OPERASIONAL BERDASARKAN SK MENTERI BUMN
RI NOMOR: KEP-100/ MBU/ 2002
Studi Kasus: PT.Telkom Tbk
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Gregorius Agung Kuncorojati NIM : 062114053
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
OPERASIONAL BERDASARKAN SK MENTERI BUMN
RI NOMOR: KEP-100/ MBU/ 2002
Studi Kasus: PT.Telkom Tbk
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Gregorius Agung Kuncorojati NIM : 062114053
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
Perjuangan seseorang akan banyak berarti jika mulai dari diri
sendiri.
Orang besar bukan orang yang otaknya sempurna tetapi orang
yang mengambil sebaik-baiknya dari otak yang tidak
sempurna.
Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu,
mestinya kita juga berdoa dalam kegembiraan besar dan saat
rezeki melimpah (Kahlil Gibran).
v
Sebuah karya kecilku ini kupersembahkan kepada orang-orang yang aku
sayangi:
Tuhan Yesus Kristus yang memberikan hidup dan Bunda Maria sebagai
teladan hidupku.
Kedua orangtuaku Antonius Sumarsono dan Theresia Sunarsih yang telah
memberikan aku dukungan doa serta kasih sayangnya sepanjang hidupku
dan memberikan segalanya yang aku butuhkan dalam kehidupanku.
Kakakku Yoseph Guntur Kuncorojati dan Niklaus Wahyu Kuncorojati
yang
selalu
setia
mendukung
dan
memberikan
semangat
demi
keberhasilan serta masa depanku.
Para dosen FE yang selalu membantuku.
Dan teman-teman Akuntansi Fakultas Ekonomi USD yang selalu
mendukungku.
vi
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKON0MI
JURUSAN AKUNTANSI - PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
“ANALISIS ASPEK KEUANGAN DAN ASPEK OPERASIONAL BERDASARKAN SK MENTERI BUMN
RI NOMOR: KEP-100/ MBU/ 2002” (Studi Kasus: PT.Telkom Yogyakarta)
dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 19 Oktober 2011 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 19 Oktober 2011 Yang membuat pernyataan,
vii
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Gregorius Agung Kuncorojati
Nomor Mahasiswa : 062114053
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“ANALISIS ASPEK KEUANGAN DAN ASPEK OPERASIONAL BERDASARKAN SK MENTERI BUMN
RI NOMOR: KEP-100/ MBU/ 2002”
(Studi Kasus: PT.Telkom Yogyakarta)
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 19 Oktober 2011
Yang menyatakan
viii
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul ”Analisis Aspek Keuangan dan Aspek Operasional Berdasarkan SK Menteri BUMN RI
NOMOR: KEP-100/ MBU/ 2002”,
studi kasus: PT.Telkom Yogyakarta.
Penulisanskripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S.J. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
3. Drs. Yusef Widya Karsana, M.Si., Akt., QIA. selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Universitas Sanata Dharma.
4. Dr. Fr. Ninik Yudianti., M. Acc., QIA sebagai Dosen Pembimbing yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi yang telah banyak membantu dan memberi banyak sekali ilmu kepada penulis selama menjalani kuliah di Universitas Sanata Dharma.
6. Segenap karyawan USD yang telah membantu penulis dalam skripsi ini.
ix
Yogyakarta serta segenap staf karyawan yang telah membantu dalam hal memperoleh data.
8. Kedua orangtuaku Antonius Sumarsono dan Theresia Sunarsih yang selalu berusaha memperhatikan dan mendorong pendidikan anaknya, tanpa mengenal lelah sehingga skripsi ini dapat selesai.
9. Kakakku Yoseph Guntur Kuncorojati dan Niklaus Wahyu Kuncorojati yang telah memberikan kasih sayang serta dukungan selama ini.
10. Para sahabat-sahabatku St.Billy Angga Dinata, Henricus Eko Hari Prasetyo, Eka Hery, Wahyu Pratama, Antonius Adhi Irawan, Ignatius Beny Murti Pratama, Andreas Seno Harmoko, Rory Efriandi, Candra Kusuma, Carolina Kunthi Mitayani, Dombat Febriana Tarigan, Krisnawati Indriyastuti, Albertus Langgeng Triyono, Wasis Wardoyo, Heri Tri Purnomo, Aurelia Puspa Nadya, Andre Baskoro, Henricus Wisnu Aji Widyonarko, terimakasih atas kebersamaan dan persahabatan yang terjalin selama ini.
11. Teman-teman seperjuangan di MPT: Dito, Vivi, Doni, Andri, Wahyu, Vera, Teo, Mea, Mbak Pipin, Steve, Sari, Ian, Lusi, Christian.
12. Teman-teman mahasiswa Akuntansi (terutama angkatan 2006), terima kasih atas kebersamaan dan perjuangan kita selama ini.
x
penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 19 Oktober 2011
xi
HALAMAN JUDUL ……… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………... ii
HALAMAN PENGESAHAN ……….. iii
HALAMAN MOTTO ………... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ………... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ………... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMI ... vii
KATA PENGANTAR ……….. viii
DAFTAR ISI ………. xi
DAFTAR TABEL ………. xiv
DAFTAR GAMBAR ……… xv
ABSTRAK ……… xvi
ABSTRACT………... xvii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1
B. Rumusan Masalah ………. 2
C. Batasan Masalah ……… 3
D. Tujuan Penelitian ……….. 3
E. Manfaat Penelitian ……….... 3
F. Sistematika Penulisan ……… 4
BAB II. LANDASAN TEORI A. Tingkat Kesehatan Perusahaan ………... 7
1. Pengertian Tingkat Kesehatan ……… 7
2. Pengertian Laporan Keuangan ……… 8
3. Macam-Macam Rasio Keuangan ……… 8
4. Aspek Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN ………... 10
5. Tingkat Kesehatan BUMN ……….. 12
B. Pengertian dan Peranan BUMN ……… 13
C. Landasan Konstitusional BUMN ……….. 16
D. BUMN SebagaiStrategic Business Unit………... 17
xii
H. Tata Cara Penilaian Tingkat Keehatan BUMN Non Jasa
Keuangan ………... 19
1. Aspek Keuangan ………. 19
2. Aspek Operasional ……….. 21
BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ……….. 26
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ……… 26
C. Data Yang Diperlukan ……….. 26
D. Teknik Pengumpulan Data ………... 27
E. Teknik Analisis Data ……… 27
BAB IV. GAMBARAN UMUM PT.TELKOM A. Sejarah Singkat Berdirinya PT. Telkom Umum ……..………. 31
B. Sejarah Singkat Berdirinya PT.Telkom Yogyakarta ……… 38
C. Lokasi Perusahaan ………. 39
D. Ruang Lingkup Kegiatan Perusahaan ………... 39
E. Struktur Organisasi Perusahaan, Uraian Tanggungjawab Dari Setiap Posisi ……….. 40
1. Dewan Komisaris ……… 41
2. Direktur Utama ……… 42
3. Direktur Keuangan ……….. 42
4. DirekturHuman Capital And General Affairs……… 43
5. DirekturNetwork And Solution………... 43
6. Direktur Konsumer ……….. 43
7. DirekturEnterprise and Wholesale………. 43
8. DirekturInformation Technology and Supply………. 44
9. DirekturCompliance and Risk Management……….. 44
F. Personalia ……….. 44
1. Tenaga Kerja ………... 44
xiii
2. Cara-cara Yang Ditempuh Oleh PT.Telkom Dalam
Memasarkan Produknya ……….. 45
BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Penilaian Aspek Keuangan PT.Telkom Berdasarkan SK Menteri BUMN RI NOMOR: KEP-100/MBU/2002 ………. 47
1. Penilaian Aspek Keuangan PT.Telkom ……….. 47
2. Penilaian Aspek Operasional PT.Telkom Distrik Yogyakarta … 53 B. Faktor-Faktor Penyebab Perkembangan Aspek Keuangan PT.Telkom ………. 58
BAB VI. PENUTUP A. Kesimpulan ……… 61
1. Aspek Keuangan PT.Telkom Tbk ………... 61
2. Aspek Operasional PT.Telkom Distrik Yogyakarta ……… 61
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Aspek Keuangan PT.Telkom ………... 61
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aspek Operasional PT.Telkom Distrik Yogyakarta ………... 62
B. Keterbatasan Penelitian ………. 63
C. Saran ……….. 63
DAFTAR PUSTAKA ……… 65
LAMPIRAN Lampiran Laporan keuangan PT.Telkom ………. 66
Permohonan Pengisian Kuesioner ……… 74
Pedoman Angket ……….. 75
xiv
Halaman
Tabel 1. Daftar Indikator dan Bobot Aspek Keuangan ……….. 20
Tabel 2. Contoh Daftar Indikator dan Bobot Aspek Keuangan ………. 28
Tabel 3. Contoh Daftar Indikator dan Bobot Aspek Operasional ……….. 28
Tabel 4. PerhitunganReturn On Equity (ROE)……….. 48
Tabel 5. PerhitunganReturn On Investment (ROI)………. 48
Tabel 6. PerhitunganCash Ratio (CR)………... 49
Tabel 7. PerhitunganCurrent Ratio (CR)………... 49
Tabel 8. PerhitunganCollection Periods (CP)………... 50
Tabel 9. Perhitungan Perputaran Persediaan (PP) ……….. 51
Tabel 10. PerhitunganTotal Asset Turn Over (TATO)………... 51
Tabel 11. Perhitungan Total Modal Sendiri Terhadap Total Asset (TMS terhadap TA) ……….. 52
Tabel 12. Daftar Total Bobot Aspek Keuangan Perusahaan ……… 52
xv
xvi
OPERASIONAL BERDASARKAN SK MENTERI BUMN RI NOMOR: KEP-100/ MBU/ 2002
Studi Kasus: PT.Telkom Tbk Gregorius Agung Kuncorojati Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2011
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui aspek keuangan PT.Telkom Tbk berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh SK Menteri BUMN RI Nomor: KEP-100/ MBU/ 2002 untuk tahun 2007 sampai dengan tahun 2009, (2) mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi aspek keuangan PT.Telkom dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009. Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, wawancara, dan kuesioner.
