• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM INFORMASI PELAYANAN KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN HEWAN (SIMPEL KESRAWAN)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM INFORMASI PELAYANAN KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN HEWAN (SIMPEL KESRAWAN)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM INFORMASI

PELAYANAN KESEHATAN

DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

(SIMPEL KESRAWAN)

(2)

http://simpelkesrawan.sukabumikota.go.id. 1

SISTEM INFORMASI PELAYANAN KESEHATAN

DAN KESEJAHTERAN HEWAN (SIMPEL KESRAWAN)

INOVATOR :

SUNARYO, S.Pt, MP

NIP. 197208092002121002

DINAS KETAHANAN PANGAN, PERTANIAN DAN PERIKANAN

KOTA SUKABUMI

(3)

http://simpelkesrawan.sukabumikota.go.id. 2

Judul Inovasi : SISTEM INFORMASI PELAYANAN KESEHATAN DAN

KESEJAHTERAN HEWAN (SIMPEL KESRAWAN)

Inovator : SUNARYO, S.Pt., MP

NIP. 197208092002121002 Implementasi

Inovasi Sejak

: 26 SEPTEMBER 2019

Katagori : PELAYANAN PUBLIK RESPONSIF GENDER

SUMMARY

Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan dan Kesejahteraan Hewan (SIMPEL KESRAWAN) merupakan bentuk inovasi pada Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian

dan Perikanan Kota Sukabumi yang bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan kesejahteraan hewan kepada semua lapisan masyarakat dalam rangka akselerasi pengendalian zoonosis di Kota Sukabumi.

SIMPEL KESRAWAN dihadirkan dan dikembangkan untuk mewujudkan sebuah

sistem pelayanan publik responsif gender dalam bidang kesehatan dan kesejahteraan hewan yang benar-benar SIMPEL juga cepat, tepat dan akurat.

SIMPEL KESRAWAN dibangun dengan menggunakan semua data base peternakan

dan kesehatan hewan yang sudah terverifikasi, kemudian diolah dan disajikan dengan memanfaatkan teknologi informasi berbasis Web-Gis dan bersifat real time sehingga dapat berfungsi sebagai early warning system dalam tahap mitigasi zoonosis di Kota Sukabumi.

SIMPEL KESRAWAN diharapkan meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan

pelayanan kesehatan dan kesejahteraan hewan (vaksinasi, pengobatan, surveillance, eliminasi, sosialisasi, edukasi, konsultasi, evakuasi, pelayanan SKKH, dll) karena sebaran populasi hewan, identitas hewan dan data kepemilikan hewan sudah dipetakan secara lengkap, akurat dan up to date.

SIMPEL KESRAWAN mendorong semakin tumbuhnya kesadaran dan kepedulian

para pemilik hewan, komunitas penyayang hewan dan masyarakat umum tentang pentingnya memastikan kondisi kesehatan dan kesejahteraan hewan peliharaannya masing-masing sebagai bentuk tanggung jawab sosial dalam rangka mewujudkan lingkungan perkotaan yang aman, nyaman dan sehat.

SIMPEL KESRAWAN mempercepat terbangunnya sinergi dan kolaborasi antar para

pemangku kepentingan untuk mengimplementasikan konsep One Health dalam pengendalian zoonosis menuju terwujudnya Kota Sukabumi yang RENYAH

(4)

