BABVIII
Aspek Teknis Per Sektor
Pada bagian ini menjabarkan rencana pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya yang mencakup empat sektor yaitu pengembangan kawasan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan air minum, serta penyehatan lingkungan permukiman. Penjabaran perencanaan teknis untuk tiap-tiap sektor dimulai dari pemetaan isu-isu strategis yang mempengaruhi, penjabaran kondisi eksisting sebagai baseline awal perencanaan, serta permasalahan dan tantangan yang harus diantisipasi. Tahapan berikutnya adalah analisis kebutuhan dan pengkajian terhadap program-program sektoral, dengan mempertimbangkan kriteria kesiapan pelaksanaan kegiatan. Kemudian dilanjutkan dengan merumuskan usulan program dan kegiatan yang dibutuhkan.
PENGEM B ANG AN PERM UKIM AN
8.1.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
A. Arahan Kebijakan
Pengembangan pemukiman di Kabupaten Tana Toraja terdiri atas 2 (dua) bagian yaitu pengembangan permukiman perkotaan dan pengembangan permukiman perdesaan
a. Pengembangan Permukiman Perkotaan
Pembangunan dan pengembangan kawasan perkotaan
di Kabupaten Tana Toraja dilakukan dengan
mempertimbangkan rencana struktur ruang wilayah kabupaten yang meliputi rencana sistem pusat-pusat permukiman dan rencana sistem prasarana wilayah Kabupaten Tana Toraja setiap kecamatan akan dikembangkan minimal satu pusat kawasan permukiman (dijadikan sebagai kawasan perkotaan
walaupun belum memenuhi kriteria sebagai kawasan perkotaan).
Pembangunan permukiman perkotaan di Kabupaten Tana Toraja lebih cepat dibanding permukiman perdesaan karena perkotaan merupakan konsentrasi penduduk suatu wilayah yang berperan sebagai pusat pelayanaan yang diemban dan diharapkan sebagai motor penggerak bagi pertumbuhan wilayah hinterlandnya.
Pengembangan permukiman di Kabupaten Tana Toraja diusahakan baik oleh masyarakat sendiri maupun dari pihak pemerintah Pusat/Daerah maupun dari pihak swasta (developer). Permukiman yang diusahakan oleh masyarakat terutama masyarakat yang berpenghasilan rendah dengan kecenderungan bermukim secara berkelompok dipesisir sungai/danau seringkali menimbulkan masalah permukiman kumuh dengan kondisi prasarana dan sarana yang minim, dan telah mendapat perhatian khusus untuk penanganannya
melalui Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Kawasan Permukiman/Strategi Pembangunan
Pengembangan Infrastruktur Permukiman (RP2KP/SPPIP) Tahun 2014.
Di samping itu, usaha pemerintah yang bersifat fisik dalam pengembangan permukiman saat ini yang diusahakan oleh Pemerintah Pusat berupa Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) yang dilaksanakan sejak tahun 2011 melalui Program Peningkatan Kualitas (bedah rumah) masyarakat berpenghasilan rendah dan penyediaan prasarana dan sarana Umum yang dilaksanakan sejak tahun 2011 sampai sekarang dan kegiatan yang sama pula dilaksanakan melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan yang dilaksanakan sejak tahun 2009
sampai sekarang. Namun demikian program pemerintah ini masih merupakan langkah awal dalam pengembangan permukiman.
Keterlibatan pihak swasta (developer) dalam pembangunan perumahan di perkotaan sangat besar bagi pengembangan permukiman perkotaan dalam penyediaan perumahan bagi masyarakat yang cenderung berkembang ke arah utara, timur dan selatan Kota Pattalassang dan pusat-pusat ibukota kecamatan, dan sepanjang ruas jalan yang menghubungkan antar kawasan permukiman dan ruas jalan yang menghubungkan antar daerah.
b. Pengembangan Pemukiman Pedesaan
Pengembangan pemukiman penduduk pedesaan
cenderung mengikuti jaringan jalan primer, kolektor yang terdiri dari satuan-satuan permukiman dengan bentuk linear, hal tersebut sangat terpengaruh dengan tingkat ketersediaan aksesibilitas yang mudah dijangkau oleh masyarakat.
Dengan adanya bantuan Pemerintah Pusat melalui APBN melalui Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) dilaksanakan sejak tahun 2012 khususnya pada desa tertinggal/ desa terpencil di seluruh kecamatan di Kabupaten Tana Toraja.
8.1.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan
A. Isu Strategis Pengembangan Permukiman
Setiap Kabupaten/Kota perlu melakukan identifikasi isu-isu strategis didaerahnya, berikut penjabaran isu-isu strategis pengembangan permukiman di Kabupaten Tana Toraja Kedudukan Kawasan Perkotaan Tana Toraja baik secara geografis maupun dalam tatanan kebijakan spasial nasional dan provinsi yang menempatkannya sebagai pusat pelayanan regional (Pusat Kegiatan
Wilayah; PKW) dalam berbagai kegiatan pembangunan, jelas ini menjadi faktor kuat menarik arus penduduk masuk ke kawasan ini. Kedudukan Kawasan Perkotaan Tana Toraja baik secara geografis maupun dalam tatanan kebijakan spasial nasional dan provinsi yang menempatkannya sebagai pusat pelayanan regional (Pusat Kegiatan Lingkungan; PKL) dalam berbagai kegiatan pembangunan, jelas ini menjadi faktor kuat menarik arus penduduk masuk ke kawasan ini.
Tabel 8.1
Isu – isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Skala Kabupaten Tana Toraja
No. Isu Strategis Keterangan
(1) (2) (3)
1. Kebutuhan masyarakat terhadap penyediaan ari minum mutlak untuk dipenuhi, karena
menyangkut tuntutan kebutuhan dan
ketergantungan terhadap sumber air yang sehat, bersih dan aman bagi konsumsi dan kebutuhan masyarakat, terutama bagi pada
kawasan perkotaan sebagai tempat
konsentrasi penduduk
Aspek Kependudukan
2 Skenario pengembangan sektor air minum yang dilakukan dalam meningkatkan mutu dan pelayanan PDAM dengan pembangunan dan pengembangan sistem pengelolaan air minum (SPAM), baik peningkatan terhadap prasarana dan sarana air minum, maupun terhadap pengembangan pipa distribusi air minum.
Aspek Kebutuhan
3 Sumber air minum yang dimanfaatkan
masyarakat Kabupaten Tana Toraja untuk memenuhi kebutuhan air minum sebagian bersumber dari PDAM dan secara umum masih memanfaatkan sumber air tanah/ sumur dangkal. Sistem jaringan pelayanan
PDAM secara umum masih dominan
terkonsentrasi pada kawasan perkotaan.
Aspek Lingkungan
B. Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman
Kondisi prasarana dan sarana permukiman secara kuantitas Pembangunan pemukiman perkotaan lebih cepat dibanding di
pedesaan yang merupakan kosentrasi penduduk suatu wilayah yang berperan sebagai pusat pelayanaan dan pusat pemasaran bagi wilayah yang dipengaruhinya, secara fisik cenderung berkembang ke daerah pinggiran kota yang sangat dipengaruhi adanya kegiatan ekonomi, kondisi wilayah dan fungsi kawasan yang demikian seperti aktivitas perdagangan industri dan transportasi. Dalam perkembangannya diperhadapkan berbagai masalah sosial seperti timbulnya kawasan kumuh, air bersih, dan kebutuhan prasarana dan sarana lingkungan lainnya.
Masalah kawasan kumuh perkotaan (kota Makale) belum tertangani dengan baik, baru sebagian kecil melalui Program P2KP. Sedangkan pembangunan pemukiman pedesaan ditangani secara stimulan melalui program pembangunan infrastruktur pedesaan (PPIP) program pengembangan kecamatan (PPK) / PNPM Mandiri pedesaan serta Program PAMSIMAS.