Data dianalisis dengan dua cara yakni (1) mengartikan ratio-ratio yang dipakai dalam penilaian aspek keuangan, menilai Bobot Aspek Keuangan PT.Telkom Pusat, menilai Bobot Aspek Operasional PT.Telkom Yogyakarta, membandingkan total skor masing-masing aspek keuangan dan aspek operasional dari tahun 2007 sampai tahun 2009 dengan kriteria aspek keuangan perusahaan menurut Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/ MBU/ 2002, (2) melakukan perbandingan skor pada aspek keuangan dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/ MBU/ 2002. Indikator aspek keuangan dan aspek operasional dianalisis penambahan atau penurunannya baik dalam kualitas maupun kuantitasnya.
Hasil perhitungan aspek keuangan menunjukkan bahwa pada tahun 2007 diperoleh total bobot penilaian sebesar 62 dan tahun 2008 sebesar 62,5 serta tahun 2009 sebesar 61. Sesuai kriteria yang ditetapkan dalam SK Menteri Keuangan dapat diambil kesimpulan bahwa PT.Telkom berada dalam kategori “sehat” untuk tiga tahun anggaran berturut-turut.
xvii
BASED ON THE DECREE OF MINISTER OF STATE OWNED ENTERPRISE OF INDONESIA KEP-100/ MBU/ 2002
A Case Study at PT.Telkom Tbk Gregorius Agung Kuncorojati
Sanata Dharma University Yogyakarta
2011
The purposes of this reseach were: (1) to know financial aspect of PT.Telkom Tbk based on the criteria determined by Finance Minister’s decree: KEP-100/ MBU/ 2002 for the year of 2007-2009; (2) to identify the factors that influence finalcial aspect of PT.Telkom from 2007-2009. The research type was case study with data collection techniques were documentation, interview, and questionnaire.
The data were analyzed by (1) interpreting the ratios used in assessing financial aspect, evaluating the financial aspect weight of head office of PT.Telkom, evaluating operational aspect weight of PT.Telkom Yogyakarta, comparing the total score of each financial aspect and operational aspect from 2007-2009 with company’s financial aspect criteria based on The Decree of Minister of State owned Enterprise of Republic Indonesia KEP-100/ MBU/ 2002, (2) doing score comparison for financial aspect in The Decree of Minister of State Enterprise of Republic of Indonesia KEP-100/ MBU/ 2002. The indicator for financial aspect and operational aspect were analyzed its increase or decrease in quality as well as.
The results of the ealculation of financial aspect showed that in 2007, it was obtained total weight of assessment was 62, in 2008 was 62,5, and in 2009 was 61. Based on the criteria determined by The decree of Minister of State owned Enterprise of The Republic of Indonesia it could be concluded that PT.Telkom was in “healthy” category for three consecutive budget years.
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia usaha dalam perekonomian yang semakin terbuka ini, perlu dilandasi dengan sarana sistem penilaian kesehatan
BUMN yang mendorong perusahaan untuk meningkatkan efisiensi, dan daya saingnya dengan cara melakukan perbaikan terhadap sektor-sektor
penting perusahaan yang menjadi pengukuran efisiensi perusahaan. Hal ini dapat memotivasi manajer perusahaan untuk lebih meningkatkan kinerja perusahaan apabila ternyata kinerja perusahaan lebih rendah daripada
perusahaan pesaing.
Tingkat kesehatan BUMN sangat penting dalam menentukan prospek
perusahaan baik di masa sekarang maupun di masa depan. Pemerintah telah mengeluarkan peraturan tentang penilaian tingkat kesehatan keuangan perusahaan Negara (BUMN) agar dapat dijadikan landasan konsep penilaian
kinerja BUMN yaitu Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP/ MBU. 2002 untuk dapat digunakan Ada berbagai pihak yang berkepentingan terhadap
perusahaan melalui penilaian terhadap tiga aspek yakni aspek keuangan, aspek operasional dan aspek administrasi, tetapi peneliti hanya meneliti tentang aspek keuangan dan operasional PT.Telkom yang berada di
Aspek keuangan adalah bentuk informasi akuntansi yang penting dalam proses penilaian kinerja perusahaan, sehingga dengan rasio keuangan
tersebut dapat mengungkapkan kondisi keuangan perusahaan maupun kinerja yang telah dicapai perusahaan untuk suatu periode tertentu. Aspek operasional merupakan aspek yang sering digunakan perusahaan dan selalu
berubah-ubah sesuai dengan kebijakan direksi yang berhubungan dengan kualitas kerja perusahaan. Pemerintah telah mengeluarkan peraturan tentang
penilaian tingkat kesehatan keuangan perusahaan Negara (BUMN) agar dapat dijadikan landasan konsep penilaian kinerja BUMN yaitu Keputusan
Menteri BUMN Nomor: KEP-100/ MBU.2002
Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis sangat tertarik untuk membuat skripsi ini dengan judul
“ANALISIS ASPEK KEUANGAN DAN ASPEK OPERASIONAL BERDASARKAN SK MENTERI BUMN RI NOMOR: KEP-100/ MBU/ 2002”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana aspek keuangan PT Telkom tahun 2007 sampai tahun 2009
dan aspek operasional menurut Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/ MBU.2002?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi aspek keuangan PT Telkom
C. Batasan Masalah
Penulis hanya melakukan penilaian aspek keuangan PT.Telkom pusat di
Bandung dan aspek operasional di distrik Yogyakarta.
D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui golongan aspek keuangan PT Telkom dari tahun 2007
sampai tahun 2009.
2. Mengetahui faktor-faktor penyebab perkembangan aspek keuangan PT
Telkom dari tahun 2007 sampai tahun 2009.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Perusahaan
Perusahaan dapat mengetahui perkembangan serta tingkat kesehatan
perusahaan yang ada, sehingga pihak yang terkait dalam hal ini manajemen atau para direktur dapat segera mengambil kebijakan lain
untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
2. Universitas Sanata Dharma
Diharapkan dapat menjadi bahan studi yang bermanfaat bagi mahasiswa
3. Penulis
a. Sebagai alat menerapkan teori yang diperoleh selama kuliah dengan
situasi dan kondisi yang sebenarnya di lapangan.
b. Tulisan ini juga dapat memberi wawasan penulis tentang kegiatan perusahaan, bagaimana perusahaan memperbaiki kinerja, bagaimana
perusahaan menerapkan strategi untuk menghadapi persaingan global yang ada.
4. Pembaca
Dapat menambah pengetahuan dan memperluas wawasan pembaca
dalam analisis rasio keuangan.
F. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penlitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan pengertian laporan keuangan,
BUMN go public, prospek BUMN, penilaian tingkat kesehatan BUMN menurut Keputusan Menteri BUMN Nomor :
KEP-100/MBU.2002, serta tata cara penilaian tingkat kesehatan BUMN non jasa keuangan.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, variabel penelitian, data
yang diperlukan, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data.
BAB IV : GAMBARAN UMUM PT.TELKOM
Bab ini menguraikan sejarah berdirinya PT Telkom, lokasi perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan, struktur
organisasi, data personalia, pemasaran, data laporan keuangan perusahaan dan data operasional perusahaan.
BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan mengenai analisis data perkembangan aspek keuangan dan aspek operasional perusahaan.
BAB VI : PENUTUP
V yang dapat digunakan sebagai masukan bagi para manajer menurut bidangnya masing-masing untuk menetapkan kebijakan
guna meningkatkan kinerja perusahaan. Selain itu, dalam bab ini juga berisi keterbatasan yang dihadapi penulis selama penelitian
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tingkat Kesehatan Perusahaan
1. Pengertian Tingkat Kesehatan
Prastowo (1995): kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja
operasi perusahaan dapat dilihat melalui informasi keuangan perusahaan.
Masalah dalam keuangan perusahaan sangat berpengaruh pada kinerja
operasional atau kedudukan keuangan perusahaan.
Kondisi dan prestasi yang ingin dicapai perusahaan, yang
digambarkan melalui catatan dan laporan keuangan dapat diketahui
melalui analisis keuangan. Melalui analisis keuangan, dapat diukur
berapa tingkat likuiditas, profitabilitas, atau indikator lainnya yang
menunjukkan apakah perusahaan dijalankan secara rasional dan tertib.
Prastowo dan Juliaty (2002) mendefinisikan analisis laporan keuangan
sebagai proses membedah-bedah laporan ke dalam unsur-unsurnya,
menelaah masing-masing unsur tersebut, menelaah hubungan di antara
unsur-unsur tersebut, dengan tujuan memperoleh pengertian yang tepat
atas laporan keuangan itu sendiri.
Dengan menggunakan laporan keuangan kita mencoba
memperkirakan apakah kondisi keuangan perusahaan baik ataukah tidak.
perusahaan adalah rasio keuangan (Riyanto, 2001: 328). Selain itu,
analisis data finansial dari tahun ke tahun, dapat berguna bagi pihak
yang berkepentingan karena dapat mengetahui kelemahan serta hasil
yang dianggap baik yang terjadi pada perusahaan (Riyanto, 2001 :328).
Dalam hubungannya dengan tingkat kesehatan perusahaan Negara
(BUMN), Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor:
KEP-100/MBU/2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan perusahaan
didasarkan pada tiga aspek utama yakni aspek keuangan, operasional,
dan administrasi.
2. Pengertian Laporan Keuangan
Pada umumnya laporan keuangan itu sendiri terdiri dari neraca dan
perhitungan rugi-laba serta laporan perubahan modal, dimana neraca
menunjukkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan
pada tanggal tertentu, sedangkan perhitungan rugi-laba memperlihatkan
hasil yang telah dicapai perusahaan serta biaya yang terjadi selama
periode tertentu, dan laporan perubahan modal menunjukkan sumber dan
penggunaan atau alasan yang menyebabkan perubahan modal
perusahaan.
3. Macam-Macam Rasio Keuangan
Salah satu teknik yang digunakan untuk mengetahui kondisi
dibuat menurut kebutuhan penganalisis. Menurut sumbernya, rasio dapat
digolongkan dalam tiga golongan yaitu : (Riyanto, 2001 :330)
a. Rasio-rasio neraca, adalah rasio yang disusun dari data yang berasal
dari neraca, misalnyacurrent ratio, acid-test ratio, current assets to
total assets ratio, dan lain-lain.
b. Rasio-rasio laporan rugi-laba, adalah rasio-rasio yang disusun dari
data yang berasal dari income statement, misalnya gross profit
margin,net operating margin,operating ratio, dan lain-lain.
c. Rasio-rasio antar laporan, adalah rasio yang disusun dari data yang
berasal dari neraca dan data lainnya berasal dari income statement,
misalnyaassets turn over,inventory turn over, dan lain-lain.
Sedangkan Husnan (1998 : 560-566) mengelompokkan rasio yang
dihitung, ke dalam tiga tipe dasar yakni :
1) Rasio likuiditas, yang mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya, misalnya
current ratio, quick ratio.
2) Rasio leverage, yang mengukur seberapa jauh perusahaan
dibelanjai dengan hutang, misalnya rasio hutang, time interest earned.
3) Rasio profitabilitas dan efisiensi, yang mengukur efektivitas dan
ditunjukkan dari keuntungan yang didapatkan dari penjualan dan
investasi, misalnyareturn on total assets, perputaran persediaan,
rata-rata pengumpulan piutang.
4. Aspek Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN
Terdapat tiga aspek yang dapat digunakan untuk menilai tingkat
kesehatan perusahaan negara yaitu: (Surat Keputusan Menteri BUMN
Nomor: KEP-100/MBU.2002 )
a. Aspek Keuangan
Dalam analisis laporan finansial suatu perusahaan, seorang analis
finansial memerlukan adanya ukuran tertentu. Ukuran yang
digunakan dalam analisa finansial adalah rasio. (Riyanto, 2001: 329).
Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU.2002
menggunakan delapan rasio untuk menilai tingkat kesehatan aspek
keuangan perusahaan yaitu :
1) Return on Equity (ROE)
Rasio ini berguna untuk mengukur tingkat laba yang akan
bermanfaat bagi para pemegang saham (Prastowo, 1995 : 65).
2) Return on Investment (ROI)
Rasio ini berguna untuk mengukur tingkat pengembalian
menggunakan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan tersebut
maupun dengan menggunakan dana yang berasal dari para
pemilik modal (Prastowo, 1995 : 62).
3) Rasio kas
Adalah kemampuan untuk membayar hutang yang harus
dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek
yang dapat segera diuangkan (Riyanto, 2001 : 332).
4) Rasio lancar
Adalah kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus
dipenuhi dengan aktiva lancar (Riyanto, 2001 : 332).
5) Collection periods
Merupakan periode rata-rata yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang (Riyanto, 2001 : 334).
6) Perputaran persediaan
Merupakan periode rata-rata persediaan barang berada di gudang
(Riyanto, 2001 : 335).
7) Perputaran total aset
Adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan
yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue (Riyanto, 2001 : 334).
8) Rasio modal sendiri terhadap total aset
Menunjukkan besarnya modal sendiri dan modal pinjaman yang
digunakan dalam kegiatan perusahaan (Munawir, 2002 :82).
b. Aspek Operasional
Merupakan aspek yang sering digunakan perusahaan dan selalu
berubah-ubah sesuai dengan kebijakan direksi yang berhubungan
dengan kualitas kerja perusahaan.
5. Tingkat kesehatan BUMN
Penilaian tingkat kesehatan BUMN digolongkan menjadi: (Keputusan
Menteri BUMN : pasal 3)
a. Sehat, yang terdiri dari :
AAA apabila Total Skor (TS) lebih besar dari 95
AA apabila 80 < TS < = 95
A apabila 65 < TS< = 80
b. Kurang sehat, yang terdiri dari :
BBB apabila 50 < TS < = 65
B apabila 30 < TS < = 40
c. Tidak sehat, yang terdiri dari :
CCC apabila 20 < TS < = 30
CC apabila 10 < TS < = 20
C apabila TS < = 10
Keterangan tingkat kesehatan BUMN:
1) Sehat, apabila total skor (TS) ketiga aspek yang diperhitungkan
lebih besar dari 65.
2) Kurang sehat, apabila total skor (TS) ketiga aspek yang
diperhitungkan lebih dari 30 dan lebih kecil atau sama dengan
65.
3) Tidak sehat, apabila total skor (TS) ketiga aspek yang
diperhitungkan lebih kecil atau sama dengan 30.
B. Pengertian dan Peranan BUMN
BUMN adalah badan usaha yang seluruh modalnya dimiliki negara, atau
badan usaha yang tidak seluruh sahamnya dimiliki negara tetapi statusnya
disamakan dengan BUMN. Sedangkan menurut Keputusan Menteri BUMN
Nomor: KEP-100/ MBU.2002 Bab I: Pasal 1, yang dimaksudkan dengan
BUMN adalah Badan Usaha Milik Negara yang berbentuk Perusahaan
Perusahaan Umum (PERUM) adalah salah satu bentuk BUMN yang
bertujuan mencari keuntungan, tetapi tidak mengabaikan kesejahteraan
masyarakat. Sedangkan Perusahaan Perseroan (PERSERO) adalah salah satu
bentuk perusahaan milik negara yang sebelumnya bernama perusahaan
negara kemudian diadakan penambahan modal yang ditawarkan kepada
pihak swasta.
Menurut Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/ MBU.2002,
BUMN dibedakan dalam dua golongan besar yakni :
1. BUMN Jasa Keuangan
BUMN jasa keuangan adalah BUMN yang bergerak dalam bidang usaha
perbankan, asuransi, jasa pembiayaan dan jasa penjaminan.
