• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dalam setahun terakhir tercatat lebih dari 73 coffee shop tumbuh berkembang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN UKDW. dalam setahun terakhir tercatat lebih dari 73 coffee shop tumbuh berkembang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pesatnya perkembangan dunia bisnis terlihat dengan semakin banyak pelaku usaha membuka dan mengembangkan bisnis mereka. Salah satu bidang bisnis di Kabupaten Sleman yang mengalami perkembangan pesat dewasa ini adalah coffee shop. Hal ini terlihat dari data menurut Tripadvisor (2016), dalam setahun terakhir tercatat lebih dari 73 coffee shop tumbuh berkembang di wilayah ini. Banyaknya mahasiswa yang kuliah di perguruan-perguruan tinggi yang ada di wilayah Kabupaten Sleman menjadi pasar yang potensial bagi usaha coffee shop di wilayah ini. Kabupaten Sleman adalah salah satu wilayah di DIY yang memiliki kampus perguruan tinggi terbanyak dibandingkan wilayah lainnya. Bagi kebanyakan mahasiswa, coffee shop juga dapat dijadikan alternatif tempat untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah, sehingga kebutuhan akan keberadaan coffee shop terus berkembang. Di samping sebagai tempat untuk minum kopi dan menyantap makanan ringan, coffee shop juga sebagai tempat untuk berkumpul, bersosialisasi, berkencan, bertukar pikiran, dan memperluas relasi.

Coffee shop dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai kedai kopi. Pengertian coffee shop atau kedai kopi sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), coffee shop adalah sebuah tempat yang menjual kopi dan jenis minuman lain, serta makanan-makanan kecil dengan harga yang murah.

(2)

Coffee shop merupakan gabungan dari karakter bar dan restoran yang pada mulanya hanya menyediakan tempat untuk minum kopi secara cepat dan biasanya buka untuk 24 jam. Pada awalnya coffee shop hanya berfungsi sebagai kedai kopi, tetapi sesuai dengan perkembangan jaman coffee shop telah memiliki banyak konsep. Bagian terpenting dari sebuah coffee shop adalah fungsi sosialnya, tersedianya tempat dimana orang-orang pergi untuk berkumpul, bercengkrama, menulis, membaca, bermain atau ketika menghabiskan waktu baik dalam kelompok/secara individu.

Semakin banyak peminat dari usaha ini dan mempunyai pangsa pasar yang menjadi lebih berkembang, sehingga bisnis ini menjadi bisnis yang menguntungkan. Meskipun perkembangan bisnis coffee shop di Kabupaten Sleman masih relatif baru, omset bisnis ini cukup besar. Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis di beberapa coffee shop, omzet sebuah coffee shop per bulan rata-rata sekitar Rp 15 juta hingga Rp 30 juta dengan laba bersih 30 persen dari omzet. Perhitungan omzet ini dengan asumsi bisa menjual sekitar 50 cup hingga 100 cup sehari dengan kisaran harga Rp 7.000 hingga Rp 14.000 per cup. Perputaran uang dan barang menjadi semakin cepat dan semakin besar. Hal ini menuntut pemilik usaha coffee shop untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi usahanya dengan mengadopsi sistem informasi akuntansi.

Penggunaan atau pengadopsian sistem informasi akuntansi oleh usaha kecil dan menengah, khususnya coffee shop merupakan sesuatu yang menarik untuk dipelajari. Sistem informasi akuntansi merupakan salah satu teknologi

(3)

informasi yang dapat digunakan dalam proses menentukan kebijakan strategis perusahaan. Menurut Bodnar dan Hopwood (2006) sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya ke dalam informasi. Sistem informasi akuntansi memungkinkan pemakai laporan keuangan dapat melihat laporan keuangan setiap saat dengan lebih cepat dan akurat. Penyajian informasi keuangan dan non-keuangan dapat dilakukan dengan lebih mudah dengan adanya dukungan software atau program sistem informasi akuntansi yang dewasa ini semakin banyak variasinya dan dapat diperoleh dengan mudah.

