• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENAWARAN TENAGA KERJA WANITA NIKAH SEKTOR INFORMAL DI KOTA MAKASSAR. Fatmawati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENAWARAN TENAGA KERJA WANITA NIKAH SEKTOR INFORMAL DI KOTA MAKASSAR. Fatmawati"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS PENAWARAN TENAGA KERJA WANITA NIKAH SEKTOR INFORMAL DI KOTA MAKASSAR

Fatmawati

Dosen Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNHAS Email: fatmawatiwardihan@yahoo.com

Abstrak. Penelitian ini bertujuan mengetahui: 1) untuk menganalisis apakah

variabel-variabel pendapatan, umur, pendidikan, dan jumlah tanggungan mempunyai pengaruh terhadap penawaran tenaga kerja wanita menikah sektor informal di Kota Makassar, 2) Apakah ada perbedaan wanita yang memiliki pengalaman kerja dibandingkan wanita yang tidak memiliki pengalaman kerja terhadap penawaran tenaga kerja wanita sektor informal di Kota Makassar. Data yang digunakan pada studi ini adalah data primer sebanyak 100 tenaga kerja wanita di Makassar, dengan teknik wawancara, observasi dan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor sosial ekonomi seperti pendapatan, dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap penawaran tenaga kerja wanita nikah sektor informal, sedangkan yang tidak signifikan adalah umur, pendidikan dan pengalaman pekerjaan.

Kata kunci: Sektor informal, penawaran tenaga kerja wanita

Abstract. This study aimed (1) To analyze whether the variables income,

age, education, and number of dependents have an effect on labor supply of married women in the informal sector of Makassar. (2) Are there differences in women who have experience working with women who do not have work experience on female labor supply in the informal sector of Makassar. The data used in this study is the primary data. A total of 100 informal sector women workers in the city of Makassar were included as a sample data collection techniques conducted by interview, observation, and koesioner associated with this research. The results showed that the variables significantly to the labor supply of married women in the informal sector of the city of Makassar is the income and number of dependents. While the variables are not significant effect on labor supply of married women in the informal sector of the city of Makassar is the age, education and work experience.

Keywords: informal sector, supply of employees to Women PENDAHULUAN

Pertambahan penduduk setiap tahunnya dan terjadi migrasi dari desa ke kota menyebabkan jumlah penawaran terhadap angkatan kerja meningkat, terutama angkatan kerja wanita. Masuknya angkatan kerja wanita ke berbagai sektor manandakan bahwa tidak

(2)

2

ada batasan untuk bekerja bagi wanita. Banyak lapangan pekerjaan yang dulunya hanya di kerjakan oleh kaum lelaki sekarang sudah bisa dikerjakan oleh kaum wanita. Perubahan yang terjadi sekarang ini sebagai akibat dari perubahan lingkungan ekonomi sosial.

Wanita sebagai salah satu sumber daya manusia dipasar tenaga kerja terutama di Indonesia mempunyai kontribusi yang cukup besar, dalam arti bahwa jumlah wanita yang menawarkan dirinya untuk bekerja cukup besar. Partisipasi kaum wanita dalam berbagai kegiatan ekonomi telah meningkat secara berarti pada semua sektor, terutama kalangan wanita pekerja muda. Perkembangan demikian terjadi pada periode pertumbuhan ekonomi dan perubahan structural secara cepat, pasar kerja umumnya juga telah membaik.

Di Indonesia, kaum wanita memang terus di beri peluang makin besar untuk ikut serta dalam proses pembangunan. Namun di samping itu masyarakat sadar bahwa peranan perempuan dalam pembangunan tidak bisa di pisahkan dengan peranannnya sebagai ibu di dalam lingkungan keluarga, yakni sebagai ibu rumah tangga, fungsi ibu lebih dikaitkan dengan peran mereka sebagai pendamping suami pengasuh anak, sehingga penghargaan pada ibu lebih dikaitkan dengan peran ibu dalam keluarga.

Wanita dalam keputusannya untuk berpartisipasi dalam pasar tenaga kerja selain dipengaruhi oleh status perkawinan juga dipengaruhi oleh faktor pendapatan, tinggi rendahnya pendapatan suami, jumlah tanggungan keluarga, umur dan pendidikan wanita itu sendiri (Hastuti EL,2004 dalam Damayanti, 2011). Selain itu, wanita jaman sekarang sudah mulai berpikir jauh kedepan mereka ini berusaha sendiri demi untuk mendapatkan penghasilan sendiri sehingga tidak terlalu tergantung pada pasangan mereka.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan sebagian angkatan kerja wanita di kota Makassar memilih sektor informal karena usia yang terlalu muda atau terlalu tua untuk masuk ke sektor formal, pendidikan formal yang rendah dan tidak adanya keterampilan atau pengalaman kerja. Dan sebagian besar angkatan kerja wanita di kota Makassar berasal dari keluarga miskin yang tidak pernah memilih pekerjaan asal mereka memperoleh pendapatan.