2. BUMN Non Jasa Keuangan
BUMN non jasa keuangan adalah BUMN yang bergerak di bidang
infrastruktur dan non infrastruktur.
a. BUMN infratruktur adalah BUMN yang kegiatannya menyediakan
barang dan jasa untuk kepentingan masyarakat luas, yang bidang
usahanya meliputi : (Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/
MBU.2002 pasal 5)
2) Pengadaan dan atau pengoperasian sarana pendukung
pelayanan angkutan barang atau penumpang baik laut, udara
atau kereta api.
3) Jalan dan jembatan tol, dermaga, pelabuahan laut atau sungai
atau danau, lapangan terbang dan bandara.
4) Bendungan dan irigasi.
b. BUMN non infrastruktur adalah BUMN yang bidang usahanya di
luar bidang usaha BUMN infrasturktur.
Tujuan dibentuknya BUMN adalah :
1) Memberikan sumbangan bagi perkembangan ekonomi negara
pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya.
2) Mengadakan pemupukan keuntungan dan pendapatan.
3) Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa barang dan jasa
bermutu dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang
banyak.
4) Menjadi perintis kegiatan usaha yang belum dapat
dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi.
5) Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan usaha yang bersifat
masyarakat baik dalam bentuk barang maupun dalam bentuk
jasa dengan memberikan pelayanan yang bermutu.
6) Turut aktif memberikan bimbingan kepada sektor swasta,
khususnya pengusaha golongan ekonomi lemah dan sektor
koperasi.
Peranan BUMN sebagai wahana pembangunan (agent of development) lebih menonjol daripada peranan sebagai perusahaan (business entity).
Sebab-sebab mengapa BUMN lebih banyak berperan sebagai wahana
pembangunan, yaitu :
a) BUMN adalah alat vital yang efektif untuk melaksanakan
pembangunan nasional.
b) Pemerintah selaku pemilik BUMN mempunyai wewenang
untuk memberikan penugasan apapun juga kepada BUMN.
c) Dalam pelaksanaan suatu pembangunan seringkali dirasakan
perlu untuk melakukan proyek-proyek tertentu yang tidak
dalam rencana pembangunan yang ditetapkan semula.
C. Landasan Konstitusional BUMN
Landasan konstitusional BUMN adalah pasal 33 UUD 1945. Jadi
kegiatan ekonomi dalam perusahaan yang dikendalikan oleh Negara adalah
D. BUMN SebagaiStretegic Business Unit
Pembagian bentuk ekonomi yang tercantum dalam pasal 33 UUD 1945
memberikan pegangan bahwa segala sesuatu yang termasuk dalam
kelompok hajat hidup orang banyak harus dikuasai Negara. Wujud
penguasaannya antara lain ditafsirkan dalam bentuk BUMN.
BUMN sebagai unit ekonomi milik negara merupakan sektor yang
penting peranannya dalam membantu pemerintah mengimplementasikan
kebijakan yang telah digariskan. Dalam konteks pencarian alternatif sumber
dana, pemerintah memberikan perhatian kepada BUMN, khususnya yang
berstatus Persero. Hal ini mengingatkan untuk mencari keuntungan,
besarnya jumlah BUMN dalam status Persero, besarnya investasi yang
ditatanamkan Negara, mempunyai potensi dalam pengembangan sumber
daya manajerial serta mempunyai potensi ahli teknologi. Tuntutan yang
semakin besar di masa yang akan datang akan menuntut peningkatan
pengelolaan yang lebih efektif dan efisien. Dengan kata lain, pada
masa-masa mendatang fungsi BUMN khususya Persero sebagai unit bisnis
strategis (strategic business unit) akan lebih menonjol dibandingkan dengan
fungsi-fungsi lainnya yang majemuk.
Upaya yang digunakan untuk meningkatkan peranan BUMN sebagai
profit centremisalnya meningkatkan sikap profesional para manajemennya,
menggunakan manajer profesional dari sektor swasta, meningkatkan
manajemen BUMN dapat memenuhi tuntutan kerja dengan tempo tinggi,
memiliki kepercayaan diri, inovatif dan memiliki etos kerja yang tinggi.
Dengan berbagai upaya ini diharapkan BUMN dapat selalu mengantisipasi
perubahan lingkungan dan mampu bersaing dengan pelaku bisnis lainnya.
E. Kinerja BUMN
Dalam proses usahanya, BUMN-BUMN ada yang menunjukkan kinerja
yang baik dan ada juga yang tidak baik. Dengan pengertian di atas, penilaian
bahwa BUMN yang kinerjanya jelek adalah gagal dalam menjalankan
misinya dan perlu dikoreksi lagi, karena di dalamnya terdapat misi
pemerintah yang menjadikan BUMN sebagai agen pembangunan.
Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/ MBU.2002,
penilaian kinerja BUMN hanya didasarkan pada aspek keuangan dan aspek
operasional perusahaan.
F. BUMNGo Public
Go Public adalah bagian dari langkah pemerintah untuk membenahi
BUMN-BUMN di samping langkah pembenahan lain yang dilakukan.
Langkah-langkah pembaharuan BUMN merupakan kelanjutan program
restrukturisasi sistem perekonomian Indonesia. Tujuan restrukturisasi ini
adalah menggali dana masyarakat sebesar-besarnya untuk memupuk modal,
mempermudah kegiatan investasi serta memperlancar arus perdagangan dan
Pembenahan BUMN dimaksudkan untuk mengurangi beban pemerintah.
Selama ini setiap tahun triliunan rupiah harus dikeluarkan pemerintah baik
untuk mensubsidi BUMN yang rugi ataupun penyertaan modal dalam
investasi baru. BUMN harus dapat mencari sendiri tambahan modal yang
dibutuhkan. Dana tersebut bersal dari masyarakat dan dunia usaha swasta.
Untuk bisa melakukan langkah tersebut tentu saja BUMN tersebut harus
dibuat menarik lebih dahulu.
G. Prospek BUMN
Perlu diingat bahwa lingkungan ekonomi di masa mendatang akan sangat
berbeda dengan keadaan sekarang. Dunia sekarang memasuki globalisasi
yang mengubah segalanya dan menaruh persyaratan berat bagi setiap bangsa
yang mau memasukinya. Dengan sendirinya bidang usaha yang harus
digarap BUMN juga akan berlainan. Arti perubahan lingkungan ekonomi itu
ialah akan ada BUMN yang ditutup, diperbarui, digabungkan atau dibentuk
baru. Sebab, sesuai dengan kemajuan teknologi dan tata berproduksi di masa
mendatang, barang yang sekarang strategis, mungkin akan menjadi tidak
strategis, barang yang sekarang kurang perlu mungkin menjadi sangat
dibutuhkan. Begitu pula dengan bidang-bidang jasa yang digarap BUMN.
H. Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN Non Jasa Keuangan
1. Aspek Keuangan (Keputusan Menteri BUMN Nomor:
KEP-100/MBU.2002)
1) BUMN infrastruktur adalah 50
2) BUMN non infrastruktur adalah 70
b. Indikator yang Dinilai dan Masing-Masing Bobotnya
Dalam penilaian aspek keuangan ini, indikator yang dinilai dan
masing-masing bobotnya adalah seperti tabel di bawah ini.
Tabel 1. Daftar Indikator dan Bobot Aspek Keuangan
Indikator Bobot
Non Infrastruktur
1. Imbalan kepada pemegang saham (ROE) 20
2. Imbalan Investasi (ROI) 15
3. Rasio kas 5
4. Rasio lancer 5
5. Collection Periods 5
6. Perputaran persediaan 5
7. Perputaran total asset 5
8. Rasio modal sendiri terhadap total aktiva 10
Total Bobot 70
Sumber :Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/ MBU.2002
c. Metode Penilaian
1) Imbalan kepada pemegang saham /Return On Equity (ROE)
1) Rasio kas /cash ratio
2) Rasio lancar /current ratio
3) Collection Periods (CP)
4) Perputaran persediaan (PP)
5) Perputaran total asset
6) Rasio modal sendiri terhadap total asset ( TMS terhadap TA)
2. Aspek Operasional (Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/
MBU.2002)
a. Total bobot
1) BUMN infrastruktur adalah sebesar 35
b. Indikator yang Dinilai
Meliputi unsur kegiatan yang dianggap paling dominan dalam
rangka menunjang keberhasilan operasi sesuai dengan visi dan misi
peusahaan.
c. Jumlah Indikator
Jumlah indikator aspek operasional yang digunakan untuk penilaian
tingkat kesehatan setiap tahunnya minimal 2 (dua) indikator dan
maksimal 5 (lima) indikator, dimana apabila dipandang perlu
indikator yang digunakan untuk penilaian dari suatu tahun ke tahun
berikutnya dapat berubah. Misalnya, suatu indikator yang pada tahun
sebelumnya selalu digunakan, dalam tahun ini tidak lagi digunakan
karena dianggap bahwa untuk kegiatan yang berkaitan dengan
indikator tersebut perusahaan telah mencapai tingkatan yang sangat
baik, atau karena ada indikator lain yang dipandang lebih dominan
pada tahun yang bersangkutan.
d. Sifat Penilaian dan Kategori Penilaian
Penilaian terhadap masing-masing indikator dilakukan secara
kualitatif dengan kategori penilaian dan penetapan skornya sebagai
berikut :
Baik sekali (BS) : skor = 100 % X Bobot indikator yang
Baik (B) : skor = 80 % X Bobot indikator yang
bersangkutan.
