• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL BUKU DIBALIK TOPENG REOG, MENGENAL WARISAN BUDAYA PONOROGO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL BUKU DIBALIK TOPENG REOG, MENGENAL WARISAN BUDAYA PONOROGO"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL

BUKU “DIBALIK TOPENG REOG,

MENGENAL WARISAN BUDAYA

PONOROGO”

Amelia Oktafridayanti

Binus University, Jl. K. H. Syahdan No. 9 Kemanggisan/Palmerah Jakarta Barat 11480 Phone +62.21 534 5830, Fax +62.21 530 0244, amelia.oktafridayanti@gmail.com

Dosen Pembimbing : Suprayitno, S.Sn

ABSTRAK

The research objective is to provide a book that give information and introduces the cultural heritage of Reog Ponorogo for teens with an interesting visual approach, easily understood and remembered. Research made with qualitative methods in the form of observations, interviews, documents and other records. The result achieved is to make Reog Ponorogo cultural heritage as widely known through the media an interesting book, easy to understand and remember. This book can provide detailed information on Reog Ponorogo, ranging from the history of Ponorogo, the origin of Reog dances, characters and music supporting the Reog Ponorogo. Conclusion, with the media information in the form of an interesting book, Reog Ponorogo can be widely known and more people know the detail of reog ponorogo.

Tujuan penelitian ialah menyediakan sebuah buku yang memperkenalkan warisan budaya Reog Ponorogo untuk remaja yang berisi informasi mengenai Reog Ponorogo dengan pendekatan visual yang menarik, mudah dimengerti dan diingat. Metode penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dalam bentuk observasi, wawancara, dokumen, dan catatan lain. Hasil yang dicapai ialah menjadikan Reog sebagai warisan kebudayaan Ponorogo yang dikenal luas melalui media buku yang menarik, mudah dimengerti dan diingat. Buku ini dapat memberi informasi terperinci mengenai Reog Ponorogo, mulai dari sejarah Ponorogo, asal-usul Reog, tarian, karakter dan musik pendukung kesenian Reog Ponorogo. Simpulan, dengan adanya media informasi berupa buku yang menarik, Reog Ponorogo dapat dikenal luas dan lebih banyak orang yang mengenal reog ponorogo lebih dalam.

Kata kunci: Reog, Modern, Pengenalan, Publikasi

PENDAHULUAN

Ponorogo memiliki banyak sekali kesenian daerah, salah satunya adalah Reog. Reog adalah tarian yang dikenal dengan Barongan atau Dadak merak-nya, yaitu penari dengan topeng yang sangat besar berbentuk kepala singa yang bagian atasnya dihiasi bulu-bulu burung merak. Dadak merak tingginya bisa mencapai 2m dengan berat mencapai 50kg. Asal usul reog sendiri memiliki banyak versi, namun versi resmi yang digunakan adalah cerita mengenai Prabu Klana Sewandana yang sedang jatuh cinta pada seorang putri dari kerajaan Kediri, yaitu Dewi Songgo langit.

Reog Ponorogo terdiri dari berbagai macam aspek yang membentuk kesenian ini menjadi utuh. Antara lain aspek historis, aspek peralatan, dan aspek intrumen musik. Semua aspek menyatu dan saling terkait satu sama lain. Jika salah satu aspek tersebut tidak ada, atau tidak dimunculkan dalam pertunjukan maka itu belum bisa disebut sebagai kesenian Reog Ponorogo.

(2)

Bagi warga Ponorogo yang menetap disana, tentunya sudah tidak asing lagi dengan tarian ini. Tiap malam bulan purnama pertunjukan reog dapat ditemui, didukung pula dengan adanya Festival Reog Nasional yang rutin diadakan tiap tahunnya. Namun bila kesenian Reog Ponorogo hanya diketahui oleh orang-orang Ponorogo saja, tentu sangat disayangkan. Kebanyakan orang hanya mengetahui Reog sebagai topeng Singo Barong, topeng kepala singa dengan bulu-bulu merak di atasnya. Sedangkan karakter lain dalam kesenian ini tidak banyak diketahui secara umum, apalagi elemen pendukung kesenian lain seperti alat musik pengiring, pakaian, dan alur cerita Reog Ponorogo.

