39
Universitas Kristen Petra
4. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
4. 1. Hasil Penelitian
Proses pengambilan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada responden untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Hasil pengolahan data yang sudah diperoleh dari responden akan dijelaskan seperti di bawah ini.
4. 1. 1. Hasil Statistik Deskriptif
Melalui penyebaran kuisioner yang dilakukan, peneliti memperoleh data mengenai leadership style, intellectual capital, dan financial performance pada industri perhotelan bintang 3, 4 dan 5 di Jawa Timur. Kuisioner yang berhasil dikumpulkan terdiri dari 41 hotel bintang 3, 4 dan 5 di Jawa Timur, yang meliputi wilayah Surabaya, Tretes, Trawas, Malang, Batu, Madiun, Tulungagung, Kediri, Situbondo, Jember dan Bondowoso. Masing-masing hotel diwakili oleh minimal 1 orang karyawan akuntan, keuangan dan marketing dengan lama bekerja minimal 3 tahun. Berikut ini adalah daftar hotel yang menjadi sampel penelitian yang diklasifikasikan berdasarkan bintang :
Tabel 4.1. Daftar Nama dan Alamat Hotel Sampel Berdasarkan Klasifikasi Bintang
Hotel Bintang 3
No Nama Hotel Alamat Lokasi
1 Hotel Santika Pandegling Jl. Pandegling No. 45 Surabaya 2 Hotel Santika Jemur Sari Jl. Raya Jemur Sari No. 258 Surabaya 3 Weta International Hotel Jl. Genteng Kali No. 3-11 Surabaya 4 Hotel Satelit Jl. Mayjend Sungkono No. 139 Surabaya
5 Hotel Merdeka Madiun Jl. Pahlawan No. 42 Madiun
40
Universitas Kristen Petra 7 Hotel Merdeka Kediri Jl. Basuki Rahmat No. 4 Kediri 8 Insumo Palace Hotel Jl. Urip Sumoharjo No. 90 Kediri
9 Grand Trawas Jl. Raya Trawas, Desa Belik Trawas
10 Hotel Sahid Montana satu Jl. Kahuripan No. 9, Klojen Malang
No Nama Hotel Alamat Lokasi
11 Hotel Sahid Montana Dua Jl. Candi Panggung No. 2 Malang 12 Gajahmada Graha Hotel Jl. Dr. Cipto No. 17 Malang 13 Hotel Pelangi Malang Jl. Merdeka Selatan No. 3 Malang 14 Ollino Garden Hotel Jl. Aries Munandar No. 41-45 Malang 15 Grand Palace Hotel Jl. Ade Irma Suryani No 23 Malang 16 Kartika Graha Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 17 Malang
17 Pohon Inn Jl. Oro-Oro Ombo No 9 Batu
18 Metropole Jl Panglima Sudirman No. 93 Batu
19 Ijen View Hotel Jl. KIS Mangunsarkoro No. 888 Bondowoso
20 Palm Hotel Jl. Ahmad Yani No 32 Bondowoso
21 Rosali Jl. PB Sudirman No. 52 Situbondo
22 Bandung Permai Jl. Hayam Wuruk No. 38 Jember
23 Bintang Mulia Jl. Nusantara No. 18 Jember
24 Inna Hotel Jl. Pesanggrahan No. 12 Tretes
Hotel Bintang 4
41
Universitas Kristen Petra 2 Hotel Tunjungan Jl. Tunjungan No. 102-104 Surabaya 3 TS Suites Surabaya Jl. Hayam Wuruk No. 6 Surabaya
4 Grand Darmo Suite Jl. Progo No 1-3 Surabaya
5 Amaris Hotel Jl. Kalimantan No. 30 Madiun
6 Aston Madiun Jl. Mayjend Sungkono No. 41 Madiun
7 Purnama Hotel Jl. Raya Selecta No. 1-15 Batu
8 Klub Bunga Butik Resort Jl. Kartika No. 1 Batu 9 Kartika Wijaya Herritage Jl. Panglima Sudirman No. 127 Batu
10 Tretes Raya Hotel Jl. Malabar 168-169 Tretes
11 Grand Surya Hotel Kediri Jl. Doho No. 95 Kediri
12 Crown Victoria Jl. Supriyadi No. 41 Tulungagung
Hotel Bintang 5
1 Bumi Surabaya City Resort Jl. Jend. Basuki Rahmat Surabaya 2 Shangri-La Hotel Jl. Mayjend Sungkono No. 102 Surabaya
No Nama Hotel Alamat Lokasi
3 JW. Marriott Jl. Embong Malang No. 85-89 Surabaya
4 Hotel Majapahit Jl. Tunjungan No. 65 Surabaya
5 Singashari Resort Batu Jl. Ir. Soekarno No. 120 Batu
4.1.1.1.Deskripsi Profil Responden
42
Universitas Kristen Petra Tabel 4.2. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki-laki 30 42%
Perempuan 41 58%
Total 71 100%
Berdasarkan Tabel 4.2. menunjukkan bahwa jumlah responden dalam penelitian ini yang berjenis kelamin laki-laki terdapat 30 orang (42%) dan berjenis kelamin perempuan berjumlah 41 orang (58%). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 58%.
