• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan berupa peningkatan kemampuan siswa dalam menulis narasi dengan dikusi berbantuan gambar seri. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus di kelas V SD Negeri 02 Sidomulyo tahun pelajaran 2012/2013

4.1 Hasil Refleksi Awal Kemampuan Siswa dalam Menulis Narasi

Hasil dari refleksi awal kemampuan siswa dalam menulis narasi di kelas V SD Negeri 02 Sidomulyo sebelum dilakukan tindakan pada siklus I, dideskripsikan dalam tabel dan diagram berikut

Tabel 4.1. Prestasi Belajar Siswa dalam Menulis Narasi sebelum Dilakukan Tindakan

No Nilai Frekuensi Persentase

1. 90-100 0 0 % 2. 80-90 0 0 % 3. 70-80 1 9,09 % 4. 60-70 1 9,09 % 5. 50-60 2 18,18 % 6. <50 7 63,64 % Total 11 100 %

(2)

Diagram 4.1. Distribusi tentang Kemampuan Menulis Narasi Prasiklus

Berdasarkan refleksi awal terlihat bahwa kemampuan siswa dalam menulis narasi cukup memprihatinkan. Hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang memperoleh nilai rendah. Dari 11 siswa yang memperoleh nilai kurang dari 50 sebanyak 7 siswa (63,64 %), nilai 50-60 sebanyak 2 siswa (18,18%). Nilai 60-70 : 1 siswa (9,09 %), nilai 70-80 sebanyak 1 siswa (9,09%), nilai 80-90 tidak ada, dan nilai 90-100 juga tidak ada. Jika dilihat dari ketuntasan (KKM: 65), berarti sekitar 90,91 % siswa tidak tuntas.

Jika dilihat dari kemampuan penguasaan tiap komponen dalam menulis narasi terlihat pada tabel berikut.

(3)

Tabel 4.2. Persentase Penguasaan Per Komponen dalam Menulis Narasi No. Aspek yang Dinilai Skor

maksimal Rerata Skor Persenta se 1. Isi 9 13 43 % 2. Alur 8 14,1 47 % 3. Kosakata 3 8,9 45 % 4. Ejaan 10 16,8 84 % Total 30 44 44 %

Dari tabel 4.2. terlihat bahwa kemampuan siswa dalam menulis narasi hanya mencapai 44,%, yang meliputi komponen isi sebesar 43%, komponen alur 47%, komponen kosakata 45%, dan komponen ejaan 84%. Persentase pencapaian tiap komponen dalam penulisan narasi relatif rendah. Hal ini tentu akan berdampak pada ketuntasan kompetensi dasar, terutama kompetensi dasar menulis narasi.

4.2. Hasil Tindakan Siklus I

Hasil refleksi awal dijadikan sebagai dasar untuk melakukan tindakan dalam menulis dengan dikusi berbantuan gambar seri. Teknik ini membantu siswa dalam menulis narasi. Tindakan ini dilakukan secara kolaboratif dengan guru Bahasa Indonesia yang lain. Agar tindakan sesuai dengan harapan, peneliti melakukan berbagai persiapan, mulai dari perencanaan menyusun silabus dan RPP, pemilihan dan pengorganisasian materi ajar, pemilihan sumber belajar media, dan perencanaan untuk penilaian hasil belajar sampai dengan pelaksanaan pembelajaran. Setiap langkah diidentifikasi kesulitan-kesulitan yang mungkin terjadi selanjutnya dicari solusi-solusi pada setiap permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran, terutama dalam proses penulisan narasi. Kemudian, diberikan arahan-arahan yang operasional dan mudah dilaksanakan oleh siswa, yang selanjutnya dapat memberikan kemudahan belajar siswa dalam menulis narasi.

(4)

Setelah dilakukan tindakan, dengan memperhatikan hasil observasi, wawancara, dan hasil pekerjaan siswa, peneliti melakukan diskusi dengan kolaborator. Berdasarkan hasil diskusi tersebut, peneliti lebih intensif dalam membimbing siswa, sehingga mereka merasa tertuntun dengan model pembelajaran tersebut. Hal ini terlihat dari hasil pekerjaan mereka.