Ada berbagai faktor yang menyebabkan wanita bekerja di luar rumah, dan masih banyak hal yang bisa di kembangkan dari wanita pekerja yang bisa di ambil manfaatnya.

HASIL YANG DIHARAPKAN

Dengan latar belakang yang telah diuraikan pada awal bab ini, dan harapan rumusan masalah penelitian melalui pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini, maka hasil yang diharapkan dapat memberi manfaat berikut:

1) untuk menganalisis apakah variabel-variabel pendapatan, umur, pendidikan, dan jumlah tanggungan mempunyai pengaruh terhadap penawaran tenaga kerja wanita menikah sektor informal di Kota Makassar.

2) Apakah ada perbedaan wanita yang memiliki pengalaman kerja dibandingkan wanita yang tidak memiliki pengalaman kerja terhadap penawaran tenaga kerja wanita sektor informal di Kota Makassar.

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Sektor Informal

Konsep sektor informal oleh Afrida (2003) dikemukan sebagai status hubungan kerja yang terdiri atas pekerja mandiri dengan bantuan tenaga lepas, dan pekerja keluarga tanpa bayaran. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa sektor informal biasanya para ahli di gunakan untuk menunjukkan sejumlah kegiatan yang berskala kecil, dengan alasan bahwa dalam hal ini di anggap sebagai manifestasi atau pernyataan dari pertumbuhan tenaga kerja di negara berkembang, di mana mereka yang memasuki kegiatan yang berskala kecil di

(3)

3

kota-kota terutama bertujuan untuk mencari kesempatan kerja dan pendapaatn daripada memperoleh keuntungan. Seperti menurut (Squire : 1986) bahwa sektor informal bisa di artikan sebagai “mereka yang bekerja sendiri ataupun usaha yang mempunyai pekerja kurang dari lima orang”.

Partisipasi Tenaga Kerja Wanita Dalam Kegiatan Ekonomi

Penyediaan kesempatan kerja bagi wanita menjadi begitu penting keberadaannya terutama wanita yang sudah menikah. Hal tersebut menjadi beralasan karena wanita khususnya mereka yang berasal dari keluarga miskin merupakan tenaga yang potensial bagi kesejahteraan keluarganya bahkan acap kali memberikan sumbangan yang besar bagi kelangsungan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat (Kartasasmita, 1996).

Terdapat banyak hasil kajian empiris dan teoritis sebelumnya yang berkaitan dengan analisis peran wanita yang tampak menarik untuk dicermati ulang. Salah satunya Timmer, Eccles dan O’Brien (dalam , Rahmatia 2004) mengemukakan bahwa ibu rumah tangga yang mempunyai anak dan sebagian masih “anak kecil, di bawah umur lima tahun” (balita) akan menggunakan waktunya lebih banyak untuk mengasuh anak dan melakukan pekerja lain dirumah, sehingga sedikit waktunya yang dapat di gunakan untuk bekerja di pasar atau beraktivitas pasar dan kaitannya dengan konsumsi dan cost of children.

Masih dalam karangan yang sama, Grounau (1976) dalam studinya tentang wanita Israel, menemukan bahwa waktu yang ditarik dari pasar tidak cukup untuk mengimbangi tugas rumah tangga yang meningkat, sehingga dengan adanya anak-anak akan menurunkan waktu senggang bagi ibunya.

Penawaran Tenaga Kerja

Masalah angkatan kerja, khususnya dari sisi penawaran tenaga kerja secara mikro, umumnya mengarah pada analisis individu (individual labor supply) mengenai keputusan yang diambil untuk bekerja dalam memilih sektor formal maupun sektor informal. Dalam teori formal penawaran tenaga kerja akan bersinggungan langsung dengan tingkat harga jasa, hal ini berarti bahwa jasa tenaga kerja yang disediakan ditentukan oleh harga jasa tersebut.

Penawaran tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang dapat disediakan oleh pemilik tenaga kerja pada setiap kemungkinan upah dalam jangka waktu tertentu. Dalam teori klasik sumberdaya manusia (pekerja) merupakan individu yang bebas mengambil keputusan untuk bekerja atau tidak. Bahkan pekerja juga bebas untuk menetapkan jumlah jam kerja yang diinginkannya. Teori ini didasarkan pada teori tentang konsumen, dimana setiap individu bertujuan untuk. Memaksimumkan kepuasan dengan kendala yang dihadapinya.