Cukup (C) : skor = 50 % X Bobot indikator yang
bersangkutan
Kurang (K) : skor = 20 % X Bobot indikator yang
bersangkutan.
Definisi untuk masing-masing kategori penilaian secara umum
adalah :
Baik sekali: Sekurang-kurangnya mencapai standar normal atau di
atas normal baik diukur dari segi kualitas ( waktu,
mutu, dan sebagainya) dan kuantitas ( produktivitas)
Baik : Mendekati standar normal atau sedikit di bawah standar
normal telah menunjukkan perbaikan baik dari
segi kuantitas (produktivitas) maupun kualitas (waktu,
mutu)
Cukup : Masih jauh dari standar normal baik diukur dari segi
kualitas (waktu, mutu) namun kuantitas (produktivitas)
dan mengalami perbaikan dari segi kualitas dan segi
kuantitas.
e. Mekanisme Penilaian
1) Penetapan Indikator dan Penilaian Masing-Masing Bobot
a) Indikator aspek operasional yang digunakan untuk penilaian
setiap tahunnya ditetapkan oleh RUPS untuk persero atau
Menteri Keuangan untuk Perum pada pengesahan Rencana
Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahunan
perusahaan.
b) Sebelum pengesahan RKAP tahunan, komisarais atau dewan
pengawas wajib menyampaikan usulan tentang indikator
aspek operasional yang digunakan untuk penilaian tahun
buku yang bersangkutan dan besar bobot masing-masing
indikator tersebut kepada pemegang saham Persero atau
Menteri Keuangan untuk Perum.
c) Dalam menyampaikan usulan indikator dan besaran bobot
tersebut, komisaris atau dewan pengawas wajib memberikan
justifikasi mengenai masing-masing indikator aspek
operasional yang diusulkan untuk digunakan dan
pembototanya.
d) Dalam pengesahan RKAP tahun yang bersangkutan, RKAP
tahun yang bersangkutan, RUPS untuk Persero atau Menteri
Keuangan untuk Perum juga menetapkan indikator
dan masing-masing bobotnya dengan antara lain
mempertimbangan usul komisaris / dewan pengawas.
2) Mekanisme Penetapan Nilai
a. Sebelum diselenggarakan RUPS untuk Persero atau Menteri
Keuangan untuk Perum pengesahan laporan keuangan
tahunan yang telah diaudit. Komisaris wajib menyampaikan
kepada pemegang saham untuk Perum penilaian kinerja
perusahaan berdasarkan indikator aspek operasional dan
bobot yang telah ditetapkan oleh RUPS dalam pengesahan
RKAP tahun yang bersangkutan.
b. Dalam meyampaikan usulan penilaian tersebut komisaris
diharuskan memberikan justifikasi atas penilaian terhadap
masing-masing indikator aspek operasional yang digunakan.
c. RUPS untuk Persero atau Menteri Keuangan untuk Perum
dalam pengesahan laporan keuangan menetapkan penilaian
terhadap aspek operasional yang antara lainmemperlihatkan
26
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan studi kasus, yaitu penelitian dengan cara mengamati
secara mendalam dan menyeluruh kasus yang ada dalam perusahaan, serta dokumentasi
yakni pemeriksaan data pada dokumen-dokumen yang ada dan hasilnya hanya dapat
digunakan untuk perusahaan tersebut.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di PT Telkom Yogyakarta, di Jl. Yos Sudarso 9,
Kotabaru, Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2010
C. Data Yang Diperlukan
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :
1. Gambaran umum perusahaan yang meliputi sejarah berdirinya, struktur organisasi,
ruang lingkup perusahaan, pemasarannya dan personalia.
2. Data tentang laporan keuangan perusahaan yaitu rugi-laba dan neraca dari tahun
2007 sampai tahun 2009 dan data operasional perusahaan serta data kepuasaan
1. Dokumentasi
Digunakan untuk menelusuri data-data keuangan dari laporan keuangan yang
dipublikasikan dan sejarah berdirinya perusahaan dengan cara memeriksa dokumen
yang ada di PT.Telkom Yogyakarta.
2. Wawancara
Merupakan teknik tanya jawab langsung antara peneliti dan subjek yang diteliti
serta untuk mengetahui gambaran umum perusahaan, kinerja manajemen dan hal
lain yang bersangkutan dengan operasional perusahaan di distrik Yogyakarta.
E. Teknik Analisis Data
1. Masalah pertama akan dianalisis dengan :
1) Menghitung ratio-ratio yang dipakai dalam penilaian aspek keuangan yaitu
imbalan kepada pemegang saham (ROE), imbalan investasi (ROI), rasio kas,
rasio lancar, collection periods, perputaran persediaan, perputaran total asset,
Tabel 2. Contoh Daftar indikator dan Bobot Aspek Keuangan
No Indikator Bobot
1. Imbalan kepada pemegang saham (ROE) 20
2. Imbalan Investasi (ROI) 15
3. Rasio Kas 5
4. Rasio Lancar 5
5. Collection Periods 5
6. Perputarn Persediaan 5
7. Perputaran total asset 5
8. Rasio modal sendiri terhadap total aktiva 10
Total Bobot 70
Sumber :Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/ MBU.2002
3) Menilai Bobot Aspek Operasional PT.Telkom Yogyakarta
Indikator yang digunakan pada aspek ini meliputi unsur-unsur yang dianggap
paling dominan dalam rangka menunjang keberhasilan operasi sesuai dengan
visi dan misi perusahaan.
Tabel 3. Contoh Daftar Indikator dan Bobot Aspek Operasional
No Indikator Bobot
1. Pelayanan kepada pelanggan/ masyarakat 5
2. Peningkatan kualitas SDM 5
3. Reseach & development 5
Total Bobot 15
Sumber :Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-100/MBU.2002
4) Membandingkan total skor masing-masing aspek keuangan dan aspek
operasional dari tahun 2007 sampai tahun 2009 dengan kriteria aspek keuangan
perusahaan menurut Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-100/MBU.2002.
Selanjutnya dapat dinilai posisi kesehatan perusahaan untuk masing-masing
1) SEHAT, yang terdiri dari :
AAA apabila total skor keuangan (TSK) lebih besar dari 0,7 x 95
AA apabila 0,7 x 80 <TSK< = 0,7 x 95
A apabila 0,7 x 65 <TSK< = 0,7 x 80
2) KURANG SEHAT, yang terdiri dari :
BBB apabila 0,7 x 50 <TSK< = 0,7 x 65
BB apabila 0,7 x 40 <TSK< = 0,7 x 50
B apabila 0,7 x 30 <TSK< = 0,7 x 40
3) TIDAK SEHAT, yang terdiri dari :
CCC apabila 0,7 x 20 <TSK< = 0,7 x 30
CC apabila 0,7 x 10 <TSK< = 0,7 x 20
C apabila TSK< = 0,7 x 10
b) Aspek Operasional
Baik sekali(BS) : Skor = 100 % X bobot indikator yang bersangkutan
Baik (B) : Skor = 80 % X bobot indikator yang bersangkutan
Cukup (C) : Skor = 50 % X bobot indikator yang bersangkutan
keuangan dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-100/MBU.2002
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Menentukan faktor-faktor dari aspek keuangan yang berpengaruh terhadap
perkembangan kesehatan PT.Telkom Pusat untuk:
a. Tahun 2007
b. Tahun 2008
c. Tahun 2009
2. Melihat perubahan aspek operasional di PT.Telkom distrik Yogyakarta
khususnya pada indikator-indikator yang digunakan, apakah mengalami
31 BAB IV
GAMBARAN UMUM PT TELKOM
A. Sejarah Singkat Berdirinya PT Telkom Umum
Perusahaan Telekomunikasi sudah ada sejak masa Hindia Belanda.