Pada langkah pembelajaran ini, peneliti berpedoman kepada RPP yang telah disiapkan. Adapun langkah pembelajaran yang peneliti laksanakan adalah: 1. Kegiatan Awal

a. Peneliti menuliskan judul materi di papan tulis dan menyampaikan tujuan sesuai indikator yang akan dicapai.

b. Peneliti menyampaikan masalah kontekstual :

Peneliti menceritakan tentang lingkungan perumahan RT 01 RW 05 yang sangat bersih karena ada gerakan jumat bersih, kemudian peneliti bertanya bagaimana keadaan lingkungan rumah para siswa.

c. Peneliti memerintahkan agar siswa dapat bercerita tentang lingkungan di rumahnya.

2. Kegiatan Inti a. Eksplorasi

- Siswa menyimak cerita dari guru dengan tema lingkungan.

- Siswa memperhatikan cerita guru tentang lingkungan yang bersih dan dampak positif yang ditimbulkan. Misalnya lingkungan kelihatan rapi, asri, dan sehat.

- Siswa juga memperhatikan cerita guru tentang lingkungan yang kotor, kumuh dan akibat-akibat yang ditimbulkan misalnya berbau, jorok dan menjadi sarang penyakit.

- Siswa dengan jumlah 11 anak dibagi menjadi 2 kelompok diskusi. - Selanjutnya masing-masing kelompok diskusi menerima gambar

yang telah disiapkan guru tentang lingkungan namun gambar yang berkisar tentang penebangan hutan dan akibat-akibat yang ditimbulkan seperti gambar berikut:

(5)

- Siswa mendiskusikan kerangka karangan berdasarkan gambar seri.

- Secara perorangan, selanjutnya siswa mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan yang utuh dan padu.

- Salah satu siswa membacakan hasil karangannya. c. Konfirmasi

- Siswa menganalisis atau menanggapi hasil pekerjaan yang dibacakan. - Guru membimbing siswa sekaligus sebagai penguatan mengaplikasikan

konsep hasil simpulan untuk menyelesaikan permasalahan kontekstual.

d. Refleksi

Refleksi pada siklus I meliputi refleksi proses pembelajaran yang berupa hasil observasi dan refleksi hasil belajar yang berupa nilai kemampuan menulis berita.

Langkah-langkah yang dilakukan ternyata membawa hasil yang positif. Pada siklus I ini tidak ada lagi kertas kosong pada satu jam pertama. Setiap siswa telah mampu menuangkan gagasan dalam narasi. Kreativitas siswa pun mulai nampak. Hal ini terlihat dari diksi yang digunakan dalam narasi yang telah dibuat. Siswa telah berani memilih dan menggabungkan kata-kata yang tidak lazim dalam keseharian sehingga narasi terlihat unik dan khas sesuai “dunia” mereka.

Hasil siklus I ini lebih baik bila dibandingkan dengan tindakan prasiklus. Namun, setelah diamati hasil pekerjaan siswa, ternyata masih terdapat kekurangan. Hal ini merupakan catatan tersendiri bagi peneliti. Beberapa catatan tersebut antara lain. Pertama, belum semua siswa mampu menggunakan diksi dengan tepat. Kata-kata yang digunakan adalah kata-kata monoton dan sudah biasa digunakan orang. Kedua, pengimajian (citraan) dalam narasi belum begitu terasa. Akibatnya, narasi yang dihasilkan kurang memberikan efek yang kuat. Hal ini menunjukkan bahwa perbendaharaan kata para siswa masih dangkal.

Adapun hasil tes kinerja setelah dilakukan tindakan pada siklus I didapatkan seperti pada tabel berikut.

(6)

Tabel 4.3. Persentase Kemampuan Siswa dalam Menulis Narasi pada Tindakan Siklus I

No Nilai Frekuensi Persentase

1. 90-100 1 9,09 % 2. 80-90 1 9,09 % 3. 70-80 2 18,18 % 4. 60-70 - - 5. 50-60 2 18,18 % 6. <50 5 45,45 % Total 11 100 %

(7)

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut tampak ada peningkatan nilai kinerja siswa. Rentang nilai 90-100 pada refleksi awal tidak ditemukan, tetapi dalam siklus I ada 1 siswa atau sekitar 9,09 % atas nama Ditha Aprilia dengan nilai 90. Tidak terdapat seorang anak pun yang berhasil mendapatkan rentang nilai 80-90 kini terdapat seorang siswa (Lia Novik) dengan nilai 80 (9,09 %). Rentang nilai 70-80 juga mengalami kenaikan semula hanya 1 siswa kini menjadi 2 (18,18 %) yakni Zulfa dan Setyaningrum masing-masing dengan nilai 70 . Rentang nilai 50-60 tetap. Sedangkan rentang nilai di bawah 50 semula ada 7 siswa kini tinggal 5 siswa. Nilai hasil tes mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siklus I (terlampir)

