di rumah atau dimana

saja.

Pembagian program televisi seringkali ditujukan sesuai dengan

demografis masyarakat tertentu dan sesuai dengan target penonton.

Pembagian waktu pagi, siang, sore, dan malam hari yang ditentukan oleh

Nielsen Audience Measurement berdasarkan data kecenderungan / life

style sampel penonton televisi di Indonesia di bawah ini :

• 02.00 – 04.59 : Early morning • 05.00 – 08.59 : Morning time • 09.00 – 11.59 : Day time • 12.00 – 15.59 : Noon time • 16.00 – 17.59 : Evening time • 18.00 – 18.59 : Early prime time • 19.00 – 20.59 : Central prime time • 21.00 – 22.29 : Late prime time • 22.30 – 23.59 : Night time • 24.00 – 01.59 : Mid night 1.4.6 Audience Televisi

Seperti yang tertera pada kajian sebelumnya, pengelola media tidak bisa membuat sebuah program berdasarkan minat atau seleranya sendiri,

pengelola program mungkin memiliki selera yang sangat bagus tapi belum

(37)

Persaingan media penyiaran sejatinya adalah persaingan memperebutkan

perhatian audience, untuk itu pengelola media penyiaran harus memahami

dengan cermat siapa audience mereka dan apa kebutuhannya.

Audience adalah pasar, dan program yang disajikan adalah produk yang

ditawarkan. Hal ini sama halnya dengan prinsip yang ada dalam dunia

marketing sehingga programming televisi sangat erat kaitannya dengan marketing. Khalayak audience umum bersifat heterogen, maka cukup sulit

bagi media dalam mencakup atau melayani semua kebutuhan audience.

Strategi adalah program untuk mencapai tujuan organisasi dalan

pelaksanaan misi. Kata “program” dalam sebuah definisi berarti menyangkut suatu peranan aktif, sadar, dan rasional yang dimainkan oleh

manager dalam perumusan strategi organisasi. Strategi memberikan

pengarahan terpadu bagi organisasi dan berbagai tujuan organisasi dan

memberikan pedoman pemanfaatan sumber daya organisasi yang

digunakan untuk mencapai tujuan. (Morrisan,2009)

Beberapa strategi lainnya menurut Morissan adalah dengan tetap

mempertahankan program – program yang berhasil pada posisinya

sekarang. Audiens umumnya sudah terbiasa dengan jadwal program yang

menjadi kegemarannya, jika suatu program merubah jadwal dapat

(38)

1.4.7 Strategi

Strategi berasal dari bahasa Yunani “strategos” yang berarti jendral atau panglima, sehingga strategi diartikan ilmu kepanglimaan (Gulo,

2008). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti kata strategi

yaitu: “Ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu di perang dan damai; Ilmu dan seni

memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh di perang, dikondisi

yang menguntungkan”.

“Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus”. Dengan memahami beberapa definisi dari para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa strategi adalah suatu taktik atau cara

untuk mencapai suatu tujuan dengan mempertimbangkan kelebihan dan

kekurangannya. Selain itu, Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan

(Planning) dan manajemen (Management) untuk mencapai suatu tujuan.

Akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi

sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus

mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya (Effendy, 2013).

1.4.8 Strategi Programming

Ketatnya persaingan industri media, kualitas program menjadi

suatu hal yang dipandang sebagai syarat penting untuk memenangkan

persaingan dalam memperebutkan konsumen atau audien. Oleh karena itu,

pemilik dan

pengelola stasiun televisi mengembangkan dan membuat program acara

(39)

mengembangkan kebijakan bersaing dengan menargetkan kelompok

audien tertentu. Dengan orientasi membuat program yang baik agar

memikat audien, aktifitas dalam perencanaan program (programming)

menjadi lebih efisien dan efektif. Orientasi institusional pada televisi dapat

berbeda antara satu dengan yang lain, orientasi ini yang akan

mempengaruhi kebijakan programming masing- masing televisi.

Programming merupakan sebuah proses dalam menyeleksi dan

menjadwalkan program yang dilakukan oleh programmer (Eastman &

Ferguson, 1996).