Tabel 8.2 PeraturanDaerah/PeraturanGubernur/Peraturan Walikota/Bupati/peraturanlainnyaterkaitPengembanganPermukiman No. Perda/Pergub/Perbup/Peraturan lainnya
Amanat Kebijakan Daerah Jenis Produk Pengaturan No. Tahun Perihal 1 Peraturan Daerah Kabupaten Tana Toraja No....Tah un 2011 RTRW Kabupate n Tana Toraja Tahun 2011-2030
Guna pengembangan wilayah
Kabupaten Tana Toraja,
diharapkan akan terbentuk sistem distribusi dan pelayanan yang terhirarki, dimana pusat kegiatan utama (PKU) yang diemban oleh Kota Makale mampu menjadi pusat distribusi
dan pelayanan terhadap
kawasan di sekitarnya. Hal ini
dapat dilakukan dengan
pengembangan sistem aktivitas perkotaan yang saling bersinergi baik secara internal maupun eksternal.
Tabel 8.3
Data Kawasan Kumuh Kabupaten Tana Toraja Tahun
No. Lokasi Kumuh Luas
Kawasan Jumlah Rumah Permanen Jumlah Rumah SemiPerma nen Jumlah Pendud uk 1 Kawasan Kampung Pisang 3,25 - - 600 2 Kawasan Sassa’ 1,11 - - 183 3 Kawasan Pantan 1,06 - - 194 4 Kawasan Bebo’ 1,13 - - 237 5 Kawasan Pengadilan 3,32 - - 180 6 Kawasab Bulo 2,27 - - 490 7 Kawasan Lallangan I 0,92 - - 940 8 Kawasan Lallangan II 0,31 - - 365 9 Kawasan Dokang 0,42 - - 355 Tabel 8.4
Data Kondisi RSH di Kabupaten Tana Toraja No. Lokasi RSH
Tahu n Pembangu
nan
Pengelola Penghuni Jumlah
KondisiPras arana CKyang
Ada
** Untuk data Kondisi RSH di Kabupaten Tana Toraja masih dalam ProsesPenyusunan
Tabel 8.5
Data Kondisi Rusunawa di Kabupaten Tana Toraja
No. Lok asi Rusun awa Tah un Pembang unan Pengelo la Jumla h Pengh uni Kondisi Prasarana CKyang Ada
** Untuk data Kondisi Rusunawa di Kabupaten Tana Toraja masih dalam Proses Penyusunan
Tabel 8.6
Data Program Perdesaan di Kabupaten Tana Toraja Tahun
No. Program/Kegiatan Lokasi Volume/ Satuan Status infrastruktur Kondisi
** Untuk data Program Perdesaan di Kabupaten Tana Toraja masih dalam Proses Penyusunan
C. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman Tabel 8.7
Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman Kabupaten Tana Toraja
No. Permasalahan Pengembangan Permukiman Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi 1. Aspek Pendanaan
Terbatasnya dana dari
berbagai sumber dana yang
dapat digunakan untuk
pembangunan prasarana dan sarana permukiman dari
APBD Kabupaten, APBD
Provinsi, APBN, swasta dan Swadaya Masyarakat
Karena harga lahan yang tinggi sehingga ketersediaan lahan juga terbatas sehingga akan menghambat proses pengembangan permukiman Adanya pengorganisasian secara terpadu pendanaan dari
berbagai sumber (APBD
Kabupaten, APBD
Provinsi, APBN dan Swadaya).
2. Aspek Kelembagaan
Masih terbatasnya SDM sebagai unsur pelaksana kegiatan, baik dalam instansi pemerintah maupun dalam
Organisasi Masyarakat Kelembagaan daerah yang menangani bidang kecipta-karyaan masih lemah dalam Perlu dilakukan reorganisasi kelembagaan yang menangani Bidang Kecipta Karyaan khususnya
Setempat (OMS) sebagai pelaku kunci utama pada penyelenggaraan
pengembangan permukiman,
maupun institusi dan
penyediaan prasarana dan sarana pendukung lainnya. Kendala-kendala inilah yang dapat menghambat proses pembangunan permukiman,
khusunya pada kawasan
perkotaan. penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman pengembangan permukiman yang didukung dengan
uraian tugas dan fungsi (tupoksi) yang jelas,
serta penempatan
tenaga pelaksana
sesuai dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja yang dimiliki.
5. Aspek Peran Serta Masyarakat
Masih kurangnya kesadaran
masyarakat tentang
pentingnya partisipasi
sebagai pendampingan
dalam pengembangan
permukiman baik secara individual maupun organisasi masyarakat yang ada.
Melakukan sosialisasi secara menyeluruh terlebih dahulu akan pentingnya pengembangan permukiman untuk kesejahteraan masyrakat. Peningkatan peran
serta masyarakat dalam menangani program/kegiatan pengembangan permukiman baik individu maupun Organisasi Masyarakat.
8.1.3 Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman
Analisiskebutuhanmerupakan
tahapanselanjutnyadariidentifikasi kondisieksisting.Analisis kebutuhanmengaitkan kondisieksisting dengan target kebutuhan
yang harus dicapai. Terdapat arahan
kebijakanyangmenjadiacuanpenetapantarget pembangunan bidang CiptaKaryakhususnyasektorpengembangan permukimanbaikdi tingkatPusatmaupunditingkatkabupaten/kota.DitingkatPusatacua n kebijakan meliputiRPJMN2010-2014,MDGs2015(pengurangan proporsirumah tangga kumuhtahun2020),StandarPelayananMinimal
kabupaten/kota meliputi target RPJMD, RTRW
Kabupaten/Kota,
maupunRenstraSKPD.Acuankebijakantersebuthendaknyamenja di
dasarpadatahapananalisiskebutuhanpengembanganpermukiman di Kabupaten Tana Toraja :
a. Sistem Infrastruktur Permukiman yang Dibutuhkan
Pengembangan infrastruktur permukiman Kabupaten Tana Torajayang diusulkan adalah adanya keserasian dan keseimbangan pembangunan infrastruktur permukiman perkotaan dan perdesaan diharapkan mengacu kepada konsep pembangunan prasarana kota terpadu antar sektor sesuai dengan rencana induk sistem prasarana dan sarana yang ada seperti peningkatan kualitas permukiman kumuh dan pengembangan pemukiman baru yang ditunjang dengan pembangunan sektor lainnya sepertipembangunan drainase, persampahan, pengelolaan air limbah dan pembangunan jalan kota.
Sistem infrastruktur permukiman tersebut merupakan infrastruktur dasar yang dibutuhkan dalam pengembangan permukiman, baik pada kawasan perkotaan maupun perdesaan. Penyediaan infrastruktur permukiman Kabupaten Tana Toraja didasarkan pada kebutuhan prioritas yang diperlukan penanganan secara terpadu dan berkelanjutan. Infrastruktur permukiman yang diusulkan didasarkan pada kebutuhan prioritas
yang perlu penanganan, antara lain:
Pembangunan prasarana jalan.
Pembangunan prasarana drainase.
Pembangunan prasarana air minum.
Tabel 8.8
Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di Perkotaan Untuk 5 Tahun
No. Uraian Unit Tahun
I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V Ket 1 Jumlah Penduduk Jiwa Kepadatan Penduduk Jiwa/ km2 Proyeksi Persebaran Penduduk Jiwa/ km2 Proyeksi Persebaran Penduduk Miskin Jiwa/ km2 2 Sasaran Penurunan Kawasan Kumuh Ha 3 Kebutuhan Rusunawa TB 4 Kebutuhan RSH Unit 5 Kebutuhan Pengembangan Permukiman Baru Kws
**Data Tidak Tersedia
Tabel8.9
Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di Perdesaan yang Membutuhkan Penanganan Untuk 5 Tahun
No. Uraian Unit Tahun
I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V Ket 1 Jumlah Penduduk Jiwa
**Data Tidak Tersedia
8.1.4 Program – program Sektor Pengembangan Permukiman
1. Program Prioritas Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh a. Perbaikan Lingkungan Permukiman, dengan Kegiatan : b. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat ( PNPM )
kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan yang terpencil dan terisolir.
c. Program Prioritas Dukungan terhadap Kawasan RSH, skala kawasan dan skala lingkungan berupa penyediaan Infrastruktur Primer :
Pembangunan jalan akses, jalan poros, drainase primer Penyediaan SPAM
Pembangunan prasarana dan sarana air limbah terpusat/komunal
2. Program Perioritas Pembangunan Infrastruktur Pedesaan. Skala Kawasan :
a. Pengembangan prasarana dan sarana desa Agropolitan. b. Pengembangan wilayah perbatasan
Pembinaan pengembangan wilayah perbatasan pada 6 kawasan perbatasan dengan kabupaten lainnya.
