EVALUASI KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM Studi Kasus di PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Robertus Ardita Angga Kusuma NIM : 092114041
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
VALUASI KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM Studi Kasus di PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul
Yogyakarta
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Robertus Ardita Angga Kusuma NIM : 092114041
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu (Markus 11:24)
Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. (Filipi 4:6)
Janganlah lari dari masalah, karena masalah akan selalu mengikutimu. Hadapilah, karena itu yang akan membuatmu menjadi pribadi yang lebih kuat. (Hitam Putih)
Karya kecil ini kupersembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan berkat yang melimpah
Bapakku yang sudah disurga dan Ibuku tercinta Kakak dan adikku tersayang
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: Evaluasi Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Studi Kasus di PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 21 Januari 2015 adalah hasil karya sekarang.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 30 Januari 2015 Yang membuat pernyataan
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Robertus Ardita Angga Kusuma
NIM : 092114041
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “Evaluasi Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Studi Kasus di PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 30 Januari 2015 Yang menyatakan,
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Dr. H. Herry Maridjo M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, yang telah memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini
3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA. CA selaku Kepala Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, yang telah memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini.
4. M. Trisnawati Rahayu, S.E., M.Si., Akt., QIA. CA selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dengan sabar, masukan, perhatian dan dorongan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
viii
5. Seluruh dosen dan staf karyawan Fakultas Ekonomi yang telah banyak membanttu penulis selama menyelesaikan kuliah.
6. Isnawan Fibriyanto, S.E selaku Direktur Utama PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian. Bapak Mustofa selaku bagian keuangan, Bapak Robby selaku bagian teknik, dan Ibu Asih selaku bagian administrasi yang telah banyak membantu penelitian dengan mencarikan data yang dibutuhkan.
7. Bapakku Valentinus Subardi yang sudah di sisi Bapa dan Ibuku Theresia Renik Srimulatsih atas segala doa, dukungan dan perhatian.
8. Kakakku Flabianus Wahyu Dwi Untoro dan Adikku Alfonsus Rendi Bagus Pamungkas yang telah mendukung, perhatian dan doanya.
9. Teman-teman kelas MPT dan teman-teman Akuntansi Universitas Sanata Dharma angkatan 2009 untuk kebersamaan dan dukungannya.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 30 Januari 2015
ix DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xvi
ABSTRAK ... xvii
ABSTRACT ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 2
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 3
x
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
A. Laporan Keuangan ... 6
B. Analisis Laporan Keuangan ... 11
B. Perusahaan Daerah ... 16
C. Kinerja Perusahaan ... 16
D. Penilaian Kinerja PDAM ... 20
F. Hasil Penelitian Sebelumnya ... 28
BAB III METODE PENELITIAN ... 30
A. Jenis Penelitian ... 30
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 30
D. Teknik Pengumpulan Data ... 31
E. Teknik Analisa Data ... 31
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 47
A. Kondisi Umum Daerah Studi ... 47
B. Sejarah Berdirinya PDAM ... 48
C. Lokasi Perusahaan ... 49
D. Visi, Misi dan Tujuan PDAM. ... 49
E. Sumber Daya Manusia dan Struktur Organisasi ... 51
F. Cakupan Pelayanan ... 53
BAB V ANALISIS DATA ... 55
A. Perhitungan dan Hasil Perhitungan Aspek Keuangan ... 55
xi
C. Perhitungan dan Hasil Perhitungan Aspek Administrasi ... 76
D. Penentuan Nilai Kinerja ... 81
E. Penilaian Kinerja PDAM setiap aspek ... 83
BAB VI PENUTUP ... 110 A. Kesimpulan ... 110 B. Keterbatasan Penelitian ... 110 C. Saran ... 111 DAFTAR PUSTAKA ... 114 LAMPIRAN ... 116
Lampiran 1 : Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 47 tahun 1999 ... 117
Lampiran 2 : Petunjuk Penggolongan Tingkat Keberhasilan dan Perhitungan Nilai Kinerja PDAM ... 120
Lampiran 3 : Neraca Tanggal 31 Desember 2010 dan 2011 ... 128
Lampiran 4 : Neraca Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 ... 130
Lampiran 5 : Neraca Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 ... 132
Lampiran 6 : Laporan Laba Rugi Tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 ... 134
Lampiran 7 : Laporan Laba Rugi Tanggal 31Desember 2011 dan 2010 ... 135
Lampiran 8 : Laporan Laba Rugi Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 ... 136
Lampiran 9 : Laporan Aspek Operasional ... 137
Lampiran 10 : Laporan Aspek Administrasi ... 138
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Petunjuk Perhitungan Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif ... 31
Tabel 3.2 Petunjuk Perhitungan Nilai Bonus Peningkatan Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif ... 31
Tabel 3.3 Petunjuk Perhitungan Rasio Laba terhadap Penjualan ... 32
Tabel 3.4 Petunjuk Perhitungan Nilai Bonus Peningkatan Rasio Laba terhadap Penjualan ... 32
Tabel 3.5 Petunjuk Perhitungan Rasio Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar ... 33
Tabel 3.6 Petunjuk Perhitungan Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Utang lancar ... 33
Tabel 3.7 Petunjuk Perhitungan Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang . 34 Tabel 3.8 Petunjuk Perhitungan Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi ... 34
Tabel 3.9 Petunjuk Perhitungan Rasio Laba Operasi sebelum Biaya Penyusutan terhadap Angsuran Pokok dan Bunga Jatuh Tempo .. 35
Tabel 3.10 Petunjuk Perhitungan Rasio Aktiva Produktif terhadap Penjualan Air ... 35
Tabel 3.11 Petunjuk Perhitungan Jangka Waktu Penagihan Piutang ... 36
Tabel 3.12 Petunjuk Perhitungan Rasio Efektivitas Penagihan ... 36
Tabel 3.13 Petunjuk Perhitungan Cakupan Pelayanan ... 37