Aktifitas programming memerlukan strategi dan taktik. Strategi

programming berguna untuk menetapkan apa yang harusnya dilakukan

untuk mencapai visi, misi serta tujuan dari media penyiaran khususnya

dalam hal ini adalah media televisi. Strategi programming yang

diungkapkan oleh Sydney W.Head dalam Susan Eastman Tyler (2012)

meliputi 5 elemen yaitu :

1. Compability (Kesesuaian)

Program acara disusun sesuai keseharian khalayak yang tentu saja

tidak bisa disamakan satu dengan yang lainnya dalam setiap waktu.

Maka dari itu, perlu adanya scheduling yang paten dalam penyusunan

program acara dengan jenis dan isi program yang berbeda untuk

menyesuaikan situasi dan kondisi dari para audience-nya.

2. Habbit Formation (Membangun Kebiasaan)

Kebiasaan audience harus dibangun melalui sebuah program acara.

(40)

audience terhadap program tersebut atau lebih akrab dikenal dengan

istilah fanatic yang membuat pemirsa enggan meninggalkan program

yang sedang berlangsung.

3. Control of Audience Flow (Mengatur Alur Penonton)

Mengontrol alur penonton juga bisa ukur dengan cara

mempertahankan audience agar tetap pada channel televisi yang

diminati tanpa berpindah pada channel lain. Upaya ini bisa dilakukan

dengan berbagai macam cara seperti dengan metode countering

(menyajikan program acara berbeda dengan televisi lain) atau metode

blunting (menyajikan program yang serupa atau mirip engan televisi

lain)

4. Conservation of Program Resources (Pemeliharaan Sumber Daya

Program)

Bukan hanya penonton saja yang harus dipelihara, isi atau konten

program juga termasuk dalam aspek penting yang harus diperhatikan

utamanya bagi seorang produser seperti pemilihan konten dan isi

daripada programnya merupakan salah satu contoh dari peng

aplikasian pemeliharaan sumber daya program. Misalnya dalam

mengemas ulang suatu materi dengan menggunakan pendekatan atau

penyajian yang berbeda.

5. Breadth of Appeal (Daya Tarik Luas)

Hal yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah minat dan kesukaan

(41)

mengupayakan produksi program televisi yang menarik serta dapat

memenuhi kebutuhan dan ketertarikan dari audience atau pemirsanya.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil refrensi dari beberapa

pustaka serta menggunakan teori tertentu untuk memperkuat dan

mempertajam analisa. Penelitian dengan judul “Strategi Program Pancet Kecrek iNews TV Dalam Mengubah Stigma Audience Terhadap Berita

Kriminal” dengan menggunakan teori strategi Programming dari Sydney W.Head. Namun sebelumnya pernah ada penelitian yang serupa dengan

fokus pembahasan mengenai strategi program berita.

Skripsi karya Risky Satrio Putro yang berjudul “Proses Produksi

Program Berita Pancet Kecrek Di iNews Tv Surabaya” perspektif

manajeman penyiaran berdasarkan pengamatan tahap produksi dan

mekanisme kerja di lapangan serta analisis dari naskah berita hingga

penayangan dengan menggunakan penelitian deskriptif kualitatif.Berbeda

dengan pembahasan peneliti yang meneliti tentang strategi program Pancet

Kecrek dalam menyajikan beritanya.

Selain karya skripsi diatas, peneliti juga menambah refrensi milik

Fajar Juned Prayudi mahasiswa Broadcasting fakultas ilmu komunikasi

Universitas Mercubuana Jakarta angkatan 2004 yang berjudul “Strategi

Redaksi Program Berita Kriminal Patroli Indosiar” dan skripsi karya Isyana Tungga Dewi Mahasiswi Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah yang berjudul “Strategi Programming MNC TV Dalam Mempertahankan Program Dakwah” juga menjadi refrensi peneliti dalam mengambil judul dan pembahasan.

(42)

1.5 Kerangka Berfikir

Program Pancet Kecrek iNews TV

Strategi Programming Dalam

Mengubah Stigma Audience

Terhadap Berita Kriminal

Strategi Programming Sydney W.Head

Analisis Data

Kesimpulan

Member Check

Studi Deskriptif Kualitatif

Habbit Formation Control of Audience Flow Conservation of program resources Breadth of appeal Compability (Kesesuaian)

(43)

1.6 Metodologi Penelitian 1.6.1 Metode Riset

Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode

pendekatan deskriptif kualitatif, karena penelitian ini akan memberikan

deskripsi atau gambaran mengenai strategi program berita dalam

mengubah stigma audience pada berita kriminal. Dengan menggunakan

metode kualitatif, data yang dikumpulkan berupa kata – kata, gambar, dan

bukan angka. Semua yang dikumpulkan kemungkinan menjadi kunci

terhadap apa yang sedang diteliti. Dengan demikian laporan peneliti akan

berisi kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut.