Untuk itu perlu adanya suatu rancangan visual publikasi berisi informasi mengenai Reog Ponorogo yang menarik, mudah dipahami dan diingat oleh target audience. Selain sebagai sarana pengenalan, rancangan ini juga dapat menjadi media untuk mendukung pelestarian kebudayaan Reog dan menumbuhkan rasa cinta pada kebudayaan tanah air.

METODE PENELITIAN

Data didapat dengan menggunakan metode kualitatif. Data kualitatif merupakan data dalam bentuk : Observasi, Wawancara, Dokumen dan catatan lain. Observasi dan wawancara dilakukan di Taman Mini Indonesia Indah Anjungan Jawa Timur, PAWARGO Jakarta dan Paguyuban Reog Suro Sentono. Selain wawancara dilakukan juga pengambilan gambar berupa foto-foto peralatan tarian Reog Ponorogo.

Dari penelitian tersebut didapat data sebagai berikut : Hasil Wawancara

Hasil wawancara dengan PAWARGO adalah asal usul Reog Ponorogo yaitu cerita Klana Sewandana yang berusaha melamar Dewi Sanggalangit, dengan dibantu adiknya yang bernama Bujangganong. Didapat juga informasi bahwa Reog Ponorogo merupakan kesenian yang menjunjung kesederhanaan. Kesederhanaan tersebut dapat dilihat dari bahan-bahan pembentuk topeng dan kostum Reog yan kebanyakan menggunakan bahan alam seperti bambu dan kayu. Hasil wawancara dengan Paguyuban Reog Suro Sentono, bahwa bila hanya dadak merak (topeng kepala macan dengan merak di atasnya) yang menari, itu belum bisa disebut sebagai Reog Ponorogo. Reog Ponorogo adalah satu kesatuan semua penari dan elemen lainnya. Sedangkan hasil wawancara dengan pihak TMII adalah kostum dan riasan para penari dalam pementasan Reog Ponorogo. Penari yang menggunakan riasan salah satunya jathil. Riasan yang digunakan adalah riasan putra halus, menyesuaikan dengan pemain yang dulunya adalah laki-laki namun sekarang lebih banyak dimainkan oleh perempuan.

Data Umum

Kabupaten Ponorogo (bahasa Jawa: Kabupatèn Panaraga) adalah sebuah kabupaten di provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten ini terletak di sebelah barat dari provinsi Jawa Timur dan berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Ponorogo dikenal dengan julukan Kota Reog atau Bumi Reog karena daerah ini merupakan daerah asal dari kesenian Reog. Setiap tahun pada bulan Suro (Muharram), Kabupaten Ponorogo mengadakan suatu rangkaian acara berupa pesta rakyat yaitu Grebeg Suro. Pada pesta rakyat ini ditampilkan berbagai macam seni dan tradisi, di antaranya Festival Reog Nasional, Pawai Lintas Sejarah dan Kirab Pusaka, dan Larungan Risalah Doa di Telaga Ngebel.

Asal Usul Reog Ponorogo

Menurut versi Ki Ageng Kutu, asal – usul Reog Ponorogo yang semula disebut “Barongan” merupakan sindiran secara halus dari Demang Ki Ageng Kutu terhadap raja Majapahit Prabu Brawijaya V (Bhree Kertabumi) yang sedang berkuasa namun belum melaksanakan tugasnya dengan tertib, adil dan memadai, sebab kekuasaan raja dikendalikan oleh permaisurinya. Berawal dari cerita inilah asal-usul Reog Ponorogo, raja dikiaskan sebagai harimau ditunggangi oleh merak sebagai lambang permaisurinya.

Sedangankan pada masa kekuasaan Batoro Katong oleh Ki Ageng Mirah (pendamping setia Batoro Katong) dipandang perlu melestarikan kesenian barongan sebagai media informasi dan komunikasi kepada masyarakat. Maka Ki Ageng Mirah membuat cerita mengenai legenda kerajaan Bantarangin dengan rajanya Kelana Sewandana yang jatuh cinta dengan Dewi Sanggalangit. Cerita oleh Ki Ageng Mirah inilah yang menjadi versi resmi cerita Reog Ponorogo saat ini.