xiii
Tabel 3.15 Petunjuk Penilaian Kualitas Air Distribusi ... 38
Tabel 3.16 Petunjuk Penilaian Kontinuitas Air ... 38
Tabel 3.17 Petunjuk Perhitungan Rasio Produktivitas Pemanfaatan Instalasi Produksi ... 38
Tabel 3.18 Petunjuk Perhitungan tingkat Kehilangan Air ... 39
Tabel 3.19 Petunjuk Perhitungan Bonus Tingkat Kehilangan Air ... 39
Tabel 3.20 Petunjuk Perhitungan Peneraan Meter Air ... 41
Tabel 3.21 Petunjuk Perhitungan Penilaian Kecepatan Penyambungan Baru 41 Tabel 3.22 Petunjuk Perhitungan Kemampuan Penanganan Pengaduan Rata-rata per Bulan ... 42
Tabel 3.23 Petunjuk Perhitungan Kemampuan Penanganan Pengaduan Rata-rata per Bulan ... 42
Tabel 3.24 Petunjuk Perhitungan Rasio Karyawan per 1000 pelanggan ... 43
Tabel 3.25 Petunjuk Penilaian Aspek Administrasi ... 43
Tabel 3.26 Penetuan bobot dan nilai maksimum ... 44
Tabel 3.27 Perhitungan Nilai Kinerja ... 45
Tabel 3.28 Penggolongan Tingkat Kinerja PDAM ... 45
Tabel 5.1 Perhitungan Laba (Rugi) Sebelum Pajak ... 55
Tabel 5.2 Perhitungan Aktiva Produktif ... 55
Tabel 5.3 Perhitungan dan Nilai Laba Terhadap Aktiva Produktif ... 56
Tabel 5.4 Perhitungan Nilai Bonus Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif 56
Tabel 5.5 Perhitungan dan Nilai Laba terhadap Penjualan ... 57
xiv
Tabel 5.7 Perhitungan dan Nilai Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar ... 59
Tabel 5.8 Perhitungan dan Nilai Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas .. 61
Tabel 5.9 Perhitungan total Aktiva ... 61
Tabel 5.10 Perhitungan Total Utang ... 62
Tabel 5.11 Perhitungan dan Nilai Total Aktiva terhadap Total Nilai Utang .. 62
Tabel 5.12 Perhitungan dan Nilai Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi ... 64
Tabel 5.13 Perhitungan dan Nilai Laba Operasi sebelum Biaya Penyusutan Terhadap Angsuran Pokok dan bunga Jatuh tempo ... 65
Tabel 5.14 Perhitungan dan nilai aktiva Produktif terhadap penjualan Air ... 65
Tabel 5.15 Perhitungan Penjualan per hari ... 66
Tabel 5.16 Perhitungan dan Nilai Jangka Waktu Penagihan ... 67
Tabel 5.17 Perhitungan dan Nilai Jangka Waktu Penagihan ... 67
Tabel 5.18 Perhitungan dan Nilai Cakupan Pelayanan ... 68
Tabel 5.19 Perhitungan Nilai Bonus Cakupan Pelayanan ... 69
Tabel 5.20 Nilai Kualitas Air Distribusi ... 69
Tabel 5.21 Nilai Kontinuitas Air Distribusi ... 70
Tabel 5.22 Perhitungan dan Nilai Produktivitas Pemanfaatan Instalasi Produksi ... 71
Tabel 5.23 Perhitungan dan Nilai Tingkat Kehilangan Air ... 72
Tabel 5.24 Perhitungan Nilai Bonus Tingkat Kehilangan Air ... 72
Tabel 5.25 Perhitungan dan Nilai Peneraan Meter Air ... 73
xv
Tabel 5.27 Perhitungan dan Nilai Kemampuan Penanganan Pengaduan
Rata-rata perbulan ... 74
Tabel 5.28 Nilai Kemudahan Pelayanan ... 74
Tabel 5.29 Perhitungan dan Nilai Karyawan Per-1000 Pelanggan ... 75
Tabel 5.30 Nilai Rencana Jangka Panjang ... 75
Tabel 5.31 Nilai Rencana Organisasi dan Uraian Tugas ... 76
Tabel 5.32 Nilai Prosedur Operasi Standar ... 77
Tabel 5.33 Nilai Gambar Nyata Laksana ... 77
Tabel 5.34 Nilai Pedoman Penilaian Kerja Karyawan ... 78
Tabel 5.35 Nilai Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan ... 78
Tabel 5.36 Nilai Tertib Laporan Internal ... 79
Tabel 5.37 Nilai Tertib Laporan Eksternal ... 79
Tabel 5.38 Nilai Opini Auditor Independen ... 80
Tabel 5.39 Nilai Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Tahun Terakhir ... 80
Tabel 5.40 Hasil Analisis Penilaian Kinerja Aspek Keuangan ... 81
Tabel 5.41 Hasil Analisis Penilaian Kinerja Aspek Operasional PDAM ... 81
Tabel 5.42 Hasil Analisis Penilaian Kinerja Aspek Administrasi PDAM ... 82
Tabel 5.43 Hasil Kinerja dari Aspek Keuangan ... 83
Tabel 5.44 Nilai Kinerja dari Aspek Operasional ... 83
Tabel 5.45 Nilai Kinerja dari Aspek Administrasi ... 84
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 4.1 Struktur Organisasi PDAM Tirta Handayani ... 51
xvii ABSTRAK
EVALUASI KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM Studi Kasus di PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul
Yogyakarta
Robertus Ardita Angga Kusuma NIM : 092114041
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2015
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kinerja PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul selama tiga tahun dari tahun 2010-2012. Kinerja PDAM Tirta Handayani di nilai berdasarkan aspek keuangan, aspek operasional, aspek administrasi.
Jenis Penelitian ini adalah studi kasus pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pencatatan langsung terhadap data yang diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data deskriptif digunakan untuk menjawab masalah dengan acuan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum.
Hasil analisis data dan pembahasan menunjukkan bahwa kinerja PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2010 memiliki total nilai kinerja sebesar 59,4 dengan klasifikasi kinerja PDAM “cukup”. Tahun 2011 perusahaan memiliki total nilai kinerja sebesar 68,36 dengan klasifikasi kinerja PDAM “baik”. Tahun 2012 perusahaan memiliki total nilai kinerja sebesar 59,16 dengan klasifikasi kinerja PDAM “cukup”.
Kata kunci: Kinerja perusahaan, aspek keuangan, aspek opersaional, aspek administrasi.
xviii ABSTRACT
THE PERFORMANCE ASSESSMENT OF MUNICIPAL WATERWORKS A Case Study at Tirta Handayani Municipal Waterworks Gunungkidul
Regency of Yogyakarta Robertus Ardita Angga Kusuma
Sanata Dharma University Yogyakarta
2015
The purpose of this research is to determine the performance of Tirta Handayani Municipal Water Work at Gunungkidul in the year 2010 until 2012. Performance of Tirta Handayani Municipal Water Work is valued based on financial, operational, and administration aspects.
This type of research is a case study. Data collecting technique was documentation and interview. Data was analyzed based on performance evaluation criteria for the Municipal Waterworks issued by The Minister for Internal Affairs Decree Number 47 in 1999.
The result showed that the performance of Municipal Waterworks in the year 2010 was 59,4 which was categorized as sufficient. The performance in the year 2011 was 68,36 which was categorized as good. The performance in the year 2012 was 59,16 which was categorized as sufficient.
Keywords: Company performance, financial aspect, operational aspect, administration aspect.
