• Tidak ada hasil yang ditemukan

FOCUS AGROTEKNOLOGI UPMI e-issn : Volume 1 No. 1 EDISI 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FOCUS AGROTEKNOLOGI UPMI e-issn : Volume 1 No. 1 EDISI 2020"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Journal Agroteknologi UPMI 1-9 Page 1 PEMBUATAN PUPUK INSEKTISIDA DAN PENGENDALIAN HAMA

WERENG PADIDI DESA KUTA BARU KECAMATAN TEBING TINGGI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

ROSWITA OESMAN 0008065904

Dosen Tetap Agroteknologi

Universitas Pembinaan Masyarakat Indonesia Medan

Email : ejurnal@upmi.ac.id

Abstrack

Penelitian dilaksanakan Mulai pada tanggal 02 maret 2020 kami telah melaksanakan program Penelitian di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) BROHOL Kabupaten Serdang bedagai. Pada Penelitian ini kami merealisasikan salah satu tri darma perguruan tinggi yaitu pengapdian kepada masyarakat. Tujuan dari program kegiatan ini yaitu diharapkan mahasiswa memperoleh pengalaman belajar melalui keterlibatan dalam masyarakat yang secara langsung menemukan, merumuskan, memecahkan dan menanggulangi permasalahan yang berada dilapangan. Adapun salah satu sasaran dari penmberdayaan masyarakat yaitu salah satunya pembuatan pupik insektisida pengendalian hama werang pada tanaman padi.

Program yg kami laksanakan ini di BPP BROHOl tersebut. program-program yang meliputi permasalahan yang sedang dihadapi masyarakat dilapangan khususnya masyarakat tani, dengan cara menanyakan serta melihat langsung dilapangan permasalahan. Dalam program tersebut setelah kami lakukan interaksi pada masyarakat di sekitar BPP BROHOL maka kebanyakan masyarakat mengalami permasalahan khususnya bercocok tanam tanaman padi. disetiap musim selalu mengalami masalah hama wereng yg dapat merusak dan mengalami kerugian yang sangat tinggi bagi masyarakat, sehingga masyarakat kebanyakan menggunakan bahan kimia (PESTISIDA) dalam pengendalian hama wereng tersebut dimana bahan kimia yang dapat merusak tanah, yang mengakibatkan biota-biota dalam tanah mati dan mengakibatkan tanah tandus dan akhirnya lahan tersebut tidan sustanaiable selain itu dapat merusak lingkungan salah satunya pencemaran

(2)

Journal Agroteknologi UPMI 1-9 Page 2 air dan udara yang berefek pada kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya. Dengan mengetahui masalah yg telah terjadi tersebut dimana masyarakat yang sering menggunakan bahan kimia dalam melakukan pengendalian hama werang maka saya melakukan pembuatan insektisida nabati untuk melakukan pengendalian hama wereng tersebut, dimana pembuatan insetisida ini dengan memanfaatkan limbah pasar dan daun-daun tumbuhan hijau, dimana bahannya terdiri dari: Rimpang Jeringau, Daun Sirsak, Bawang Putih, Daun Tembakau Kering, Sabun Colek Dan Air. Dalam pembuatan insektisida ini sangat bermanfaat dimana selain mengendaliakan hama wereng dapat juga menambah unsur hara dalam tanah, dan aman dalam kesetan, selain itu pemakaian insektisida ini sangat tidak menurunkan ambang ekonomi sehingga layak untuk digunakan.

Kata Kunci: Wereng, Insektisida Nabati, Padi. I. Pendahuluan

Kerugian yang dialami sektor pertanian Indonesia akibat serangan hama dan penyakit mancapai miliaran rupiah. Sektor pertanian sangat penting bagi kehidupan terutama sebagai penyuplai pangan.Hama utama tanaman padi adalah wereng padi (Nilaparvata lugens Stal.) yang sangat merugikan tanaman padi di Indonesia, dengan serangannya dalam waktu yang singkat. luas serangan wereng coklat mencapai 2,5 juta hektar .Populasi N. lugens yang tinggi dapat mengakibatkan serangan yang cepat dan mengakibatkan hopperburn .Menghadapi kendala tersebut sebagian besar petani di Indonesia menggunakan insektisida kimia. Penggunaan insektisida kimia yang tidak bijaksana menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan manusia.