Data yang diperoleh dapat berupa atau berasal dari naskah wawancara,

catatan lapangan, dan dokumenstasi, lainnya. `

Menurut Ruslan (2003) penelitian kualitatif bertujuan untuk

mendapatkan pemahaman yang bersifat umum terhadap kenyataan sosial

dan perspektif partisipan. Pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih

dahulu, tetapi diperoleh setelah melakukan analisis terhadap kenyataan

sosial yang menjadi fokus penelitian dan kemudian ditarik suatu

kesimpulan berupa pemahaman umum tentang kenyataan – keyataan

tersebut

1.6.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Tempat Penelitian : iNews Biro Jawa Timur,

Jl. Taman Ais Nasution no 38 Surabaya

(44)

1.6.3 Jenis dan Sumber Data

Dalam hal ini sumber data utama yang digunakan dalam penelitian

kualitatif adalah kata – kata dan tindakan, selebihnya ialah data tambahan

seperti dokumen. (Meleong : 2010, 157). Untuk melengkapi sumber data

dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut :

• Data Primer

Untuk mendapatkan data, peneliti menggunakan sumber data

premier yaitu data hasil wawancara mendalam (in depth interview)

dengan Kepala Biro MNC Biro Jatim dan Executif Produser iNews

sekaligus produser program pancet kerek untuk menjadi informan dan

menonton langsung tayangan program Pancet Kecrek.

• Data Sekunder

Untuk data sekunder peneliti dapatkan dari arsip berita melalui

berbagai media internet, buku – buku, dan catatan maupun laporan

produksi program Pancet Kecrek yang berkaitan dengan penelitian ini.

1.6.4 Tekhnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk

memperoleh data yang diperlukan (Tanzeh, 2009: 57). Untuk memperoleh

data dan segala informasi yang dibutuhkan, peneliti akan menggunakan teknik

(45)

1.6.4.1 Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui

pengalaman dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-

fenomena yang hendak diteliti (Hadi, 1991: 136). Observasi dapat

diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis

terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Sugiyono,

2003: 166). Dalam hal ini metode yang dilakukan oleh peneliti

yaitu, dengan dengan cara mengamati langsung program Pancet

Kecrek melalui tayangan di televisi dan kanal youtube iNews

Surabaya.

Peneliti akan melakukan pengamatan secara langsung pada

objek penelitian dan observasi yang dilakukan peneliti bertujuan

untuk mendapatkan data mengenai program berita Pancet Kecrek

yang meliputi materi, format, air personality dan lain sebagainya

yang berkaitan seputar program Pancet Kecrek..

1.6.4.2 Dokumentasi

Menurut Hamidi (2204: 72) metode dokumentasi

merupakan informasi yang berasal dari catatan penting baik dari

lembaga atau organisasi maupun perorangan. Dokumentasi

penelitian ini merupakan pengambilan gambar oleh peneliti untuk

memperkuat hasil penelitian. Menurut Sugiyono (2013: 240)

dokumentasi bisa berbentuk tulisan gambar atau karya – karya

(46)

menggunakan teknik dokumentasi dengan mengumpulkan data

berupa berita maupun foto kegiatan yang berhubungan dengan

fenomena laporan penelitian.

1.6.4.3 Wawancara

Wawancara merupakan cara penggalian data melalui dialog

antara peneliti dan responden (Muchlis, 2010: 104). Pengumpulan

data melalui teknik wawancara dapat dilakukan dengan cara

indepth interview, agar informasi yang di dapat dari subjek

penelitian secara jelas dan detail. Dalam hal ini, peneliti telah

menyiapkan instrument penelitian berupa pertayaan tertulis yang

akan dipertanyakan kepada informan sesuai dengan yang

ditentukan.

Saat proses wawancara, peneliti menggunakan telepon

seluler (handphone) untuk merekam percakapan antara peneliti

dengan narasumber atau informan. Adapun yang akan menjadi

informan pada penelitian ini yaitu Produser pelaksana program

Pancet Kecrek terkait dengan strategi program Pancet Kecrek

dalam mengubah stigma audience terhadap berita kriminal.