Tabel 4.3. Profil Responden Berdasarkan Lama Bekerja Lama Bekerja Frekuensi Persentase
3-10 tahun 60 84,50%
11-20 tahun 8 11,27%
21-30 tahun 3 4,23%
Total 71 100%
Berdasarkan table 4.3, ditemukan bahwa responden dalam penelitian ini memiliki masa jabatan 3-10 tahun sebanyak 60 orang (84,50%), 11-20 tahun sebanyak 8 orang (11,27%) dan 21-30 tahun sebanyak 3 orang (4,23%). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden memiliki lama bekerja 3 hingga 10 tahun yaitu sebesar 84,50%.
Tabel 4.4. Profil Responden Berdasarkan Jabatan
Jabatan Frekuensi Persentase
Staff 19 26.76%
Supervisor 9 12.68%
Manajer 39 54.93%
Chief 4 5,63%
43
Universitas Kristen Petra Berdasarkan Tabel 4.4. menunjukan bahwa hotel yang diwakili oleh staff, meliputi staff finance & accounting, staff sales & marketing dan staff HRD berjumlah 19 orang (26.76%), kemudian diwakili oleh supervisor finance & accounting dan supervisor sales & marketing berjumlah 9 orang (12,68%), perwakilan oleh manager berjumlah 39 orang (54,93%) serta chief finance & accounting berjumlah 4 orang (5.63%). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden memiliki jabatan sebagai manajer sebesar 54,93%.
4.1.1.2.Deskripsi Jawaban Responden
Pada analisis deskriptif jawaban responden akan dijelaskan jawaban responden pada masing-masing variabel penelitian yaitu leadership style, intellectual capital, dan financial performance. Deskripsi jawaban yang diperoleh dari setiap responden dilakukan dengan menghitung nilai rata-rata (mean) jawaban responden terhadap masing-masing pertanyaan dan secara keseluruhan. Untuk mengkategorikan rata-rata jawaban responden digunakan interval kelas yang dicari dengan rumus sebagai berikut:
Berdasarkan interval kelas diatas maka disusunlah kriteria rata- rata jawaban responden berikut ini :
Tabel 4.5. Kategori Rata- Rata Jawaban Responden
Interval Kategori
4,20 < rata- rata ≤ 5,00 Sangat Setuju / Sangat Mampu 3,40 <rata- rata ≤ 4,20 Setuju / Mampu
2,60 < rata- rata ≤ 3,40 Netral / Kadang- Kadang 1,80 < rata- rata ≤ 2,60 Tidak Setuju / Tidak Mampu
1,00 < rata- rata ≤ 1,80 Sangat Tidak Setuju / Sangat Tidak Mampu
Deskripsi Variabel Leadership Style
Tabel 4.6. Penilaian Responden Terhadap Variabel Leadership Style Interval Nilai Tertinggi – Nilai Terendah 4 Kelas Jumlah Kelas 5 0.8
44
Universitas Kristen Petra Total Mean Total Mean Per Indikator Kategori Idealized Influence
Pemimpin saya membuat orang lain merasa
nyaman berada di sekitarnya. 3.90
3.66
Mampu Orang lain memiliki keyakinan penuh pada
pemimpin saya. 3.56
Karyawan bangga memiliki relasi dengan
pemimpin saya. 3.51
Inspirational Motivation
Pemimpin saya dapat menjelaskan dengan kalimat yang sederhana apa yang dapat dan seharusnya dilakukan.
3.86
3.84 Mampu
Pemimpin saya memberikan gambaran yang
jelas apa yang akan dilakukan. 3.80 Pemimpin saya membantu karyawan
memaknai pekerjaan mereka. 3.87
Intellectual Stimulation
Pemimpin saya mendorong karyawan berpikir untuk memecahkan masalah dengan cara pemikiran yang baru.
3.72
3.80 Mampu
Pemimpin saya memberikan cara pandang
baru terhadap hal-hal yang sukar dipahami. 3.82 Pemimpin saya mendorong karyawan
memikirkan ide-ide yang belum pernah ada sebelumnya.
3.86
Individual Consideration
Pemimpin saya membantu orang lain untuk
mengembangkan diri. 3.76 3.74 Mampu
45
Universitas Kristen Petra dan pujian atas pekerjaan yang karyawan
lakukan.
Pemimpin saya memberi perhatian kepada
karyawan yang terlihat dikucilkan. 3.55
TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP 3.76 Mampu
Contingent Reward
Pemimpin saya memberikan arahan atas apa yang harus dilakukan jika ingin dihargai atas pekerjaan yang dilakukan.
3.90
3.70 Mampu
Pemimpin saya memberikan penghargaan atau imbalan ketika orang lain dapat mencapai tujuannya.
3.35
Pemimpin saya memperhatikan pencapaian
karyawan atas target kerja mereka. 3.86
Management-by-exception
Pemimpin saya puas ketika karyawan memenuhi standar yang telah disepakati bersama.
3.97
3.45 Mampu
Selama pemimpin saya bekerja, beliau tidak
pernah melakukan perubahan apapun. 2.51 Pemimpin saya memberitahu karyawan
standar yang harus diketahui dalam melaksanakan pekerjaan.
3.86
TRANSACTIONAL LEADERSHIP 3.58 Mampu
Laissez-faire Leadership
Pemimpin saya puas jika karyawan
melakukan pekerjaan dengan metode yang telah ada.
3.42
3.06 Netral Pemimpin saya tidak mempermasalahkan
apapun yang karyawan lakukan. 2.23 Pemimpin saya tidak pernah meminta hal-hal 3.52
46
Universitas Kristen Petra yang tidak penting.
LAISSEZ-FAIRE LEADERSHIP 3.06 Netral
3.46 Mampu
Berdasarkan tabel 4.6. menunjukkan bahwa nilai rata-rata (mean) leadership style secara keseluruhan adalah 3.46. Indikator yang memiliki nilai rata-rata tertinggi adalah indikator inspirational motivation yang termasuk dalam transformational leadership, dimana indikator tersebut memiliki rata-rata sebesar 3.84 dan tergolong mampu. Hal tersebut menunjukkan bahwa transformational leadership dalam industri perhotelan paling tinggi karena setiap pemimpin dalam industri perhotelan mampu memotivasi para karyawan untuk mencapai kinerja yang unggul.
Sedangkan indikator yang memiliki nilai rata-rata paling rendah adalah indikator laissez-faire leadership, dengan nilai rata-rata sebesar 3,06 dan tergolong netral. Hal ini menunjukkan bahwa tipe kepemimpinan ini cenderung menarik diri dari peran kepemimpinan, sehingga kurang cocok untuk diterapkan dalam industri perhotelan.
Deskripsi Variabel Intellectual Capital
Tabel 4.7. Penilaian Responden Terhadap Variabel Intellectual Capital
Total Mean
Total Mean
Per Indikator Kategori
Human Capital
Karyawan di hotel ini memiliki keterampilan
yang paling tinggi di industri perhotelan. 3.82
3.73 Mampu
Karyawan di hotel ini dikenal sebagai
karyawan yang terbaik di industri perhotelan. 3.69 Karyawan di hotel ini merupakan karyawan
yang paling kreatif dan hebat di industri perhotelan.
47
Universitas Kristen Petra Karyawan di hotel ini handal dalam fungsi
dan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian mereka.
3.73
Karyawan di hotel ini selalu mengembangkan
ide dan pengetahuan baru. 3.79
Social Capital
Karyawan di hotel ini memiliki kemampuan untuk bekerja karyawan sama dalam
menyelesaikan masalah
3.86
3.94 Mampu
Karyawan di hotel ini berbagi informasi dan
saling belajar antara satu sama lain. 3.92 Karyawan di hotel ini berinteraksi dan
berbagi ide dengan karyawan lain dari divisi yang berbeda.
3.94
Karyawan di hotel ini menjalin hubungan yang baik dengan karyawan, supplier, partner, dan dengan perusahaan untuk
mengembangkan solusi dalam membangun perusahaan.
4.07
Karyawan di hotel ini menggunakan
pengetahuan yang mereka miliki dari divisi mereka untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi divisi lain, dan mencari peluang dari divisi lain untuk mengembangkan diri.
3.89
Organizational Capital
Hotel kami mendaftarkan hak paten dan
lisensi atas keunikan yng dimiliki. 3.48
3.79 Mampu
Sebagian besar pengetahuan yang dimiliki oleh perusahaan tersimpan dalam bentuk buku petunjuk, databases, dan dokumentasi lainnya.
48
Universitas Kristen Petra Budaya organisasi kami (seperti sejarah dan
tata cara/kebiasaan) menandung ide dan wawasan yang bermanfaat dalam mengembangkan bisnis organisasi.
3.85
Struktur organisasi, sistem, proses dan prosedur dalam organisasi merupakan hasil dari pengetahuan dan informasi yang selama ini dimiliki organisasi.
3.89
Mampu
Berdasarkan Tabel 4.7. diketahui bahwa pada variabel Intellectual Capital, rata-rata jawaban responden adalah 3.82. Angka ini termasuk dalam kategori Mampu. Hasil ini menunjukkan bahwa rata-rata responden pada penelitian ini menyatakan bahwa perusahaan memiliki modal intelektual yang dapat dilihat dari 3 indikator yaitu modal manusia, modal sosial dan modal organisasi yang cukup baik. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa rata-rata hotel yang menjadi responden merupakan hotel yang telah cukup lama berdiri sehingga lebih memungkinkan sudah mempunyai intellectual capital yang cukup baik.
Jika dilihat pada indikator pertama variabel Intellectual Capital yaitu human capital, rata-rata jawaban responden adalah 3.73. Angka ini termasuk dalam kategori mampu. Hasil ini menunjukkan bahwa rata-rata responden pada penelitian ini menyatakan perusahaan memiliki modal manusia yang cukup baik untuk mendukung modal intelektual yang dimiliki perusahaan.
Pada indikator kedua variabel Intellectual Capital yaitu social capital, rata-rata jawaban responden adalah 3.94. Angka ini termasuk dalam kategori mampu. Hasil ini menunjukkan bahwa rata-rata responden penelitian menyatakan perusahaan memiliki modal sosial yang baik pada proses bisnisnya.
Pada indikator ketiga variabel Intellectual Capital yaitu organizational capital, rata-rata jawaban responden adalah 3.79. Angka ini termasuk dalam kategori mampu. Hasil ini menunjukkan bahwa rata-rata responden penelitian menyatakan perusahaan didukung oleh modal organisasi yang cukup baik (contohnya budaya, struktur,sistem, dan proses bisnis).
49
Universitas Kristen Petra Dari hasil tersebut ditemukan bahwa dari ketiga indikator yang ada, indikator yang memiliki rata-rata paling tinggi ditunjukkan oleh social capital yang memiliki rata-rata 3.94. Social capital dapat meliputi kemampuan antar karyawan dalam bekerjasama dan menjaga hubungan baik dengan para stakeholder-nya. Sedangkan rata-rata terendah pada indikator human capital yang menunjukkan angka 3.73 namun masih dalam kategori mampu sehingga dapat diartikan bahwa hotel yang menjadi responden memiliki modal manusia yang lebih rendah dibandingkan modal sosial dan modal organisasi yang dimilikinya.
Deskripsi Variabel Financial Performance
Tabel 4.8. Penilaian Responden Terhadap Variabel Financial Performance
Total Mean Total Mean Per Indikator Kategori Sales Growth
Jumlah pelanggan tetap kami bertambah. 4.00
4.02 Mampu Jumlah pengunjung yang datang ke tempat kami
bertambah 4.04
Jumlah permintaan atas produk/jasa yang kami jual
bertambah banyak 4.00
Pelanggan/pembeli dapat dengan mudah mengenali
kami 4.03
Sales Margin
Tingkat hunian kamar deluxe (dan kelas diatasnya)
semakin tinggi 3.68 3.68 Mampu
Profit Growth
Aset tetap perusahaan seperti bangunan, fasilitas
kantor, mesin dan investasi lainnya bertambah 3.55
3.75 Mampu Penghasilan yang saya bawa pulang tiap tahun
meningkat 3.96
50
Universitas Kristen Petra Perusahaan melakukan pengawasan yang ketat atas
pengeluaran biaya 4.20 4.20
Sangat Mampu
3.91 Mampu
Jika dilihat pada indikator pertama variabel Financial Performance yaitu sales growth, rata-rata jawaban responden adalah 4.02. Angka yang cukup tinggi ini termasuk dalam kategori mampu. Hasil ini menunjukkan bahwa rata-rata responden pada penelitian ini menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan penjualan atas produk/jasa pada hotel selalu meningkat/bertambah.
Pada indikator kedua variabel Financial Performance yaitu sales margin, rata-rata jawaban responden adalah 3.68. Angka ini termasuk dalam kategori mampu. Hasil ini menunjukkan bahwa jumlah pendapatan atas kamar hotel dengan rate harga kelas atas selalu meningkat.
Pada indikator ketiga variabel Financial Performance yaitu profit growth, rata-rata jawaban responden adalah 3.75. Angka ini termasuk dalam kategori mampu. Hasil ini menunjukkan bahwa rata-rata responden penelitian menyatakan bahwa hotel mengalami pertumbuhan atas laba.
Pada indikator keempat variabel Financial Performance yaitu profitability, rata-rata jawaban responden adalah 4.20. Angka ini termasuk dalam kategori sangat mampu. Hasil ini menunjukkan bahwa rata-rata responden penelitian menyatakan bahwa perusahaan selalu mempertahankan labanya dengan cara melakukan pengawasan ketat atas pengeluaran biaya.
Diantara keempat indikator diatas, indikator yang paling tinggi ditunjukkan oleh profitability yang memiliki rata-rata 4.20. Profitability dapat diintepretasikan dengan kemampuan perusahaan mempertahankan laba yang dapat dilakukan dengan pengawasan ketat atas pengeluaran biaya. Sedangkan rata-rata terendah pada indikator sales margin yang menunjukkan angka 3.68. Hal ini dapat diintepretasikan bahwa tingkat penghunian kamar kelas atas tidak terlalu besar dalam mendukung kinerja keuangannya.
Berdasarkan Tabel 4.8. diketahui bahwa pada variabel Financial Performance, rata-rata jawaban responden adalah 3.91. Angka ini termasuk dalam kategori mampu. Hasil ini menunjukkan bahwa rata-rata responden pada
51
Universitas Kristen Petra penelitian ini menyatakan bahwa kinerja keuangan pada hotel mengalami peningkatan yang dapat diintepretasikan ke dalam 4 indikator yaitu sales growth, sales margin, profit growth dan profitability. Hal ini dapat disimpulkan bahwa rata-rata hotel yang menjadi responden memiliki kinerja keuangan yang baik.
4.1.2 Analisa Model Struktural
Gambar 4.1. Output Model Pengukuran
Evaluasi model PLS dilakukan dengan mengevaluasi outer model dan inner model.
4.1.2.1. Outer Model
Outer model merupakan model pengukuran yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap nilai validitas dan reliabilitas model. Melalui proses iterasi logaritma, parameter model pengukuran (validitas konvergen, validitas diskriminan, composite reliability dan cronbach’s alpha) diperoleh, termasuk nilai R² sebagai parameter ketepatan model prediksi.
4.1.2.1.1 Uji Validitas
Validitas terdiri dari dua yaitu validitas eksternal dan validitas internal. Validitas eksternal akan menunjukkan hasil dari suatu penelitian adalah valid yang dapat digeneralisir ke semua objek, situasi dan waktu yang berbeda. Sedangkan validitas internal akan menunjukkan kemampuan dari instrument
52
Universitas Kristen Petra penelitian mengukur apa yang seharusnya diukur dari suatu konsep. Validitas internal sendiri terdiri dari validitas kualitatif dan validitas konstruk. Validitas kualitatif terdiri dari validitas tampang dan validitas isi. Validitas isi menunjukkan kemampuan item- item di instrument mewakili konsep yang diukur. Validitas tampang menunjukkan bahwa item- item mengukur suatu konsep jika dari penampilan tampangnya seperti mengukur konsep tersebut.
Validitas Konvergen
Validitas konvergen berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur- pengukur dari suatu konstruk seharusnya berkorelasi tinggi. Uji validitas konvergen dinilai berdasarkan loading factor (korelasi antara skor item atau skor komponen dengan skor konstruk) indikator- indikator yang mengukur konstruk tersebut. Rule of thumb yang biasanya digunakan untuk membuat pemeriksaan awal dari matrik factor adalah ±0.30 dipertimbangkan telah memenuhi level minimal, untuk loading ±0.40 dianggap lebih baik, dan untuk loading > 0.50 dianggap signifikan secara praktikal.
Tabel 4.9. Nilai Outer Loading
FP IC LS FP1 0.837504 FP2 0.683684 FP3 0.881687 FP4 0.707284 IC1 0.866934 IC2 0.853659 IC3 0.909224 LS1 0.800999 LS2 0.857183 LS3 0.863386 LS4 0.889072 LS5 0.868491 LS6 0.709309
53
Universitas Kristen Petra
LS7 0,532640
Table 4.9. di atas menunjukkan bahwa semua outer loading >0.50 sehingga dapat dinilai signifikan secara praktikal. Pada variable leadership style, outer loading tertinggi tampak pada dimensi individual consideration. Pada variable intellectual capital, outer loading tertinggi tampak pada dimensi organizational capital. Sedangkan pada variable financial performance, outer loading tertinggi terdapat pada dimensi profit growth.
Validitas Diskriminan
Validitas diskriminan berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur- pengukur konstruk yang berbeda seharusnya tidak berkorelasi dengan tinggi. Validitas diskriminan terjadi apabila dua instrument yang berbeda yang mengukur suatu konstruk yang diprediksi tidak memiliki hubungan korelasi yang menghasilkan skor yang memang tidak berkorelasi. Uji validitas diskriminan dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan konstruknya. Metode lain yang digunakan untuk menilai validitas diskriminan adalah dengan membandingkan akar AVE untuk setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. Model mempunyai validitas diskriminan yang cukup bila akar AVE untuk setiap konstruk lebih besar daripada korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model.
Tabel 4.10. Korelasi Antar Konstruk dan Average Variance Extracted (AVE)
Nilai akar AVE variabel financial performance adalah 0.782, intellectual capital adalah 0.877, dan untuk leadership style adalah 0.798. Nilai akar AVE tersebut lebih besar daripada korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model.
Ave Akar Ave FP IC LS
FP 0.611615 0.782058 1
IC 0.768998 0.876925 0.705732 1 LS 0.636192 0.797616 0.650320 0.682283 1
54
Universitas Kristen Petra Berdasarkan table cross loading di atas dapat disimpulkan bahwa masing- masing indikator yang ada di dalam suatu variabel laten memiliki perbedaan dengan indikator di variabel lain yang ditunjukkan dengan skor loadingnya yang lebih tinggi di konstruknya sendiri. Dengan demikian, model telah mempunyai validitas diskriminan yang baik.
Tabel 4.11. Nilai Cross Loading
4.1.2.1.2 Uji Reliabilitas FP IC LS FP1 0.837504 0.585598 0.463557 FP2 0.683684 0.394635 0.332580 FP3 0.881687 0.711973 0.726706 FP4 0.707284 0.429980 0.400312 IC1 0.627384 0.866934 0.636562 IC2 0.588993 0.853659 0.523985 IC3 0.637976 0.909224 0.626801 LS1 0.590515 0.572914 0.800999 LS2 0.539575 0.676324 0.857183 LS3 0.586628 0.604538 0.863386 LS4 0.547809 0.609835 0.889072 LS5 0.546203 0.500324 0.868491 LS6 0.410191 0.445739 0.709309 LS7 0.360231 0.310762 0.532640
55
Universitas Kristen Petra PLS menggunakan uji reliabilitas untuk mengukur konsistensi internal alat ukur. Reliabilitas menunjukkan akurasi, konsistensi dan ketepatan suatu alat ukur dalam melakukan pengukuran. Uji reliabilitas dapat menggunakan dua metode, yaitu composite reliability dan cronbach’s alpha. Composite reliability mengukur nilai sesunggunya reliabilitas suatu konstruk sedangkan cronbach’s alpha mengukur batas bawah nilai reliabilitas suatu konstruk. Namun, composite reliability dinilai lebih baik dalam mengestimasi konsistensi internal suatu konstruk. Untuk dapat dikatakan suatu konstruk reliable, maka nilai Cronbach’s alpha harus >0.6 dan nilai composite reliability harus > 0.7
Composite Reliability
Tabel 4.12. Nilai Composite Reliability
Composite Reliability Batasan nilai Composite Reliability agar Reliable Kesimpulan FP 0.861620 >0.7 Reliable IC 0.908922 >0.7 Reliable LS 0.922896 >0.7 Reliable Cronbach’s alpha
Tabel 4.13. Nilai Cronbach’s Alpha
Cronbach’s Alpha Batasan nilai Composite Reliability agar Reliable Kesimpulan FP 0.788932 >0.6 Reliable IC 0.849688 >0.6 Reliable LS 0.900394 >0.6 Reliable
Tabel 4.12 dan 4.13 menunjukkan bahwa baik composite reliability maupun nilai cronbach’s alpha telah memenuhi rule of thumb. Composite reliability financial performance sebesar 0.861620, intellectual capital sebesar 0.908922 dan leadership style sebesar 0.922896. Ketiga nilai composite reliability tersebut diatas 0.7. Selain itu, cronbach’s alpha financial performance
56
Universitas Kristen Petra menunjukkan nilai 0.788932, intellectual capital sebesar 0.849688, dan leadership style sebesar 0.900394yang juga memenuhi rule of thumb, yaitu di atas 0.6. Hasil ini menunjukkan bahwa model dalam penelitian ini telah reliable.
4.1.2.2. Inner Model
Inner model merupakan model struktural untuk memprediksi hubungan kausalitas antar variable laten. Melalui proses boothstraping, parameter uji T-statistic diperoleh untuk memprediksi adanya hubungan kausalitas. Nilai R² digunakan untuk mengukur tingkat variasi perubahan variable independen terhadap variable dependen. Namun, R² bukanlah parameter absolut dalam mengukur ketepatan model prediksi karena dasar hubungan teoritikal adalah parameter utama untuk menjelaskan hubungan kausalitas tersebut.
Nilai koefisien path atau inner model menunjukan tingkat signifikansi dalam pengujian hipotesis. Skor koefisien path atau inner model yang ditunjukkan T-statistic harus diatas 1.96 untuk hipotesis dua ekor (two tailed) dan di atas 1.64 untuk hipotesis satu ekor (one tailed).
Nilai R2 digunakan untuk mengukur tingkat variasi perubahan independent
variable terhadap dependent variable. Semakin tinggi nilai R2 berarti semakin
baik model prediksi. Dalam penelitian ini disusun persamaan sebagai berikut: IC= 0.682283LS + C ...…… R²= 0.465510 (4.1) FP= 0.490242IC + 0.315836LS+ C... R²= 0.551374 (4.2)
Nilai R² 0,465510 menunjukkan bahwa variasi perubahan variabel intellectual capital dapat dijelaskan oleh variabel leadership style sebesar 46.55%. Nilai R² 0.551374 menunjukkan bahwa variasi perubahan variabel financial performance dapat dijelaskan oleh variabel intellectual capital dan leadership style sebesar 55.14%.
Total nilai R² di atas dapat digunakan untuk menghitung secara manual goodness of fit (GOF) model karena aplikasi perangkat lunak PLS tidak menyediakan menu khusus untuk menghitung GOF. Dari nilai R² di atas, maka nilai Q² = 1-((1-0.465510) x (1- 0.551374)) = 0.760214= 76.2%. Dengan demikian model yang digunakan dalam penelitian ini dapat menjelaskan informasi yang terkandung dalam data sebesar 76.2%. Nilai Q2 semakin mendekati nilai 1
57
Universitas Kristen Petra menunjukkan bahwa model semakin baik, model tersebut fit dengan data atau dengan kata lain mampu mencerminkan realitas/fenomena yang ada di lapangan. Apabila nilai Q2 = 1 itu menunjukkan bahwa model yang diuji menghasilkan nilai aktual tanpa error. Berdasarkan hasil tersebut, model struktural pada penelitian telah memiliki goodness of fit yang cukup baik.
4.14 Hasil Inner Weight
Original Sample (O) T Statistics (|O/STERR|) IC -> FP 0.490242 4.425526 LS -> FP 0.315836 3.023112 LS -> IC 0.682283 11.778858
Tabel 4.15. Direct dan Indirect Effect
Pengaruh Direct effect Indirect effect
Leadership Style -> Intellectual Capital 0.682283 - Intellectual Capital -> Financial
Performance
0.490242 -
Leadership Style -> Financial Performance 0.315836 - Leadership Style terhadap Financial
Performance melalui Intellectual Capital
- 0.682283 X
0.490242= 0.3344838
Nilai T-statistic pengaruh leadership style terhadap intellectual capital sebesar 11.78, dimana lebih besar dari 1.96 sehingga menunjukkan hubungan yang signifikan. Original sample adalah sebesar 0.682283 yang berarti terdapat hubungan positif antara leadership style dengan intellectual capital. Dengan demikian, leadership style yang berbeda dalam suatu perhotelan akan berdampak juga pada intellectual capital hotel tersebut. Sehingga hipotesis terdapat hubungan
58
Universitas Kristen Petra positif dan signifikan leadership style terhadap intellectual capital pada industri perhotelan di Jawa Timur terbukti (H1 diterima).