Hasil penguasaan per komponen dalam menulis narasi terlihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.4. Persentase Penguasaan Per Komponen Menulis Narasi dalam Siklus 1 No. Aspek yang Dinilai Bobot/

Skor ideal

Rerata Skor Persentase

1. Isi 9 23,2 77 % 2. Alur 8 18,9 63 % 3. Kosakata 3 11,6 58 % 4. Ejaan 10 17,6 88 % Total 30 72 73 %

Penguasaan per komponen dalam kegiatan munulis narasi juga mengalami peningkatan. Komponen isi sebelum dilakukan tindakan sebesar 43 % kini mejadi 77%. Komponen alur semula 47 % menjadi 63 %. Komponen kosakata semula 45 % menjadi 58 %. Komponen ejaan semula 84 % menjadi 88 %. Berikut secara rinci perolehan nilai siklus I per komponen.

(8)

Tabel 4.5 Perolehan Nilai Siklus I per Komponen

No. Nama Bobot / skor

Isi Alur Kosakata Ejaan

1 Siswa 1 3 3 1 4 2 Siswa 2 6 5 3 6 3 Siswa 3 2,5 2,5 1 3,5 4 Siswa 4 5 4 2 5 5 Siswa 5 2,5 2,5 1 3,5 6 Siswa 6 6 5 3 6 7 Siswa 7 8,5 7,5 2,5 9 8 Siswa 8 6,5 6 2 7 9 Siswa 9 7 7 2 1

(9)

10 Siswa 10 7 7 2 1

11 Siswa 11 3 3 1 4

Berdasarkan data tabel 4.5 dapat diketahui bahwa siswa yang tuntas sebanyak 4 siswa atau 36,36%. Secara rinci dapat dilihat pada lampiran.

4.3. Hasil Tindakan Siklus II

Hasil refleksi dari hasil tindakan pada Siklus I kemudian didiskusikan dengan kolaborator. Selanjutnya, hasil tersebut dijadikan sebagai dasar untuk melakukan tindakan berikutnya, yakni siklus II. Siklus II dilaksanakan karena jumlah siswa tuntas belum mencapai di atas 50 %. Tindakan yang dilakukan dalam siklus II yaitu membantu siswa mengidentifikasi kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan penulisan narasi. Berdasarkan hasil identifikasi tersebut, peneliti memberikan dorongan dan arahan kepada siswa agar mampu meningkatkan kemampuannya dalam menulis narasi.

Untuk membantu siswa dalam meningkatkan kemampuannya, peneliti memberikan beberapa model atau contoh karangan narasi. Berdasarkan model tersebut diharapkan siswa akan lebih paham. Dengan demikian beberapa kelemahan yang ada dapat diatasi.

Seperti halnya pada siklus I, langkah-langkah siklus II juga dilaksanakan berdasarkan rumusan RPP yang dibuat. Langkah-langkah tersebut yakni :

1. Kegiatan Awal

a. Peneliti menuliskan judul materi di papan tulis dan menyampaikan tujuan sesuai indikator yang akan dicapai.

b. Peneliti menyampaikan masalah kontekstual :

Peneliti menceritakan tentang lingkungan suatu sekolah yang sangat bersih karena ada gerakan jumat bersih dan budaya membuang sampah pada tempatnya sudah dilaksanakan. Peneliti bertanya bagaimana keadaan lingkungan sekolah para siswa.

(10)

c. Peneliti memerintahkan agar siswa dapat bercerita tentang lingkungan di sekolahnya.

d. Peneliti mengingatkan kelemahan dan kekurangan karangan narasi yang telah dibuat siswa pada siklus I dan berharap agar kekurangan tersebut tidak terjadi lagi pada siklus II.

2. Kegiatan Inti a. Eksplorasi

- Siswa menyimak cerita dari guru tentang lingkungan suatu sekolah yang bersih.

- Siswa mencatat manfaat dan dampak positif lain dari lingkungan sekolah yang bersih antara lain sekolah kelihatan rapi, asri, bersih, indah dan menyenangkan sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman.

- Sebanyak 11 siswa dibagi menjadi 2 kelompok diskusi yang masing-masing kelompok menerima gambar yang telah disiapkan guru. Tema gambar seri tetap tentang lingkungan seperti gambar pada siklus I meskipun ada sedikit perbedaan gambar. Gambar yang dimaksud seperti berikut:

(11)

Bencana banjir Gerakan penghijauan b. Elaborasi

- Siswa meendiskusikan kerangka karangan berdasarkan gambar di atas secara runtut.