(Arthur Lewis. 1954) dengan model surplus of labornya memberikan tekanan kepada peranan jumlah penduduk. Dalam model ini diasumsikan terdapat penawaran tenaga kerja yang sangat elastis. Ini berarti para pengusaha dapat meningkatkan produksinya dengan mempekerjakan tenaga kerja yang lebih banyak tanpa harus menaikkan tingkat upahnya. Meningkatnya pendapatan yang dapat diperoleh oleh kaum pemilik modal akan mendorong investasi-investasi baru karena kelompok ini mempunyai hasrat menabung dan menanam modal (marginal propensity to save and invest) yang lebih tinggi dibandingkan dengan kaum pekerja. Tingkat investasi yang tinggi pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Analisis employment berdasarkan model klasik mempunyai tiga hal yang menjadi ciri utama: Pertama, baik dalam fungsi penawaran maupun dalam fungsi permintaan tenaga kerja, upah ril yang merupakan hasil bagi upah nominal dengan harga barang dan jasa. Kedua, hubungan positif antara upah rill dengan jumlah tenaga kerja dalam fungsi

(4)

4

penawaran tenaga kerja menunjukkan bahwa jumlah pekerja akan semakin tinggi seiring kenaikan upah rill. Ketiga, keseimbangan pasar tenaga kerja dalam jangka pendek ditentukan oleh sisi penawaran. Keseimbangan di pasar tenaga kerja terjadi pada saat permintaan tenaga kerja sama dengan penawaran tenaga kerja yang menghasilkan kondisi keseimbangan berupa jumlah orang yang bekerja (Fatmawati dan Retno, 2005)

Penawaran Tenaga Kerja dalam Jangka Pendek

Jumlah tenaga kerja keseluruhan yang disediakan suatu perekonomian tergantung pada (1) jumlah penduduk, (2) persentase jumlah penduduk yang memilih masuk angkatan kerja, (3) jumlah jam kerja yang di tawarkan oleh angkatan kerja. Jumlah tenaga kerja keseluruhan yang di tawarkan tergantung pada upah pasar. Jadi, dengan segera kita dapat melihat bahwa penawaran tenaga kerja secara intern merupakan suatu gejala yang rumit. Dengan kata lain jumlah penduduk tertentu yang memilih masuk kedalam angkatan kerja maupun jumlah jam kerja yang ditawarkan oleh para angkatan kerja, keduanya tergantung pada upah pasar.

Penawaran Tenaga Kerja dalam Jangka Panjang

Jangka panjang merupakan konsep penyesuaian yang lebih lengkap terhadap perubahan-perubahan kendala. Jadi analisis jangka panjang tentang penawaran tenaga kerja memperkenalkan kepada individu waktu yang di perlukan untuk melakukan penyesuaian yang lebih lengkap terhadap perubahan-perubahan partisipasi tenaga kerja. Meskipun tingkat partisipasi angkatan kerja pada keseluruhannya menunjukkan kecenderungan yang relatif konstan dari abad ini, namun terdapat pergeseran yang dramatik dalam soal umur dan komposisi jenis kelamin dalam angkatan kerja. Terutama terdapat penambahan yang besar dalam tingkat partisipasi angkatan kerja di kalangan wanita yang telah menikah dan penurunan dalam tingkat partisipasi kaum pekerja yang berusia lanjut, berusia anak-anak, dan berusia lebih muda.

METODE PENELITIAN

Analisis data yang digunakan bertujuan untuk menganalisis variabel data sesuai dengan rumusan masalah adalah menggunakan tabulasi data statistik dengan penjabaran berikut:

Untuk menganalisis hubungan antara variabel dependen dan independent, maka pengelolaan data dilakukan dengan metode analisis dengan model Ordinary Least Square (OLS). Metode OLS digunakan untuk memperoleh estimasi parameter dalam menganalisis pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Metode OLS dipilih karena merupakan salah satu metode sederhana dengan analisis regresi yang kuat dan populer, dengan asumsi-asumsi tertentu (Gujarati, 1997).

Model persamaan yang menghubungkan antara variabel dependent dengan independent yang dimaksud adalah:

Y = f (X1, X2, X3, X4, D1) Model Stochastik (struktural)

Untuk mengukur elastisitasnya, maka persamaan diatas di ubah kedalam betuk persamaan linear sebagai berikut:

(5)

5

Di mana:

Y = Penawaran Tenaga Kerja (jam kerja) X1 = Pendapatan Responden (Rupiah) X2 = Pendidikan (Tahun)

X3 = Umur (Orang)

X4 = Jumlah Tanggungan (Orang) D5 = Pengalaman Kerja

Dummy Variabel, dimana: Sudah pernah bekerja sebelumnya = 1 Belum pernah bekerja sebelumnya = 0 µ = Error tern

β1,β2,β3, β4 = koefisinsi parameter, β0= Konstanta

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jam kerja Responden

Deskripsi jam kerja dapat dilihat dari diagram dibawah ini. Berdasarkan hasil diagram diatas dketahui bahwa sebagian besar tingkat penawaran tenaga kerja wanita nikah sektor informal pada jam kerja. Dengan rata-rata kerja perminggu 35–64 jam. Hasil ini menunjukkan bahwa penawaran tenaga kerja wanita nikah sektor informal di kota makassar cukup tinggi dengan waktu kerja yang cukup lama.