Pada masa itu, perusahaan diselenggarakan oleh pihak swasta. PT. Telkom
Tbk juga termasuk bagian dari perusahaan tersebut yang mempunyai
bentuk badan usaha Post-en Telegraflent dengan Ctaats blaad(semacam
Undang-Undang) No.52 tahun 1884.
Sejak tahun 1905 perusahaan Telekomunikasi sudah berjumlah 38
perusahaan. Namun setelah itu pemerintah Hindia Belanda mengambil
alih perusahaan tersebutyang berdasar pada Staats Blaadtahun 1906. dan
semenjak itulah berdiri Post, Telegraf en Telefoon Dieents (PTT-Dients).
Perusahaan ini ditetapkan sebagai Perusahaan Negara berdasar Staats
blaad No.419 tahun 1927 tentang Indonesia Bedrijven Weet (I.B.W
Undang-Undang Perusahaan Negara). Perusahaan PTT tersebut bertahan
sampai adanya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu)
No.19 tahun 1960 oleh Pemerintah Republik Indonesia, tentang adanya
persyaratan suatu Perusahaan Negara (PN).
Pada tahun 1965 pemerintah membagi perusahaan Pos dan
Telekomunikasi menjadi dua bagian yang berdirisendiri yaitu Perusahaan
Pos dan Giro (PN Pos dan Giro) serta perusahaan Negara telekomunikasi
(PN Telekomunikasi) yang sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah
Umum (Perum). Dalam Peraturan Pemerintah No.36 tahun1974
dinyatakan bahwa perum telekomunikasi sebagai penyelenggara jasa
telekomunikasi untuk umum baik telekomunikasi dalam negeri maupun
luar negeri.
Memasuki Repelita V, pemerintah merasakan perlu percepatan
pembangunan telekomunikasi sebagai infrastuktur yang diharapkan dapat
memacu pembangunan sektor lainnya. Berdasarkan PP No. 15 tahun 1991,
maka Perum dialihkan menjadi Perusahaan Perseroan (persero).
Mengantisipasi era globalisasi, seperti diterapkannya perdagangan bebas
baik internasional maupun regional, maka PT. Telkom pada tahun 1995
melaksanakan 3 program besar. Program-program tersebut adalah
restruktusisasi internal, penerapan KSO (Kerja Sama Operasi) dan
PersiapanGo Public Internasional(International Public Offering).
Kronologi sejarah PT. Telkom dijelaskan sebagai berikut :
1. Tahun 1882 sebuah badan usaha swasta penyedia layanan pos dan
telegrap dibentuk pada masa pemerintahan kolonial Belanda.
2. Tahun 1906 pemerintah kolonial belanda membentuk sebuah jawatan
yang mengatur layanan pos dan Telekomunikasi yang diberi nama
Jawatan Pos, Telegrapdan Telepon (Post, Telegraph en Telephone
Dients/PTT).
3. Tahun 1961 status jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan
4. Tahun 1965 PN Postel dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos dan
Giro (PN Pos dan Giro), dan Perusahaan Negara Telekomunikasi(PN
Telekomunikasi).
5. Tahun 1974 PN Telekomunikasi disesuaikan menjadi Perusahaan
Umum Telekomunikasi (Perumtel) yang menyelenggarakan jasa
telekomunikasi nasional maupun internasional.
6. Tahun 1980 PT. Indonesian Satellite Corporation (Indosat) didirikan
untuk menyelenggarakan jasa telekomunikasi internasional, terpisah
dari Perumtel.
7. Tahun 1991 Perumtel berubah bentuk menjadi Perusahaan Perseroan
(Persero) Telekomunikasi Indonesia berdasarkan PP No. 25 tahun
1991.
8. Pada tanggal 14 November 1995 penawaran umum perdana saham
telkom (Initial Public Offering). Sejak itu saham Telkom tercatat dan
diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya
(BES) , New York Stock Exchange (NYSE) dan London Stock
Exchange (LSE). Saham Telkom juga diperdagangkan tanpa
pencatatan (Public Offering Without Listing)
9. Per tanggal 1 Januari 1996 Kerja sama Operasi (KSO) mulai
diimplementasikan di Wilayah Divisi Regional I Sumatra dengan
mitra PT. Pramindo Ikat Nusantara (Pramindo); Divisi Regional III
Jawa Barat dan Banten-dengan mitra PT. Aria West Internasional
Mitra Global Telekomunikasi Indonesia (MGTI); Divisi Regional VI
Kalimantan dengan mitra PT Dayamitra telekomunikasi (Dayamitra);
dan Divisi Regional VII Kawasan Timur Indonesia-dengan mitra PT.
Bukaka Singtel.
10. Tahun 2001 Telkom membeli 35% saham Telkomsel dari PT. Indosat
sebagai bagian dari implementasi restrukturisasi industri jasa
telekomunikasi di Indonesia, yang ditandai dengan penghapusan
kepemilikan bersama dan kepemilikan silang antara Telkom dengan
Indosat. Dengan transaksi ini , Telkom menguasai 72,71% saham
Telkomsel.
11. Tahun 2002 Telkom membeli seluruh saham Pramindo(mitra pengelola KSO Divisi Regional I Sumatera)melalui 3 tahap, yaitu 30% saham pada saat ditandatanganinya perjanjian jual-beli pada
tanggal 15 Agustus 2002, 15% pada tanggal 30 Setptember 2003 dan
sisa 55% saham pada tanggal 31 Desember 2004. Telkom menjual
12,72% saham Telkomsel kepada Singapore Telecom, dan dengan
demikian Telkom memiliki 65% saham Telkomsel. Sejak Agustus
2002 terjadi duopoli penyelenggaraan telekomunikasi lokal.
Sejak 1 Juli 1995 PT. Telkom telah menghapus struktur wilayah usaha
telekomunikasi (WTTEL) dan secara de facto meresmikan dimulainya era
divisi network. Badan usaha utama dikelola oleh 7 divisi network. Divisi
regional menyelenggarakan jasa telekomunikasi di wilayah
jauh luar negeri melalui pengoperasian jaringan transmisi jalur utama
nasional. Daerah regional PT. Telkom mencakup wilayah-wilayah yang
dibagi sebagai berikut:
1. Divisi Regional I Sumatra
2. Divisi Regional II, Jakarta dan sekitarnya
3. Divisi Regional III, Jawa Barat
4. Divisi Regional IV, Jawa Tengah dan Yogyakarta
5. Divisi Regional V, Jawa Timur
6. Divisi Regional VI. Kalimantan
7. Divisi Regional VII, Kawasan timur Indonesia (Sulawesi, Bali, Nusa
Tenggara, Maluku dan Papua)
Kerja Sama Operasi (KSO) merupakan suatu organisasi kemitraan
yang tidak membentuk suatu badan hukum, namun tetap sebagai suatu
divisi Telkom. Divisi KSO dikelola oleh mitra KSO yang merupakan
konsorium beberapa perusahaan dari dalam dan luar negeri. Masa KSO
ditetapkan selama 15 tahun dan pada akhir masa KSO seluruh hak,
kepemilikan dan kepentingan mitra KSO yang berkaitan dengan sarana,
atau jaringan baru dan semua pekerja yang sedang berjalan dialihkan pada
PT. Telkom.
Keputusan untuk menghimpun dana dari masyarakat melalui pasar
Telkom melalui keputusan yang dituangkan dalam akta berita acara No. 52
tanggal 17 Juli 1995 yang dibuat oleh notaris Imas Fatimah SH. PT.
Telkom mencatatkan saham yang ditawarkanBEJ New York Exchangedan
London Stock Exchange. Saham yang dikeluarkan terdiri dari saham Seri
A Dwi warna dan Seri B Saham biasa. Saham seri A jumlahnya hanya satu
lembar dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tidak dapat dipindah
tangankan kepada siapapun. Seri A adalah saham yang memberikan hak
istimewa kepada pemegangnya, diantaranya penentuan pencalonan
pengangkatan dan pemberhentian para anggota direksi yang dilaksanakan
dalam RUPS. Saham seri B adalah saham atas nama yang
dipindahtangankan.
Karyawan PT. Telkom mendapatkan penjatahan khususnya sejumlah
saham seri B baru yang jumlahnya tidak lebih dari10% dari jumlah saham
yang ditawarkan dalam penawaran umum di Indonesia. Program pemilikan
saham oleh karyawan/Employee Stock Ownership Plan (ESOP)
mengharuskan karyawan agar tidak menjual saham yang diperolehnya
dalam jangka waktu 1 tahun sejak pencatatan saham pada BEJ dan BES.
Penerimaan bersih dan emisi saham baru akan digunakan untuk
membiayai program investasi perusahaan sekitar 39,22% yang digunakan
untuk keperluan transmisi dan sentral. Penambahan kapasitas dan
pengembangan jaringan kabel melalui penggantian kabel tembaga dengan
kabel serat optik serta pengadaan Wireless Local Loop. Sebanyak
21,27% disiapkan untuk pengembangan sistem, teknologi baru serta
peningkatan sumber daya manusia. Semua usaha PT. Telkom ini untuk
mengantisipasi pemberlakuan perdagangan bebas dan untuk peningkatan
kemampuan kompetitif yang diharapkan dapat menjadi salah satu Operator
Telekomunikasi Kelas Dunia (World Class Operator
Telecommunications).
Transformasi terakhir sekaligus yang disebut dengan new Telkom
Indonesia adalah transformasi dalam bisnis, transformasi sistem dan model
operasi dan transformasi sumber daya manusia. Transformasi tersebut
resmi diluncurkan kepada pihak eksternal bersamaan dengan New
Corporate IdentityTelkom pada tanggal 23 Oktober 2009, pada hari ulang
tahun Telkom yang ke 153. Telkom yang mempunyai tagline baru, The
World in Your Hand.Sampai dengan 31 Desember 2008 jumlah pelanggan
Telkom tumbuh 37% dari tahun sebelumnya sebanyak 68,6 juta pelanggan
yang terdiri dari pelanggan telepon tidak bergerak kabel sejumlah 8,6 juta,
pelanggan telepon tidak bergerak nirkabel sejumlah 12,7 juta pelanggan
dan 65,3 juta pelanggan jasa telepon bergerak.
Sepanjang tahun 2008, berbagai penghargaan dan sertifikasi telah
diterima oleh Telkom, naik dari dalam maupun luar negeri antara lain,
Sertifikasi ISO:2000 dan ISO 9004:2000 untuk Divisi Enterprise Service
dari TUV Rheinland International Indonesia; Penghargaan sistem
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) dan Kecelakaan Nihil 2008
most Admired Companies Award dari Menteri keuangan RI; juara Umum
Anugerah Media Humas 2008 dari Bakorhumas CIO of The Year 2008
dalam Hitachi Data System IT Inspiration Awards; dan Penghargaan CEO
dan Perusahaan Idaman dari Majalah Warta Ekonomi.
Saham Telkom per 31 Desember 2008 dimiliki oleh pemerintah
Indonesia (52,47%) dan pemegang saham publik (47,53%). Saham
Telkom tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), New York Stock Exchange
(NYSE), London stock Exchange (LSE) dan Tokyo Stock Exchange. Harga
saham Telkom di BEI pada akhir Desember 2008 sebesar Rp 6.900. Nilai
kapasitas pasar sahamTelkom pada akhir tahun 2008 mencapai Rp 139,104
miliar atau 12,92% dari kapitalisasi pasar BEI.
Dengan pencapaian dan pengakuan yang diperoleh Telkom,
penguasaan pasar untuk setiap portofolio bisnisnya, kuatnya kinerja
keuangan, serta potensi pertumbuhannya di masa mendatang, telkom
menjadi model korporasi terbaik Indonesia.
B. Sejarah Singkat Berdirinya PT.Telkom Yogyakarta
Pada saat masih bernama PPT (Post Telegraf en Telefondiest) dan
Perusahaan Negara, PT. Telkom Kandatel Yogyakarta yang pada saat itu
terdiri dari kantor telepon dan telegraf bergabung dengan kantor Pos dan
Giro kelas I, yang berkedudukan di Jalan Pangeran Senopati No. 2
Yogyakarta. Tahun 1974, kantor Telegraf tetap bergabung dengan kantor
Pos dan giro. Tahun 1970 kantor Telepon dipindahkan ke Jalan Yos
1974 kantor telegraf dibangun disebelah selatan kantor Pos dan Giro,
yakni di Jalan Trikora Yogyakarta. Tahun 1990 kantor Telegrap dan
Telepon Transmisi Stasiun Bumi bergabung dalam satu organisasi menjadi
Kantor Daerah Telekomunikasi Yogyakarta, yang berlokasi di Jalan Yos
Sudarso No. 9 Yogyakarta.
Untuk kantor pusat dari PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk sendiri
berlokasi di Jalan Japati No. 1 Bandung. Kantor pusat ini membawahi 12
Witel dan Witelsat. Pada perkembangan selanjutnya, organisasi
Witel-Witel tersebut dilikuidasi menjadi tujuh divisi, yaitu: Divisi Sumatera,
Divisi II Jakarta, Divisi III Jawa Barat, Divisi IV Jawa Tengah dan Daerah
Istimewa Yogyakarta, Divisi V Jawa Timur, Divisi VI Kalimantan dan
Divisi VII Kepulauan. Kantor pusat untuk Divisi IV sendiri berkedudukan
di Jalan Pahlawan No. 10 Semarang. Divisi IV membawahi sepuluh
Kandatel (Kantor Daerah Telekomunikasi) yang terdiri dari: Yogyakarta,
Solo, Magelang, Purwokerto, Pekalongan, Kudus, Tegal, Cilacap, Cepu
dan Semarang.
C. Lokasi Perusahaan
Gedung kantor pusat PT.Telkom terletak di jalan Japati No. 1 Bandung
Jawa Barat. Peneliti melakukan penelitian di PT Telkom Yogyakarta, di
Jl. Yos Sudarso 9, Kotabaru, Yogyakarta.
D. Ruang Lingkup Kegiatan Perusahaan
Maksud dan tujuan perseroan adalah menyelenggarakan jaringan dan
jasa telekomunikasi serta informatika dalam negeri, yang meliputi
telepon, telegram, satelit, dan jasa seluler. Dalam rangka mempercepat
pembangunan sarana telekomunikasi dan menjadikan perusahaan
sebagai operator bertaraf internasional, dan untuk meningkatkan
teknologi, pengetahuan dan keahlian para karyawannya, perusahaan
telah melakukan kerja sama dengan Telkomsel, Yes TV, Info media
untuk pengembangan, pengelolaan, dan pengoperasian serana
telekomunikasi.
2. Kegiatan Yang Dijalankan Untuk Mencapai Tujuan Perusahaan
Kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mendukung pencapaian
tujan adalah merncanakan, membangun, menyediakan,
mengembangkan, mengoperasiakn, memasarkan atau menjual,
menyewakan, dan memelihara jaringan telekomunikasi dan
informatika dengan memperhatikan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
E. Struktur Organisasi Perusahaan, Uraian Tanggungjawab Dari Setiap
Posisi
Dalam usahanya untuk memperlancar aktivitas perusahaan sesuai
organisasi dengan baik dan memberikan batas-batas yag jelas dan tepat
akan tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing bagian.
PT Telkom sebagai BUMN di lingkungan Departemen Pariwisata dan
Telekomunikasi dipimpin oleh seorang direktur utama yang membawahi
empat orang dierktur, yaitu direktur keuangan, direktur jasa
telekomunikasi, direktur sumber daya manusia dan jasa pendukung
direktur bisnis jaringan telekomunikasi.
Gambar I. Stuktur organisasi perusahaan
Tanggungjawab dari setiap posisi adalah sebagai berikut:
1. Dewan Komisaris
Tanggungjawabnya adalah:
a. Melakukan pengawasan pengelolaan perusahaan yang dilakukan
b. Memberikan saran dan pendapat kepada RUPST (Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan) mengenai pelaporan keuangan rencana
pengembangan perusahaan.
c. Penunjukan kantor akuntan publik sebagai auditor dan hal-hal
penting lainnya.
d. Mengevaluasi rencana kerja dan anggaran perusahaan.
2. Direktur Utama
Tanggungjawabnya adalah:
a. Memimpin dan mengelola perusahaan sejalan dengan tujuan dan
target perusahaan.
b. Memperbaiki tingkat efisiensi dan efektivitas perusahaan.
c. Mempertahankan dan mengelola, serta menjaga asset-aset
perusahaan.
d. Bertanggungjawab terhadap manajemen dan kepemilikan, termasuk
kesepakatan dengan pihak ketiga.
3. Direktur Keuangan
Tanggungjawabnya adalah:
a. Menerapkan fungsi korporat terkait dengan direktorat keuangan.
b. Bertanggungjawab melaksanakan fungsi keuangan terpusat,
termasuk mengelola fungsi operasi keuangan di seluruh unit
perusahaan.
c. Memastikan pengendalian seluruh kegiatan investasi anak
4. DirekturHuman Capital and General Affairs
Tanggungjawabnya adalah:
a. Mengelola direktoratHuman Capital and General Affairs.
b. Mengelola sumber daya manusia di seluruh unit usaha melalui
human resources center dan memastikan pengendalian di unit
corporate serviceslainnya.