Selajutnya informan kedua yaitu Kepala Biro yang bertanggung

(47)

1.6.5 Tekhnik Analisis dan Interpretasi Data

Data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis berdasarkan teori yang

digunakan dan sesuai dengan kebutuhan yang dirasa sangat penting. Setelah

itu, peneliti memindah data dari hasil wawancara dan dianalisis secara

kualitatif sehingga fenomenan penelitian yang terjadi dilapangan dapat

digambarkan secara jelas.

Menurut Sugiyono (2014) hasil penelitian dikatakan valid apabila terdapat

kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi

pada obyek yang diteliti. Dalam penelitian kualitatif keabsahan data meliputi

uji validitas internal, validitas eksternal reabilitas dan objektifitas.

Jadi peneliti akan melakukan penelitian tentang bagaimana strategi

penayangan program Pancet Kecrek iNews dalam mengubah stigma audience

terhadap berita kriminal dengan menggunakan pisau bedah strategi

programming milik Sydney W. Head. Setelah proses pengumpulan data

melalui metode in depth interview berlangsung, peneliti masih akan

melanjutkan pengujian hasil analisis data yang telah dimiliki agar analisa data

bisa dikatakan akurat dengan cara meminta kesepakatan dengan narasumber.

Pelaksanaan kesepakatan ini bisa juga disebut Member Check, sebuah

model triangulasi data yang pelaksanaannya setelah satu periode pengumpulan

data selesai atau setelah mendapatkan suatu kesimpulan tersebut disepakati

bersama, maka pemberi data diminta untuk menandatangani kesepakatan

untuk dijadikan bukti bahwa peneliti telah melaksanakan Member Check

(48)

1.6.6 Pemeriksaan Keabsahan data

Dalam sebuah penelitian harus bisa memilih dan menentukan cara – cara

yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang diperoleh dari

narasumber. Cara pengumpulan data dengan beragam teknik harus benar-

benar sesuai dan tepat untuk menggali data yang diperlukan dalam penelitian

yang dilakukan.

Keabsahan data (trustworthiness) dalam penelitian kualitatif dapat

dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan yang didasarkan pada kriteria

tertentu. Seperti pada kriteria derajat kepercayaan pemeriksaan data yang

dilakukan dengan teknik triangulasi. Proses triangulasi yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah triangulasi sumber dan waktu.

Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber

dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat

triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu (Sugiono,

2014:123). Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengumpulkan data

dari berbagai sumber yang berbeda mengenai permasalahan yang diteliti atau

dikaji kemudian dibandingkan. Sedangkan yang dimaksud dengan triangulasi

waktu yaitu peneliti melakukan wawancara dengan informan diwaktu yang

berbeda.

Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap satu hasil penelitian

kualitatif antara lain dilakukan dengan :

a. Perpanjangan Pengamatan

Dengan melkukan perpanjangan pengamatan, berarti peneliti

(49)

mewawancara ulang narasumber yang pernah ditemui atuau baru

ditemui. Hal ini dilakukan bergantung pada kedalaman, keluasan, dan

kepastian data. Dalam perpanjangan pengamaytan untuk menguji

kredibilitas data penelitian difokuskan kepada pengujian terhadap data

yang telah diperoleh sebelumnya.

b. Mengadakan Member Check

Member Check adalah proses pengecekan data yang diperoleh

peneliti kepada pemberi data. Tujuannya adalah mengetahui

seberapa jauh data yang diperoleh sesuai denga pemberi data.

Apabila data yang ditemukan peneliti dengan berbagai

penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data, dan apabila

perbedaannya tajam, maka penelitii harus mengubah temuannya

sesuai dengan apa yang ditemukan oleh pemberi data. Pelaksanaan

Member Check ini dapat dilakukan satu periode pengumpulan data

atau setelah mendapat suatu temuan atau kesimpulan. Setelah

disepakati bersama, maka para pemberi data diminta untuk

menandatangani persetujuannya supaya lebih otentik. Selain itu

juga sebagai bukti bahwa peneliti telah melakukan Member Check.