Gambar 1. Jam Kerja

Responden Menurut Pendapatan

Deskripsi pendapatan responden dapat dilihat dari diagram dibawah ini:

Gambar 2. Pendapatan

Berdasarkan hasil diagram diatas diketahui bahwa pendapatan Rp. 50.000,- – Rp. 600.000,- dengan frekuensi tertinggi sebesar 82% berasal dari pendapatan kepala keluarga,

0 10 20 30 40 50 60 Responden Fr eku en si Jam Kerja 5-34 jam 35-64 jam 65-84 jam 85-104 jam 0 20 40 60 80 100 50.000 – 600.000 650.000 – 1.200.000 1.250.000 – 2.200.000 Fr eku en si Pendapatan Pendapatan Pendapatan Responden Pendapatan Kepala Keluarga

(6)

6

sedangkan pendapatan Rp. 650.000,- - Rp. 1.200.000,- dan pendapatan Rp. 1.250.000,- - Rp. 2.200.000,- dengan frekuensi adalah sebesar 18% dan 7% berasal dari pendapatan responden. Dari hasil penelitian di atas dapat mempertegas alasan mengapa wanita bekerja atau ikut mencari nafkah bagi keluarganya karena pendapatan suami di anggap tidak cukup memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarganya.

Responden Menurut Umur

Deskripsi umur dapat dilihat dari diagram dibawah ini:

Gambar 3. Umur

Dari hasil diagram diatas umur produktif wanita yang bekerja untuk sektor informal adalah 35–44 tahun dengan frekuensi sebesar 50%. Ini berarti sudah setengah dari total jumlah responden yang diteliti dan di anggap mewakili sampel yang ada.

Responden Menurut Pendidikan

Deskripsi pendidikan dapat dilihat dari diagram dibawah ini. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan tersebut terlihat bahwa tenaga kerja wanita nikah sektor informal di Kota Makassar menunjukkan bahwa tenaga kerja wanita sektor informal rata-rata berpendidikan Sekolah Dasar (SD) yaitu sebesar 48% dan hanya sebesar 22% yang berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) dari 100 responden yang diwawancarai. Ini bisa dikatakan bahwa pendidikan bukan menjadi halangan untuk bekerja di sektor informal. Gambar 4. Pendidikan 0 20 40 60 15 – 24 25 – 34 35 – 44 45 – 55 55 keatas Fr eku en si Umur Umur Umur 0 20 40 60 SD SMP SMA Lainnya Fr eku en si Tingkat Pendidikan Pendidikan Pendidikan

(7)

7

Responden Menurut Jumlah Tanggungan

Deskripsi jumlah tanggungan dapat dilihat dari diagram dibawah ini:

Gambar 5. Jumlah Tabungan

Jika melihat hasil penelitian diatas, maka dapat di simpulkan bahwa setiap wanita yang melakukan penawaran atau bekerja khususnya pada sektor informal memiliki tanggungan dengan rata-rata jumlah tangggunan wanita adalah sebesar 3-4 orang dengan frekuensi sekitar 47% pada setiap keluarga. Hal ini semakin memperkuat alasan wanita untuk bekerja karena jumlah tanggungan yang besar dianggap memberatkan kehidupan ekonomi keluarga.

Responden Menurut Pengalaman Kerja

Deskripsi pengalaman kerja dapat dilihat dari diagram dibawah ini:

Gambar 6. Pengalaman Kerja

Berdasarkan gambar di atas bahwa hampir sebagian besar responden yang bekerja disektor informal tidak punya pengalaman kerja. Hal ini disebabkan karena tingkat pendidikan yang rendah sehingga sangat sulit mencari kerja di sektor formal.

Responden menurut Jenis Pekerjaan

Deskripsi jenis pekerjaan dapat dilihat dari diagram dibawah ini, dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa hampir sebagian besar responden yang bekerja disektor informal bekerja di luar rumah. Karena itu sebagian dari mereka yang bekerja di luar terkendala oleh modal untuk memciptakan pekerjaan di dalam rumah rumah dan para wanita yang bekerja di luar mengganggap bahwa lebih besar pendapatan yang akan mereka dan peluang untuk memperoleh pekerjaan lebih dari satu dibandingkan mereka bekerja didalam rumah. 0 20 40 60 1 – 2 3 – 4 5 – 6 7+ Fr eku en si Jumlah Tanggungan Responden Jumlah Tanggungan Jumlah Tanggungan 0 20 40 60 80 Pernah Bekerja Tidak Pernah Bekerja Fr eku en si Pengalaman Kerja Pengalaman Kerja Series 1

(8)

8

Gambar 7. Jenis Pekerjaan

Analisa penawaran Tenaga Kerja Wanita Nikah Sektor Informal

Hasil analisis regresi Penawaran Angkatan Kerja Wanita Nikah Sektor Informal di Kota Makassar dapat dilihat pada tabel 1 berikut: Berdasarkan pada tabel 1 berikut ini, maka dapat diketahui konstanta dan koefiensi regresi linier berganda setiap vaiabel sehingga dapat dibentuk suatu persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = 26,755 + 2.347730824801411 X1– 0,216 X2 + 0,775 X3 + 3,535 X4 + 1,551 D1 Sesuai dengan hipotesis yang dikemukan, regresi diatas menunjukkan bahwa koefiesien regresi β0 = 26,755, apabila pendapatan, umur, pendidikan, jumlah tanggungan dan pengalaman kerja konstan maka jam kerja tenaga kerja wanita sebesar 26,755 jam/minggu.