(3)

Reog Ponorogo Sebagai Media Dakwah

Bupati Ponorogo pertama yakni Batoro Katong menggunakan instrumen musik sebagai media dakwah yang ia gunakan dalam kesenian Reog Ponorogo. Dakwah menjadi lebih mudah karena media yang digunakan disukai oleh masyarakat. Instrumen dalam Reog Ponorogo terdiri dari 17 alat yang mengingatkan kita untuk menjalankan sholat 5 waktu sebanyak 17 rakaat. Instrumen - instrumen tersebut adalah : satu buah Barongan, satu buah topeng Klana Sewandana, satu buah topeng Bujang Ganong, dua buah topeng Patrajaya, dua Eblek/ Jaranan, satu buah Kendang, satu buah Ketipung, satu buah Trompet, satu buah Kempul, dua buah Kethuk Kenong, dan empat buah Angklung.

Data Buku Pembanding

Kedua buku tersebut dipilih sebagai buku pembanding karena memiliki bahasan yang sama, yaitu kebudayaan Indonesia. Terdapat bahasan mengenai kesenian Jawa Timur, yaitu Reog Ponorogo di dalam buku pembanding tersebut. Kelebihan Buku Pembanding: halaman fullcolor, adanya kotak untuk memberi informasi tambahan, dan terdapat gambar pendukung informasi.

Kekurangan Buku Pembanding: Cakupan isi luas sehingga bahasan pada tarian tidak lengkap, cetakan fullcolor pada kertas hvs terlihat menerawang pada halaman.

Judul: Kitab Budaya Nusantara

Pengarang: Hamid Bahari

Tipe: SOFT COVER

Halaman: 232

Dimensi: 18 x 23 cm

Judul: Mengenal Seni & Budaya Indonesia Pengarang: R. Rizky

Tipe: SOFT COVER

Halaman: 135

(4)

Data Target Demografis • Umur : 17 - 22 tahun

• Gender : laki-laki dan perempuan • Kelas sosial : B/B+

• Kaum urban terutama jakarta Geografis

Masyarakat di daerah perkotaan Psikografis

Memiliki rasa cinta tanah air, tertarik dengan kebudayaan Reog. SWOT

• Strength: pembahasan secara detail mengenai Reog Ponorogo, alur cerita, alur tarian, karakter dibahas satu persatu dengan detail masing-masing kostum.

• Weakness : hanya berisikan informasi mengenai Reog Ponorogo saja.

• Opportunities : masih sulit menemukan buku yang khusus membahas Peog Ponorogo

• Threats : banyaknya jenis buku lain yang beredar dipasaran, makin memudarnya rasa ketertarikan masyarakat terhadap tarian dan kebudayaan tradisional.

Strategi Komunikasi Positioning

Sebagai sebuah buku yang berisi informasi mengenai reog ponorogo yang menarik dan mudah dimengerti, dengan pendekatan komunikasi visual yang modern. Terutama untuk masyarakat kelahiran Ponorogo dan keturunan Ponorogo ataupun orang yang tertarik dengan kebudayaan Reog Ponorogo.

Fakta Kunci

• Tidak semua orang kelahiran Ponorogo dan keturunan Ponorogo, mengetahui benar kebudayaan leluhurnya yaitu Reog.

• Masih sulitnya mendapat publikasi mengenai Reog Ponorogo.

• Dibutuhkannya suatu media yang dapat mempublikasikan reog ponorogo dengan pendekatan yang menarik dan mudah dimengerti.

HASIL DAN BAHASAN

Spesifikasi Buku

Ukuran : 19 x 25 x 1 cm Jumlah halaman : 64 halaman

Binding : Perfect Binding (soft cover) Jenis Kertas : matte paper

Finishing cover : matte laminate

Ukuran buku dibuat tidak teralu besar dengan tujuan memudahkan pembaca memegang dan membawa buku tersebut. Finishing buku menggunakan laminasi matte pada sampulnya selain untuk menambah estetika juga agar sampul buku tidak cepat rusak.

(5)

Judul buku adalah “Dibalik Topeng Reog” yang membuat pembaca penasaran dengan apa yang ada dibalik topeng tersebut, karena selama ini umumnya masyarakat mengetahui Reog hanya berupa topeng kepala macan dengan bulu merak di atasnya (Singo Barong) padahal Reog terbentuk dari berbagai elemen lainnya seperti musik, tari, peralatan, dan tokoh penari lainnya.

Font yang digunakan adalah Argos Regular. Font ini dipilih karena mampu mewakili bentuk dinamis seperti bulu merak. Sedangkan untuk tagline menggunakan font Philosopher yang juga terlihat dinamis namun memiliki legibilitas yang baik.

Grid Sistem dan Layout

Untuk memudahkan peletakan isi konten buku Reog. grid yang digunakan adalah jenis grid modular. Penempatan Judul Bab berada di bagian atas kiri untuk mengarahkan mata pembaca. Body copy menggunakan alignment justify, rata kanan kiri agar terlihat rapi dan mudah dibaca. White space pada layout memiliki fungsi agar pembaca tidak bosan dan lelah melihat isi konten dari buku.

Divider

Untuk membedakan bab pada buku, maka divider dan halaman isinya masing-masing dibagi menjadi 3 warna. Bab 1 membahas Ponorogo diberi warna kuning, bab 2-3 membahas Reog dan karakternya diberi warna hijau, dan bab 4 membahas musik diberi warna merah. Warna tersebut merupakan warna dominan pada Reog Ponorogo. Elemen visual pada divider diambil dari rumbai dan bulu merak pada kostum reog.

(6)

Font

Font yang digunakan dalam buku ini ada 2 macam, yaitu:

Argos Regular

Argos regular dipilih karena mampu mewakili bentuk dinamis yang menyerupai bulu merak. Argos regular digunakan sebagai Head dan Sub-head pada buku ini.

“ Argos Regular ”

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

ABCDEFGHIJKLM

NOPGRSTUVWXYZ

Philosopher

Philosopher dipilih karena memiliki bentuk yang dinamis, namun tidak memiliki banyak lengkungan seperti Argos Regular sehingga legibilitasnya lebih tinggi untuk digunakan sebagai body copy pada buku ini.

“ Philosopher ”

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

ABCDEFGHIJKLM

NOPGRSTUVWXYZ

Warna

Warna yang digunakan adalah warna merah, kuning, hitam, putih,hijau. Dipilih karena warna tersebut merupakan warna dominan pada Reog Ponorogo.

Ilustrasi

Jenis ilustrasi yang akan digunakan adalah dalam bentuk vector dengan penggunaan bentuk-bentuk dasar yang membentuk ornamen geometris.

(7)

Ornamen

Di ambil dari penyederhanaan bentuk rumbai merah kuning pada kostum penari Reog.

Pada buku di aplikasikan untuk bagian border halaman.

Di ambil dari penyederhanaan bentuk manik pada kostum penari Reog.

Pada buku di aplikasikan untuk garis arah petunjuk.

Di ambil dari penyederhanaan bentuk manik pada kostum penari Reog.

Pada buku di aplikasikan untuk penomeran halaman.

Cover

Cover menggunakan ilustrasi karakter Singo Barong, menyesuaikan dengan judul buku. Pada bagian atas cover diberi elemen visual berupa ilustrasi yang diambil dari bentuk rumbai kostum penari Reog dan bulu merak. Cover bagian belakang berisi sinopsis buku untuk memberikan gambaran bagi pembaca mengenai isi buku.

(8)

Item Pendukung Poster

Poster sebagai media promosi buku, berisi informasi mengenai buku dan promo berupa hadiah tas kanvas setiap pembelian buku “Dibalik Topeng Reog”.

(9)

Pembatas Buku

Sisipan di dalam setiap buku “Dibalik Topeng Reog”. Terdiri dari 5 versi, diberikan secara acak. Media : Art carton ukuran 5x14 cm laminating doff.

