S K R I P S I
Oleh M. HENDI KURNIAWAN 09 22 0004 MANAJEMENFAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS IBA
PALEMBANG
2014
PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN
( Studi Kasus di Pabrik Pusri II Palembang )
S K R I P S I
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Ujian Sarjana Pada Fakultas Ekonomi
Oleh M. HENDI KURNIAWAN 09 22 0004 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS IBA
PALEMBANG
2014
S K R I P S I
PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN
( Studi Kasus di Pabrik Pusri II Palembang )
Dipersiapkan dan Disusun Oleh :
M. Hendi Kurniawan
09 22 0004
MANAJEMEN
Telah Dipertahankan di Depan Tim Penguji
Pada Tanggal 28 Januari 2014
Dan Dinyatakan Memenuhi Syarat
TIM PENGUJI
Ketua : Hj. Ellys, SE, MP ... Anggota : Asma Mario, SE, MM ... Anggota : Nukardina Novalia, SE, M.Si ...
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi,
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS IBA
PALEMBANG
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama : M. HENDI KURNIAWAN
Npm : 09 22 0004
Program Studi : MANAJEMEN
Mata Kuliah Pokok : MANAJEMEN SDM
Judul Skripsi : PENGARUH KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA (K3)
TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN
(Studi Kasus di Pabrik Pusri II Palembang) Tanggal Skripsi : 28 JANUARI 2014
PEMBIMBING SKRIPSI
Ketua Anggota
Hj. Ellys, SE, MP Asma Mario, SE, MM
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi,
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : M. HENDI KURNIAWAN
Tempat / Tanggal Lahir : PALEMBANG / 17 OKTOBER 1989
Program Studi : MANAJEMEN
NPM : 09 22 0004
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :
1. Seluruh data dan informasi, interprestasi serta pernyataan dalam pembahasan dan kesimpulan yang disajikan dalam karya ilmiah ini, kecuali yang disebutkan sumbernya adalah merupakan hasil pengamatan, penelitian, serta pemikiran saya dari pengarahan pembimbing yang ditetapkan.
2. Karya ilmiah yang saya tulis ini adalah hasil yang belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik, baik di Universitas IBA maupun di perguruan tinggi lainnya.
Demikianlah pernyataan ini dibuat dengan sebenar – benarnya dan apabila kemudian hari ditemukan adanya bukti ketidakbenaran dalam pernyataan tersebut diatas, maka saya bersedia menerima sanksi akademis berupa pembatalan gelar yang saya peroleh melalui pengajuan karya ilmiah.
Palembang, 28 Januari 2014 Yang Membuat Pernyataan,
M. HENDI KURNIAWAN NPM. 09 22 0004
Motto :
“If you wanna get something that you never own, you must do something that you never done before, so Patience is needed when you
wanna achieve a success and do best in your life, MAN JADDA WAJADA”.
Dengan Segala Kerendahan Hati Kupersembahkan Skripsi ini Kepada : Ayah dan Ibu Ku Tercinta, Calon Pendamping Hidupku, Seluruh Keluargaku, Para Pendidikku Yang Ku Hormati, Teman – Teman Seperjuangan, Dan Almamater
ABSTRAK
PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN
( Studi Kasus di Pabrik Pusri II Palembang )
Oleh
M. HENDI KURNIAWAN
Penulisan Skripsi ini Dibawah Bimbingan :
Hj. Ellys, SE., MP
Sebagai Ketua
Asma Mario, SE., MM
Sebagai Anggota
Karyawan atau tenaga kerja adalah Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan yang tak terlepas dari proses dan keberlangsungan suatu perusahaan. Hal ini mengingat bahwa kegiatan dalam perusahaan tersebut dapat berjalan dengan lancar apabila dalam aktifitas kerjanya melibatkan tenaga kerja yang mampu bekerja dengan baik dan optimal.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap produktivitas kerja karyawan PT. Pusri Palembang. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder dengan teknik pengumpulan data melalui kuesioner. Analisis yang digunakan secara deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif melalui uji SPSS. Kata Kunci :Dari hasil penelitian dan pembahasan diperoleh hasil bahwa pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap produktivitas kerja karyawan adalah sebesar 0,938 hal ini berarti 93,8% produktivitas kerja karyawan pada PT.Pupuk Sriwidjaja Palembang khususnya di pabrik Pusri II dipengaruhi oleh adanya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang diberikan oleh perusahaan dan sisanya 6,2% dipengaruhi oleh variabel lain.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF SAFETY AND HEALTH (K3) ON EMPLOYEE PRODUCTIVITY
(Case Studies in Plant Pusri II Palembang)
by
M. HENDI KURNIAWAN
This thesis writing under the guidance :
Hj. Ellys, SE., MP
as Chairman
Asma Mario, SE., MM
as a Member
Employee or labor is Human Resources in an organization or company that can not be separated from the process and the survival of a company . It is given that the activities of the company can run smoothly if the work activity involves labor that can work properly and optimally . A leader needs to constantly monitor and determine all matters relating to employee productivity particularly in relation to Occupational Health and Safety ( K3 ) to achieve the protection of labor and the achievement of maximum productivity of the company .
The purpose of this study was to determine the effect of Occupational Health and Safety ( K3 ) on employee productivity PT . Pusri Palembang . The data used is primary data and secondary data collection techniques of data through questionnaires .The analysis used descriptive qualitative and quantitative descriptive test through SPSS. Keywords :From the research and discussion of the results showed that the influence of Occupational Health and Safety ( K3 ) on employee productivity is equal to 0.938 this means that 93.8 % of employee productivity in PT.Pusri influenced by the Occupational Health and Safety ( K3 ) is given by the company and the remaining 6.2 % is influenced by other variables.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan ridho_Nya penulis dapat melewati dan menyelesaikan proses penyusunan skripsi ini dengan lancar sehingga dapat selesai pada waktunya. Adapun judul skripsi ini adalah, “Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
(K3) Terhadap Produktifitas Kerja Karyawan (Studi Kasus di Pabrik Pusri II Palembang)”.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan proses pembuatan skripsi baik secara moril maupun secara materi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :
1. Ibu Dr. Ir.Karlin Agustina M.Si selaku Rektor Universitas IBA Palembang 2. Bapak H. R.Y.Effendi SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas IBA Palembang.
3. Ibu Hj. Ellys, SE., MP selaku ketua pembimbing skripsi yang telah menyempatkan waktu untuk membantu dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Asma Mario, SE., MM selaku anggota pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu untuk membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Nukardina Novalia, SE.,M.Si selaku Dosen Penelaah yang telah memberikan saran dan nasehat dalam penulisan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen dan Staf Tata Usaha Fakultas Ekonomi Universitas IBA Palembang
7. Ayah dan Ibu serta Keluarga ku yeng selalu memberikan bantuan, semangat, dan doa dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Calon Pasangan Hidup ku yang setia tanpa hentinya memberikan support, perhatian, dan doa agar skripsi ini dapat selesai pada waktunya.
9. Teman – teman ku yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu yang sudah menemani dan memberikan bantuan berupa saran kepada penulis baik secara materi maupun moril.