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Air merupakan kebutuhan pokok bagi setiap makhluk hidup di dunia ini termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan dalam melangsungkan hidupnya, maka dari itu pengelolaanya harus diatur sedemikian rupa agar dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Air adalah sumber daya nasional yang menyangkut hajat hidup orang banyak, maka pengolahannya dipegang oleh pemerintah. Sebagai bentuk penyerahan sebagian urusan pemerintah di bidang pekerjaan umum kepada daerah, maka pelayanan air minum diserahkan kepada Pemerintah Daerah. Selanjutnya, melalui Peraturan Daerah pelaksanaannya diserahkan kepada sebuah instansi. Dalam hal ini instansi yang menangani adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), dimana PDAM merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa penyediaan air bersih. Salah satu tujuan dibentuknya PDAM adalah mencukupi kebutuhan masyarakat air bersih, meliputi penyediaan, pengembangan pelayanan sarana dan prasarana serta distribusi air bersih, sedang tujuan lainnya adalah ikut serta mengembangkan perekonomian guna menunjang pembangunan daerah dengan memperluas lapangan pekerjaan, serta mencari laba sebagai sumber utama pembiayaan bagi daerah. PDAM Tirta Handayani Kabupaten
Gunungkidul sebagai salah satu BUMD diharapkan mampu memberikan kontribusi yang memadai.
Kinerja PDAM adalah tingkat keberhasilan PDAM dalam satu tahun buku tertentu untuk dapat mengukur kinerja PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul maka perlu diketahui indikator–indikator kinerja sebagai dasar penilaian kinerja. Indikator adalah tolak ukur tingkat keberhasilan dari suatu aspek. Indikator kinerja PDAM dibedakan berdasarkan aspek keuangan, aspek operasional dan aspek administrasi, indikator dari masing–masing aspek ini, ditentukan berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 tentang pedoman penilaian kinerja Perusahan Daerah Air Minum.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian berjudul “Evaluasi Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Studi Kasus di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
Bagaimana kinerja PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul periode tahun 2010-2012 ditinjau dari Aspek Keuangan, Aspek Operasional, Aspek Administrasi berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi kinerja PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul periode tahun 2010–2012 ditinjau dari aspek keuangan, aspek operasional, aspek administrasi berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengevaluasi kinerja PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul dan sebagai bahan pertimbangan keputusan untuk pengembangan perusahaan.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi perpustakaan Universitas Sanata Dharma dan menambah pengetahuan tentang kinerja perusahaan.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini digunakan sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang kinerja sesuai dengan apa yang telah diperoleh selama menempuh perkuliahan dan dapat menerapkan ilmu yang didapat selama studi.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini disusun sebagai berikut : Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori
Bab ini berisi tentang landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti mengenai evaluasi kinerja PDAM sebagai dasar untuk menganalisis data dan mengolah data.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini berisi tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bab IV Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini berisi tentang sejarah berdirinya PDAM, lokasi perusahaan, visi dan misi, tujuan perusahaan, struktur organisasi, sumber daya manusia dan cakupan pelayanan.
Bab V Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang proses penganalisaan data-data yang berhubungan dengan penilaian kinerja perusahaan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999.
Bab VI Penutup
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang dapat diperoleh dari analisis data serta pembahasaannya, keterbatasan penelitian dan saran sebagai bahan pertimbangan bagi pihak perusahaan.
6 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2004:2), laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Menurut Zaki Baridwan (2004: 17), laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.
2. Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (Dwi Prastowo, 2005: 5).
3. Komponen Laporan Keuangan a. Neraca
Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu di mana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender, sehingga neraca sering disebut dengan Balance Sheet. Dengan demikian neraca terdiri dari tiga bagian utama yautu aktiva, hutang dan modal (Munawir, 2001:13).
1) Aktiva
Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan (IAI, 2004: 13).
Dalam pengertian aktiva tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud saja, tetapi juga termasuk pengeluaran-pengeluaran yang belum dialokasikan atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva tidak berwujud lainnya misalnya goodwill, hak paten, hak menertibkan dan sebagainya.
2) Hutang
Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, di mana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. 3) Modal
Modal merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), surplus dan laba yang ditahan.
b. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi-laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu.(Munawir 2001:26)
Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dan suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu. Selisih antara pendapatan-pendapatan dan biaya merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita oleh perusahaan. (Zaki Baridwan 2004:29)
Laporan laba rugi memuat unsur-unsur sebagai berikut: 1. Penghasilan (Income)
Menurut PSAK kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan definisi penghasilan meliputi pendapatan (revenues) maupun keuntungan (gains). Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang
berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, deviden, royalty, dan sewa (IAI, 2004: 18).
2. Beban (Expense)
Menurut PSAK kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan, beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. (IAI, 2004: 19)
c. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas, pengeluaran kas, dan perubahan bersih kas, baik yang berasal dari aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan. Laporan arus kas terbagi menjadi tiga tipe: operasi, investasi, dan keuangan. Bagian terpenting dari laporan arus kas adalah aliran kas yang berasal dari aktivitas operasi. Aliran kas yang berasal dari aktivitas ini melaporkan kas bersih yang disediakan atau digunakan oleh aktivitas utama bisnis, atau oleh pusat usaha kemakmuran.
4. Manfaat Laporan Keuangan
Menurut Munawir (2001: 2), bahwa laporan keuangan bermanfaat bagi pihak internal maupun pihak eksternal. Adapun pihak-pihak yang berkepentingan tersebut yaitu:
a. Pemilik perusahaan: bermanfaat untuk menilai sukses tidaknya manajer dalam memimpin perusahaannya dan kesuksesan seorang manajer biasanya diukur dengan laba yang diperoleh perusahaan. b. Manajer atau pemimpin perusahaan: bermanfaat untuk menyusun
rencana yang lebih baik, memperbaiki sistem pengawasannya dan menentukan kebijakan-kebijakan yang lebih tepat dan juga merupakan alat untuk mempertanggungjawabkan kepada pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan.
c. Para investor: bermanfaat untuk mengetahui prospek keuntungan di masa mendatang dan perkembangan perusahaan selanjutnya, mengetahui jaminan investasinya dan kondisi kerja atau kondisi keuangan jangka pendek perusahaan tempat di mana mereka menanamkan modalnya.
d. Kreditur dan bankers: memberi atau menolak permintaan kredit dari suatu perusahaan, perlu mengetahui terlebih dahulu posisi keuangan dari perusahaan yang bersangkutan.
e. Pemerintah: bermanfaat untuk menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan juga sangat diperlukan oleh Biro Pusat Statistik, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Tenaga Kerja untuk dasar perencanaan pemerintah.
f. Karyawan atau buruh: untuk menilai apakah pemberian bonus atau premi tersebut sudah cukup layak dibandingkan dengan tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan pada periode yang bersangkutan.
B. Analisis Laporan Keuangan
1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Menurut Munawir (2001: 64), analisis laporan keuangan adalah untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis laporan keuangan memerlukan beberapa tolok ukur yang sering dipakai adalah rasio. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio dapat memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya suatu keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan, terutama apabila angka-angka rasio tersebut diperbandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar.
Menurut Dwi Prastowo (2005: 56), secara harfiah analisis laporan keuangan terdiri atas dua kata, yaitu analisis dan laporan keuangan. Ini berarti juiga bahwa analisis laporan keuangan merupakan suatu kegiatan menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan.
2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Menurut John J. Wild, K.R. Subramanyam dan Robert F. Halsey (2005: 118), kebutuhan informasi pemakai berbeda berdasarkan tujuan dan analisa mereka. Pada analisa ekuitas, informasi akuntansi harus memberikan gambaran yang tidak bias mengenai posisi keuangan dan kinerja perusahaan.
Menurut Dwi Prastowo (2005: 57), analisis laporan keuangan dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan. Misalnya dapat digunakan
sebagai alat screening awal dalam memilih alternatif investasi atau
merger; sebagai alat forecasting mengenai kondisi dan kinerja keuangan di
masa datang, sebagai proses diagnosis terhadap masalah-masalah manajemen operasi atau masalah lainnya, atau sebagai alat evaluasi terhadap manajemen.
3. Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan
Menurut Dwi Prastowo (2005:59), secara umum metode analisis keuangan dapat diklasifikasikan menjadi dua klasifikasi, yaitu metode analisis horizontal (dinamis) dan metode analisis vertical (statis).
a. Metode analisis horizontal adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk beberapa tahun (periode), sehingga dapat diketahui perkembangan dan kecenderungannya.
b. Metode analisis vertikal adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan pada tahun (periode) tertentu, yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu dan pos lainnya pada laporan keuangan yang sama untuk tahun (periode) yang sama. Teknik-teknik analisis yang termasuk pada klasifikasi metode ini antara lain teknik analisis persentase perkomponen (Common–Size), analisis rasio, dan analisis impas.
4. Rasio Keuangan
a. Pengertian Rasio Keuangan
Menurut S. Munawir (2001: 64), rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar.
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2007: 297), rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan. Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya.
b. Manfaat Rasio Keuangan
Menurut Irham Fahmi (2011: 47), manfaat rasio keuangan , yaitu :
1) Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat menilai kinerja dan prestasi perusahaan.
2) Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai rujukan untuk membuat perencaan.
3) Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi suatu perusahaan dari perspektif keuangan. 4) Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor dapat
digunakan untuk memperkirakan potensi resiko yang akan dihadapi dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjaman.
5) Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilaian bagi pihak stakeholder organisasi.
c. Penggolongan Rasio Keuangan dalam Laporan Keuangan
Menurut S. Munawir (2001: 68), berdasarkan sumber datanya maka angka rasio dapat dibedakan antara:
1) Rasio-rasio Neraca (balance sheet ratio) yang tergolong dalam kategori ini adalah rasio yang semua datanya diambil atau bersumber pada neraca, misalnya current rasio, acid test rasio. 2) Rasio-rasio laporan rugi-laba (income statement ratio) yaitu
angka-angka rasio yang dalam penyusunannya semua datanya diambil dari laporan rugi-laba, misalnya gross profit margin, net operating
margin, operating rasio dan lain sebagainya.
3) Rasio-rasio antar laporan (interstatement ratio) ialah semua angka rasio yang penyusunannya datanya berasal dari neraca dan data lainnya dari laporan rugi-laba, misalnya tingkat perputaran
persediaan (account receivable turn over), sales to inventory, sales
to fixed assets dan lain sebagainya.
Menurut Dwi Prastowo (2005: 64), beberapa jenis angka rasio dikelompokkan ke dalam kelompok sebagai berikut:
1) Rasio Likuiditas yang mengukur kemampuan suatu perusahan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
2) Rasio Solvabilitas yang mengukur tingkat perlindungan para kreditor jangka panjang.
3) Rasio Return on Investment yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, relatif dibandingkan dengan aktiva (investasi) yang digunakan.
4) Rasio Pemanfaatan Aktiva yang mengukur efisiensi dan efektivitas penggunaan aktiva dalam mendukung penjualan perusahaan. 5) Rasio Kinerja Operasi yang mengukur efisiensi operasi
perusahaan.
6) Investor umumnya tertarik pada kelompok rasio profitabilitas tertentu.
7) Rasio Rentabilitas perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.
C. Perusahaan Daerah
1. Pengertian Perusahaan Daerah
Perusahaan Daerah adalah suatu perusahaan yang didirikan dengan suatu Peraturan Daerah, di mana modal seluruhnya atau sebagian merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan, kecuali ditentukan lain dengan atau berdasarkan undang-undang (Manulung, 1991: 42).
2. Tujuan Perusahaan Daerah
Tujuan Perusahaan Daerah adalah untuk turut serta melaksanakan pembangunan Daerah khususnya dan pembangunan ekonomi nasional umumnya. Perusahaan Daerah memenuhi kebutuhan rakyat dan ketentraman serta kesenangan kerja dalam perusahaan menuju masyarakat adil dan makmur (Manulung, 1991: 42).
D. Kinerja Perusahaan 1. Pengertian Kinerja
Kinerja perusahaan adalah prestasi yang dicapai perusahaan dalam periode tertentu (Cahyono, 1999: 5).
Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan / program / kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam
strategic planning suatu organisasi (Mahsun, 2006: 25).
Dalam Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 tahun 1999 bab I pasal 1(d) menjelaskan kinerja adalah tingkat keberhasilan
pengelolaan PDAM dalam suatu tahun buku tertentu (SK. Mendagri, 1999: 1).
2. Pengertiaan Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah menentukan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 1997: 416).
Seluruh kinerja perusahaan hendaknya di evaluasi setelah periode waktu tertentu, misalnya setiap bulan atau periode lain yang lebih pendek waktunya seperti setiap minggu, atau periode yang lebih lama seperti setiap kuartal evaluasi seharusnya menghasilkan informasi penting yang berguna. Jika terjadi penyimpangan, untuk menghindari agar penyimpangan tidak terjadi lagi (Husein, 2002:11).
3. Tujuan Penilaian Kinerja
Tujuan penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standard dan perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan (Mulyadi, 1997: 417)
Menurut Mahmudi (2005: 14), tujuan dilakukan penilaian kinerja di sektor publik adalah:
a. Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi b. Menyediakan sarana pembelajaran pegawai c. Memperbaiki kinerja periode berikutnya
d. Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan keputusan pemberian reward dan punishment
e. Memotivasi pegawai
f. Menciptakan akuntabilitas publik
Sesuai Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 tahun 1999 bahwa penilaian kinerja untuk mengetahui keberhasilan Direksi dalam mengelola Perusahaan Daerah Air Minum. PDAM dikelola oleh direksi yang profesional dalam rangka meningkatkan pelayanan air minum kepada masyarakat baik secara kwantitas dan kualitas (SK. Mendagri, 1999: 1).
4. Manfaat Penilaian Kerja
Penilaian kinerja dalam suatu perusahaan pada akhirnya tidak terlepas dari keterkaitannya untuk mencapai tujuan perusahaan yang utama yaitu untuk meningkatkan nilai yang dimiliki perusahaan. Dengan melakukan penilaian kinerja akan dapat memperoleh beberapa manfaat (Mulyadi, 1997:420), diantaranya:
a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimum.
b. Membantu mengambil keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti transfer, promosi, dan pemberhentian.
c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.
d. Untuk menyediakan umpan balik dari karyawan mengenai bagaimana atasan menilai kinerja mereka.
e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
Menurut Mardiasmo (2005: 122) manfaat pengukuran kinerja adalah sebagai berikut:
a. Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja manajemen.
b. Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan. c. Untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan
membandingkannya dengan target kinerja serta melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki kinerja.
d. Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman (reward
& punishment) secara obyektif atas pencapaian prestasi yang diukur
sesuai dengan system pengukuran kinerja yang telah disepakati.
e. Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka memperbaiki kinerja organisasi.
f. Membantu mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi.
g. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah.
E. Penilaian Kinerja PDAM
1. Konsep Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 tahun 1999 Pedoman Penilaian Kinerja PDAM yang dimaksud dengan Perusahaan Daerah Air Minum selanjutnya disingkat PDAM adalah perusahaan milik Daerah Propinsi atau Daerah Kabupaten atau Kota.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan salah satu BUMD bergerak dibidang penyediaan air bersih untuk kebutuhan masyarakat. Meskipun tetap dituntut untuk mendapatkan laba yang kemudian masuk kedalam APBD, namun PDAM tetap memiliki fungsi sosial. Hal ini dapat dilihat dari penentuan harga jual air per meter kubik yang ditentukan oleh pemerintah daerah atas persetujuan DPRD. Hal ini dilandasi dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1998. Kepmendagri Nomor 690 Tahun 1992 tentang Pola Petunjuk Teknis ditegaskan bahwa PDAM mempunyai fungsi pokok pelayanan umum kepada masyarakat, sehingga dalam menjalankan fungsinya tersebut, maka PDAM harus mampu membiayai dirinya sendiri dan harus berusaha mengembangkan tingkat pelayanan umum dan diharapkan mampu memberikan sumbangan kepada Pemerintah Daerah sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Oleh karena itu perlu adanya pengelolaan PDAM yang didasarkan pada asas ekonomi yang sangat sehat Evaluasi PDAM didasarkan pada keputusan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 tentang pedoman penilaian
kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Dalam rangka meningkatkan pelayanan air minum kepada masyarakat baik secara kuantitas dan kualitas PDAM harus dikelola oleh direksi yang profesional. Dan untuk keberhasilan direksi dalam mengelola PDAM dilakukan penilaian terhadap kinerja pada setiap akhir tahun buku.
Penilaian keadaan tingkat keberhasilan PDAM digolongkan menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999, sebagai berikut:
a. Baik sekali, bila memperoleh nilai kinerja di atas 75
b. Baik, bila memperoleh nilai kinerja di atas 60 sampai dengan 75 c. Cukup, bila memperoleh nilai kinerja di atas 45 sampai dengan 60 d. Kurang, bila memperoleh nilai kinerja di atas 30 sampai dengan 45 e. Tidak baik, bila memperoleh nilai kinerja kurang dari atau sama
dengan 30
Menurut Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999, Badan Pengawas pada setiap akhir tahun buku melakukan penilaian kinerja PDAM meliputi aspek keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi. Dimana penilaian atas bobot dari masing-masing aspek adalah sebagai berikut:
a. Aspek Keuangan 45 b. Aspek Operasional 40 c. Aspek Administrasi 15
Dalam Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999, dijelaskan indikator-indikator dari aspek keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi. Indikator adalah tolak ukur tingkat keberhasilan dari suatu aspek.
Indikator dari setiap aspek tersebut adalah: a. Aspek Keuangan
1) Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari jumlah aktiva produktif yang dikelola.
2) Rasio Laba terhadap Penjualan
Rasio ini digunakan untuk mengukur laba yang dapat diperoleh dari jumlah penjualan dalam tahun berjalan.
3) Rasio Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar (Likuiditas)
Rasio ini untuk menilai ketersediaan aktiva lancar untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dalam rangka membiayai kegiatan operasi maupun pembayaran hutang dan bunga yang jatuh tempo jika ada.
4) Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas (Debt to Equity
Ratio)
Rasio ini digunakan untuk menilai keseimbangan antara dua sumber pendanaan yang digunakan untuk membiayai asset perusahaan, yaitu modal dan hutang.
5) Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang (Solvabilitas)
Rasio ini merupakan tolak ukur untuk menilai tingkat kecukupan dari seluruh aktiva yang tersedia kemampuan untuk membayar utang harus segera dipenuhi.
6) Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi (Operating
Ratio)
Rasio ini merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menilai penghematan dalam penggunaan sumber data dan daya untuk menjalankan kegiatan operasional
7) Rasio Laba Operasi sebelum Biaya Penyusutan terhadap Angsuran Pokok dan Bunga Jatuh Tempo
Rasio ini digunakan untuk mengukur potensi dari laba yang dihasilkan dapat memenuhi kewajiban pembayaran angsuran pokok dan bunga yang jatuh tempo.
8) Rasio Aktiva Produktif terhadap Penjualan Air
Rasio ini digunakan untuk menunjukkan berapa besar aktiva produktif yang digunakan dalam memperoleh pendapatan atas penjualan air.
9) Jangka Waktu Penagihan Piutang
Tolak ukur untuk menilai efektivitas dari upaya manajemen dalam pengendalian piutang yaitu menilai waktunya rata-rata piutang tertagih menjadi kas.
10) Efektivitas Penagihan
Tolak ukur untuk menilai efektivitas dari upaya manajemen dalam pengendalian piutang
b. Aspek Operasional 1) Cakupan Pelayanan
Kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada penduduk.
2) Kualitas Air Distribusi
Pemenuhan syarat yang telah ditetapkan instansi berwenang mengenai kualitas air yang dikonsumsi masyarakat berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.
3) Kontinuitas Air
Untuk mengetahui apakah pelanggan mendapat aliran air secara penuh atau tidak yaitu selama 24 jam per hari.
4) Produktivitas Pemanfaatan Instalasi Produksi
Perbandingan antara kapasitas produksi dengan kapasitas terpasang.
5) Tingkat Kehilangan Air
Perbandingan antara jumlah m3 air yang didistribusikan yang terjual dengan jumlah m3 air yang didistribusikan. Rasio ini menunjukkan bagaimana tingkat kehilangan air yang dialami.
6) Peneraan Meter Air
Untuk menjamin kebenaran angka yang ditunjukkan maka harus dipastikan bahwa selama terpasang meter air tersebut dalam kondisi baik dan akurat. Maka perlu adanya pemeliharaan seluruh meter air yang dipasang dan ditera secara periodik dan menggantinya bila rusak atau bila sudah tiba waktu pengantiannya.
