• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. guna mengumpulkan informasi pada subjek penelitian agar tercapainya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. guna mengumpulkan informasi pada subjek penelitian agar tercapainya"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

29 BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Metode penelitian merupakan langkah yang dilakukan oleh peneliti guna mengumpulkan informasi pada subjek penelitian agar tercapainya sasaran yang diinginkan. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan1.

Penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif bermaksud membuat pemeriaan (penyadaran) secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi tertentu2. Penelitian kualitatif deskriptif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme yang biasanya digunakan untuk meneliti pada kondisi objektif yang alamiah dimana peneliti berperan sebagai instrument kunci3.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian menurut Amirin (1986) merupakan seseorang atau sesuatu yang mengenainnya ingin diperoleh keterangan, sedangkan Suharsimi Arikunto (1989) memberi batasan subjek penelitian sebagai benda, hal atau orang tempat data untuk variabel penelitian melekat, dan

1 Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta, hal 2. 2 Usman, Husaini dan Setiady Akbar, Purnomo. 2014. Metode Penelitian Sosial. Jakarta : Bumi

Aksara, hal 4.

3

(2)

30

yang dipermasalahkan4. Subjek penelitian adalah individu, benda, atau organisme yang dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian.

Dalam penelitian ini metode untuk penentuan subjek menggunakan purposive. Purposive adalah teknik yang digunakan oleh peneliti jika

memiliki pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan

sampelnya5.

Berikut adalah pertimbangan-pertimbangan dalam menentukan subjek potret prostitusi di warung kopi “pangku” (studi di Kec. Ngunut, Kab. Tulungagung) :

1. Jumlah warung kopi di Kecamatan Ngunut yang tersebar di 18 desa ada 112 unit. Setiap desa di Kecamatan Ngunut memiliki jumlah warung kopi :

Desa Balesono memiliki 5 warung kopi, Desa Selorejo memiliki 6 warung kopi, Desa Samir memiliki 5 warung kopi, Desa Karangsono memiliki 4 warung kopi, Desa Kacangan memiliki 5 warung kopi, Desa Pandansari memiliki memiliki 6 warung kopi, Desa Sumberingin Kulon memiliki 4 warung kopi, Desa Sumberingin Kidul memiliki 6 warung kopi, Desa Kalangan memiliki 4 warung kopi, Desa Gilang memiliki 6 warung kopi, Desa Kaliwungu memiliki 4 warung kopi, Desa Ngunut memiliki 28 warung kopi, Desa Sumberjo Wetan memiliki 5 warung kopi, Desa Sumberjo Kulon memiliki 6 warung kopi, Desa Purworjo memiliki 7 warung kopi, Desa Kromasan

4 Muhammad, Idrus. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial, Pendekatan Kualitatifdan Kuantitatif Edisi Kedua. Jakarta, Penerbit Erlangga. Halaman 97.

5

(3)

31

memiliki 5 warung kopi, Desa Pulosari memiliki 7 warung kopi, Desa Pulotondo memiliki 5 warung kopi6.

2. Setelah melakukan observasi terindentifikasi terdapat 9 unit yang tergolong jenis warung kopi dan karaoke di Kecamatan Ngunut yaitu Warkop Yongki 1, Warkop NN, Warkop Sornongko, Warkop KL 2, Warkop Rea-Reo, Warkop Seger, Warkop Moroseneng, Warkop BB, Warkop Galashi69 yang memiliki tempat karaoke didalamnya atau room karaoke dan pelayan wanita.

3. Setelah melakukan observasi lebih lanjut didapati dari ke 9 warung kopi dan karaoke tersebut terdapat 3 warung kopi pangku yaitu Warkop Moroseneng, Warkop BB, Warkop Galashi69 yang memiliki pelayan wanita yang berpakaian minim dan seksi. Perbedaan antara warung kopi dan karaoke dan warung kopi pangku terdapat pada tampilan pelayan wanita dan pelayanan yang diberikan.

4. Ke-3 warung kopi “pangku” tersebut memiliki 16 pelayan perempuan (Warkop Moroseneng memiliki 4 pelayan, Warkop BB memiliki 6 pelayan, Warkop Galashi69 memiliki 2 pelayan) yang berperan sebagai pelayan pengantar minuman, teman berbincang-bincang dan pemandu karaoke.

5. Dari 16 pelayan perempuan tersebut terdapat 3 orang prostitusi yang terdapat di Warkop Moroseneng 1 pelayan, Warkop BB 1 pelayan, Warkop Galashi69 1 pelayan yang bersedia diajak melakukan hubungan sexual dengan mendapat imbalan berupa uang atau barang.

6

(4)

32

6. Ke-3 prostitusi tersebut berusia 20-32 tahun.

Skema 3.1 purposive pertimbangan Subjek

Untuk mendukung pencarian data, peneliti menggunakan informan sebagai salah satu penggalian data agar mendapatkan data lebih lengkap. Maka, informan dalam penelitian ini ada tiga ialah pemilik warung kopi pangku Warkop Moroseneng, Warkop BB, Warkop Galashi69, RT (Rukun Tetangga), Ketua Dusun tempat warung kopi “pangku” berada dan teman sesama pelayan di warung kopi pangku Warkop Moroseneng, Warkop BB, Warkop Galashi69.

1. Jumlah warung kopi di Kecamatan Ngunut yang

tersebar di 18 desa ada 112 unit.

2. Dari 112 unit warung kopi terindentifikasi ada 9 unit yang tergolong jenis warung kopi dan karaoke di Kecamatan Ngunut.