Penyediaan prasarana dan sarana kawasan perbatasan.
Adapun alaur fungsi dan program pengembangan permukiman tergambar dalam gambar 8.1.
Sumber:Dit.Pengembangan Permukiman,2012
Gambar 8.1Alur ProgramPengembanganPermukiman 8.1.5 Usulan Program dan Kegiatan
a. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan
Permukiman
Setelahmelalui tahapananalisis kebutuhan
untukmengisikesenjangan
antarakondisieksistingdengankebutuhanmakaperludisusunus ulan programdankegiatan.
Tabel 8.10
Format Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur Permukiman Kabupaten Tana Toraja
No. Program/Kegiatan Volume/s
atuan Biaya (Rp) Lokasi
Kriteria Kesiapan
1 Dukungan PSD Penataan dan
Rehabilitasi Kawasan 1 3.500.000.000 Kab. Tana Toraja
2 Fasilitasi Pemb. Prasarana & Sarana dasar Permukiman berbasis Masyarakat
1 550.000.000 Kab. Tana Toraja
3
Revitalisasi Kawasan Ge'tengan 1 750.000.000 Kecamatan Ge'tengan 4
Revitalisasi Kawasan Rembon 1 750.000 .000 Kecamatan
Rembon 5 Revitalisasi Kawasan Buntu
Buraka 1 2.000.000.000 Pasar Seni
6 Penyelenggaraan Penataan
Bangunan Kawasan Pusaka 1 5.765.000.000 Pasar Seni
7 Fasilitasi Penyusunan PTMP dan
DED 1 500.000.000 Kota Makale
8
Drainase Kawasan Saluputti 5.000 3.500.000.000 Kec. Saleputti
9
Drainase Kawasan Buakayu 4.000 2.625.000.000 Kec.
Bonggakaradeng 10 Jalan Lingkungan Gapura ke
Gereja Kibaid 750 3.150.000.000 Kab. Tana Toraja
11 Pembuatan jln ling.
Karuaya-Sepang-Ledan sandabilik 750 5.250.000.000 Kab. Tana Toraja 12 Rabat Jln pendidikan/Lingkar
No. Program/Kegiatan Volume/s
atuan Biaya (Rp) Lokasi
Kriteria Kesiapan
13 Pembuatan Jalan lingkar
Permukiman 800 2.800.000.000 Kab. Tana Toraja
14 Pembangunan/Peningkatan Jalan Lingkungan dan aluran Air Hujan
0,27 0 Bulo
15 Pembangunan/Peningkatan Jalan Lingkungan dan aluran Air Hujan
0,009 0 Lallangan
16 Pembangunan/Peningkatan Jalan Lingkungan dan aluran Air Hujan 0,01 0 Pantan 17 · Sarana Prasarana Penanggulangan Bahaya Kebakaran 1 0 · Kampung Pisang 18 · Sarana Prasarana Penanggulangan Bahaya Kebakaran 1 0 · Pengadilan 19 · Pembangunan/Peningkatan Jalan Lingkungan dan aluran Air Hujan
0,003 0 Lalllangan II
20 · Pembangunan/Peningkatan Jalan Lingkungan dan aluran Air Hujan
0,004 0 Doakang
b. Usulan Pembiayaan Pengembangan Permukiman
Dalampengembanganpermukiman,PemerintahDaerahdid oronguntuk terus meningkatkan alokasinya pada sektor
tersebut serta
mencarialternatifsumberpembiayaandarimasyarakatdan swasta(KPS,CSR).
Tabel 8.11
Contoh Usulan Pembiayaan Proyek N o Program/kegiat an APB N APB D Prov APBD Kab/ko ta Masyara kat Swa sta CS R Total 1 Dukungan PSD Penataan dan Rehabilitasi Kawasan
3.500.00 0.000
700.000.
000 350.000.000 0 0 0
4.550.000.000
2 Fasilitasi Pemb. Prasarana & Sarana dasar Permukiman berbasis Masyarakat 550.000. 000 0 0 0 0 0 550.000.000 3 Revitalisasi Kawasan Ge'tengan 750.000. 000 0 75.000 000 0 0 0 750.000.000 4 Revitalisasi Kawasan Rembon 750.000 .000 0 75.000 000 0 0 0 750.000.000
5 Revitalisasi Kawasan Buntu Buraka 2.000.00 0.000 400.000. 000 200.000.000 0 0 0 2.600.000.000 6 Penyelenggaraan Penataan Bangunan Kawasan Pusaka 5.765.00 0.000 0 0 0 0 0 5.765.000.000 7 Fasilitasi Penyusunan PTMP dan DED 500.000. 000 0 0 0 0 0 500.000.000 8 Drainase Kawasan Saluputti 3.500.00 0.000 700.000. 000 350.000.000 0 0 0 4.550.000.000 9 Drainase Kawasan Buakayu 2.625.00 0.000 560.000. 000 280.000.000 0 0 0 3.640.000.000
10 Jalan Lingkungan Gapura ke Gereja Kibaid 3.150.00 0.000 262.500.000 0 0 0 2.887.500.000 11 Pembuatan jln ling. Karuaya-Sepang-Ledan sandabilik 5.250.00 0.000 525.00.0 00 315.000.000 0 0 0 4.095.000.000 12 Rabat Jln pendidikan/Lingkar Miallo 2.800.00 0.000 630.000. 000 525.000.000 0 0 0 6.825.000.000
13 Pembuatan Jalan lingkar Permukiman 2.800.00 0.000 1.050.00 0.000 280.000.000 0 0 0 3.640.000.000 14 Pembangunan/Peningkat an Jalan Lingkungan dan aluran Air Hujan
0 560.000.
000 0 0 0 0 560.000.000
15 Pembangunan/Peningkat an Jalan Lingkungan dan aluran Air Hujan
0 0 0 0 0 0 0
16 Pembangunan/Peningkatan Jalan Lingkungan dan aluran Air Hujan
0 0 0 0 0 0 0 17 · Sarana Prasarana Penanggulangan Bahaya Kebakaran 0 0 0 0 0 0 0 18 · Sarana Prasarana Penanggulangan Bahaya Kebakaran 0 0 0 0 0 0 0 19 · Pembangunan/Peningkat an Jalan Lingkungan dan aluran Air Hujan
0 0 0 0 0 0 0
20 · Pembangunan/Peningkat an Jalan Lingkungan dan aluran Air Hujan
Tabel 8.12
Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman Kabupaten Tana Toraja
N o
Sektor
Program Rincian Kegiatan Lokasi Vol Satuan
Tahu n Sumber Pembiayaan APBN DA K APBD Prov. APBD Kab/kota BUM D KPS/ Swast a Masyarak at CS R Rupiah Murni PL N -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 3 Pengembang an Permukiman Dukungan PSD Penataan dan Rehabilitasi Kawasan
Kab. Tana Toraja 1 Kawasa n Tahu n 2015 3.500.000.0 00 0 0 700.000.000 350.000.00 0 0 0 0 0
Fasilitasi Pemb. Prasarana & Sarana dasar
Permukiman berbasis Masyarakat Kab. Tana Toraja 1 Kawasa n Tahu n 2015 550.000.000 0 0 0 0 0 0 0 0 Revitalisasi Kawasan Ge'tengan Kecamatan Ge'tengan 1 Kawasa n Tahu n 2015 750.000.000 0 0 0 75.000 000 0 0 0 Revitalisasi Kawasan Rembon Kecamatan Rembon 1 Kawasa n Tahu n 2015 750.000 .000 0 0 0 75.000 000 0 0 0 0 Revitalisasi Kawasan
Buntu Buraka Pasar Seni 1
Kawasa n Tahu n 2015 2.000.000.0 00 0 0 400.000.000 200.000.00 0 0 0 0 0 Penyelenggaraan Penataan Bangunan Kawasan Pusaka
Pasar Seni 1 Kawasa n Tahu n 2015 5.765.000.0 00 - - - - 0 Fasilitasi Penyusunan
PTMP dan DED Kota Makale 1
Kawasa n Tahu n 2015 500.000.000 0 0 0 0 0 0 0 Drainase Kawasan
Saluputti Kec. Saleputti 5.00 0 meter Tahu n 2016 3.500.000.0 00 0 0 700.000.000 350.000.00 0 0 0 0 0 Drainase Kawasan Buakayu Kec. Bonggakarade ng 4.00 0 meter Tahu n 2016 2.800.000.0 00 0 0 560.000.000 280.000.00 0 0 0 0 0
Jalan Lingkungan Gapura ke Gereja Kibaid Kab. Tana Toraja 750 meter Tahu n 2016 2.625.000.0 00 0 0 525.00.000 262.500.00 0 0 0 0 0 Pembuatan jln ling. Karuaya-Sepang-Ledan sandabilik Kab. Tana Toraja 750 meter Tahu n 2016 3.150.000.0 00 0 0 630.000.000 315.000.00 0 0 0 0 0
Pembuatan Jalan lingkar Permukiman Kab. Tana Toraja 800 meter Tahu n 2016 2.800.000.0 00 0 0 560.000.000 280.000.00 0 0 0 0 0 Pembangunan/Peningka tan Jalan Lingkungan dan aluran Air Hujan