7) Kecepatan Penyambungan Baru
Menunjukan berapa kecepatan pelayanan yang diberikan kepada pelanggan dalam proses pemasangan sambungan baru.
8) Kemampuan Penanganan Pengaduan Rata-rata per bulan
Kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan pengaduan-pengaduan pelanggan.
9) Kemudahan Pelayanan
Tersedianya sarana penunjang dalam rangka memberikan kemudahan pelayanan baik untuk melakukan pembayaran maupun pengaduan.
10) Rasio Karyawan per 1000 Pelanggan
c. Aspek Administrasi
1) Rencana Jangka Panjang ( Corporate Plan )
Rencana strategis yang mencakup rumusan mengenai tujuan dan sasaran yang hendak dicapai perusahaan dalam jangka waktu lima tahun mendatang.
2) Rencana Organisasi dan Uraian Tugas
Struktur organisasi dan tata cara kerja organisasi yang dimiliki oleh perusahaan dan disahkan oleh Kepala Daerah.
3) Prosedur Operasi Standar
Pelaksanaan prosedur operasi standar sejauh mana dipedomani. Prosedur operasi standar adalah panduan (manual) yang mencakup prosedur dan penanganan operasi perusahaan.
4) Gambar Nyata Laksana (as Built Drawing)
Ukuran untuk melihat sampai sejauh mana gambar nyata laksana disediakan dan dipedomani sebagai alat manajemen. Gambar nyata laksana untuk seluruh system distribusi adalah ukuran pelaksanaan manajemen produksi dan distribusi secara baik. 5) Pedoman Penilaian Kinerja Karyawan
Mengetahui sejauh mana pelaksanaan pedoman penilaian kerja karyawan dalam rangka penentuan karir dan gaji dipedomani. Pedoman tersebut merupakan media untuk menilai prestasi kerja karyawan perusahaan.
6) Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)
Mengetahui sejauh mana Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dipedomani. RAKP adalah penjabaran dari rancana jangka panjang secara tahunan yang mencakup rencana kerja dan anggaran perusahaan.
7) Tertib Laporan Internal
Dilaksanakannya pelaporan di bidang keuangan, operasi dan administrasi secara berkala dari pelaksana kepada pengambil keputusan. Laporan tersebut antara lain laporan kas harian, laporan keuangan bulanan, dan lain-lain.
8) Tertib Laporan Eksternal
Penyampaian laporan-laporan untuk pihak ekstern secara periodok, tepat waktu, laporan tersebut antara lain laporan keuangan tahunan kepada Badan Pengawas dan laporan untuk keperluan pajak.
9) Opini Auditor Independen
Opini pemeriksa independen mengenai kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen.
10) Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Tahun Terakhir
Hasil pencapaian upaya tindak lanjut temuan atau rekomendasi oleh instansi pemeriksa.
F. Hasil Penelitian Sebelumnya
Penelitian sebelumnya dalam hal evaluasi kinerja Perusahaan Daerah Air Minum dilakukan oleh Farid (2003) melakukan penelitian dengan judul “Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Donggala Periode 1997-2001” Teknik analisis data yang digunakan adalah Kepmendagri No. 47 Tahun 1999. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah Bagaimana kinerja Perusahaan Daerah Air Minum tahun 1997-2001 berdasarkan Kepmendagri No. 47 tahun 1999. Dari penelitian ini, penulis berkesimpulan dari ketiga aspek yang meliputi aspek keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi menunjukkan bahwa kinerja PDAM Kabupaten Donggala ratta-rata masih mendapat nilai cukup refektif, berdasarkan perhitungan KepMendagri No. 47 tahun 1999 tentang Penilaian Kinerja PDAM dari aspek keuangan, aspek operasional dan aspek administrasi pada tahun 1997-1999 memperoleh nilai sebesar 42,52, 42,52 dan 42,22 sehingga dikategorikan kinerjanya kurang. Namun pada tahun 2000-2001 nilai kinerja naik menjadi 49,42 dan 48,85 dengan kategori kinerja cukup. Keadaan ini menunjukkan bahwa PDAM dalam keadaan rugi, sehingga belum bisa memberikan kontribusi terhadap peningkatan PAD.
Fenike (2013) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Studi Kasus di PDAM Kabupaten Purworejo”. Teknik analisis data yang digunakan adalah Kepmendagri No. 47 Tahun 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja PDAM. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah Bagaimana kinerja PDAM selama dua tahun dari tahun 2010 sampai
dengan 2011 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 tahun 1999. Dari penelitian ini, penulis berkesimpulan tahun 2010 sebesar 58,3 dengan nilai kinerja dikategorikan cukup. Penilaian kinerja tahun 2011 terdapat peningkatan sebesar 2,87 menjadi 61,17 dengan nilai kinerja dikategorikan baik.
Dalam penelitian Farid Rifai dan Fenike Aprilia yang membedakan dengan penelitian penulis hanya terletak dalam tempat dan periode penelitian. Farid Rifai tempat penelitiannya di Kabupaten Donggala, periode 1997-2001. Fenike Aprilia tempat penelitiannya di Kabupaten Purworejo, periode 2010-2011. Sedangkan penulis tempat penelitiannya di Kabupaten Gunung Kidul, periode 2010-2013.
30 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus di PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul sehingga hasil kesimpulan yang diambil dari penelitian ini hanya berlaku bagi PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul dan berlaku pada waktu tertentu.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul yang berlokasi di jalan Ki Ageng Giring No. 12 Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2013 – Desember 2013.
C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian
Pihak-pihak yang terlibat sebagai pemberi informasi dalam penelitian. Pihak-pihak yang terlibat diantaranya adalah direksi, bagian keuangan, bagian umum, dan bagian bidang teknik.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian dari penelitian ini adalah data laporan keuangan dan non keuangan PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul periode 2010-2012
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara
Teknik untuk memperoleh data dengan melakukan tanya jawab pada subjek penelitian.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati serta mencatat data-data yang diperlukan dalam penelitian.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul dari aspek keuangan, aspek operasional, aspek administrasi berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 tahun 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja PDAM. Langkah – langkah yang dilakukan dalam analisis data adalah sebagai berikut:
1. Aspek Keuangan
1) Menghitung Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif
Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai : Tabel 3.1
Petunjuk Perhitungan Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
Menghitung bonus peningkatan Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif
Nilai Bonus : Peningkatan Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif tahun ini dibanding Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif tahun lalu.
Rumus = Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif tahun ini – Rasio Laba terhadap aktiva Produktif tahun lalu.
Tabel 3.2
Petunjuk Perhitungan Nilai Bonus
Peningkatan Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
Rasio Nilai > 10% 5 > 7% - 10% 4 > 3% - 7% 3 > 0% - 3% 2 < 0% 1 Rasio Nilai > 12% 5 > 9% - 12% 4 > 6% - 9% 3 > 3% - 6% 2 > 0% - 3% 1
2) Menghitung Rasio Laba terhadap Penjualan
Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai : Tabel 3.3
Petunjuk Perhitungan Rasio Laba terhadap Penjualan
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
Menghitung bonus peningkatan Rasio Laba terhadap Aktiva Penjualan
Nilai Bonus = Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif tahun ini – Rasio Laba terhadap aktiva Produktif tahun lalu
Tabel 3.4
Petunjuk Perhitungan Nilai Bonus
Peningkatan Rasio Laba terhadap Penjualan
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
Rasio Nilai > 20% 5 > 14% - 20% 4 > 6% - 14% 3 > 0% - 6% 2 < 0% 1 Rasio Nilai > 12% 5 > 9% - 12% 4 > 6% - 9% 3 > 3% - 6% 2 > 0% - 3% 1
3) Menghitung Rasio Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar
Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai : Tabel 3.5
Petunjuk Perhitungan Rasio Aktiva Lancar Terhadap Utang Lancar
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
4) Menghitung Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas
Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai : Tabel 3.6
Petunjuk Perhitungan Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Utang Lancar
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
5) Menghitung Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang
Rasio Nilai > 1,75 – 2,00 5 > 1,50 – 1,75 atau > 2,00 – 2,30 4 > 1,25 – 1,50 atau > 2,30 – 2,70 3 > 1,00 – 1,25 atau > 2,70 – 3,00 2 < 1,00 atau > 3,00 1 Rasio Nilai < 0,5 5 > 0,5 – 0,7 4 > 0,7 – 0,8 3 > 0,8 – 1,00 2 > 1,0 1
Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai : Tabel 3.7
Petunjuk Perhitungan Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
6) Menghitung Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi
Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai : Tabel 3.8
Petunjuk Perhitungan Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
7) Menghitung Rasio Laba Operasi sebelum Biaya Penyusutan terhadap Angsuran Pokok dan Bunga Jatuh Tempo
Rasio Nilai > 2,0 5 > 1,7 – 2,0 4 > 1,3 – 1,7 3 > 1,0 – 1,3 2 < 1,0 1 Rasio Nilai < 0,50 5 > 0,50 – 0,65 4 > 0,65 – 0,85 3 > 0,85 – 1,00 2 > 1,0 1
Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai : Tabel 3.9
Petunjuk Perhitungan Rasio Laba Operasi sebelum Biaya Penyusutan terhadap Angsuran Pokok dan Bunga Jatuh Tempo
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
8) Menghitung Rasio Aktiva Produktif terhadap Penjualan Air
Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai : Tabel 3.10
Petunjuk Perhitungan Rasio Aktiva Produktif Terhadap Penjualan Air
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
Rasio Nilai > 2,0 5 > 1,7 – 2,0 4 > 1,3 – 1,7 3 > 1,0 – 1,3 2 < 1,0 1 Rasio Nilai < 2,0 5 > 2,0 – 4,0 4 > 4,0 – 6,0 3 > 6,0 – 8,0 2 > 8,0 1
9) Menghitung Jangka Waktu Penagihan Piutang
Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai : Tabel 3.11
Petunjuk Perhitungan Jangka Waktu Penagihan Piutang
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999 10) Menghitung Efektivitas Penagihan
Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai : Tabel 3.12
Petunjuk Perhitungan Rasio Efektivitas Penagihan
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
Rasio Nilai < 60 5 > 60 – 90 4 > 90 – 150 3 > 150 – 180 2 > 180 1 Rasio Nilai > 90% 5 > 85% – 90% 4 > 80% – 85% 3 > 75% – 80% 2 < 75% 1
2. Aspek Operasional
a. Menghitung dan memberikan nilai 10 indikator aspek operasional 1) Menghitung Cakupan Pelayanan
Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai Tabel 3.13
Petunjuk Perhitungan Cakupan Pelayanan
Kota Kabupaten
Rasio Nilai Rasio Nilai
> 80% 5 > 60% 5
> 60% – 80% 4 > 45% – 60% 4 > 40% – 60% 3 > 30% – 45% 3 > 20% – 40% 2 > 15% – 30% 2
< 20% 1 < 15% 1
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
Menghitung bonus Peningkatan Cakupan Pelayanan
Nilai Bonus : Peningkatan cakupan pelayanan tahun ini dibandingkan cakupan pelayanan tahun lalu
Rumus = Cakupan pelayanan tahun ini – cakupan pelayanan tahun lalu Tabel 3.14
Petunjuk Perhitungan Bonus Peningkatan Cakupan Pelayanan
Kota Kabupaten
Rasio Nilai Rasio Nilai
> 12% 5 > 8% 5
> 9% – 12% 4 > 6% – 8% 4 > 6% – 9% 3 > 4% – 6% 3 > 3% – 6% 2 > 2% – 4% 2 > 0% - 3% 1 > 0% - 2% 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
2) Memberikan penilaian Kualitas Air Distribusi Hasil penilaian dinilai sebagai berikut : Tabel 3.15
Petunjuk Penilaian Kualitas Air Distribusi
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999 3) Memberikan Penilaian Kontinuitas Air
Hasil penilaian dinilai sebagai berikut : Tabel 3.16
Petunjuk Penilaian Kontinuitas Air
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
4) Menghitung Produktifitas Pemanfaatan Instalasi Produksi
Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai : Tabel 3.17
Petunjuk Perhitungan Rasio Produktivitas Pemanfaatan Instalasi Produksi
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999 Kualitas Air Nilai - Memenuhi syarat air minum 3 - Memenuhi syarat air bersih 2 - Tidak memenuhi syarat 1
Kontinuitas Air Nilai
- Semua pelanggan mendapat aliran air 24 jam 2 - Belum semua pelanggan mendapat aliran air 24 jam 1
Rasio Nilai
> 90% 4
> 80% – 90% 3 > 70% – 80% 2
5) Menghitung Tingkat Kehilangan Air
Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai : Tabel 3.18
Petunjuk Perhitungan Tingkat Kehilangan Air
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