Pengelolaan data keuangan dengan menggunakan sistem informasi akuntansi mampu mengurangi terjadinya kesalahan. Dibandingkan dengan proses manual, pengolahan data keuangan dengan sistem informasi akuntansi dapat memproses dan menyajikan data dengan cepat dan up to date sehingga dapat digunakan setiap saat. Keandalan dan ketelitian sistem informasi akuntansi juga lebih tinggi dibandingkan dengan pengolahan data secara manual. Melihat kondisi tersebut maka sistem informasi akuntansi merupakan salah satu hal penting dalam mengelola suatu unit usaha. Aktivitas bisnis perusahaan yang semakin berkembang pesat membutuhkan informasi akuntansi yang dipercaya, relevan, tepat waktu, mudah dipahami dan teruji. Yang mana hal ini akan lebih mudah dipenuhi jika pengolahan data keuangan dilakukan dengan menggunakan komputer.

(4)

Pada penerapannya, sistem informasi akuntansi sangat membawa manfaat bagi perusahaan, namun tidak semua usaha kecil dan menengah dalam menggunakan sistem informasi akuntansi. Organisasi bisnis skala kecil atau menengah, seperti coffee shop sering kali mengalami keterbatasan sumber daya manusia yang menghambat penggunaan sistem informasi akuntansi. Berdasarkan pengamatan, karyawan coffee shop yang sebagian besar tidak memiliki latar belakang pendidikan akuntansi dituntut untuk dapat mengoperasikan sistem informasi akuntansi yang ada di dalamnya untuk menunjang pekerjaan yang dilimpahkan kepadanya. Jika karyawan merasa kesulitan untuk mengoperasikan sistem tersebut dalam bekerja, maka akan menimbulkan ketidakpuasan pada sistem informasi perusahaan yang seharusnya dapat memberikan kemudahan bagi penggunanya. Sebaliknya karyawan dengan kemampuan menggunakan sistem informasi yang baik dapat menilai bagaimana kinerja sistem yang dijalankan. Apabila sistem tersebut mudah untuk digunakan dan bermanfaat maka harapan mereka terpenuhi. Dengan terpenuhinya harapan terhadap sistem yang dioperasikan maka karyawan akan merasa puas.

Kepuasan pengguna sistem informasi merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan pengadopsian sistem informasi akuntansi. Dengan menunjukkan rasa puas terhadap sistem informasi akuntansi yang digunakannya dapat diartikan bahwa pengguna merasa sistem informasi mampu memenuhi harapan mereka (Doll dan Torkzadeh dalam Dastgir dan Mortezaie, 2012). Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan Technology Acceptance

(5)

Model (TAM) sebagai model yang digunakan untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan penggunaan teknologi informasi, khususnya sistem informasi akuntansi.

TAM yang diperkenalkan pertama kali oleh Davis pada tahun 1989, dibuat khusus untuk pemodelan adopsi pengguna sistem informasi. Menurut Davis (1989), tujuan utama TAM adalah untuk mendirikan dasar penelusuran pengaruh faktor eksternal terhadap kepercayaan, sikap (personalisasi), dan tujuan pengguna komputer. TAM dilandasi dari Theory of Reasoned Action (TRA) yang dikemukakan Ajzen dan Fisbein (1980). Berdasarkan TRA, pengguna sistem informasi akuntansi ditentukan dari persepsi individu dan sikap yang pada akhirnya akan membentuk perilaku seseorang dalam penggunaan suatu sistem informasi akuntansi.

TAM menganggap bahwa dua variabel utama dalam mengadopsi sistem informasi, yaitu persepsi pengguna terhadap manfaat (perceived usefulness) dan persepsi pengguna terhadap penggunaan (perceived ease of use). Perceived usefulness diartikan sebagai tingkat di mana seseorang berkeyakinan bahwa menggunakan sistem tertentu dapat meningkatkan kinerjanya, dan perceived ease of use diartikan sebagai tingkat dimana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tidak diperlukan usaha apapun (free of effort).

Di samping persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) dan persepsi manfaat (perceived usefulness) yang selalu ada dalam suatu pemanfaatan teknologi, penulis memasukkan faktor computer self efficacy

(6)

sebagai variabel yang dapat mempengaruhi kepuasan penggunaan teknologi informasi. Computer self efficacy didefinisikan oleh Compeau dan Higgins (1995) sebagai penilaian kapabilitas dan keahlian komputer seseorang untuk melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan teknologi informasi. Computer self efficacy tidak hanya menyangkut skill seseorang, tetapi meliputi judgements mengenai tindakan apa yang dapat dilakukannya untuk menyelesaikan tugas-tugas terkait dengan pengaplikasian komputer dan juga menjadi faktor yang berpengaruh terhadap penggunaan sebuah sistem.