Bulo 0,27 Hektare Tahu n 2017 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Pembangunan/Peningka tan Jalan Lingkungan dan aluran Air Hujan
Lallangan 0,00 9 Hektare Tahu n 2017 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Pembangunan/Peningkata n Jalan Lingkungan dan aluran Air Hujan
Pantan 0,01 Hektare Tahu n 2018 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Tahu n 2018 0 0 0 0 0 0 0 0 0 · Sarana Prasarana Penanggulangan Bahaya Kebakaran · Kampung Pisang 1 Kawasa n Tahu n 2018 0 0 0 0 0 0 0 0 0 · Sarana Prasarana Penanggulangan Bahaya Kebakaran · Pengadilan 1 Kawasa n Tahu n 2018 0 0 0 0 0 0 0 0 0 · Pembangunan/Peningka tan Jalan Lingkungan dan aluran Air Hujan
Lalllangan II 0,00 3 Hektare Tahu n 2019 0 0 0 0 0 0 0 0 0 · Pembangunan/Peningka tan Jalan Lingkungan dan aluran Air Hujan
Doakang 0,00 4 Hektare Tahu n 2019 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8.2 PEN AT AAN B ANG UN AN & LIN GKUNG AN
8.2.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
Rencana penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten meliputi 4 (empat) kawasan yaitu, kawasan Pusat perdagangan, kawasan Pusat pemerintahan (kantor Bupati), kawasan objek wisata dan kawasan pusat pengembangan budaya
Sumber :Dit. PBL,DJCK,2012
Gambar 8.1LingkupTugasPBL
8.2.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan A. Isu Strategis
Wujud bangunan dirancang dengan dasar pertimbangan fungsi bangunan, khususnya bangunan perdagangan komersial harus bersifat rekreatif dan dinamis serta memberikan dampak psikologis yang mendukung sebagai bangunan bisnis. Disamping itu faktor lain yang perlu diperhatikan dalam mengolah wujud bangunan yaitu : kondisi topografi, iklim lingkungan, ciri arsitektur tropis, mencerminkan budaya setempat, keserasian dengan lingkungan sekitar serta mempertimbangkan pemakaian bahan bangunan lokal yang berkualitas baik.
Untuk wujud bangunan yang menyangkut fungsi bangunan yang monumental atau meyangkut lingkungan kota atau memerlukan
penampilan bangunan yang bercirikan tradisional atau khas daerah maka perlu dikonsultasikan dengan tenaga ahli yang berpengalaman.
Tabel 8.13
Isu Strategis Sektor PBL di Kabupaten Tana Toraja No
.
Kegiatan
Sektor PBL Isu Strategis Sektor PBL di Kabupaten Tana Toraja
1. Penataan Lingkungan Permukiman
PBL mengatasi tingginya frekuensi kejadian kebakaran di perkotaan
Pemenuhankebutuhanruangterbukapublikdanruangterbu ka hijau(RTH)diperkotaan
Revitalisasidanpelestarianlingkunganpermukimantradisio naldan bangunanbersejarahberpotensiwisata untuk menunjang tumbuhkembangnyaekonomilokal
Peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhanStandarPelayananMinimal Pelibatanpemerintahdaerahdanswasta sertamasyarakatdalam penataanbangunandanlingkungan 2. Penyelenggara an Bangunan Gedung dan Rumah Negara
Tertib pembangunan dan keandalan bangunan gedung
(keselamatan,kesehatan,kenyamanandankemudahan);
Pengendalian
penyelenggaraanbangunangedungdenganperda bangunangedungdiKab. Takalar
Tantangan untuk mewujudkan bangunan gedung
yang fungsional,
tertib,andaldanmengacupadaisulingkungan/ berkelanjutan;
Tertibdalampenyelenggaraandanpengelolaanasetgedu ngdan rumahnegara;
Peningkatan kualitas pelayanan
3 Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulanga n Kemiskinan Jumlahmasyarakatmiskinpadatahun2012sebesar29,13 juta orangatausekitar11,96%daritotalpendudukIndonesia; RealisasiDDUBtidaksesuaidengankomitmenawalterma suk sharingin-cashsesuaiMoUPAKET; c. Keberlanjutandansinergiprogrambersamapemerintahd aerah dalampenanggulangankemiskinan.
B. Kondisi Eksisting
Secara umum penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Tana Toraja khususnya di daerah perkotaan dan perdesaan sudah dilakukan berdasarkan rencana tata ruang dan perda yang ada, namun beberapa pembangunan gedung yang dilakukan oleh masyarakat hanya mengikuti selera dan kemauan mereka sendiri sehingga struktur dan model serta luas lahan yang digunakan tidak mengikuti kaidah yang sudah ditetapkan dalam konsep tata ruang dan aspek teknis sering diabaikan sehingga hasilnya kurang baik. Oleh karena itu perlu dilakukan pembenahan oleh pihak berkompoten secara tegas dan konsisten, namun tetap dilakukan secara persuasive sehingga pembangunan yang berjalan tidak menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan.
Tingkat kualitas struktur bangunan adalah presentase banyaknya bangunan rumah tidak memenuhi syarat pondasi, dinding (kerangka Bangunan), atap serta lantai suatu bangunan rumah tinggal yang sehat. Semakin banyak rumah dalam suatu lingkungan pemukiman yang tidak memenuhi criteria kebutuhan minimal keselamatan dan keamanan mengindikasikan kondisi lingkungan permukiman semakin kumuh. Tingkat kepadatan bangunan adalah jumlah unit bangunan per satuan luas (ha) dalam suatu lingkungan permukiman dimana suatu lingkungan permukiman kumuh salah satu disebabkan oleh tingkat kepadatan tinggi akibat keterbatasan lahan yang tersedia. Semakin padat bangunan prasarana dan sarana terbatas sehingga pemenuhan kebutuhan lingkungan pemukiman menjadi rendah. Presentase jumlah rumah tinggal yang tidak memenuhi syarat kesehatan dan kenyamanan dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek yaitu : Pencahayaan, Penghawaan, serta suhu Udara dan kelembaban dalam ruangan dalam suatu lingkungan permukiman. Tingkat penggunaan luas lantai bangunan adalah luas yang dipergunakan untuk melakukan aktivitas social, ekonomi dan
budaya dalam rumah setiap orang atau kebutuhan ruang perorang dihitung berdasarkan aktivitas dasar manusia dalam rumah. Ketmen PU No. 403/KPTS/M/2002 tentang pedoman teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat, kebutuhan ruang per orang adalah 9 meter persegi dengan perhitungan ketinggian rata-rata langit adalah 2.80 m. rendahnya luas lantai bangunan mengakibatkan ruang gerak seseorang untuk melakukan aktivitassehari-hari semakin terbatas, sehingga menyebabkan penghuni hidup tidak sehat, dan tidak mampu melakukan kegiatan hidup sehari-hari secara layak.