5. DirekturNetwork and Solution
Tanggungjawabnya adalah:
a. Mengelola operasional dan mengelola infrastruktur dan layanan di
sektor jaringan dan solusi.
b. Mengelola unit usaha lain, termasauk divisi infratel, dan layanan
pendukung seperti research and Development Center Maintenance
Service Center.
6. Direktur Konsumer
Tanggungjawabnya adalah:
a. Melaksanakan fungsi manajemen penyediaandelivery channelsdan
layanan konsumen bagi bisnis konsumer.
b. Mengelola delivery channel dan layanan konsumen bagi bisnis,
termasuk unit lain seperti divisi Telkom Flexi.
7. DirekturEnterprise and Wholesale
Tanggungjawabnya adalah:
a. Menerapkan fungsi manajemen di sektor delivery channel dan
b. Melaksanakan delivery channel dan layanan konsumen untuk
korporat dan bisnis whosale, yang termasuk unit-unit seperti
enterprise service.
8. DirekturInformation Technology and Supply
Tanggungjawabnya adalah:
a. Bertanggungjawab terhadap teknologi informasi dan supply
managementdi direktoratinformation technology and supply.
b. Mengelola information service center, supply center, dan divisi
multimedia
9. DirekturCompliance and Risk Management
Tanggungjawabnya adalah:
a. Mengelola kepatuhan, pelaksanaan hokum dan manejemen risiko di
direktoratcompliance and risk management.
b. Mengelola unit legal and compliance dan manajemen resiko
perusahaan di Telkom pusat yang berada Bandung.
F. Personalia
1. Tenaga kerja
Jumlah tenaga kerja pada tahun 2007-2009 adalah sekitar 22 ribu
orang.
2. Ketentuan-Ketentuan Umum
a. Jam Kerja, Hari Kerja dan Hari Libur
Total jam kerja karyawan adalah 40 jam seminggu dan selebihnya
kerja. Sabtu, Minggu atau hari besar libur. Untuk hari Senin sampai
Kamis jam kerja dimulai pukul 07.30-17.00 dengan waktu istirahat
dari pukul 12.00-13.00. Sedangkan untk hari Jumat istirahatnya
pukul 11.30-13.00.
b. Cuti Karyawan
Karyawan diberi cuti 12 hari kerja setahun dan diberi uang cuti
sebesar 1 kali gaji setahun. Uang cuti tersebut diberikan pada
triwulan I setiap tahunnya.
c. Sistem Penggajian Karyawan
Struktur gaji yang diterima pegawai adalah gaji dasar, tunjangan
dasar dan tunjangan posisi, besarnya tergantung tingkatan(grade),
dan masa kerja. Gaji diberikan setiap tanggal 1 setiap bulannya.
G. Pemasaran
1. Informasi Segmen
Perusahaan dan anak perusahaan memiliki dua segmen yang dapat
dilaporkan yaitu segmen tidak bergerak dan segmen seluler. Segmen
tidak bergerak menyediakan jasa telepon lokal dan jarak jauh dalam
negeri serta di plaza Telkom. Sedangkan segmen seluler menyediakan
jasa telekomunikasi seluler bergerak misalnya open table, buka stand
penjualan.
2. Cara-Cara Yang Ditempuh Oleh PT Telkom Dalam Memasarkan
a. Advertising/ iklan adalah pemanfaatan media iklan untuk
memasarkan produk telekomunikasi.
b. Direct Mail adalah metode penawaran fasilitas telekomunikasi
dengan mengirim surat langsung ke calon pelanggan yang dianggap
potensial.
c. Joint Marketing dengan pihak ketiga adalah kerjasama/
pemanfaatan pihak ketiga (customer, pegawai Telkom sendiri)
untuk mendapatkan calon pelanggan.
d. Account Manageradalah petugas pemasaran yang market targetnya
adalah pelanggan perusahaan
e. Senior Account manager adalah petugas pemasaran yang market
targetnya adalah tipe pelanggan penting seperti BNI, ABRI.
f. Executive Account Manager atau Account Team adalah petugas
pemasaran yang targetnya adalah tipe very big customer yang
47 BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Penilaian Aspek Keuangan PT.Telkom Berdasarkan SK Menteri BUMN
RI NOMOR:KEP-100/MBU/2002
Untuk menilai aspek keuangan perusahaan maka diambil laporan
keuangan, laporan perkembangan operasional perusahaan serta laporan
keuangan perusahaan dari tahun 2007-2009. Langkah-langkah yang
diambil dalam menilai tingkat kesehatan perusahaan adalah menghitung
total bobot dari aspek keuangan dan aspek operasional perusahaan.
1. Penilaian aspek keuangan PT.Telkom dilakukan dengan
langkah-langkah berikut ini:
Total bobot aspek keuangan dihitung dengan cara mencari nilai skor
setiap indikator dan dijumlahkan sehingga diperoleh total bobot aspek
keuangannya.
a. Imbalan kepada pemegang saham /Return On Equity (ROE)
Contoh perhitungan ROE tahun 2007 = 17.667.830 x 100% 33.748.579
= 52,35 %
Kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi
pemegang saham.
Setiap rupiah modal sendiri menghasilkan keuntungan neto Rp 52,35 yang
X 100% Tabel 4. PerhitunganReturn On Equity (ROE)
Tahun Laba SetelahPajak (Rp) ModalSendiri(Rp) ROE (%) Skor
2007 17.667.830 33.748.579 52,35 20
2008 14.673.579 34.314.071 42,76 20
2009 15.976.113 38.989.747 40,98 20
b. Imbalan investasi/Return on Investment (ROI)
Contoh perhitungan ROI tahun 2007
= (25.595.653-518.663+1.436.165) + 9.545.004 x 100% 82.058.760
= 32,31 %
Kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva
untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor (pemegang obligasi
dan saham)
Setiap satu rupiah modal menghasilkan keuntungan Rp 32,31 untuk setiap
investor.
Tabel 5. PerhitunganReturn on Investment (ROI)
Tahun EBIT (Rp) Penyusutan (Rp) Total Aset (Rp) ROI (%) Skor
2007 26.513.155 9.545.004 82.058.760 32,31 15
2008 21.222.792 11.069.575 91.256.250 35,39 15
2009 23.887.142 12.565.928 97.559.606 37,36 15
c. Rasio kas/Cash Ratio (CR)
Kemampuan membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan kas
yang tersedia dalam perusahaan dan surat berharga jangka pendek
yang dapat segera diuangkan.
Setiap utang lancar Rp 1,00 dijamin oleh kas dan surat berharga
jangka pendek Rp 49,82.
Tabel 6. PerhitunganCash Ratio (CR)
Tahun Kas Surat berharga
jangka pendek (Rp)
Current liabilities (Rp)
CR (%) Skor
2007 10.140.791 159.504 20.674.629 49,82 5
2008 6.889.945 267.044 26.998.151 26,51 4
2009 7.805.460 359.507 26.717.414 30,56 4
d. Rasio lancar/Current Ratio(CR)
Contoh perhitungan rasio lancar tahun 2007 = 15.978.095 20.674.629 = 77,28
Kemampuan membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva
lancar. Setiap utang lancar Rp 1,00 dijamin oleh aktiva lancar Rp 0,7728
Tabel 7. PerhitunganCurrent Ratio(CR)
Tahun Current Asset(Rp) Current liabilities (Rp) Current ratio (%) Skor
2007 15.978.095 20.674.629 77,28 0
2008 14.622.310 26.998.151 54,16 0
2009 16.186.024 26.717.414 60,58 0
X 365 hari
X 365 hari e. Collection Periods (CP)
Contoh perhitungan CP tahun 2007= (449.085 + 2.912.403 + 150.508) 59.440.011
= 22 hari
Berarti waktu yang diperlukan perusahaan untuk mengkonversi piutang
menjadi kas selama 22 hari.
Tabel 8. PerhitunganCollection Periods (CP)
Tahun
2006 3.865.012 51.294.008 27
2007 3.511.996 59.440.011 22 5 22 5
2008 3.618.643 60.689.784 22 0 22 5
2009 3.917.709 64.596.635 22 0 22 5
f. Perputaran persediaan (PP)
Contoh perhitungan PP tahun 2007 = 211.441 59.440.011 = 1 kali
Kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan berputar dalam
suatu periode tertentu, atau likuiditas dari persediaan adanya
kelebihan persediaan.
Dana yang tertanam dalam persediaan berputar rata-rata satu kali