Tas Kanvas

Merupakan salah satu cara promosi, setiap pembelian buku “Dibalik Topeng Reog” akan mendapatkan tas kanvas bergambar karakter Reog.

Media : Tas canvas 35x30x10 cm

Kartu Pos

Sisipan di dalam setiap buku “Dibalik Topeng Reog”. Terdiri dari 5 versi, diberikan secara acak. Media : Art carton ukuran 17x12 cm.

(10)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Dengan adanya buku berisi informasi mengenai Reog Ponorogo yang dibahas secara terperinci, dapat menjadi cara untuk mengenalkan kebudayaan Reog Ponorogo kepada masyarakat. Penggunaan pendekatan visual yang modern akan menarik minat target untuk membaca dan membeli buku “Dibalik Topeng Reog”. Semakin banyak orang yang membaca/memiliki buku ini maka Reog Ponorogo akan semakin dikenal lebih dalam dan semakin dicintai banyak orang. Item pendukung buku “Dibalik Topeng Reog” juga berpengaruh dalam mengenalkan budaya Reog Ponorogo. Salah satunya ketika target market yang sudah membeli buku “Dibalik Topeng Reog” , menggunakan tas canvas karakter Reog secara tidak langsung ikut mengenalkan Reog kepada orang lain yang melihatnya.

Saran

Perlu adanya pengenalan lebih dalam mengenai kesenian Reog Ponorogo, agar masyarakat tidak hanya mengetahui Barongan (topeng macan dengan merak di atasnya) saja. Perlunya sarana pemberian informasi yang mudah dan lengkap mengenai kesenian Reog Ponorogo di daerah perkotaan khususnya Jakarta, agar kesenian ini semakin dikenal dan berkembang luas.

REFERENSI

Tondreau, Beth. (2009). Layout Essentials:100 design principles for using grid. Rocport Publishers, Inc. Sihombing, Danton. (2003). Tipografi dalam Desain Grafis. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Bayer, Hedbert. (2010). Graphic Design Theory-Reading from The Field. PENERBIT ANDI. Rustan, Surianto. (2009). LAYOUT, Dasar & Penerapannya. PT. Gramedia Pustaka Utama. Witham, Scott. (2007). Print and Production Finishes for Promotional Items. RotoVision.

(11)

Amelia Oktafridayanti lahir di kota Jakarta pada 12 Oktober 1990. Penulis menamatkan

pendidikan S1 di Binus University dalam bidang Desain Komunikasi Visual pada tahun

2012.

Referensi

Dokumen terkait

 Zona perdagangan dan jasa pendukung kegiatan pendidikan tinggi dan pusat pemerintahan serta sebagai pusat pelayanan lingkungan.  Ruang terbuka hijau di sub pusat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) desain program mengacu pada kurikulum (2) implementasi di lapangan tidak selalu sama dengan desain yang telah dibuat (3) kendala utama adalah

negara dengan mata uang yang lemah (bernilai relatif rendah terhadap mata uang lain akan melihat penurunan harga harga imports.tingginya untuk ekspor negara di pasar dunia

Hasil dari pengujian seluruh pernyataan untuk variabel lingku- ngan kerja, organizational commitment, kepuasan pada re- ward, dan turnover intention adalah valid dengan

3 Last night, neither of the girls the film preview.. Choose the most suitable answer to fill in the blank. We must hurry.. Choose the most suitable answer to fill in

Berdasarkan hasil penelitian ini jelas bahwa penerapan pembelajaran dengan teknik diskusi kelompok memberikan penguasaan materi pembelajaran yang lebih baik daripada

- Edema di kapiler terjadi bila terjadi peningkatan permeabilitas dinding kapiler yang memungkinkan lebih banyak protein plasma keluar dari kapiler ke cairan intersitium di

Apabila melihat kepadatan tanaman/m 2 yang cukup tinggi (25 rumpun) dengan jumlah anakan >17 diprediksikan produksi padi bisa mencapai lebih besar 4,5-5,0 t/ha gkg. Dari