Tabel 8.14
Peraturan Daerah / Peraturan Bupati terkaiPenataan Bangunan dan Lingkungan
N o
Perda/Peraturan Gubernur/Peraturan Bupati/Peraturan lainnya
Ket
No Tahun Tentang
1 Perda Prov Sulsel No 9 2009 Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulsel
2 Perda Kab Tana
TorajaNo 10 2011
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tana Toraja
3 Perda Kab Tana Toraja
No 2 2009 Bangunan Gedung
Tabel 8.15
Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Tradisional RTH Pemenuhan SPM Penanganan Kebakaran Nama Kawasan Dukungan Infrastruk turCK Lokasi/ Nama RTH Luas RTH % Luas RTH Keter sediaan IMB % IMB HS BGN Instan- si Prasarana Kebakaran (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Kec. A: Kec: B: Kec. C: Kec. D:
**Data Tidak Tersedia
Tabel 8.16
Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara No . Kawasan/Keca matan Jumlah BG Negara berdasarkan fungsi Status Kepemilika n Kondisi Banguna n Ketersediaa n Utilitas BG (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. FungsiHunian: ...unit FungsiKeagamaan : ... unit FungsiUsaha: ... unit FungsiSosialBuda ya: ...unit FungsiKhusus : ...unit
**Data Tidak Tersedia
Tabel 8.17
Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
No. Kecamatan Kegiatan PNPM
Perkotaan (P2KP)
Kegiatan Pemberdayaan
Lainnya
(1) (2) (3) (4)
C. Permasalahan dan Tantangan
Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalahan dan tantangan yang dihadapi, antara lain: Lingkungan perkantoran / instansi pemerintah tersebar pada
beberapa lokasi, sehingga baik dari segi penataan bangunan maupun lingkungan mengalami kendala tersendiri, yang pada akhirnya berpengaruh pada aspek pelayanan kepada masyarakat. Di pihak lain sebagian kondisi fisk bangunan sudah tua sehingga perlu di revitalisasi dan di relokasi .
Kondisi bangunan khususnya bangunan rumah penduduk di daerah bantaran sungai umumnya tidak memenuhi kriteria teknis suatu bangunan dari hal jarak antara rumah, penataan dan pelestarian lingkungan daerah aliran sungai, sehingga sangat rentan terhadap berbagai resiko seperti menimbulkan lingkungan kumuh karena tidak teratur, banjir serta lingkungan yang tidak sehat.
Tabel 8.18
Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan
No
. Aspek PBL Permasalahan yang dihadapi
Tantangan Pengembang an Alterna tif Solusi I. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman
1. Aspek Teknis Umumnya bangunan memenuhi
syarat teknis maupun
keserasian bangunan dan lingkungannya seperti yang
terjadi di kawasan
perumahan,perkantoran,perdag angan dan pada kawasan khusus seperti kawasan wisata dan kawasan bersejarah. Dilain pihak masih banyak bangunan
yang melanggar garis
sempadan jalan, sungai, pantai dan kawasan non budidaya lainnya. Belum optimalnya kinerja instansi yang berwenang yang melakukan perencanaan, pengaturan dan pembinaan teknis maupun dalam
No
. Aspek PBL Permasalahan yang dihadapi
Tantangan Pengembang an Alterna tif Solusi pelaksanaan fisik di lapangan 2. Aspek Kelembagaan
Belum adanya peraturan daerah yang mengatur tentang penyelenggaraan bangunan gedung Kegiatan penataan lingkungan untuk mendukung fungsi kawasan tertentu belum dilakukan karena belum optimalnya kinerja instansi yang berwenang yang melakukan perencanaan, pengaturan dan pembinaan teknis maupun dalam pelaksanaan fisik di lapangan 3. Aspek Pembiayaan
Masih terbatasnya kemampuan
APBD untuk mendanai
kegiatan-kegiatan bangunan gedung Masih terbatasnya kemampuan sumber daya manusia aparatur daerah yang menangani dan masih terbatasnya kemampuan APBD untuk
No
. Aspek PBL Permasalahan yang dihadapi
Tantangan Pengembang an Alterna tif Solusi mendanai kegiatan-kegiatan tersebut serta masih kurangnya pemahaman tentang pentingnya penataan lingkungan dalam rangka mendorong peningkatan fungsi kawasan seiring dengan meningkatnya lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi kerakyatan 4. Aspek Peran Serta Masyarakat/swa sat
Kurangnya kerjasama yang baik
antara pemerintah dan
masyarakat serta swasta dalam
penataan bangunan dan
lingkungan Kurangnya pemahaman tentang pentingnya penataan lingkungan dalam rangka mendorong peningkatan fungsi kawasan 5. Aspek Lingkungan Permukiman
Buruknya kualitas lingkungan terbangun dan Orientasi
pembangunan yang belum
memfokuskan pada
keseimbangan dan kelestarian lingkungan Kurangnya kesadaran serta pemahaman masyarakat akan pentingnya
No
. Aspek PBL Permasalahan yang dihadapi
Tantangan Pengembang an Alterna tif Solusi lingkungan permukiman
II. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
1. Aspek Teknis 2. Aspek Kelembagaan 3. Aspek Pembiayaan 4. Aspek Peran Serta Masyarakat/swa sat 5. Aspek Lingkungan Permukiman
III. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
1. Aspek Teknis 2. Aspek Kelembagaan 3. Aspek Pembiayaan 4. Aspek Peran Serta Masyarakat/swa sat 5. Aspek Lingkungan Permukiman
8.2.3 Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan
Penataan bangunan dan lingkungan bertujuan untuk menjamin kondisi bangunan (menata dan mengatur) karena akan dijadikan dasar pada masa yang akan datang. Jika ditinjau dari intensitas bangunan yang ada saat ini, maka penataan bangunan belum dilakukan dengan baik. Rencana penataan bangunan dan lingkungan terutama pada daerah yang sudah terbangun harus memperhatikan kelestarian lingkungan. Untuk itu, maka pada
beberapa daerah yang peruntukannya sebagai lahan bebas bangunan akan dijadikan sebagai open space untuk memberikan nuansa nuansa lingkungan yang asri.Analisis kebutuhan Program dan Kegiatan untuk sektor PBL oleh Kab/Kota, hendaknya mengacu pada Lingkup Tugas DJCK untuk sektor PBL yang dinyatakan pada Permen PU No. 8 Tahun 2010 yaitu :Kegiatan Penataan
Lingkungan Permukiman.
Penataan Bangunan Lingkungan.
Wujud bangunan dirancang dengan dasar pertimbangan fungsi bangunan, khususnya bangunan perdagangan komersial harus bersifat rekreatif dan dinamis serta memberikan dampak psikologis yang mendukung sebagai bangunan bisnis. Disamping itu faktor lain yang perlu diperhatikan dalam mengolah wujud bangunan yaitu : kondisi topografi, iklim lingkungan, cirri arsitektur tropis, mencerminkan budaya setempat, keserasian dengan lingkungan sekitar serta mempertimbangkan pemakaian bahan bangunan lokal yang berkualitas baik.
Untuk wujud bangunan yang menyangkut fungsi bangunan yang monumental atau meyangkut lingkungan kota atau memerlukan penampilan bangunan yang bercirikan tradisional atau khas daerah maka perlu dikonsultasikan dengan tenaga ahli yang berpengalaman.
Kabupaten belum menyelesaikan perda bangunan gedung sebagai acuan dalam menata bangunan dan lingkungan, belum terakomodasi.
Masih tidak dilibatkannya Tim ahli bangunan gedung yang berfungsi dalam pembinaan penataan bangunan dan lingkungan.
Pemda belum menerbitkan sertifikasi layak Fungsi (SLF) bagi seluruh bangunan gedung yang ada terutama bangunan Pasilitas Umum dan Perkantoran.