Semoga bimbingan , bantuan , dukungan, dan doa yang telah diberikan kepada penulis , dibalas oleh Allah SWT. Aamiin. Dalam penulisan skripsi ini penulis telah berusaha sebaik mungkin dan telah mengerahkan semua kemampuan yang telah dimiliki, namun penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis harap masukan, saran, maupun kritik dari semua pihak agar nantinya dapat menjadi acuan dan masukan dalam penulisan karya tulis lainnya yang lebih baik lagi.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati, semoga hasil karya tulis ini dapat bermanfaat untuk semua yang berkepentingan, aamiin.
Palembang, 28 Januari 2014
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ... ii
Halaman Pengesahan... ... iii
Halaman Persetujuan Skripsi ... iv
Halaman Pernyataan... ... v
Halaman Motto dan Persembahan... ... vi
Abstrak... ... vii
Kata Pengantar... ... ix
Daftar Isi... ... xi
Daftar Tabel... xiii
Daftar Lampiran... xiv
Daftar Gambar... xv
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1. Latar Belakang Penelitian... 1
1.2.Rumusan Masalah... 6
1.3.Tujuan Penelitian... .. 7
1.4. Kegunaan Penelitian... ... 7
1.5. Kerangka Pemikiran ... .. 8
1.6. Hipotesis... ... 11
BAB II LANDASAN TEORI... ... 12
2.1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)... ... 12
2.2 Aspek – Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja... 15
2.3 Tujuan Program Keselamatan dan Kesehatan kerja... 20
2.4 Faktor – Faktor Yang Menyebabkan Kecelakaan Kerja... . 23
2.5. Produktivitas Kerja... 24
2.6. Pengukuran Produktivitas Kerja……….. 26
BAB III METODE PENELITIAN... . 31
3.1. Objek Penelitian... . 31
3.2. Desain Penelitian... 32
3.3. Operasionalisasi Variabel ... 32
3.4. Metode Penarikan Sampel... 34
3.5. Prosedur Pengumpulan Data... 34
3.6. Uji Validitas dan Reliabilitas………... 36
3.7. Metode Analisis………. 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 41
4.1. gambaran Umum Perusahaan... 41
4.2. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas... 44
4.3 Jadwal Pelaksanaan Kerja………. 49
4.4. Karakteristik Responden... . 50
4.5. Tabulasi Pernyataan Responden... 52
4.6. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Kuesioner... 62
4.7. Uji Hipotesis... 65
4.8. Analisis Regresi Sederhana... 66
4.9. Pengujian Koefisien Determinasi... 68
4.10.Analisis Kualitatif... 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 71
5.1. Kesimpulan... ... 71
5.2. Saran... 71
DAFTAR PUSTAKA... 73 LAMPIRAN - LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Halaman
1.1. Jumlah Peralatan K3 di Pabrik Pusri II... ... 4
3.1. Operasional Variabel ... ... 33
4.1. Jumlah Karyawan PT. Pupuk sridjaja Palembang……… 43
4.3 Jadwal Pelaksanaan Kerja………. 48
4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... .. 23
4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... .... 23
4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir... .... 24
4.5. Pernyataan Responden tentang K3 Pertanyaan 1... ... 52
4.6. Pernyataan Responden tentang K3 Pertanyaan 2... ... 53
4.7. Pernyataan Responden tentang K3 Pertanyaan 3... ... 53
4.8. Pernyataan Responden tentang K3 Pertanyaan 4... ... 54
4.9. Pernyataan Responden tentang K3 Pertanyaan 5... ... 54
4.10. Pernyataan Responden tentang K3 Pertanyaan 6... .. 55
4.11. Pernyataan Responden tentang K3 Pertanyaan 7... .. 55
4.12. Pernyataan Responden tentang K3 Pertanyaan 8... ... 56
4.13. Pernyataan Responden tentang K3 Pertanyaan 9... ... 56
4.14. Pernyataan Responden tentang K3 Pertanyaan 10... .. 57
4.15. Pernyataan Responden tentang Produktivitas Pertanyaan 1... .. 57
4.16. Pernyataan Responden tentang Produktivitas Pertanyaan 2... .. 58
4.17. Pernyataan Responden tentang Produktivitas Pertanyaan 3... .. 58
4.19. Pernyataan Responden tentang Produktivitas Pertanyaan 5... .. 59
4.20. Pernyataan Responden tentang Produktivitas Pertanyaan 6... .. 60
4.21. Pernyataan Responden tentang Produktivitas Pertanyaan 7... .. 60
4.22. Pernyataan Responden tentang Produktivitas Pertanyaan 8... ... 61
4.23. Pernyataan Responden tentang Produktivitas Pertanyaan 9... ... 61
4.24. Pernyataan Responden tentang Produktivitas Pertanyaan 10... ... 62
4.25 Pengujian validitas variabel K3 (X)... ... 63
4.26 Pengujian reliabilitas variabel K3... ... 63
4.27 Pengujian validitas variabel produktivitas kerja (Y)... 64
4.28 Pengujian reliabilitas variabel produktivitas kerja karyawan... ... 64
4.29 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana... .. 66
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar Halaman
1.1. Paradigma Penelitian... 10
4.2 Struktur Organisasi PT.Pusri Palembang... .. 44 4.7 Gambar Kurva Distribusi Normal………. 66
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Pada era globalisasi saat ini, dunia kerja sangat dituntut menciptakan
kinerja karyawan yang tinggi guna pengembangan perusahaan. Perusahaan harus
mampu bersaing untuk membangun dan meningkatkan kinerja di dalam
lingkungannya. Keberhasilan suatu perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
faktor pentingnya adalah sumber daya manusia, karena sumber daya manusia
merupakan subjek atau pelaku dari keseluruhan tingkat perencanaan sampai
dengan evaluasi yang mampu memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki
oleh sebuah perusahaan. Semakin ketatnya persaingan di bidang industri
menuntut perusahaan harus mampu bertahan dan berkompetisi. hal yang dapat
ditempuh perusahaan agar mampu bertahan dalam persaingan ketat yaitu dengan
cara meningkatkan produktivitas kerja. Produktivitas pada dasarnya merupakan
suatu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan
hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini
dan seterusnya.
Produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang
dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang dipergunakan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat produktivitas diantaranya adalah pendidikan dan latihan
ketrampilan, gizi/nutrisi, kesehatan, bakat atau bawaan, motivasi atau kemauan,
2006:153). Salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah
kesehatan kerja, Perusahaan perlu memelihara kesehatan para karyawan,
kesehatan ini menyangkut kesehatan fisik ataupun mental. Kesehatan para
karyawan yang buruk akan mengakibatkan kecenderungan tingkat absensi yang
tinggi dan produksi yang rendah. Adanya program kesehatan yang baik akan
menguntungkan para karyawan secara material, karena mereka akan lebih jarang
absen bekerja dengan lingkungan yang menyenangkan, sehingga secara
keseluruhan akan mampu bekerja lebih lama berarti lebih produktif.
Program kesehatan kerja dapat dilakukan dengan penciptaan lingkungan
kerja yang sehat. Hal ini menjaga kesehatan dari gangguan-gangguan penglihatan,
pendengaran, kelelahan, dan lain-lain. Penciptaan lingkungan kerja yang sehat
secara tidak langsung akan mempertahankan atau bahkan meningkatkan
produktivitas (Tulus, 2007:159).