http://simpelkesrawan.sukabumikota.go.id. 3

 Data vaksinasi rabies di Kota Sukabumi periode tahun 2014-2018 memberikan informasi telah terjadi kenaikan jumlah HPR (hewan penular rabies) yang divaksin rabies rata-rata sebesar 28,58% per tahun. Data tersebut, juga menunjukkan adanya peningkatan populasi HPR yang cukup tinggi di wilayah Kota Sukabumi. Kondisi ini menjadi salah satu faktor penyebab semakin tingginya kasus gigitan HPR (GHPR) kepada manusia, yang berpotensi menyebabkan zoonosis. Hal ini diperkuat dengan data bahwa kasus GHPR pada periode tahun 2014 - 2018 yang meningkat rata-rata 49% per tahun. Hasil analisa lebih lanjut menunjukkan bahwa baru 45% HPR yang menyerang warga Kota Sukabumi yang sudah divaksinasi rabies, sedangkan 55% diantaranya belum divaksin rabies. Fakta ini sangat mengkhawatirkan karena penyakit rabies bersifat fatal baik pada hewan maupun manusia, hampir seluruh pasien yang menunjukkan gejala– gejala klinis rabies (encephalomyelitis) akan diakhiri dengan kematian.

 Gambaran di atas menunjukkan bahwa sistem pelayanan kesehatan hewan dan kesejahteraan hewan di Kota Sukabumi, terutama yang berkaitan dengan program vaksinasi rabies belum berjalan dengan baik. Untuk mewujudkan Kota Sukabumi sebagai kota bebas rabies, ditargetkan sekurang-kurangnya 70% dari populasi HPR harus divaksin rabies secara teratur setahun sekali. Upaya tersebut diyakini akan sulit dicapai karena adanya beberapa kendala di lapangan, diantaranya ; jumlah vaksinator rabies setiap tahun semakin berkurang karena ada yang pensiun dan pindah tugas, tidak semua vaksinator menguasai sebaran lokasi HPR yang menjadi sasaran vaksinasi rabies, keterlambatan jadwal vaksinasi, tidak semua pemilik HPR aktif melapor kepada petugas, mobilitas pemilik HPR yang tinggi, belum semua HPR terdata dengan baik dalam sebuah sistem data base yang akurat, dll.

 Dalam rangka mengatasi permasalahan di atas, diperlukan suatu terobosan melalui pembangunan dan pengembangan SIMPEL KESRAWAN (Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan dan Kesejahteraan Hewan) yang mampu menjawab kebutuhan semua pihak yang terlibat.

(5)

http://simpelkesrawan.sukabumikota.go.id. 4

Tujuan SIMPEL KESRAWAN adalah

1. Menyederhanakan birokrasi dan meningkatkan keandalan, kecepatan serta akuntabilitas pelayanan publik dalam bidang kesehatan dan kesejahteraan hewan.

2. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi penggunaan sumber daya dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan kesejahteraan hewan di wilayah Kota Sukabumi

3. Meningkatkan responsibilitas, aksesibilitas dan cakupan pelayanan kesehatan dan kesejahteraan hewan bagi semua lapisan masyarakat.

SIMPEL KESRAWAN merupakan salah satu instrumen yang menunjang penerapan pelayanan publik responsif gender dalam sistem pelayanan kesehatan dan kesejahteraan hewan di Kota Sukabumi. Dengan adanya SIMPEL KESRAWAN, para pemilik HPR (Hewan Penular Rabies) baik laki-laki maupun wanita dari berbagai kalangan dan tingkat usia, akan lebih terjamin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan hewan dari petugas yang berkeadilan, merata, tanpa perlu merasa khawatir dikenakan biaya tidak resmi, tanpa prosedur yang berbelit dan bebas dari perlakuan yang tidak menyenangkan lainnya.

Dengan data kepemilikan hewan sudah lengkap terinput ke dalam SIMPEL KESRAWAN maka petugas akan lebih mudah mengunjungi para pemilik HPR tersebut untuk melaksanakan vaksinasi rabies secara tepat waktu. Pemilik HPR terutama yang lanjut usia atau lansia dan / atau yang mengalami disabilitas juga bisa lebih mudah diidentifikasi dan mendapatkan perhatian yang lebih baik dari petugas. Pemilik HPR yang masuk ke dalam kelompok rentan, tidak perlu lagi bersusah payah mencari petugas namun petugaslah yang akan mengunjungi pemilik HPR berdasarkan petunjuk arah atau rute yang tersaji dalam SIMPEL KESRAWAN.