3. Dari ke-9 warung kopi dan karaoke teridentifikasi (perbedaannya terdapat pada tampilan pelayan wanita dan pelayanan yang diberikan) ada 3warung kopi pangku di Kecamatan Ngunut,

4. Ke-3 warung kopi pangku memiliki 16 pelayan perempuan.

5. Dari 16 pelayan terdapat 3 orang yang menjadi prostitusi.

6. Ke-3 prostitusi aktif tersebut

berusia 20-32tahun.

(5)

33 C. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian berada di Kecamatan Ngunut. Kecamatan Ngunut merupakan salah satu kecamatan yang ada di sebelah barat Kabupaten Tulungagung. Luas Wilayah Kecamatan Ngunut adalah 37,70 Km2, dengan batas-batasnya yaitu sebelah utara adalah Kabupaten Blitar, sebelah timur Kecamatan Rejotangan sebelah selatan Kecamatan Kalidawir dan sebelah barat adalah Kecamatan Sumbergempol. Kecamatan Ngunut memiliki 18 desa7. Di Kecamatan Ngunut terdapat 4 warung kopi pangku yang tersebar ke penjuru desa. Ke-3 warung kopi “pangku” tersebut ialah :

1. Warkop Moroseneng yang berada di Desa Ngunut, Lingkungan 7, RT 3, RW 2.

2. Warkop BB yang berada di Desa Sumberjo Kulon, RT 2,RW 1. 3. Warkop Galashi69 yang berada di Desa Sumberjo Kulon, RT 3, RW 1. D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi merupakan kegiatan memperhatikan secara akurat guna mendeskripsikan setting dan objek yang akan diteliti. Sanafiah Faisal (1990) mengklasifikasikan observasi menjadi observasi berpartisipasi (participant observasion), observasi yang secara terang-terangan dan tersamar (overt observation and covert observation), dan observasi yang tak berstruktur (unstructured observation)8. Dalam penelitian di warung kopi pangku peneliti memakai observasi partisipatif pasif (passive

7

BPS Kabupaten Tulungagung.

https://tulungagungkab.bps.go.id/statictable/2018/05/07/2906/dusun-lingkungan-rw-rt-menurut-desa-kecamatan-ngunut-2013.html. Online 23 Desember 2019.

8 Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung : Alfabeta, hal

(6)

34

participation). Jadi dalam hal ini peneliti datang di tempat warung kopi pangku yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. 2. Wawancara

Esterberg (2002) mendefinisikan wawancara/interview sebagai berikut : a meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in communication and joint contruction of meaning about a particular topic9. Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topic tertentu. Esterberg (2002) mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu wawancara terstruktur, semi terstruktur dan tidak terstruktur10. Dalam penelitian di warung kopi pangku peneliti memakai wawancara semiterstruktur. Tujuan wawancara semiterstruktur adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana fihak yang diajak wawancara dimintai pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang ditemukan oleh informan.

3. Dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya menumental dari seseorang. Dokumen dalam bentuk tulisan seperti catatan harian, cerita, biografi, sejarah hidup, kebijakan atau peraturan. Dokumen yang bentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa. Dokumen dala bentuk karya

9 Opcit . Hal 231. 10

(7)

35

misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film. Bogdan menyatakan “In most tradion of kualitatif research, the phrase personal document is used broadly to refer to any first person narrative produced by an individual which describes his or her own actions, experience and belief11”.

E. Teknik Analisa Data

Analisa data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Miles and Hubermen (1984), mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification12:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, semakin kompleks dan rumit. Untuk itu perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yag pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik. Dalam mereduksi data, peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu,

11 Opcit. Hal 240. 12

(8)

36

kalau peneliti dalam melakukan penelitian, menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak asing, belum memiliki pola, justru itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi.

2. Data Display (penyajian data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antara kategori, flowchat. Dalam hal ini Miles and Habermen (1998) menyatakan “the most frequent from of display data for qualitative research data in the past has been narrative texs”13

. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dalam melakukan display data, selain dengan teks yanga naratif, juga dapat berupa grafik, matrik, network (jejaring kerja) dan chart. Dengan mendisplaykan data, maka akan mempermudah untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami.

3. Consulision Drawing/Verivication

Langkah ketiga dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang diketemukan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan

13

(9)

37

mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel.

F. Teknik Keabsahan Data

Teknik keabsahan data merupakan cara yang digunakan untuk memeriksa data yang telah diperoleh peneliti, agar hasil penelitian tersebut dapat dipertangggung jawabkan. Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan uji kredibilitas dengan teknik triangulasi.

Triangulation is qualitative cross-validation. It assesses the sufficiency of the data according to the convergence of multiple data sources or multiple data collection procedures (William Wiersma, 1986)14. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Terdaat tiga triangulasi yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu.

14

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Blitar

Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah jam kerja per hari dengan keracunan merkuri pada pekerja tambang emas di Desa Jendi Kecamatan

Kebutuhan pompa yang lebih rendah akan mengurangi kebutuhan daya engine untuk hidrolik, sehingga akan tersedia daya tarik yang lebih besar untuk peningkatan produksi dari

masuk kedalam akifer tanah dangkal disebabkan olehmasuknya air hujan ke dalam timbunan sampah akan menghanyutkan komponen-komponen sampah yang telah mengalami

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terbimbing terhadap prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori afektif khusus pada

Variabel ini akhirnya akan mencerminkan proses yang ada pada proses pengelolaan surat di Perum Perhutani Unit II Jawa Timur, yaitu hasil pemrosesan yang

Wanita dewasa madya yang berperan sebagai orangtua tunggal memerlukan kemampuan resiliensi agar mereka tidak terpuruk dalam keadaan tertekan, mengingat peran ibu

Bagian pertama adalah penyebab peristiwa yang tersembunyi ( hidden ) atau tidak dapat diamati secara langsung dan membentuk suatu rantai Markov, sedangkan bagian kedua adalah