Program kesehatan kerja tidak terlepas dari program keselamatan kerja,
karena dua program tersebut tercakup dalam pemeliharaan terhadap karyawan.
Keselamatan kerja merupakan keselamatan yang bertalian dengan mesin, alat
kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya
serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja bersasaran segala tempat
kerja, baik didarat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air, maupun diudara. “Keselamatan kerja merupakan sarana untuk pencegahan kecelakaan, cacat, dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja” (Suma’mur, 2008:1). Penyebab kecelakaan kerja ada empat faktor diantaranya: faktor nasib dari para
peralatan. Faktor kelalaian manusia dan faktor ketidakserasian kombinasi
faktor-faktor produksi yang dikelola dalam perusahaan (Soeprihanto, 2006:47).
Keselamatan kerja erat bersangkutan dengan peningkatan produksi dan
produktivitas. Keselamatan kerja dapat membantu peningkatan produksi dan
produktivitas atas dasar : Dengan tingkat keselamatan kerja yang tinggi,
kecelakaan-kecelakaan yang menjadi sebab sakit, cacat dan kematian dapat
ditekan sekecil-kecilnya. Tingkat keselamatan yang tinggi sejalan dengan
pemeliharaan dan penggunaan peralatan kerja dan mesin yang produktif dan
efisien dan bertalian dengan tingkat produksi dan produktivitas yang tinggi (Suma’mur, 2006:4).
PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang merupakan suatu perusahaan multi
nasional yang bergerak dalam bidang pembuatan pupuk, menganggap penting
program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), hal tersebut dibuktikan dengan
adanya penggunaan alat-alat perlindungan diri seperti sarung tangan, pakaian
pelindung, safety goggle, helm sefety, sepatu sefety, air plug, kacamata sefety,
masker, dan kotak P3K di area tempat kerja, ada pengaturan udara yang cukup,
dan ada petunjuk dan peringatan di tempat kerja. Selain itu jika di buka
penerimaan karyawan baru di PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang, calon karyawan
harus memenuhi persyaratan yaitu salah satunya ada surat keterangan dari dokter
bahwa yang bersangkutan benar-benar tidak mempunyai penyakit. Jadi program
kesehatan kerja sudah diperhatikan sejak dini, sebelum mereka diterima sebagai
karyawan di PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang. Hal tersebut dilakukan untuk
sakit ataupun karena kecelakaan kerja. Oleh sebab itu PT Pupuk Sriwidjaja
Palembang bertujuan melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program
pemerintah di bidang ekonomi, dan pembangunan nasional pada umumnya,
khususnya di bidang industri pupuk dan industri kimia lainnya. PT. Pupuk
Sriwidjaja Palembang merupakan satu- satunya pabrik pupuk yang ada di provinsi
Sumatera Selatan. pabrik PUSRI II merupakan pabrik pupuk kedua yang
dibangun oleh PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang dan mulai beroperasi pada
tanggal 6 Agustus 1974. PUSRI II diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia
pada tanggal 8 Agustus 1974 dengan kapasitas produksi sebesar 552.000 metrik
ton urea per tahun dan 445.500 metrik ton amonia per tahun.
Secara rinci perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang
terdapat di PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang khususnya di pabrik pusri II adalah
sebagai berikut :
Tabel.1.1
Jumlah Peralatan K3 di Pabrik Pusri II PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang
No Nama Peralatan Sefety (K3) Jumlah/Unit
1 Sarung Tangan Sefety 47
2 Jas / Pakaian Sefety 33
3 Safety Belt 30 4 Sepatu Sefety 53 5 Ear plug 77 6 Masker 60 7 Kacamata Safety 68 8 Helm Sefety 62 9 Sefety Goggle 30 10 Kotak P3K 55
Selain data peralatan K3 di atas, salah satu fasilitas yang sangat
dibutuhkan oleh karyawan adalah Jaminan Kesehatan dan Keselamatan dalam
bekerja. Adapun untuk mengantisipasi kejenuhan dan ketegangan di tempat kerja,
PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang juga mengadakan kegiatan rohani di Masjid
Al-Aqobah dalam komplek pabrik tersebut, setiap dua minggu sekali yaitu hari jum’at, atau hari-hari besar islam lainnya, dan setiap penghujung tahun produksi selalu diadakan panggung hiburan gratis, atau kegiatan rekreasi bagi karyawannya.
Berdasarkan hasil observasi awal di PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang
terungkap bahwa dalam proses produksinya PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang
menggunakan bahan kimia yang kompleks seperti acid (H2SO4), caustic (NaOH),
amoniak (NH3), pospate (SO4), clorine (Cl2) dan bahan kimia yang berbahaya
lainnya. serta peralatan dengan tingkat teknologi yang semakin tinggi, seperti
compressor, turbine, pompa, dan motor – motor bertekanan tinggi yang sangat
beresiko dalam pengoperasiannya. Oleh karena itu PT. Pupuk Sriwidjaja telah
memiliki lisensi teknologi proses pembuatan Urea “ACES 21” (Advanced Cost
Energy Saving) bersama Toyo Engineering Corporation (TEC) Japan.
Dalam hal ini proses produksi yang menggunakan teknologi tinggi
berlangsung dengan cepat serta efisien sehingga menghasilkan produk pupuk
yang bermutu dengan harga bersaing di pasaran, tetapi di sisi lain penggunaan
teknologi tinggi dapat menimbulkan kemungkinan bahaya yang lebih besar
adanya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Oleh karenanya perlindungan
terhadap tenaga kerja sangat diperlukan agar perusahaan tidak kehilangan tenaga
perusahaan akibat kecelakaan ditempat kerja tersebut. Adapun salah satu kasus
yang pernah terjadi di lapangan adalah dimana karyawan tidak mempergunakan
peralatan safety sewaktu pengoperasian alat – alat pabrik sehingga ia mengalami
cidera pada anggota tubuhnya dan mendapatkan perawatan intensif dari pihak
medis dan adapun kecelakaan tersebut bisa diakibatkan oleh human error maupun
kerusakan pada alat – alat pabrik.
Untuk itu PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang hendaknya perlu menyediakan
ruangan yang luas untuk proses produksi serta penerangan yang cukup di tempat
kerja, Perusahaan yang menganggap perlindungan kerja itu penting tentunya akan
memperhatikan hal-hal tersebut di atas untuk menghindari menurunnya produksi
dari perusahaan, sebab dengan adanya kecelakaan kerja tersebut dapat pula
mengakibatkan menurunnya produktivitas karyawan dan hal ini dapat
mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian dalam segi produksi.
Dari uraian di atas, maka dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk
mengambil judul “Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus di Pabrik Pusri II Palembang)”.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka identifikasi
masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Bagaimanakah
pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap produktivitas kerja
1.3.Tujuan Penelitian
Penelitian ini diadakan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran, data,
dan informasi yang diperlukan untuk menganalisis dan menjelaskan : apakah ada
pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap produktivitas kerja.
1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini, maka penulis diberikan kesempatan dan
diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan pemahaman tentang
pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang berkaitan
dengan produktivitas kerja, serta sebagai salah satu sumber referensi bagi
kepentingan keilmuan dalam mengatasi masalah yang sama atau yang terkait
dimasa depan.