Tabel 1. Rekapitulasi Data Hasil Regresi linier Berganda

Variabel Koefisien regresi t-hitung Prob/sig

Constanta (C) Pendapatan (X1) Umur (X2) Pendidikan (X3) Jumlah Tanggungan (X4) Pengalaman Kerja (D1) 26,755 2.347730824801411 -,216 ,775 3,535 1,551 3,543 7,697 -1,410 1,476 3,163 0,603 0,001 0,000 0,162 0,143 0,002 0,548 F-Hitung = 31,341 Standar = 11,489 R = 0,791 prob. F- hitung = 0,000 Adjusted R Square = 0,605 N = 100 R Squere = 0,625 Catatan:

*) Signifikansi pada taraf nyata 5% **) Signifikansi pada taraf nyata 10% Sumber: Pengolahan Data Primer

Sementara itu, R=0,791 hal ini menunjukkan bahwa faktor pendapatan, umur, pendidikan, jumlah tanggungan dan pengalaman kerja berpengaruh cukup kuat terhadap penawaran tenaga kerja wanita.

Koefisien Determinasi (R2) dari hasil olahan data adalah 0,62. Hasil ini menunjukkan bahwa dari keseluruhan variabel independen yang diteliti yaitu: pendapatan, usia pekerja, pendidikan, jumlah tanggungan dan pengalaman kerja dapat menjelaskan

46 48 50 52 54 Di Dalam Rumah Di Luar Rumah Fr eku en si Jenis Pekerjaan Jenis Pekerjaan Jenis Pekerjaan

(9)

9

variabel dependen (penawaran tenaga kerja terhadap jam kerja /minggu) sebesar 62% sedangkan sisanya sebesar 38% dipengaruh oleh variabel lain di luar model. Ini menunjukkan bahwa analisis yang digunakan cukup layak.

Untuk mengetahui tingkat signifikansi dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan, maka digunkan Uji-F. Diperoleh nilai F hitung sebesar 31,341 lebih besar dari F tabel pada taraf kepercayaan yaitu sebesar 2,31 (F hitung>F tabel) dengan tingkat probabilitas 0,000 (signifikansi). Karena probabilitas jauh lebih kecil dari α = 0,05, maka diputuskan bahwa Ho ditolak H1 di terima, dengan demikian maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi jumlah penawaran tenaga kerja wanita nikah sektor informal atau dapat dikatakan bahwa pendapatan, usia wanita, pendidikan, jumlah tanggungan, dan pengalaman kerja secara bersama-sama atau simultan berpengaruh secara signifikan (nyata) terhadap penawaran tenaga kerja wanita nikah disektor informal di kota Makassar.

Uji Statistik

Pendapatan Responden pengaruh positif terhadap jam kerjanya di sektor informal dapat ditunjukkan oleh nilai koefisien pendapatan sebesar 2.3477, yang artinya bahwa setiap peningkatan pendapatan responden sebesar Rp. 1 maka akan menambah jam kerja sektor informal sebesar 2.3477 jam/minggu dengan asumsi variabel lain konstan. Dengan kata lain, naik pendapatan akan menjadi indikasi untuk menambah jumlah jam kerja di sektor informal. Hasil penelitian ini Hal ini sesuai dengan penelitian yang oleh Indah Khairan bahwa pendapatan wanita signifikan berpengaruh secara nyata dan positif terhadap penawaran tenaga kerja wanita.

Berdasarkan uji t untuk menunjukkan bahwa variabel pendapatan responden berpengaruh secara signifikan. Hasil signifikasi pengujian menunjukkan pendapatan responden, Dari hasil regresi mempunyai nilai koefiesien thitung 7, 697>1,661, dengan nilai signifikasi 0,001 maka keputusan adalah Ho ditolak H1 diterima. Karena nilai signifikasi lebih kecil dengan taraf nyata (sig <α=0,05) hal ini berarti bahwa variabel independen berpengaruh nyata terhadap variabel dependen (penawaran).

Pengaruh usia responden terhadap penawaran tenaga kerja di sektor informal ditunjukkan oleh nilai koefisien usia wanita sebesar -0,216 yang artinya bahwa setiap peningkatan usia wanita sebesar 1 tahun maka jam kerja akan menurun sebesar 0,216 jam/minggu dengan asumsi variabel lainnya konstan. Di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Tumanggor dan Sulaiman Efendi yang menyatakan bahwa semakin tinggi umur wanita maka akan semakin sedikit waktu yang digunakan untuk berpartisipasi dalam bekerja dan berpengaruh negatif dalam faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi angkatan kerja wanita di kota Makassar. Semakin tua, maka akan mengurangi jam kerjanya.

Dalam penelitian ini umur berpengaruh negatif terhadap penawaran tenaga kerja Hasil signifikasi pengujian menunjukkan umur. Dari hasil regresi mempunyai nilai koefiesien t hitung -1,410<1,661, dengan nilai signifikasi -0,162 maka keputusan adalah Ho diterima H1 ditolak . Karena nilai signifikansi lebih kecil dengan taraf nyata (sig<α=0,05) hal ini berarti bahwa variabel independen berpengaruh tidak nyata terhadap variabel dependen (penawaran).