Pengaruh intellectual capital terhadap financial performance menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan. Pengaruh yang signifikan ditunjukkan melalui T-statistic sebesar 4.43 dimana lebih besar dari 1.96 sehingga dapat dikatakan signifikan. Pengaruh positif antara intellectual capital dan financial performance ditunjukkan oleh original sample sebesar 0.490242. Dengan demikian dapat disimpulkan hipotesis terdapat hubungan positif dan signifikan intellectual capital terhadap financial performance pada industri perhotelan di Jawa Timur juga terbukti (H2 diterima).
Hal serupa yaitu hubungan antara leadership style dengan financial performance juga menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan. Hubungan positif dapat terlihat dari original sample sebesar 0.315836 . Sedangkan hubungan signifikan ditunjukkan oleh nilai T-statistic sebesar 3.02. Dengan demikian hipotesa terdapat hubungan positif dan signifikan leadership style terhadap
financial performance pada industri perhotelan di Jawa Timur juga terbukti (H3
diterima).
Berdasarkan tabel 4.14, hubungan yang paling berpengaruh langsung adalah hubungan antara leadership style dan intellectual capital yaitu sebesar 0.682283. Pengaruh langsung leadership style terhadap financial performance adalah sebesar 0.315836. Sedangkan pengaruh tidak langsung antara leadership style dan financial performance melalui intellectual capital adalah sebesar 0.3344838. Karena koefisien tidak langsung lebih besar dibandingkan dengan koefisien langsungnya, dapat disimpulkan bahwa intellectual capital memberikan pengaruh yang signifikan sebagai perantara antara leadership style dan financial performance.
4.2. Analisis
Berdasarkan hasil perolehan dari pengolahan data yang sudah dilakukan, hasil penelitian menunjukkan bahwa semua hipotesis yang diajukan adalah benar dan diterima. Adapun hipotesis yang diterima mencakup:
59
Universitas Kristen Petra H1 : Terdapat hubungan yang positif antara leadership style terhadap
intellectual capital pada industri perhotelan bintang 3, 4 dan 5 di Jawa Timur.
Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat hubungan positif antara leadership style dengan intellectual capital dalam industri perhotelan bintang 3, 4 dan 5 dengan tingkat kekuatan hubungan yaitu kuat dan signifikan. Hal ini ditunjukan dengan hasil yang diperoleh yaitu Nilai R square pada variabel intellectual capital sebesar 0.465510, yang berarti variasi perubahan variabel intellectual capital dapat dijelaskan oleh variabel leadership style adalah sebesar 46.55%, sedangkan sisanya sebesar 53.45% dipengaruhi oleh variabel lain. Hal ini berarti leadership style yang berbeda pada perhotelan di Jawa Timur mempengaruhi intellectual capital pada suatu organisasi. Hasil penelitian ini juga diperkuat dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tabarsa, Naeiji, & Abbasalizadeh, (2009) gaya transformational leadership memiliki kecendrungan untuk memperkuat kemampuan IC dalam organisasi dan berdasarkan dari bukti-bukti bahwa tingkat total IC menjadi predictor gaya kemepimpinan.
H2 : Terdapat hubungan yang positif antara intellectual capital terhadap Financial Performance pada industri perhotelan bintang 3, 4 dan 5 di Jawa Timur.
Telah terbukti bahwa terdapat hubungan yang positif antara intellectual capital dengan peningkatan financial performance dengan tingkat kekuatan hubungan yaitu kuat. Nilai R square variabel financial performance adalah 0.551374, yang berarti bahwa besarnya pengaruh leadership style dan intellectual capital terhadap financial performance adalah sebesar 55.15% sedangkan sisanya sebesar 44.85% dipengaruhi oleh variabel lain. Hal ini berarti variabel intellectual capital berpengaruh pada peningkatan financial performance suatu organisasi. Sehingga organisasi harus meningkatkan intellectual capital para karyawannya lebih baik lagi untuk dapat meningkatkan kinerja organisasinya. Hal ini mendukung penelitian-penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mohammadi et al. (2014) yang menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara intellectual capital dan financial performance. Intellectual capital yang mampu dikelola dengan baik mampu mendorong peningkatan kinerja organisasi, terutama
60
Universitas Kristen Petra kinerja keuangannya serta mampu menciptakan nilai bagi sebuah organisasi (Bontis, 1998; Adisson dan Malone, 1997). Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Zhang et al., (2006) dalam penelitiannya pada industri otomotif di Cina, menyatakan bahwa intellectual capital merupakan faktor penentu yang signifikan pada kinerja keuangan perusahaan. Modal intelektual merupakan aset tidak berwujud bagi suatu perusahaan dapat berupa modal manusia (pengetahuan, pengalaman, kemampuan karyawan), modal sosial / relasional ( hubungan dengan pelanggan, pemasok, dan pihak terkait lainnya) dan modal organisasi (struktur, sejarah organisasi, brand, dan segala sesuatu yang dimiliki organisasi secara alami). Sebuah perusahaan dapat unggul dari para pesaingnya apabila didukung oleh baiknya model intelektual dalam perusahaan tersebut. Modal intelektual merupakan asset yang berharga yang berbeda pada setiap perusahaan yang dimana harus selalu dikembangkan agar dapat unggul dengan pesaingnya.