1.4.2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dan
masukan bagi pihak manajemen sumber daya manusia pada PT. Pupuk Sriwidjaja
Palembang dalam membantu mengidentifikasi bagaimana keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan.
1.4.3. Bagi Almamater
Penelitian ini diharapkan dapat dipakai dan memberi tambahan referensi
serta gambaran informasi tentang pengaruh hubungan keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) dengan produktivitas kerja karyawan sebagai bahan komperatif dan
dapat menambah khasanah kepustakaan khususnya di Fakultas Ekonomi Jurusan
1.5. Kerangka Pemikiran 1.5.1 Penelitian Sebelumnya
Penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian yang akan penulis
lakukan adalah penelitian dari Alifiyaumi (2007, dengan judul : Pengaruh
Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap
Produktivitas Kerja (Studi pada karyawan bagian produksi PT. Perkebunan
Nusantara X (Persero) Pabrik Gula Gempolkerep Mojokerto).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan program keselamatan
kerja, kesehatan kerja, dan produktivitas kerja karyawan. Selain itu untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja
terhadap produktivitas kerja karyawan. Penelitian ini berusaha menjelaskan
pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja
karyawan di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Pabrik Gula Gempolkerep
Mojokerto. Penelitian ini memiliki dua variabel, yaitu variabel bebas (X)
adalah keselamatan kerja (X1), kesehatan kerja (X2), sedangkan variabel terikat
(Y) adalah produktivitas kerja karyawan. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif korelasional. Pengumpulan data tentang program keselamatan kerja,
kesehatan kerja (K3) dan produktivitas kerja dilakukan dengan cara metode
angket (kuesioner) terhadap karyawan di bagian produksi sebagai responden.
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Perkebunan Nusantara
X (Persero) Pabrik Gula Gempolkerep Mojokerto yang berjumlah 62 orang
karyawan di bagian produksi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa (1) Program
Gempolkerep Mojokerto, tergolong cukup baik dengan 32 responden atau 51,61%
yang masuk dalam kualifikasi cukup baik. Hal ini terbukti bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara sub variabel keselamatan kerja terhadap
produktivitas kerja karyawan; (2) Program kesehatan kerja di PT. Perkebunan
Nusantara X (Persero) Pabrik Gula Gempolkerep Mojokerto, dikategorikan baik
terbukti dengan 34 responden atau 54,84 % yang masuk dalam kualifikasi cukup
baik. Hal ini terbukti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara sub variabel
kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan; (3) Produktivitas kerja
karyawan PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Pabrik Gula Gempolkerep
Mojokerto dikategorikan cukup baik terbukti 34 responden atau 54,84%
menjawab bahwa produktivitas kerja sudah dilakukan dengan cukup baik oleh
perusahaan.
Berdasarkan analisis regresi dibuktikan bahwa program keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) mempengaruhi produktivitas kerja karyawan PT.
Perkebunan Nusantara X (Persero) Pabrik Gula Gempolkerep Mojokerto terbukti
nilai Fhitung = 28,859 dengan taraf signifikasi 5% yang nilainya lebih besar dari
pada Ftabel = 4,98. Program kesehatan kerja lebih berpengaruh dengan hasil
perhitungan 40,9% daripada program keselamatan kerja dengan hasil 31%.
Dari uraian penelitian sebelumnya maka dapat ditarik pengertian, bahwa
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah bagian dari suatu sistem
manajemen yang penerapannya berguna untuk mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan kerja dan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan
Faktor yang berhubungan dengan produktivitas kerja adalah keselamatan
dan kesehatan kerja (K3), karena merupakan faktor intern yang mempunyai
pengaruh yang besar terhadap pelaksanaan tugas karyawan. Keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) yang baik akan membuat karyawan merasa aman dan tenang
dalam bekerja, hal ini akan meningkatkan produktivitas kerja secara maksimal.
Berdasarkan kajian pengaruh program K3 terhadap produktivitas kerja
karyawan, di bawah ini dicantumkan tentang kerangka pemikiran yang berkaitan
dengan masalah yang akan diteliti.
Gambar 1.1 Paradigma Penelitian
Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus di Pabrik Pusri II Palembang)
1. Variabel independent (X)
Variabel independent adalah variabel yang disebut stimulus (Sugiyono,
2012: 64). Stimulus disini dapat diartikan sebagai suatu rangsangan dan bagian
dari respon yang berhubungan dengan kelakuan terhadap suatu objek itu sendiri.
Variabel independent dari penelitian ini adalah keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) karyawan. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ( X ) Produktivitas Kerja ( Y )
2. Variabel dependent (Y)
Variabel dependent sering disebut sebagai varianbel output, kriteria, dan
konsekuen (Sugiyono, 2012:64). Variabel dependent dari penelitian ini adalah
produktivitas kerja karyawan.
1.6. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2012: 99).
Berdasarkan pada kerangka pemikiran penelitian di atas, maka dirumuskan
hipotesis sebagai berikut :
Ho : Tidak ada Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap
Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang
khususnya pabrik pusri II.
H1 : Ada Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap
Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Pasal 9 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang Pokok-Pokok
Mengenai Tenaga Kerja menyatakan bahwa: “Setiap tenaga kerja berhak
mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moril kerja
serta perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia dan moral agama ”. (John Redleyt, 2006 : 22). Untuk mewujudkan perlindungan tenaga kerja tersebut maka pemerintah melakukan upaya pembinaan norma di bidang
ketenagakerjaan. Dalam pengertian pembinaan norma ini sudah mencakup
pengertian pembentukan, penerapan, dan pengawasan norma itu sendiri. Hal ini
secara tegas dinyatakan pada pasal 10 Undang-Undang No.14 Tahun 1969.
Atas dasar itu maka dikeluarkanlah Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja, sebagai pengganti peraturan perundangan di bidang
keselamatan kerja yang telah ada sebelumnya yaitu Veilegheids Reglement Stbl.
Nomor 406 Tahun 1910, yang dinilai sudah tidak sesuai lagi dengan kemajuan
dan perkembangan masalah ketenagakerjaan. Walaupun namanya
Undang-Undang tentang keselamatan kerja, namun cakupan materinya termasuk pula
masalah kesehatan kerja, karena keduanya tidak dapat dipisahkan, jika
keselamatan kerja sudah terlaksana dengan baik maka kesehatan kerja pun akan
Menurut (Suma’mur, 2008 : 108) keselamatan kerja adalah suatu keadaan yang menunjukkan pada suatu kondisi yang aman, selamat dari bahaya, kerusakan
dan kerugian di tempat kerja. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang
berkaitan dengan mesin, alat kerja, bahan kerja, lingkungan tempat bekerja, serta
proses atau cara melakukan pekerjaan.
Menurut (Budiono, 2004 : 37) keselamatan kerja adalah ilmu pengetahuan
dan penerapannya yang mempelajari tentang tata cara penanggulangan kecelakaan
di tempat kerja, yang tertuju pada kesejahteraan manusia pada umumnya dan
tenaga kerja pada khususnya.
(Husni, 2005 : 43) menyatakan kesehatan kerja merupakan bagian dari
ilmu kesehatan yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh keadaan kesehatan
yang sempurna baik fisik, mental, maupun sosial sehingga memungkinkan dapat
bekerja secara optimal.