Nilai Bonus : Penurunan tingkat kehilangan air dihitung dengan cara membandingkan penurunan kehilangan air tahun ini dengan tahun lalu. Rumus = Rasio tingkat kehilangan air tahun ini - Rasio tingkat kehilangan air tahun lalu
Tabel 3.19
Petunjuk Perhitungan Bonus Tingkat Kehilangan Air
Tahun Lalu Tahun Ini Nilai
>60% <=20% 10 >60% >50% > 20% - 21% ; atau < 20% 9 >60% >50% - 60% >40% - 50% > 21% - 22% ; atau >20% - 21% ; atau < 20% 8 >60% >50% - 60% >40% - 50% >30% - 40% > 22% - 23% ; atau > 21% - 22% ; atau > 20% - 21% ; atau < 20% 7 Rasio Nilai < 20% 4 > 20% – 30% 3 > 30% – 40% 2 > 40% 1
>60% >50% - 60% >40% - 50% >30% - 40% >27% - 30% > 23% - 24% ; atau > 22% - 23% ; atau > 21% - 22% ; atau > 20% - 21% ; atau < 20% 6 >60% >50% - 60% >40% - 50% >30% - 40% >27% - 30% >24% - 27% > 24% - 25% ; atau > 23% - 24% ; atau > 22% - 23% ; atau > 21% - 22% ; atau > 20% - 21% ; atau < 20% 5 >60% >50% - 60% >40% - 50% >30% - 40% >27% - 30% >24% - 27% >23% - 24% > 25% - 27% ; atau > 24% - 25% ; atau > 23% - 24% ; atau > 22% - 23% ; atau > 21% - 22% ; atau > 20% - 21% ; atau < 20% 4 >60% >50% - 60% >40% - 50% >30% - 40% >27% - 30% >24% - 27% >23% - 24% >22% - 23% > 27% - 30% ; atau > 25% - 27% ; atau > 24% - 25% ; atau > 23% - 24% ; atau > 22% - 23% ; atau > 21% - 22% ; atau > 20% - 21% ; atau < 20% 3 >60% >50% - 60% >40% - 50% >30% - 40% >27% - 30% >24% - 27% >23% - 24% >22% - 23% >21% - 22% > 30% - 40% ; atau > 27% - 30% ; atau > 25% - 27% ; atau > 24% - 25% ; atau > 23% - 24% ; atau > 22% - 23% ; atau > 21% - 22% ; atau > 20% - 21% ; atau < 20% 2 >60% >50% - 60% >40% - 50% >30% - 40% >27% - 30% > 40% - 50% ; atau > 30% - 40% ; atau > 27% - 30% ; atau > 25% - 27% ; atau > 24% - 25% ; atau 1
>24% - 27% >23% - 24% >22% - 23% >21% - 22% <21 > 23% - 24% ; atau > 22% - 23% ; atau > 21% - 22% ; atau > 20% - 21% ; atau < 20%
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
6) Menghitung Peneraan meter air
Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai : Tabel 3.20
Petunjuk Perhitungan Peneraan Meter Air
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999 7) Penilaian Kecepatan penyambungan baru
Hasil penilaian dinilai sebagai berikut : Tabel 3.21
Petunjuk Perhitungan Penilaian Kecepatan Penyambungan Baru
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
Rasio Nilai > 20% - 25% 3 > 10% – 20% 2 > 0% – 10% atau >25% 1 Waktu Nilai - < 6 hari kerja 2 - > 6 hari kerja 1
8) Menghitung Kemampuan penanganan pengaduan rata-rata perbulan
Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai : Tabel 3.22
Petunjuk Perhitungan Kemampuan Penanganan Pengaduan Rata-rata per Bulan
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999 9) Memberikan Penilaian Kemudahan Pelayanan
Hasil penilaian dinilai sebagai berikut : Tabel 3.23
Petunjuk Perhitungan Kemampuan Penanganan Pengaduan Rata-rata per Bulan
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
10) Menghitung Rasio Karyawan per 1000 pelanggan
Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai
Rasio Nilai > 80% 2 < 80% 1 Ketersediaan Nilai - Tersedia 2 - Tidak tersedia 1
Tabel 3.24
Petunjuk Perhitungan Rasio Karyawan per 1000 pelanggan
Kota Kabupaten
Rasio Nilai Rasio Nilai
< 6 5 < 6 5
> 6 - 7 4 > 8 – 11 4 > 7 - 9 3 > 11- 15 3 > 9 - 10 2 > 15 – 18 2
> 10 1 > 18 1
Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999 3. Aspek Administrasi
a. Memberikan penilaian 10 indikator aspek administrasi Tabel 3.25
Petunjuk Penilaian Aspek Administrasi
No Keterangan Pelaksanaan Nilai
1 Rencana jangka panjang (Corporate Plan)
- Sepenuhnya dipedomani - Dipedomani sebagian
- Memiliki, belum dipedomani - Tidak memiliki
4 3 2 1 2 Rencana organisasi dan
uraian tugas
- Sepenuhnya dipedomani - Dipedomani sebagian
- Memiliki, belum dipedomani - Tidak memiliki
4 3 2 1 3 Prosedur operasi standar - Sepenuhnya dipedomani
- Dipedomani sebagian
- Memiliki, belum dipedomani - Tidak memiliki
4 3 2 1 4 Gambar nyata laksana (As
Built Drawing)
- Sepenuhnya dipedomani - Dipedomani sebagian
- Memiliki, belum dipedomani - Tidak memiliki
4 3 2 1 5 Pedoman penilaian kerja
karyawan
- Sepenuhnya dipedomani - Dipedomani sebagian
- Memiliki, belum dipedomani 4 3 2
- Tidak memiliki 1 6 Rencana kerja dan
anggaran perusahaan (RKAP)
- Sepenuhnya dipedomani - Dipedomani sebagian
- Memiliki, belum dipedomani - Tidak memiliki
4 3 2 1 7 Tertib laporan internal - Dibuat tepat waktu
- Tidak tepat waktu
2 1 8 Tertib laporan eksternal - Dibuat tepat waktu
- Tidak tepat waktu
2 1 9 Opini auditor independen - Wajar tanpa pengecualian
- Wajar dengan pengecualian - Tidak memberikan pendapat - Pendapat tidak wajar
4 3 2 1 10 Tindak lanjut hasil
pemeriksaan tahun terakhir
- Tidak ada temuan
- Ditindaklanjuti, seluruhnya selesai - Ditindaklanjuti, sebagian selesai - Tidak ditindaklanjuti 4 3 2 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999
4. Menjumlahkan nilai-nilai seluruh indikator dari masing-masing aspek penilaian kinerja.
5. Penentuan bobot dan nilai maksimal pada tiap aspek. Langkahnya sebagai berikut :
a. Menghitung nilai kinerja masing-masing aspek sesuai dengan rumus menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 47 Tahun 1999
Tabel 3.26
Penentuan bobot dan nilai maksimum
Aspek Bobot Indikator Nilai Maksimum
Keuangan 45 10 60
Operasional 40 10 47
Administrasi 15 10 36
Total 100 30 143
Tabel 3.27
Perhitungan Nilai Kinerja
Aspek Perhitungan Nilai Kinerja
Keuangan
Operasional
Administrasi
Total nilai kinerja Sumber : SK. Mendagri No. 47 Tahun 1999
b. Mengklasifikasikan kinerja sesuai dengan total nilai kinerja Tabel 3.28
Penggolongan Tingkat Kinerja PDAM
Nilai Kinerja Kinerja
> 75 Baik sekali > 60 – 75 Baik > 45 – 60 Cukup > 30 – 45 Kurang
<= 30 Tidak baik Sumber : SK. Mendagri No. 47 Tahun 1999