Ini menunjukkan bahwa wanita menikah yang berusia sudah tidak produktif cenderung mengurangi jam kerja di luar rumah untuk mencari nafkah. Dan ini juga di dukung oleh pernyataan Payaman Simanjuntak yang menyatakan bahwa pada titik tertentu penawaran akan menurun seiring dengan usia yang semakin bertambah. Di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Tumanggor dan Sulaiman Efendi yang menyatakan bahwa semakin tinggi umur wanita maka akan semakin berkurang waktu yang digunakan untuk berpartisipasi dalam bekerja. Hal ini sesuai fakta yang terjadi di lapangan bahwa tidak ada

(10)

10

batasan umur wanita untuk menambah dan mengurangi jam kerja, Namun dilihat dari segi tingkat produktifitas angkatan kerja wanita yang berusia 65 tahun keatas memiliki tingkat produktifitas rendah sehingga penawaran angkatan kerja untuk usia yang lebih tua atau tidak produktif akan rendah dibandingkan dengan angkatan kerja yang berusia produktif. Usia produktif dalam penelitian ini adalah usia 35–44 tahun.

Besarnya pengaruh pendidikan responden terhadap penawaran tenaga kerja di sektor informal ditunjukkan oleh nilai koefisien pendidikan wanita sebesar 0,775, yang artinya bahwa setiap peningkatan pendidikan wanita sebesar 1 tahun pendidikan, maka akan meningkatkan penawaran angkatan kerja sebesar 0,775 jam/minggu dengan asumsi variabel lain tetap. Akan menambah jam kerjanya sebesar 0,775 jam/minggu

Dalam penelitian ini pendidikan berpengaruh positif terhadap penawaran angkatan kerja Hasil signifikasi pengujian menunjukkan pendidkan Dari hasil regresi mempunyai nilai koefiesien t hitung 1,476<1,661, dengan nilai signifikasi 0,143 maka keputusan adalah H1 di tolak Ho di terima. Karena nilai signifikasi lebih kecil dengan taraf nyata (sig<α=0,05) hal ini berarti bahwa variabel independen berpengaruh tidak nyata terhadap variabel dependen (penawaran).

Penelitian yang dilakukan oleh Sa’ir Tumanggor dan Sulaiman Efendi yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan yang tinggi akan semakin memberikan peluang kepada tenaga kerja wanita untuk bekerja walaupun jumlahnya sedikit. Dan seperti yang dikemukan oleh Damayanti yakni pada gilirannya dengan semakin tingginya pendidikan akan semakin besar partisipasinya dalam tenaga kerja. Karena pendidikan yang diperoleh di anggap juga akan memperkuat persiapan untuk memasuki kehidupan keluarga yang lebih sejahtera. Namun dalam penelitian ini, tinggi rendahnya pendidikan bukan menjadi masalah terhadap jam kerja, justru wanita yang berpendidikan rendah yang memiliki jam kerja lebih banyak karena semakin banyak yang bisa mereka lakukan untuk bekerja atau melakukan penawaran maka semakin gampang mereka untuk masuk atau melakukan penawaran di sektor informal. Itu sebabnya banyak sebagian wanita lebih memilih untuk masuk ke sektor informal di bandingkan ke sektor formal karena pendidikan bukan batasan untuk mereka memperoleh pekerjaan.

Kemudian besarnya pengaruh jumlah tanggungan responden terhadap penawaran tenaga kerja di sektor informal ditunjukkan oleh nilai koefisien regresi jumlah tanggungan wanita sebesar 3,535, yang artinya bahwa setiap peningkatan jumlah tanggungan wanita sebesar 1 orang, maka akan mempengaruhi jumlah jam kerja wanita nikah sektor informal sebesar 3,535 jam/minggu dengan asumsi variabel lainnya konstan. Di dukung oleh temuan (Becker.1985) memperlihatkan bahwa wanita bekerja yang berkeluarga anak dan tanggungan diduga mempunyai semangat dan kerja intensitas kerja untuk bekerja lebih keras dikarenakan pertimbangan tanggung jawab keluarga lebih utama.

Dalam penelitian ini jumlah tanggungan berpengaruh positif terhadap penawaran tenaga kerja Hasil signifikasi pengujian menunjukkan pendapatan total. Dari hasil regresi mempunyai nilai koefiesien t hitung 3,163>1,661, dengan nilai signifikasi 0,002 maka keputusan adalah Ho di tolak H1 diterima . Karena nilai signifikasi lebih kecil dengan taraf nyata (sig<α=0,05) hal ini berarti bahwa variabel independen berpengaruh nyata terhadap variabel dependen (jam kerja).

Pengalaman kerja memiliki besar koefien regresi variabel sebesar 1,551. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi perbedaan jam kerja antara tenaga kerja wanita yang memiliki pengalaman kerja dengan wanita yang tidak memiliki pengalaman kerja sebesar 1,551 dengan asumsi variabel lainnya konstan.