Di Asia dalam beberapa tahun terakhir ini N. Lugens telah berkembang dan menjadi resisten terhadap insektisida kimia .Untuk itu perlu dibuat metode lain yang dapat mengurangi penggunaan insektisida kimia.Oleh karena itu perlu dicari pestisida alternatif untuk mensubtitusi insektisida kimia. Insektisida alternatif tersebut harus efektif dan mampu mengurangi pencemaran lingkungan serta tidak membunuhnya predator. Di beberapa tempat di Indonesia banyak terdapat petani tembakau, akan tetapi limbahnya tidak dimanfaatkan sebaik mungkin. Limbah tembakau dapat digunakan sebagai insektisida alternatif untuk mengendalikan wereng padi dan mengurangi penggunaan insektisida sintetis. Insektisida nabati menggunakan limbah

(3)

Journal Agroteknologi UPMI 1-9 Page 3 tembakau tidak meninggalkan residu yang berbahaya pada tanaman maupun lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas limbah tembakau untuk pengendali wereng coklat padi dan pengaruhnya terhadap predator. Diharapkan penelitian ini memberikan informasi kepada masyarakat tentang alternatif penggunaan ekstrak limbah tembakau sebagai pengganti penggunaan insektisida kimia sebagai pengendali wereng padi. penangkapan wereng padi, perbanyakan wereng , koleksi predator (O. javanus) dan pengaplikasian. Adapun variabel yang diamati yaitu mortalitas dan lama kematian wereng padi serta mortalitas dan kemampuan makan O. javanus pada aplikasi langsung dan tidak langsung.

Peningkatan dan penurunan produktifitas padi diiringi dengan peningkatan penurunan produksi padi tiap tahunnya. Adanya peningkatan dan penurunan tersebut salah satu penyebebnya dikarenakan serangan hama wereng pada tanaman padi (nilaparvata lugens). Yang bukan hanya merusak tanaman ,nelainkan juga sebagai vektor virus penyakit sehingga padi gagal panen dan produktivitasnya rendah (Nurbaeti dkk, 2010). Wereng merusak tanaman padi dengan cara mengisap cairan sel batang tanaman padi, sehingga penyebabkan pertumbuhan tanaman padi terhambat dan jika populasinya sangat tinggi maka dapat menyebabkan tanaman padi gagal panen atau puso (Baehaki , 2011). Pengendalian hama wereng kebanyakan masih menggunakan pestisida kimia yang insentif. Padahal penggunaan pestisida tersebut dapat menyababkan dampak negatif seperti gejala resistensi hama, terbunuhnya musuh alami, mencemari lingkungan dan gangguan kesehan bagi pegunanya .

Peran pestisida untuk meningkatkan kualitas dan produksi komoditas pertanian di berbagai negara masih dominan. Penggunaan pestisida yang bijaksana banyak menguntungkan manusia, seperti meningkatnya produksi tanaman dan ternak karena menurunnya gangguan hama dan penyakit pada tanaman (OPT), terjaminnya kesinambungan pasokan makanan dan pakan karena hasil panen meningkat, serta meningkatnya kesehatan, kualitas dan harapan hidup manusia akibat tersedianya bahan makanan bermutu dan perbaikan lingkungan. Namun, harus diakui bahwa dampak negatif penggunaan pestisida yang tidak bijaksana terhadap kesehatan dan lingkungan sudah banyak dipublikasi sehingga berbagai upaya untuk memimalkan dampak negatifnya perlu dilakukan. Penggunaan pestisida dengan bahan aktif yang sangat

(4)

Journal Agroteknologi UPMI 1-9 Page 4 toksik dan sulit terdegradasi juga menimbulkan berbagai dampak negatif pada lingkungan, seperti hilangnya keragaman hayati, menurunnya populasi organism yang berguna seperti musuh alami, dan pencemaran lingkungan (Isenring 2010). Munculnya OPT yang resisten terhadap pestisida sintetis sudah lama diketahui. Menurut Bellinger, ada lebih dari 500 spesies serangga dan tungau, 270 spesies gulma, 150 patogen tanaman, dan beberapa spesies tikus yang tahan terhadap pestisida.