Menurut (UU Kesehatan Tahun 1992 Pasal 23) Kesehatan Kerja adalah
suatu upaya penyesuaian antara kapasitas kerja dan lingkungan kerja,agar setiap
pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun
masyarakat sekelilingnya sehingga diperoleh produktivitas kerja yang optimal.
(Husni, 2005 : 47) menyatakan keselamatan dan kesehatan kerja sebagai
ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja. Keselamatan dan
Tempat kerja adalah setiap tempat yang di dalamnya terdapat 3 (tiga) unsur, yaitu :
1. Adanya suatu usaha, baik itu usaha yang bersifat ekonomis maupun sosial. 2. Adanya sumber bahaya
3. Adanya tenaga kerja yang bekerja di dalamnya, baik secara terus menerus
maupun hanya sewaktu-waktu.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau K3 adalah suatu sistem yang dibuat bagi
pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif) timbulnya
kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja
dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja
dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal
demikian (Yusra, 2005 : 75). Selain itu definisi lain mengenai keselamatan dan
kesehatan kerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2005 : 163), keselamatan
dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan
dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada umumnya,
hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
Menurut Melayu S.P Hasibuan (2005 : 188), Keselamatan dan kesehatan
kerja akan menciptakan terwujudnya pemeliharaan karyawan yang baik.
Keselamatan dan kesehatan kerja ini harus ditanamkan dalam diri masing-masing
individu karyawan, dengan penyuluhan dan pembinaan yang baik agar mereka
menyadari pentingnya keselamatan kerja bagi dirinya maupun untuk perusahaan.
Apabila banyak terjadi kecelakaan, karyawan banyak yang menderita, absensi
meningkat, produksi menurun, dan biaya pengobatan semakin besar. Ini semua
karena mungkin karyawan terpaksa berhenti bekerja sebab cacat dan perusahaan
kehilangan karyawan. Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula
tidak dikehendaki yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas
dan dapat menimbulkan kerugian baik korban maupun manusia atau harta benda.
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang ditimbulkan akibat terjadinya suatu
kecelakaan kerja bagi karyawan yang sedang melakukan suatu pekerjaan, yang
dapat menimbulkan kerugian baik pihak karyawan itu sendiri maupun pada pihak
perusahaan yang bersangkutan.
Dari uraian di atas maka dapat ditarik pengertian, bahwa Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) adalah bagian dari suatu sistem manajemen yang
penerapannya berguna untuk mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja
dan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan fisik.
2.2. Aspek-aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
(Miner, 2005 : 97) mengemukakan beberapa aspek keselamatan kerja, yaitu :
1. Pelatihan Keselamatan Kerja
Program pelatihan untuk karyawan baru dan tidak terbiasa melakukan hal-hal
yang termasuk dalam isi program keselamatan yang dipertimbangkan. Teknik
yang digunakan untuk pelatihan keselamatan misalnya ceramah, peragaan, film
dan simulasi kecelakaan.
2. Kontes dan Publisitas Keselamatan
Publisitas keselamatan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, yakni poster,
buklet, nota khusus, dan artikel terbitan perusahaan. Selain itu, juga dapat
3. Pengontrolan Lingkungan Kerja
Perancangan tempat kerja dan peralatan yang digunakan merupakan pendekatan
utama untuk mencegah kecelakaan dan yang paling efektif.
Peralatan/perlengkapan perlindungan diri atau Personal Protective Equipment
(PPE) yang wajib disediakan oleh perusahaan kontraktor untuk semua karyawan :
pakaian kerja, sepatu kerja, kacamata kerja, penutup telinga, sarung tangan, helm,
masker, jas hujan, sabuk pengaman, tangga, dan P3K. Selain itu, hal lainyang
perlu diperhatikan dalam pekerjaan konstruksi, yaitu lokasi pekerjaan dan
merokok saat bekerja. Kebersihan tempat bekerja di kantor maupun di lokasi
pekerjaan ikut menentukan hasil kerja bagi pekerja konstruksi. Perilaku merokok
di lokasi pekerjaan beresiko mengakibatkan terjadinya kebakaran dan juga
merugikan kesehatan (Ervianto, 2005 : 63).
4. Pemeriksaan dan Disiplin
Beberapa bentuk pemeriksaan misalnya dengan menyediakan peringatan awal
terhadap kecelakaan dan menyediakan surat panggilan OSHA (Occupational
Safety and Health Administration). Pemeriksaan dilakukan oleh pengawas,
anggota komite keselamatan, atau diwakilkan oleh pihak asuransi yang menangani
kebijakan kompensasi pegawai perusahaan.
5. Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3),
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang terdapat di PT. Pupuk Sriwidjaja
Palembang khususnya di Pusri II adalah :
a. Safety lecture, merupakan suatu bentuk ceramah yang diberikan pada
(K3) di PT Pusri Palembang, misalnya titik-titik lokasi yang berbahaya (dari
yang cukup berbahaya hingga daerah kritis), hal-hal yang tidak boleh
dilakukan bila berada di daerah berbahaya, barang-barang yang tidak boleh
dibawa bila ada di daerah yang berbahaya, petunjuk penggunaan APD (Alat
Perlindungan Diri) dan petunjuk bila terjadi kebakaran/kecelakaan.
b. Alat Perlindungan Diri (APD) Perusahaan menyediakan alat pelindung diri
untuk semua bagian tubuh untuk mencegah bahaya yang mungkin terjadi.
Karyawan maupun pengunjung serta orang-orang yang berada di dalam
lingkungan pabrik wajib menggunakan alat pelindung diri. Alat pelindung diri
untuk memasuki zona pabrik terdiri dari :
1. Pelindung Kepala / Helm Pelindung. Seluruh karyawan, kontraktor,
tamu, dan supplier harus memakai topi pelindung di daerah merah /
berbahaya (restricted area).
2. Pakaian Kerja dan Sarung Tangan. Seluruh karyawan / karyawati
selama bertugas harus mengenakan pakaian kerja yang telah disediakan
oleh perusahaan yang sesuai dengan pekerjaan mereka. Karyawan tidak
dibenarkan memakai pakaian longgar di sekitar mesin-mesin yang
berputar. Pakaian khusus wajib dipakai bila mengerjakan pekerjaan di
mana panas, percikan logam panas, tenaga-tenaga benturan, radiasi infra
merah dan ultra violet dapat membahayakan tubuh. Pakaian atau apron
PVC (poly vynil chloride) lengkap dengan sarung tangan harus dipakai bila
melakukan setiap pekerjaan dengan bahan-bahan kimia yang dapat
memegang benda-benda atau zat-zat yang dapat melukai atau membakar
tangan. Pekerja listrik menggunakan sarung tangan isolasi khusus.
3. Sabuk Pengaman. Secara umum, para karyawan harus memakai sabuk
pengaman untuk memberikan perlindungan bagi mereka yang sedang
bekerja di tempat-tempat tinggi. Memakai sabuk pengaman bila sedang
bekerja dengan menggunakan masker gas atau masker saluran udara yang
bekerja dalam ruangan-ruiangan tertutup.
4. Pelindung Mata (Safety Goggle). Karyawan harus memakai pelindung
mata (Safety Goggle) bila sedang melakukan tugas-tugas pemeriksaan,
pemeliharaan, atau operasi. Karyawan yang bekerja di lokasi yang dapat
membahayakan mata karena benda-benda halus yang mungkin
berterbangan, zat-zat yang berahaya harus menggunakan alat pelindung
mata dan tabir pelindung.
5. Pelindung Telinga. Karyawan harus menggunakan ear muff bila bekerja
di sekitar mesin atau alat yang tingkat kebisingannya 25dB – 30 dB.
Sementara itu, karyawan harus menggunakan ear plug bila bekerja di
sekitar mesin atau alat yang tingkat kebisingannya 30 dB – 40 dB.
6. Pelindung kaki (Safety Shoes). Digunakan oleh karyawan yang berada
pada tempat dimana mungkin terjadi cedera oleh zat-zat panas, korosif
atau beracun atau benda-benda jatuh yang dapat mengakibatkan
kecelakaan atau berada di lokasi yang senantiasa basah harus. Semua
7. Pelindung Pernapasan. Jenis alat pelindung pernapasan : Masker
pernapasan untuk debu harus dipakai di daerah yang berdebu, Pelindung
pernapasan untuk uap atau gas beracun harus digunakan apabila sedang
mengecat atau menyemprotkan cairan pelarut atau menangani bahan kimia
yang berbahaya. Alat pernapasan tabung/breathing apparatus atau saluran
udara harus digunakan apabila memasuki ruangan-ruangan tertutup.
Bejana-bejana, tangki-tangki yang belum dites, dan ruangan yang penuh
dengan asap di mana adanya kekurangan oksigen. Kerudung kepala yang
dilengkapi dengan alat pernapasan saluran udara.
8. Tim Tanggap Darurat. Tim ini merupakan tim yang khusus dibentuk
untuk menangani kebakaran yang terjadi di areal lokasi perusahaan yang
diakibatkan bersenyawanya H2 (hidrogen) dengan udara dan rantai karbon
sehingga menimbulkan api. Tim ini dilengkapi dengan alat pemadam
kebakaran yang selalu siap siaga bila terjadi kebakaran.
9. Pemantauan (Monitoring). Pemantauan dilakukan pertriwulan.
Pemantauan ini dilakukan terhadap safety alarm, gas detector, dan noising.
10. Pelatihan penggunaan APAR (Alat Pemadaman Api Ringan) dan bantuan pertama (first aid). Ini dilakukan agar karyawan dapat
mengguanakan alat pemadam api yang sudah disediakan bila terjadi
kebakaran ringan. Selain itu bantuan pertama (first aid) diberikan agar
karyawan mengetahui tindakan awal yang harus dilakukan bila terjadi
11. Pembuatan simbol-simbol K3 di areal perusahaan. Simbol – simbol K3
ini bertujuan untuk memberikan rambu – rambu atau peringatan kepada
karyawan agar lebih waspada pada area – area tertentu yang terdapat
simbol bahaya.
2.3. Tujuan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Menurut Veithzal Rivai (2006:793), tujuan dan pentingnya keselamatan kerja
adalah sebagai berikut :
1. Manfaat lingkungan kerja yang aman dan sehat.
Jika perusahaan dapat menurunkan tingkat dan beratnya
kecelakaan-kecelakaan kerja, penyakit, dan hal-hal yang berkaitan dengan stres, serta mampu
meningkatkan kualitas kehidupan kerja para pekerjanya, perusahaan akan semakin
efektif. Peningkatan-peningkatan terhadap hal ini akan menghasilkan (a)
meningkatnya produktivitas karena menurunya jumlah hari kerja yang hilang, (b)
meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih berkomitmen, (c)
menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi, (d) tingkat kompensasi pekerja
dan pembayaran langsung yang lebih rendah karena menurunnya pengajuan klaim,
(e) fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari
meningkatnya partisipasi dan rasa kepemilikan, dan (f) rasio seleksi tenaga kerja
yang lebih baik karena meningkatnya citra perusahaan.
2. Kerugian lingkungan kerja yang tidak aman dan sehat
Jumlah biaya yang besar dan sering muncul karena ada kerugian –kerugian
akibat kematian dan kecelakaan di tempat kerja dan kerugian menderita
kondisi-kondisi psikologis. Perasaaan-perasaan pekerja yang menganggap dirinya
tidak berarti dan rendahnya ketelibatan dalam pekerjaan, barangkali lebih sulit
dihitung secara kuantitatif, seperti juga gejala-gejala stres dan kehidupan kerja
yang bermutu rendah.
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2005 : 165), tujuan dari keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) adalah sebagai berikut:
1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja
baik secara fisik, sosial dan psikologis.
2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya,
seefektif mungkin.
3. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
4. Agar ada jaminan atas pemeliharaan kesehatan gizi pegawai.
5. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja. 6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan
atau kondisi kerja.
7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.
Menurut (Suma’mur, 2008 : 110) tujuan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah sebagai berikut :
1. Melindungi karyawan atas hak keselamatannya dalam melakukan
pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas nasional.
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja. 3. Pemeliharaan sumber produksi dan mempergunakannya secara aman
Dalam Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja disebutkan tujuan keselamatan kerja, yakni :
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
b. Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran. c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada pekerja.
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluaskan suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembuan angin, cuaca, sinar
radiasi, suara dan getaran.
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik
maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan.
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
j. Menyelenggarakan suhu dan kelembaban udara yang baik. k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara
dan proses kerjanya.
n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman
atau barang.
p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
penyimpanan barang.
q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
Menurut (Husni, 2005 : 60) tujuan Kesehatan Kerja adalah :
1. Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan tenaga kerja yang
setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial.
2. Mencegah dan melindungi tenaga kerja dari gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh kondisi lingkungan kerja.
3. Menyesuaikan tenaga kerja dengan pekerjaan atau pekerjaan dengan
tenaga kerja.
4. Meningkatkan produktivitas kerja
2.4. Faktor-faktor yang menyebabkan kecelakaan Kerja
Menurut Garry Dessler (2009:265), ada 2 (dua) alasan dasar dari kecelakaan di
tempat kerja:
1. Kejadian yang bersifat kebetulan, (seperti berjalan di depan jendela kaca
bertepatan dengan seseorang melemparkan bola) membantu terjadinya
kecelakaan, namun kurang lebih dari luar kontrol manajemen.
a) Kondisi tidak aman (unsafe condition), merupakan alasan utama dari
kecelakaan. Termasuk faktor-faktor seperti : Peralatan pelindung yang
memadai.
c) Prosedur yang berbahaya dalam, pada, atau di sekitar mesin dan peralatan.
d) Gudang yang tidak aman, sumpek dan terlalu penuh.
e) Penerangan yang tidak memadai, suram, tidak cukup penerangan.
f) Ventilasi tidak memadai, tidak cukup pergantian udara, sumber udara
tidak murni.
2. Tindakan-tindakan yang tidak aman, kebanyakan para ahli keselamatan
kerja dan manajer tahu bahwa tidak mungkin menghapuskan kecelakaan
hanya dengan mengurangi kondisi tidak aman. Orang yang menyebabkan
kecelakaan, dan tidak ada yang menemukan jalan yang benar-benar pasti
untuk menghilangkan tindakan karyawan yang tidak aman seperti:
1. Membuang bahan-bahan berbahaya.
2. Beroperasi atau bekerja dengan kecepatan yang tidak aman, terlalu cepat
atau terlalu lambat.
3. Membuat peralatan keamanan tidak beroperasi dengan memindahkan,
mencocokakan dan melepaskannya.
2.5. Pengertian Produktivitas Kerja
Menurut Ravianto (dalam Edi Sutrisno 2010 : 99), produktivitas
mempunyai arti ukuran yang relatif nilai atau ukuran yang ditampilkan oleh daya
produksi, yaitu sebagai campuran dari produksi dan aktivitas; sebagai ukuran
yaitu seberapa baik kita menggunakan sumber daya dalam mencapai hasil yang
Produktivitas merupakan suatu konsep sistem yang dapat digunakan dari berbagai
rentang dari mulai individu, perusahaan, industri, ataupun ekonomi nasional
(Pritchard, 2008 : 76).
Produktivitas merupakan perbandingan antara hasil / output yang dicapai
dengan sumber daya yang digunakan / input (Sinungan, 2010 ; 125). Semakin
kecil pengorbanan yang diperlukan untuk mencapai suatu target penghasilan
(output) dikatakan sebagai produktif. Sebaliknya, semakin tinggi pengorbanan
(input) yang diperlukan untuk mencapai hasil (output) tertentu dikatakan kurang
produktif (Suprihanto, 2007 : 89).
Produktivitas kerja merupakan keinginan dan usaha dari setiap manusia
dalam bekerja untuk selalu meningkatkan mutu kerjanya demi kehidupan dan
penghidupannya. Kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan
kehidupan hari esok tentunya harus lebih baik dari kehidupan hari ini (Mulyono,
2006 : 103). Pengertian di atas sejalan dengan produktivitas yang dikemukakan
(Sinungan, 2010 ; 134) yakni suatu sikap yang selalu mempunyai pandangan
bahwa kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus
lebih baik dari hari ini. Hal ini akan membuat orang menjadi optimis. Optimisme
membuat seseorang selalu mencari perbaikan-perbaikan dan peningkatan. Sikap
optimisme akan mendorong orang untuk menjadi dinamis, kreatif, inovatif,
terbuka tapi kritis terhadap ide-ide baru dan perubahan-perubahan.
Menurut Tohardi (2012 : 100), mengemukakan bahwa produktivitas kerja
merupakan sikap mental. Sikap mental yang selalu mencari perbaikan terhadap
produktivitas mempunyai arti ukuran yang relatif nilai atau ukuran yang
ditampilkan oleh daya produksi, yaitu sebagai campuran dari produksi dan
aktivitas sebagai ukuran yaitu seberapa baik kita menggunakan sumber daya
dalam mencapai hasil yang diinginkan.
Menurut Sondang P Siagian (dalam Edi Sutrisno, 2010 : 99), Sumber daya
manusia merupakan elemen penting dalam organisasi, harus diakui dan diterima
manajamen. Peningkatan produktivitas kerja hanya mungkin dilakukan oleh
manusia. Sebaliknya, sumber daya manusia pula yang dapat menjadi penyebab
terjadinya pemborosan dan inefisiensi dalam berbagai bentuknya.
Menurut Singodimedjo (2010 : 101), Ada tiga aspek yang perlu ditinjau
dalam menjamin produktivitas yang tinggi, yaitu aspek kemampuan manajemen
tenaga kerja, aspek efisiensi tenaga kerja dan aspek kondisi lingkungan kerja.
Ketiga aspek tersebut saling terkait dan terpadu dalam suatu sistem dan dapat
diukur dengan berbagai ukuran yang relatif sederhana.
Jadi, produktivitas kerja merupakan suatu usaha seorang karyawan untuk
meningkatkan mutu kerjanya dengan selalu melakukan perbaikan dan peningkatan
mutu kerja dari waktu ke waktu sehingga dapat mencapai hasil yang diinginkan.
2.6. Pengukuran Produktivitas Kerja
(Ross, 2008 : 102) mengklasifikasikan pengukuran produktivitas menjadi 3 yakni :
1. Produktivitas Faktor Total. Produktivitas faktor total yaitu keseluruhan
keluruhan/output dibagi dengan keseluruhan masukan/input (tenaga kerja,
material, energi, dan modal). Produktivitas faktor total ini tidak hanya
memperhatikan semua aspek barang dan jasa yang dihasilkan. Dalam hal
ini, pengukuran ini memperhatikan efisiensi keseluruhan perusahaan.
2. Produktivitas Parsial. Pengukuran produktivitas parsial ditentukan
dengan mengembangkan rasio dari keseluruhan keluaran/output dengan
satu atau lebih dari kategori masukan/input.
3. Produktivitas Subjektif. Pengukuran produktivitas subjektif didasarkan
pada penilaian. Data ini dikumpulkan berdasarkan penilaian subjektif
pribadi. Pengukuran ini merupakan pendekatan lama tetapi jarang
digunakan (Kemppila & Lonnqvist, 2010 : 121). Dalam penelitian ini,
pengukuran produktivitas akan dilakukan dengan menggunakan
pengukuran subjektif.
2.7. Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja
Menurut Simanjuntak (dalam Edy sutrisno, 2010: 103) ada beberapa faktor yang
memperngaruhi produktivitas, diantaranya :
1. Pendidikan dan Pelatihan, latihan yang dimaksud untuk melengkapi
karyawan dengan keterampilan dan cara-cara yang tepat untuk
menggunakan peralatan kerja. Untuk itu latihan kerja diperlukan bukan
saja sebagai pelengkap akan tetapi sekaligus untuk memberikan
dasar-dasar pengetahuan.
2. Mental dan kemampuan fisik karyawan, keadaan mental dan fisik
karyawan merupakan hal yang sangat penting utuk menjadi perhatian bagi
organisasi, sebab keadaan fisik dan mental karyawan mempunyai
3. Hubungan antara atasan dan bawahan, Hubungan antara atasan dan
bawahan akan mempengaruhi kegiatan yang dilakukan sehari-hari.
Bagaimana pandangan atasan terhadap bawahan, sejauh mana bawahan
diikutsertakan dalam penentuan tujuan. Sikap yang saling jalin-menjalin
telah mampu meningkatkan produktivitas karyawan dalam bekerja.
Edi Sutrisno (2010 : 104), menyatakan bahwa indikator-indikator produktivitas
kerja adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan, mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas.
Kemampuan seorang karyawan sangat bergantung pada keterampilan yang
dimiliki secara profesionalisme mereka dalam bekerja.
2. Kondisi Lingkungan Kerja, lingkungan kerja yang harmonis dan
nyaman dapat meningkatkan hasil yang akan dicapai oleh sebab itu
kondisi lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting
dalam mempengaruhi produktivitas kerja . Hasil kerja merupakan salah
satu yang dapat dirasakan baik oleh yang mengerjakan maupun yang
menikmati hasil pekerjaan tersebut.
3. Kepuasan dan semangat kerja, ini merupakan suatu rasa atau perasaan
senang untuk berusaha lebih baik dari hari ke hari. Indikator ini dapat
dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai dalam satu hari kemudian
dibandingkan dengan hari sebelumnya.
4. Pengembangan diri, senantiasa mengembangkan diri untuk
dengan melihat tantangan dan harapan dengan apa yang akan dihadapi.