Dalam penelitian ini berpengaruh pengalaman kerja positif terhadap penawaran tenaga kerja. Hasil signifikasi pengujian menunjukkan pengalaman kerja , Dari hasil regresi mempunyai nilai koefiesien t hitung 0,603<1,661, dengan nilai signifikasi 0,543 maka

(11)

11

keputusan adalah Ho di terima H1 ditolak . Karena nilai signifikasi lebih besar dengan taraf nyata (sig<α=0,05) hal ini berarti bahwa tidak ada perbedaan jumlah jam kerja pada angkatan kerja wanita di sektor informal baik yang memiliki pengalaman kerja maupun yang tidak memiliki pengalaman kerja.

Karena kebanyakan wanita yang bekerja di sektor informal tidak mempunyai pengalaman kerja. Itu sebabnya, banyak wanita yang lebih memilih masuk di sektor informal dibanding di sektor formal.

Hal ini disebabkan karena pengalaman kerja dalam sektor informal tidak terlalu diperhitungkan, dimana pengalaman kerja hanya dapat dilihat dari sisi bagaimana angkatan kerja wanita menggunakan skill dalam pekerjaannya. Bekerja disektor informal tidak membutuhkan pengalaman kerja, sebab sektor informal merupakan pilihan karena tingkat pendidikan yang rendah sehingga mereka tidak dapat bekerja disektor formal.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan di bagian depan hasil penelitian ini yang mengacu pada permasalahan pokok, maka dapat disimpulkan beberapa hal berikut :

1) Adanya faktor–faktor sosial ekonomi seperti: pendapatan responden, umur, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, dan pengalaman kerja, yang digunakan untuk bekerja menunjukkan penawaran tenaga kerja wanita khususnya wanita nikah untuk bekerja pada sektor informal perkotaan. Dari diagram distribusi analisis faktor sosial ekonomi, memperjelas wanita untuk bekerja terutama pada sektor informal.

2) Hasil analisis menunjukkan bahwa, untuk daerah pengamatan kota Makassar, menunjukkan bahwa faktor sosial ekonomi seperti pendapatan, dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap penawaran tenaga kerja wanita nikah sektor informal.

Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka beberapa hal berikut yang dapat disarankan adalah :

1) Sebaiknya pemerintah lebih memperbaiki masalah pendidikan masyarakat terutama untuk masyarakat golongan menengah ke bawah sehingga kedepannya kualitas pendidikan akan lebih baik secara menyeluruh ke semua golongan masyarakat. Peningkatan kualitas keterampilan harus pula diperhatikan karena akan memberi nilai tambah bagi pekerja tersebut.

2) Perlunya menanamkan jiwa kewirausahaan bagi kelompok angkatan kerja wanita yang tidak semua terserap oleh pasar kerja karena keterampilan yang mereka punya akan bisa mereka pakai di pasar kerja sehingga memberikan implikasi kewirausahaan yang akan terus dikembangkan akan menjadi solusi dalam menciptakan pekerjaan, yang lebih kreatif dan inovatif dimasa depan.

3) Adanya pemberian kemudahan kepada tenaga kerja wanita yang sudah menikah untuk juga dapat masuk ke pasar kerja, karena terkadang ada perusahaan dan sektor formal tidak mau menerima wanita yang sudah menikah untuk masuk ke dalam perusahaan atau kantor dengan alasan dan pertimbangan bahwa tenaga kerja wanita yang sudah menikah dianggap kurang profesional baik dari jumlah curahan jam kerja maupun biaya tambahan yang harus ditanggung oleh

(12)

12

perusahaan. Sehingga terkadang terjadi diskriminasi pada wanita yang sudah menikah untuk masuk ke sektor formal.

4) Di sarankan kepada peneliti selanjutnya agar mempertimbangkan menggunakan variabel yang pengaruhnya tidak signifikan tersebut kedalam model penelitiannya.

(13)

13 DAFTAR PUSTAKA

Adi setiawan, Satrio. 2010. Pengaruh Umur, Pendidikan, Pengalaman Kerja, dan Jenis Kelamin Terhadap Lama Mencari Kerja Bagi Tenaga Kerja Terdidik Di Kota Magelang. Universitas Diponegoro. Semarang

Aditya Arif. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kontribusi Ibu Bekerja terhadap Pendapatan keluarga. Malang. skripsi

Agus Darjanto. 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Wanita. Surabaya.

Becker. G.S. 1985. “Human Capital, Effort, and The Sexual Division of Labor”.Journal of Labor Economic, Vol. 3.

Bellante, Don dan Jackson, Mark. 1990. Ekonomi Ketenagakerjaan, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta

BPS 2007-2010. Keadaan Angkatan Kerja Di Kota Makassar. Makassar.

BR, Arfida. 2003. Ekonomi Sumberdaya Manusia. Penerbit : Ghalia Indonesia. Jakarta Damayanti. Ariska, 2011, Analisis Penawaran Tenaga Kerja Wanita Menikah Dan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Studi Kasus 30 Responden Wanita Menikah di Kota Semarang). Universitas Diponegoro. Semarang .

Fatmawati. Dan Fitrianti Retno.2005. analisis Penawaran Tenaga Kerja Sektor Informal Perkotaan di Makassar, SULSEL. Jurnal

Gujarati, Damodar N., 1988. Basic Econometrics. McGraw-Hill, International Edition, 2nd Wdition.

Ken Suratiyah et al. 1996. Dilema Wanita, antara Industri Rumah Tangga dan Aktivitas Domestik. Yogyakarta: Aditya Media

Lewis, W.A. 1954. Economic Development with Unlimited Supplies of Labour; Manchester: The Manchester School.

Nilakusmawati, Desak Putu Eka. 2010. Kajian Aktivitas Ekonomi Pelaku Sektor Informal Di Kota Denpasar (Studi Kasus Wanita Pedagang Canang Sari). Bali.

Nurpilihan, 2001. Laporan Kegiatan Special Initiative for Women Unemployment (SIWU) di Kecamatan Cibiru, Kotamadya Bandung. Proyek Kerjasama Jurusan Teknologi Pertanian Unpad dengan Dept. Kimpraswil dalam Mengatasi Masalah Pengangguran Wanita di Perkotaan.

Kurniawan, Rahmat Akbar. 2008. Penawaran Tenaga Kerja Wanita Migran Kasus Kabupaten Lombok Tengah Propinsi Nusa Tenggara Barat.

Siregar, Hermanto dan Sukwika, Tatan. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pasar Tenaga Kerja Dan Implikasi Kebijakannya Terhadap Sektor Pertanian Di Kabupaten Bogor.

Siregar, Mustauli. 2004. Kontribusi Usaha Warung Makanan Dalam Ekonomi Rumah Tangga Di Desa Objek Wisata Karang Anyer Kabupaten Simalungun. Jurnal

Sholeh, maimun. 2006. Permintaan Dan Penawaran Tenaga Kerja Serta Upah:Teori Serta Beberapa Potretnya Di Indonesia. Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal

Sukirno, Sadono. 2003, Pengantar Teori Mikroekonomi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Suparmoko, M dan Irawan,1981, Ekonomi Pembangunan, Edisi Ketiga, Cetakan Kedua, Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Todaro, M.P. 2000. Economic Development in the Third World. Seventh Edition. PearsonEducation Limitied, New York.

Tumanggor Sa’id dan Effendi Sulaiman. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Wanita Di Kota Medan. FKIP UMSU.

(14)

14

Trisnawati. 2003. “Diskriminasi Upah Pekerja Pribumi dan Non Pribumu di Sektor Industri dan Jasa di Sumatera Selatan” Tesis pada PPS Unsri.

Rahmatia, 2004, Pola dan Efesiensi Konsumsi Wanita Pekerja Perkotaan Sul-Sel Suatu Model Ekonomi Rumah Tangga Untuk Efek Human Capital Dan Social Capital Terhadap Efisiensi Konsumen. Disertasi PPS Universitas Hasanuddin. Makassar Payaman J Simanjuntak, 1985, Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, BPFE UI,

Jakarta.

Payaman. J. S. 1998, Pengantar Ekonomi Sumberdaya Manusia, Penerbit: LPEF-UI. Jakarta

Wirawan. 2003. Analisis Variabel-variabel yang Mempengaruhi Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Wanita di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Propinsi Kalimantan Selatan.

Zannatos, T. dan Zafiris. 1994. Growth Adjusment and the Labour Market, Effect on Women Workers Paper Presented at 4th Conference of the International Association for Feminist. Economics Universite, Francoise, Tabelis, Tours France, july 5-7

Gambar

Gambar 2. Pendapatan
Gambar 3. Umur
Gambar 5. Jumlah Tabungan
Gambar 7. Jenis Pekerjaan

Referensi

Dokumen terkait

Herwinto Hutabarat : Analisis Penawaran Tenaga Kerja Wanita dan Beberapa Faktor yang Mempengaruhinya..., 2000...

Selain beberapa faktor diatas, pendapatan juga dipengaruhi oleh lamanya seorang tenaga kerja menekuni pekerjaanya, dimana semakin lama tenaga yang bersangkutan menjalani

Penelitian ini bertujan untuk menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pendapatan pedagang wanita kaki lima di Kota Medan dengan variabel yang terdiri dari

Beberapa penelitian terdahulu yang sejenis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran tenaga kerja wanita menikah diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Riyani,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh faktor umur, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan di daerah asal, jumlah tanggungan dan

Beberapa penelitian terdahulu yang sejenis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran tenaga kerja wanita menikah diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Riyani,

Faktor tingkat upah juga dapat mempengaruhi penduduk usia muda untuk masuk atau tidak ke pasar tenaga kerja, dimana jika tingkat upah tinggi maka makin banyak penduduk

Grafik diatas menunjukkan bahwa di negara Indonesia pekerja wanita yang telah berkeluarga lebih tinggi konstribusinya dalam pasar tenaga kerja dibandingkan negara