Petani padi sudah biasa menggunakan dua atau lebih jenis pestisida yang tidak diketahui kompatibilitasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani bawang merah di Brebes dan Cirebon sudah biasa mencampurkan 2−3 jenis insektisida untuk mengendalikan ulat bawang (Spodoptera exigua). Sebagian petani mencampurkan insektisida yang bersifat sinergis, walaupun tanpa mereka sadari. Namun, banyak juga yang menggunakan campuran insektisida yang berlawanan cara kerjanya (antagonis). Praktik seperti ini amat berbahaya karena jumlah insektisida yang digunakan menjadi berlipat ganda. Terlebih lagi bila selain dosisnya berlebihan, hama sasarannya tetap tidak terkendali, sehingga perlakuan pestisida akan merusak lingkungan dan menimbulkan resistensi hama. Untuk meminimalkan dampak negatif penggunaan pestisida sintetis, Pemerintah melalui Peraturan Menteri Pertanian No. 24/Permentan/SR.140/4/2011 tanggal 8 April 2011 melarang penggunaan 42 jenis bahan aktif pestisida sintetis, termasuk dieldrin, endosulfan, dan klordan (Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian 2012). Pengendalian OPT harus dilakukan secara terpadu (PHT) berdasarkan konsep pengendalian secara ekologis dan teknologis dengan memanfaatkan berbagai komponen pengendalian yang kompatibel dalam satu kesatuan koordinasi sistem pengendalian yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan (Laba 2010). Salah satu upaya untuk meminimalkan penggunaan pestisida sintetis adalah mengoptimalkan penggunaan pestisida alternative yang lebih ramah lingkungan, seperti pestisida nabati dan hayati, serta meningkatkan penggunaan beberapa jenis pestisida tersebut yang kompatibel secara bersamaan. Tujuan penulisan adalah mengkaji kompatibilitas beberapa jenis pestisida hayati, nabati, maupun sintetis, dan keefektifannya untuk mengendalikan OPT.

Namun, tulisan ini tidak membahas kompatibilitas antarpestisida sintetis karena sasaran utamanya adalah menekan penggunaan pestisida sintetis. Diharapkan,

(5)

Journal Agroteknologi UPMI 1-9 Page 5 informasi mengenai kompatibilitas pestisida dapat meningkatkan pemanfaatan pestisida yang lebih ramah lingkungan dan meminimalkan penggunaan pestisida sintetis dalam pengendalian OPT. Masalah lingkungan merupakan salah satu isu yang sedang mencuat dalam era globalisasi. lnternational Organisation for Standardization (1SO) seri 14000 mensyaratkan masyarakat dunia untuk memperbaiki kebijakan dalam memproduksi barang yang bebas residu racun dan memelihara kelestarian lingkungan. Menurut United States Environmental Protection Agency (USEPA\ salah satu pencemar terbesar terhadap lingkungan di Amerika Serikat adalah bidang pertanian . Pestisida kimia dapat mencemari lingkungan karena sifatnya yang beracun dan digunakan berlebihan. Penggunaan pestisida kimia tidak efisien karena dari sejumlah pestisida kimia yang diaplikasikan, hanya satu persen yang terjutu pada sasaran. Sisanya terbuang sia-sia ke lingkungan berupa limbah yang sangat berbahaya karena berdampak langsung terhadap manusia dan lingkungan. Tingkat bahayanya tergantung pada sifat racun, jumlah limbah, dan lamanya kontaminasi . Pencemaran lingkungan di bidang pertanian dipicu oleh adanya teknologi baru yang sangat terkenal yaitu revolusi hijau.

Berbagai upaya untuk mengontrol peng¬gunaan pestisida telah dilakukan seperti di China oleh Fen Jin (2010). Monitoring dan analisis risiko pada tanaman omija di Korea oleh Jeong (2011). Pemantauan penggunaan pestisida pada sayuran serta menilai tingkat kesadaran masyarakat dan analisis potensi penyakit akibat paparan pestisida oleh Bempah (2011). Meningkatkan hasil pertanian dengan menerapkan pertanian yang berkelanjutan juga telah dicoba. Namun penggunaan pestisida secara tidak tepat masih banyak dilakukan. Analisis risiko adalah suatu proses il¬miah yang digunakan untuk memperkirakan kemungkinan dampak negatif dari kesehatan karena penggunaan bahan kimia berbahaya. Analisis risiko terdiri dari 3 komponen yaitu penilaian risiko (risk asses¬ment), manajemen risiko (risk management) serta komunikasi risiko (risk communication). Penilaian risiko terdapat empat tahapan yang harus dipenuhi untuk mengetahui besarnya risiko yaitu identifikasi bahaya, penentuan dose response, exposure assesment, risk characteriza¬tion (enHealth, 2002; Oberg, T, 2005; Ramli, 2010).

(6)

Journal Agroteknologi UPMI 1-9 Page 6 Berdasarkan beberapa hasil penelitian bahwa penggunaan pestisida dapat berdampak pada kesehatan petani, konsumen dan ling¬kungan. Pada penelitian ini akan mengkaji alur pajanan pestisida yang masuk ke tubuh petani berbasis analisis risiko yaitu melalui tahap identifikasi bahaya, penentuan dose response, penilaian pajanan hingga penentuan karakter¬istik risiko dilihat dari nilai RQ (Risk Quotient). Sehingga dapat digunakan untuk menentukan program atau kegiatan pencegahan pajanan pestisida pada tubuh petani. Penggunaan pestisida yang tidak tepat dapat membahayakan kesehatan petani dan konsumen, mikroorganisme non target serta berdampak pada pencemaran lingkungan baik itu tanah dan air. Pencemaran akibat peng¬gunaan pestisida telah dibuktikan dengan be¬berapa penelitian, antara lain: pencemaran air dan tanah akibat penggunaan pupuk dan pes¬tisida . Adanya residu pestisida pada wortel akibat penggunaan pestisida organoklorin hal ini telah dibuktikan oleh Sinulingga (2006). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan agar penggunaan bahan kimia untuk mengatasi hama wereng coklat dapat diminimalisir sehingga residu bahan kimia terhadap tanah dapat diatasi sehingga dapat mencapat sistem pertananahan yang berkelanjutan (sustanaible).

II. Hasil pembahasan

Kegiatan Penelitian Desa Kuta Baru Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai, kegiatan ini dilakukan dengan tujuan dan rencana kegiatan pengabdian. Hasil dari kegiatan diskusi menujukkan bahwa sangat mengapresiasi kegiatan penyuluhan di Desa Kuta Baru dalam pembuatan insektisida nabati. Hal ini di karenakan, selama ini dengan sistem pertanian organik yang sudah lama diterapkan, petani belum pernah mengetahui adanya pemanfaatan insektisida nabati selain pestisida kimia sebagai salah satu racun bagi hama yang menyerang tanaman. Adanya penyuluhan ini agar masyarakat Desa Kuta Baru dapat memperoleh ilmu dalam pembuatan insektisida nabati ini, agar dikembangkan di daerah sekitarnya. Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat untuk pembuatan insektisida nabati dihadiri oleh anggota Desa Kuta Baru dan melakukan kerja sama dalam pelaksanaan kegiatan penelitian, serta memilih lokasi yang strategis serta mudah dijangkau oleh masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan penelitian.

(7)

Journal Agroteknologi UPMI 1-9 Page 7 Dalam pelaksanaan kegiatan penelitian ini dengan tujuan akan di sosialisasikan kepada masyarakat dengan cara pembuatan insektisida nabati supaya masyarakat dapat memperoleh ilmu serta dikembangkan sesuai yang diterapkan. Dan melalui pengabdian ini dapat dikembangkan pembuatan insektisida nabati dapat terjangkau dalam pembuatan insektisida nabati, dalam hal ini kegiatan pengabdian kepada masyarakat untuk memberikan peluang bagi masyarakat dengan memanfaatkan ilmu dalam pembuatan insektisida nabti. Ada beberapa cara pengunaan insektisida nabati:

a. Menggunakan insektisida nabati sesuai dengan dosis b. Di aduk sebelum digunakan

c. Ramah lingkungan/kesehatan dalam pengunaan insektisida nabati

III. Kesimpulan dan saran A. Kesimpulan

1. Berdasrkan hasil kegiatan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut:

2. Insektisida nabati adalah pengendalian hama yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan

3. Insektisida nabati adalah sebagai pembasmi hama

4. Insektisida nabati adalah dalam pembuatan insektisida nabati ini dapat ramah lingkungan atau kesehatan dan dapat mengurangi pembelian pestisida kimia di pasar.

B. Saran

Saran saya dalam kegiatan penelitian ini yang telah dilakukan ini yaitu:

dalam melalukan pengabdian kepada masyarakat sesuai prosedur sebenarnya.

Dalam pembuatan insektisida nabati dapat mengurangi penggunaan pestisida

kimia di pasar, serta menciptakan lingkungan yang ramah dan kesehatan

(8)

Journal Agroteknologi UPMI 1-9 Page 8 DAFTAR PUSTAKA

Abdul Mujib, Mohamad Ana S., & Dewi H. 2014. Uji Efektivitas Larutan Pestisida Nabati terhadap Hama Ulat Krop (Crocidolomia pavonana L.) pada Tanaman Kubis (Brassica oleraceae).

Agus Aulung, Christiani & Ciptaningsih. 2010. Daya Larvasida Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L.) terhadap Mortalitas Larva Aedes aegypti L.

Agus Kardinan. 2000. Pestisida Nabati: Ramuan dan Aplikasi. Jakarta: Penebar Swadaya. ______. 2002. Pestisida Nabati. Jakarta: Penebar Swadaya. ______. 2011.

Penggunaan Pestisida Nabati sebagai Kearifan Lokal dalam Pengendalian Hama Tanaman Menuju Sistem Pertanian Organik. Pengembangan Inovasi Pertanian 4(4).

Agus Suyanto. 1994. Hama Sayur dan Buah. Jakarta: Penebar Swadaya. Anang Mulyantana. 2013. Kajian Ekstrak Daun Sirh (Piper betle L.) terhadap Mortalitas Kumbang Bubuk Beras ( Sitophilus oryzae L.).

Asmaliyah, dkk. 2010. Pengenalan Tumbuhan Penghasil Pestisida Nabati dan

Pemanfaatannya secara Tradisional. Jakarta: Kementrian Kehutanan. Bukhari, M.P. 2009.

Efektifitas Ekstra Daun Mimba terhadap Pengendali Hama Plutella xylostella L. pada Tanaman Kedele. Journal Sains Riset

Dini N Nuraini,. 2014. Aneka Daun Berkhasiat untuk Obat. Yogyakarta: Gava Media.

Eka Cania & Endah Setyaningrum. 2013. Uji Efektivitas Larvasida Ekstrak Daun Legundi (Vitex trifolia) terhadap Larva Aedes aegypti.

(9)

Journal Agroteknologi UPMI 1-9 Page 10 Eko Haryanto, Tina S., Estu R. & Hendro S. 2003. Sawi dan Selada. Jakarta: Penebar

Swadaya. ______. 2007. Sawi dan Selada. Jakarta: Penebar Swadaya.

Elvie Yenie, dkk. 2013. Pembuatan Pestisida Organik Menggunakan Metode Ekstraksi dari Sampah Daun Pepaya dan Umbi Bawang Putih.

Enceng Surachman & Widada Agus S. 2007. Hama Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan: Masalah dan Solusinya. Yogyakarta: Kanisius.

Fika Afifah, Yuni Sri R., & Ulfi F. 2015. Efektivitas Kombinasi Filtrat Daun Tembakau (Nicotiana tabacum) dan Filtrat Daun Paitan (Thitonia diversifolia) sebagai Pestisida Nabati Hama Walang Sangit (Leptocorisa oratorius) pada Tanaman Padi.

Referensi

Dokumen terkait

Kemenhan, Kemensos, Kemenpar, Polri, BNPB, LKPP, Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Banten, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,

 Sampel yang diambil merupakan produk dari perusahaan reksa dana yang aktif selama Januari 2011 sampai dengan Desember 2015 dan memiliki Nilai Aktiva Bersih (NAB)

Dan diharapkan dengan adanya blueprint ini dapat pula membantu memberikan panduan bagi Pimpinan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya dalam menerapkan dan

Bahan masukan bagi pimpinan perusahaan, serikat pekerja dan Dinas Tenaga Kerja dalam memperhatikan hak dasar pekerja khususnya dalam upaya penyelesaian permasalahan

dengan sistem penambahan tekanan udara melalui penghasilan alat Wiz merupakan salah satu cara untuk meninggikan kecekapan isipadu dapat meningkatkan kuasa keluaran enjin pada

Metode yang digunakan adalah metode riset, yang dalam pengembangannya dapat menghasilkan produk berupa software sistem informasi keuangan desa berbasis web yang

Dimana pada sistem yang baru ini bagian keuangan akan dapat melakukan aktivitas dengan cepat dan akurat serta akan dapat menghemat waktu dalam aktivitas

Hasil penelitian menunjukkan semua hipotesis penelitian yaitu: (1) hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa SDN 054938 Alur Dua Sei Lepan yang diajar dengan