- Secara perorangan siswa mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan yang utuh dan padu.

- Salah satu siswa membacakan hasil karangannya

c. Konfirmasi

- Beberapa siswa secara bergantian menanggapi karangan siswa yang dibaca.

- Guru membimbing siswa sekaligus sebagai penguatan mengaplikasikan konsep hasil simpulan untuk menyelesaikan permasalahan kontekstual.

d. Refleksi pada siklus II meliputi refleksi proses pembelajaran yang berupa hasil observasi dan refleksi hasil belajar yang berupa nilai kemampuan menulis berita.

Hasil tes kinerja siswa dalam menulis narasi setelah dilakukan tindakan pada siklus II didapatkan seperti pada tabel berikut.

Tabel 4.6. Persentase Kemampuan Siswa dalam Menulis Narasi pada Siklus II

(12)

1. 90-100 2 18,18 % 2. 80-90 4 36,36 % 3. 70-80 3 27,27 % 4. 60-70 1 9,09 % 5. 50-60 1 9,09 % 6. <50 0 0 % Total 11 100 %

Diagram 4.3 : Distribusi Hasil Kemampuan Menulis Narasi Siklus II

Setelah dilakukan dalam siklus II, kemampuan siswa dalam menulis narasi mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Secara rinci kemampuan siswa pada siklus II dapat dideskripsikan seperti berikut.

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut rentang nilai 90-100 pada siklus I terdapat 1 siswa. Siklus II siswa tersebut masih bertahan. Rentang nilai 80-90 semula 1 siswa kini menjadi 3 siswa (27,27 %). Rentang nilai 70-80 tetap diduduki 2 siswa. Tidak ada seorang anak pun yang menduduki rentang nilai 60-70. Rentang nilai 50-60 tetap 2 orang anak dan rentang nilai kurang dari 50 yang semula 5 siswa kini tinggal 3 anak. Nilai karangan narasi siklus II (terlampir)

(13)

Hasil penguasaan per komponen dalam menulis narasi terlihat dalam tabel berikut ini

Tabel 4.7. Persentase Penguasaan Per Komponen Menulis Narasi dalam Siklus II

No. Aspek yang Dinilai Bobot/ Skor ideal

Rerata Skor Persentas e 1. Isi 9 23,8 79% 2. Alur 8 21,2 71 % 3. Kosakata 3 13,6 68 % 4. Ejaan 10 18,9 98 % Total 30 78 78 %

Penguasaan per komponen dalam kegiatan menulis narasi juga mengalami peningkatan. Komponen isi pada siklus 1 sebesar 77 % kini dalam siklus 2 menjadi 79%. Komponen alur dalam siklus 1 semula 63 % dalam siklus 2 menjadi 71 %. Komponen kosakata dalam siklus 1 semula 58 % menjadi 68%. Komponen ejaan semula 88 % menjadi 98 %.

(14)

Tabel 4.8. Perolehan Nilai Siklus II per Komponen

No. Nama Bobot / skor

Isi Alur Kosakata Ejaan

1 Siswa 1 3 3 1 4 2 Siswa 2 7 7 2 8 3 Siswa 3 3 3 1 4 4 Siswa 4 5 4 2 5 5 Siswa 5 3 3 1 4 6 Siswa 6 6 5 3 6 7 Siswa 7 8,5 7,5 2,5 9 8 Siswa 8 7 7 2 8 9 Siswa 9 7 7 2 8 10 Siswa 10 7 7 2 1 11 Siswa 11 5 4 2 5

Berdasarkan data tabel 4.8 dapat diketahui bahwa siswa yang tuntas sebanyak 9 siswa atau 81,82%. Secara rinci dapat dilihat pada lampiran.