Kebutuhan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
No. Uraian Satuan
Kebutuhan Ket Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
A. Kegiatan Penataan Lingkunan Permukiman
1. RuangTerbuka Hijau(RTH) M2 2. RuangTerbuka M2 3. PSD unit 4. PS Lingkungan unit 5. HSBGN laporan 6. PelatihanTeknis Tenaga Pendata HSBGN laporan 7. lainnya
II. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
1. BangunanFungsi Hunian unit 2. BangunanFungsi Keagamaan unit 3. BangunanFungsi Usaha unit 4. BangunanFungsi SosialBudaya unit 5. BangunanFungsi Khusus unit 6. Bintek Pembangunan GedungNegara laporan 7. lainnya
III. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
1. P2KP
2. lainnya
**Data Tidak Tersedia
8.2.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan PBL
Untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai dalam penataan bangunan dan lingkungan, beberapa program penataan bangunan dan lingkungan yang diusulkan, antara lain:
1. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman; a) Sarana dan Prasarana Revitalisasi Kawasan
c) Sarana dan Prasarana Penataan Ruang Terbuka Hijau ( RTH )
d) Sarana dan Prasarana Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional/ Bersejarah
e) Pembangunan Fisik PSD Revitalisasi
2. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
a) Penyusunan Ranperda Bangunan Gedung b) Penyusunan RTBL
c) Kelengkapan Aksesibilitas Bangunan Gedung
3. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan.
a) P2KP
8.2.5 Usulan Program dan Kegiatan
Tabel 8.21
Contoh Tabel Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Tana Toraja
No Sektor
Program Rincian Kegiatan Lokasi Vol Satuan Tahun
Sumber Pembiayaan APBN DAK APBD Prov. APBD Kab/kota BUMD KPS/ Swasta Masyarakat CSR Rupiah Murni PLN -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 1 Penataan Bangunan dan Lingkungan Dukungan PSD Penataan dan Rehabilitasi Kawasan
Kab. Tana Toraja 1 Kawasan Tahun
2015 3.500.000.000 0 0 700.000.000 350.000.000 0 0 0 0 Fasilitasi Pemb. Prasarana & Sarana dasar Permukiman berbasis Masyarakat
Kab. Tana Toraja 1 Kawasan Tahun
2015 550.000.000 0 0 0 0 0 0 0 0 Revitalisasi Kawasan Ge'tengan Kecamatan Ge'tengan 1 Kawasan Tahun 2015 750.000.000 0 0 0 75.000 000 0 0 0 Revitalisasi Kawasan Buntu Buraka
Pasar Seni 1 Kawasan Tahun
2015 2.000.000.000 0 0 400.000.000 200.000.000 0 0 0 0
Penyelenggaraan Penataan Bangunan Kawasan Pusaka
Pasar Seni 1 Kawasan Tahun
2015 5.765.000.000 - - - 0
Fasilitasi Penyusunan PTMP dan DED
Kota Makale 1 Kawasan Tahun
2015 500.000.000 0 0 0 0 0 0 0 0
Revitalisasi
Kawasan Saluputti Kec. Saluputti 1 Kawasan Tahun
2016 750.000.000 0 0 0 75.000.000 0 0 0 0
Revitalisasi Kawasan Lindobulan
Kec. Rembon 1 Kawasan Tahun
Revitalisasi Kawasan kondodewata
Kec. Mappak 1 Kawasan Tahun
2016 3.500.000.000 0 0 700.000.000 350.000.000 0 0 0 0
Penataan dan Revitalisasi Kawasan Pasar Kondodewata
Kec. Mappak 1 Kawasan Tahun
2016 1.500.000.000 0 0 300.000.000 150.000.00 0 0 0 0
Revitalisasi Kawasan Rantetayo
Kec. Rantetayo 1 Kawasan Tahun
2016 1.000.000.000 0 0 200.000.000 100.000.000 0 0 0 0
Penataan dan Revitalisasi Kawasan Pasar Bittuang
Kec. Bittuang 1 Paket Tahun
2016 1.500.000.000 0 0 300.000.000 150.000..000 0 0 0 0
Sarana Prasarana Penanggulangan Bahaya Kebakaran
Bebo' 0,01 Hektare Tahun
2016 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sarana Prasarana Penanggulangan Bahaya Kebakaran
Pengadilan 0,03 Hektare Tahun
2016 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sarana Prasarana Penanggulangan Bahaya Kebakaran
Bulo 0,27 Hektare Tahun
2016 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Revitalisasi
Kawasan Lekke Kec. Simbuang 1 Kawasan Tahun 2017 2.500.000.000 0 0 500.000.000 250.000.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Revitalisasi Kawasan Rantelemo Kec. Makale Utara 1 Kawasan Tahun 2017 750.000.000 0 0 0 75..000.000 0 0 0 0 Revitalisasi
Kawasan Mebali Kec. Gandasil 1 Kawasan Tahun
2017 750.000.000 0 0 0 75..000.000 0 0 0 0
Penataan dan Revitalisasi Pasar Rantetayo
Kec. Rantetayo 1 Paket Tahun
2017 1.500.000.000 0 0 300.000.000 150.000.000 0 0 0 0
Sarana Prasarana Penanggulangan Bahaya Kebakaran
Kampung Pisang 0,03 Hektare Tahun
Sassa' 0,01 Hektare Tahun
2018 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sarana Prasarana Penanggulangan Bahaya Kebakaran
Pantan 0,01 Hektare Tahun
2018 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sarana Prasarana Penanggulangan Bahaya Kebakaran
Sassa' 0,01 Hektare Tahun
2018 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sarana Prasarana Penanggulangan Bahaya Kebakaran
Lalllangan 1 0,009 Hektare Tahun
2019 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sarana Prasarana Penanggulangan Bahaya Kebakaran
Lalllangan II 0,003 Hektare Tahun
2019 0 0 0 0 0 0 0 0 0 · Sarana Prasarana Penanggulangan Bahaya Kebakaran
Doakang 0,004 Hektare Tahun
8.3 SISTEM PENYEDI AAN AIR M INUM
8.3.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
Sub bidang air minum Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum memiliki program dan kegiatan yang bertujuan meningkatkan pelayanan air minum di perdesaan maupun perkotaan, khususnya bagi masyarakat miskin di kawasan rawan air. Selain itu meningkatkan keikutsertaan swasta dalam investasi dalam pembangunan sarana air minum di perkotaan.
8.3.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan,dan Tantangan
A. Isu Strategis Pengembangan SPAM
Cakupan pelayanan air minum dengan perpipaan maupun non perpipaan rendah, sehingga diperlukan pembangunan jaringan sistem air minum baru dalam rangka menambah jumlah masyarakat yang mendapat pelayan air minum dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat, diantaranya :
1. Pembangunan jaringan sistem Penyediaan Air Minum di Ibukota Kecamatan (IKK)
2. Pembangunan jaringan sistem Penyediaan Air Minum di Kawasan MBR
3. Pembangunan jaringan sistem Penyediaan Air Minum Perdesaan
B. Kondisi Eksisting Pengembangan SPAM
1. Gambaran Umum Sistem Penyediaan dan Pengelolaan
Cakupan eksisting pelayanan sektor air bersih / air minum dikelompokkan dalam 3 kategori : (i) Cakupan kecil (0-35) %, (ii) Cakupan sedang (36-70) %, (iii) Cakupan besar (71-100) %.
Kabupaten Tana Toraja masuk kategori sedang dengan cakupan pelayanan 36-70 %.
pengelolaan air minum di Kab. Tana Toraja saat ini, belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat kota secara baik yang dikelola PDAM. Oleh karena itu dari hasil evaluasi yang dilakukan menunjukkan perlunya peningkatan kapasitas sarana dan prasarana, demikian pula kualitas air yang tidak memenuhi syarat sehingga kurang layak untuk di konsumsi khususnya pada musim hujan.
Data eksisting sarana dan prasarana air bersih Kab. Tana Toraja saat ini dapat dilihat pada tabel terlampir.
2. Sistem Non Perpipaan
a) Aspek Teknis; Sistem non perpipaan yang ada umumnya berupa sumur , baik berupa sumur gali maupun sumur bor, dimana untuk sumur bor masih sangat terbatas penggunaannya akibat biaya yang cukup besar..
b) Aspek Pendanaan; Mengingat ketersediaan dana dari pemerintah maupun kemampuan masyarakat dalam membiayai penyediaan sarana dan prasarana air bersih sangat terbatas, maka diperlukan dukungan dana dari pihak ke tiga yang diharapkan mampu membantu kebutuhan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air bersih sehingga kesehatan masyarakat terkait dengan konsumsi air bersih bisa terpenuhi
c) Aspek Kelembagaan dan Peraturan; Belum adanya lembaga yang menangani masalah ini baik yang dilakukan oleh lembaga pemerintah maupun masayarakat, sehingga sampai saat ini hanya dilakukan secara individu. Penanganan prasarana ini juga biasanya dilakukan program pemberdayaan masyarakat dan program yang dilakukan oleh Dinas permukiman dan tata ruang daerah maupun propinsi.