H3 : Terdapat hubungan yang positif antara Leadership Style terhadap Financial Performance pada industri perhotelan bintang 3, 4 dan 5 di Jawa Timur.
Tanpa adanya kepemimpinan yang efektif, kemungkinan suatu perusahaan untuk dapat mencapai kinerja yang unggul saat mberhadapan dengan tantangan ekonomi global akan sangat berkurang, Ireland & Hitt (2005). Pemimpin memegang peran yang kuat untuk dapat membimbing organisasi menuju peningkatan kinerja organisasi. Hal ini juga dapat terlihat dari hasil yang diperoleh dimana nilai R square variabel financial performance adalah 0.5514 , yang berarti bahwa besarnya pengaruh leadership style dan intellectual capital terhadap financial performance adalah sebesar 55.14% sedangkan sisanya sebesar 44.86% dipengaruhi oleh variabel lain. Hal ini berarti variabel leadership style berpengaruh signifikan terhadap tingkat peningkatan financial performance organisasi. Oleh karena itu seorang pemimpin harus dapat menerapkan leadership style yang sesuai dengan kondisi pada perusahaan sehingga kinerja organisasi dapat meningkat. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yaitu yang dilakukan oleh Khan & Adnan (2014) yang menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara leadership style dan financial performance.
61
Universitas Kristen Petra Intellectual capital memberikan pengaruh yang signifikan sebagai perantara antara indikator leadership style dengan financial performance. Hal ini didukung oleh hasil peneletian yang memperoleh hasil nilai Q-square total yang dihasilkan adalah sebesar 76.2%, artinya besarnya keragaman informasi dari data penelitian dapat dijelaskan oleh model struktural dalam penelitian ini adalah sebesar 76.2%. Nilai Q2 semakin mendekati nilai 1 menunjukkan bahwa model semakin baik, model tersebut fit dengan data atau dengan kata lain mampu mencerminkan realitas/fenomena yang ada di lapangan. Apabila nilai Q2 = 1 itu menunjukkan bahwa model yang diuji menghasilkan nilai aktual tanpa error, model tersebut fit dengan data atau dengan kata lain mampu mencerminkan realitas/fenomena yang ada di lapangan.
Berdasarkan hasil pengujian yang ditunjukkan pada tabel 4.15, terlihat bahwa pengaruh langsung leadership style terhadap financial performance adalah sebesar 0.315836, sedangkan pengaruh tidak langsung leadership style terhadap financial performance melalui intellectual capital adalah sebesar 0.3344838. Karena koefisien tidak langsung lebih besar dibandingkan koefisien langsungnya, maka intellectual capital dapat memediasi hubungan antara leadership style dan financial performance, dengan kata lain intellectual capital adalah variabel pernatara antara leadership style dan financial performance.
Berdasarkan nilai dari outer loading pada variable leadership style, indikator yang tertinggi adalah individualiz consideration. Hal ini menjelaskan bahwa individualiz consideration adalah indikator yang memiliki pengaruh tertinggi terhadap variable leadership style yang menunjukan bahwa kreativitas karyawan tergantung dari bagaimana pemimpinnya dapat menunjukan kepeduliannya terhadap karyawannya sehingga karyawan dapat mengembangkan kompetensi yang ada pada dirinya dengan baik (Agbor, 2008). Sedangkan dari hasil penghitungan mean indikator yang tertinggi adalah inspirational motivation, yang menunjukan kenyataan yang terjadi dilapangan bahwa presepsi karyawan yang lebih memperhatikan penerapan dari inspirational motivation pada variabel leadership style untuk digunakan dari pada inspirational motivation.
Pada variabel intellectual capital nilai dari outer loading tertinggi ada pada indikator organizational capital atau structural capital yang membuktikan
62
Universitas Kristen Petra bahwa organizational capital yang paling berpengaruh dikarenakan organisasi yang memperhatikan bagaimana menjelaskan mekanisme dan struktur organisasinya kepada karyawan dengan benar untuk mendukung karyawan dalam pencapaian kinerja nya yang optimal (Roos et al., 2003) sedangkan dari hasil mean yang diperoleh indikator yang paling tinggi adalah social capital atau juga disebut dengan customer capital yang artinya bahwa kenyataan dilapangan menyatakan karyawan menilai organisasinya lebih dari sisi bagaimana organisasi mampu berinteraksi secara positif terhadap pemangku kepentingan eksternal terlebih pada pelanggan, karena keberhasilan tergantung pada pelanggan yang mengacu pada kepuasan dan loyalitas dari pelanggannya (Chen, 2005; Crawford, 2005).
Pada variabel Financial Performane nilai outer loading tertinggi ada pada indikator profit growth, hal ini mebuktikan indikator profit growth yang paling mempengaruhi variabel financial performance (Carton, 2004), sedangkan jika dilihat dari hasil mean nya yang paling tinggi dalam mempengaruhi variabel financial performance adalah indikator profitability yang menjelaskan bahwa keadaan nyata dilapangan mencerminkan presepsi karyawan terhadap perusahaan, karyawan menilai industri perhotelan bintang 3, 4 dan 5 yang ada di Jawa Timur lebih meperhatikan profitabilitas perusahaan dari pada tingkat pertumbuhan profitnya.