Sebab semakin kuat tantanganya, pengembangan diri mutlak dilakukan.
5. Mutu, Selalu berusaha untuk meningkatkan mutu lebih baik dari yang
telah lalu. Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukkan
kualitas kerja seorang pegawai.
6. Efisiensi, Perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan
sumber daya yang digunakan. Masukan dan keluaran merupakan aspek
produktivitas yang memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi
karyawan.
Menurut (Sinungan, 2010 : 75) faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas
kerja digolongkan pada tiga kelompok, yaitu :
1. Kualitas dan Kemampuan Fisik Pekerja, Hal ini dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan, latihan, motivasi kerja, etos kerja, sikap, mental, umur,
dan kemampuan fisik pekerja yang bersangkutan.
2. Sarana Pendukung Kerja, Hal ini mencakup lingkungan kerja dan
kesejahteraan tenaga kerja. Lingkungan kerja termasuk teknologi dan cara
produksi, sarana dan peralatan produksi yang digunakan, tingkat
keselamatan dan kesehatan kerja serta suasana dalam lingkungan itu
sendiri, sedangkan kesejahteraan tenaga kerja tercermin dalam sistem
pengupahan dan jaminan sosial serta jaminan kelangsungan kerja.
3. Supra Sarana, Hal ini meliputi kebutuhan pemerintah, hubungan
Adapun Tiffin dan Cormick dalam (dalam Sondang P Siagian, 2003 : 103),
mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas disimpulkan
menjadi dua golongan yaitu:
1. Faktor yang ada pada diri individu, yaitu umur, temperamen, keadaan
fisik individu, kelelahan dan motivasi.
2. Faktor yang ada diluar individu, yaitu kondisi fisik seperti suara,
penerangan, waktu istirahat, lama kerja, upah, bentuk organisasi
lingkungan sosial dan keluarga.
Dari penjelasan diatas terlihat bahwa sarana pendukung kerja
mempengaruhi produktivitas kerja seseorang. Salah satu yang termasuk dalam
sarana pendukung kerja tersebut adalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
Program ini bisa dipandang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Menurut Sugiyono (2009 : 38) pengertian objek penelitian adalah salah
satu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulan.
Menurut Husein Umar (2005 : 303) objek penelitian menjelaskan tentang
apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan
penelitian dilakuakan, bisa juga ditambahkan dengan hal – hal lain jika dianggap
perlu.
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Bagian Produksi PT. Pupuk
Sriwidjaja Palembang khususnya pada pabrik Pusri II yang beralamatkan di Jalan
Mayor Zen Palembang. Adapun pertimbangan pemilihan perusahaan PT. Pupuk
Sriwidjaja Palembang ini karena penulis memahami permasalahan yang terjadi
sehingga menimbulkan keinginan penulis untuk meneliti lebih jauh khususnya
pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap produktivitas kerja
karyawan pada PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang khususnya di pabrik Pusri II
3.2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain
kausal termasuk dalam jenis deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk melihat
pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Penelitian deskriptif
kuantitatif meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab
pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian (Kuncoro, 2009 : 12).
Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) (X), dan variabel terikatnya adalah Produktivitas Kerja (Y). Ciri-ciri
penelitian ini adalah mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Besarnya pengaruh didasarkan kepada koefisien korelasi.
3.3. Operasionalisasi Variabel
Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2005 : 69), pengertian
operasional variabel adalah dimana operasional merupakan penentuan contruct
sehingga menjadi variabel yang dapat diukur, sedangkan variabel adalah contruct
yang diukur dengan berbagai macam nilai untuk memberikan gambaran yang
lebih nyata mengenai fenomena – fenomena.
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
Variabel operasional penelitian ini dapat dijabarkan dalam dua jenis variabel,
yaitu sebagai berikut :
1. Variabel bebas, yaitu Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (X).
2. Variabel terikat, yaitu Produktivitas Kerja (Y)
Tabel 3.1
Operasional Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (X)
Suatu pemikiran dan
upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah dan rohaniah tenaga kerja yang berkaian dengan alat kerja, bahan dan proses pengolahannya dan lingkungan kerja. (Soeprihanto, 2006 : 249) Kesehatan Fisik Kesehatan Mental Emosi Usaha Preventif Usaha Kuratif Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Produktivitas Kerja (Y)
suatu konsep yang menunjukkan
adanya kaitan output dengan input yang dibutuhkan seorang tenaga kerja untuk menghasilkan produk. (Sinungan, 2005 : 109) Pendidikan dan Pelatihan Kerja Kondisi Lingkungan Kerja Keanekaragaman dan Sarana Pendukung Kerja Kepuasan Kerja Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal
Instumen dalam penelitian ini akan menggunakan angket (kuesioner) untuk setiap
variabelnya akan diukur menggunakan 5 tingkatan skala likert (Sugiyono, 2007 :
Untuk jawaban responden akan dirancang pertanyaan dengan pilihan jawaban
sebagai berikut :
a. Jawaban sangat setuju diberi bobot 5 .
b. Jawaban setuju diberi bobot 4.
c. Jawaban kurang setuju diberi bobot 3.
d. Jawaban tidak setuju diberi bobot 2.
e. Jawaban sangat tidak setuju diberi bobot 1
3.4. Metode Penarikan Sampel
Menurut (Sugiyono, 2012:119), Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan di Bagian Produksi
Pabrik Pusri II Palembang, sebanyak : 53 orang. Jika populasi kurang dari 100,
maka seluruh populasi menjadi sampel atau sampel jenuh. Yang dimaksud dengan
sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan bila semua jumlah populasi relative
kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi
dijadikan sampel. (Sugiyono, 2012 : 125)
3.5. Prosedur Pengumpulan Data
Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data diperoleh
dengan cara kuesioner (angket). Menurut (Sugiyono, 2009:193), Kuesioner
data pertanyaan secara terperinci yang ada hubungannya dengan tujuan penelitian
untuk kemudian dibagikan kepada sejumlah responden yang telah ditetapkan.
3.5.1. Data Yang Digunakan a. Data Primer
Menurut Sekaran (2006 : 77) data primer adalah data yang dikumpulkan
untuk penelitian dari tempat aktual terjadinya peristiwa (sumbernya). Data ini
dapat dikumpulkan dengan beberapa cara, antara lain : kuesioner, obsevasi, dan
hasil pengujian.
Dalam penelitian ini prosedur pengumpulan data didapatkan secara
langsung dari jawaban responden melalui kuesioner atau angket. Pertanyaan
dalam kuesioner dibuat sedikit mungkin dan bernilai interval. Hal ini disebabkan
oleh karena latar belakang pendidikan yang beragam. Pertanyaan yang dibuat
sedikit mungkin juga didasarkan pada waktu maupun tenaga yang harus
diluangkan untuk mengisi kuesioner. Penulis mengumpulkan dan mengelolah data
yang diperoleh dari kuesioner dengan cara memberikan bobot dari setiap
pertanyaan berdasarkan skala likert.
b. Data Sekunder
Menurut Sekaran (2006 : 77) data sekunder adalah data yang diperoleh
peneliti dari sumber – sumber yang ada melalui beberapa media perantara
(diperoleh dan dicatat pihak lain). Pada umumnya data sekunder ini berupa
catatan, berupa bukti atau laporan historis yang tersusun dalam arsip (data