3. Sistem Perpipaan
a) Aspek Teknis; Tingkat pelayanan rendah, hal ini disebabkan karena ketersediaan air baku yang ada tidak memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, sehingga perlu mencari sumber air baku baru yang diperkirakan mampu memenuhi tujuan tersebut. Operasional dan maintenance tidak sesuai standard, sehingga banyak mengalami kendala disamping itu ketersediaan tenaga untuk melayani operasionalisasi sistem perpipaan tersebut sangat kurang yang menyebabkan pelayanan kepada pelanggan mengalami kendala.
b) Aspek Pendanaan; Terbatasnya dana APBD, dimana kebutuhan lain yang sifatnya lebih urgen sehingga hingga saat ini pemenuhan dana memenuhi kebutuhan masyarakat yang belum terjangkau jaringan pipa belum dapat direaliasikan, disaming itu untuk menyediaan prasrana dan sarana memang memerlukan investasi yang cukup besar.
c) Aspek Kelembagaan dan Peraturan; Dari sisi kelembagaan sebenarnya sudah ada yaitu PDAM yang didukung oleh perda. Namun dari sisi efektifitas lembaga itu sendiri perlu ditingkatkan, hal ini terindikasi dengan masih banyaknya keluhan dari para pelanggan.
Tabel 8.22
Kondisi Eksisting Pelayanan SPAM Kabupaten Tana Toraja Sistem
Jaringan
Daerah Pelayanan Tingkat Pelayanan Sumber Air
Luas WP Jumlah Penduduk WP Jumlah Peduduk Terlayani % Penduduk %
Wilayah Lokasi Debit
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Total Kab/kota
C. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan SPAM 8.3.3 Permasalahan Pengembangan SPAM
Sasaran penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana air minum ditujukan untuk memenuhi kebutuhan air bersih seluruh masyarakat terutama di daerah perkotaan dan daerah yang mengalami kesulitan air bersih terutama pada musim kemarau
Permasalahan yang dihadapi adalah belum seluruh masyarakat menikmati kebutuhan air bersih yang layak baik kuantitas maupun kualitas.
Hal ini perlu mendapat perhatian mengingat air bersih merupakan kebutuhan primer sehingga usaha mengatasi dari seluruh stake holder perlu dilakukan secara terpadu.
Tabel 8.23
Contoh Identifikasi Permasalahan Pengembangan SPAM
No. Aspek Pengelolahan Air
Minum Permasalahan Tindakan Yang Sudah Dilakukan Yang Sedang Dolakukan (1) (2) (3) (4) (5) A. 1. 2. 3. Kelembagaan/Perundangan OrganisasiSPAM Tata Laksana(SOP, koordinasi,dll) SDM B. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. TeknisOperasional SumberAirBaku Bangunan Intake IPA ReservoirdanPompa Distribusi JaringanTransmisi JaringanDistribusi Sambungan Sambungan Rumah Rumah Meter Pelanggan
C. 1. 2. Pembiayaan: Sumber-sumberpembiayaan TarifRetribusi
No. Aspek Pengelolahan Air
Minum Permasalahan Tindakan Yang Sudah Dilakukan Yang Sedang Dolakukan 3. 4 Mekanisme penarikan retribusi Realisasi penerimaanretribusi D. 1. 2. 3 PeranSertaMasyarakat Penyuluhan Kemampuanmembayar retribusi Kemauanberpartisipasi
**Data Tidak Tersedia
Tabel 8.24
Analisis Permasalahan Melalui Perbandingan Alternatif Pemecahan Masalah No
.
Parameter yang Diperbandingkan
Alternatif-1 Alternatif-2 Alternatif-3
Tekni s Manfa at Biay a Tekni s Manfa at Biay a Tekni s Manfa at Biay a (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) A. 1. 2. 3. Kelembagaan/Perundan gan OrganisasiSPAM Tata Laksana(SOP, koordinasi,dll) SDM B . 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. TeknisOperasional SumberAirBak u Bangunan Intake IPA ReservoirdanPompa Distribusi JaringanTransmisi JaringanDistribusi Sambungan Sambungan Rumah Rumah Meter Pelanggan
C. 1. 2. 3. Pembiayaan: Sumber-sumberpembiayaan TarifRetribusi Mekanismepenari kan retribusi
Alternatif-1 Alternatif-2 Alternatif-3
Tekni s Manfa at Biay a Tekni s Manfa at Biay a Tekni s Manfa at Biay a (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 4 Realisasi penerimaanretribusi D. 1. 2. 3 PeranSertaMasyarakat Penyuluhan Kemampuanmemba yar retribusi Kemauanberpartisipasi
**Data Tidak Tersedia
8.3.4 Tantangan Pengembangan SPAM
Beberapa Hal yang menjadi tugas dari pemerintah Kabupaten Tana Toraja dalam meningkatkan Pelayanan Air Bersih untuk Masyarakat yaitu :
1. Seberapa besar kebutuhan masyarakat terhadap air bersih baik di daerah perkotaan maupun daerah perdesaan krisis air 2. Langkah apa yang akan dilakukan oleh pemda dan
masyarakat dalam mengatasi permasalahan air bersih.
3. Komitmen dan prioritas pendanaan dari pemerintah daerah untuk pengembangan SPAM masih rendah.
8.3.5 Analisis Kebutuhan Sistem Penyediaan Air Minum
1). Analisis Kondisi Pelayanan
Melihat kondisi ketersediaan air minum di Kab. Tana Toraja masih belum mampu melayani kebutuhan masyarakat secara optimal, hal ini disebabkan kapasitas produksi yang memang tidak cukup untuk memenuhi masyarakat kota disamping kualitas produksi air yang masih perlu ditingkatkan.
2). Analisis Kebutuhan Air daerah perkotaan
Berdasarkan data tersebut diatas menunjukkan bahwa alternatif program yang bisa dilakukan dan efisien dari segi operasional
adalah dengan menambah jaringan perpipaan dengan mencari sumber air baku yang baru yang memungkinkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di perkotaan maupun di perdesaan. Hal yang paling memungkinkan adalah pengaliran melalui sistem gravitasi karena kondisi topografi sangat memungkinkan dimana daerah pelayanan pada umunya letaknya lebih rendah dari sumber air.
3). Analisis Sistem Prasarana dan Sarana Air Minum
Berdasarkan data menunjukkan bahwa kebutuhan air bersih pada tahun 2013 terdapat kekurangan sebesar 14 ltr/dtk dari berbagai sumber air, disamping itu air yang di produksi melalui PDAM kwalitasnya belum memenuhi standar kebutuhan air bersih, hal ini menunjukkan bahwa pemerintah dan masyarakat perlu mencari sumber air baku yang lain.
4). Analisis Kebutuhan Program
Berdasarkan data tersebut diatas menunjukkan bahwa alternatif program yang bisa dilakukan dan efisien dari segi operasional adalah dengan menambah jaringan perpipaan dengan mencari sumber air baku yang baru yang memungkinkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di perkotaan maupun di perdesaan.
5). Rekomendasi
Dari hasil analisis seperti yang dikemukakan diatas maka direkomendasikan pemda untuk menentukan Rencana investasi peningkatan pelayanan air bersih seperti terlampir pada rincian usulan kegiatan bidang Air Minum Kabupaten Tana Toraja yang akan didanai oleh APBN dan didukung oleh komitmen bersama APBD I dan APBD II serta Swasta.
Tabel 8.25 Analisis Kebutuhan
No. Uraian Kondisi
Eksisting Kebutuhan Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. SistemPerpipaan(PDAM) a. Kebocoran(%) b. CakupanPelayanan Penduduk(%) c. Kebutuhan(liter/org/hari) 2. SistemBukanPerpipaan a. Kebocoran(%) b. CakupanPelayanan Penduduk(%) c. Kebutuhan(liter/org/hari) 3. SistemPerpipaanNon PDAM a. Kebocoran(%) b. CakupanPelayanan Penduduk(%) c. Kebutuhan(liter/org/hari) 4. KebocoranTotal 5. JumlahPelanggan a. ProporsiSambungan Langsung b. ProporsiSambungan Umum c. JumlahSambungan Langsung d. JumlahSambunganUmum 6. UnitKonsumsi a. SambunganLangsung,SL b. SambunganUmum,SU c. NonDomestic 7. Kebutuhan Air a. KebutuhanAir Domestik b. KebutuhanNonDomestik c. SubTotalKebutuhanAir
8. Kebutuhan Air Rata-rata (Qr) 9. Kebutuhan Air Maksimum (Qmax) 10 .
PeakHour Factor (Faktor JamPuncak)
**Data Tidak Tersedia
Analisis Kebutuhan Program Pengembangan SPAM
No. Output Satuan
Kebutuhan Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V
8.3.6 Program dan Kriteria Kesiapan, serta Skema Kebijakan
Pendanaan Pengembangan SPAM
8.3.6.1 Program Pengembangan SPAM
Program SPAM yang dikembangkan oleh Pemerintah antara lain :
a. kegiatan penyedian prasarana dan sarana air minum, yang terdiri dari pengadaan perpipan untuk daerah pesisir, pengadaan hydrant Umum, sumur bor, pengadaan mesin pompa dan pembuatan bak penampungan air yang lokasinya tersebar di beberapa desa dan kecamatan di Kabupaten Tana Toraja.
b. Kegiatan penyediaan prasarana dan sarana air minum bagi kawasan rhs yang terdiri dari penyusunan Master Plan Air Minum KabupatenTana Toraja.
c. kegiatan pembangunan sarana prasarana air minum di desa rawan air, pesisir dan desa terpencil.
d. Kegiatan bantuan teknis/ bantuan program penyehatan
PDAM diantaranya pembenahan jaringan PDAM,
perencanaan dan pembangunan jaringan air sistem gravitasi kapasitas 0,5 liter/ detik dan instalasi penjernihan air minum/ minum.
e. Kegiatan pembangunan SPAM IKK/ Kawasan yang belum memiliki SPAM
f. Kegiatan Peningkatan cakupan air minum perpipaan di area perkotaan.
Tabel 8.27
Lingkup Penyusunan RISPAM
Kegiatan Wilayah Administra si Kab/Kota Wilayah Pelayanan Satu Wilayah Lintas Kab./Kota Lintas Provinsi
Penetapan Bupati/ Walikota Bupati/ Walikota
Gubernur setelah berkonsultasi dengan Bupati/Walikot a Terkait. Menterisetelah berkonsultasi dengan Gubernur dan Bupati/Walikota Terkait. Konsultasi Publik Pemda Penyelenggar a dengan Fasilitasidari Pemda Penyelenggar a dengan fasilitasi dari Pemda terkait dan Gubernur Penyelenggara dengan fasilitasi dari Pemda terkait, Gubernur,dan menteri. Pelaksana an Penyusuna n Penyedia Jasa/ Sendiri Penyedia Jasa/ Sendiri Penyedia Jasa/ Sendiri Penyedia Jasa/ Sendiri
8.3.6.2 Kriteria Penyiapan (Readiness Criterian)
Kelengkapan (readiness criteria) usulan kegiatan PengembanganSPAMpemerintahkabupaten/kotaadalahsebagai berikut : 1. TersediaRencanaIndukPengembanganSPAM(sesuaiPPNo. 16/2005Pasal26ayat1s.d8danPasal27tentangRencanaIndu kPengembanganSPAM. 2. TersediadokumenRPI2JMbidangCiptaKarya 3. Tersediastudikelayakan/justifikasiteknisdanbiaya StudiKelayakanLengkap:Penambahankapasitas≥20l/det ik ataudiameterpipaJDUterbesar≥ 250mm
Indikator Outcome: Jumlah SR/HU yang dimanfaatkan oleh masyarakatpadatahunyangsama
6. Tersedialahan/adajaminanketersediaanlahan
7. TersediaDanaDaerahUntukUrusanBersama(DDUB)sesuai
kebutuhan fungsionaldanrencanapemanfaatan
sistemyangakan dibangun
8. Institusi pengelola pasca konstruksi sudah jelas (PDAM/PDAB, UPTDatauBLUD)
9. Dinyatakan dalam surat pernyataan Kepala Daerah tentang kesanggupan/kesiapanmenyediakansyarat-syaratdiatas.
8.3.6.3 Skema Kebijakan Pendanaan
A. Skema Kebijakan Pendanaan Pengembangan SPAM
AdapunskemakebijakanpendanaanpengembanganSP AMdapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel8.28
SkemaKebijakanPendananaanPengembanganSPAM
Kegiatan SPAM Air Baku Unit Produksi
Transmisi dan Distribusi (SR dan HU) KOTA APBN APBD, PDAM, KPS, (APBN) APBN, PDAM, KPS, APBN (MBR)
IKK APBN APBN APBN (s.d.
HidranUmum)
DesaRawan Air APBN APBN APBN (s.d.
Gambar 8.2 PembagianKewenangan Pengembangan SPAM
8.3.6.4 Program Prioritas Sektor Air Minum
Program SPAM yang dikembangkan oleh Pemerintah Pusat dan diharapkan adanya sharing kegiatan dari Pemerintah Daerah untuk menunjang kegiatan tersebut antara lain sebagai berikut: 8.3.6.4.1.1.1 Program SPAM IKK
a) Kriteria Program SPAM IKK adalah:
Sasaran : IKK yang belum memiliki SPAM b) Kegiatan:
Pembangunan SPAM (unit air baku, unit produksi dan unit distribusi utama)
Jaringan distribusi untuk maksimal 40% target Sambungan Rumah (SR) total
c) Indikator:
Peningkatan kapasitas (liter/detik)
8.3.6.4.1.1.2 Program Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) a) Kriteria Program Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)
adalah:
Sasaran : Optimalisasi SPAM IKK
b) Kegiatan: Stimulan jaringan pipa distribusi maksimal 40% dari target total SRuntuk MBR
c) Indikator:
Peningkatan kapasitas (liter/detik)
Penambahan jumlah kawasan kumuh/nelayan yang terlayani SPAM
8.3.6.4.1.1.3 Program Perdesaan Pola Pamsimas
a) Kriteria Program Perdesaan Pola Pamsimas adalah: Sasaran : IKK yang belum memiliki SPAM
b) Kegiatan:
Pembangunan SPAM (unit air baku, unit produksi dan unit distribusi utama)
Jaringan distribusi untuk maksimal 40% target Sambungan Rumah (SR) total
c) Indikator:
Peningkatan kapasitas (liter/detik)
Penambahan jumlah kawasan/IKK yang terlayani SPAM 8.3.6.4.1.1.4 Program Desa Rawan Air/Terpencil
a) Kriteria Program SPAM IKK adalah:
Sasaran: Desa rawan air, desa miskin dan daerah terpencil (sumber air baku relatif sulit)
b) Kegiatan: Pembangunan unit air baku, unit produksi dan unit distribusi utama
c) Indikator: Penambahan jumlah desa yang terlayani SPAM 1). Kelengkapan Readiness Criteria
Kelengkapan (readiness criteria) usulan kegiatan Pengembangan SPAM pemerintahkabupaten/kota adalah sebagai berikut:
1. Tersedia Rencana Induk Pengembangan SPAM (sesuai PP No. 16 /2005 Pasal 26 ayat 1 s.d 8 dan Pasal 27 tentang Rencana Induk Pengembangan SPAM.
2. Tersedia dokumen RPIJM
3. Tersedia studi kelayakan/justifikasi teknis dan biaya :
a) Studi Kelayakan Lengkap: Penambahan kapasitas ≥ 20 l/detik atau diameterpipa JDU terbesar ≥ 250 mm
b) Studi Kelayakan Sederhana: Penambahan kapasitas 15-20 l/detik ataudiameter pipa JDU terbesar 200 mm;
c) Justifikasi Teknis dan Biaya: Penambahan kapasitas ≤ 10 l/det ik ataudiameter pipa JDU terbesar ≤ 150 mm;
4. Tersedia DED/Rencana Teknis (sesuai Permen No. 18/2007 pasal 21)
5. Ada indikator kinerja untuk monitoring a) Indikator Output: 100 % pekerjaan fisik
b) Indikator Outcome: Jumlah SR/HU yang dimanfaatkan oleh masyarakat pada tahun yang sama
6. Tersedia lahan/ada jaminan ketersediaan lahan
7. Tersedia Dana Daerah Untuk Urusan Bersama (DDUB) sesuai kebutuhan
8. fungsional dan rencana pemanfaatan sistem yang akan dibangun 9. Institusi pengelola pasca konstruksi sudah jelas (PDAM/PDAB,
UPTD atau BLUD)
10. Dinyatakan dalam surat pernyataan Kepala Daerah tentang kesanggupan/