Pergantian petugas tidak akan menganggu pelaksanaan vaksinasi rabies tahap berikutnya karena siapapun petugasnya bisa memanfaatkan data dan informasi spasial yang tersimpan dalam SIMPEL KESRAWAN dari hasil vaksinasi pada tahun sebelumnya.

Petugas tidak perlu lagi membuat laporan secara manual karena kinerja masing-masing petugas akan tersajikan secara real time dalam SIMPEL KESRAWAN.

TUJUAN INOVASI

KESELARASAN DENGAN KATAGORI YANG DIPILIH

(6)

http://simpelkesrawan.sukabumikota.go.id. 5

Pimpinan dapat memantau dan mengawasi pelaksanaan tugas dari bawahan dengan lebih mudah dan obyektif. Stakeholder maupun masyarakat umum yang membutuhkan informasi tentang pelayanan kesehatan dan kesejateraan hewan di suatu wilayah pada waktu tertentu juga akan sangat terbantu.

Bagi pemilik HPR yang belum terdata dalam SIMPEL KESRAWAN, dapat secara mandiri mendaftarkan hewannya atau menghubungi petugas terdekat atau mendatangi Puskeswan Kota Sukabumi.

Inovasi pokok dalam SIMPEL KESRAWAN adalah

1. Pendataan kepemilikan hewan, usaha peternakan, tempat penyediaan hewan kurban, pelayanan Puskeswan, dll yang sebelumnya dikerjakan secara manual sekarang dapat dilakukan secara online.

2. Hasil pendataan kepemilikan hewan dan usaha peternakan yang sebelumnya disajikan dalam laporan berbasis kertas sekarang dapat disajikan secara digital dan sebaran lokasinya terlihat pada peta.

3. Data vaksinasi rabies dilaporkan secara online dan lokasi HPR yang sudah divaksin akan disajikan dalam peta dengan 3 (tiga) penanda warna yang akan berubah secara otomatis mengikuti fungsi waktu. Warna biru artinya HPR telah divaksinasi rabies, warna kuning artinya masa efektif vaksinasi tersisa 2 (dua) bulan dan warna merah artinya masa efektif vaksinasi rabies sudah terlewati. 4. Vaksinator rabies yang akan melakukan vaksinasi ulang atau enumerator yang

akan melakukan pendataan ulang akan dipandu lokasi sasaran dari peta SIMPEL KESRAWAN.

5. Pemilik hewan atau usaha peternakan dapat lebih proaktif mendaftarkan kepemilikan hewannya secara mandiri melalu SIMPEL KESRAWAN.

SIMPEL KESRAWAN adalah inovasi asli atau orisinil dari penggagas/inovator, yang belum ada sebelumnya atau belum pernah dilakukan di tempat lain.

Sebagi bukti bersama ini kami lampirkan Surat Pencatatan Ciptaan SIMPEL KESRAWAN dari Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia.

INOVATIF

(7)

http://simpelkesrawan.sukabumikota.go.id. 6

SIMPEL KESRAWAN berpotensi besar untuk diterapkan dalam rangka menunjang kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, khususnya terkait pelayanan kesehatan dan kesejahteraan hewan.

Roadmap/milestones implementasi inovasi SIMPEL KESRAWAN sebagai berikut : 1. Tahun 2019 : identifikasi permasalahan, pembahasan alternatif solusi dan

penyusunan konsep dasar, soft launching serta membangun dukungan dari stakeholder terkait.

2. Tahun 2020 : penyusunan desain dan pembangunan aplikasi, penginputan data dasar, pelatihan admin dan petugas, sosialisasi ke publik dan penerapan aplikasi oleh petugas.

3. Tahun 2021 dst : penerapan aplikasi oleh petugas, promosi dan sosialisasi, pemeliharaan dan pengembangan aplikasi, dll.

Sumber daya yang digunakan dalam implementasi SIMPEL KESRAWAN adalah : 1. SDM : medis veteriner, paramedis veteriner, vaksinator, enumerator dan Ahli IT. 2. Keuangan : biaya operasional lapangan dan honor Tim Ahli IT.

3. Peralatan : hape android, labtop, kendaraan, obat-obatan, peralatan vaksinasi dan APD petugas.

4. Kuota dan jaringan internet.

Strategi untuk menggerakkan sumber daya di atas, diantaranya :

1. Membentuk Tim Pengelola Simpel Kesrawan, Tim Vaksinator dan Enumerator dan Tim Pengelola Puskeswan

2. Menyelenggarakan rapat koordinasi

3. Menyelenggarakan monitoring dan evaluasi.

Sumber daya tersebut hingga saat ini masih ada dan bekerja dengan baik meskipun dukungan anggaran terbatas akibat kebijakan refocusing APBD untuk pengendalian Covid-19.

KEBERLANJUTAN INOVASI

(8)

http://simpelkesrawan.sukabumikota.go.id. 7

Semakin tingginya tuntutan masyarakat pemilik hewan terhadap peningkatan kualitas dan keandalan layanan kesehatan dan kesejahteraan hewan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah serta tuntutan penggunaan teknologi informasi dalam semua aspek kehidupan akan menjadi faktor utama semakin dibutuhkannya SIMPEL KESRAWAN.

Dengan adanya SIMPEL KESRAWAN, komunikasi dan informasi akan lebih mudah diakses oleh semua lapisan masyarakat. Kondisi ini, secara sosial diharapkan akan meningkatkan kesadaran kolektif masyarakat tentang pentingnya memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan hewan peliharaannya demi keamanan dan kenyamanan bersama serta menjamin terwujudnya pengendalian penyakit zoonosis di wilayah Kota Sukabumi. Secara ekonomi, akan mendorong penguatan daya saing daerah, memperlancar arus investasi, meningkatkan kunjungan wisata, dll. Secara lingkungan, SIMPEL KESRAWAN memberikan dampak yang sangat positif karena medorong terbentuknya interaksi antara manusia dan hewan yang semakin sehat dan harmonis.

Dalam masa pandemi Covid 19 ini, diyakini pemanfaatan SIMPEL KESRAWAN akan sangat selaras dengan penerapan protokol kesehatan Covid-19 yaitu mengurangi interaksi fisik antar petugas dengan pemilik hewan atau masyarakat lainnya.

Evaluasi penerapan inovasi SIMPEL KESRAWAN sejak tahun 2020 dilakukan secara internal. Metode yang digunakan adalah membandingkan data sebelum dan sesudah dilakukan inovasi.

Hasil evaluasi sebagai berikut :

1. Jumlah pelayanan kesehatan hewan di Puskeswan tahun 2019 sebanyak 1.015 ekor dan tahun 2020 sebanyak 2.469 ekor. Terjadi peningkatan pelayanan keswan sebesar 143,25%. Pasien yang datang ke Puskeswan mayoritas adalah wanita dari berbagai umur dan latar belakang pendidikan.

2. Jumlah vaksinasi rabies tahun 2019 sebanyak 4.074 ekor HPR dan tahun 2020 sebanyak 2.165 ekor HPR. Terjadi penurunan sebesar 47% ini yang disebabkan adanya kebijakan PSBB/PPKM dari pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19 dan pengurangan anggaran operasional untuk vaksinator akibat refocusing APBD. Meskipun demikian, capaian vaksinasi HPR tahun 2020 sudah melampui target IKU (135,31%).

Penerapan SIMPEL KESRAWAN secara optimal akan menyebabkan terjadinya perubahan alur kerja program vaksinasi rabies. Gambarannya sebagai berikut :

(9)

http://simpelkesrawan.sukabumikota.go.id. 8

SEBELUM ADA INOVASI

(10)

http://simpelkesrawan.sukabumikota.go.id. 9

Dari tingkat kepentingan dan pengaruhnya stakeholder SIMPEL KESRAWAN dapat dikelompokkan ke dalam 4 kuadran, yaitu :

1. Promoter : Memilki kepentingan sekaligus kekuatan besar terhadap penerapan dan keberhasilan SIMPEL KESRAWAN di Kota Sukabumi.

2. Defender : Memiliki kepentingan tetapi kekuatannya kecil terhadap SIMPEL KESRAWAN.

3. Laten : Tidak memiliki kepentingan khusus tetapi memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi SIMPEL KESRAWAN.

4. Apathetic : Tidak memiliki kepentingan dan kekuatan terhadap SIMPEL KESRAWAN.

KETERLIBATAN PEMANGKU KEPENTINGAN

Keterangan :

Kepentingan Dukungan

(11)

http://simpelkesrawan.sukabumikota.go.id. 10

Pencatatan hasil vaksinasi dan pendataan lainnya secara online menggunakan SIMPEL KESRAWAN akan memberikan banyak manfaat dan kemudahan kerja di kemudian hari, baik bagi petugas yang bersangkutan, petugas yang menggantikan, instansi/dinas dan masyarakat.

SIMPEL KESRAWAN menuntut kejujuran dan profesionalitas tinggi dari para petugas karena publik dapat secara langsung memantau hasil kerjanya.

Agar inovasi SIMPEL KESRAWAN ini bisa terus berjalan dengan baik maka diusulkan : 1. Dilakukan pemeliharaan dan pengembangan Simpel Kesrawan

2. Fasilitasi peningkatan kompetensi admin dan petugas lapangan.

3. Meningkatan sosialisasi dan promosi SIMPEL KESRAWAN kepada masyarakat secara terus menerus baik on line atau off line.

Sukabumi, 26 Pebruari 2021 INOVATOR SIMPEL KESRAWAN SUNARYO, S.Pt.,MP

(12)

http://simpelkesrawan.sukabumikota.go.id. 11

FOTO-FOTO PENUNJANG

Sosialisasi Rabies Vaksinasi rabies pada kucing

Vaksinasi rabies pada anjing Vaksinasi AI pada ayam

LINK VIDEO INOVASI (YOUTUBE)

https://youtu.be/L6qILWSAMd8 https://youtu.be/_l-wdtSfLVU

https://youtu.be/_qOTt50lobc

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Halaman produksi perikanan tiap spesies berisi data jumlah produksi perikanan tiap spesies perbulan dalam satu tahun di pelabuhan perikanan yang dipilih beserta grafik sebaran

Pada saat ini Pelayanan Kesehatan TB Paru di Puskesmas Mranggen III Kabupaten Demak masih mengalami kendala dalam memberikan pelayanan kepada pasien.. Di Puskesmas

Sejak tahun 1992 BPS melaksanakan Survei Upah dengan melakukan penyederhanaan metode dan kuesioner yaitu tidak dicakupnya lagi lapangan usaha angkutan darat, jumlah perusahaan

Sampai dengan tahun 2007, sasaran yang dicakup dalam SSU adalah perusahaan-perusahaan di lapangan usaha pertambangan nonmigas, industri pengolahan, perhotelan dan restoran,

Dengan pertimbangan kesamaan target survei, jumlah sampel, dan dekatnya waktu pelaksanaan lapangan SPPLH 2013 (berjarak satu bulan dengan pelaksanaan Susenas Triwulan II Tahun

(1)Kesepakatan Bersama ini dimaksudkan untuk membangun kemitraan antara PARA PIHAK sebagai peMu.iudan rasa tanggung jawab dalam upaya penanggulangan krisis kesehatan

Pada proses pencarian data pasien, rekam medis, proses pengolahan data administrasi pasien dan pembuatan laporan masih dilakukan secara manual atau konvensional dimana pada

(6) Pulang sembuh (kumulatif) P yaitu jumlah seluruh korban perempuan yang dirawat inap di fasilitas pelayanan kesehatan tersebut sejak awal kejadian krisis