D. Perubahan Prestasi Belajar dan Penguasaan Per Komponen dalam Menulis Narasi dari Siklus ke Siklus

Selanjutnya hasil refleksi akhir dapat dilihat peningkatan yang lebih jelas kemampuan siswa dan penguasaan per komponen dari mulai tes awal, siklus I, dan siklus II dapat digambarkan seperti pada tabel berikut ini

(15)

Tabel 4.9. Perubahan Prestasi Belajar Siswa dalam Menulis Narasi dari Awal, Hasil Siklus II, dan Siklus II

No. Rentang Nilai Awal Siklus I Siklus II

1. 90-100 0 1 2 2. 80-90 0 1 4 3. 70-80 1 2 3 4. 60-70 1 0 1 5. 50-60 2 2 1 6. < 50 7 5 0

(16)

Tabel 4.10. Penguasaan Per Komponen dalam Penulisan Narasi dari Awal, Hasil Siklus I, dan Siklus II

No. Komponen Awal Siklus I Siklus II

1. Isi 43 % 77 % 79%

2. Alur 47 % 63 % 71 %

3. Kosakata 45 % 58 % 68 %

4. Ejaan 84 % 88 % 98 %

Total 44 % 73 % 98 %

Tabel 4.11 Nilai hasil tes mata pelajaran Bahasa Indonesia pada pra siklus, siklus I dan siklus II

No Induk Kode Siswa

L/P Nilai Ket

Pra siklus Siklus I Siklus II

1 765 Siswa 1 L 45 45 70 2 766 Siswa 2 P 60 70 80 3 767 Siswa 3 L 40 40 50 4 768 Siswa 4 L 45 50 70 5 769 Siswa 5 L 40 40 60 6 770 Siswa 6 P 45 60 80 7 771 Siswa 7 P 80 90 90 8 772 Siswa 8 P 60 70 80 9 773 Siswa 9 P 70 80 90 10 774 Siswa 10 L 45 60 80 11 775 Siswa 11 L 45 45 70 Jumlah nilai 575 650 820 Rata-rata 52.27 59.09 74.54 Nilai tertinggi 80 90 90 Nilai terendah 40 40 50 Ketuntasan 18.18 36.36 81.82

(17)

Berdasarkan tabel dan diagram tersebut terlihat bahwa terjadi peningkatan yang cukup berarti dari awal, setelah siklus I, sampai dengan siklus II.

Hasil penelitian tindakan pembelajaran menulis narasi dengan dikusi berbantuan gambar seri terbukti memberikan peningkatan kemampuan siswa dalam menulis narasi. Penguasaan per komponen dalam penulisan narasi pada penelitian awal hanya 44%, Hasil Siklus I meningkat menjadi 73%. Meskipun sudah ada peningkatan, namun perlu tindakan siklus II karena peneliti belum optimal dalam menggunakan metode diskusi berbantuan gambar seri. Setelah peneliti menggunakan metode diskusi berbantuan gambar seri secara optimal, tenyata pada tindakan siklus II meningkat lagi menjadi 98%.

Pembelajaran dengan teknik ini berjalan lebih efektif dan bermakna. Pembeljaran tersebut jelas akan mempengaruhi kualitas belajar yang optimal, sehingga peserta didik memiliki daya serap terhadap belajarnya yang tinggi pula dan pada akhirnya hasil belajar menulis narasi menjadi lebih optimal.

Gambar

Tabel 4.1. Prestasi Belajar Siswa dalam Menulis Narasi sebelum Dilakukan Tindakan
Diagram 4.1. Distribusi tentang Kemampuan Menulis Narasi Prasiklus
Tabel 4.2. Persentase Penguasaan Per Komponen dalam Menulis Narasi  No.  Aspek yang Dinilai  Skor
Tabel 4.3. Persentase Kemampuan Siswa dalam Menulis Narasi pada Tindakan  Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Guru menggunakan berbagai strategi dan metode penilaian untuk memantau kemajuan dan hasil belajar peserta didik dalam mencapai kompetensi tertentu sebagaimana yang tertulis

untuk mengumpulkan data dalam mengamati perilaku sosial emosional anak saat pembelajaran model sentra dengan indikator yang telah digunakan dan kriteria yang

Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah serta Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentangKewenangan Pemerintah dan

MM, MBA selaku dosen pembimbing tesis dan Direktur Binus International, yang telah bersedia meluangkan dan mengorbankan waktu serta tenaga untuk memberikan bimbingan dan

1) Sarung tangan, untuk mencegah perpindahan mikroorganisme yang terdapat pada tangan petugas kesehata pada pasien, dan mencegah kontak antara tangan petugas dengan

Hasil penelitian ini bagi perusahaan Samsung diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam mempertahankan produk dan konsumennya serta

It was automation (and version control) that saved them time by giving them a consistent and repeatable way to build and deploy their code.. They’ll prepare for a lot more demos and

Berikut ini merupakan tabel perbandingan hasil simulasi perancangan phase shifter menggunakan software CST dan pengukuran berdasarkan fabrikasi. Tetapi, nilai pergeseran