(50)

BAB II

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

2.1 Sejarah iNews

iNewsTV merupakan televisi lokal terbesar di Indonesia. iNews TV

merupakan anak perusahaan yang dinaungi oleh MNC Group yang merupakan

perusahaan media terbesar di Indonesia. Bersama dengan televisi nasional lain

dalam satu grup, iNews TV pertama kali diluncurkan dengan nama SUN TV pada

tanggal 5 Maret 2008. Siaran perdana SUN TV semula hanya dapat dilihat secara

terestrial di beberapa jaringan televisi lokal di Indonesia serta melalui Indovision,

Oke Vision dan Top TV. Sejak tanggal 26 September 2011, SUN TV mengubah

namanya menjadi SINDOTV yang merupakan perwujudan dari sinergi SINDO

Media, bersama dengan SINDO Radio (Trijaya FM), Koran SINDO serta portal

sindonews.com. Pada tanggal 23 September 2014 secara resmi Menteri

Komunikasi dan Informatika RI memberikan izin stasiun jaringan bagi

SINDOTV. Kemudian pada tanggal 6 April 2015, SINDOTV berubah menjadi

iNewsTV yang merupakan singkatan dari Indonesia News Televisi. iNews Jawa

Timur merupakan televisi nasional yang memiliki jaringan televisi lokal

terbanyak di seluruh Indonesia.

Dengan didukung jaringan yang luas, iNewsTV dipastikan akan

mengangkat dan menonjolkan konten lokal dari masing-masing daerah. iNews

TV sebagai anak dari MNC Groups saat ini juga menerapkan startegi televisi

berjaringan yang digunakan diseluruh anak perushaan MNC Groups. iNews

memiliki peran di bagian pemberitaan yang disajikan oleh anak-anak naungan

(51)

Gambar 2.1 Indeks Kualitas Program Berita Sumber : kpi.go.id

2.2 Visi Misi iNews

Sebagai televisi yang memberikan pelayanan penyiaran secara nasional

iNews TV mempunyai Visi dan Misi sebagai berikut :

Visi :

1. Menjadi sebuah televisi nasional dengan konsep lokal berjaringan

yang menayangkan program-program referensi.

2. Memberikan informasi dan inspirasi yang kaya akan ragam konten

lokal, nasional, maupun internasional.

Misi :

1. Menyajikan informasi yang cepat, terpercaya, dan berimbang.

Meningkatkan potensi daerah dengan menyajikan informasi dan

hiburan lokal yang lengkap dan beragam.

2. Memberikan pelajaran dan turut serta dalam menjaga dan

melestarikan budaya nasional.

3. Menggerakkan ekonomi masyarakat melalui berbagai informasi

(52)

2.3 Motto dan Logo iNews TV 2.3.1 Logo iNews

Gambar 2.2 Logo iNews Sumber : doc. iNews

2.3.2 Identitas Lembaga

Nama Perusahaan : PT. Media Nusantara Citra Tbk.

Nama Sebutn Saat Ini : iNews TV

Alamat :Gedung Bursa Efek Indonesia Lt. 12

Jl. Tais Nasution No. 21 Surabaya

Nomor Telepon : 031 – 99002702

Fax : 031 – 99002706

Twitter : @officialinewstv

Instagram : @inews_surabaya

Youtube : iNews Surabaya

Gambar

Gambar 2.1 Indeks Kualitas Program Berita  Sumber : kpi.go.id
Gambar 2.3 Struktur Organisasi iNews  Sumber : Dok. iNews
Gambar 3.3  Berita Pancet Kecrek  Sumber : Youtube/iNewsSurabaya
Foto Produksi Program Pancet Kecrek  Februari 2020

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan hasil dari penelitian ini tidak mendukung penelitian dari Thalib (2013) yang menunjukkan bahwa VAHU tidak berpengaruh terhadap kinerja perbankan

Konteks sistem pendidikan nasional Indonesia, pendidikan kewarganegaraan seyogyanya dikembangkan (Winataputra:2015) sebagai pendidikan demokrasi konstitusional Indonesia

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan minat belajar bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Tonjong Kabupaten Brebes Tahun Ajaran 2012-2013

Dalam pembuatan makalah ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah kaji pustaka terhadap bahan – bahan kepustakaan yang sesuai dengan permasalahan yang

LEMBAR HASIL PENILAIAN SEJAWAT SEBIDANG ATAU PEER REVIEW KARYA ILMIAH : PROSIDING MAKALAH YANG TIDAK DIPRESENTASIKAN.. Judul

Jenis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data kualitatif, yaitu data-data berupa penjelasan deskriptif, dokumen-dokumen, ataupun pendapat orang lain

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa konsentrasi Studi Public Relations Tahun Ajaran 2009 dan 2010 Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Atma