Menurut Agarwal et al. (2000) computer self efficacy dipandang sebagai salah satu variabel yang penting untuk studi perilaku individual dalam bidang teknologi informasi. Dalam konteks penggunaan sistem informasi akuntansi computer self efficacy menggambarkan persepsi individu tentang kemampuannya menggunakan komputer untuk menyelesaikan tugas-tugas yang terkait dengan akuntansi, seperti menggunakan software akuntansi, menginput data, membuat laporan keuangan dan sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas, bisa dikatakan bahwa persepsi kemudahan penggunaan dan persepsi manfaat, serta computer self efficacy merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan penggunaan sistem informasi akuntansi oleh karyawan coffee shop dalam mengelola data keuangan. Persepsi kemudahan penggunaan dan persepsi manfaat yang dimaksud adalah anggapan bahwa sistem informasi akuntansi mudah digunakan dan memberikan manfaat akan membuat pengguna merasa puas. Oleh karena itu, penulis bermaksud melakukan penelitian dengan mengambil judul “Pengaruh

(7)

Persepsi Kemudahan Penggunaan, Persepsi Manfaat dan Computer Self Efficacy terhadap Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Akuntansi” dengan studi pada coffee shop di Kabupaten Sleman.

B. Rumusan Masalah

Rumusan permasalahan dalam penelitian adalah:

1. Apakah persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi pada karyawan coffee shop.

2. Apakah persepsi manfaat berpengaruh terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi pada karyawan coffee shop.

3. Apakah computer self efficacy berpengaruh terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi pada karyawan coffee shop.

C. Batasan Penelitian

Pembatasan penelitian dimaksudkan agar pembahasan yang dilakukan lebih terarah dan uraiannya dapat lebih dipusatkan pada permasalahan yang terjadi. Sistem informasi akuntansi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sistem informasi akuntansi terkomputerisasi yang mendukung operasi harian di coffee shop berupa pemprosesan data meliputi pembelian, penjualan, pembayaran atau jenis transaksi lainnya baik online maupun offline, serta memberikan laporan keuangan. Sistem informasi akuntansi yang dipakai dapat berupa aplikasi komputer sederhana seperti Excel, maupun software-software khusus akuntansi, seperti SAP, MYOB, dan sebagainya. Karyawan coffee

(8)

shop dibatasi pada karyawan bagian keuangan dan kasir yang merupakan pengguna sistem informasi akuntansi.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraian di atas, adapun tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Menguji pengaruh persepsi kemudahan penggunaan terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi pada karyawan coffee shop.

2. Menguji pengaruh persepsi manfaat terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi pada karyawan coffee shop.

3. Menguji pengaruh computer self efficacy terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi pada karyawan coffee shop.

E. Kontribusi Penelitian

Manfaat dan kontribusi yang dapat diperoleh dari penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan penggunaan sistem informasi akuntansi antara lain:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pengelola coffee shop dalam mengambil keputusan berkaitan dengan penggunaan sistem informasi akuntansi.

2. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi atau acuan tentang Technology Acceptance Model, khususnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan penggunaan sistem informasi akuntansi.

Referensi

Dokumen terkait

Bakteri-bakteri tersebut diperoleh dari bayam yang tumbuh di lahan miskin hara dan kandungan bahan organik yang rendah. Asosiasi antara sebagian besar bakteri dan

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian eksplanatori dimana akan menjelaskan keterkaitan antara variabel- variabel, yaitu terpaan berita COVID-19 di televisi (X1) dan

ESI Zn(II) dengan bahan aktif ionofor HTMAB serta komposisi membran terbaik yang dihasilkan, digunakan untuk penelitian selanjutnya yaitu dengan menguji kualitas

Desa Abang Batudinding, Suter dan Abang Batudinding merupakan kawasan perdesaan di Kabupaten Bangli yang telah ditetapkan sebagai kawasan perdesaan dengan fokus

Berdasarkan hasil simulasi model, diketahui bahwa dengan mengurangi laju konversi lahan menjadi permukiman, dapat mempertahankan pengurangan LPEXK DLU WDQDK GDQ

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perlakuan akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap aset tetap berupa koleksi

Penelitian ini pada hakikatnya bertujuan untuk: (1) meningkatkan hasil belajar IPA siswa melalui penerapan model pembelajaran kontekstual berbantuan CD interaktif

Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto dalam Slameto (2010:56) bahwa “bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude